BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang telah memiliki Kepala Daerah periode 2011-2015 melalui pemilihan langsung wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Ketentuan tersebut sejalan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bakti kepala daerah terpilih yang disusun berdasarkan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah terpilih, dimana program dan kegiatan yang direncanakan sesuai urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. RPJMD Kabupaten Bandung mengintegrasikan rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD, serta masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik dan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Bandung 2011-2015 sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih, juga berpedoman pada RPJMD Provinsi Jawa Barat, serta sumber daya yang tersedia didaerah kabupaten Bandung.Sedangkan tata cara penyusunan RPJMD Kabupaten Bandung mengacu pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ Tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara`Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah. Sebagai salah satu SKPD Pemerintah Kabupaten Bandung ,RSD Soreang berkewajiban menyusun Renstra (Rencana Strategis) tahun 2011-2015. Dalam menyusun Renstra RSUD Soreang tahun 2011-2015 mengacu pada RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2011-2015. Renstra ini selanjutnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan RSD Soreang tahun 2005-2010 . Secara substansial Renstra RSUD Soreang, memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan dengan indikator yang terukur. Dalam pelaksanaannya akan mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang tersedia serta hal-hal lain yang dianggap penting antara lain Rencana Relokasi,pengelolaan keuangan sebagai Badan Layanan Umum,pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit dan kegiatan lintas SKPD serta kegiatan kewilayahan 1.2. LANDASAN HUKUM Dalam penyusunan Rencana Strategis RSUD Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015, landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan adalah sebagai berikut: a.
Landasan Idiil Pancasila
b.
Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
1
1
c.
Landasan Operasional : 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004
Tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700); 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 8.
Peraturan Pemerintah Nomor
56 Tahun
2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124; 9.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 - 2014; 12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011; 13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 15. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010; Nomor 0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK 95/PMK07/2010, tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
2
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD); 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat; 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 ; 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah. 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Berdasarkan pertimbangan di atas maka Renstra RSUD Soreang Tahun 2011-2015 disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut: a.
Maksud Penyusunan Renstra: 1.
Menyediakan dokumen Renstra RSUD Soreang Tahun 2011-2015 sebagai
acuan resmi bagi
RSUD Soreang dalam menentukan prioritas program lima tahunan yang digunakan sebagai pedoman dalam rencana pengembangan tahunan RSUD Soreang. 2.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur RSUD Soreang untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program dan kegiatan RSUD Soreang selama lima tahun.
b.
Tujuan Penyusunan Renstra: 1.
Sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di bidang kesehatan, yang berkedudukan sebagai dokumen perencanaan induk dengan wawasan waktu 5 tahunan.
2.
Sebagai bagian dari arah pembangunan bidang kesehatan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bakti Kepala Daerah terpilih.
3.
Sebagai tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan RSUD Soreang.
4.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur RSUD Soreang dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur serta memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.
1.4. HUBUNGAN RENSTRA RSUD SOREANG DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA. Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada kurun waktu 2011-2015 disesuaikan dengan prioritas Pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2010-2014 yang disusun berdasarkan capaian hasil pembangunan tahun 2005-2009 dan rencana capaian tahun 20102014. Keterkaitan prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Bandung dengan RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat, RPJP Tahap II Kabupaten Bandung. Renstra RSUD Soreang 2011-2015 disusun berdasarkan prioritas pembangunan Kabupaten Bandung ke 3 (bidang kesehatan) yaitu “Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas kesehatan”,yang dimaksudkan
3
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata di setiap wilayah, berkeadilan di setiap strata sosial ekonomi masyarakat, yang dilakukan dengan pendekatan kuratif, preventif, dan promotif. Prioritas ini selaras dengan prioritas dalam RPJPD Kabupaten Bandung Tahun 2005-2025 Tahap II yaitu peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta pengembangan jamkesmas,
dan
selaras
dengan
RPJMD
Provinsi
yaitu
aksesibilitas
dan
pelayanan
kesehatan masyarakat, juga selaras dengan RPJMN yaitu Kesehatan Selain memperhatikan RPJP dan RPJMD dan Dokumen RPJPD Kabupaten Bandung, juga memperhatikan dokumen perencanaan lainnya seperti RUTR Provinsi maupun RDTR-RTRW Kabupaten Bandung, Tata Guna Lahan, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya yang terdapat di Kabupaten Bandung.. Hal ini dilakukan agar dalam perencanaan maupun pelaksanaannya dapat sinkron sinergis dengan arah kebijakan Nasional, Propinsi dan Kabupaten. Berikut ini beberapa arah kebijakan pada RPJM Nasional Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta RPJMD Kabupaten Bandung yang berhubungan dengan Renstra RSUD Soreang. Hal ini dilakukan agar dalam perencanaan maupun pelaksanaannya dapat sinkron sinergis dengan arah kebijakan Nasional, Propinsi dan Kabupaten. 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
1.2.
Landasan Hukum
1.3.
Maksud dan Tujuan
1.4.
Sistematika Penulisan.
GAMBARAN PELAYANAN RSUD SOREANG 2.1.
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSUD Soreang.
2.2.
Sumber Daya RSUD Soreang
2.3.
Kinerja Pelayanan RSUD Soreang
2.4.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Soreang
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan 3.2. RSUD Soreang. 3.3. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSUD Soreang 4.3. Strategi dan Kebijakan RSUD Soreang
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
LAMPIRAN
4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSUD SOREANG
2.1.
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSUD Soreang Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah
Kabupaten Bandung,
berdiri pada tahun 1996, merupakan pengembangan dari Puskesmas DTP
Soreang.RSD Soreang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK. II Bandung Nomor: 445/4056/Tapra tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D. Pada tahun 1997, RSD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1409/MENKES/SK/XII/1997. Penetapan susunan organisasi dan pengisian jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999. Penyelenggaraan Tugas Pokok
dan Fungsi RSUD Soreang yang diberlakukan saat ini
berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung No. 5 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Tugas pokok : Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Fungsi : a. Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medik serta non medis; b. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan serta pelayanan rujukan; c. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Merujuk pada Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung, susunan Organisasi RSUD Soreang, terdiri dari :
1.
Direktur;
2.
Bagian Tata Usaha, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi :
3.
4.
5.
a.
Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;
b.
Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM;
c.
Sub Bagian Program dan Kehumasan.
Bidang Kemedikan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi:
a.
Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik;
b.
Seksi Rekam Medik.
Bidang Keperawatan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi :
a.
Seksi Perawatan Rawat Inap;
b.
Seksi Perawatan Rawat Jalan dan Khusus.
Bidang Keuangan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi:
a.
Seksi Mobilisasi Dana;
b.
Seksi Pengeluaran dan Akuntansi.
5
5
6.
Satuan Pengawas Intern (SPI);
7.
Kelompok Jabatan Fungsional, yang meliputi :
2.2.
a.
Komite Medik;
b.
Staf Medik Fungsional;
c.
Komite Keperawatan;
d.
Staf Keperawatan Fungsional;
e.
Instalasi.
f.
Jabatan Fungsional Lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sumber Daya RSUD Soreang
2.2.1. Susunan Kepegawaian Jumlah pegawai RSUD Soreang yang pada awal berdirinya tahun 1996 hanya 47 orang, namun sampai dengan akhir tahun 2015 jumlahnya menjadi 462 orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, paramedis keperawatan /non keperawatan, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non kesehatan. Berdasarkan status kepegawaian terdiri atas 324 orang PNS dan 138 orang Pegawai Tidak Tetap Rumah Sakit. Uraian jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan kelompok jabatan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan Kelompok Jabatan Jumlah No
Nama Jabatan
PNS
TKK
Total
1
Tenaga Struktural
14
2
Tenaga Dokter Spesialis
21
1
22
3
Tenaga Dokter Umum
7
1
8
4
Tenaga Dokter Gigi
3
5
Tenaga Perawat Ahli
6
15
21
6
Tenaga Perawat Terampil
119
41
160
7
Tenaga Perawat Gigi
3
3
6
8
Tenaga Kebidanan
17
22
39
9
Tenaga Gizi
18
3
21
10
Tenaga Farmasi
8
15
23
11
Tenaga Laboratorium
8
4
12
12
Tenaga Bank Darah
4
13
Tenaga Radiologi
3
14
Tenaga IPSRS
10
15
Tenaga Fisioterapi
1
1
2
16
Tenaga Administrasi dan Teknis
75
30
105
17
Tenaga Laundry
7
Jumlah
324
14
3
4 2
5 10
7 138
462
2.2.2. Sarana dan Prasarana RSUD Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996 dan merupakan pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang dengan dasar Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK. II Bandung Nomor : 445/4056/Tapra tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D. Pada
6
tahun 1997, RSUD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1409/MENKES/SK/XII/1997. Penetapan susunan organisasi serta pengisian jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999 dan bulan Agustus 2001 berdasarkan Perda No. 13/1998 dan Perda No. 7/2001 serta pada tahun 2002 dirubah kembali dengan kenaikan eselon menurut Perda No. 10/2002. Pada tahun 2008 melalui Perda No. 5 Tahun 2008 terdapat perubahan atas susunan organisasi serta pengisian jabatan di seluruh Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Berdasarkan Perda No. 5 Tahun 2008 tersebut maka kedudukan RSUD Soreang merupakan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung yang bertanggungjawab kepada Bupati Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan,
dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Sarana fisik/gedung RSUD Soreang terdiri dari (1) Gedung Perawatan Terpadu yang digunakan untuk kegiatan Kamar Operasi, Intensive Care Unit, Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Unit Bank Darah, (2) Gedung Manajemen dengan lantai I digunakan untuk Instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium serta lantai dasar yang digunakan untuk IGD sedangkan lantai II dan III untuk kantor serta (3) Gedung Pelayanan Kesehatan terpadu Terpadu untuk Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Kegiatan pelayanan RSUD Soreang sesuai dilaksanakan melalui instalasi-instalasi. Instalasi pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia saat ini adalah : 1.
Pelayanan Rawat Jalan : Klinik kesehatan yang tersedia di RSUD Soreang meliputi :
2.
Klinik Penyakit Dalam Klinik Kesehatan Anak Klinik Bedah Klinik Obgyn (Kandungan dan Kebidananan) Klinik Penyakit Saraf Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin Klinik Rehabilitasi Medik Klinik Mata Klinik THT Klinik Psikiatri Klinik Gigi Klinik DOTS Klinik Khusus (Klinik Aster) Klinik Umum Klinik Bedah Mulut Klinik Orthopaedi
Pelayanan Rawat Inap Instalasi Rawat Inap semula hanya berjumlah 72 buah tempat tidur terdiri dari kelas II 28 buah dan kelas III 44 buah, dengan pembangunan ruang VIP dan kelas I pada tahun 2002, dioperasionalkannya Ruang ICU pada tahun 2004 serta penambahan kapasitas unit rawat inap kelas III secara kontinyu
7
sejak tahun 2009 maka jumlah tempat tidur yang dapat dioperasikan sampai akhir tahun 2014 adalah 225 tempat tidur dengan rincian dibawah ini :
No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11
3.
Tabel 2.2. Jumlah dan Fungsi Tempat Tidur Perawatan RSUD Soreang per SMF Perincian Tempat Tidur Per-Kelas Jenis Pelayanan / Ruang Jml Ruang Kelas Non Rawat Inap TT Tindakan Kls I Kls II Kls III Utama Kelas 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyakit Dalam 50 1 7 20 22 Bedah 15 1 2 4 8 Kesehatan Anak 41 1 2 12 26 Obstetrik 13 1 1 1 10 7 Ginekologi 6 1 1 4 3 Saraf 14 1 2 4 7 THT 5 1 1 3 Mata 3 3 Pelayanan Rawat Darurat 12 12 1 Isolasi 13 2 6 5 Wing IGD 25 25 SUB TOTAL 200 7 17 48 113 15 10 Perinatologi/Bayi 25 25 TOTAL 225 7 17 73 113 15 10
Pelayanan Gawat Darurat (IGD) Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soreang merupakan pintu gerbang utama pelayanan kesehatan RS untuk melayani pasien dalam kasus-kasus yang bersifat darurat dengan didukung oleh dokter dan perawat yang profesional bersertifikasi di biang penangananan kegawatdaruratan. Namun sampai saat ini pelayanan yang diberikan belum optimal karena keterbatasan lahan yang tersedia untuk penanganan pasien gawat darurat.
4.
Pelayanan Penunjang Pelayanan ini belum sepenuhnya dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar namun secara bertahap terus dilakukan perbaikan-perbaikan guna melengkapi sarana prasarana penunjang kesehatan di RSUD Soreang. Pelayanan penunjang yang ada di RSUD Soreang baik medis maupun non medis adalah sebagai berikut. a. Intensive Care Unit (ICU) b. Instalasi Bedah Sentral c. Instalasi Radiologi d. Instalasi Patologi klinik (Laboratorium) e. Instalasi Farmasi f. Instalasi Unit Bank Darah g. IPSRS h. Unit SIM-RS i. Unit Laundry
8
2.3. Kinerja Pelayanan RSUD Soreang Rata – rata kinerja RSUD Soreang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk tahun 2012 – 2013 terjadi kenaikan yang signifikan dari jumlah total kunjungan rawat jalan dari 70.583 menjadi 89.397 kunjungan atau meningkat 26.65 %. Sedangkan untuk kunjungan rawat jalan tahun 2010 mengalami sedikit penurunan, hal tersebut terjadi karena pada bulan April 2010 RSUD Soreang memberlakukan pola tarif baru berdasarkan Perda No.23 tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Bandung Namun hal tersebut dipandang wajar dan RSUD Soreang pernah mengalami hal serupa pada tahun 2001 Ketika RSUD Soreang memberlakukan Perda No. 4 tahun 2001 sebagai pengganti pola tarif sebelumnya. Perubahan pola tarif tersebut dipandang perlu karena pola tarif yang lama sudah tidak dapat menutupi biaya operasional RS. Tabel. 2.3 Hasil Kegiatan Rawat Jalan Dan IGD Soreang Tahun 2010 s/d Oktober 2015 2010
2011
2012
2013
2014
Penyakit dalam Anak Bedah Obsgyn Mata Gigi dan Mulut THT DOTS Saraf Psikiatri
17.620 10.129 5.499 3.885 3.406 3.633 3.788 2.016 2.913 587
18.721 8.345 5.398 4.578 4.564 4.248 3.879 1.840 3.675 891
22.932 8.192 6.966 5.392 5.124 4.234 4.092 2.074 4.305 1.725
28.898 9.211 11.633 6.283 7.232 4.649 4.485 2.538 5.093 2.592
27.722 6.757 11.579 6.948 6.902 4.566 4.263 1.827 3.205 3.025
s/d Oktober 2015 24.566 5.961 8.726 6137 6.343 4.415 3.703 1.658 6.051 3.134
Kulit dan Kelamin
3.040
2.910
3.140
2.892
2.875
.2746
Umum Rehab Medik Orthopedi Kemuning Bedah Mulut Konsultasi Gizi
1.183 491 -
1.134 1.048 -
997 1.410 -
1.309 2.582 -
1.319 3.394 -
754 4.286 791 2 466 120
Total Kunjungan Rawat Jalan
58.190
61.231
70.583
89.397
84.382
79.859
IGD Total Kunjungan Rawat Jalan dan IGD
18.395
18.490
18.890
19.322
19.080
19.315
76.585
79.721
89.743
108.719
103.462
99.174
KLINIK
Sehubungan dengan tingginya jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan, terutama poliklinik penyakit dalam, anak, dan bedah, rumah sakit membuat perencanaan untuk mengembangkan PONEK dan menambah pelayanan poliklinik baru antara lain poliklinik Bisnis, jiwa, orthopedi, dan poliklinik rehabilitasi medik. Data diatas menunjukan cukup tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan RSUD Soreang dan menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Dilihat dari besarnya prosentase tingkat hunian, rumah sakit perlu menyusun perencanaan strategis untuk penambahan kapasitas layanan baik rawat jalan maupun rawat inap pada tahun berikutnya. Rata – rata kunjungan rawat jalan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mencapai 67.708 kunjungan pertahun, sedangkan rata – rata kunjungan IGD tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mencapai 86.676 per tahun.
9
Sehubungan dengan tingginya jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan, terutama poliklinik penyakit dalam, anak, dan bedah, rumah sakit membuat perencanaan untuk mengembangkan PONEK dan menambah pelayanan poliklinik baru antara lain poliklinik Bisnis, jiwa, orthopedi, dan poliklinik rehabilitasi medik. Data diatas menunjukan cukup tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan RSUD Soreang dan menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Dilihat dari besarnya prosentase tingkat hunian, rumah sakit perlu menyusun perencanaan strategis untuk penambahan kapasitas layanan baik rawat jalan maupun rawat inap pada tahun berikutnya. Adapun grafik kunjungan rawat jalan dan IGD RSUD Soreang dari hasil table 2.1 tahun 2010 s/d Oktober 2015 seperti dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Grafik Kunjungan Rawat Jalan Dan IGD RSUD Soreang 2010 s/d Oktober 2015
Seiring dengan peningkatan kunjungan pasien ke RSUD Soreang maka hal tersebut berimplikasi langsung pada peningkatan pendapatan fungsional setiap tahunnya. Melihat dari hasil pendapatan dan belanja RSUD Soreang mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2014 saja mencapai Rp. 68.832.285.398,- atau dengan kata lain target pencapaian sasaran dan kinerja RSUD Soreang melalui unitunit kerja pelayanan kesehatan yang langsung berhadapan dengan masyarakat tercapai, sedangkan untuk tahun 2015 mencapai Rp. 53.247.049.214,- nilai jumlah pendapatan hanya dihitung sampai bulan Oktober saja belum terhitung selama satu tahun. Grafik pendapatan RSUD Soreang dari tahun 2010 s/d Oktober 2015 dapat dilihat dalam Grafik di bawah ini :
10
Gambar 2.2 Grafik Pendapatan Dan Belanja RSUD Soreang Tahun 2010 s/d Oktober 2015
Berdasarkan keputusan Bupati Bandung nomor 31 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Bidang Kesehatan di Kabupaten Bandung maka RSUD Soreang melaksanakan sebagian dari kewenangan wajib bidang Kesehatan sesuai dengan Tupoksi RSUD Soreang sebagai pelaksana pelayanan kesehatan rujukan. SPM Bidang Kesehatan adalah tolok ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Indikator keberhasilan bidang kesehatan adalah ukuran besaran yang dinyatakan oleh persentase atau pernyataan lainnya yang menyatakan pencapaian keberhasilan. Maksud ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan ini adalah sebagai acuan dalam melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten Bandung. Tujuan ditetapkannya SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Bandung adalah : a.
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
b.
Meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan yang langsung berhadapan dengan masyarakat
c.
Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan Kewenangan wajib dalam bidang kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Soreang di Bidang
Pelayanan Kesehatan Rujukan yaitu : (1) Pelaksanaan pelayanan medis, (2) Pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis, (3) Pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan, (4) Pelaksanaan pelayanan rujukan, dan (5) Pelaksanaan pelayanan penelitian dan pengembangan medis. Hasil kegiatan pelaksanaan kewenangan wajib tersebut dikumulatifkan dengan hasil kegiatan institusi kesehatan lainnya (Puskesmas, Dinas Kesehatan) yang diperhitungkan sebagai bagian dari kinerja bidang kesehatan. Capaian kinerja RSUD Soreang sesuai tupoksi berdasarkan SPM bidang kesehatan dari tahun 2011 s/d Oktober 2015 dapat dilihat dalam tabel 2.5. dibawah ini.
11
Tabel 2.4. Review Pencapaian Kinerja Pelayanan RSUD Soreang Tahun 2011- Oktober 2015 Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke-
Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1 1
2
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi
Target SPM
2 IGD : 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 2. Jam buka Pelayanan 3. Pemberian pelayanan gawat darurat yg bersetifikat ATLS / BTLS ACL / PPGD 4. Ada tim penanggulangan bencana 5. Waktu tanggap pelayanan Dokter setelah pasien datang 6. Kepuasan pelanggan 7. Kematian pasien ≤ 24 jam 8. Tidak ada pasien yg membayar uang muka Rawat Jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan 2. Ketersediaan Pelayanan (klinik)
Rasio Capaian Pada Tahun Ke-
2011
2012
2013
2014
s/d Oktober 2015
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
s/d Oktober 2015 13
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
24 jam 100 %
24 jam 85 %
24 Jam 90 %
24 Jam 90 %
24 Jam 100 %
24 Jam 100 %
24 jam 90 %
24 jam 90 %
24 Jam 90 %
24 Jam 100 %
1 tim
1 tim
1 tim
1 tim
1 tim
1 tim
-
1 tim
1 tim
1 tim
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
≤ 5 menit terlayani
> 70 % < 2 /1000
≥ 75 % ≤ 5 /1000
> 75 % < 4 /1000
> 70 % < 3 /1000
> 70 % < 2 /1000)
> 70 % < 2 /1000
> 70 % ≤ 5 /1000
> 70 % ≤ 5 /1000
> 70 % ≤ 5 /1000
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 % Spesialis Anak Peny. Dalam Obgyn Bedah
> 90 % Spesialis
80% Spesialis
80% Spesialis Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS
Anak Dalam Obgyn Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS
90 % Spesialis
Anak Dalam Obgyn Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS Orthopedi Rehab.medik Jiwa
95 % Spesialis
Anak Dalam Obgyn Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS Orthopedi Rehab medik Jiwa Jantung Tumb. kembang
100 % Spesialis
Anak Dalam Obgyn Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS Orthopedi Rehab medik Jiwa Jantung Tumb. kembang
100 % Spesialis
Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS Orthopedi Rehab medik Jiwa Jantung Tumb. kembang
2011
2012
2013
2014
80% Spesialis Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut DOTS Jiwa
Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS Jiwa
s/d Oktober 2015 18
2011
2012
2013
2014
14
15
16
17
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
24 Jam 100 %
100 % 90 %
100 % 90 %
100 % 90 %
100 % 100 %
100 % 100 %
0%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1 tim ≤ 5 menit terlayani
> 70 % ≤ 5 /1000
> 70 % ≤ 5 /1000
100% 100%
100% 80%
100% 60%
100% 40%
100% 40%
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
80% Spesialis Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS
80% Spesialis Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin DOTS Jiwa
80%
80%
80%
80%
80%
66,66 %
66,66 %
66,66 %
66,66 %
73,33%
11
Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1
3
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi 2 3. Ketersediaan Pelayanan pasien Jiwa
Target SPM 3 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut
2011
2012
2013
Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke2014
5 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut
6 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut
7 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut
2012
2013
2014 12 -
4. Jam buka pelayanan
Hari kerja 08.00-13.00 Jumat 08.00-11.00
Hari kerja 08.0013.00 Jumat 08.00-11.00
Hari kerja 08.0013.00 Jumat 08.00-11.00
Hari kerja 08.0013.00 Jumat 08.00-11.00
Hari kerja 08.0013.00 Jumat 08.00-11.00
Hari kerja 08.00-13.00 Jumat 08.00-11.00
5. Waktu tunggu
< 60 menit
> 90 % < 2 jam
> 90 % < 2 jam
< 60 menit
< 60 menit
< 60 menit
< 60 menit
6. Kepuasan Pelanggan 7. Penegakan diagosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB 8. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB Rawat Inap : 1. Pemberian pelayanan
> 90 % 60 %
≥ 75 % 60 %
> 80 % 60 %
> 90 % waktu < 2 jam > 85 % 60 %
> 90 % 60 %
> 90 % 60 %
≥ 75 % 60 %
≥ 75 % 60 %
Hari kerja 08.0013.00 Jumat 08.0011.00 < 60 menit ≥ 75 % 60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
2. Dokter penanggung jawab pasien
100 %
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3
100 %
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3
100 %
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3
100 %
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3
100 %
8 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut
2011 9 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut Hari kerja 08.00-13.00 Jumat 08.00-11.00
Dok. Spesialis perawat min.D3
4 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut
s/d Oktober 2015
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3
100 %
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3 100 %
10 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut
11 -
Hari kerja 08.00-13.00 Jumat 08.00-11.00
Hari kerja 08.0013.00 Jumat 08.0011.00 < 60 menit
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3 100 %
Rasio Capaian Pada Tahun Kes/d Oktober 2015 13 Anak remaja NAPZA Gangguan Psikotik Gangguan Neurotik Mental Retardasi Mental Organik Usia Lanjut Hari kerja 08.00-13.00 Jumat 08.00-11.00
2011
2012
2013
2014
16 0%
17 0%
s/d Oktober 2015 18 100%
14 50%
15 50%
100 %
100 %
100%
100%
100%
< 60 menit
100 %
100 %
100%
100%
100%
≥ 75 % 60 %
≥ 75 % 60 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
60 %
60 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
133%
133%
133%
133%
133%
100 %
100 %
100 %
100 %
Dok. Dok. spesialis spesialis dokter dokter umum umum perawat perawat min.D3 min.D3 100 % 100 %
Dok. spesialis dokter umum perawat min.D3 100 %
100 %
12
Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke-
Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi 2 3. Ketersediaan pelayanan Rawat Inap
4. Jam Visite Dokter Spesialis 5. Kejadian infeksi pasca operasi 6. Kejadian infeksi nosokomial 7. Tidak ada pasien jatuh yg berakibat cacat / kematian 8. Pasien mati > 48 jam 9. Kejadian pulang paksa 10. Kepuasan pelanggan 11. penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis 12. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB 13. Ketersediaan pelayanan jiwa di rawat inap
Target SPM
3 Anak Dalam Obgyn Bedah
2011
4 Anak Dalam Obgyn Bedah Mata THT Saraf Kulit kelamin Orthopedi Jiwa Rehab medik Jantung Paru
2012
5 Anak Dalam Obgyn Bedah Mata THT Saraf Kulit kelamin Orthopedi Jiwa Rehab medik Jantung Paru
2013
6 Anak Dalam Obgyn Bedah Mata THT Saraf Kulit kelamin Orthopedi Jiwa Rehab medik Jantung Paru
7 Anak Dalam Obgyn Bedah Mata THT Saraf Kulit kelamin Orthopedi Jiwa Rehab medik Jantung Paru
8 Anak Dalam Obgyn Bedah Mata THT Saraf Kulit kelamin Orthopedi Jiwa Rehab medik Jantung Paru
9 Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf
08.00-14.00 tiap hari kerja
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
08.00-14.00 tiap hari kerja ≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
≤ 0,24 % <5%
≤ 0,24 % ≤ 30 %
≤ 0,24 % < 20 %
≤ 0,24 % < 25 %
> 90 %
> 75 %
> 80 %
60%
60%
60%
60% -
08.00-14.00 tiap hari kerja
08.00-14.00 tiap hari kerja
-
08.00-14.00 tiap hari kerja
2011
08.00-14.00 tiap hari kerja
Napsa, Gangguan Psikotik, Gangguan neurotik Gangguan Mental Organik
08.00-14.00 tiap hari kerja
s/d Oktober 2015
2014
2012
10 Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit Kelamin Jiwa
11 Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Kulit Kelamin
2014
12 Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Kulit Kelamin
s/d Oktober 2015 18 84,61%
2011
2012
2013
2014
14 88,88%
15 76,92%
16 76,92%
17 76,92%
08.00-14.00 tiap hari kerja ≤ 1,5 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100%
100%
100%
≤ 1,5 %
08.0014.00 tiap hari ≤ 1,5 %
08.0014.00 tiap hari kerja ≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
≤ 1,5 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
≤ 0,24 % < 10 %
≤ 0,24 % <5%
≤ 0,24 % < 20 %
≤ 0,24 % < 20 %
≤ 0,24 % < 20 %
≤ 0,24 % < 20 %
≤ 0,24 % < 20 %
100 % 105%
100 % 100%
100% 80%
100% 50%
100%
> 85 %
> 85 %
> 90 %
> 75 %
> 75 %
> 75 %
> 75 %
> 75 %
100%
93,75 %
88,23 %
88,23 %
83,33%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
100 %
100 %
100%
100%
100%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%
100 %
100 %
100%
100%
100%
Napsa, Gangguan Psikotik,
Napsa, Gangguan Psikotik, Gangguan neurotik
-
-
0%
0%
0%
0%
0%
Napsa, Gangguan Psikotik, Gangguan neurotik Gangguan Mental Organik
-
08.00-14.00 tiap hari kerja
2013
Rasio Capaian Pada Tahun Kes/d Oktober 2015 13 Anak Dalam Obgyn .Bedah THT Mata Saraf Kulit Kelamin Jiwa
-
-
13
Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1
4
5
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi
Target SPM
2011
2012
2 3 4 5 14. Tidak ada kematian pasien gangguan jiwa 100 % 100 % 100 % karena bunuh diri 15. Kejadian readminssion pasien 100 % 100 % 100 % gangguan jiwa dlm waktu ≤ 1 bulan 16. Lama hari perawatan pasien < 6 minggu < 6 minggu < 6 minggu jiwa Bedah Sentral 1. Waktu tunggu operasi ≤ 2 hari ≤ 2 hari ≤ 2 hari elektif 2. Kejadian kematian di ≤1% ≤1% ≤1% meja operasi 3. Tidak adanya 100 % 100 % 100 % kejadian operasi salah sisi 4. Tidak ada kejadian 100 % 100 % 100 % operasi salah orang 5. Tidak ada kejadian 100 % 100 % 100 % salah tindakan pada operasi 6. Tidak ada kejadian 100 % 100 % 100 % tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi 7. Komplikasi anesthesi <6% <6% <6% karena overdosis, reaksi anestesi & salah penem-patan endotra-cheal tube Persalinan dan perinatologi 1. Kejadian kematian Pendarahan ≤ Pendara-han ≤ 1 Pendarahan ≤ 1 ibu karena persalinan 1% % % Pre Pre eksampsia Pre eksampsia eksampsia ≤ ≤ 30% ≤ 30% 30% Sepsis ≤ 0,2 % Sepsis ≤ 0,2 % Sepsis ≤ 0,2 %
Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke-
Rasio Capaian Pada Tahun Ke-
2011
2012
2013
2014
9 0
10 0
11 0
12 0
s/d Oktober 2015 13 0
2011
2012
2013
2014
14 0%
15 0%
16 0%
17 0%
s/d Oktober 2015 18 0%
0
0
0
0
0
0%
0%
0%
0%
0%
0
0
0
0
0
0%
0%
0%
0%
0%
≤ 2 hari
≤ 2 hari
≤ 2 hari
≤ 2 hari
≤ 2 hari
≤ 2 hari
100 %
100 %
100%
100%
100%
≤1%
≤1%
≤1%
≤1%
≤1%
≤1%
≤1%
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
<6%
<6%
<6%
<6%
<6%
<6%
<6%
<6%
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100%
100%
100%
2013
2014
s/d Oktober 2015
6
7
8
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
< 6 minggu
< 6 minggu
< 6 minggu
≤ 2 hari
≤ 2 hari
≤1%
Pendarahan ≤ Pendarahan ≤ 1 % Pendarahan 1% ≤1% Pre eksampsia ≤ Pre eksampsia 30% Pre eksampsia ≤ 30% ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 % Sepsis ≤ 0,2 Sepsis ≤ 0,2 % %
Pendarahan ≤ 1 % Pre eksampsia ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 %
Pendarahan ≤ 1% Pre eksampsia ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 %
Pendarahan ≤ 1 % Pre eksampsia ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 %
Pendarahan ≤ 1 % Pre eksampsia ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 %
Pendarahan ≤ 1% Pre eksampsia ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 %
14
Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1
6
7
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi
2 3 2. Pemberian pelayanan Dokter Sp.OG persalinan normal Dokter umum terlatih APN Bidan 3. Pemberian pelayanan Tim PONEK persa-linan dg terlatih penyulit (Dr.Sp.OG) 4. Pemberian pelayanan Dokter Sp.OG persalinan dg Dokter Sp.A tindakan operasi Dokter Sp.An 5. Kemampuan 100 % menangani BBLR <1500gr - 2500 gr 6. Pertolongan ≤ 20 % Persalinan melalui SC 7. Kepuasan Pasien > 80 %
2011
2012
Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke-
2013
2014
3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen karena kerusakan foto 4. Kepuasan Pelanggan Lab. Patologi Klinik 1. Waktu tunggu hasil pelayanan Lab
s/d Oktober 2015
2011
2012
2013
2014
4 Dokter Sp.OG Dokter umum terlatih APN Bidan Tim PONEK terlatih
5 6 7 Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dokter umum Dokter umum Dokter umum terlatih APN terlatih APN terlatih APN Bidan Bidan Bidan Tim PONEK Tim PONEK Tim PONEK terlatih terlatih terlatih
8 9 10 11 12 Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dokter Dokter Sp.OG Sp.OG Dokter umum Bidan Bidan terlatih APN Bidan Bidan Bidan Tim PONEK Tim PONEK Tim PONEK Tim PONEK Tim PONEK terlatih terlatih terlatih terlatih terlatih
Dokter Sp.OG Dokter Sp.A Dokter Sp.An > 85 %
Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dokter Sp.A Dokter Sp.A Dokter Sp.A Dokter Sp.An Dokter Sp.An Dokter Sp.An > 85 % > 90 % > 90 %
Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dokter Sp.OG Dr. Sp.OG Dokter Sp.A Dokter Sp.A Dokter Sp.A Dr. Sp.A Dokter Sp.An Dokter Sp.An Dokter Sp.An Drr Sp.An 100 % 100 % 100 % 100%
Dr. Sp.OG Dr. Sp.A Drr Sp.An 100%
Rasio Capaian Pada Tahun Kes/d Oktober 2015 13 Dokter Sp.OG Bidan Tim PONEK terlatih Dr. Sp.OG Dr. Sp.A Drr Sp.An 100%
s/d Oktober 2015 18 66,33%
2011
2012
2013
2014
14 66,33%
15 66,33%
16 66,33%
17 66,33%
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100%
100%
100%
117,6 4%
117,6 4%
111, 11 %
111, 11 %
100%
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
> 75 %
> 75 %
> 80 %
> 80 %
> 80 %
> 75 %
> 75 %
> 75 %
> 75 %
> 75 %
100%
93,75 %
88,23 %
88,23 %
83,33%
<3%
≤3%
<3%
<3%
<3%
<3%
100 %
100 %
100%
100%
100%
dr Sp. An dr Sp. An & dr spesialis spesialis spesialis spesialis 100% 100% 100% spesialis sesuai dg sesuai dg sesuai dg sesuai dg dr spesialis sesuai dg kasus yg kasus yg kasus yg kasus yg sesuai dg kasus yang ditangani dita-ngani ditangani ditangani kasus ditangani 30% perawat 30% 30% 30% 100% 100% 60% 100% perawat 30% perawat min D3 dg perawat perawat perawat min D3 min D3 dg sertifikat min D3 dg min D3 dg min D3 dg (sertifikat sertifikat perawat mahir serti-fikat sertifikat sertifikat perawat mahir perawat mahir ICU /setara perawat perawat perawat ICU /setara ICU / setara D4 mahir ICU / mahir ICU / mahir ICU / D4) D4 setara D4 setara D4 setara D4
100%
100%
40%
30%
Intensif 1. Rata-rata Pa-sien yg <3% ≤3% <3% <3% <3% kembali ke perawatan intensif dg kasus yg sama < 72 jam 2. Pemberian pelayanan dr Sp. An dr Sp. An dr Sp. An dr Sp. An dr Sp. An Unit intensif dr spesialis dr spesialis dr spesialis dr spesialis dr spesialis sesuai sesuai dg sesuai dg kasus sesuai dg sesuai dg dg kasus kasus kasus kasus 15% perawat 75% perawat min 100% perawat 50% perawat D3 (sertifikat min D3 (sertifikat 30% perawat min D3 min D3 min D3 perawat mahir ICU perawat mahir (sertifikat (sertifikat (sertifikat /setara D4) ICU /setara D4) perawat mahir perawat mahir perawat mahir ICU /setara ICU /setara ICU /setara D4) D4) D4) Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 2. Pelaksana ekspertisi
8
Target SPM
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
< 3 jam
100 %
100 %
100%
100%
100%
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad
Dokter Sp.Rad ≤2%
Dokter Sp.Rad ≤2%
100 %
100 %
100%
100%
100%
100,6 6%
100,6 6%
100%
100%
100%
≤2%
≤3%
≤3%
≤2%
≤2%
≤2%
≤2%
≤2%
Dokter Sp.Rad ≤2%
≥ 80 %
≥ 75 %
≥ 75 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 75 %
≥ 75 %
≥ 75 %
≥ 75 %
≥ 75 %
100%
100%
83,33 %
83,33 %
83,33%
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah rutin
≤140 menit kimia darah & darah
≤140 menit kimia darah & darah
≤140 menit kimia darah & darah
100 %
100 %
100%
100%
100%
15
rutin Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1
9
10
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi 2 2. Pelaksanaan ekstertisi 3. Tidak ada kesalahan pemberian hasil pemeriksaan lab 4. Kepuasan pelanggan Rehabilitasi Medik 1. Kejadian Drop Out pasien atas pelayanan Rehab Medik yang direncanakan 2. Tidak ada kejadian kesalahan tindakan Rehab Medik 3. Kepuasan Pelanggan Farmasi 1. Waktu tunggu layanan a. Obat jadi b. Obat racikan 2. Tidak ada kejadian salah pemberian obat 3. Kepuasan pelanggan
11
12
13
4. Penulisan resep sesuai formula Gizi 1. Ketepatan waktu pemberian makanan pasien 2. Sisa makanan yg tidak termakan pasien 3. Tidak ada kejadian kesalahan pemberian diet Tranfusi Darah 1. Kebutuhan darah bagi pelayanan tranfusi 2. Kejadian Reaksi transfusi Pelayanan Gakin Pelayanan pasien GAKIN pada setiap unit pelayanan RS
Target SPM 3 Dokter Sp.PK
2011 4 Dokter Sp.PK
2012 5 Dokter Sp.PK
2013 6 Dokter Sp.PK
rutin
rutin
Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke2014
s/d Oktober 2015
7 Dokter Sp.PK
8 Dokter Sp.PK
9 Dokter Sp.PK
10 Dokter Sp.PK
2011
2012
Rasio Capaian Pada Tahun Ke-
2013
2014 12 Dokter Sp.PK 100 %
s/d Oktober 2015 13 Dokter Sp.PK 100 %
2011
2012
2013
2014
14 100 %
15 100 %
16 100%
17 100%
s/d Oktober 2015 18 100%
100 %
100 %
100%
100%
100%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
11 Dokter Sp.PK 100 %
≥ 80 %
≥ 75 %
≥ 75 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
83,33 %
83,33 %
100%
100%
100%
≤50 %
-
≤ 75 %
≤ 60 %
≤ 50 %
≤ 50 %
-
-
-
≤ 50 %
≤ 50 %
0%
0%
0%
100%
100%
100%
-
100%
100%
100%
100%
-
-
-
100%
100%
0%
0%
0%
100%
100%
≥ 80 %
-
≥ 75 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
≤30 menit
100 %
100 %
100%
100%
100%
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
≤60 menit
100 %
100 %
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
≥ 80 %
≥ 75 %
≥ 75 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
≥ 80 %
100%
100%
90 %
90 %
95 %
95 %
100 %
100%
100%
100%
100%
100%
106,6 6% 100%
100%
100 %
106,6 6% 100%
100%
100%
100%
≥ 90 %
≥ 90 %
≥ 90 %
≥ 90 %
≥ 90 %
≥ 90 %
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
≤ 20 %
≤ 30 %
≤ 25 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
≤ 20 %
150%
120%
100%
100%
100%
100 %
> 90 %
95 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100 % terpenuhi
100%
100%
100%
100%
100%
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
≤ 0,01 %
100%
100%
100%
100%
100%
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100% terlayani
100%
100%
100%
100%
100%
16
Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1 14
15
16
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi 2 Rekam Medik 1. Kelengkapan pengisian rekam medik 48 jam setelah selesai pelayanan 2. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapat informasi yang jelas 3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat jalan 4. Waktu penyelesaian dokumen rekam medik rawat inap Pengolahan Limbah 1. Baku mutu limbah cair sesuai standar :
2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai aturan Administrasi Manajemen 1. Tindaklanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat Direksi 2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja 3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 4. Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala 5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam /tahun 6. Cost recovery 7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke-
Rasio Capaian Pada Tahun Ke-
2011
2012
2013
2014
s/d Oktober 2015
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
s/d Oktober 2015 13
100 %
60 %
70 %
80 %
90 %
100 %
100%
100%
100%
100%
100 %
80 %
90 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
Target SPM
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9
2011
2012
2013
2014
14
15
16
17
s/d Oktober 2015 18
100%
166,6 6%
142,8 5%
125%
100%
100%
100%
100%
125%
111,1 1%
100%
100%
100%
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
100%
100%
100%
100%
100%
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
88,88 %
88,88 %
84,21 %
84,21 %
84,21%
2011
2012
2013
2014
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9
BOD < 30 BOD < 30 mg/I mg/I COD < 80 COD < 80 mg/I mg/I TSS < 30 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9 PH 6-9 80% 80%
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9 80%
BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9 80%
100 %
> 90 %
> 90 %
> 95 %
> 95 %
100 %
80%
100 %
90 %
90 %
95 %
95 %
100 %
80%
80%
85%
85%
85%
88,88 %
88,88 %
89,47 %
89,47 %
85%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
≥ 60 %
≥ 30 %
≥ 30 %
≥ 60 %
≥ 60 %
≥ 60 %
≥ 20 %
≥ 20 %
≥ 20 %
≥20 %
≥ 20 %
100%
100%
100%
100%
100%
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
≥ 40 % 100 %
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
17
Target Renstra SKPD Tahun KeNo 1
17
18
19
20
21
Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi 2 8. Kecepatan pemberian informasi tagihan pasien rawat inap 9. Ketepatan waktu pemberian imbalan/ insentif sesuai kesepakatan waktu Ambulance 1. Waktu pelayanan 2. Kecepatan memberikan pelayanan 3. Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah Pelayanan pemeliharaan sarana RS Ketepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Lab & alat ukur terkalibrasi tepat waktu sesuai dg ketentuan kalibrasi Pelayanan laundry 1. Tidak ada linen yg hilang 2. Ketepatan waktu penyediaan linen utk ruang rawat inap Pencegahan & Pengendalian Infeksi 1. Ada Anggota Tim PPI yang Terlatih 2. Tersedia APD di setiap Instalasi 3. Pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial
Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke-
Rasio Capaian Pada Tahun Ke-
2011
2012
2013
2014
s/d Oktober 2015
3 ≤ 2 jam
4 ≤ 2 jam
5 ≤ 2 jam
6 ≤ 2 jam
7 ≤ 2 jam
8 ≤ 2 jam
9 ≤ 2 jam
10 ≤ 2 jam
11 ≤ 2 jam
12 ≤ 2 jam
s/d Oktober 2015 13 ≤ 2 jam
100%
100%
100%
100%
100%
100%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
24 jam ≤ 30 menit
24 jam < 30 menit
24 jam ≤ 30 menit
24 jam ≤ 30 menit
24 jam ≤ 30 menit
24 jam ≤ 30 menit
24 jam < 20 menit
24 jam ≤ 20 menit
24 jam ≤ 20 menit
24 jam ≤ 20 menit
24 jam ≤ 20 menit
100% 150%
100% 150%
100% 150%
100% 150%
100% 150%
Sesuai ketentuan daerah
100%
100%
100%
100%
100%
Target SPM
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
2011
2012
2013
2014
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
2011
2012
2013
2014
14 100%
15 100%
16 100%
17 100%
s/d Oktober 2015 18 100%
< 2 jam
< 2 jam
< 2 jam
< 2 jam
< 2 jam
< 2 jam
-
-
-
-
-
0%
0%
0%
0%
0%
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
< 80 %
100%
100%
100%
100%
100%
100 %
> 70 %
> 80 %
> 80 %
> 90 %
100 %
> 70 %
> 70 %
> 70 %
> 70 %
> 70 %
100%
87,5%
87,5%
77,77 %
70 %
100 %
> 60 %
> 70 %
> 80 %
> 90 %
100 %
> 70 %
> 70 %
> 70 %
> 70 %
> 70 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
60 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
18
Dari uraian capaian kinerja pada tabel 2.4. diatas dapat ditelaah bahwa rata-rata tingkat capaian kinerja RSUD Soreang sesuai SPM mencapai 80 s/d 100% namun terdapat beberapa indicator kinerja SPM yang tidak dapat dicapai yaitu : 1.
Tingkat kematian pasien IGD meningkat dengan rata-rata tingkat kematian mencapai 5 orang dari 1000 pasien yang dilayani di IGD. Hal tersebut terjadi karena pada kurun waktu 2011 - Oktober 2015, IGD yang dimiliki belum sesuai standar. Sarana prasarana yang dimiliki belum dapat mengimbangi jumlah kunjungan serta jenis penyakit yang mampu ditangani di IGD RS sehingga jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain cukup tinggi.
2.
Jenis pelayanan spesialistik yang dimiliki RSUD Soreang belum dapat tercapai sesuai target. Dari 15 Jenis pelayanan spesialistik yang direncanakan, sampai dengan tahun 2010 RSUD Soreang baru mampu memenuhi 11 jenis pelayanan spesialistik. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya jumlah dokter spesialis yang ada serta kurangnya lahan untuk pengembangan klinik rawat jalan baru maupun kapasitas dan jenis layanan rawat inap baru..
3.
Tingkat capaian kinerja pelayanan psikiatri (kejiwaan) rawat inap pada kurun waktu 2011 - Oktober 2015 adalah 0%. Hal tersebut disebabkan karena pada kurun waktu tersebut RSUD Soreang tidak memiliki lahan maupun sarana khusus untuk pelayanan rawat inap pasien psikiatri (kejiwaan).
4.
Tidak dapat menambah jenis pelayanan spesialistik baru maupun menambah kapasitas ruangan perawatan terutama ruang perawatan pasien kelas III sehingga sering terjadi adanya pasien yang dirujuk dengan alasan ruang perawatan penuh atau tidak ada jenis pelayanan spesialistik dan prasarana pendukung pelayanan yang dibutuhkan pasien tersebut.
5.
Instalasi Bedah Sentral (IBS) yang dimiliki saat ini bersifat seadanya dan tidak sesuai dengan standar RS. Dengan keterbatasan ruangan serta sarana prasarana IBS yang dimiliki maka peningkatan kegiatan pelayanan bedah tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
6.
Intensive Care Unit (ICU) yang ada saat ini tidak sesuai standar, Ruang ICU yang ada berlokasi di dekat area publik sehingga mengganggu kenyamanan pasien dan hanya memiliki 4 tempat tidur perawatan sehingga banyak pasien yang seharusnya dirawat di ruang ICU terpaksa dirujuk ke RS lain dengan alasan ruang perawatan yang penuh padahal standar minimal kapasitas tempat tidur ICU adalah 10% dari kapasitas tempat tidur pasien yang ada.
7.
Kurangnya daya tampung untuk pelayanan pasien rawat inap karena kapasitas ruang rawat inap sangat terbatas padahal rasio kunjungan pasien rawat inap cukup tinggi.
8.
Banyaknya pasien gagal ginjal yang tidak dapat dilayani di RSUD Soreang karena sampai saat ini RSUD Soreang belum memiliki unit Hemodialisa.
9.
Banyaknya pasien persalinan yang dirujuk ke rumah sakit lain karena terbatasnya ruangan rawat inap khusus bagi pasien rawat inap pasca persalinan.
10. Rata-rata SDM pelaksana kesehatan yang telah mengikuti pelatihan sesuai tupoksinya masih dibawah 30%. Hal tersebut karena anggaran untuk pembiayaan peningkatan kualitas SDM tidak mencukupi. 11. Pengelolaan limbah padat RS belum sesuai standar. Hal tersebut dikarenakan lahan yang dimiliki RSUD Soreang belum sesuai standar sehingga pengelolaan limbah padat masih bersifat seadanya namun dengan tetap mempertimbangkan implikasi bahaya infeksius yang terjadi.
19
2.4.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Soreang Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun oleh setiap negara. Indonesia
bahkan menetapkan kesehatan sebagai hak azasi manusia seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 8 yang telah diamandemen yang berbunyi setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Bagi dunia kesehatan, perubahan politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu kedokteran, dan
teknologi merupakan
tantangan yang amat kompleks dan saling berkaitan. Paradigma jasa pelayanan kesehatan rumah sakit pun sudah mengalami perubahan yang mendasar dan merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai banyak unit bisnis strategis, sehingga membutuhkan penanganan dengan konsep manajemen yang tepat. Kinerja pelayanan kesehatan seperti halnya di RSUD Soreang Kabupaten Bandung menjadi isu kebijakan yang makin strategis karena perbaikan kinerja pelayanan kesehatan memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja pelayanan kesehatan akan bisa memperbaiki iklim investasi yang diperlukan untuk bisa segera keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan Dalam menghadapi tantangan global, tugas RSUD Soreang semakin berat karena selain memberikan pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi, juga harus tetap dapat menjaga dan meningkatkan kualitas jasa pelayanan agar tetap survive di tengah-tengah perkembangan rumah sakit swasta. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di RSUD Soreang, selain harus mampu memberikan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, juga harus memperhatikan pasar dan memperhitungkan perubahan yang terjadi pada lingkungan kesehatan eksternalnya ketika menyusun strateginya. Dengan diterbitkannya Paket Undang-Undang Keuangan Negara khususnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum, serta Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah merupakan dukungan payung hukum agar RSUD Soreang dapat menjadikan dirinya sebagai Instansi Pemerintah yang memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan sehingga dapat meningkatkan tingkat kesehatan organisasi, yang pada akhirnya mampu menjadi suatu institusi kesehatan yang memiliki daya saing yang tinggi. Untuk masalah tersebut diatas yang perlu dipertimbangkan hal-hal dibawah ini. 2.4.1.
Pengelolaan Rumah Sakit sebagai BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Dalam rangka meningkatkan kinerja Instansi di lingkungan
pemerintah yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya tanpa mengutamakan mencari keuntungan didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. Pada tahun
2009 RSUD Soreang telah melaksanakan penilaian persyaratan subtantif dan
administratif untuk menjadi BLUD oleh Tim Pengkaji dan Tim Penilai RSUD Soreang dari unsur Pemerintah Kabupaten Bandung yang diangkat oleh Bupati Bandung dan diketuai langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupen Bandung. Berdasarkan penilaian dari Tim tersebut maka diputuskan RSUD Soreang dipandang
20
layak menjadi SKPD dengan pengelolaan keuangan berbentuk BLUD berdasarkan Keputusan Bupati Bandung no. 900/Kep.498-Org/2009 tanggal 30 Desember 2009 dengan status BLUD Secara Penuh. 2.4.2.
Akreditasi Rumah Sakit Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit perlu dilakukan perbaikan-perbaikan baik fisik
bangunan, penambahan sarana dan prasarana, penambahan peralatan dan ketenagaan serta pemberian biaya operasional dan pemeliharaan sehingga mutu pelayanan rumah sakit sesuai dengan standar sebagaimana diisyaratkan untuk akreditasi rumah sakit dengan tujuan agar rumah sakit dapat berfungsi sebagai institusi yang dapat memberikan tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan serta memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit dan masyarakat. Akreditasi rumah sakit dilandaskan pada SKN 1982, Undang-Undang RI No. 23/ 1992 pasal 59, Kepmenkes RI No. 558/ tahun 1984; Permenkes RI nomor 159B/Menkes/Per/II/1988, Kepmenkes RI nomor 436 tahun 1993 yang menyatakan bahwa program akreditasi harus segera dapat dilaksanakan oleh seluruh rumah sakit di Indonesia. Akreditasi rumah sakit mencakup 20 standar kegiatan pelayanan yang dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan rumah sakit masing-masing oleh karena itu RSUD Soreang harus mempersiapkan diri baik fisik bangunan, sarana dan prasarana, peralatan dan ketenagaan untuk dapat terakreditasi sesuai dengan ketentuan, secara bertahap dengan dukungan baik dari internal rumah sakit maupun eksternal rumah sakit. Pada tahun 2009 RSUD Soreang telah melaksanakan kegiatan penilaian akreditasi RS untuk 12 jenis pelayanan oleh Tim KARS DepKes RI, yaitu : (1) Pelayanan Administrasi dan Manajemen, (2) Pelayanan
Kemedikan,
(3)
Pelayanan
Rekam
Medik,
(4) Pelayanan IGD,
(5) Pelayanan
Keperawatan,(6) Pelayanan K3RS, (7) Pelayanan Infeksi Nosokomial, (8) Pelayanan OK, (9) Pelayanan Laboratorium, (10) Pelayanan Radiologi, (11) Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi,
(12) Pelayanan
Farmasi dengan status kelulusan akreditasi Penuh Tingkat Lanjut berdasarkan Sertifikat Akreditasi Rumah sakit No. YM.01.10/III/307/10 dari Ditjen Yanmed DepKes RI tanggal 19 Januari 2010. Khusus untuk akreditasi 12 pelayanan ini, pada tanggal 12 Nopember 2010 RSUD Soreang mendapatkan
penghargaan
dari
Menteri
Kesehatan
RI
berdasarkan
Kepmenkes
No.
1623/menkes/SK/X/2010 tanggal 12 Nopember 2010 sebagai Rumah Sakit Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2010.
21
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan RSUD Soreang Tugas pokok dari RSUD Soreang sebagai SKPD penyedia jasa layanan publik langsung kepada
masyarakat adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan di RSUD Soreang yang harus selalu akomodatif serta responsif terhadap tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu maka dibutuhkan berbagai sarana prasarana yang menunjang dan memadai guna tercapainya kegiatan pelayanan kesehatan rujukan di Kabupaten Bandung yang lebih optimal. Di bawah ini diuraikan permasalahan yang dihadapi RSUD Soreang dalam upayanya melakukan pengembangan. Tabel 3.1. Idetifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi RSUD Soreang No 1 1
Capaian/ Kondisi Saat Ini 3
Standar yang Digunakan 4
ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada Ada Ada -
MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes Menkes Menkes MenKes MenKes
GAWAT DARURAT a. Umum b. Triage g. Supporting c. Bedah d. Medical e. Pediatry f. Obgyn h. Intermediate Ward i. High Care Unit j. Oneday Care
ada ada ada -
MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes
BEDAH CENTRAL a. Administrasi b. Persiapan c. Anesthesi d. Operasi e. Pemulihan f. Supporting g. Organ Bank
ada ada ada ada ada ada -
MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes
Aspek Kajian 2 PELAYANAN MEDIK 1) RAWAT JALAN a. Umum b. Penyakit Dalam c. Kesehatan Anak d. Bedah e. Obgyn f. Mata g. THT h. Gigi dan Mulut i. Kulit dan Kelamin j. Syaraf k. Jiwa l. Rehab Medis m. Bedah Mulut n. Orthopaedi o. Kelainan Khusus p. Bedah Syaraf
2)
4)
Faktor yang Mempengaruhi Internal
Eksternal
Permasalahan Pelayanan SKPD
5
6
7
Belum ada Tenaga Dokter Spesialis pendukung
Lahan bangunan yang ada tidak mencukupi
Sulit untuk Mendapat tenaga Dr. spesialis
Sarana penunjang pelayanan yang dimiliki belum lengkap sehingga masih banyak pasien yang dirujuk
Lahan bangunan yang ada tidak mencukupi Sarana penunjang pelayanan yang dimiliki belum lengkap
22
22
No
Aspek Kajian
1 5)
2
PELAYANAN PENUNJANG MEDIK 1) RADIOLOGI 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
3
3.2.
FARMASI ANESTHESI LABORATORIUM REHABILITASI MEDIK PATOLOGI IPDL JENAZAH
PELAYANAN ADMINISTRASI 1) DIREKSI 2) BAGIAN KEUANGAN 3) BAGIAN TATA USAHA BAGIAN PELAPORAN 4) DAN INFORMASI BIDANG PELAYANAN 5) MEDIS BIDANG PENUNJANG 6) MEDIS BIDANG 7) KEPERAWATAN 8)
4
2 ICU a. Surgical b. Medical
BIDANG DIKLAT
Capaian/ Kondisi Saat Ini 3
Standar yang Digunakan 4
ada ada
MenKes MenKes
ada ada ada ada ada ada ada
MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes MenKes
ada ada ada
MenKes MenKes MenKes
ada
MenKes
ada
MenKes
ada
MenKes
ada
MenKes
-
MenKes
ada ada ada
MenKes MenKes MenKes
Faktor yang Mempengaruhi Internal
Eksternal
Permasalahan Pelayanan SKPD
5
6
7 Jumlah tempat tidur tidak mencukupi
masih menyatu dengan Tata Usaha
SERVICE 1) 2) 3)
IPSRS INSTALASI GIZI/DAPUR CUCI / LAUNDRY
4)
CSSD
-
MenKes
5)
SANITASI LINGKUNGAN & PERTAMANAN
-
MenKes
Baru mulai berdiri tahun 2011 Masih menyatu dg. IPSRS
Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Pembangunan di Kabupaten Bandung pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah
tahun 2011-2015 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Berbagai isu global dan nasional perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu yang dihadapi Kabupaten Bandung antara lain : keamanan dan ketertiban masyarakat, pelayanan publik, lingkungan hidup dan bencana, kualitas sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan dan keshalehan sosial), pembangunan perdesaan dan ketahanan pangan, infrastruktur wilayah dan tata ruang, serta kemiskinan. Dalam menangani isu tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan
peluang serta
mempertimbangkan isu yang ada di Kabupaten Bandung, maka visi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung pada tahun 2011 - 2015 yang hendak dicapai pada tahapan kedua RPJP Daerah Kabupaten Bandung adalah :
23
“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”. Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan potensi yang dimiliki, maka ditetapkan misi RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. Misi Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : 1.
Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah
2.
Meningkatkan profesionalisme birokrasi
3.
Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan
4.
Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda
5.
Memantapkan pembangunan perdesaan
6.
Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
7.
Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing Dalam melaksanakan tupoksi serta menjabarkan visi dan misinya maka
RSUD Soreang
berpedoman pada visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 khususnya misi ke dua “Meningkatkan profesionalisme birokrasi” serta misi keempat “Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda”. Dibawah ini diuraikan rumusan arah kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan fungsi pelayanan RSUD Soreang. Tabel 3.2. Arah Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang Berkaitan dengan Tupoksi RSUD Soreang Visi :Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan” Misi Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Strategi Misi II: Mewujudkan Meningkatnya Mengembangkan sistem manajemen Peningkatan kapasitas SDM Meningkatkan pelayanan kualitas kepegawaian, struktur organisasi, dan aparatur sesuai peran dan fungsinya. profesionalisme Publik yang dan kuantitas administrasi pelayanan publik yang Penerapan system reward and birokrasi” prima pelayanan efisien, efektif, transparan, akuntabel dan punishment yang berkeadilan. profesional dengan menjunjung tinggi nilai- Peningkatan kesejahteraan aparatur. nilai good governance dan clean Peningkatan kualitas pelayanan goverment untuk meningkatkan kualitas publik dengan pola pendekatan fungsi pelayanan pemerintah kepada pelayanan prima. masyarakat Peningkatan disiplin kerja aparatur. Mengembangkan sistem manajemen keuangan Peningkatan pemanfaatan teknologi yang mendukung peningkatan potensi data dan informasi. penerimaan daerah, pengelolaan, dan Peningkatan pengawasan internal pemanfaatan keuangan daerah yang digunakan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan aspek-aspek tertib, efektif, efisien, transparan dan bertanggung jawab yg tercipta melalui sistem pengawasan keuangan yang ketat. Mengembangkan sistem database yang bersifat informatif, aktual, dan mudah diakses oleh masyarakat Misi IV : Meningkatnya Meningkatnya Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Peningkatan rasio sarana kesehatan Meningkatkan kualitas SDM akses dan mutu dengan menyediakan dan memanfaatkan terhadap jumlah penduduk kualitas SDM yang secara optimal sarana dan prasarana pelayanan Peningkatan sarana prasarana (pendidikan dan berbudi pekerti kesehatan, agar tercapai standar minimum kesehatan kesehatan kesehatan) luhur, Menurunnya AKI pelayanan kesehatan Peningkatan Kualitas Pelayanan yang berbudaya dan AKB Kesehatan berlandaskan sunda dan Peningkatan Kualitas SDM Kesehatan Iman dan takwa berlandaskan Peningkatan kemitraan dan peran serta serta iman dan taqwa masyarakat dalam bidang kesehatan melestarikan Penguatan Manajemen Kesehatan budaya sunda
24
Dalam upaya untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung maka diperlukan identifikasi berbagai faktor-faktor pengahambat dan pendorong pelayanan RSUD Soreang agar Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung tersebut dapat berjalan searah dengan rencana pengembangan jangka menengah RSUD Soreang sesuai dengan tupoksinya dan menjadi bagian dari kontribusi pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bandung. Identifikasi tersebut nantinya bermanfaat pula pada perumusan isuisu strategis dalam pengembangan RSUD Soreang pada kurun waktu 5 tahun kedepan. Identifikasi faktor-faktor pengahambat dan pendorong pelayanan RSUD terhadap Visi dan Misi (dibatasi pada Visi dan Misi yang berkaitan dengan tupoksi RSUD Soreang sebagai SKPD yang menyediakan pelayanan publik di bidang kesehatan) Pemerintah Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.3. faktor-faktor pengahambat dan pendorong pelayanan RSUD terhadap Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung Visi : Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan” Misi Pemerintah Faktor No Kabupaten Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong Bandung 1 2 3 4 5 1 Misi II: Masih ada SDM dengan jenjang Tidak adanya ketentuan khusus Adanya perubahan pola Meningkatkan pendidikan yang tidak sesuai dalam pola rekruitmen RS serta manajemen RS menjadi profesionalisme dengan kebutuhan aturan reward dan punishment PPK-BLUD yang birokrasi” belum ada memberikan kewenangan Sistem reward dan punishment lebih luas dan fleksibel agar belum tegas Sistem remunerisasi yang ada RS dapat mengatur pola belum mendukung pada Belum memiliki sistem pola rekruitmen RS serta peningkatan kesejahteraan remunerisasi yang berbasis aturan reward dan pegawai kinerja dan lebih berkeadilan. punishment yang mengarah Kurangnya keinginan sebagian Kurangnya disiplin pegawai kepada pelayanan prima. SDM RS untuk merubah budaya pemanfaatan teknologi data dan Adanya kebijakan kerja dari yang bersifat informasi dalam pelayanan belum manajemen untuk konvensional menuju optimal. mengedepankan pemanfaatan IT Pengawasan Internal belum pemanfaatan teknologi Rata-rata anggota SPI sebagai optimal data dan informasi dalam pengawas internal telah pelayanan maupun memasuki masa purna bhakti administrasi 2 Misi IV : Sarana prasarana pelayanan Anggaran belanja yang ada Tingkat animo masyarakat Meningkatkan kesehatan yang dimiliki belum hanya cukup untuk membiayai yang cukup tinggi untuk kualitas SDM lengkap. belanja operasional pelayanan menjadikan RSUD Soreang (pendidikan dan Jumlah sarana pelayanan RS dan 10% pengadaan sarana sebagai pilihan pertama kesehatan) yang prasarana investasi RS dalam hal pelayanan kesehatan tidak sebanding berlandaskan kesehatan . dengan jumlah kunjungan pasien Lahan yang dimiliki sangat Iman dan takwa yang terus meningkat . terbatas sehingga sulit untuk serta melestarikan Jumlah tenaga dan jenis spesialis menambah kapasitas pelayanan budaya sunda kesehatan yang dibutuhkan yang ada terbatas. Sulitnya melaksanakan rekruitmen tenaga spesialis baru yang dibutuhkan
3.3.
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis RSUD Soreang berasal dari perubahan status DTP Soreang menjadi Rumah sakit tipe D tahun
1996 dan menjadi tipe C tahun 1997. Lokasi RSUD Soreang berada tepat ditengah-tengah kota Kecamatan Soreang dengan luas lahan 7.208 m2. Oleh karena berada dipusat keramaian (Civil Centre), lahan yang terbatas untuk pengembangan dan pembangunan fasilitas penunjang lainnya belum sesuai dengan RDTR Kota Soreang. Wilayah cakupan RSUD Soreang meliputi beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung antara lain : Kecamatan Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari,
25
Baleendah, Arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, disamping menerima kunjungan pasien dari luar Kabupaten Bandung antara lain Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur Bagian Selatan dan Garut Selatan. Dengan kondisi geografisnya yang sangat strategis tersebut berdampak positif terhadap peningkatan kunjungan masyarakat yeng membutuhkan pelayanan kesehatan rujukan ke RSUD Soreang. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan masyarakat ke RSUD Soreang dan peningkatan pendapatan setiap tahunnya. Namun pada kenyataannya peningkatan jumlah pasien tersebut belum dapat diimbangi kecukupan sarana prasarana serta kapasitas ruangan yang memadai yang sesuai dengan standar . Lokasi RSUD Soreang saat ini berada di pusat kota kecamatan tepatnya berada di Jl. Alun-Alun Utara No.1 Desa pamekaran Soreang dengan kondisi saat ini : 1.
Berseberangan dengan Alun-Alun Soreang yang sudah padat akan pemukiman dan berdekatan dengan pusat komersil dan terminal.
2.
Dengan padatnya pemukiman di sekitar RSUD Soreang maka pihak rumah sakit sulit untuk melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta dikhawatirkan akan sangat mudah dalam penyebaran penyakit.
3.
Kedekatan RSUD Soreang dengan pusat komersil dan terminal membuat akses menuju rumah sakit kadang terganggu.
4.
Tingkat kebisingan di sekitar RSUD Soreang cukup tinggi sehingga mengganggu ketenangan dan kenyamanan pasien padahal idealnya setiap rumah sakit harus berada di wilayah yang tenang dan merupakan area bersih.
5.
Area yang sempit (dibawah 1 hektar) membuat pihak rumah sakit sulit melakukan pengelolaan dan pengembangan terutama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan maupun penyediaan lahan parkir.
6.
Lokasi RSUD Soreang cukup jauh dengan lokasi badan air penerima namiun pembuangan limbah cair selama ini masih menggunakan roil kota dan saluran drainase jalan. Dalam menelaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten
Bandung yang berkaitan dengan keberadaan lokasi RSUD Soreang saat ini maka perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Didalam Perda Kab. Bandung No.3 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007 s/d Tahun 2027 diuraikan pokok-pokok peruntukan lahan dan lokasi RSUD Soreang sebagai berikut : a. Peruntukan lahan bagi kegiatan eksisting RSUD Soreang yang saat ini sudah beroperasi diarahkan untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa. b. Kegiatan RSUD Soreang tersebut akan diarahkan untuk direlokasi ke desa Sadu kecamatan Soreang atau desa Gandasari Kecamatan Katapang.
2.
Berdasarkan draft peta Rencana Tata Guna Lahan Kawasan Perkotaan Soreang 2009-2027 dinyatakan bahwa lokasi eksistik RSUD Soreang saat ini diperuntukkan bagi fasilitas sosial
3.
Adanya Surat dari Kepala BPLH Kab. Bandung Nomor 667/202/BPLH tanggal 1 Pebruari 2010 perihal Dokumen Lingkungan RSUD Soreang dimana didalamnya terdapat kesimpulan yang menyatakan bahwa ”Kegiatan Pembangunan / Pengembangan RSUD Soreang eksisting yang bersifat menambah luasan lahan tertutup tidak diperbolehkan , kecuali bagi kegiatan pembangunan / pengembangan yang mengubah fungsi bangunan internal RSUD Soreang.
26
4.
Luas tanah RSUD Soreang yang hanya 7381 M2 berimplikasi langsung terhadap kapasitas pelayanan yang tersedia. Keterbatasan lahan tersebut membuat RSUD Soreang tidak dapat melakukan pengembangan jenis pelayanan baru maupun penambahan kapasitas ruangan perawatan. Sehingga sering terjadi adanya pasien yang dirujuk dengan alasan ruang perawatan penuh atau tidak ada jenis pelayanan spesialistik dan prasarana pendukung pelayanan yang dibutuhkan pasien tersebut Berdasarkan uraian telaahan diatas dan dalam upaya mensikapi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang semakin berkembang maka diperlukan lokasi RSUD Soreang baru untuk relokasi RS dengan luas lahan yang memadai sekelas tipe B. 1.
Kondisi eksisting lahan RSUD Soreang saat ini sudah tidak layak untuk dikembangkan secara fisik sehingga berimplikasi langsung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
2.
Perlu adanya lahan baru sebagai lahan relokasi RS sekelas RS Tipe B yang dapat menampung lebih banyak jenis pelayanan kesehatan yang diberikan maupun kapasitas pelayanan yang disediakan.
3.
Bahwa lahan yang ditetapkan menjadi lahan baru RSUD Soreang tersebut dapat dikembangkan secara terus menerus untuk dapat merespon kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung akan pelayanan kesehatan yang semakin meningkat.
4.
Lokasi yang ditetapkan menjadi lahan relokasi RS tersebut harus mempunyai nilai kebijakan strategis bagi Pemerintah Kab. Bandung dan aktifitas wilayahnya cenderung mengarah pada kesesuaian ruang berdasarkan arahan kegiatan perkotaan dan rencana pengembangan baik fisik maupun non fisik Wacana Relokasi RSUD Soreang selain mengacu kepada RTRW Kabupaten Bandung dan RDTR
Kota Soreang tahun 2001-2010 perlu diadakan pengkajian mendalam agar didapat lokasi yang sesuai kebutuhan Penataan Ruang dan Tata Kota serta sesuai dengan Peningkatan Kinerja Rumah Sakit dan tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Rencana terperinci mengenai RDTR Kota Soreang telah direvisi sejak tahun 2001 melalui pembahasan pada lokakarya tanggal 11 September 2002 dan penyelarasan pada tanggal 18 Oktober 2002 menghasilkan 5 kesepakatan antara lain rencana relokasi RSUD Soreang dengan alternatif Desa Sadu dan Desa Cingcin. Hasil akhir dari RDTR Kota Soreang menyatakan bahwa lokasi RSUD Soreang adalah di Desa Gandasari Kec. Katapang. Pada pembahasan APBD 2006 dengan legislatif tanggal 3 Januari 2006 disarankan relokasi RSUD Soreang ke Mulut Pintu Tol Soroja yang akan direncanakan pada 2005-2010. Dalam hal rencana Relokasi tersebut RSUD Soreang telah melaksanakan beberapa upaya antara lain: mengikuti rapat pembahasan dengan institusi terkait, mengikuti seminar dan lokakarya RDTRK, membuat kajian singkat relokasi serta membuat proposal proyek relokasi dan pengembangan RSD Soreang (tahun 2003). Untuk menetapkan rencana relokasi perlu dipertimbangkan beberapa hal dibawah ini: 1.
Prestasi kerja (Kinerja) RSUD Soreang menunjukan peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya
2.
RSUD Soreang telah memiliki segmen pasar yang cukup baik meliputi penduduk dari wilayah Kabupaten Bandung maupun Kabupaten-Kabupaten lain disekitarnya.
3.
Provider/Petugas Pelaksana terutama dokter (92 %) berdomisili di Kota Bandung, sedangkan petugas lainnya tersebar di Soreang, Ciwidey, Banjaran, Katapang, Margahayu dan Cimahi.
4.
Faktor aksesibilitas yang mudah dijangkau menguntungkan bagi Provider/ Pelaksana dan Costumer/masyarakat dalam upaya penanganan pasien khususnya dalam keadaan yang darurat dan
27
emergensi. Untuk relokasi diperlukan studi Kelayakan (feasibility study), UPL –UKL, pembebasan tanah untuk pembangunan gedung rumah sakit dan akses jalan kerumah sakit, master plan dan lain-lain. 3.4.
Penentuan Isu-isu Strategis Berdasarkan uraian kondisi RSUD Soreang, capaian kinerja pelayanan, RPJMD Kabupaten
Bandung, RDTR Kota Soreang yang telah diuraikan diatas maka hal-hal yang dianggap penting dalam pengembangan RSUD Soreang adalah kecenderungan peningkatan kinerja pelayanan, perubahan pangsa pasar serta penyesuaian kegiatan terhadap RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2011-2015. Oleh karena itu RSUD Soreang diproyeksikan harus mampu menyediakan pelayanan
kesehatan rujukan bagi masyarakat
Kabupaten Bandung dengan kriteria sebagai yang menjadi isu-isu strategis pengembangan RSUD Soreang sebagai berikut : 1. Mempunyai lokasi yang strategis sehingga dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat baik Customer (pangsa pasar ) maupun oleh Provider (pelaksana pelayanan) 2. Memiliki lahan dan fisik bangunan sekelas Rumah Sakit Tipe B 3. Memiliki peralatan medis, penunjang medis dan non medis yang memadai 4. Memiliki sumber daya manusia dengan jumlah yang memadai dengan kompetensi sesuai bidangnya 5. Mampu melaksanakan pemantauan dan penjagaan mutu pelayanan kesehatan. 6. Terakreditasi oleh Badan Akreditasi yang kompeten 7. Mampu melakukan pengelolaan sumber daya secara mandiri dalam bentuk BLUD. 8. Meningkatkan tipe kelas Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Tipe B
28
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi RSUD Soreang Dalam melaksanakan kegiatannya RSUD Soreang berpedoman pada Visi dan Misi yang telah disesuaikan dengan Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015. Arah pengembangan RSUD Soreang yang ingin dicapai RSUD Soreang mengacu pada Visi Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu “Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”. Dalam hal implementasi arah kebijakan, strategi, sasaran serta berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada kurun waktu 2011-2015 , RSUD Soreang disusun untuk dapat mendukung arah kebijakan pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Bandung yang menjadi perwujudan dari cita-cita Misi Pembangunan dari Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan tupoksi RSUD Soreang sebagai lembaga penyedia jasa kesehatan yaitu : a.
Misi II Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda.
Berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung diatas maka dirumuskanlah Visi dan Misi RSUD Soreang Tahun 2011 -2015 sebagai berikut. Visi RSUD Soreang
:
Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang yang mandiri, unggul, maju dan berdaya saing serta amanah Misi RSUD Soreang
:
1.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya manusia
2.
Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan paripurna.
3.
Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara profesional
4.
Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang pelayanan dan pendidikan kesehatan
5.
Meningkatkan kesejahteraan pegawai
6.
Meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan nilai-nilai religius dan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSUD Soreang Kinerja pelayanan kesehatan seperti halnya di RSUD Soreang Kabupaten Bandung menjadi isu kebijakan yang makin strategis karena perbaikan kinerja pelayanan kesehatan memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja pelayanan kesehatan akan bisa memperbaiki iklim investasi yang diperlukan untuk bisa segera keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dalam kehidupan politik, isu-isu tuntutan masyarakat akan perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah satu faktor penting yang mendorong
29
29
munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan kesehatan di RSUD Soreang diharapkan akan memperbaiki citra RSUD Soreang di mata masyarakat karena dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, maka kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun. Dalam rangka mewujudkan perbaikan kinerja RSUD Soreang sebagaimana yang diharapkan, pada tataran implementasinya dilakukan melalui tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan strategi yang direncanakan dengan cermat sehingga akan memberikan arahan yang jelas kepada setiap anggota organisasi untuk dapat mencapai kinerja pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif. Berdasarkan analisis pencapaian kinerja RSUD Soreang pada kurun waktu 2006-2010 yang dipadukan dengan berbagai faktor eksternal yang mempengaruhinya serta dalam upaya menjunjung Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung yang terkait dengan pembangunan kesehatan dan Visi dan Misi RSUD maka tujuan dan sasaran jangka menengah RSUD Soreang yang ingin dicapai dalam sebagai perwujudan visi, misi, RSUD Soreang 2011-2015 adalah sebagai berikut, 1.
Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan. Sasaran :
2.
a.
Pengembangan produk pelayanan unggulan dan produk layanan yang belum ada
b.
Pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dan non kesehatan
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas. Sasaran : Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan Dibawah ini dijabarkan implementasi dari Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD
Soreang tahun 2011-2015. Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang 2011 5 (82,01) (3.73) (-0,33)
2012 6 (85,91) (3.1) (0,55)
Target Kinerja Sasaran 2013 2014 7 8 (85,98) (86,48) (3,31) (5,97) (0,53) (0,82)
2015 9 (85,00) (3,00) (0,55)
Jumlah Pasien yang dirujuk ke RS lain
331
475
590
633
800
Persentase kunjungan pasien dengan rujukan (%) Baku mutu Limbah cair BOD COD TSS PH
58,19
61,21
70,58
89,39
87,99
30,00 80,00 50 6-9
20,90 36,96 14 6,83
12,00 27,50 18 7,24
14,40 29,25 18 7,35
30,00 80,00 50 6-9
No
Tujuan
Sasaran
Indikator Kinerja
1 1
2 Meningkatkan kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaska n iman dan takwa
3 Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
4
2
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
BOR LOS TOI
30
4.3.
Strategi dan Kebijakan RSUD Soreang Strategi dalam mencapai tujuan dan sasaran diatas dilaksanakan melalui Analisa SWOT untuk
mengetahui posisi RSUD Soreang saat ini dengan membandingkan antara faktor eksternal peluang (Opportunies) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesess). Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil di bawah ini. A. Internal Rumah Sakit : 1. Kekuatan :
jumlah SDM yang banyak dan disiplin ilmu yang berbeda
Ketersediaan anggaran untuk biaya operasional
Aspek legal PEMDA mendukung pengembangan RS
Status hukum RS yang sudah menjadi BLUD memiliki ruang untuk otonomi pengelolaan keuangan
Tercapainya akreditasi untuk 12 pelayanan
Kekuatan kompetensi tenaga medis dan paramedis
Kekompakan antara karyawan
Dukungan masyarakat terhadap keberadaan RSUD Soreang.
2. Kelemahan :
Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
Jumlah tenaga Medis spesialis yang terbatas
Masih terdapat kualitas SDM yang rendah
Kurangnya dedikasi dan disiplin SDM yang berpengaruh pada Budaya kerja belum optimal
Masih adanya penempatan SDM belum sesuai disiplin ilmu
Luas tanah masih kurang untuk melakukan pengembangan sehingga berpengaruh pada Rencana pengembangan RS yang belum matang
Pemeliharaan sarana prasarana yang belum optimal
Sistem pelayanan kurang baik
Sistem Pemasaran yang belum optimal
Remunerasi belum sebanding dengan beban kerja yang diterima
Reward dan punishment belum berjalan dengan tegas
Adanya kenaikan tarif layanan
Masih adanya Pandangan negatif masyarakat tentang kinerja RS
Pemanfaatan teknologi belum maksimal.
B. Faktor Eksternal 1. Peluang : Potensi peningkatan pendapatan dan pertumbuhan pasar yang cukup tinggi seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri. Adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam upaya peningkatan pelayanan dan kemitraan. Adanya beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan rumah sakit antara lain UU kesehatan, BLU, Akreditasi RS dan UU tentang Pemerintahan daerah yang menempatkan kesehatan pada urutan kedua dari kewenangan wajib.
31
Lokasi Rumah Sakit Daerah Soreang yang strategis. Aspek legal PEMDA mendukung pengembangan RS. UU Nomor 36 Tahun 2009 Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Ancaman : Persaingan dengn institusi pelayanan kesehatan lainnya baik swasta maupun pemerintah yang semakin ketat. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. Semakin meningkatnya berbagai macam kegiatan di sekitar RSUD Soreang yang mengakibatkan kondisi lingkungan eksternal yang tidak kondusif. Masih banyaknya pasien Gakin yang tidak sesuai prosedur. Dari hasil analisis faktor-faktor internal dan eksternal di atas didapatkan kesimpulan bahwa strategi yang harus dilaksanakan oleh RSUD Soreang adalah strategi yang agresif. Dengan strategi ini pengembangan RSUD Soreang diarahkan untuk mencapai pertumbuhan dalam pelayanan kesehatan dan pelayanan pendukung lainnya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan cara mengembangkan jenis layanan unggulan, baik produk pelayanan yang sudah ada maupun berinovasi dengan mengembangkan produk yang belum ada sehingga dapat bersaing dengan rumah sakit lain dan memenuhi harapan pasar. Dari hasil analisa di atas maka strategi RSUD Soreang sebagai penjabaran Visi dan Misinya adalah sebagai berikut : 1.
MIsi I : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya manusia Strategi : a. Memberi kesempatan yang sama kepada seluruh pegawai dalam bentuk dukungan moril dan materil untuk meningkatkan kompetensi baik melalui pendidikan formal maupun informal sesuai dengan profesi dan ketentuan serta aturan yang berlaku. b. Melakukan seleksi pegawai baru sesuai dengan kebutuhan dan aturan yang berlaku. c. Penempatan pegawai sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan. d. Membentuk unit pendidikan dan Pelatihan e. Menyediakan fasilitas menunjang peningkatan pengetahuan pegawai f. Memberikan layanan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh pegawai rumah sakit secara berkala sesuai dengan kebutuhan.
2.
Misi II : Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan paripurna Strategi : a. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan pola pendekatan pelayanan prima b. Melengkapi dan menyempurnakan standar operasional prosedur c. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi (RSSIB) sebagai layanan unggulan. d. Menambah jenis pelayanan spesialis yang belum ada yang ditunjang dengan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai e. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelayanan kesehatan secara terpadu
3.
Misi III : Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara profesional Strategi : a. Melakukan pembangunan etika dan budaya kerja organisasi melalui keteladanan kepemimpinan.
32
b. Rekruitmen dan promosi pegawai dilakukan berdasarkan penilaian profesionalisme dan prestasi kerja sesuai aturan yang berlaku. c. Pemberian reward dan punishment dilakukan dengan jelas dan efektif. d. Pengembangan kualitas dan profesionalitas SDM manajerial e. Penataan sistem dan prosedur berbasis teknologi informasi secara terpadu dan optimal f. Peningkatan pengelolaan akuntabilitas kinerja dan anggaran yang efektifit, efisien, tranparan. 4.
Misi IV : Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang pelayanan dan pendidikan kesehatan a. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kemitraan yang baik dan lengkap b. Pengaturan sistem dan prosedur kerjasama yang jelas c. Pembentukan tim pengelola kemitraan d. Melakukan promosi dan diseminasi informasi yang baik dan efektif. e. Melakukan evaluasi secara berkala atas kemitraan yang telah dijalankan. f. Melakukan kerjasama dengan rumah sakit lain sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
5.
Misi V : Meningkatkan kesejahteraan pegawai Strategi : a. Pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi.. b. Menyusun sistem remunerisasi berbasis kinerja c. Meningkatkan silaturahmi antar pegawai d. Menggali potensi pelayanan kesehatan yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan pegawai
6.
Meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan nilai-nilai religius dan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) a. Menanamkan budaya kerja dalam pelayanan sebagai ibadah dengan pembentukan karakter yang religious melalui forum diskusi keagamaan. b. Memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. c. Memulai setiap kegiatan dengan doa bersama. d. Menghormati hari-hari besar agama. e. Meningkatkan keberdayaan lembaga keagamaan. f. Mentranformasikan nilai-nilai keagamaan dalam aktivitas pelayanan. g. Khusus untuk yang beragama Islam : -
Pemasyarakatan pemahaman Al-Qur’an.
-
Meningkatkan penggalian pengelolaan potensi umat seperti optimalisasi ZIS.
Arah Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung pada RPJMD 2011-2015 di bidang pembangunan bidang kesehatan adalah Perluasan kesempatan bagi masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta ,endorong penerapan norma Agama dan nilai luhur budaya sunda dalam kehidupan masyarakat. Menurut target dalam mencapai tujuan maka RSUD Soreang dalam hal tersebut diatas melaksanakan kebijakan-kebijakan pengembangan yang terdiri dari:
33
1.
Kebijakan Internal : a.
Peningkatan kualitas sarana, prasarana serta peralatan pelayanan, rawat inap, rawat jalan dan penunjang.
b.
Peningkatan kompetensi tenaga medik, keperawatan, keteknisian medik dan administrasi melalui peningkatan pendidikan formal, diklat internal dan eksternal.
c.
Peningkatan sistem pencatatan pelaporan dan informasi pelayanan kesehatan dan administrasi disetiap unit pelayanan.
d.
Peningkatan kesejahteraan pegawai melalui pengelolaan jasa pelayanan yang proporsional dan berkeadilan.
2.
e.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui pemantauan, penjagaan dan audit mutu.
f.
Terwujudnya komitmen bersama untuk mencapai tujuan RSD Soreang.
Kebijakan Eksternal a.
Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dan SKPD serta lain dalam upaya meningkatkan kemampuan pembiayaan, kemandirian ,relokasi dan Akreditasi Rumah Sakit.
b.
Peningkatan kemitraan dengan institusi pendidikan, perusahaan dan institusi pelayanan kesehatan lain serta Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta.
34
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Program dan kegiatan yang disusun dalam Rencana Strategis RSUD Soreang disusun selain sebagai bagian dari data rencana kebutuhan anggaran dalam pemenuhan biaya pelayanan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan juga merupakan gambaran teknis dan spesifik mengenai penjabaran dari pembangunan di bidang kesehatan pada RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2011-2015. komponen perencanaan strategis pada Renstra ini yang merupakan perencanaan jangka menengah merupakan penjabaran Visi dan Misi ke dalam Tujuan, Sasaran Tahunan, Kebijakan, dan Program, serta dilengkapi dengan tolok ukur kinerja hasil (indicator outcomes) yang diharapkan akan dicapai oleh organisasi RSUD Soreang. Sumber pendanaan untuk program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan dituangkan dlam Renstra ini diusulkan dari APBD Kabupaten Bandung serta dirinci berdasarkan lokalitas kewenangan RSUD Soreang dengan mengedepankan beberapa kegiatan dibawah ini . a.
Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Persiapan Pengembangan RS menjadi RS Tipe B
Akreditasi Rumah sakit tahap lanjut
Optimalisasi SIM RS terpadu
Pelaksanaan kegiatan jaga mutu melalui audit mutu pelayanan dan survey kepuasan pasien,
Gugus Kendali Mutu (GKM).
Survey mutu pelayanan rumah sakit.
Penyusunan standar dan prosedur pelayanan.
Peningkatan kesejahteraan pegawai melalui insentif dan disinsentif melalui penyusunan standar remunerasi RS berbasis kinerja..
b.
Pengembangan jenis pelayanan spesialistik baru.
Penyusunan pola-pola pemasaran yang terstruktur
Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan Sarana dan Prasarana Kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pembangunan lanjutan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu untuk IBS, ICU, NICU dan ruang Hemodialisa
Peningkatan kualitas lingkungan dan bangunan Rumah Sakit
Penyelenggaraan poliklinik sore dan penambahan instalasi penunjang medis baru
Penambahan kapasitas rawat inap dan peningkatan mutu gedung farmasi.
Persiapan Relokasi RSUD Soreang sesuai dengan RDTRK dengan melaksanakan Studi kelayakan, pembuatan master plan revisi, pembebasan lahan, UKL/UPL (Upaya pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan), AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) dan Pembangunan Rumah Sakit (baru)
Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan sarana dan prasarana Rumah Sakit baik medis maupun non medis
35
35
Membuka
peluang Kerjasama dengan rumah sakit lain dalam upaya pemenuhan tenaga
spesialistik yang belum ada.
Kemitraan dengan perusahaan swasta dalam bidang pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya.
c.
Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan dan non kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pendidikan dan pelatihan internal serta lokakarya bagi tenaga fungsional dan tenaga pelaksana lainnya sesuai tupoksi.
Pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan character building bagi seluruh pegawai dalam upaya peningkatann etos kerja
Rekruitmen SDM kesehatan baru sesuai kompetensi dan kebutuhan
Pendidikan dan pelatihan fungsional : PPGD, ICU, OK, Kebidanan dan Perinatologi, manajemen.
Diklat kepemimpinan: Diklat Pim Tk.II,III,IV
Kemitraan dengan Institusi Pendidikan dalam bidang pengadaan SDM melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (memperdalam ilmu dan aplikasinya) di RSUD Soreang Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada periode tahun 2011-2015 diuraikan terperinci pada tabel dibawah ini.
36
Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif RSUD Soreang
T ujua n
1
S a s a ra n
2
Indik a t o r S a s a ra n
3
P ro gra m da n Ke gia t a n
Ko de
4
5
D ata C a pa ia n pa da a wa l t a hun P e re nc a na a n
6
7
T a rge t Kine rja P ro gra m da n Ke ra ngk a P e nda na a n 2 0 11
T a rge t
8
1.0 2 .0 3 .2 6
M eningatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan yg berkualitas
P eningRelo kasi RS katan sarana dan prasarana penunjang pelayanan P enambahan kapasitas layanan rawat inap
P emenuhan alat kesehatan sesuai standar P emenuhan inventaris pasien sesuai standar
P eningkatan status RS menjadi Tipe B
A udit internal unit kerja RS
P e nga da a n P e ningk a t a n S a ra na da n P ra s a ra na R um a h S a k it 1.02.03.26.01 P embangunan Rumah Sakit
Indik a t o r Kine rja P ro gra m ( o ut c o m e ) da n Ke gia t a n ( o ut put )
- terlaksananya pembebasan tanah
B erfungsinya alatalat kesehatan RS
M eningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan
P engemba ngan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dan no n kesehatan
- Tenaga medis dan paramedis yang mengikuti pelatihan - P enambahan jenis layanan spesialistik - Tenaga Keperawatan yang mengikuti pelatihan
1.0 2 .0 3 .2 3
Tersedianya alat berat pendukung pelayanan
1..02.03.23.4
P e ningk a t a n S a ra na D a n P ra s a ra na Ke bina m a rga a n P engadaan alat alat berat
J UM LA H
T a rge t
9
10
0%
% alat kesehatan yang berfungsi setiap tahun
881,219,600 - 200 TT
T a rge t
11
12
Rp
T a rge t
13
14
18 ,2 6 5 ,9 3 1,9 3 6
12,638,053,448
T a rge t
15
16
Rp
T a rge t
17
18
19 ,5 6 0 ,2 6 8 ,3 2 6
15,075,674,185
2H
1,250,000,000 - 200 TT
-2 lo kal
Rp
18 ,4 0 5 ,6 7 4 ,18 5
13,970,931,936
Ko ndis i Kine rja pa da a k hir pe rio de R e ns t ra
2 0 15
15,950,268,326 - 5 H.
3200 M 2
1,000,000,000
- 200 TT
-2 lo kal 80%
1,350,000,000
80%
2,000,000,000
80%
2,200,000,000
80%
980,100,000
95%
1,100,000,000
95%
1,850,000,000
95%
1,200,000,000
100%
1,300,000,000
100%
10,000,000
-12 layanan 5
85,000,000 -100%
-12 layanan 10,000,000
5
17 9 ,0 0 0 ,0 0 0
20
21
57,634,927,895 B ag. Tata Usaha
3,131,219,600 B ag. Tata Usaha
-4 lo kal
1,200,000,000
75,000,000 -100%
19
- 32000 M2
80%
66,615,000 -66,66%
Lo kasi
Rp
Unit Ke rja P e na nggung J a wa b
7 5 ,5 2 9 ,5 4 2 ,4 9 5
1,086,680,000
10,000,000
-16 layanan 5
19 5 ,0 0 0 ,0 0 0
120,000,000 -100%
10,000,000
-16 layanan 5
2 4 0 ,0 0 0 ,0 0 0
100,000,000 -100%
10,000,000
-16 layanan 20
2 4 5 ,0 0 0 ,0 0 0
7,836,680,000 B id. Kemedikan
6,430,100,000 B id. Keperawatan
446,615,000 B id. Keperawatan
50,000,000 SP I
1,0 2 4 ,0 0 0 ,0 0 0
100%
100%
88,000,000
100%
95,000,000
100%
105,000,000
100%
120,000,000
100%
125,000,000
100%
533,000,000 B ag. Tata Usaha
80%
90%
77,000,000
90%
84,000,000
90%
90,000,000
90%
120,000,000
90%
120,000,000
90%
491,000,000 B ag. Tata Usaha
5 9 5 ,0 0 0 ,0 0 0
- % tenaga medis dan teknis medis yg mengikuti pelatihan tiap tahun - Jml layanan spesialistik yg ada
-100%
- 13 jenis
- 13 jenis
- % minimal tenaga perawat yg mengikuti pelatihan internal dan eksternal tiap tahun
- 80%
- 80%
100%
7 2 5 ,0 0 0 ,0 0 0
410,000,000 - 100%
- 0%
- 50%
520,000,000
- 14 jenis
185,000,000 - 80%
9 2 1,0 0 0 ,0 0 0
- Tersedianya unit CSSD - Tersedianya Genset
Rp
2 0 14
2H
16 5 ,0 0 0 ,0 0 0
% kemampuan fungsi IP A L RS
2 0 13
16 ,2 7 3 ,0 5 3 ,4 4 8
4H
1.0 2 .0 3 .2 7
Tersedianya air bersih untuk kebutuhan RS
Rp
3 ,0 2 4 ,6 14 ,6 0 0
- terlaksananya 0% pembangunan gedung RS baru 1.02.03.26.17 Rehabilitasi bangunan - Jml minimal 169 TT -175 TT RS tempat tidur perawatan - lo kal bangunan yg direhab 1.02.03.26.18 P engadaan alat-alat % ketersediaan 80% 80% kesehatan rumah alat medis di tiap sakit unit layanan medis tiap tahun 1.02.03.26.22 P engadaan % kecukupan 95% 95% perlengkapan rumah inventaris ruang tangga rumah sakit pasien di tiap unit layanan keperawatan tiap tahun 1.02.03.26.25 P engembangan tipe -% capaian kinerja -0% -33,33% rumah sakit perubahan status RS menjadi tipe B - Capaian -12 layanan -12 akreditasi RS layanan 1.02.03.26.26 M o nito ring evaluasi jumlah minimal unit 1 5 dan pelapo ran kerja yang diaudit P e m e liha ra a n S a ra na da n P ra s a ra na R um a h S a k it 1.02.03.27.16 P emeliharaan rutin/berkala instalasi pengo lahan limbah rumah sakit 1.02.03.27.17 P emeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit 1.0 2 .0 3 .2 8 Ke m it ra a n P e ningk a t a n P e la ya na n Ke s e ha t a n 1..02.03.28.05 Kemitraan P eningkatan Kualitas do kter dan paramedis
2 0 12
100%
650,000,000
- 15 jenis
205,000,000 - 80%
1,2 5 0 ,0 0 0 ,0 0 0
100%
800,000,000
- 16 jenis
225,000,000 - 80%
1,3 5 0 ,0 0 0 ,0 0 0
100%
950,000,000
- 17 jenis
450,000,000 - 80%
100%
3,330,000,000 - B id. Kemedikan
- 17 jenis
400,000,000 - 80%
- B id. Kemedikan 1,465,000,000 - B id. Keperawatan
1,8 2 1,0 0 0 ,0 0 0
900,000,000
-100%
- 2 unit 4 ,7 0 5 ,6 14 ,6 0 0
4 ,7 9 5 ,0 0 0 ,0 0 0
9 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0
921,000,000 -100%
- 1unit
8 7 5 ,0 0 0 ,0 0 0
1,821,000,000 B ag. Tata Usaha
- 2 unit 18 ,0 7 7 ,0 5 3 ,4 4 8
19 ,3 3 5 ,9 3 1,9 3 6
19 ,8 9 5 ,6 7 4 ,18 5
2 1,15 5 ,2 6 8 ,3 2 6
8 3 ,16 9 ,5 4 2 ,4 9 5
37
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Rencana Strategis RSUD Soreang tahun 2011-2015 merupakan bagian dari RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2011-2015. Renstra ini selanjutnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan berbagai Program dan kegiatan RSUD Soreang yang akan dilaksanakan pada kurun waktu tersebut dan juga sebagai salah satu rencana kegiatan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di Bidang Kesehatan. Berikut diuraikan indikator-indikator kinerja pada program dan kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada tahun 2011-2015 yang kami pandang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Bidang Kesehatan RPJMD Kabupaten Bandung. Dibawah ini diuraikan indicator kinerja dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada tahun 2011-2015 yang berkaitan langsung dengan rencana pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bandung dan menjadi bagian dari komitmen RSUD Soreang dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bandung. Tabel 6.1. Indikator Kinerja RSUD Soreang yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No
1
Indikator
2
1
Jumlah hari layanan RS
2
jumlah cakupan IBS
3
Jumlah cakupan ICU
4
Tersedianya NICU
5
terlaksananya pembebasan tanah lahan baru RS Relokasi terlaksananya pembangunan gedung RS baru Jml minimal tempat tidur perawatan % ketersediaan alat medis di tiap unit layanan medis tiap tahun % kecukupan inventaris ruang pasien di tiap unit layanan keperawatan tiap tahun % capaian kinerja perubahan status RS menjadi tipe B - Capaian akreditasi RS
6 7 8
9
10 11 12 13 14
% tenaga medis dan teknis medis yg mengikuti pelatihan tiap tahun Jml kemampuan layanan spesialistik % minimal tenaga perawat yg mengikuti pelatihan internal dan eksternal tiap tahun
Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Target
3
4
5
6
7
8
9
24 jam/ hari
24 jam/ hari
24 jam/ hari
24 jam/ hari
24 jam/ hari
24 jam/ hari
24 jam/ hari
1 kamar operasi
1 kamar operasi
3 TT
3 TT
2 kamar op. & 1 kamar pemulihan 5 TT
4 kamar op. & 1 kamar pemulihan 5 TT
5 TT
5 TT
4 kamar op. & 1 kamar pemulihan 5 TT
5 TT
5 TT
5 TT
5 TT
-0 0%
0%
0%
0%
169 TT
175 TT
80%
5H
5H 16000 M2
16000 2
16000 2
32000 M2
200 TT
200 TT
200 TT
200 TT
200 TT
80%
80%
80%
80%
80%
80%
95%
95%
95%
95%
95%
100%
100%
0%
33,33%
66,66%
100%
100%
100%
100%
12 layanan
12 layanan
12 layanan
12 layanan
16 layanan
16 layanan
16 layanan
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
13 jenis
13 jenis
14 jenis
15 jenis
16 jenis
17 jenis
17 jenis
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
38
38
Terlepas dari segala kekurangannya, kinerja Rumah RSUD Soreang secara umum cukup baik.hal tersebut Ini tidak terlepas dari komitmen dan dukungan seluruh pegawai dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Namun juga harus disadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu tidak salah bila strategi pengembangan organisasi ke depan berprinsip mempertahankan kekuatan dan memperbaiki kelemahan. Rencana Strategis RSUD Soreang ini disusun dengan berusaha mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki rumah sakit. Seluruh aspek rumah sakit sedapat mungkin telah dicantumkan dalam penyusunannya. Namun demikian, sebaik apapun sebuah perencanaan, akan menjadi sia-sia bila tidak mendapat dukungan dan komitmen dari para pelaksananya. Oleh sebab itu partisipasi dari seluruh komponen oganisasi mutlak diperlukan baik dalam penyusunan maupun sosialisasi dokumen ini. Dan akhirnya, semoga dokumen ini bermanfaat dalam pelaksanaan operasional dan pencapaian Visi dan Misi RSUD Soreang serta arah kebijakan pembangunan Kabupaten Bandung di Bidang Kesehatan. Soreang,
Oktober 2015
DIREKTUR RSUD SOREANG KABUPATEN BANDUNG
dr. H. Iping Suripto W, SpA. MH. Kes NIP. 19610102 198803 1 007
39