BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kota pada umumnya. Keberadaan angkutan umum sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat dan mengurangi kemacetan lalulintas karena mempunyai daya angkut yang besar. Selain itu penggunaan angkutan umum yang baik dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Hal tersebut tidak dapat terlaksana apabila tidak ditangani secara baik dan benar. Tujuan keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, nyaman, murah dan cepat. Selain itu keberadaan angkutan umum penumpang membuka lapangan kerja. Jadi, dalam menentukan pilihan jenis angkutan, orang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti maksud perjalanan, jarak dan waktu tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan serta keselamatan. (Tamin, 2000: 34). Dalam kinerja angkutan umum, selalu ada hubungan yang saling mempengaruhi antara permintaan dan penawaran. Agar terjadi keseimbangan,
kepentingan minimum masing-masing hrtus dipenuhi, yaitu pemakai sampai di suatu tempat dengan tarif tertentu, dan penyedia jasa tidak merugi antara permintaan dari penumpang dan biaya yang harus dikeluarkan. Kondisi angkutan umum di banyak negara sedang berkembang belum memadai karena beberapa masalah dan kendala yang dihadapi seperti subsidi dalam sektor transportasi, dukungan prasarana dan sarana transportasi, sumber daya manusia, serta faktor kedisiplinan operator kendaraan, penumpang, maupun pengguna jalan. Selain itu kenyamanan dan keamanan masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi masih belum terjamin. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya penggunaan angkutan umum sehingga dapat mengakibatkan terganggunya sistem wilayah perkotaan secara keseluruhan ditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. Kota Surakarta atau sering disebut kota Solo tergolong dalam secondary city atau kota kelas menengah yang terus berkembang, bahkan tidak lebih dari satu dasawarsa kedepan kota ini akan menjadi kota metropolitan. Perkembangan kota Solo sampai saat ini dapat dikatakan cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun terus meningkat, setidaknya jika kita tengok sejak tragedi ’98 yang memporakporandakan perekonomian kota Surakarta sampai pada titik nadir. Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Kota Solo membawa konsekuensi logis terhadap sistem dan pola transportasi kota serta dampak lingkungan hidup. Jelas akan ada peningkatan traffic kendaraan bermotor. Sebab hampir dipastikan gerakan roda ekonomi selalu diiringi dengan pergerakan manusia dalam
distribusi barang dan jasa. Maka menjadi hal wajar, jika saat ini kota Solo telah berubah menjadi sebuah kota yang cukup macet meski masih pada kawasan-kawasan tertentu dan pada jam-jam tertentu, disamping pencemaran lingkungan yang juga meningkat. Untuk Mengantisipasi ancaman kemacetan tersebut maka sejak saat ini sudah harus mulai digagas dan dirancang mengenai sebuah sistem atau manajemen transportasi di kota Solo ini. Sebab kenaikan jumlah kendaraan bermotor tidak seimbang dengan pertumbuhan volume jalan, maka sangat wajar jika terjadi kemacetan. Artinya, kota Solo harus mulai berbenah dengan membuat sebuah gebrakan mengenai sistem manajemen transportasinya. Harus ada inovasi dalam tatanan sistem transportasi baik dari sisi teknologi dan kebijakan pemerintah daerahnya. Perlu dilakukan perbaikan struktur biaya dan upaya efisiensi juga harus dilakukan dengan tanpa mengorbankan aspek keselamatan harus menjadi paradigma bersama antara pemerintah daerah dan sektor swasta penyedia jasa layanan transportasi serta masyarakat secara luas. Semua memang tidak serta merta dapat diterapkan bagaikan membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang cukup agar benar-benar implementatif dan bermanfaat. Harus dikaji dan dipelajari secara seksama dengan melibatkan berbagai pihak. Upaya peningkatan pelayanan sistem angkutan umum dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan mengoperasikan Bus Batik Solo Trans, dimana nantinya pengoperasian Bus Batik Solo Trans ini menjadi langkah untuk penataan trayek bus kota di Kota Surakarta yang sudah dalam kondisi kinerja yang buruk.
Selain itu, pengoperasian Bus Batik Solo Trans ini merupakan salah satu bentuk kebijakan dari pemerintah pusat terkait dengan pengoperasian sistem transit di Indonesia. Pengoperasian Bus Batik Solo Trans dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta sebagai pihak regulator dan Perum DAMRI sebagai pihak operator dimaksudkan agar dapat menyediakan transportasi massal di Kota Surakarta yang melayani kebutuhan aktivitas pergerakan internal dan eksternal di Kota Surakarta. Dalam pengoperasiannya sehari-hari, armada Batik Solo Trans tidak lepas dari biaya-biaya, seperti biaya bahan bakar, biaya pelumas, biaya suku cadang, biaya perawatan, dan biaya operator bus seperti sopir dan kondektur. Dalam keadaan baru, bus-bus Batik Solo Trans ini tidak membutuhkan biaya banyak untuk perawatan rutinnya, namun seiring berjalannya waktu, bus-bus tersebut akan semakin berkurang performanya, sehingga membutuhkan perhatian ekstra agar pengoperasiannya seharihari tetap lancar. Bus yang sudah berumur akan membutuhkan lebih banyak biaya untuk pemeliharaannya, dan menghabiskan lebih banyak waktu pada saat perbaikan. Proyek Bus Batik Solo Trans ini merupakan sebuah terobosan baru yang dapat membawa transportasi di Kota Solo selangkah lebih maju dari yang sebelumnya, dengan suasana baru yang lebih segar dan modern, sehingga dapat menarik minat masyarakat Solo untuk lebih memilih moda transportasi umum yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara di Kota Solo. Sejak mulai beroperasi pada tahun 2010, sebagian besar armada Batik Solo Trans mulai membutuhkan perawatan yang lebih intensif agar tidak mengganggu pengoperasiannya sehari-hari.
Untuk mengurangi pengeluaran yang semakin bertambah dan waktu yang terbuang untuk melakukan pemeliharaan bus-bus tersebut, maka diperlukan peremajaan bus-bus Batik Solo Trans, dengan tujuan adanya peremajaan ini, diharapkan dapat mengurangi biaya pemeliharaan yang berlebihan, serta waktu yang terbuang untuk melakukan pemeliharaan, dan meningkatkan kenyamanan penumpang Batik Solo Trans, sehingga bus Batik Solo Trans dapat beroperasi secara optimal dan efisien. Peremajaan ini antara lain seperti : Pengadaan servis besar, sampai penggantian bus lama dengan bus yang baru, tergantung dari tingkat kerusakan pada bus-bus Batik Solo Trans tersebut sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat yang menggunakan, memberikan keuntungan bagi perusahaan pengelola, dan bagi lingkungan.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah bagaimana permasalahan angkutan umum Batik Solo Trans, seberapa besar biaya-manfaat yang diperlukan untuk melakukan peremajaan terhadap armada Batik Solo Trans untuk meningkatkan minat masyarakat untuk berpindah menggunakan Batik Solo Trans daripada menggunakan kendaraan pribadi, serta bagaimana solusi angkutan Batik Solo Trans yang bisa dikembangkan untuk Kota Surakarta. 1. Bagaimana kelayakan usaha Batik Solo Trans ? 2. Apakah manfaat langsung dan tidak langsung yang diberikan dengan peremajaan armada Batik Solo Trans bagi perusahaan dan masyarakat kota Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian Melihat latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui kelayakan usaha Batik Solo Trans 2. Mengetahui manfaat langsung dan tidak langsung peremajaan aramda Batik Solo Trans bagi perusahaan dan bagi masyarakat
D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan berkaitan dengan sektor transportasi umum, terutama masalah investasi dibidang tersebut. 2. Untuk Peneliti Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sebagai bahan referensi dalam mengembangkan sarana transportasi umum yang modern, aman, nyaman, ramah lingkungan, dan terjangkau. 4. Untuk Praktisi
Sebagai bahan acuan dalam menganalisis kondisi transportasi umum modern, dan sebagai bahan referensi dalam mengambil terbosan baru bagi perkembangan transportasi umum yang aman, nyaman, ramah lingkungan, dan terjangkau. 5. Untuk Masyarakat Sebagai acuan dan pengetahuan bagi masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya supaya lebih memahami manfaat adanya peremajaan angkutan umum.