BAB I A. LATAR BELAKANG Dewasa ini kebutuhan akan mobilitas semakin tinggi. Hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan alat transportasi lalu-lintas atau yang secara umum disebut sebagai kendaraan. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor juga terjadi di Indonesia. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan jumlah populasi kendaraan bermotor di Indonesia hingga 2010 lalu mencapai 50.824.128 unit (www.tempo.co, diakses pada 20 November 2014 pukul 18.44 WIB). Seperti yang disebutkan pada UU Nomor 2 tahun 2009 pasal 47 bagian kesatu tentang jenis dan fungsi kendaraan, yaitu: 1. Kendaraan terdiri atas: a. Kendaraan Bermotor; dan b. Kendaraan Tidak Bermotor. 2. Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikelompokkan berdasarkan jenis: a. sepeda motor; b. mobil penumpang; c. mobil bus; d. mobil barang; dan e. kendaraan khusus. 3. Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, dan huruf d dikelompokkan berdasarkan fungsi: a. Kendaraan Bermotor perseorangan; dan b. Kendaraan Bermotor Umum. 4. Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikelompokkan dalam: a. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang; dan b. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga hewan.
1
2
Dengan meningkatnya jumlah kendaraan dari tahun ke tahun maka arus lalu-lintas juga menjadi semakin padat dimana hal ini memunculkan polemik yaitu kemacetan dan kecelakaan lalu-lintas. Selain peningkatan jumlah kendaraan, kelalaian manusia juga menjadi faktor penting dalam terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun - Rp 217 triliun per tahun (2,9% - 3,1 % dari Pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia). Sedangkan pada 2011, terjadi kecelakaan sebanyak 109.776 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 31.185 orang (www.bin.go.id, diakses pada 15 November 2014 pukul 18.33 WIB). Disamping meningkatnya jumlah pengguna jalan, tidak semua orang mampu mengemudikan mobil dengan baik. Meski sudah memiliki surat izin mengemudi (SIM), tetap ada pengemudi yang ugal-ugalan di jalan raya yang mengakibatkan kecelakaan. Tidak sedikit pula yang belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) A namun telah mengemudikan mobil di jalan raya dan hal ini jelas melanggar peraturan dan membahayakan pengguna jalan lainnya. Keterampilan mengemudi dibutuhkan oleh pengemudi supaya ia lebih mampu menggunakan kendaraan dengan baik dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Hingga saat ini telah banyak pula lembaga yang menyelenggarakan pelatihan keterampilan mengemudi tersebut (www.republika.co.id, diakses pada 10 Mei 2015 pukul 17.26 WIB). Keterampilan mengemudi (Driving Skill) adalah kemampuan seseorang dalam menggerakkan dan mengendalikan kendaraan yang diperoleh melalui pelatihan, pengalaman dan praktek tertentu. Terampil mengemudi membutuhkan berbagai hal di dalamnya supaya dapat dikatakan terampil. Karakteristik pengemudi yang terampil selalu
3
melibatkan penginderaannya yaitu penciuman, dan pengelihatan. Selain itu pengemudi juga tak lepas dari persepsi dan reaksi saat mengemudikan kendaraannya. Salah satu hal terpenting selain pengelihatan adalah pendengaran. Pendengaran penting bagi pengemudi dan pejalan kaki. Pendengaran bermanfaat dalam mencegah kecelakaan. Pengemudi dengan kemampuan pengendaraannya juga dapat mengumpulkan berbagai informasi yang berguna mengenai mesin kendaraan, roda, suara-suara peringatan seperti sirine, klakson, lonceng, radio, dan kemungkinan suara-suara lalu lintas lainnya (Pamungkas, 2014). Padatnya volume lalu-lintas serta tuntutan untuk berlaku sigap demi efisiensi waktu sebagai pengguna jalan, dinilai memberi pengaruh terhadap kondisi stres pengemudi. Musik dapat dipergunakan untuk mengurangi stress, baik saat keadaan lalu-lintas lancar atau ketika macet dalam perjalanan pulang atau pergi. Musik juga dapat dipergunakan untuk sarana menghibur diri maupun untuk menemani dalam perjalanan. Musik di dalam mobil dapat didengarkan baik melalui radio maupun mp3 player dan gadget canggih lainnya saat ini. Pemilihan musik saat mengemudi memiliki efek terhadap bagaimana keterampilan mengemudi saat itu juga dikarenakan pendengaran merupakan salah satu karakteristik pengemudi yang dapat terganggu ataupun justru terbantu oleh musik tersebut. Penelitian oleh Newsmaxhealth.com menunjukkan bahwa musik yang lebih lembut memberi keselamatan lebih tinggi bagi para pengendara. Musik mellow membuat pengendaranya lebih tenang dalam berkendara sehingga efeknya mereka lebih berhati-hati. Tidak hanya musik mellow, terdapat banyak jenis musik lain yang menjadi pilihan untuk didengarkan oleh pengemudi, dan salah satunya adalah musik metal (m.ceritamu.com, diakses pada 10 Mei 2015 pukul 17.00 WIB). Musik metal atau biasa disebut heavy metal merupakan genre dari musik rock dan mulai berkembang pada akhir 1960an dan awal 1970an secara luas baik di Inggris maupun
4
Amerika (en.wikipedia.org, diakses pada 9 Desember 2014 pukul 19.24 WIB). Terdapat musik death metal yang merupakan sub-genre ekstrim dari heavy metal yang secara khas menggunakan suara gitar yang sangat berdistorsi dan disetel dengan nada rendah, suara vokal geraman dan teriakan, permainan drum yang kuat dan agresif, serta penggunaan lirik bertema kematian dan kekerasan (en.wikipedia.org, diakses pada 9 Desember 2014 pukul 20.00 WIB).
Musik technical death metal atau sering juga disebut tech-death atau
progressive death metal adalah subgenre dari death metal yang berfokus pada ritme, riff, dan struktur lagu yang rumit (en.wikipedia.org, diakses pada 10 Desember 2014 pukul 16.20 WIB). lagu dengan genre technical death metal cenderung sangat rumit, dan seringkali memasukkan pengaruh dari genre musik lainnya, seperti jazz atau musik klasik (tvtropes.org, diakses pada 7 Desember 2014 pukul 19.42 WIB). Musik dianggap mampu menunjukkan dan merangsang emosi (Juslin & Sloboda; Peretz & Hebert dalam Lozon & Bensimon, 2014). Menurut Lull (1987) musik dapat menciptakan, memperkuat atau merubah kondisi dan mood pendengarnya. Kekuatan musik untuk memberi inspirasi dapat diimbangi dengan intensitas kekuatan yang sama untuk memperburuk dan menyakiti (Bensimon; Pieslak, dalam Lozon & Bensimon, 2014). Menurut penelitian newsmaxhealth.com, musik yang berdentam-dentam keras seperti musik metal justru meningkatkan stress pengendara serta memicu detak jantung. Akibatnya musik yang demikian akan memicu kemarahan para pengendara, mereka dapat memacu kendaraannya dengan lebih cepat sehingga faktor keselamatan kurang dipikirkan. Akibatnya mendengarkan musik metal bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas karena kurangnya kehati-hatian dan kosentrasi pengendara yang mendengarkan jenis musik ini (m.ceritamu.com, diakses pada 10 Mei 2015 pukul 17.00 WIB).
5
Berangkat dari gambaran diatas, peneliti mencoba menggali mengenai pengaruh technical death metal terhadap keterampilan mengemudi, sehingga pertanyaan penelitian yang muncul adalah “apakah ada pengaruh dari musik technical death metal terhadap keterampilan mengemudi (driving skill) ?”. B. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menemukan apakah terdapat pengaruh musik technical death metal terhadap keterampilan mengemudi (driving skill) C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Dengan ditemukannya pengaruh musik technical death metal terhadap keterampilan mengemudi maka akan dapat bermanfaat dalam menemukan cara untuk mengantisipasi kemungkinan pengaruh negatif dari musik tersebut terhadap pengemudi. b. Dengan ditemukannya pengaruh musik technical death metal terhadap keterampilan mengemudi maka akan dapat bermanfaat bagi individu, agar dapat menyesuaikan pemilihan jenis musik dalam situasi tertentu terutama ketika sedang mengemudi. 2. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan bagi ilmu psikologi terutama psikologi umum dan eksperimen, agar dapat menjelaskan apakah terdapat pengaruh jenis musik technical death metal terhadap keterampilan mengemudi (driving skill).