1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa
untuk
berkomunikasi
dalam
bahasa
Indonesia,
untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan serta memaknai pikiran dan perasaan yang disampaikan oleh orang lain baik secara lisan maupun tulisan serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah siswa yang memiliki disiplin berpikir dalam berbahasa, menyimak, berbicara, membaca serta menulis. Adapun tujuan khusus pembelajaran bahasa adalah (1) siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman dan pesan secara lisan dan tertulis, (2) siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan dan tertulis dengan jelas, (3) siswa mampu menyampaikan informasi secara lisan dan tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan. Salah satu keterampilan dan kemampuan yang perlu dimiliki manusia Indonesia yang terus mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat dan responsif terhadap perubahan tanpa kehilangan jati dirinya ialah kemahiran dalam berpikir literat (literate thinking). Literate thinking merupakan kemampuan interaksi dengan wacana sebagai respresentasi pengalaman, pikiran, perasaan, dan gagasannya secara tepat sesuai dengan tujuannya. Dengan aktivitas membaca, kita akan mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui. Oleh karena itu, Misdan dan Harjasujana (1988: v) mengatakan bahwa, “Peranan membaca dalam masyarakat modern semakin jelas dan penting”. Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Membaca sering sekali dianggap sebagai kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu bukan sekedar memahami lambanglambang tertulis, melainkan berarti pula memahami, menerima, menolak, membandingkan, atau meyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh pengarang/penulis. Kemampuan membaca seseorang banyak dipengaruhi pula oleh tingkat kematangan dan pengalamannya. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Penyelesaian berbagai kegiatan sangat bergantung pada kegiatan ini. Kegiatan belajar, mengajar, melayani masyarakat di kantor-kantor pemerintah, berdagang, dan kegiatan lainnya menuntut keterampilan membaca mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Di samping untuk mendukung penyelesaian pekerjaan, keterampilan membaca juga diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan akan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan hiburan. Pengetahuan dan keterampilan seseorang dapat bertambah secara signifikan apabila didukung dengan kegiatan membaca. Adapun kebutuhan hiburan dapat dipenuhi antara lain melalui kegiatan membaca novel. Hal di atas menunjukkan pentingnya keterampilan membaca dikuasai seseorang. Karena itu, keterampilan ini perlu diajarkan di sekolah-sekolah, bahkan di perguruan tinggi. Mereka perlu dibekali teknik-teknik membaca, metode memahami bacaan, cara memperoleh informasi dari bacaan, dan kinerja akademik lainnya. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan penguasaan siswa terhadap materimateri tersebut, guru menyelenggarakan pengukuran terhadap hasil belajar mereka. Pengukuran difokuskan pada kinerja berpikir literat yang perlu dimiliki oleh mahasiswa dan siswa. Hal ini berimplikasi terhadap guru. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam mengevaluasi keterampilan membaca (Shihabuddin, 2007: 226). Setiap manusia pasti memiliki kemampuan untuk berbicara tetapi tidak semua manusia terampil berbicara, karena untuk dapat terampil berbicara, perlu adanya Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
latihan atau upaya ke arah tersebut. Manusia dalam kegiatan sehari-harinya ternyata selalu dihadapkan dengan kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Manusia adalah makhluk sosial dan tindakan pertama dan paling penting adalah tindakan sosial karena berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi, suatu tindakan tepat saling bertukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian dan keyakinan. Oleh karena itu, maka, di dalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen umum, yang sama-sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat. Untuk menghubungkan sesame anggota masyarakat maka diperlukan komunikasi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, guru lebih banyak mengajarkan pengertian bahasa daripada penggunaan bahasa. Oleh karena itu, kemampuan siswa akan keterampilan berbicara menjadi kurang dan sangat terbatas, oleh sebab itu diperlukan keterampilan membaca yang baik sehingga penggunaan bahasa, penambahan kosakata siswa lebih bertambah. Berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Keterampilan ini dapat diwujudkan dalam bentuk berpidato, presentasi, makalah, melakukan wawancara, berbicara monolog, ceramah, khotbah, dan deklamasi. Bentuk-bentuk kegiatan ini sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Gagasan, pikiran, dan perasaan manusia diekspresikan kepada pihak lain, diantaranya, melalui keterampilan berbicara ini. Jika seseorang tidak mahir berbicara maka orang lain akan mengalami kesulitan dalam memahami gagasan atau buah pikirannya. (Shihabuddin, 2007: 193). Berdasarkan kenyataan seperti itu, penulis ingin mengujicobakan sebuah model pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran membaca terhadap pembelajaran berbicara. Pembelajaran berbicara yang monoton, membuat siswa kurang mempunyai minat dalam pembelajaran berbicara. Model atau teknik yang salah akan membuat siswa menjadi pasif dan kurang kreatif. Rendahnya keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran sekolah, Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
menyebabkan tidak adanya kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya dengan baik, sehingga perlu adanya model pembelajaran yang dapat membuat membuat siswa menjadi aktif. Topik yang dipilih untuk meneliti kemampuan membaca siswa terhadap kemampuan berbicara adalah topik tentang membaca novel. Novel merupakan topik yang membutuhkan penguasaan konsep dasar sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas jika penguasaan konsep dasarnya kurang. Topik tentang novel dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon merupakan topik yang membutuhkan penguasaan konsep dasar yang kuat tentang novel yang dibaca sehingga keterampilan membaca siwa tersebut dapat pula meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam mengeluarkan pendapat sehingga siswa menjadi berani. Berdasarkan uraian-uraian yang dipaparkan, maka untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa diperlukan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat memberikan kebebasan berpikir dan keterluasan bertindak dalam memahami pengetahuan dan memecahkan masalahnya, model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray salah satunya. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) terkadang disebut juga kelompok pembelajaran (group learning), yang merupakan istilah generik bagi bermacam prosedur instruksional yang melibatkan kelompok kecil secara interaktif. Siswa bekerja sama untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok mereka serta dengan kelompok lain. Situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dituntut untuk bekerja sama dalam suatu tugas bersama, siswa harus mengkoordinasikan usaha-usahanya untuk menyelesaikan tugas. Pada pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung untuk suatu penghargaan apabila mereka berhasil sebagai suatu kelompok. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja saling bergantung Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
satu sama lain atas tugas-tugas bersama sehingga mereka belajar untuk menghargai satu sama lain meskipun mereka berbeda ras, budaya, kelas sosial maupun kemampuan. Penggunaan model pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Permasalahan tersebut muncul karena teknik atau pun model yang dipakai oleh guru kurang cocok dan juga sesuai dengan minat siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan salah satu model pembelajaraan kooperatif yang menarik untuk digunakan dalam empat keterampilan khususnya keterampilan membaca dan keterampilan berbicara yakni tipe Two Stay-Two Stray. Tipe ini adalah salah satu teknik dalam metode diskusi yang berbasis cooperative learning. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran tipe Two Stay-Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray mempunyai karakteristik
yang
dapat
mengembangkan
kemampuan
membaca
sehingga
kemampuan berbicara siswa tersebut dapat meningkat karena tahapan yang ada menuntut siswa untuk melakukan segala aktivitas dengan siswa lain yang melibatkan proses berpikir, kerja sama dalam kelompok, toleransi antar siswa, dan lain-lain. Tujuan dari pembelajaran dengan model ini adalah agar siswa dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi dengan siswa lain. Hal ini dapat membuat siswa Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
berlatih untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya dan suasana kelas lebih menyanangkan dan termotivasi untuk belajar. Menurut Lie (2002), model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong anggota kelompok untuk memperoleh konsep secara mendalam melalui pemberian peran pada siswa. Pemberian peran pada siswa ini membuat siswa lebih memiliki tanggung
jawab
dalam
mempelajari
materi
sampai
menemukan
sendiri
pengetahuannya. Model Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dapat meningkatkan prestasi siswa dalam diskusi, karena tipe ini mengharuskan setiap siswa untuk mengeluarkan pendapatnya kepada kelompok lain tentang masalah yang telah dibahas oleh kelompoknya. Demikian juga ketika siswa kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan materi apa yang di dapat dari kelompok yang dikunjungi. Siswa yang kembali tersebut menjelaskan materi yang di dapat dari kelompok lain, siswa yang bertugas menjaga rumah menyimak hal yang dijelaskan oleh temannya. Dari wawancara dengan guru bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon ketika pembelajaran membaca novel dan siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap novel yang dibaca, yaitu 40% siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kekurangaktifan siswa terlihat pada saat diskusi berlangsung, tidak semua siswa aktif berdiskusi. Kesulitan lainnya yaitu dalam pembagian kelompok, ada siswa yang suka dengan teman kelompoknya tetapi ada juga yang tidak suka dengan temam kelompoknya, hal ini juga mempengaruhi proses pembelajaran. Kegiatan membaca dan berbicara merupakan kegiatan yang membutukan konsentrasi dalam memahami suatu bacaan serta pemahaman dalam menanggapi bacaan yang dibaca. Karena itu diperlukan suatu model pembelajaran sehingga bisa membuat siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Two StayTwo Stray yang diberikan. Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu untuk mengangkat model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray ini dalam kegiatan diskusi untuk meningkatkan kemampuan membaca dan kemampuan berbicara siswa agar siswa lebih berani untuk mengeluarkan pendapat mereka.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang fokus penelitian ini perlu diintifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut. 1) Kemampuan membaca melibatkan kemampuan mengingat akan menjadikan ketidakefektifan dalam memahami bacaan. Kemampuan seseorang dalam memahami isi bacaan akan memperkaya kosa kata mereka. 2) Kemampuan berbicara melibatkan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau
kata-kata
untuk
mengekspresikan,
menyatakan
serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. 3) Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (dua tinggal-dua tamu) merupakan pembelajaran kelompok yang tidak hanya bekerja sama dengan anggota kelompoknya tetapi bisa juga bekerja sama dengan kelompok lain yang memungkinkan keakraban sesama teman dalam suatu kelas yang berorientasi pada keaktifan siswa. Berdasarkan kajian empiris dan literatur, penelitian ini dianggap penting untuk dilaksanakan karena alasan-alasan sebagai berikut. 1) Penelitian ini berusaha memberikan informasi bahwa kemampuan membaca dan kemampuan berbicara dapat menunjang siswa untuk memahami bacaan novel dengan lebih efektif serta dapat memberikan tanggapan mengenai novel yang diberikan; 2) Penelitian ini berusaha memberikan informasi bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dapat berpengaruh pada kemampuan membaca dan kemampuan berbicara siswa. Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
1.3 Pembatasan Masalah Penelitian Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray pada pembelajaran membaca dan pembelajaran berbicara. Pembelajaran membaca yang dimaksudkan adalah pembelajaran membaca novel. Pembelajaran berbicara yang dimaksudkan adalah memberikan tanggapan terhadap novel yang dibaca dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray.
1.4 Rumusan Masalah Penelitian Penulis telah menguraikan dalam latar belakang masalah penelitian dalam peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada siswa SMP harus terus diupayakan. Dalam hal ini, termasuk peningkatan kemampuan siswa dalam membaca dan berbicara untuk kepentingan pendidikan. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka secara rinci rumusan masalah dapat ditelusuri secara bertahap melalui pertanyaan berikut. 1) Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan membaca siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon? 2) Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon? 3) Bagaimana proses pembelajaran membaca dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon? 4) Bagaimana respons siswa terhadap pembelajaran membaca dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon? Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
1.5 Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari dan memberikan alternatif teknik pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran membaca dan pembelajaran berbicara, sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: 1) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan membaca siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon. 2) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon. 3) proses pembelajaran membaca dan pembelajaran berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon. 4) respons siswa terhadap pembelajaran membaca dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon.
1.6 Manfaat Penelitian Setiap penelitian ilmiah diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih metode, teknik, model pembelajaran khususnya membaca dan berbicara agar mampu menarik minat siswa dan juga rasa percaya diri yang timbul dari dalam diri siswa. 2) Manfaat bagi siswa, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan motivasi dalam membaca dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray. Dengan demikian siswa tersebut mampu menanamkan Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
rasa percaya diri dalam berbicara dan untuk membangun jati dirinya, juga dapat menarik minat siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. 3) Manfaat bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai pembelajaran membaca terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray.
1.7 Anggapan Dasar Berdasarkan beberapa sumber referensi yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis meyakini bahwa. 1) Dalam kurikulum pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia memuat keterampilan membaca dan berbicara disamping keterampilan lain, yaitu keterampilan menulis dan menyimak karena keterampilan membaca dan berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. 2) Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray sesuai dengan pembelajaran keterampilan membaca dan berbicara karena keterampilanketerampilan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosakata, yang luas dan beraneka-ragam, penggunaan kalimat-kalimat yang lengkap serta sempurna kalau diperlukan, perbedaan pendengaran yang tepat, dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan urutan suatu cerita, atau menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang wajar serta logis (Tarigan, 2008 : 4).
1.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan membaca siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon. Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
2) H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan membaca siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon. 3) Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon. 4) H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon.
1.9 Defenisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu, model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray sebagai variabel penyebab atau independent dan kemampuan membaca dan kemampuan berbicara sebagai variabel akibat atau dependent. Defenisi operasional variabel-variabel yang digunakan peneliti yaitu: Pertama, Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan membaca dan kemampuan berbicara yaitu mengukur sejauhmana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan membaca dan kemampuan berbicara yang dirancang untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar agar lebih mengenal, saling tukar informasi dan berbagi pendapat dengan mempertimbangkan gagasan, atau mencari ide baru tentang berbagai masalah kemudian mendiskusikannya. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray ini merupakan model pembelajaran kelompok yang memacu siswa untuk mengembangkan diri memberikan informasi bukan hanya dengan teman kelompoknya tetapi juga dengan teman kelompok lain dan mendorong untuk pemecahan masalah. Kedua, kemampuan membaca. Kegiatan membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis dalam bahasa tulis. Kegiatan membaca tersebut memaknai apa yang terdapat pada baris kata demi kata dan apa yang di luarnya, Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
semuanya tergantung dari opini pembaca. Kemampuan membaca merupakan kemampuan seseorang dalam memahami isi bacaan dan melihat pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Ketiga, kemampuan berbicara. Kegiatan berbicara merupakan merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan serta perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain. Kemampuan berbicara siswa yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kemampuan berbicara bahasa Indonesia dalam menanggapi novel yang telah diberikan.
Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu