Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
BAB 6 PENYIAPAN LAHAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN
Menyiapkan lahan produksi tanaman merupakan tahap awal untuk pengkondisian tempat/media tumbuhnya tanaman. Pekerjaan penyiapan lahan akan berpengaruh terhadap pekerjaan penanaman. Ruang lingkup materi meliputi hal-hal sebagai berikut: • Menyiapkan lahan penanaman • Mengidentifikasi pola hubungan tanaman • Mengolah tanah dan lubang tanam Kegiatan penyiapan lahan produksi tanaman meliputi penyiapan lahan penanaman, penetapan pola hubung an tanaman, dan pengolahan tanah serta pembuatan lubang tanam. Pekerjaan ini penting dilakukan guna memberikan kondisi media tumbuh yang optimal sehingga tanaman mampu tumbuh dan berkembang serta berproduksi maksimal.
6.1. Penyiapan Lahan Penana man Penyiapan lahan penanaman dapat dimulai dari kondisi lahan bukaan hutan (lahan perawan) atau lahan bekas tanaman produksi (lahan peremajaan)
layak sebagai tempat dilakukannya kegiatan agribisnis perkebunan. Kegiatan persiapan lahan pada ta naman perkebunan ada beberapa perbedaan pada proses maupun jenis kegiatannya, hal ini tergantung pada: jenis tanaman yang akan diusahakan, wilayah topografi kebun (kenampakan permukaan lahan), Tata guna lahan, jenis vegetasinya, dan pola usaha perkebunan Persiapan lahan dalam hal ini akan dibahas dan dibatasi pada kegiatankegiatan sebagai berikut: • • • •
6.1.1 Pengertian, Tujuan dan Lingkup Persiapan Lahan Persiapan lahan adalah bagian dari kegiatan pratanam dalam usaha budidaya tanaman perkebunan. Persiapan lahan dapat diartikan sebagai upaya menyiapkan lahan sesuai standar yang ada sehingga Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Pembukaan lahan (Land clearing) Pembuatan jalan/jembatan Pembuatan saluran drainase Konservasi lahan
6.1.2. Pembukaan Lahan (Land Clearing) Sebelum dilakukan pembukaan la han biasanya areal pertanaman sudah dilakukan kegiatan survei dengan maksud mengidentifikasi batas areal kebun, memberi tanda garis dasar pancang kepala pada 209
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
peta dasar, menandai letak jalan utama, areal produksi dan memper siapkan peta kebun secara akurat, yang menunjukkan batas pertanam an, sistem drainase, dan topografi areal, baru kemudian dilakukan pem bukaan lahan. Pembukaan lahan dalam arti luas adalah kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan secara fisik. Sedangkan pengertian secara sempit adalah pembersihan lahan dari segala macam bentuk tanaman atau akar-akar pertanaman yang meng ganggu tanaman yang diusahakan. Tujuan pembersihan lahan adalah untuk memudahkan perakaran tanam an yang diusahakan berkembang dengan sempurna dan menghilang kan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Menurut undang-undang No. 18 Ta hun 2004 tentang Perkebunan, pasal 16 dijelaskan bahwa Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang mem buka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup. Dari pasal di atas muncul konsep “Pembukaan Lahan Tanpa Bakar” (zero burning) yaitu suatu cara pembukaan lahan perkebunan tanpa melakukan pembakaran. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan serta sisa-sisa tanaman yang tidak diperlukan dapat dibuat kompos untuk menambah kesuburan tanah. Undang-undang No. 18 Tahun 2004 tersebut memerlukan penegakan hukum disertai dengan sanksi yang 210
mengikat. Umumnya para petani tradisional masih menggunakan metoda pembukaan lahan dan pematangan tanah melalui proses pembakaran. Proses pembakaran bahan organik adalah proses pe matangan tanah dengan biaya ter murah, walaupun bila dilakukan dalam skala besar dapat meningkat kan emisi gas karbon monooksida dan mempengaruhi iklim global. Selanjutnya akan dibahas tentang kegiatan pembukaan lahan dengan sistem bakar maupun tanpa bakar beserta keuntungan dan kerugiannya 1. Imas dan Tumbang Bersamaan dengan kegiatan imas dan tumbang biasanya dilakukan pembukaan saluran drainase utama/ primer. Lahan yang datar atau sepanjang aliran sungai (alur alam) mempunyai masalah drainase yang cukup berat sehingga tidak jarang akan banyak dijumpai pada areal rendahan (low lying area) dan rawarawa yang dipengaruhi oleh pasang dan surut permukaan air sungai. Pembukaan lahan yang mempunyai masalah drainase akan mengalami hambatan yang serius. Oleh karena itu perlu dilakukan pembukaan saluran drainase untuk mengeluar kan air dari areal yang akan dibuka. Pembuatan saluran drainase dapat dilakukan dengan alat berat excavator dan diharapkan sudah selesai bersamaan dengan peker jaan menumbang. Dengan demikian areal akan cepat kering sehingga mempermudah proses pematangan tanah. Tujuan imas adalah untuk memberi akses bagi tim penebang kayu, mengurangi vegetasi yang masih Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
segar pada waktu pembakaran atau pemancangan, dan untuk menyedia kan kayu agar pembakaran dapat dilakukan. Imas dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Menumbang pohon adalah meroboh kan pohon yang mempunyai diameter lebih dari 10 cm. Tinggi maksimum tebangan pohon dari permukaan tanah tergantung pada diameter batang yang ditebang. Ketentuan diameter batang dapat dilihat pada Tabel 16. Sedangkan proses penebangan pohon dapat dilihat pada Gambar 6.1 Tujuan penumbangan adalah untuk merobohkan semua kayu besar yang tidak dibersihkan selama kegiatan imas serta untuk menyiapkan areal pembakaran dan atau pemancangan. Konsep imas utamanya ditujukan untuk mempermudah proses tum bang dan bakar. Mutu pekerjaan imas dan tumbang yang baik akan sangat mempengaruhi proses pem bukaan lahan. Mengimas sebaiknya dimulai 2,5 - 3 bulan sebelum waktu pembakaran. Pohon dan belukar yang diimas akan menjadi umpan api yang baik pada pembakaran pertama. Pekerjaan imas yang baik, juga akan mem permudah para pekerja untuk melaku kan pekerjaannnya. Kegiatan imas dan penumbangan sebaiknya dilaku kan 2 tahun sebelum tanam. Produk tivitas pekerjaan imas pada kondisi hutan di Sumatera dan Kalimantan diperkirakan 4 - 6 HK/ha. Pekerjaan menumbang sangat di pengaruhi oleh kerapatan tegakan Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.1 Penumbangan pohon dengan excavator
pohon per hektar. Penumbangan dapat segera dilakukan setelah areal diimas dan kemudian hasil imas dan tumbang dikumpulkan jalur rumpuk an/stacking. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.2 Umumnya pekerjaan penumbangan dilakukan dengan tim yang meng gunakan gergaji rantai (chain saw) dan kapak. Menumbang pohon dengan gergaji rantai akan lebih cepat dari pada kapak. Satu gergaji rantai akan sama dengan produk tivitas 6 orang memakai kapak. Tabel 16. Diameter Batang dan Tinggi Maksimum Tebangan dari Permukaan Tanah Diameter Batang (cm)
Tinggi Maksimum Tebangan dari Permukaan Tanah (cm)
8 - 15 15 - 35 35 - 70 70 -150
30 60 100 150
Pengoperasian gergaji rantai hasil nya lebih efisien, tetapi membutuh kan keterampilan khusus. Teknik 211
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
menumbang dengan gergaji rantai biasanya dilakukan dengan sistem tumbang langgar, yaitu pohon-pohon dalam jumlah tertentu hanya di potong 2/3 bagian dari diameter batang (di “koak”). Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan ke miringan pohon serta arah angin. Salah satu pohon yang terbesar ditumbangkan untuk menimpa pohon pohon yang telah di “koak” tersebut sehingga semua pohon menjadi tumbang secara bersamaan.
pohon dengan sistem tumbang langgar harus memperhitungkan arah angin, kecepatan angin, ke miringan pohon, dan arah kemiring an lahan. Calon operator sebaiknya dipasangkan dengan operator yang sudah berpengalaman dan berperan sebagai kenek (helper). Setelah memiliki “jam terbang” yang cukup (3-6 bulan), barulah kenek ini bisa dipromosikan sebagai operator. Penggunaan chain saw dapat dilihat pada Gambar 6.3
Ada yang berpendapat bahwa pe nebangan pohon hendaknya me ngikuti prosedur sebagai berikut: 1. Buatlah potongan berbentuk ‘V’ yang disesuaikan dengan arah tumbangnya pohon 2. Buatlah potongan bagian depan secara ringan sedikit di atas bagian atas potongan ‘V’ untuk meningkatkan akurasi arah tumbangnya pohon. 3. Tali diperlukan untuk membantu mengarahkan tumbangnya pohon. Tali digunakan hingga pohon tumbang. 4. Pohon yang telah tumbang se harusnya: • tidak mengenai titik tanam dan sejajar dengan rencana baris tanaman • tumbang secara teratur de ngan sedikit saling tumpang tindih • tidak mengenai jalan, saluran drainase, aliran air, (misalnya sungai atau parit) dan areal sekitarnya Dalam mengoperasikan chain-saw merupakan pekerjaan yang sangat berbahaya jika tidak ada pengalaman yang memadai. Hal ini bisa menye babkan operatornya meninggal dunia karena tertimpa pohon. Menumbang 212
Gambar. 6.2 Kegiatan merumpuk hasil tumbangan
Gambar 6.3 Pemotongan kayu dengan Chain Saw
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
2. Bakar I Pembakaran dapat dilakukan setelah kayu mulai mengering dengan indi kasi kulit kayu yang mulai retak-retak pada pohon yang besar dan daundaun yang mulai mengering dan rontok. Berdasarkan pengalaman di lapang an, sebaiknya pembakaran dilakukan lebih dari luasan 1.000 ha. mumnya, lama proses pembakaran bersifat fleksibel, tetapi yang penting adalah adanya periode kering dalam waktu 5-7 hari setelah pembakaran di lakukan. Jika terjadi hujan pada saat pembakaran maka sebagian pekerja an harus diulangi bila kondisi cuaca memungkinkan. Keberhasilan proses pembakaran sangat penting, teruta ma hubungannya dengan biaya yang akan dikeluarkan. Kebutuhan tenaga kerja untuk pem bakaran yang baik yaitu 0,25 HK/ha. Sistem dalam penumbangan dan pembakaran untuk pembukaan hutan disajikan pada Tabel 17. 3. Perun, Rumput dan, Bakar II Perun, rumput dan bakar II dilakukan terhadap kayu yang berdiameter lebih kecil dari 15 cm dan dilakukan segera setelah selesai pembakaran pertama, biasanya setelah 7-10 hari. Kayu-kayu yang belum habis ter bakar diperun dan dicincang supaya dapat diangkat dan dirumpuk me ngelilingi tunggul-tunggul besar yang belum terbakar sempurna. Pemba karan rumpukan kayu dilakukan secara blok per blok sehingga penanaman tanaman penutup tanah dapat dilakukan tanpa menunggu seluruh areal (blok) dibersihkan. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Tabel 17 Sistem tumbang dan bakar pohon pada pembukaan lahan hutan Sistem 1
Tumbang sekaligus
AAA
- Kebutuhan tenaga kerja maksimal - Pembakaran optimal - Membutuhkan sabuk api (lebar 80 m) diantara blok dan ditumbang segera setelah selesai pembakaran
Sistem 2
Tumbang 2/3 Bagian Pertama
ABA
- Kebutuhan tenaga kerja sedang - Pembakaran perlu dilaku kan 2 kali - Tidak membutuhkan sa buk api, tetapi pekerjaan di blok B harus dimulai pada pertengahan pe kerjaan di blok A
Sistem 3
Tumbang 1/3 Bagian Pertama
BAB
- Kebutuhan tenaga kerja minimal - Hasil pembakaran ke mungkinan jelek karena memperlukan 3 kali pem bakaran yang terpisah - Tidak membutuhkan sa buk api
Sistem 4
Tumbang 1/3 Bagian Pertama
ABC
- Kebutuhan tenaga kerja minimal - Hasil pembakaran ke mungkinan jelek karena memerlukan 3 kali pem bakaran yang terpisah - Tidak membutuhkan sa buk api
213
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Pohon-pohon yang masih tegak setelah selesai proses pembakaran (istilah populernya: antena) harus ditebang dan dicincang, kemudian dirumpuk dan dibakar pada bagian tunggulnya. Penebangan pohon harus dilakukan dengan hati-hati karena resiko ke celakaan kerja yang sangat tinggi, di mana jatuhnya dahan-dahan kering dari atas pohon dapat mengakibat kan kematian. Pemancangan dan pekerjaan konservasi tanah bila diperlukan dapat dimulai setelah pembukaan lahan selesai. Pekerjaan ini dapat dilaku kan secara manual dan kimia sambil menunggu pe nanaman kacangan penutup tanah. Kelemahan sistem pembukaan lahan dengan cara pembakaran adalah: • Selama terbakar, hampir semua unsur N dan S dalam biomas hilang menguap ke udara. Sedangkan unsur P, K, Mg, dan Ca dilepaskan selama pembakar an, namun mudah hilang akibat pencucian maupun terbawa erosi termasuk erosi air permukaan. • Sebagian bahan organik di per mukaan tanah hancur dan serasah pada permukaan tanah hilang. • Jika semua kayu yang tumbang telah terbakar akan terjadi erosi tanah. 4.
Perun dan Rumpuk (tanpa bakar)
Mekanis
Sistem pembukaan lahan tanpa proses pembakaran yaitu setelah penumbangan langsung dilakukan proses perun secara mekanis dengan bulldozer atau excavator. Kayu hasil pembukaan hutan ini memiliki nilai ekonomis, tetapi pe nggunaannya harus sejalan dengan 214
IPK (Izin Pemanfaatan Kayu) yang dikeluarkan oleh Pemda setempat. Inti dari proses zero burning yaitu pembersihan lahan dan pematangan tanah tanpa melalui proses pem bakaran. Dengan demikian, bahan organik diekploitasi dan diekstrak dari hutan dalam bentuk kayu gelondongan dan chip. Tingkat kesuburan tanah pada lahan yang dibuka dengan sistem zero burning akan lebih rendah dibanding kan dengan proses melalui pem bakaran. Hal ini karena pembukaan lahan dengan pembakaran, sebagian bahan organik menjadi abu dan kembali ke dalam tanah. Selain itu, penggunaan alat-alat berat seperti bulldozer dan excavator yang meng gunakan penggerak sistem rantai (track-link) akan mempengaruhi struktur dan kepadatan tanah Kerugian sistem zero burning lainnya yaitu efisiensi lahan yang bisa ditanami tanaman utama akan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh sebagian lahan yang harus dikorban kan untuk menjadi tempat rumpukan sisa-sisa pohon yang tidak bisa dimanfaatkan lagi secara komersial. Rumpukkan sisa-sisa pohon ini akan melapuk dan mengalami dekompo sisi secara gradual dalam waktu lama. Di samping itu, rumpukan juga berpotensi untuk menjadi sarang hama dan penyakit yang menyerang tanaman utama. Walaupun demikian, teknik zero burning merupakan satusatunya alternatif yang tersedia untuk membuka lahan perkebunan secara ekstensif. Malaysia telah menerapkan teknik ini pada sekitar tahun 1980. Mereka menerapkannya secara konsisten dengan praktik penegakan hukum Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
yang tanpa kompromi. Pengusaha perkebunan Malaysia sangat takut bila dituduh melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan. Ironisnya, dari beberapa pemberitaan koran Indonesia, disinyalir ada perusahaan perkebunan yang dimiliki warga negara Malaysia melakukan praktik pembukaan lahan dengan sistem pembakaran. Dari aspek lingkungan hidup, pembukaan lahan dengan sistem zero burning merupakan alternatif yang paling memadai bila dibanding kan dengan teknik lainnya. Keberhasilan teknik zero burning dalam pembukaan lahan menuntut adanya beberapa prasyarat yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut: •
•
•
•
Adanya industri yang berbasiskan bahan baku kayu gelondongan, seperti saw mill, moulding, dengan industri kayu lapis yang akan mengkonsumsi kayu ge londongan yang dihasilkan Adanya industri bubur kayu dan kertas (pulp and paper) yang akan mengonsumsi kayu chip yang akan dihasilkan. Lokasi industri berbasiskan bahan baku kayu tersebut masih memungkinkan untuk dicapai secara ekonomis dengan mem perhitungkan nilai kayu ge londongan dan chip dibandingkan dengan biaya pengangkutan dan eksploitasi. Adanya praktik penyewaan alat berat dalam jumlah yang me madai untuk melakukan perun dan rumpuk mekanis. Per timbangan yang paling utama yaitu biaya mobilisasi yang secara nyata dapat meningkatkan biaya penyewaan alat. Praktik
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
penyewaan yang umum di lakukan HM (hour meter) yang dipakai dengan pemakaian minimal (misalnya 10 HM per hari). Pemilik alat berat biasanya menyediakan operator-sekaligus untuk menjaga alatnya tetapi ada juga yang tidak menyediakan operator. Sistem sewa putus (tanpa operator) ini terutama di lakukan untuk penyewaan jangka panjang dengan sistem tahunan. Penggunaan bulldozer lebih efektif dari pada excavator. Walaupun demikian excavator memiliki ke unggulan karena tidak terlalu me madatkan dan mengganggu struktur tanah. Hal ini disebabkan oleh karakteristik excavator dengan alat long arm yang memungkinkan untuk menjangkau areal disekitarnya tanpa terlalu banyak berpindah tempat dan memadatkan tanah. Namun dalam penerapannya alat yang digunakan untuk pembukaan lahan yaitu bulldozer, karena lebih efektif dan masalah kepadatan tanah yang ditimbulkan masih dapat dikompen sasi dengan pembuatan lubang tanam yang lebih besar. Pembukaan lahan berdasarkan tata guna lahan/ jenis vegetasi dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu; • Hutan primer/skunder/gambut • Semak belukar • Padang alang-alang • Tanaman keras/replanting • Tepian aliran sungai • Pernah ditanami tanaman semusim Ada beberapa cara yang digunakan dalam pembukaan lahan yaitu dengan cara manual, mekanis, 215
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
khemis, dan kombinasi dari kedua atau ketiga cara tersebut. •
•
•
•
Manual; cara ini biasa digunakan pada perkebunan rakyat atau kegiatan padat karya dengan menggunakan peralatan yang sederhana/ konvensional seperti: gergaji, kapak, parang, cangkul, dan sebagainya Mekanis; cara ini biasa dilakukan oleh perkebunan besar yang dicirikan dengan penggunaan peralatan mesin dan peralatan yang berat; seperti; gergaji rantai (chain saw), buldozer, excavator, mesin pembabat semak/rumput Khemis; cara pembukaan lahan dengan cara kimia atau dengan menggunakan herbisida seperti paraquat untuk rumput-rumputan, trichlorpyr untuk meracuni pohon. Kombinasi antara manual, me kanis maupun khemis; hal ini tergantung dari: vegetasi, sarana, dan sumber daya manusia yang akan direncanakan
6.1.3. Pembuatan Jaringan Jalan,
Saluran Air/ Drainase Pembuatan jaringan jalan dan air dilakukan pada saat-saat awal pembukaan lahan karena jalan ter sebut dibutuhkan untuk memper cepat pelaksanaan pekerjaan dan memudahkan kontrol pekerjaan di lapangan. Pembuatan saluran dilaku kan untuk mengeluarkan air dari areal sehingga penanaman dapat dilakukan. 1. Pembuatan Jaringan Jalan Pembuatan jaringan jalan sebaiknya dilakukan sebelum pekerjaan imas dan tumbang. Dengan adanya jalan, 216
pada saat memulai pembukaan jalan, akan meningkatkan mutu pekerjaan pembukaan lahan itu sendiri. Selain itu pembuatan jalan dirancang dan dibangun sedemikian rupa agar kegiatan pra penanaman, penanam an, pemeliharaan, dan panen dapat dilakukan secara efisien yang menggunakan areal tanam atau kehilangan titik tanam seminimal mungkin. Jalan yang sudah terbentuk biasanya memenuhi kriteria sebagai berikut: • Permukaan jalan harus selalu kering, • Berbentuntuk cembung (kemiring an < 5 %) • Dapat dilalui kendaraan. Contoh dalam areal perkebunan kelapa sawit diperlukan jaringanjaringan jalan dengan beberapa per syaratan dan kemanfaatannya yaitu seperti: “pasar tikus”/jalan tikus, rintis tengah, sub jalan utama dan jalan utama. a. “Pasar/Jalan Tikus ( harvester parth) Persyaratan dan manfaat “jalan tikus” sebagai berikut: • Merupakan rintis yang dibuat di antara 2 barisan tanaman utama • Digunakan untuk memudahkan pengangkutan hasil dari dalam blok ke TPH (tempat pengumpul an hasil) serta memudahkan pekerjaan perawatan tanaman dan kontrol di lapangan • Dibuat secara manual dan/atau kimia (disemprot herbisida). Dapat dilihat Gambar 6.4 b. Rintis Tengah (average carry) Persyaratan dan manfaat tengah sebagai berikut:
rintis
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
•
• •
Merupakan rintis yang membagi blok menjadi 2 bagian yang sama besar dan sejajar dengan jalan pengumpul Merupakan jarak maksimal bagi karyawan untuk mengeluarkan hasil dari dalam blok ke TPH Digunakan untuk memudahkan kontrol pekerjaan di dalam blok Dibuat secara manual dan perawatan selanjutnya dapat di lakukan secara kimia bersamaan dengan pengendalian gulma di piringan dan gawangan.
• •
Merupakan muara dari setiap jalan pengumpul Dibuat dengan arah utara selatan setiap jarak 1.000 m atau 2.000 m (luas 9 m). Lihat Gambar 6.5
c. Jalan Pengumpul (collection road) Persyaratan dan manfaat jalan pengumpul sebagai berikut: • Dibangun dan dirancang untuk dilalui kendaraan pengangkut hasil, seminggu sekali (mengikuti pola rotasi panen) • Dibuat dengan arah utara selatan setiap 300 m (lebar 7 m) dan tegak lurus dengan jalan utama khususnya untuk kebun tanaman utama
Gambar 6.4 “Pasar tikus” / jalan tikus (harvester parth)
d. Sub Jalan Utama (submain road) Persyaratan dan manfaat subjalan utama yaitu merupakan jalan pengumpul yang sering dilewati kendaraan pengangkut hasil. Hal tersebut biasanya disebabkan kondisi jalan tersebut lebih bagus dari jalan pengumpul yang lain. e. Jalan Utama (main road) Persyaratan dan manfaat jalan utama sebagai berikut: • Dibangun dan dirancang untuk tahan dilalui kendaraan pengang kut hasil setiap hari Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.5 Jalan Utama (main road)
Membuat jaringan jalan di kebun ber arti membuat blok. Hal ini disebab kan karena setiap blok dipisahkan dengan blok yang lain oleh jaringan jalan. Sejauh keadaan memungkinkan, pe nanaman tanaman utama sebaiknya dilakukan dalam blok yang berukuran sama. Batas-batas blok tersebut 217
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
diusahakan lurus, walaupun hal ini sukar diterapkan pada areal yang berbukit. Pada kebanyakan areal kebun, batas-batas blok tersebut tidak bisa lurus karena ber batasan dengan tepian sungai, perkampung an penduduk, dan areal lainnya yang tidak bisa ditanami.
•
•
Dalam keadaan tertentu ber fungsi menurunkan permukaan air tanah Merupakan parit buatan (Lihat Gambar 6.6)
Keteraturan bentuk dan ukuran blok ini sangat penting karena akan memudahkan dalam operasional pe kerjaan di lapangan, terutama dalam pencatatan produksi, pengaturan organisasi kerja, pengukuran output kerja, pengambilan contoh daun untuk dianalisis di laboratorium dan lain-lain. 2. Pembuatan Saluran Air/ Drainase Pembuatan saluran air dimaksudkan untuk mengendalikan tata air di dalam wilayah perkebunan. Metode pengendalian tata air yang umum digunakan yaitu irigasi dan drainase. Irigasi merupakan usaha untuk menambah air ke dalam wilayah, sedangkan drainase kebalikannya. Hal ini perlu disadari agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian terminologi irigasi untuk tata nama (nomenclature) drainase karena kedua sistem ini saling berlawanan dan tidak mungkin digabung menjadi satu kesatuan. Untuk mencegah timbulnya kerancuan dalam tata nama sistem drainase, berikut dijelaskan tipe dan ukuran saluran. Tipe dan ukuran saluran air drainase adalah sebagai berikut: a. Drainase lapangan (field drains; secara salah kaprah disebut parit tersier) •
Berfungsi menyekap air yang ada dan/atau mengalirkannya di per mukaan tanah.
218
Gambar. 6.6. Drainase tersier
b. Drainase pengumpul (collection drains; secara salah kaprah disebut parit sekunder) •
•
•
Berfungsi mengumpulkan air dari suatu areal tertentu dan me ngalirkannya ke pembuangan Merupakan buatan manusia dan dapat berbentuk saluran (parit), kolam, waduk dan lainnya Dapat juga berupa teras ber sambung dan benteng, di mana bentuk pengumpulannya berdiri sendiri dan pembuangannya me lalui peresapan tanah.
c. Drainase pembuangan (outlet drains; secara salah kaprah di sebut parit primer) • Berfungsi mengeluarkan air dari suatu areal tertentu • Umumnya memanfaatkan kondisi alam yang ada, seperti sungai, jurang, rendahan, dan lainnya • Jika tidak dapat memanfaatkan kondisi alam juga dapat berupa Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
saluran buatan (kanal), sistem pompa dan lain-lain. Saluran drainase harus selesai di bangun sebelum penebangan pohon atau tanaman. Jika memungkinkan, saluran drainase dibangun 1-2 tahun sebelum jadwal penanaman sehing ga terdapat cukup waktu bagi tanah gambut untuk memadat. Pengertian drainase bersifat relatif dan tergantung pada konteks per masalahannya. Misalnya, drainase pembuangan bagi divisi/ afdeling, mungkin merupakan darinase pe ngumpulan dalam konteks kebun. Secara garis besar, data pada Tabel 18 dapat dijadikan pedoman dalam menentukan tipe dan ukuran saluran air.
pengairan yang lebih kecil yang berhubungan langsung dengan petak petak lahan perkebunan. Tabel 18 Tipe dan Ukuran Saluran Air Lebar atas (m)
Lebar bawah (m)
Kedalam an (m)
1,0
0,3
0-1,10
Pengumpul
2,0-2,5
0,5
1,25-1,75
Pembuangan
3,0-5,0
1,0
2,00-2,50
Tipe drainase
Lapangan
b. Sistem paralel
3. Jenis Sistem Saluran Air a. Sistem random Sistem random dapat disesuaikan secara luas terhadap keadaan lahan yang dihadapi. Sistem random ber sifat sedikit atau tidak memerlukan perubahan-perubahan keadaan topo grafi. Sistem yang dirancang dengan baik akan mampu menampung aliran air yang tersedia secara maksimum atau harus dapat digunakan secara efektif. Saluran induk biasanya mengikuti tempat dengan elevasi tertinggi yang berada sepanjang garis kontour atau punggung lahan untuk menjaga permukaan air dalam suatu posisi teringgi sehingga dapat menjangkau bagian terbesar areal lahan. Saluransaluran cabang atau pembagi dapat pula mengikuti garis kontur atau memotongnya untuk menggiring air masuk ke dalam selokan-selokan Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Dalam sistem paralel, jaringan pe ngairan dan drainase dibangun secara beraturan dan sejajar satu de ngan yang lain. Apabila menjumpai lahan yang datar atau lahan dengan lereng yang sedang tanpa banyak bergelombang, jaringan pengairan dengan sistem paralel dapat diterap kan secara efisien. Saluran induknya, seperti juga pada jaringan dengan sistem random., Sistem paralel dibangun atau digali sepanjang garis kontur dengan elevasi ketinggian yang cukup agar dapat menjamin permukaan air pada saluran-saluran pengairan. Sehingga dapat mecakup areal lahan yang lebih luas. Saluran-saluran pembagi umumnya digali memotong lereng lahan untuk mengalirkan air masuk kedalam selokan pengairan yang langsung berhubungan dengan petak-petak lahan perkebunan. 219
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
a. Saluran drainase alam harus diperpanjang sebagai parit pri mer. b. Saluran skunder dan tersier di bangun menurut keadaan lapang an, sehingga air hujan tidak menggenangi areal tanaman.
hitung berdasarkan curah hujan terbesar yang pernah terjadi di kebun. Faktor-faktor yang mempe ngaruhi pembangunan suatu sistem drainase dapat difomulasikan secara sederhana dalam rumus Manning, yaitu sebagai berikut.
4. Dasar dan Teknik Pembuatan Drainase
1 V=― n
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan drainase yaitu: a. Dasar pembuatan sistem drai nase Pembangunan sistem drainase di perkebunan, terutama ditujukan untuk mengendalikan kelembapan tanah sehingga kadar airnya stabil antara 20-25 persen dengan ke dalaman aras air (water table) maksimum 60 cm. Selain itu, pembangunan drainase juga diusaha kan terhindar dari kejenuhan air secara terus menerus selama maksimum 2 minggu. Sistem drainase dibuat berdasarakan pada kemampuan saluran air untuk mengeluarkan kelebihan air dalam 24 jam (m3/24 jam). Volume air yang akan dialirkan melalui sistem drainase biasanya berkisar 60-80 persen dari curah hujan, tergantung pada jenis tanah, topografi, dan lamanya periode kekeringan. Dengan memperhitungkan 1 mm curah hujan serta dengan 10 m3 air hujan maka volume air yang diterima kebun sebagai berikut. Volume air (m3) = Luas kebun (ha) x curah hujan (mm) x 10 m3 ...........(1) Perhitungan daya mengalirkan air ke luar sistem drainase (m3/detik) di 220
f x―
2/3 x
i
1/2 .....................(2)
c
Keterangan: V = Kecepatan air mengalir (m/detik), nilai idealnya 0,3 – 0,8 m/detik n = Koefisien kekasaran per mukaan saluran air. Nilainya 0,25 bila bersih tidak ber gulma dan 0,50 bila penuh gulma f = Penampang basah saluran air atau penampang berisi air (merupakan faktor variabel yang harus dikelola) c = Keliling saluran air (merupa kan faktor variabel yang harus dikelola) i = Sudut penurunan dasar saluran air/ slope fall (m/m). Nilai idealnya 0,03-0,05. Artinya, penurunan dasar saluran air 30-50 cm setiap 100 m panjang saluran air. Kemampuan sistem drainase untuk mengalirkan air dapat dihitung dengan dasar kecepatan air. Dalam sistem drainase yang baik, nilai kecepatan aliran air yaitu 0,3-0,8 m/detik. Kecepatan aliran ini cukup aman terhadap pengikisan dinding dan dasar saluran air. Ambang batas kecepatan minimal yaitu 0,1 m/detik, dimana air berpotensi tergenang. Prinsip dasar dari suatu sistem drainase yaitu menyekap air, ke mudian mengumpulkannya, dan Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
akhirnya dibuang keluar areal. Dengan demikian, drainase harus dirancang dalam bentuk jaringan yang memanfaatkan topografi dan mengalirkan kelebihan air berdasar kan gaya berat. Merancang sistem drainase yang baik harus mengacu pada peta topografi dan bukan berdasarkan kondisi visual saja (sesuatu yang sering terjadi di perkebunan dan umumnya tidak efektif hasilnya). b. Teknik pembuatan saluran drai nase Kondisi kebun, afdelling/divisi, atau blok yang tergenang air baiknya secara permanen maupun temporer merupakan indikasi bahwa sistem drainase alamiah tidak mampu mengeluarkan kelebihan air dalam waktu 24 jam. Dalam kondisi seperti ini, mutlak diperlukan peningkatan kemampuan sistem drainase untuk mengeluarkan air keluar areal. Secara optimal, peningkatan ini dapat dilakukan dengan membuat saluran air. Pembuatan saluran air memerlukan perhitungan dan syarat teknis (spesifikasi) tertentu supaya tujuan nya dapat tercapai. Saluran air harus membentuk suatu jaringan dan saling bermuara secara bertingkat, dimana saluran drainase lapangan bermuara pada drainase pengumpul dan drainase pengumpul bermuara pada drainase pembuangan. Titik temu antara saluran air dibuat bersudut 60-700 dan membentuk pola tulang ikan. Titik temu ini harus membelok ke arah aliran air dan tidak boleh tegak lurus. Disamping itu, titik temu juga harus berdiri Direktorat Pembinaan SMK (2008)
sendiri (tunggal) sehingga mencegah terjadinya perputaran arus air/ turbulensi. Hal yang umum terjadi terdiri lebih dari 2 percabangan dan saling berhadapan. Penampang saluran air (nilai c dalam rumus Manning) harus semakin membesar pada daerah hilir karena sifat aliran air yang akan meng akumulasikan air di daerah hilirnya. Pembuatan penampang saluran air yang besarnya sama (dari hulu ke hilir) seperti yang lazim dilakukan di kebun dapat menyebabkan air meluap dan menggenang di daerah hilir. Pembuatan penampang saluran air harus semakin membesar sesuai dengan urutan drainase lapangan, pengumpul dan pembuangan. Penurunan sudut dasar saluran air (slope fall = i) sebaiknya dibuat 30-50 cm per 100 m panjang saluran air (0,03-0,05 m/m). Jika penurunan sudut tersebut lebih curam misalnya karena pengaruh topografi maka sudut penurunan dapat diperkecil dengan mengikuti arah kontur. Saluran drainase lapangan yang berfungsi menyekap air, arahnya harus dibuat agak tegak lurus ter hadap penurunan topografi dengan panjang maksimum 60 m. Saluran drainase lapangan juga harus dibuat secara lurus dan dirawat supaya bebas gulma. Keberadaan gulma akan meng hambat kelancaran aliran air (mem perbesar nilai i dan mengecilkan nilai n dalam rumus Manning). Jika kondisi topografi tidak memung kinkan pembuatan saluran air yang lurus maka dapat dibuat belokan dalam bentuk busur lingkaran 221
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
dengan jari-jari 100 m. Untuk sistem drainase didaerah rendahan, saluran drainase pengumpul dapat dibuat dua buah berkeliling (membentuk kaki bukit) dan satu atau lebih ditengah (biasanya lurus). Saluran drainase lapangan dapat dihubung kan dengan saluran pengumpul yang ada di tengah dan/ atau saluran pengumpul yang melingkar. Seluruh saluran drainase pengumpul ini harus bermuara pada saluran pembuangan. Lihat Gambar 6.7.
6.1.4. Jembatan
dibangun dinding beton pada kedua sisi gorong-gorong. b. Dinding beton harus mencapai ujung aliran air hingga atas bagian gorong-gorong. Dinding ini dapat terdiri atas batu yang dimasukkan dalam keranjang atau jaring-jaring kawat, namun pada gorong-gorong permanen perlu dibangun beton konkret. Dinding ini umumnya dibangun menonjol hingga 20 cm di atas permukaan, yang dimaksudkan untuk men cegah erosi sekaligus sebagai tanda bagi kendaraan yang melewatinya.
1, Gorong-gorong Gorong-gorong diperlukan untuk menyeberangi parit kecil atau saluran drainase kebun. Gorong-gorong yang lebih besar juga digunakan untuk tempat penyeberangan di sungai. Beton bertulang merupakan bahan gorong-gorong yang paling kuat dan tahan lama, umum digunakan pada perusahaan perkebunan karena mampu menahan beban kendaraan yang melewatinya. Pipa baja juga dapat digunakan, namun pipa baja ini umumnya digunakan untuk titik pe nyeberangan penting dan permanen. Terdapat lima pertimbangan penting dalam memasang gorong-gorong yaitu: a. Pipa-pipa yang cukup besar untuk menampung aliran air secara maksimum (tambahkan kapasitas air hingga 25 %). Untuk mengurangi kemungkinan ter sumbatnya saluran, sebaiknya digunakan satu pipa berukuran besar. Untuk mencegah erosi pada salah satu sisi goronggorong yang permanen, perlu 222
Gambar 6.7 Denah drainase
c. Pemeriksaan secara rutin perlu dilakukan untuk melihat kemung kinan tersumbatnya goronggorong, khususnya selama musim penghujan. Jika dijumpai masalah pada waktu musim hujan, maka hal ini perlu ditandai pada peta kebun guna perbaikan selanjutnya d. Gorong-gorong perlu dipasang dengan cara sebagai berukut: Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
•
•
•
•
Dasar-gorong-gorong dibagian hulu (air masuk) sejajar dengan dasar aliran air. Dasar gorong-gorong di bagian hilir (air keluar) diatur 50100mm dibawah permukaan tanah (dasar saluran) Bagian atas gorong-gorong harus berada di atas 50 cm di bawah permukaan jalan yang akan dibangun, dengan susunan 40 cm berupa tanah dan 10 cm berupa pasir dan batu untuk pengerasan jalan. Bagian atas dari pipa atau gorong-gorong jangan sampai menyembul ke permukaan tanah karena hal ini akan merusak ban kendaraan dan dapat menimbulkan kerusakan bangunan. Dasar gorong-gorong harus sejajar dengan kemiringan salur an air. Pemasangan konkret di bawah gorong-gorong kadang kadang diperlukan untuk men cegah erosi khususnya pada bagian air keluar.
e. Jika diperkirakan aliran air akan semakin meningkat pada masa mendatang, maka gorong-gorong sebaiknya diganti jembatan, sehingga mengurangi biaya per baikan gorong-gorong yang cu kup mahal. Lihat Gambar 6.8.
atau besi yang lebih parmanen. Jembatan kayu yang baik dapat bertahan hingga 10-15 tahun. Konsultasi perlu dilakukan dengan tukang atau kontraktor jembatan yang berpengalaman untuk mem peroleh spesifikasi jembatan yang akan dibangun. Lokasi yang ideal untuk membangun jembatan adalah pada tempat dengan sungai yang menyempit, tanah pinggir sungai cukup kuat, dan permukaan air pada saat meluap berada beberapa meter di bawah jembatan yang akan dibangun
Gambar 6.8 Penampang Melintang Pemasangan Goronggorong
2. Jembatan Jembatan digunakan sebagai tempat penyeberangan pada sungai maupun saluran drainase yang lebar. Selama tahap pembangunan suatu kebun, jembatan dapat dibangun dari kayu yang ditebang pada saat penyiapan lahan. Pada tahap selanjutnya, jembatan kayu diganti dengan beton Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Jembatan dengan lebar kurang dari 6 m dapat dibangun secara kuat. Tambahan penyangga di bawah mungkin diperlukan, tergantung pada panjang jembatan dan ukuran tulangtulang konstruksi jembatan. Jembatan dengan panjang lebih dari 6 m harus dirancang dan dibangun 223
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
dengan menggunakan beton dan baja. Dasar pondasi harus dibangun secara tepat untuk mencegah runtuhnya jembatan. Pondasi biasa nya dipanjangkan 3 - 4 m ke tunggul sungai, diisi dengan batu dan diperkuat dengan beton atau jaring kawat berisi batu. Penyangga ke rangka jembatan yang lurus dan kuat harus diletakkan secara tepat dan kokoh pada dasar pondasi Dasar pondasi jembatan harus diperkuat dengan jaring-jaring kawat atau beton pada kedua sisi jembatan untuk mengurangi pengaruh hantam an air dan menghindari terjadinya erosi yang dapat terjadi di bawah pondasi jembatan. Kayu bantalan jembatan disusun dengan jarak teratur pada dasar jembatan. Bantalan ganda dipasang di bawah roda kendaraan, dipaku atau disekrup pada dasar jembatan.
lebih tinggi dari permukaan jalan. Hal ini sebagai antisipasi pengerasan jalan di masa mendatang. Lihat Gambar 6.9. Jika jembatan terpaksa dipasang pada belokan, maka papan pada permukaan jembatan diusahakan selalu tegak lurus terhadap arah jalan. Lebar jembatan agar di sesuaikan dengan belokan sehingga kendaraan besar dapat berbelok dengan mudah. Spesifikasi minimum terhadap kayu yang digunakan pada jembatan dengan lebar 3,2 m yang dilengkapi 6 kayu kerangka dasar dengan daya tahan 10 ton yaitu dikemukakan pada Tabel 19.
Permukaan jembatan tersusun atas papan kayu dengan lebar 150 mm dan tebal 50 mm. Permukaan jembatan dipaku pada bantalan jembatan, disusun dengan jarak antar papan 15 mm sebagai tempat kerikil, tanah, dan air hujan lolos ke bawah. Dengan demikian permukaan jembatan akan selalu bersih. Permukaan jembatan jangan sampai ditutup dengan tanah atau batu kerikil karena hal ini akan menyebab kan kayu cepat membusuk serta menyulitkan pemeriksaan terhadap kerusakan pada jembatan. Sepasang papan kayu tambahan sebaiknya dipasang pada jalur yang akan dilalui roda kendaraan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahan an jembatan. Pembangunan suatu jembatan harus lurus dengan jalan dan permukaannya terletak 10 cm 224
Gambar 6.9 Jembatan
Spesifikasi minimum terhadap kayu yang digunakan pada jembatan dengan lebar 3,2 m yang dilengkapi 4 kerangka baja dengan daya tahan 10 ton dikemukakan seperti pada Tabel 20. Spesifikasi minimum terhadap kayu yang digunakan pada jembatan dengan lebar 3,2 m yang dilengkapi Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
4 kerangka baja dengan daya tahan 10 ton dikemukakan seperti pada Tabel 20.
6.1.5. Konservasi Lahan Konservasi lahan merupakan upaya penggunaan setiap bidang tanah dengan cara sesuai kemampuan tanah tersebut dan memperlakukan nya sesuai syarat-syarat yang diperlukan sehingga lahan dapat digunakan secara lestari. Konservasi lahan diperlukan dalam budidaya tanaman perkebunan karena curah hujan tidak dapat seluruhnya masuk ke dalam tanah. Namun, sebagian air hujan justru mengalir di atas permukaan tanah dan menyebabkan erosi.
yang berasal dari hasil penguraian seresah tanaman adalah rendah. Karena itu, erosi merupakan faktor utama penyebab terjadinya proses degradasi/ kerusakan lahan per tanian /perkebunan di daerah tropika basah. Akibat erosi, daya dukung tanah untuk pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal atau bahkan berakibat kematian pada tanaman. Tabel 19. Ukuran Kerangka Kayu Jembatan Panjang (m)
Bagian
<3
Empat persegi panjang Persegi panjang Bulat
3,0 - 4,5
Erosi adalah pemindahan atau pengangkutan tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih rendah melalui media air atau angin. Di daerah tropis basah, media penyebab erosi yang umum adalah air. Erosi dianggap sebagai penyebab kerusakan tanah yang utama karena melalui proses ini kerusakan tanah dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat, bergantung pada besar dan kekuatan media pengang kut tanah. Erosi yang terjadi di areal perkebunan, dapat menyebab kan hilangnya lapisan tanah permukaan yang subur dan diganti dengan munculnya lapisan tanah bawah yang relatif kurang subur. Kurang suburnya tanah di lapisan bawah antara lain disebabkan oleh tanah lebih mampat, kadar bahan organik sangat rendah, hara tanah Direktorat Pembinaan SMK (2008)
4,5 - 6,0
Empat persegi panjang Persegi panjang Bulat Empat persegi panjang Persegi panjang Bulat
Ukuran (mm) 250 x 150 220 x 220 260 (diameter) 300 x 150 250 x 250 300 (diameter) 400 x 200 300 x 300 400 (diameter)
Pertanaman dengan tajuk yang rapat dan ditumbuhi tanaman penutup tanah, tingkat erosinya relatif kecil karena jatuhnya curah hujan tertahan oleh tajuk tanaman dan tanaman penutup tanah. Akibatnya, agregat tanah permuka an tidak hancur dan terangkut oleh aliran permukaan. 225
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Di samping itu, adanya penutupan lahan bisa menambah suplai bahan organik yang berasal dari seresah tanaman dan dekomposisi bagian tanaman yang telah mati. Sistem perakaran yang telah mati dan terdekomposisi bisa meninggalkan saluran-saluran air di dalam tanah. Adanya saluran air ini akan me ningkatkan kapasitas infiltrasi tanah. Tujuan konservasi lahan adalah: • Mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan aliran permukaan sekaligus memelihara sumber air dan kelestarian fungsinya • Memperbaiki tanah rusak atau kritis • Memulihkan dan mempertahan kan kesuburan tanah • Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi yang setinggi-tingginya dalam waktu yang tidak terbatas (lestari) • Mempertahankan kemampuan daya dukung lahan dan ling kungannya dalam fungsi ling kungan hidup • Meningkatkan produktivitas la han usahatani sehingga me nunjang peningkatan produksi dan pendapatan Ada beberapa metode dalam penanganan konservasi lahan seperti: • Secara agronomi yaitu meliputi metode TOT (tanpa olah tanah), pengolahan tanah minimum (minimum tillage), penanaman berdasarkan kontur, penggunaan mulsa, pergiliran tanaman (crop rotation), pengelolaan residu tanaman . • Secara vegetatif yaitu berupa agroforestry, alley cropping, penanaman tanaman penutup tanah (kacang-kacangan/rumput) 226
•
Secara struktur/ konstruksi yaitu bangunan konservasi seperti teras, tanggul, cek dam.
Tabel 20. Kerangka Baja Panjang (m) <3 3,0 - 4,5 4,5 - 6,0
Baja (kg/m)
Ukuran (mm)
30 55 70
250 x 150 220 x 220 300 x 150
Pembahasan metode konservasi akan dibatasi pada pembuatan teras dan penanaman tanaman penutup tanah, karena kegiatan ini banyak dilakukan di lahan perkebunan. 1. Pembuatan Teras Teras merupakan tanggul yang ber kesinambungan yang memotong lereng bukit dan dibangun sepanjang kontur. Teras dibangun untuk menye diakan tempat penanaman yang baik, memudahkan akses untuk memelihara dan melakukan panen, Ada tiga jenis teras yang selama ini dikenal yaitu teras bangku, teras gulud, dan teras individu. Teras tersebut dibuat searah dengan garis kontur, agar aliran air di dalam teras tidak deras. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik lokasi atau tempat yang memiliki ketinggian sama. Jenis teras yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi lahan, kemiringan lahan, kedalaman efektif tanah, dan kepekaan tanah terhadap erosi. Di lahan miring, pergerakan air akan semakin cepat, volume air mengalir di atas permukaan tanah semakin besar sehingga kekuatan merusak Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
semakin besar. Akibatnya, sering terjadi erosi. Untuk mengatasi keadaan ini, sebaiknya lahan dibuat teras yang secara efektif mampu menekan kecepatan aliran air sekaligus memberikan peluang peresapan air hujan ke dalam tanah. Bentuk teras yang tahan terhadap kecepatan aliran yang deras dan memperbesar peresapan air ke dalam tanah adalah teras bangku, kemudian disusul teras gulud dan teras individu. Manfaat teras adalah: a. Memperpendek panjang lereng dan menurunkan kemiringan lereng. b. Memperlambat laju aliran per mukaan dan menyalurkannya dengan kekuatan yang tidak merusak c. Meningkatkan laju infiltrasi air ke dalam tanah d. Mencegah akumulasi air hujan dan aliran permukaan yang dapat mengalir dengan kekuatan yang merusak e. Mempermudah penglolaan tanah dan pertanaman f. Teras seharusnya tidak dibuat pada areal yang sangat curam (>40°) karena: • Teras akan rentan terhadap longsor dan erosi • Pemeliharaan dan panen sulit dilakukan • Kerapatan yang tepat akan sulit sekali dicapai • Pemeliharaan jalan dan ja ringan drainase akan sangat mahal • Pengelolaan dan pengawas an akan menjadi sulit Direktorat Pembinaan SMK (2008)
•
Pengembangan areal ter sebut merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dari segi lingkungan
a. Teras bangku Teras bangku adalah teras yang dibuat memotong lereng dan me ratakan tanah dibagian bawah, se hingga membentuk susunan seperti tangga. Teras bangku tidak dianjur kan untuk tanah-tanah yang mudah longsor, jeluk tanahnya dangkal, atau lapisan tanah bawah mengandung unsur yang tersedia berlebihan dan dapat meracuni tanaman. Teras bangku perlu dibuat sedikit miring ke dalam sehingga bibir teras sedikit lebih tinggi daripada dalam teras. Tujuannya, agar aliran permukaan memiliki peluang lebih besar untuk meresap kedalam tanah. Tebing teras dapat diperkuat dengan rerumputan atau tanaman merambat lain. Bibir teras juga dapat ditanami dengan tanaman penguat teras untuk memperkuat teras dari kemungkinan longsor. Saluran drainase di lahan dengan teras bangku dibuat bukan di pinggir teras, tepat di bawah tebing teras di atasnya. Gambar 6.10. b. Teras gulud Teras gulud dibuat dengan me motong lereng sesuai dengan kontur dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Teras gulud sebaik nya dibuat di lahan yang kedalaman tanahnya dangkal dan kemiringan lahan kurang dari 15 persen. Kondisi lahan dengan kedalaman tanahnya dangkal, tidak mungkin dibuat teras bangku karena teras 227
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
bangku cenderung akan memper dangkal kedalaman efektif tanah. Akibatnya, daerah perakaran minimal yang diperlukan tanaman utama untuk tumbuh normal tidak terpenuhi. Kedalaman efektif minimal untuk tanaman utama dewasa adalah 60 cm. Saluran drainase di lahan dengan teras gulud dibuat di pinggir teras, di sebelah dalam guludan. Lihat Gambar 6.11. c. Teras individu
Gambar 6.10 Teras Bangku
Teras individu adalah teras yang dibuat dengan meratakan tanah di sekitar pokok tanaman dengan garis tengah 1-1,5 meter. Contoh di areal kelapa sawit, teras tapak kuda adalah teras individu yang memotong lereng. Teras individu menyediakan tempat penanaman yang baik tetapi tidak bersambung, dan memudahkan akses pemeliharaan dan panen pada lahan miring dengan ukuran mi nimum 3 x 3 meter. Teras individu merupakan satusatunya teras yang dapat dibuat di lahan yang kemiringannya lebih dari 40 persen. Piringan teras perlu dibuat sedikit miring ke dalam seperti pada teras bangku. Pemilihan bentuk teras harus tetap memperhatikan kesesuaian jeluk efektif yang tersisa bagi tanaman utama. Pembuatan teras dilahan yang tanahnya peka terhadap erosi mempertimbangkan efektivitasnya dalam menekan volume dan ke cepatan aliran air permukaan. Selain membuat teras, aliran per mukaan di lahan yang agregat tanahnya mudah hancur bisa di perkecil dengan menanam tanaman penutup tanah. 228
Gambar 6.11 Teras gulud
Adanya tanaman penutup tanah bisa menyebabkan agregat tanah menjadi lebih stabil, tidak mudah hancur, serta tidak mudah terangkut aliran air di atas permukaan tanah. Lihat Gambar 6.12 2. Penutup Tanah Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat keberhasilan usaha suatu perkebun an. Aktivitas yang dilakukan yaitu pe nanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah untuk mempersiapkan kondisi yang kondusif bagi penanam an tanaman utama sehingga tidak ada yang mati dan mampu meng Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
hasilkan produksi seperti yang direncanakan. Penanaman tanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah sehingga pertum buhan gulma dapat ditekan dan me ngurangi kompetisi hara dengan ta naman utama. Kacang-kacangan dibutuhkan oleh tanaman utama karena berfungsi menghasilkan bahan organik, di samping dapat mengikat unsur nitro gen dari udara. Tumbuhan penutup tanah dari jenis kacang-kacangan yang sering di gunakan dan ditanam di perkebunan yaitu: • Calopogonium caerulium (CC) • Pueraria javanica (PJ), • Calopogonium mucunoides (CM) • Centrosema pubescens (CP) • Centrosema plumieri (CP), • Mucuna cochinchinensis (MC) • Mucuna bracteata (MB). Manfaat tanaman penutup tanah dalam pengusahaan tanaman di perkebunan yaitu sebagai berikut: • Menambah bahan organik se hingga memperbaiki struktur tanah • Memperbaiki status hara tanah, terutama nitrogen • Memperbaiki sifat-sifat tanah akibat pembakaran (pembukaan lahan) • Melindungi permukaan tanah dan mengurangi bahaya erosi, ter utama pada tanah yang curam • Mengurangi biaya pengendalian gulma • Mendorong pertumbuhan tanam an dan meningkatkan produksi
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.12. Teras Individu/ Tapak Kuda
3. Konsep Tanah Perawan Ekshutan Tanah perawan ekshutan biasanya dicirikan dengan tebalnya mulsa yang ada dan rendahnya kadar humus yang umumnya hanya terbatas pada lapisan top soil yang tipis (sekitar 5 cm). Oleh karena itu, tidak benar bila tanah perawan ekshutan merupakan tanah yang subur dan tidak memerlukan pe mupukan lagi. Tanah perawan mempunyai ka pasitas tukar kation (KTK) yang rendah (8-16 meq), terutama disebab kan oleh rendahnya kandungan partikel liat dan humus. Kondisi ini juga menyebabkan unsur hara yang terjerap (adsorbed) oleh partikel liat dan humus yang akhirnya me rupakan sumber hara tersedia bagi tanaman juga lebih sedikit. Memperbaiki kondisi tanah perawan memerlukan penanganan khusus, terutama untuk mempercepat proses biologi dalam tanah sehingga nilai KTK dapat ditingkatkan. Meningkat 229
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
kan nilai KTK pada kondisi ini hanya dapat dilakukan dengan penambah an humus, karena partikel liat merupakan faktor alami yang tidak dapat diubah. Penambahan bahan organik untuk menaikkan kadar humus di per kebunan dapat dilakukan dengan praktik konservasi tanah yang tepat dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah, Kacang-kacangan Calopogonium caerulium (CC) di Sumetara utara dapat memberikan bahan organik dalam bentuk daun kering sebanyak kurang lebih 1,5 ton/ha/tahun pada umur 3 tahun. Sementara, di Malaysia, kacang-kacangan CC dapat memberikan rata-rata 7,15 ton/ha pada umur 20 bulan setelah tanam. Kebijakan untuk membangun tanaman penutup tanah sebaiknya dilakukan sejak awal penanaman tanaman utama, karena selain dapat meningkatkan kadar humus, juga akan mempercepat proses biologi tanah. 4. Persiapan Tanam Tanaman Penu tup Tanah Pekerjaan penting yang harus dilaku kan dalam persiapan tanam kacangkacangan adalah sebagai berikut:
Untuk memudahkan pemberantasan gulma maka sebelum memulai pengendalian gulma, pekerjaan me mancang harus sudah selesai dilakukan. Eradikasi gulma biasanya dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap penyemprotan herbisida pada se luruh areal dan dilanjutkan dengan membongkar anak kayu pada selang 1-2 minggu kemudian. Pekerjaan eradikasi gulma ini dapat dilakukan tanpa menunggu seluruh pekerjaan perun/ rumpuk selesai dilakukan sehingga penanaman kacang-kacangan dapat lebih cepat dilakukan. Kebutuhan tenaga kerja untuk era dikasi gulma sangat tergantung pada laju regenerasi gulma di lapangan dan komposisi gulma yang tumbuh, misalnya perbandingan antara jenis gulma yang dapat mati bila disemprot herbisida dengan jenis gulma ber kayu yang harus dikendalikan secara manual. Untuk eradikasi secara kimia dan manual, unsur utama yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut: •
•
a. Eradikasi Gulma Selama pekerjaan perun/ rumpuk, regenerasi gulma biasanya akan terjadi dan hal ini harus dibersihkan, baik secara manual maupun kimia.. Kecepatan regenerasi gulma sangat tergantung pada distribusi curah hujan setelah rumpuk mekanis, tetapi secara umum eradikasi biasanya mulai dilakukan 4-5 minggu setelah rumpuk mekanis. 230
•
•
Mempersiapkan bahan (herbisi da) dan peralatan (sprayer gendong, cangkul, dan lain-lain) Membuat batas areal yang akan ditanami kacang-kacangan pada suatu periode tertentu sehingga pengendalian gulma dapat dilaku kan secara tuntas pada areal tersebut Melakukan organisasi pekerjaan semprot dan bongkar tumbuhan pengganggu Mempersiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap fase pekerjaan.
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
b. Mempersiapkan benih dan/atau bibit kacang- kacangan Beberapa jenis benih kacang-kacang an, dikenal adanya sifat dormansi sehingga benih tersebut harus di persiapkan dengan cara-cara khusus untuk meningkatkan daya tumbuhnya di lapangan. Kacang-kacangan yang ditanam ter diri dari campuran 6 kg PJ/ha, 3 kg CM/ha, dan 0,5 kg CC/ha. Untuk memperoleh kacang-kacangan yang mempunyai daya tahan di lapangan yang lebih lama, sebaiknya dilakukan penambahan benih MC 2 kg/ha. Pemberian CP dapat dikurangi atau ditiadakan. Kacang-kacangan MB biasanya akan lebih vigor dan pertumbuhannya cepat bila ditanam melalui stek. Tingkat pemberian campuran benih kacang-kacangan sebanyak 9,5 kg/ ha merupakan nilai baku untuk benih kacang-kacangan yang ber mutu baik (daya kecambah 75 per sen). Jika daya kecambah benih kurang 75 persen maka tingkat pem berian benih kacang-kacangan harus diperhitungkan dengan nilai baku [(100: % daya kecambah) x 9,5 kg] Perlakuan benih kacang-kacangan (seed treatment) untuk meningkatkan hasil dan mempercepat per kecambahan dapat dilakukan dengan perendaman dalam air panas bertemperatur 75° C selama dua jam. Setelah air menjadi dingin, benih diangkat dan disimpan selama satu malam. Penanaman kacang-kacangan dapat dilakukan pada esok harinya. Perlakuan benih tersebut hanya Direktorat Pembinaan SMK (2008)
dianjurkan untuk penanaman pada musim hujan. Hal ini karena biji yang sudah diberi perlakuan berkecambah akan mengalami kekeringan dan mudah mati jika curah hujan tidak memadai. Perlakuan benih dapat juga dilaku kan dengan membasahi benih kacang-kacangan dengan asam sulfat (H2SO4) 98 % selama 15 menit. Setelah perlakuan, benih dicuci dengan air untuk membuang sisa-sisa asam dan direndam dengan air dingin selama satu malam. Benih siap ditanam pada esok harinya. Keperluan asam sulfat untuk perlakuan ini sebanyak 100-200 cc/kg benih kacang-kacangan. Inokulasi bakteri Rhizobium untuk meningkatkan daya fiksasi nitrogen pada kacang-kacangan yang akan ditanam dapat dilakukan dengan mencampur Rhizobium kompos.. Untuk 10 kg campuran benih kacangkacangan, dapat dipakai 10 g Rhizobium kompos yang dilarutkan dalam 0,25 liter air. Campuran benih kacang-kacangan ini diaduk dengan larutan Rhizobium hingga merata dan semua benih basah. Benih yang telah diinokulasi ini dikeringkan dalam ruangan yang sejuk. Untuk memudahkan penanaman di lapang an, 1 kg benih dicampur dengan 2 liter pasir. Proses inokulasi kacangkacangan dengan bakteri Rhizobium) c. Bibit kacang-kacangan Mucuna bracteata (MB) sebagai tanaman penutup tanah mempunyai keunggulan dari pada jenis kacangkacangan lain. Hal ini karena MB 231
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
lebih tahan terhadap naungan, kurang disukai hama, tahan terhadap kekeringan, memberikan bahan organik lebih banyak, dan mem berikan unsur hara nitrogen yang jumlahnya tidak kalah dibandingkan dengan campuran kacang-kacangan konvensional.
plastik selama 1,5 - 2 bulan. Untuk mendapatkan 2.000 kantong bibit siap tanam, diperlukan sekitar 6.000 benih (daya kecambah 70 % dan setiap kantong diisi 2 benih). Umum nya, 1 kg benih MB terdiri dari 22.000 sampai 23.000 benih. d. Penanaman kacang-kacangan
Penanaman MB dengan sistem stek dalam polybag kecil (babybag) akan lebih optimal karena biaya pemeliharaannya jauh lebih rendah dari pada campuran PJ, CM, CC, dan MC. Babybag yang digunakan untuk penyetekan MB terbuat dari plastik kecil transparan/ bening berukuran 10 cm x 8 cm x 0,1 mm yang harganya lebih murah dari pada kantong plastik polythene. Setiap kantong diberi lubang antara 12-20 buah. Media untuk pembibitan MB ini harus diambil dari lapisan tanah atas (top soil) yang berhumus dan kandungan pasirnya sedikit. Bagian tanaman yang digunakan untuk perbanyakan melalui stek yaitu batang yang sudah berakar. Dengan adanya zat pengatur tumbuh Rootone-F yang merangsang pem bentukan akar, maka batang yang belum berakar dapat juga digunakan sebagai bahan stek. Pencelupan pangkal batang dalam larutan Rootone-F 0,1-0,2 % dapat merangsang pembentukan akar di dalam kantong/poliyag. Stek yang sudah ditanam dalam polybag kecil, disusun dalam pembibitan khusus yang ternaungi dan disiram setiap pagi dan sore selama tunas baru belum tumbuh. Pengembangan bibit kacang-kacang an MB dapat juga dilakukan dengan menanam benih dalam kantong 232
Penanaman kacang-kacangan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu cara campuran dan cara murni. Cara campuran yaitu menggabungkan beberapa jenis tanaman penutup tanah. Sedangkan cara murni adalah menanam tanaman penutup satu je nis saja. Penanaman dengan cara campuran merupakan kombinasi penanaman benih PJ, CM, dan CC dalam larikan dengan MC. Kacang-kacangan di tanam sejajar dengan barisan tanam an pokok. Larikan campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. Penanaman di dalam larikan dilakukan menurut barisan tanaman, kecuali pada daerah yang berbukit, yaitu penanaman kacangkacangan harus mengikuti kontur. Letak larikan diusahakan setiap 1 gawang. Penanaman MC dilakukan sebanyak 1 baris dengan barisan tanaman pokok di antara larikan kacang-kacangan PJ, CM, dan CC searah dengan rumpukan kayu. MC ditanam 3 lubang diantara pokok dekat rumpukan kayu/batang. Setiap lubang ditanami 3 benih MC. Pada areal berbukit, penanaman dengan pola kontur/teras maka ka cang-kacangan ditanam searah de ngan teras/ barisan tanaman cam puran PJ,CM, dan CC sebanyak 4 Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
titik antara 2 pokok didekat bibit terasan. MB ditanam diantara titik campuran PJ, CM, dan CC. Pe nanaman kacang-kacangan pada areal berbukit-bergunung (terasan) pada tanaman kelapa sawit disajikan pada Gambar 6.13.
berwarna krem. Perbedaan warna disebabkan oleh proses fiksasi nitrogen dari udara yang dilakukan oleh bakteri Rhizobium.
Penanaman di lapang sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan dengan jarak tanam 1,5 m dalam barisan sebanyak 2 baris pada setiap gawang tanaman utama, ditambah 2 stek MB di antara 2 pohon tanaman utama didalam barisan tanaman. Kebutuhan stek untuk populasi 136 pohon/ha yaitu 2.000 stek, termasuk sisipan 5%. Lihat Gambar 6.14. e. Pemeliharaan kacang-kacangan Pada saat penanaman kacang kacangan, juga dilakukan pemberian pupuk rock phosphate (RP) se banyak 30 kg sebagai starter. Ka cang-kacangan perlu dipupuk agar tumbuh subur dan cepat menutupi tanah. Anjuran pemupukan kacangkacangan yang biasa digunakan di perkebunan, baik pada penanaman cara campuran maupun cara murni, disajikan pada Tabel 21 Pemberian pupuk urea pada umur 2 minggu sampai 1 bulan dimaksudkan untuk memberikan nitrogen bagi kacang-kacangan. Hal ini disebabkan pada saat itu pembentukan bintil akar yang mampu mengikat nitrogen dari udara masih belum berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bintil akar yang me ngandung bakteri Rhizobium dapat dilakukan dengan membelah bintil dan melihat warnanya. Bintil yang aktif berwarna merah muda (pink) sampai merah pucat, sedang kan bintil yang belum aktif masih Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.13. Skema penanaman kacang- kacangan PJ, CM, CC, dan MB di kebun kelapa sawit
Gambar. 6.14 Pembiakan kacang kacangan MB dengan stek
Penyiangan kacang-kacangan dilaku kan secara intensif dengan cara manual dan kimia. Pemeliharaan kacang-kacangan secara manual dilakukan dengan membuang rumput dan gulma-gulma lainnya dengan 233
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
tujuan mengurangi atau menghilang kan persaingan dalam pengambilan air dan unsur hara dari dalam tanah. Pemeliharaan kacang-kacangan se cara manual meliputi pekerjaan se bagai berikut: • Membersihkan semua gulma lunak yang tumbuh di areal kacang-kacangan dengan garu serta mencabut atau menggulung tumbuhan yang menjalar. • Membongkar gulma keras atau berkayu • Memotong atau menarik kacangkacangan yang menjalar ke pohon dan/atau piringan. Sesuai dengan keadaan kacangkacangan penutup tanah yang dipelihara, penyiangan dapat dibagi ke dalam 4 kelas, yaitu Po (Mo), P1 (M1), P2 (M2), dan P3 (M3). 1) Penyiangan kelas P0 (Mo) Penyiangan dilakukan dengan mem bersihkan semua gulma pada tanah yang belum ada kacang-kacangan penutup tanahnya. Rumput diayak dipisahkan tanahnya, kemudian dibuang ke tepi jalan. Sementara, gulma yang menjalar atau yang ada akar rimpangnya (rhizome) digantung di atas tonggak-tonggak. Tenaga yang dibutuhkan berkisar 1,5-2,0 HK/ha/rotasi dengan rotasi 2 kali sebulan dan dilakukan pada saat 3 bulan pertama. 2) Penyiangan kelas P1 (M1) Semua gulma dicabut atau digulung, setelah itu dibuang ke tepi jalan atau digantung sehingga penutup tanah hanya terdiri dari kacang-kacangan (100%). Tenaga yang dibutuhkan berkisar 1,0-1,5 HK/ha/rotasi. Rotasi 234
2 kali sebulan, dilakukan pada saat bulan ke tiga. Tabel 21. Pemupukan Kacang-ka cangan Umur Kacangkacangan (bulan) Sebelum tanam 1 6 12 18 Total
Dosis (kg/Ha Dolomit Urea TSP 400
-
-
400
15 15
30 60 120 120 330
3) Penyiangan kelas P2 (M2) Semua gulma berkayu serta rumput keras lainnya, seperti mikania, pait an, maupun pakis dicabut, kemudian dibuang sehingga penutup tanah ter diri atas 85% kacang-kacangan dan 15% rumput lunak. Tenaga yang di butuhkan berkisar 1,0-1,25 HK/ha /rotasi. Rotasi 1-2 kali sebulan, dilaku kan pada saat bulan ke tiga. 4) Penyiangan kelas P3 (M3) Gulma berkayu dan rumput-rumput an yang bergerombol di antara ka cang-kacangan dibuang. Penutup ta nah merupakan campuran kacangkacangan dan rumput lunak. Tenaga yang dibutuhkan 0,5-0,75 HK/ha/ rotasi dengan rotasi 1 kali sebulan, dilakukan pada tahun ke 2-3. Untuk penyiangan di antara larikan, dilakukan dengan penyemprotan her bisida Glifosat atau Paraquat dengan dosis 1,5-2,0 liter/ha; Rotasi penyem protan dilakukan sebulan sekali selama 3 (tiga) bulan kedua (3 rotasi). Rotasi penyemprotan kacang kacangan sangat tergantung dari kecepatan kacang-kacangan menu tup tanah. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Tugas Penyelesaian Masalah
Tugas Aplikasi Konsep 1. Pembuatan/pemeliharaan individu
teras
Langkah kerja •
• •
•
Tentukan salah satu pohon yang ada dilereng dengan kemiringan > 20o atau pohon yang berteras individu Pohon yang belum ada teras nya buatlah teras individu! Tentukan ukurannya (ukuran tergantung dari jenis tanaman dan kemiringan lahannya) Pohon yang sudah ada terasnya, lakukan pemeliharaan
2. Pembiakan secara vegetatif ta naman penutup tanah kacangkacangan Langkah kerja • Siapkan polybag kecil/ baby bag dan lubangi pada bagian bawah nya • Siapkan media tanam • Isi polybag dengan campuran media tanam • Siapkan rotoone F menjadi ben tuk pasta • Siapkan stek batang tanaman penutup tanah ukuran 2 - 3 mata, kemudian olesi bagian bawahnya dengan rotoone F • Stek ditanam pada media tanam 3. Lakukan observasi dan identifikasi persiapan lahan penanaman sesuai situasi kondisi setempat. Hasil observasi dicatat dan didiskusikan dengan teman Anda.
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
1. Apa yang dapat Anda persiapkan untuk melakukan persiapan lahan pada areal bekas bukaan hutan? 2. Apa yang dapat Anda lakukan bila ditugasi untuk membersihkan semak-semak tetapi tanpa di ba kar? 3. Dalam areal perkebunan terdapat jaringan jalan untuk sarana transpotasi dan komunikasi. Ba gaimana prinsip pembuatan ja ringan jalan kebun agar sesuai persyaratan? 4. Apa yang dapat Anda lakukan jika areal perkebunan ditumbuhi alang-alang atau gulma? 5. Apa yang dapat Anda lakukan jika ditugasi mengendalikan alang-alang berwawasan ling kungan? 6. Apa yang dapat Anda lakukan agar tanaman penutup tanah dapat efektif dalam menekan gulma? 7. Apa yang dapat Anda lakukan agar tanaman penutup tanah yang ditanam di kebun langsung dapat hidup? 8. Apa yang dapat Anda lakukan agar tanaman penutup tanah tidak menjadi kompetitor bagi tanaman pokok? 9. Pupuk anorganik selain mahal, kadangkala sulit didapat, untuk mengatasi hal tersebut apa yang dapat Anda lakukan agar tanam an yang diusahakan tetap men dapat unsur hara? 10. Apa yang dapat Anda lakukan untuk menanam tanaman pada lahan miring?
235
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
6.2 Identifikasi Pola Hubungan Tanaman Kegiatan yang tidak kalah penting dalam pra tanam adalah penentuan jarak tanam, pengaturan pola hubungan tanaman atau yang sering dikenal di lapangan dengan kegiatan pengajiran atau pemancangan titik tanam. Pemancangan adalah pe nentuan titik-titik lokasi tanaman dan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang dikehendaki, sehingga lokasi tanaman di dalam barisan dan antar barisan tampak teratur. Jarak tanam yang dipakai tergantung dari kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman adalah jumlah tanaman yang ditanam dalam luas tertentu dan sangat dipengaruhi oleh faktor bahan tanam, sistem tanam, dan lingkungan. Dalam kompetensi dasar identifikasi pola hubungan tanaman ini akan membahas tentang; jarak tanam, hubungan tanaman, pemancangan dan pohon pelindung
6.2.1. Mengatur Jarak Tanam Pengaturan jarak tanam membawa konsekuensi di antaranya adalah kebutuhan bahan tanam, tenaga kerja, cara pemiliharaan, produk tivitas serta serangan hama dan penyakit. Secara fisiologis, jarak tanam menyangkut penyediaan ruangan yang akan ditempati suatu tanaman. Semakin sempit ruangan yang tersedia, semakin besar tingkat persaingan antar tanaman untuk men dapatkan air, sinar matahari, dan unsur hara. Pada tanaman tahunan, tingkat persaingan selalu berubah, 236
seiring dengan perubahan umur tanaman. Karena itu, penentuan jarak tanam yang tepat pada tanaman keras/tahunan lebih sulit dari pada tanaman semusim. Untuk mengatur jarak tanam, perlu diketahui banyaknya tanaman tiap kesatuan luas. Jarak tanam yang bertambah besar, berarti banyaknya tanaman persatuan luas akan berkurang. Setiap tanaman mem punyai jarak tanam yang optimal. Jarak tanam dikatakan optimal apabila tanaman tersebut tidak saling mengganggu, sehingga produktivitasnya maksimal. Karena itu, untuk menentukan jarak yang optimal diperlukan pengalaman yang cukup. Baik buruknya pertumbuhan tanam an juga sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanah tempat tumbuhnya tanaman. Para ahli mengatakan jarak tanam akan lebih lebar di daerah yang beriklim basah dan tanahnya subur. Sebaliknya jarak tanam akan lebih sempit di daerah beriklim kering dan tanahnya kurang subur. Pada jarak tanam yang terlalu besar, seolah-olah tanah itu kurang di manfaatkan. Sebaliknya jarak tanam yang terlalu sempit persaingan tanaman akan terlalu besar maka perlu diambil rata-ratanya. Suatu tanaman dengan jarak tanam yang sempit, pada tahun permulaan akan memberikan hasil yang cukup banyak, akan tetapi semakin lama hasilnya akan semakin berkurang dan juga memacu tanaman tumbuh tinggi sehingga mempersulit pe ngelolaan hama, penyakit dan panen. Karena itu, bagi tanaman tertentu dilakukan penjarangan dan Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
atau pemangkasan. Melalui perlakuan demikian, dapat diperoleh hasil yang banyak ketika tanaman masih muda karena populasi tanaman tinggi. Kemudian diperoleh hasil yang banyak pula ketika tanaman telah diperjarang dan telah dilakukan pemangkasan. Hasil penelitian pada kakao di beberapa negara bahwa, jarak tanam kakao tidak ada yang berlaku universal untuk semua lokasi Faktor-faktor penting dalam menentu kan jarak tanam adalah: • Kesuburan dan bentuk wilayah. Pada tanah subur, jarak tanam dibuat renggang, tetapi jika tanah itu tidak subur, jarak tanam dibuat agak rapat. • Tanaman akan diperjarang atau tidak • Jenis bibit yang ditanam dan rencana pemangkasan • Keadaan iklim • Ekonomi dan sosial
Hubungan antara tanaman satu dengan tanaman lainnya dirancang dengan mempertimbangkan bentuk mahkota pohon dari beberapa tanaman yang berdekatan. Prinsip dari hubungan tanaman adalah memanfaatkan ruang kosong (space) sebaik mungkin, sehingga peredaran udara dan penyinaran matahari berjalan secara merata. Setiap jenis tanaman mempunyai karakteristik masing-masing tentang bentuk hubungan tanaman. Ada beberapa bentuk hubungan tanaman yang sering dipakai dalam pertanaman kopi ialah: • Hubungan kuadrat, bentuk ini biasa dipakai pada tanah datar dengan bibit Robusta. Hubungan kuadrat 2,5 m x 2,5 m, sehingga setiap ha akan terdapat tanaman sejumlah 1600 batang. •
6.2.2. Hubungan Tanaman Hubungan tanaman adalah suatu komposisi atau sistem penempatan antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain sehingga dapat tercipta pola atau bentuk tertentu. Misalnya bentuk empat persegi panjang, segi tiga sama sisi, jajaran genjang, dan belah ketupat. Dalam memilih pola hubungan tanaman tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan mahkota daun, sehingga membentuk hubung an spesifik dan menentukan jumlah tanaman persatuan luas serta efisiensi dalam memanfaatkan ling kungannya. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
•
•
Hubungan bentuk empat persegi panjang. Lebih tepat dipakai di dataran tinggi dengan bibit kopi Arabika. Sisi tanaman satu dengan sisi tanaman yang lain akan berbeda, misalnya 2 x 2,5 m, sehingga dalam 1 ha terdapat sejumlah tanaman 2000 batang. Hubungan belah ketupat, cocok bagi tanaman yang berdaun lebar seperti jenis kopi Exselsa. Sisi tanaman satu dengan tanaman yang lain jaraknya sama, tetapi dibuat miring. Jika jarak tersebut dihubungkan titik yang satu dengan titik yang lain akan membentuk segi tiga sama kaki Hubungan segi tiga sama sisi, yaitu tiap sisi panjangnya sama. Bentuk ini cocok untuk tanah datar, karena cara mengaturnya 237
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
lebih mudah. Sedangkan di dataran tinggi dan letaknya agak curam sulit untuk dibuat hu bungan segi tiga sama sisi. Dintinjau dari pembagian tempat dan peredaran sinar matahari dan udara hubungan semacam ini adalah yang terbaik. •
Hubungan berbentuk barisan, yaitu sisi antara tanaman satu dengan tanaman lain sama tetapi antar baris tidak sama. Misalnya jarak baris tanaman dibuat x setengahnya saja, kemudian dari jarak yang terdekat diperjarang.
Dari berbagai macam hubungan tanaman, bentuk hubungan yang paling banyak dipakai dan paling mudah dilakukan adalah hubungan segi empat kuadrat. Akan tetapi bentuk hubungan yang paling baik pembagian tempatnya/ruang adalah hubungan segi tiga sama sisi. Kedua bentuk hubungan tanaman tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.15 dan 6.16.
•
Mengingat hal tersebut, dewasa ini kepadatan pohon tiap hektar umum nya tidak melebihi 400 500 pohon. Jarak tanam yang digunakan adalah: 7 m x 3 m, 7,14 m x 3,33 m atau 8,m x 2,5 m. Hubungan tanaman yang digunakan adalah hubungan jalan
Gambar 6.15 Hubungan Tanaman Segi Empat Kuadrat
Perkebunan karet umumnya meng gunakan jarak tanam dan hubungan tanaman yang berbeda. Jarak tanam yang dipakai pada waktu lalu umumnya lebih sempit, yakni 3 m x 3 m atau 4 m x 4 m, dengan hubungan tanaman segitiga sama sisi atau bujur sangkar. Menurut pengalaman, jarak tanam yang sempit dapat menimbulkan ke rusakan mahkota oleh angin lebih besar, kematian pohon karena penyakit akar lebih tinggi, dan tercapainya lilit batang matang sadap lebih lambat.
238
Gambar 6.16 Hubungan Tanaman Segi Tiga Sama Sisi
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Penggunaan bentuk hubungan jalan mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: • Perkembangan tanaman di bagian bawah dan di atas tanah lebih leluasa, sehingga diperoleh perakaran lateral (ke samping)' yang lebih panjang dan mahkota tanaman lebih rimbun • Pemeliharaan tanaman seperti: pemupukan, pengendalian hama/ penyakit, pengendalian gulma, lebih mudah dilaksanakan. • Penggunaan alat-alat mekanisasi lebih mudah, Dapat melaksanakan tumpang sari selama tanaman karet belum menutup. Dengan demikian akan diperoleh hasil tambahan dan dapat me ngurangi biaya pemeliharaan.
Perkembangan penyakit kakao, Phytophthora palmivora dipengaruhi oleh kelembaban kebun. Jarak tanam yang sempit dapat meningkat kan kelembaban yang mampu mendorong perkembangan penyakit Sebaliknya, jarak tanam yang sempit dapat menekan biaya pe ngendalian gulma.
Kondisi lahan yang berombak atau bergelombang, dipakai jarak tanam 8,0 m x 2, 5 m, sedangkan pada daerah yang miring atau datar digunakan jarak tanam 7,0 m x 3,0 m atau 7,14 m x 3,33 m.
Bentuk hubungan tanaman pada perkebunan kelapa sawit yaitu karena mempunyai tajuk yang melingkar maka dianjurkan bentuk segi tiga sama sisi. Bentuk ini lebih efisien 14% dari pada bentuk bujur sangkar pada jarak yang sama.
Perkebunan kakao yang diusahakan secara monokultur, biasanya meng gunakan jarak tanam 3 m x 3 m atau 4 m x 2 m. Sementara itu, tanaman kakao yang dikelola secara tumpang sari, jarak tanam tersebut dipertahankan, tetapi disesuaikan dengan jenis tanaman yang di tumpangsarikan. Contoh tumpang sari antara tanaman kakao dan kelapa, yaitu tanaman kelapa ditanam dengan jarak tanam 10 m x 10 m secara teratur di antara pertanaman kakao. Sehingga pe naungan mahkota kelapa ter hadap pertanaman kakao tidak terlalu gelap.
Rekomendasi beberapa institusi penghasil benih menyatakan bahwa jarak tanam tergantung dari jenis tanah/tipe tanah dan jenis bibit.
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Pemeliharaan tanaman seperti pe mangkasan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan buah lebih sulit dilakukan pada jarak tanam yang sempit. Jarak tanam yang sempit lebih memacu tanaman tumbuh tinggi sehingga mempersulit pengelolaan hama, penyakit, dan panen buah.
Pola hubungan tanam kelapa sawit yang umum digunakan pada tanah mineral adalah 136 pohon/ha yaitu (9,2 mx9,2 m x9,2 m), sedangkan tanah gambut adalah 150 pohon/ha yaitu 98,8 m x 8,8 m x 8,8 m). Kerapatan tanaman kelapa sawit atau per hektar dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Tabel 22
239
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
6.2.3. Pemancangan •
Kegiatan pemancangan di areal perkebunan pada prinsipnya hampir sama untuk semua jenis tanaman. Pembahasan tentang pemancangan, akan diberikan contoh pada tanaman kelapa sawit. Pemancangan adalah suatu kegiatan memberikan tandatanda guna pem buatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncana kan. Selain itu, pemancangan juga digunakan se bagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, teras/tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan pe nutup tanah. Bahan dan alat yang diperlukan untuk melakukan pemancangan yaitu berupa kompas, kayu pancang (pancang induk dan anak pancang), parang, meteran, tali rami/ kawat. Untuk jarak antar tanaman dan jarak antar baris tanaman. Setiap tim pancang terdiri atas 5 orang, yaitu 1 orang tukang teropong, 2 orang tukang pancang, dan 2 orang tukang tarik tali. Secara umum dalam pelaksanaan pemancangan pada tanaman kopi, kakao, karet maupun kelapa sawit biasanya dibedakan untuk lahan datar dan lahan miring, pembedaan ini akan mewarnai arah/ jalur dan kerapatan tanaman. 1. Pemancangan pada Lahan Datar Pemancangan dimulai dari luasan satu hektar terlebih dahulu yaitu: • Tentukan garis pancang pokok Garis pancang pokok ini biasanya merupakan kelanjutan dari pe mancangan sebelumnya. • Areal yang akan dipancang dibagi menjadi blok-blok dan 240
• •
•
•
diberi tanda sementara pancang sudut. Tentukan jalur pancang kepala dengan sudut yang tepat (900) terhadap garis pancang pokok. Garis pancang kepala blok harus sejajar dengan jalan produksi. Beri tanda titik tanam sepanjang garis pancang kepala. Tali ditarik dengan membentuk sudut 600 antara titik-titik pada garis pancang kepala blok dengan titik-titik pada garis pancang kepala pokok. Titik-titik di antaranya diberi tanda dengan pancang. Sekali satu bagian areal telah dipancang, selanjutnya bagian ini dijadikan acuan untuk pe mancangan pada blok tersebut. Tentukan titik tanam dengan menggunakan kawat yang telah diberi tanda jarak tanam. Beri tanda tengah-tengah calon jalan produksi dengan pancang merah. Jalan produksi ini akan mengorbankan satu titik tanam setiap 2 baris tanam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.17
Tabel 22. Kerapatan Tanaman Kelapa Sawit pada Sistem Jarak Tanam Jarak Tanam (m) 8,8 x 8,8 x 8,8 9,0 x 9,0 x 9,0 9,2 x 9,2 x 9,2 9,5 x 9,5 x 9,5 10.0 x 10.0 x.10.0
Jarak antar baris (m) 7,62 7,79 7,97 8,23 8,67
Kerapatan tanaman per ha 150 143 136 128 116
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
2. Pemancangan pada Lahan Miring Dengan melihat aspek pengawetan lahan dan air, sebenarnya tidak dianjurkan untuk menanam kelapa sawit pada areal berbukit yang sudut kemiringannya > 22%. Namun, ka rena lahan yang tersedia untuk ekstensifikasi semakin lama semakin berkurang, penanaman kelapa sawit pada areal berbukit tampaknya akan merupakan hal yang wajar di usahakan, sejalan dengan praktik pengawetan lahan dan air dengan teknik pembuatan teras bersambung maupun teras individu.
•
cenderung akan menurun karena meningkatnya kadar kotoran. Lebih sedikit buah brondolan yang hilang pada kelapa sawit yang ditanam pada teras.
Walaupun pembuatan teras bersam bung menyebabkan tingkat kesubur an tanah berkurang, tetapi ada be berapa aspek menguntungkan yang harus diperhitungkan dalam memu tuskan pembuatan teras, yaitu sebagai berikut: •
•
•
Pembuatan teras akan me ngurangi bahaya erosi, sekaligus juga mengawetkan air sehingga relatif tersedia bagi tanaman. Adapun penanaman secara lang sung di daerah berbukit akan menimbulkan masalah erosi yang serius. Penanaman kelapa sawit dan pekerjaan perawatan rutin lainnya menjadi lebih mudah sehingga prestasi kerja akan meningkat dan biaya produksi dapat ditekan. Pada saat tanaman sudah meng hasilkan, pekerjaan panen dan mengeluarkan tandan buah segar (TBS) dari dalam blok akan lebih mudah. Pada areal yang tidak ada terasnya, buah yang dipanen akan menggelundung ke bawah bukit sehingga kualitas TBS
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.17 Pemancangan pada Lahan Datar
OIeh karena pekerjaan panen lebih mudah maka prestasi kerja pemanen akan meningkat dan biaya panen akan lebih murah dari pada biaya panen di daerah berbukit yang tidak ada terasnya. Pada sistem teras yang baik, biaya panen pada daerah berbukit tidak begitu banyak berbeda dengan biaya panen di daerah yang rata. Pertimbangan dalam penentuan perlu atau tidaknya pembuatan teras biasanya lebih dititik beratkan pada pertimbangan aspek panen. Jika pemanen memotong TBS minimum 1 ton/hari dengan berat janjang rata241
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
rata 10-20 kg (biasanya diangkut 3-4 janjang sekaligus) maka dapat dibayangkan tingkat kesulitan untuk mengeluarkan buah dari dalam blok yang berbukit dan harus menempuh jarak sekitar 150 meter. Penentuan jumlah kerapatan teras per hektar harus sudah ditentukan sebelum pekerjaan memancang titik tanam. Idealnya, pertemuan garis kontur (baca: teras) dengan garis kemiringan lahan yang tercuram adalah pada jarak horisontal yang tetap, yaitu 7,97 m. Jika jarak antar dua teras yang bersebelahan > 12 m bergerak menjauhi garis kemiringan lahan yang tercuram maka dibuat teras tambahan dengan jarak sekitar 7,3 m. Teras tambahan ini secara teoritis akan terpotong jika ke miringan lahan meningkat dan akan bersatu kembali dengan teras pokok. Pemancangan untuk pembuatan teras dilakukan dengan menarik satu garis lurus dari salah satu titik tertinggi ke daerah yang terendah dengan sudut kemiringan lahan yang tercuram. Sepanjang garis lurus ini dipasang pancang dengan jarak 7,97 m. Jika sudut kemiringan lahan yang tercuram ini pada arah utara-selatan maka jarak pancang dibuat 9,2 m. Sementara bila arahnya timur-barat maka jarak pancangnya 7,97 m. Jarak antar pokok di dalam barisan ini dipilih sedemikian rupa sehingga setiap 100 m horisontal terdapat 1013 teras. Diawali dari pancang tersebut maka pemancangan menurut garis-garis kontur dapat dilakukan untuk seluruh areal. Untuk ketepatan pemancangan, sebaiknya digunakan alat bantu water pass. Cara pemancangan pada areal ber bukit dan bergunung dilakukan dengan pola tanam teras kontur, 242
memakai sistem 'Violle." 6.18.
Gambar
Teknis pemancangan dengan sistim 'Violle" dilakukan dengan menentu kan satu titik di areal tercuram. Kemudian, ditentukan satu garis lurus ke arah lembah dengan jarak masing-masing titik 7,3 m. Setiap titik dibuat warna merah, biru, dan kuning. Jarak antar teras minimum 7,3 m dan maksimum 8,9 m. Jika jarak antar teras menyempit (< 7,3 m) atau melebar (> 8,9 m) maka pembuatan teras tersebut harus diputus atau dihentikan. Selanjutnya, dimulai pembuatan teras dengan titik baru dengan jarak 7,3 m.
Gambar 6.18 Pemancangan Teras Kontur dengan Sistem Violle
Cara yang dilakukan untuk membeda kan pancang teras antara satu terasan dengan terasan yang lain yaitu dengan membedakan warna pancang yang berbeda dengan susunan merah, biru, kuning, dan seterusnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan operator alat berat berpindah dari satu teras ke Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
teras yang lain pada waktu pem buatan teras. Untuk bagian teras di tempat-tempat tertentu yang kurang horizontal, harus dibuat benteng penahan (stop bund) melintang dengan ukuran lebar 50 cm dan tinggi 30 cm, yaitu untuk menahan aliran air dan mencegah erosi sepanjang terasan tersebut. Tahap awal pembuatan teras, diperlukan pemeriksaan yang rutin dan peralatan teras yang rusak. Setelah itu, perawatan teras biasanya dilakukan setahun sekali untuk memperbaiki permukaan teras supaya sudutnya tetap berkisar 1015 0 dan memadatkan pinggirannya bila diperlukan. Prestasi tenaga kerja untuk rehabilitasi teras ini berkisar 20-30 m/HK. Pembuatan teras kontur harus selalu dimulai dari teras yang paling atas, kemudian dilanjutkan pada terasan di bawahnya. Letak garis kontur untuk teras kontur harus timbang air (water pass). Teras kontur dibuat dengan permukaan yang miring ke dinding teras dengan sudut miring 10-150 dan tepat pada pancang tanaman, lebar teras berkisar 3 - 4 m, sedang kan lebar teras penghubung antar tanaman adalah 1 meter. Pada saat pembuatan teras, permukaan tanah dibersihkan dari humus, tunggultunggul, dan kayu. Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang ditimbun. Setelah terbentuk, dilaku kan pengerasan hingga padat. Tanah timbunan harus membentuk sudut kemiringan 10-150 ke dinding teras. Dengan penggunaan bull dozer, proses pemadatan dilakukan secara alamiah karena tekanan track Direktorat Pembinaan SMK (2008)
link bulldozer sehingga tidak perlu dikeraskan lagi. Umumnya, prestasi kerja traktor rantai 80-120 HP yang dilengkapi angle dozer sekitar 80-120 m/HK untuk teras lebar 4 m. Sementara, jika menggunakan te naga kerja manual, prestasinya 8-10 m/HK. Lihat Gambar 6.19.
Gambar 6.19. Penampang Melintang Teras Kontur Tepat Pada Pancang Tanaman
6.2.4. Pohon Pelindung Kegiatan pemancangan yang telah dilakukan pada tanaman pokok juga dilakukan pada pohon penaung/ pelindung, setelah menentukan titik tanam/lubang tanaman pokok juga ditentukan titik-titik lokasi tanaman penaung/pelindung yang disesuaikan dengan jarak tanam yang di kehendaki. Populasi standar pilihan dan tipe iklim setempat atau sebaliknya pohon penaung/ pelindung malah lebih duluan dilakukan penanaman dibanding tanaman pokok. Kenapa beberapa tanaman perkebunan membutuhkan pohon pelindung?. Dan bagaimana seandainya tanaman pokok tidak menggunakan pohon 243
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
penaung/ pelindung, dan jenis tanaman apa saja yang digunakan untuk pohon penaung/ pelindung?
yang dipakai kelapa, harus ditanam 4-5 tahun sebelum bibit tanam pokok dipindahkan
Berikut dibahas tentang pohon pelindung sementara dan tetap serta keuntungan atau kerugiannya. pohon pelindung
2. Keuntungan dan Kerugian Pohon Penaung/ Pelindung
1. Penanaman Pohon Penaung/ Pe lindung Beberapa jenis tanaman perkebunan memerlukan pohon pelindung, baik bersifat sementara maupun tetap. Tanaman tersebut antara lain kakao dan kopi. Kedua jenis pohon pelindung tersebut memiliki peranan sangat besar pada fase pertumbuh an dan perkembangan tanaman serta panen. Tanaman penaung sementara harus sudah berfungsi baik ketika bibit tanaman pokok dipindahkan ke kebun. Tolok ukur yang mudah untuk kondisi ini adalah tanaman pokok muda hanya mendapatkan penyinar an matahari langsung selama dua jam, yaitu pukul 11.00-13.00. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan waktu tanam yang ber beda-beda, tergantung pada jenis tanaman yang akan diusahakan. Umumnya tanaman penaung se mentara ditanam satu tahun sebelum bibit tanaman pokok di tanam di kebun. Penanaman Tanaman penaung tetap juga perlu perencanaan yang baik. Dasar pertimbangannya adalah tidak ada persaingan dalam pertumbuhan tajuk tanaman pokok dan tanaman penaung. Jika tanaman yang dipakai lamtoro Gliricida sepium, dan turi, waktu penanaman bersamaan de ngan penaung sementara (1-2 tahun sebelumnya). Namun Jika tanaman 244
Pengaruh pohon pelindung terhadap tanaman pokok adalah: • Umur tanaman akan lebih pan jang dan masa produksinya pun akan lebih panjang pula. • Menghindari adanya kelebihan produksi, sehingga yang mati awal akan lebih sedikit. • Panenan hanya terjadi setahun satu sekali • Dapat menurunkan suhu air dan tanah pada musim panas dan dapat menaikkan suhu bila ke adaannya terlalu dingin, se hingga akan menghasilkan iklim mikro yang menguntungkan. • Kepekaan serangan hama pe nyakit lebih berkurang • Guguran dan pangkasan daun akan menghasilkan mulch/ hu mus dan zat-zat makanan. Pohon pelindung yang berakar dalam dapat menaikan zat-zat makanan dari lapisan bawah ke atas yang berupa guguran daun, terutama golongan leguminosa yang dapat mengikat N dari dalam tanah. • Melindungi bahan organisme dari lapisan tanah atas terhadap pem bakaran akibat terik sinar mata hari • Perakaran pohon pelindung yang telah membusuk, dapat mem bantu adanya drainase dan peredaran udara serta air dalam tanah. • Mengurangi biaya penyiangan dan membatasi pertumbuhan rumput-rumput liar. • Pohon pelindung dapat meng hasilkan kayu/bangunan dan ke perluan lain-lainnya. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
3. Jenis Tanaman Penaung/ Pelindung Berdasarkan fungsinya ada dua jenis tanaman penaung/pelindung yaitu pelindung sementara dan pelindung tetap. Tanaman penaung/pelindung sementara hanya berfungsi selama pelindung tetap belum berfungsi de ngan baik, biasanya mulai tanam sampai dengan umur dua tahun. Tanaman pelindung tetap bersifat permanen, tetapi populasinya selalu dikurangi seiring dengan bertambah nya umur tanaman pokok. • Penerusan sinar secara difus (tidak terkena sinar matahari secara langsung) • Bukan merupakan tanaman inang hama dan penyakit tanaman pokok Berdasarkan syarat tersebut, tidak banyak jenis tanaman yang sesuai untuk penaung/pelindung sementara. Sementara ini yang dianggap paling sesuai sebagai penaung/ pelindung sementara adalah Moghania macro phylla untuk dataran rendah dan Tephrosia candida untuk dataran tinggi. Jenis tanaman lain yang cukup baik adalah Leucaena leucocephala (lam toro), Crotalaria angyroides (encengencengan), Crotalaria usaramoensis, dan Tephrosia vogelii (teprosia) Untuk perkebunan rakyat dapat diplih jenis tanaman yang dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Jenis yang sudah banyak digunakan sebagai pelindung sementara adalah pisang dan turi. Selain itu, bisa juga menggunakan beberapa jenis tanam an semusim, seperti jagung, sorgum dan gude. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Tanaman penaung/pelindung tetap yang dianggap paling ideal adalah lamtoro (Leucaena sp.) dari klon L 2, L 19, dan L 21.selain tidak berbiji, pertumbuhan klon ini cepat, dan kayunya memiliki nilai bakar yang tinggi. Asal-usul klon lamtoro yaitu: • L 2 merupakan silangan Leucaena glauca x Leucaena glabrata • L19 merupakan silangan Leucae na glauca x Leucaena pulveru lenta • L 21 merupakan silangan dari Leucaena glauca x Leucaena pul verulenta Jenis tanaman yang mudah ditanam adalah Gliricidia sepium dan Cassia spectabilis. Pertumbuhan tanaman nya cepat, tahan pemangkasan, ber fungsi menaungi dengan baik, dan tidak mudah terserang kutu loncat. Tanaman lain yang banyak diguna kan adalah kelapa jenis tinggi, sengon laut (Albizzia falcata) dan sengon jawa (Albizzia stipula). Dahulu juga pernah dipakai dadap (Eryhrina sp.), sengon (Albizzia sp.) dan petai (Parkia speciosa)
4. Tataletak Pohon Pelindung di Lapangan Tanaman pelindung sementara biasa nya ditanam secara pagar atau baris dengan jarak 75 -100 cm dari barisan tanaman pokok. Barisannya me ngarah dari utara ke selatan agar tanaman tersebut benar-benar ber peran sebagai penaung/pelindung Penanaman pelindung tetap terletak pada perpotongan garis diagonal yang menghubungkan tanaman pokok. Pada awal penanaman, per bandingan populasi tanaman pokok 245
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
dengan penaung/pelindung tetap sama yaitu 1:1. Khususnya untuk pohon kelapa, jarak tanam yang tepat adalah 10 x 12 m atau 10 x 10 m. Jarak tanam jenis tanaman lain yang ukuran tajuknya besar belum ada anjuran yang pasti. Namun dasar penentuannya adalah cahaya yang diteruskan sebaiknya 60-75 % dari intensitas sinar matahari penuh. Di tanah miring (topografi berbukit atau bergelombang), tata tanam tanaman pokok harus mengikuti garis kontur dengan cara membuat teras. Tanaman pelindung sementara di tanam di bagian pinggir teras, sedangkan tanaman pelindung tetap ditanam di lereng di tengah-tengah dua teras.
6.3.
Pengolahan Tanah
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: 1. Pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan 2. Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotong an dan pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancur kan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan. Keuntungan pengolahan tanah se cara mekanis yaitu:
Pada pembahasan kompetensi dasar pengolahan tanah ini akan difokus kan pada pengolahan tanah secara mekanis yaitu mengolah tanah dengan hand traktor dan farm traktor. Tujuannya adalah untuk meningkat kan kompetensi peserta didik khusus nya pengolahan secara mekanis. Hal ini mengingat sebagian besar dari persiapan lahan khususnya pengolah an tanah secara menyeluruh pada areal perkebunan tanaman semusim seperti: tebu, kapas, dan tembakau.
1. Keuntungan Teknis
Pengolahan tanah dalam usaha budi daya perkebunan bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidaya kan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, kemis dan biologis yaitu terjadi secara tidak langsung.
Berdasarkan fakta di lapangan, biaya pengolahan tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah dibanding kan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan keuntungan para petani.
246
Pekerjaan pengolahan tanah me merlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki peralatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dikerjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam dan sempurna. 2. Keuntungan Ekonomis
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
3. Keuntungan Waktu Dengan tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan memper cepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanam an yang berumur pendek, sisa waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi.
6.3.1. Pengkondisian Lahan Salah satu keuntungan dari pengo lahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih cepat, se hingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara keseluruhan. Dalam me ngolah tanah secara mekanis,, lahan yang akan diolah harus dikon disikan terlebih dahulu sehingga siap untuk diolah. Ada beberapa hal yang perlu dilaku kan agar lahan siap untuk diolah secara mekanis, yaitu: 1. Topografi Traktor dapat bekerja pada lahan dengan topografi yang terbatas. Untuk traktor tangan sebaiknya jangan melebihi 30°. Apabila lahan terlalu miring, traktor bisa terguling. Lahan yang bergelombang juga akan berpengaruh terhadap hasil pe ngolahan. Sebaiknya lahan yang demikian dibuat berteras sehingga lahan bisa memenuhi syarat untuk diolah secara mekanis. Selain itu, traktor sebagai kendaraan beroda, memerlukan jalan dan jembatan Direktorat Pembinaan SMK (2008)
untuk memasuki lahan yang akan diolah. 2. Vegetasi Batang tanaman dan sisa tanaman yang cukup besar akan menghambat implemen masuk ke dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tanah tidak efektif. Batang tanaman yang lentur tetapi kuat (liat) akan tergulung oleh putaran mesin rotari, sehingga akan menambah beban dan dapat merusak mesin. Akar tanaman yang kuat (liat) dan saling berhubungan akan mengikat tanah sehingga susah untuk diolah. Vegetasi yang sekira nya akan mengganggu harus di indahkan dari lahan atau dihancur kan. Vegetasi tersebut dapat dibabat dengan parang/arit. 3. Bebatuan Bebatuan yang besar dan keras, apabila tertabrak oleh implemen, dapat merusak implemen. Mata bajak singkal atau piringan dapat pecah, sedang pisau mesin rotari dapat patah. Batu-batu besar harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum lahan diolah, dengan cara dicongkel dengan linggis atau digali dengan cangkul. Batu yang telah tergali dapat diangkat untuk disingkirkan ke tepi lahan. Sedang batu-batu kecil dapat disingkirkan setelah lahan diolah. 4. Kadar Air Tanah Kondisi kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri yaitu sebagai berikut: • Pada tanah yang terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat. Apabila diolah, akan 247
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
•
•
memerlukan implemen yang kuat dan daya tarik traktor yang sangat besar. Sehingga pengolah an akan tidak efisien. Tanah hasil olahan bervariasi dari bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga menimbulkan debu yang berterbangan. Apabila tanah dibasahi, tanah akan melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna tanah menjadi lebih gelap. Namun apabila tanah diambil dan digulung-gulung tidak liat dan tidak lengket, namun remah (pecah-pecah). Kondisi ini cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah kering. Apabila tanah dibasahi lagi, tanah akan liat dan lengket. Apabila diolah, akan lengket di implemen dan roda traktor. Hasil pengolah an tidak akan sempurna (tidak efektif). Sementara putaran roda traktor mudah slip. Tanah dalam kondisi ini, kemampuan menyang ganya sangat rendah, sehingga traktor yang memasuki lahan, rodanya akan masuk ke dalam tanah. Apabila tanah lebih dibasahi lagi, tanah akan menjadi lumpur. Tanah tidak akan lengket lagi namun dapat mengalir. Kondisi ini juga cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi tanah ini sering di namakan pengolahan tanah basah.
6.3.2. Pemasangan Implemen Bajak pada Traktor Tangan Sebelum traktor tangan akan digunakan untuk mengolah lahan 248
perkebunan, terlebih dahulu dilaku kan pemasangan implemen sesuai yang diinginkan. Implemen pengolah tanah yang dimaksud adalah peralat an pendukung dalam pengolahan tanah secara mekanis, seperti: bajak singkal, bajak piringan, dan mesin rotari). Implemen dipasang pada traktor tangan pada bagian draw bar, yang terletak di bagian belakang bawah badan traktor. Pada saat dioperasi kan, implemen akan berada di antara traktor dengan operator. Sehingga implemen pada traktor tangan tidak boleh telalu panjang, karena akan mengganggu jalannya operator. Selain untuk mengolah tanah, implemen juga berfungsi sebagai penyeimbang traktor tangan. Jadi beban implemen harus disesuaikan dengan traktor. Apabila implemen terlalu ringan, traktor akan berat ke depan, sehingga operator harus ikut menambah beban untuk me nyeimbangkan. Sebaliknya apabila implemen terlalu berat, traktor akan berat ke belakang, sehingga operator harus menyangga beban untuk menyeimbangkan. Sistem pemasangan implemen bajak untuk setiap jenis traktor ada sedikit perbedaan. Untuk itu disarankan kepada setiap calon operator untuk membaca buku petunjuk (buku manual) sebelum melakukan pe masangan implemen. Namun begitu, secara umum cara pemasangan implemen dapat dipelajari. 1. Bajak (Singkal dan Piringan) Bajak berfungsi untuk memotong, mengangkat dan membalik tanah. Pekerjaan pembajakan biasa dinama kan pengolahan tanah pertama. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Bajak yang pertama-tama digunakan adalah bajak singkal. Ada dua macam jenis bajak singkal yang digunakan pada traktor tangan, yaitu bajak singkal yang hanya dapat membalik tanah ke satu arah (biasanya ke kanan) dan bajak singkal yang dapat membalik ke dua arah (reversible plow).
Beberapa jenis bajak dilengkapi dengan alat pengatur kedalaman dan lebar kerja. Khusus untuk bajak singkal ada yang dilengkapi dengan mekanisme pemindah arah pem bajakan, dapat ke kanan maupun ke kiri. 2.
Bajak piring dikembangkan untuk mengurangi kelemahan yang ada dari bajak singkal. Dengan bajak piring tenaga yang diperlukan untuk mengolah lebih kecil dibanding dengan bajak singkal untuk lebar kerja yang sama. Bajak piring juga lebih toleran terhadap kondisi lahan seperti bebatuan dan vegetasi. Lihat Gambar 6.20
Mesin Rotari
Mesin rotari dapat digolongkan se bagai alat pengolah tanah pertama dan kedua. Karena selain memotong, mengangkat dan membalik tanah, mesin ini juga menghancurkan bongkahan tanah, sekaligus merata kan.
Cara pemasangan bajak ke traktor tangan adalah sebagai berikut: Setelah bajak dipasang pada draw bar, untuk menyambung, dipasang pena. Pena ini harus cukup kuat untuk menahan beban yang dihasil kan pada saat pengolahan. Setelah terpasang, pena dikunci agar tidak terlepas. Selain lubang pena, penyambungan bajak juga dilengkapi dengan dua buah mur-baut yang terletak di sebelah sisi kanan dan kiri pena penyambung. Lihat Gambar 6.21 Fungsi mur-baut ini untuk menjaga agar kedudukan bajak tidak goyah (mantap).Kedudukan bajak diatur sedemikian hingga sisi kanan bajak singkal atau sisi kanan piringan, masuk ke jalur roda traktor ± 1/3 lebar roda (setiap bajak mempunyai spesifikasi tersendiri). Hal ini dimaksudkan agar hasil pengolahan tidak over laping atau melompat. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.20 Bajak Singkal dan Piringan
Bekerjanya mesin rotari tidak hanya ditarik oleh traktor tetapi terutama karena diputarnya susunan pisau pada poros. Putaran pisau ini biasanya searah dengan putaran roda ke depan. Pisau-pisau mesin rotari dibuat melengkung. Apabila susunan pisau diatur ke arah dalam semua, maka akan diperoleh hasil pengolahan tanah yang berbentuk 249
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
cembung. Apabila disusun ke arah luar semua (kecuali pisau terluar) akan didapatkan hasil cekung. Untuk mendapatkan arah yang datar, posisi pisau diatur seimbang. Lihat Gambar 6.22
b. Lahan yang diolah tidak diolah lagi, sehingga diharapkan pekerja an pengolahan tanah bisa lebih efisien.
Cara pemasangan rotari ke traktor tangan adalah sebagai berikut: Pemasangan mesin rotari biasanya cukup menggunakan dua buah murbaut, namun ada juga yang meng gunakan pena seperti bajak. Hal ini disebabkan beban yang dibutuhkan untuk menarik rotari lebih kecil dibandingkan dengan bajak. Di bagian atas mesin rotari kadangkadang dilengkapi dengan pengait untuk menahan beban mesin rotari dan membantu dalam pemasangan. Kedudukan mesin rotari harus satu sumbu dengan traktor. Lihat Gambar 6.23.
Gambar 6.21 Posisi Bajak pada Traktor Tangan
Setelah mesin rotari tepasang dengan mantap, baru dipasang rantai penerus daya. Beberapa jenis mesin rotari, rantainya menyatu, sehingga pemasangannya harus berbarengan dengan mesin rotari.
6.3.3. Pola Pengolahan Tanah dengan Traktor Tangan Dalam melakukan pengolahan tanah, perlu menggunakan pola-pola ter tentu. Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah:
Gambar 6.22 Posisi Pisau Rotari
1. Lebih Efisien Dengan menggunakan pola yang sesuai, diharapkan: a. Waktu yang terbuang pada saat pengolahan tanah (pada saat implemen pengolahan tanah di angkat) sesedikit mungkin 250
2. Lebih efektif Hasil pengolahan tanah (khususnya untuk pembajakan) bisa merata. Bagian lahan yang diangkat tanah nya akan ditimbun kembali dari alur Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
berikutnya. Sehingga diharapkan pe kerjaan pengolahan tanah dapat lebih efektif. Ada beberapa macam pola pengolah an tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan. Beberapa pola pengolah an tanah, antara lain : 1.
Pola Tengah
Pembajakan dilakukan dari tengah membujur lahan. Pembajakan kedua pada sebelah hasil pembajakan pertama. Traktor diputar ke kanan dan membajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan.
Gambar 6.23 Mesin Rotari dan Traktor, Satu Garis Sumbu
Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur balik (back furrow), yaitu alur bajakan yang saling berhadapan satu sama lain. Sehingga akan terjadi penumpukan lemparan hasil pem bajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan. Lihat Gambar 6.24. 2.
Pola Tepi
Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.24 Pola Tengah A : Traktor masuk awal pembajakan B : Traktor keluar akhir pembajakan C : Head land
Pembajakan kedua pada sisi lain pembajakan pertama. Traktor diputar ke kiri dan membajak dari tepi lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah lahan. Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok 251
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
(head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati (dead furrow), yaitu alur bajakan yang saling berdampingan satu sama lain. Sehingga akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan, yaitu memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan lemparan hasil pembajak an tidak jatuh pada alur hasil pembajakan. Lihat Gambar 6.25
Gambar 6.25 Pola Tepi A: B:
Traktor masuk awal pembajakan Traktor keluar akhir pembajakan
A 3.
Pola Keliling Tengah
Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan, sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokan traktor. Hal ini dapat dilihat Gambar 6.26 4.
B
Pola Keliling Tepi
Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut lahan. Berputar ke kiri sejajar sisi lahan, sampai ke tengah lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar lahan. Pada akhir pengolahan, operator akan kesulitan dalam mebelokan traktor. Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual (dengan cangkul). 252
Gambar 6.26 Pola Keliling Tengah A: B:
Traktor masuk awal pembajakan Traktor keluar akhir pembajakan
Pengolahan dilakukan dari tepi salah satu sisi lahan dengan arah mem bujur. Arah lemparan hasil pem bajakan ke luar. Setelah sampai ujung lahan, pem bajakan kedua dilakukan berimpit dengan pembajakan pertama. Lihat Gambar 6.27 Arah lemparan hasil pembajakan kedua dibalik, sehingga akan mengisi alur hasil pembajakan pertama. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Pembajakan dilakukan secara bolak balik sampai sisi seberang. Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Pola ini hanya cocok dilakukan untuk bajak yang dapat diubah arah lemparan pembajakan. Untuk mesin rotari cara ini juga dapat dilakukan, karena hasil dari pe ngolahannya tidak terlempar ke samping.
B
A Gambar 6.27 Pola Keliling Tepi
Catatan : Pola 1, 2, 3, dan 4 digunakan untuk jenis bajak yang melempar tanah ke kanan. Apabila jenis bajak yang digunakan lemparannya ke kiri, arah putaran pembajakan dibalik.
6.3.4. Mengolah Tanah Pertama Setelah lahan siap untuk diolah dan ditentukan pola pengolahan yang tepat, maka lahan dapat mulai diolah. Cara pembajakan adalah sebagai berikut: 1. Buat batas-batas lahan yang akan diolah dan tempat head land apabila diperlukan. 2. Traktor dibawa ke lahan dan diletakkan sesuai pola yang diinginkan. 3. Atur gas dan posisi gigi yang direkomendasikan oleh pabrik. Disarankan agar operator mem baca buku petunjuk pengoperasi an (manual). Lihat Gambar 6.28. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.28 Pengatur Kedalaman pada Mesin Rotari dan Bajak Singkal
4. Pembajakan dimulai. Kedalaman pembajakan untuk alur pertama (pada saat kedua roda traktor belum masuk ke alur), tidak perlu terlalu dalam. 5. Khusus untuk mesin rotari, kedalaman pengolahan dapat diatur dengan memutar tangkai pengendali roda belakang. Untuk bajak singkal ada juga yang dilengkapi dengan tuas pengatur 253
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
6. 7. 8. 9.
posisi singkal yang berpengaruh terhadap kedalaman pengolahan tanah. Pada saat berbelok, implemen diangkat. Pembajakan berikutnya dilakukan dengan cara memasukkan salah satu roda dimasukkan ke alur. Kedalaman pembajakan otomatis menjadi lebih dalam. Dua sampai empat alur terakhir (tergantung dari panjang traktor dan lebar kerja alat bajak), head land mulai dibajak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pembajakan yaitu: 1. Menjaga Agar Traktor Berjalan Lurus Pada saat membajak, tanah hasil bajakan akan terlempar ke arah sisi tepi (biasanya ke kanan). Sehingga bajak akan terdorong ke kiri, dan traktor akan terdorong dan akan berbelok ke kanan. Operator harus menahan agar traktor tetap berjalan lurus. Untuk mengontrol agar jalan nya traktor lurus, sesaat sebelum melakukan pembajakan, operator melihat satu titik lurus di depan. Pada saat akan mengontrol, operator dapat melihat kembali titik tadi apakah masih berada lurus di depan. 2. Menjaga Kedalaman Pembajakan Pada saat membajak, tanah akan terangkat ke atas. Sehingga bajak akan terdorong ke bawah, dan bagian depan traktor akan terangkat. Operator harus menahan agar posisi traktor stabil. Untuk implemen yang baik, biasanya dilengkapi dengan peralatan yang dapat menahan bajak, sehingga kedalaman bisa dijaga, dan operator tidak perlu menahan.Biasanya di bagian depan 254
traktor juga dilengkapi dengan pemberat untuk menyeimbangkan beban. 3. Mengangkat Implemen Apabila implemen menabrak halang an yang menimbulkan beban berat, seperti; batu besar, tanah keras/ liat, batang/ tanggul pohon besar dan sebagainya. Dengan mengangkat implemen, beban traktor akan ber kurang. Selain itu, dapat menjaga implemen tidak rusak
6.3.5. Pemasangan Implemen Garu pada Traktor Tangan Implemen garu yang dimaksud di sini adalah implemen (garu sisir, garu gigi, gelebeg, penggulud, perata). Sama dengan bajak, implemen garu juga diletakkan di belakang traktor, di antara traktor dengan operator. Implemen garu juga sebagai penye imbang. Cara pemasangan untuk setiap jenis traktor ada perbedaan, sehingga perlu bagi operator untuk membaca manual. 1. Garu (sisir, paku, gelebeg) Garu berfungsi untuk memecah bongkahan tanah hasil dari pembajak an. Proses penggaruan biasa dinama kan pengolahan tanah kedua. Lebar garu harus lebih lebar dari lebar traktor. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengolahan tidak rusak karena terlindas roda traktor. Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk penggaruan. Garu sisir banyak digunakan oleh petani, karena konstruksinya sangat sederhana. Garu sisir terbuat dari batang besi atau kayu yang salah Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
satu sisinya diberi paku dari besi atau kayu dengan jarak yang sama sehingga menyerupai sisir. Kadangkadang garu sisir diberi pagangan untuk mengangkat. Garu paku merupakan pengembang an dari garu sisir. Bentuknya seperti garu sisir, hanya pada garu ini dibuat beberapa baris. Hasil pemecahan tanah pada garu paku lebih baik dari pada garu sisir, karena pemecahan bongkahan tanah dilakukan bebe rapa kali untuk satu kali penggaruan. Gelebeg berbentuk seperti mesin rotari. Hanya saja putaran gelebeg disebabkan bukan karena diputar oleh PTO traktor, tetapi karena menggelinding ditarik oleh traktor. Gelebeg banyak digunakan untuk lahan basah (pengolahan tanah basah). Cara pemasangan garu ke traktor tangan adalah sebagai berikut: • Pemasangan garu umumnya lebih mudah dari pada pemasang an bajak. Hal ini disebabkan karena garu tidak harus terikat kuat pada traktor. Setelah garu dipasang pada draw bar, maka untuk menyambung perlu di pasang pena. Pena tersebut ha rus cukup kuat untuk menahan beban yang dihasilkan pada saat pengolah an. Setelah terpasang, pena dikunci agar tidak terlepas. • Dengan hanya menggunakan pena penyambung, ”implemen” dapat ber gerak lebih bebas, tidak terikat kuat dengan traktor. Beban berat ”im plemen” tidak disangga oleh traktor, sehingga implemen tidak perlu diangkat pada saat belok.
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
2. Penggulud (Ridger) Penggulud digunakan untuk mem buat alur atau bedengan. Konstruksi penggulud seperti bajak yang mem punyai dua arah sekaligus. Biasanya menyerupai bajak singkal, tetapi ada juga yang menyerupai bajak piring. Dengan penggulud ini, tanah akan terbuang kekiri dan kekanan se kaligus. Perata dipasang dengan cara diikat pakai tali atau rantai dibelakang garu Cara pemasangan penggulud ke traktor tangan adalah sebagai be rikut: • Penggulud biasanya dipasang pada bagian belakang mesin rotari. Hal ini untuk memperingan beban yang diperlukan waktu pengoperasian. • Pada badan bagian atas tengah mesin rotari, di depan tuas pe ngatur kedalaman, terdapat lu bang. Lubang tersebut merupa kan tempat pemasangan peng gulud. Batang penggulud di masukkan ke dalam lubang, lalu diikat dengan baut. Panjang pen deknya pemasukan batang akan mempengaruhi kedalaman peng guludan. Kedalaman pengguludan sebaiknya tidak boleh lebih dalam dari hasil pengolahan mesin rotari. Pemasang an penggulud tidak boleh miring, tetapi harus lurus ke depan (traktor, mesin rotari dan penggulud berada dalam satu sumbu). 3. Perata Perata biasa terbuat dari sebuah batang panjang dari kayu atau besi. Beberapa jenis perata dilengkapi 255
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
dengan batang pengangkat. Perata berfungsi untuk meratakan lahan sehabis diolah, terutama untuk lahan basah (sawah).
yang tidak tergaru, diolah dengan cara manual (dengan cangkul).
Ada beberapa cara memasang perata ke traktor tangan, ter gantung pabrik yang memproduksinya, yaitu::. • Kebanyakan, perata hanya di pasang dengan menggunakan pena penyambung pada draw bar traktor. • Perata dipasang di belakang me sin rotari dengan cara pema sangan yang sama dengan pema sangan penggulud.
Pola ini hampir sama dengan pola bolak-balik rapat. Namun pada saat berbalik, tidak merapat dengan hasil penggaruan pertama, namun diberi selang satu atau beberapa kali lebar olah (maksimal setengan lebar lahan). Lahan yang dilewati ini diolah setelah pengolahan sampai sisi tepi yang lain.
Sering juga pola pengolahan tanah kedua (penggaruan) dengan traktor tangan. Seluruh pola pengolahan tanah yang digunakan untuk pengo lahan tanah pertama, dapat diguna kan untuk pengolahan tanah kedua. Hal ini disebabkan karena hasil pengolahan tanah kedua tidak melakukan pelemparan tanah ke samping, tetapi mencacah saja. Sehingga arah putaran bebas dan boleh melompat. Selain itu, ”implemen” pengolahan tanah kedua, tidak perlu diangkat pada saat berbelok, asal tidak terlalu tajam. Beberapa pola pengolahan tanah kedua, antara lain: 1. Pola Spiral Pengolahan dilakukan dari titik tengah lahan. Traktor dijalankan secara berputar spiral sampai tepi lahan. Arah putaran bebas, bisa searah dengan jarum jam maupun berlawanan dengan jarum jam. Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar. Implemen tidak perlu diangkat pada saat berbelok, dirasa tidak terlalu tajam. Pada sudut lahan 256
2. Pola Bolak-balik Berselang
Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan agak melebar (luas). Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan, namun tidak terlalu panjang karena traktor tidak berbelok terlalu tajam. Ujung lahan yang tidak tergaru, kemudian digaru pada 1 atau 2 penggaruan terakhir. Sisa lahan yang tidak tergaru (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul).
6.3.6. Mengolah Tanah Kedua/ dengan Traktor Tangan 1. Menggaru (Sisir, Paku, Gelebeg) Setelah lahan diolah pertama dan ditentukan pola pengolahan yang tepat, maka lahan dapat mulai dilakukan pengolahan tanah kedua. Cara menggaru adalah sebagai berikut : • Buat batas-batas lahan yang akan diolah dan tempat head land apabila diperlukan. • Traktor dibawa ke lahan dan diletakkan sesuai pola yang diinginkan. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
• • • •
•
2.
Atur gas dan posisi gigi yang direkomendasikan oleh pabrik. Untuk itu, sangat disarankan agar operator membaca buku petunjuk pengoperasian (manual). Setelah semua siap, penggaruan dapat dimulai. Kedalaman penggaruan biasanya tidak sedalam pembajakan. Pada saat berbelok, implemen diangkat. Penggaruan berikutnya dilakukan dengan cara menempatkan tepi sisi garu ke lahan hasil peng garuan sebelumnya.. Dua sampai empat alur terakhir (tergantung dari panjang traktor dan lebar kerja alat garu), head land mulai digaru. Membuat gulud
Alur
dengan
Peng
•
•
3.
Untuk lahan sawah, lahan harus benar-benar rata, karena apabila lahannya miring, air yang meng genang di lahan akan terkumpul pada tempat yang rendah. Untuk itu sebelum penanaman, lahan harus diratakan terlebih dahulu.
• •
•
• •
yaitu
sebagai
Pasang patok di kedua sisi lahan, tempat dimana akan dibuat alur Tempatkan traktor tepat di tempat yang akan dibuat alur Lebar alur yang dibuat tergantung dari lebar kerja penggulud,
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
lahan
adalah
Perataan lahan tidak mengguna kan pola tertentu. Gerakan pada saat meratakan, dimulai dari lahan yang cukup tinggi ke lahan yang rendah. Gundukan lahan yang terbentuk, biasanya dikarenakan terjadi back furrow
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat mengolah tanah kedua, yaitu: •
•
Meratakan Lahan
Cara meratakan sebagai berikut:
Beberapa jenis tanaman membutuh kan bedengan/ guludan sebagai tempat tumbuh yang optimal. Beberapa jenis yang lain lebih baik tumbuh di alur. Untuk itu kita perlu membuat alur sebelum melakukan penanaman. Sebelum melakukan pengguludan, sebaiknya tanah diolah terlebih dahulu. Dalam kondisi yang gembur tenaga yang dibutuhkan untuk pengguludan jauh lebih kecil. Selain itu hasil pengguludan akan lebih rapi karena tanah akan lebih mudah terbelah oleh penggulud. Cara menggulud berikut:
sedangkan kedalaman alur ter gantung dari kedalaman peng gulud Mulailah pengguludan dengan cara menjalankan traktor dan mesin rotari Patok yang diletakkan di sisi se berang dapat digunakan sebagai patokan agar jalannya traktor lurus
Menjaga agar hasil pengolahan tidak tumpang tindih (overlaping) ataupun melompat. Lebar ”implemen“ harus lebih lebar dari traktor. Pada saat mengolah disebelahnya, pisau garu harus berada di tepi hasil garuan sebelahnya (bukan roda traktor yang rapat). 257
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan •
•
Penggaruan umumnya lebih ringan bebannya dibanding pem bajakan, sehingga kecepatan jalan traktor dapat ditingkatkan. Mengangkat implemen Apabila implemen menabrak halangan yang menimbulkan beban berat, seperti; batu besar, tanah keras/ liat, batang/tunggul pohon besar dan sebagainya. Dengan mengangkat implemen, beban traktor akan berkurang. Selain itu, dapat menjaga agar implemen tidak rusak
•
•
Kedalaman alur hasil penggulud an tidak boleh melebihi kedalam an mesin rotari. Karena tidak menggunakan pola, sebelum melakukan perataan, lebih baik ditentukan dahulu arah perataannya agar bisa lebih efektif dan efisien.
6.3.7. Penyambungan Implemen pada Traktor Roda Empat Traktor roda empat, kebanyakan menggunakan sistem penyambung an terpadu (mounted) untuk me nyambung implemen yang berada di bagian belakang traktor. Sistem penyambungan terpadu ini menggunakan sambungan tiga titik. Setiap implemen yang dipasang menggunakan 3 titik sambungan. Ba gian bawah (lower link) 2 titik, dan ba gian atas (top link) 1 titik. Pada saat dioperasikan, implemen akan berada di belakang trakkor. Sehingga implemen pada traktor roda empat akan membebani bagian belakang traktor. Karena itu, untuk menyeimbangkan bagian depan 258
traktor, biasa diberi pemberat se hingga dapat menyeimbangi beban yang ada di bagian belakang. Bagian-bagian sistem penyambung an terpadu (mounted) pada traktor roda empat: Lihat Gambar 6.29 1. Penyambung bottom link)
Bawah
(lower/
Terdapat dua buah penyambung bawah, sebelah kiri dan kanan. Penyambung bawah berfungsi untuk menarik dan mengangkat implemen yang terpasang. Pada ujungnya terdapat bola pengikat (ball joint) dengan lubang tempat pen. 2. Batang Pengangkat (lift rod) Bagian ini berfungsi untuk mengang kat penyambung bagian bawah. Panjang batang pengangkat bisa diatur menyesuaikan ketinggian pe nyambung bawah. Tujuannya agar ketinggian penyam bung bawah sama dengan titik pe nyambung pada implemen. Khusus batang pengangkat sebelah kanan, pengaturan panjang batang nya dapat dilakukan dengan putaran engkol. Selain akan mempermudah penyambungan, juga berfungsi se bagai pengatur posisi implemen secara melintang. Lihat Gambar 6.30 3. Lengan Pengangkat (lift arm) Berfungsi untuk mengangkat ba tang pengangkat. Lengan pe ngangkat digerakkan dengan sis tem hidrolik.
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Gambar 6.29 Bagan Sistem Penyambungan (Mounted)
Gambar 6.30. Pengatur Jarak Antar Penyambung Bawah
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
259
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
4. Rantai penstabil (stabilizer chain) Terletak pada sisi terluar pe nyambung bawah. Berfungsi untuk menarik kedua batang penyambung bawah, yang ber guna untuk: Lihat Gambar 6.31. • Mengatur jarak antar penyam bung bawah • Menstabilkan pemasangan implemen • Menjaga agar penyambungan bawah jangan sampai bersing gungan dengan roda 5. Penyambung atas (top link)
Gambar 6.31 Sistem Penyambungan
Seperti penyambung bawah, penyambung atas juga dilengkapi dengan bola pengangkat pada ujungnya. Penyambung atas dapat diatur panjangnya dengan cara me mutar bagian tengah. Fungsinya untuk mengatur posisi bagian belakang implemen (mengatur posisi implemen secara lateral). 6. Pengatur daya tarik (draf control) Draf kontrol berfungsi untuk mengamankan traktor dan imple men dari beban yang berlebih. Apabila implemen membentur beban yang berat (seperti batu, padas, tunggul akar), secara otomatis implemen akan ter angkat. Draf kontrol biasa diletakkan di depan dudukan penyambung atas. Lihat pada Gambar 6.32. Tahapan pemasangan implemen pada traktor roda empat dengan menggunakan sistem penyam bungan terpadu (mounted) ada lah sebagai berikut: 260
Gambar 6.32 Pengatur Daya Tarik pada Pemasangan Implemen
a. Mengecek sistem penyambung an Pastikan semua bagian dari sistem penyambungan dapat bekerja dengan normal. b. Memundurkan traktor ke depan implemen Secara perlahan traktor dimundur kan tepat di depan implemen, sehingga membentuk satu garis Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
sumbu antar kedua sistem pe nyambungan. Turunkan penyam bung bawah setinggi lubang penyambung bawah implemen. c. Menyambung batang penyam bung bawah (lower link) kiri Memasang batang penyambung bawah kiri dengan pen. Lihat Gambar 6.33. Kadang-kadang sistem penyambungan pada imlemen bukan berupa bola pengikat/ lubang pen, tapi berupa pen, sehingga tidak memerlukan pen lagi. Setelah tersambung, pen dikunci agar tidak lepas.
Gambar 6.33 Menyambung Batang Penyambung Bawah Kiri
d. Menyambung batang penyam bung bawah (lower link) kanan. Dengan mengatur posisinya, penyambung bawah kanan di pasang. Setelah tersambung, pen dikunci agar tidak lepas. Lihat Gambar 6.34. e. Menyambung batang bung atas (top link)
penyam
Batang penyambung atas diatur supaya alat pengatur panjang be rada di tengah. Memasang ba tang penyambung atas pada lu bang dudukan dengan kepeka an draf kontrol sesuai keperluan yang dikehendaki (makin dekat dengan draf kontrol, akan sema kin peka). Lihat pada Gambar 6.35. Pemasangan batang penyam bung atas bisa dilakukan sambil mengatur panjangnya. Seperti pe nyambung bawah, penyambung atas juga menggunakan pen dan pengunci pen Lihat Gambar 6.36 Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.34. Mengatur Posisi Penyambung Bawah Kanan
Gambar 6.35. Menyambung Batang Penyambung Atas (Top Link)
261
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
f.
Mengencangkan batang penyam bung Seluruh batang penyambung di kencangkan, sehingga implemen terikat kuat. Implemen dicoba untuk diangkat, goyangkan imple men, sambil mengencangkan penyambung bawah dengan cara memutar rantai penstabil.
g. Khusus untuk mesin rotari Setelah mesin terpasang, pasang lah kopel yang menghubungkan poros PTO traktor dengan poros penggerak mesin rotari. Setelah Implemen terpasang, perlu diatur kedudukannya, sehingga pada saat pengolahan tanah didapat kan hasil yang baik. Cara pengaturannya sebagai berikut: 1). Bajak singkal, dan piring •
• • • •
•
•
262
Menyiapkan tumpuan untuk ke dua roda traktor di sebelah kiri. Tinggi tumpuan sama dengan kedalaman pembajakan Traktor dijalankan,kedua roda kiri berada di atas tumpuan Implemen diturunkan, sampai tepat menyentuh tanah Membuat garis lurus melalui sisi dalam roda kanan traktor. Dengan cara mengendorkan dan mengencangkan kedua rantai penstabil, tempatkan sisi luar kanan bajak tepat pada garis yang dibuat. Mengatur ketinggian batang pengangkat bawah kanan, supaya secara melintang posisi bajak datar. Mengatur panjang batang pe nyambung atas, supaya secara lateral posisi bajak datar.
Gambar 6.36 Memasang Pengunci Pen
2). Mesin rotari dan garu • • •
•
•
Implemen diturunkan, sampai tepat menyentuh tanah Membuat garis lurus sebagai sumbu traktor. Dengan cara mengendorkan dan mengencangkan kedua rantai penstabil, tempatkan mesin rotari dan garu tepat satu sumbu dengan traktor Mengatur ketinggian batang pe ngangkat bawah kanan, supaya secara melintang posisi mesin rotari dan garu datar. Mengatur panjang batang pe nyambung atas, supaya secara lateral posisi mesin rotari dan garu datar.
6.3.8. Mengidetifikasi Implemen bajak (Alat pengolah tanah pertama) Ada beberapa jenis implemen yang dapat digunakan untuk mengolah tanah tahap pertama (pembajakan). Implemen tersebut adalah: Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
1. Bajak Singkal Bajak singkal ditujukan untuk pe mecahan banyak tipe tanah dan cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman. Bajak singkal merupakan jenis bajak yang sudah lama digunakan dalam sejarah peradaban manusia. Bagianbagian utama dari bajak singkal adalah sebagai berikut: (dapat dilihat pada Gambar 6.37).
pada waktu bajak ditarik maju. Kedalaman tusukan akan bervariasi dari 1/8 sampai 3/16 inci (3,2 sampai 7,9 mm) yang bergantung pada gaya bajak yang digunakan untuk bekerja pada tanah.
a. Singkal
Tusukan horisontal atau tusukan lahan, adalah sejauh mana ujung mata bajak dibengkokan menyim pang dari garis dengan sisi tanah. Sasaran tusukan adalah agar bajak membuat alur dengan lebar yang tepat.
Singkal adalah bagian bajak yang terletak langsung di belakang mata bajak (kejen). Bagian ini menerima potongan tanah dari kejen dan mem baliknya. Kadang-kadang singkal, ditambahkan suatu perluasan untuk membalik tanah dengan cara lebih sempurna. Tanah yang berlainan membutuhkan
Sebagian mata bajak dirancang sedemikian rupa, bila mata bajak telah tumpul, lebih ekonomis untuk mengganti mata bajak dengan yang baru, dari pada mencoba untuk menajamkan kembali. Mata bajak besi tuang yang diperkeras dapat ditajamkan kembali dengan meng gerinda.
Bila ditinjau dari segi kegiatan ter hadap tanah, singkal merupakan bagian bajak yang terpenting, karena singkal itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan dilembutkan. sing kal dengan bentuk yang berbeda untuk mencapai tingkat kehancuran yang sama.
c. Sisi tanah (sisi samping)
b. Kejen (mata bajak) Mata bajak singkal ialah sisi yang melaksanakan pemotongan. Bagianbagian utama mata bajak adalah ujung, sayap, sisi pemotong, dan sisi samping. Mata bajak ini berfungsi memotong/menusuk tanah baik se cara vertikal, maupun horisontal. Tusukan vertikal atau tusukan ke bawah, adalah seberapa jauh ujung mata bajak harus masuk ke dalam tanah sampai kedalaman yang tepat Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Sisi samping adalah bagian bajak yang meluncur sepanjang permuka an dinding alur. Sisi samping ini membantu meniadakan tekanan samping sisi yang dilakukan oleh potongan alur terhadap singkal. Juga membantu menstabilkan bajak pada waktu digunakan. Ukuran bajak singkal adalah lebar bajak yang dinyatakan dalam inci atau cm. Ukuran ditentukan dengan mengukur jarak dari sayap sampai sisi samping dengan alat pengukur, tegak lurus pada sisi samping. Ukuran bajak traktor yaitu 10 inci, 12 inci, 14 inci, 16 inci, dan 18 inci (25,4, 30,5, 35,6, 40,6, dan 45,7 cm). 263
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Gambar 6.37 Bagian-bagian Bajak Singkal 2. Bajak Piringan Bajak piringan ditemukan dalam usaha mengurangi gesekan dengan menciptakan telapak bajak meng gelinding, dan bukan telapak yang harus meluncur sepanjang alur. Jenis bajak ini harus berat, agar dapat masuk ke dalam tanah pada saat dioperasikan. Lihat Gambar 6.38. Hasil penggunaan bajak piringan menunjukan bahwa bajak piringan telah disesuaikan dengan kondisikondisi dimana singkal tidak dapat bekerja, seperti dalam hal berikut: •
•
Tanah lekat, berlilin, tanah debu, yang tidak meluncur pada singkal dan tanah-tanah yang mem punyai lapis keras di bawah telapak bajak. Tanah kering dan keras yang tidak dapat dipenetrasi dengan bajak singkal.
264
•
•
•
Tanah kasar, berbatu, dan banyak akar-akar, dimana piring an akan melintas di atas batuanbatuan tersebut. Lahan bergambut dan ber serasah, dimana bajak singkal tidak akan dapat membalik potongan tanah. Pembajakan yang dalam.
Ada beberapa kelengkapan bajak piring yaitu: a. Pengikis Telapak bajak piringan haruslah dilengkapi dengan alat pengikis yang dapat diatur untuk bekerja dari pusat sampai tepi piringan. Dengan bantu an alat pengikis dimungkinkan untuk mendapatkan penggemburan tanah alur pengolahan yang lebih baik. Juga dimungkinkan untuk membalik tanah alur pengolahan dan menutup serasah jauh lebih baik. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
b. Pemberat Pemberat tambahan membantu penekanan piringan ke dalam tanah dan mempertahankan roda di dalam alur pengolahan. Pemberat berfungsi untuk mencegah piringan bajak tidak keluar dari tanah, bila pembajakan dilakukan pada tanah yang sangat kering serta keras. 3. Bajak Rotari Bajak rotari dibahas terpisah dari bajak singkal dan bajak piringan, sebab mempunyai desain yang sama sekali berbeda. Bajak rotari bukanlah bajak singkal ataupun bajak piring.
Gambar 6.38 Bajak Piring
Kelebihan dari jenis bajak ini adalah dapat menggabungkan antara peker jaan pengolahan tanah pertama (membalik tanah) dan pekerjaan mengolah tanah kedua (menghancur kan bongkahan tanah). Kekurangan dari mesin rotari adalah tingginya biaya dan kebutuhan daya. Bajak rotari, tidak hanya ditarik maju oleh traktor, namun juga mempunyai pisau potong yang digerakan oleh traktor. Tipe ini biasanya mempunyai lebar 3 sampai 4 kaki (0,92 sampai 1,28 m) dan membutuhkan daya 10 sampai 15 daya kuda per kaki lebar. Lihat pada Gambar 39, Pisau-pisau potong biasanya di pasang pada poros yang digerakan horizontal, yang bekerja dengan 300 putaran per menit. Pisau-pisau pada mesin dilengkapi dengan kopling gesek peredam goncangan, yang mencegah patahnya pisau jika pisau membentur batu atau rintangan yang keras. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.39 Mesin rotary
4. Bajak Bawah Tanah (bajak chisel dan subsoiler) Bajak-bajak bawah tanah dibuat lebih kuat daripada jenis bajak-bajak yang lain, karena ini digunakan untuk menembus tanah sampai kedalaman dari 20 sampai 36 inci (50,8 sampai 91,4 cm). 265
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Traktor dengan 60 sampai 85 daya kuda diperlukan untuk melakukan satu kali standar tarikan yang dapat merobek tanah keras sampai kedalaman 3 kaki (91,4 cm). Standar pada bajak bawah tanah biasanya panjang dan sempit dengan ujung pisau mirip pasak yang berat. Satu standar pada umumnya digunakan untuk kedalaman lebih jauh, sedang dua standar atau lebih dapat digunakan untuk operasi yang lebih dangkal. Standar bajak bawah tanah juga dapat disambung pada batang penyambung implemen traktor pada umumnya. Bajak bawah tanah merupakan alat yang memiliki tugas berat untuk beroperasi di bawah kedalaman pengolahan tanah normal. Dan untuk melonggarkan tanah dengan pe ngangkatan atau pemindahan. Lihat Gambar 6.40 dan 6.41.
Gambar 6.40. Bajak Bawah Tanah Beberapa Standar (Bajak Chisel)
6.3.9. Membajak dengan Traktor Roda Empat 1. Pola Pengolahan Tanah Untuk mendapatkan hasil pengolah an yang efektif dan efisien, dalam mengolah tanah diperlukan pola pengolahan tertentu. Ada beberapa macam pola pengolahan tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan. Hal ini dapat dilihat uraian pola pengolahan tanah dengan traktor tangan pada butir 6.3.3 di atas. 2. Mengolah Tanah Pertama Setelah lahan siap untuk diolah dan ditentukan pola pengolahan yang tepat, maka lahan dapat mulai diolah. Cara pembajakan adalah sebagai berikut: 266
Gambar 6.41. Bajak Bawah Tanah Satu Standar (Subsoiler)
a. Buat batas-batas lahan yang akan diolah dan tempat head land apabila diperlukan. b. Traktor dibawa ke lahan dan diletakkan sesuai pola yang diinginkan. c. Atur gas dan posisi gigi yang direkomendasikan pabrik. Karena itu, operator disarankan mem baca buku petunjuk pengoperasi an (manual). Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
d. Pembajakan dimulai. Kedalaman pembajakan pada alur pertama (pada saat kedua roda traktor belum masuk ke alur), tidak perlu terlalu dalam e. Khusus untuk mesin rotary, ke dalaman pengolahan dapat diatur dengan cara memutar tangkai pengendali roda belakang. Un tuk bajak singkal ada juga yang di lengkapi tuas pengatur posisi singkal yang berpengaruh terha dap kedalaman pengolahan ta nah. f. Pada saat berbelok, implemen diangkat. g. Pembajakan berikutnya dilaku kan dengan cara memasukkan salah satu roda ke alur. Sehingga kedalaman pembajakan menjadi lebih dalam. Lihat Gambar 6.42 Dua sampai empat alur terakhir (tergantung dari panjang traktor dan lebar kerja alat bajak), head land mulai dibajak Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pembajakan, yaitu: a. Sama seperti pada pembajakan dengan traktor tangan b. Selain itu traktor juga dilengkapi dengan pemberat yang diletak kan di bagian depan traktor. Lihat Gambar 6.43. c. Menggunakan kunci differensial untuk mencegah slip. Apabila salah satu roda traktor slip, injak pedal kunci diferensial. Kedua roda kiri-kanan akan tersambung porosnya, sehingga slip bisa di kurangi. Apabila sudah tidak slip, lepaskan pedal kunci differen sial. Pada saat pedal diinjak, traktor tidak boleh belok. d. Gunakan gardan depan apabila traktor Anda dilengkapi dengan gardan depan. Dengan meng gu Direktorat Pembinaan SMK (2008)
nakan gardan depan, kemam puan menarik traktor akan me ningkat.
Gambar 6.42 Roda Kanan Masuk ke Alur
Gambar 6.43 Pemberat Depan
267
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
6.3.10. Pengolahan Tanah Ke Dua dengan Traktor Ro da Empat 1. Tujuan Pengolahan Tanah Kedua Umumnya pengolahan tanah kedua menyusul setelah pengolahan tanah pertama yang lebih dalam. Tujuan umum pengolahan tanah kedua adalah sebagai berikut: • Memperbaiki lahan dengan peng gemburan tanah yang lebih baik. • Mengawetkan lengas tanah dengan penggarapan tanah bero dalam musim panas untuk membunuh gulma dan me ngurangi penguapan. • Memotong-motong sisa tanaman atau serasah tanaman yang tertinggal dan mencampurnya dengan tanah lapis atas. • Memecah bongkahan tanah dan sedikit memantapkan lapisan tanah atas, sehingga menempat kan tanah dalam kondisi yang lebih baik untuk penyebaran perkecambahan biji. • Membinasakan gulma pada lahan yang diberokan. 2. Tipe Implemen Ada banyak tipe implemen yang dapat digunakan untuk pengolahan tanah kedua. Alat-alat itu adalah: a. Garu iringan Berbeda dengan bajak piring yang setiap piringan mempunyai satu poros. Pada garu piringan, satu poros digunakan untuk beberapa piringan. Lihat Gambar 6.44. Bagian-bagian dari garu piringan adalah sebagai berikut: 268
1) Piringan Piringan bulat, bertepi rata digunakan untuk kebanyakan garu piringan. Garu khusus dilengkapi dengan piringan yang tepinya bergigi, bertakik atau berlekuk. Pada kondisi lahan banyak sisa tanaman yang harus dipotong, piringan bergigi dianjurkan untuk dipakai pada kelompok piringan depan. Dan piringan bertepi rata untuk kelompok piringan belakang. Daun piringan mempunyai diameter yang berkisar antara 16 sampai 28 inci (40,6 sampai 71 cm).
Gambar 6.44 Garu dengan piringan bergigi dan piringan rata
2) Rangkaian Piringan Rangkaian piringan pada garu terdiri atas 3 sampai 13 daun piringan yang dirakit sepanjang batang kelompok yang biasanya berbentuk bujur sangkar. Jarak antar piringan ber kisar 6 sampai 9 inci (15,2 sampai 22,9 cm) untuk garu tugas ringan. Piringan berukuran 10 sampai 12,5 inci (25,4 sampai 31,8 cm) untuk garu tugas berat. Lihat Gambar 6.45.
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
par tanah ke satu arah (biasanya ke arah luar) dan piringan yang terpasang di kelompok belakang melempar tanah ke arah berlawanan.
3) Rangka Garu Setiap rangkaian piringan mempu nyai rangka berbentuk empat persegi panjang. Di atas rangkaian ditunjang oleh standar yang terletak pada bantalan poros. Rangka rangkaian garu kerja ganda dihubungkan dengan sambungan yang dapat diatur sedemikian rupa, sehingga dimungkinkan untuk me ngatur sudut rangkaian piringanpiringan agar dapat masuk ke dalam tanah dengan kedalaman yang berbeda-beda. Sistem penyambung an dipasang pada rangka kedua rangkaian.
Gambar 6.45 Berbagai Rangkaian Piringan
4) Bantalan Garu piringan yang ringan biasanya mempunyai dua bantalan untuk setiap rangkaian piringan. Untuk bajak pada kondisi semak-semak atau rawa-rawa yang berat, mungkin mempunyai beberapa bantalan untuk setiap rangkaian piringan. Berdasarkan susunan rangkaian pi ringan, garu piringan dapat digolong kan menjadi: •
•
Garu piringan kerja tunggal; ter diri atas dua kelompok piringan yang dipasang ujung dengan ujung dengan arah pelemparan tanah berlawanan Garu piringan kerja ganda; se ring disebut garu tandem (tandem harrow) karena seperangkat ter diri atas dua kelom pok piringan, yang dipasang di belakang dua kelompok piringan yang ada di depan. Diatur sedemikian rupa, sehingga piringan yang terpa sang di kelompok depan melem
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
•
Garu piringan offset, diberi nama demikian karena garu dapat di operasikan dengan kedudukan ber tolak belakang dengan traktor penariknya. Suatu perubahan dalam sambungannya dapat menyebabkan garu dipasang ke arah kiri atau ke arah kanan traktor. Dengan demikian di mungkinkan untuk mengoperasi kan garu di bawah dahan-dahan, di dekat batang pohon dalam kebun, sedang traktornya ber jalan di luar dahan-dahan.
b. Garu gigi paku Bentuk sebuah garu gigi paku yang khas terlihat pada Gambar 6.46. Garu ini umumnya disebut garu gigi paku, karena gigi garu yang mengaduk tanah mirip paku-paku yang panjang. Garu ini juga dikenal sebagai garu gigi pasak, garu tarik an, garu seksi, atau garu penghalus. 269
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
Kegunaan utama garu gigi adalah untuk menghaluskan dan meratakan tanah langsung setelah pembajakan. Garu ini mengaduk tanah sampai kedalaman 2 inci (5,1 cm) bila diberi pemberat. Garu paku juga dapat pula digunakan untuk mendangir jagung dan kapas dan tanaman lain yang berbaris pada awal masa pertumbuh annya. Lebar bagian garu dapat berkisar antara 4-6 inci (1,2-1,8 m) dan mempunyai 25, 30, 35 gigi. Beberapa bagian garu dapat digandengkan dengan sebuah batang sambung. Sehingga dapat menggaru jalur-jalur tanah yang lebih lebar. Bagianbagian garu dapat bersifat kaku atau lentur. Bagian-bagian garu yang mempunyai jeruji pelindung melin tang pada batang-batang ujungnya disebut garu tertutup dan yang tidak mempunyai disebut garu terbuka.
Gambar 6.46 Garu Gigi Paku
c. Garu gigi pegas Garu gigi pegas tampak serupa dengan bajak chisel. Gigi garu pegas hanya bekerja pada kedalaman yang dangkal. Garu gigi pegas gandengan tersedia dalam ukuran yang berkisar antara 8 - 36 kaki (2,4-10,9 m). Lihat Gambar 6.47. Penggunaan garu gigi pegas di sesuaikan untuk tanah yang kasar dan berbatu. Garu ini juga digunakan secara luas untuk melonggarkan tanah setelah dibajak sebelum penanaman biji-bijian dengan meng gunakan mesin tanam. Gigi garu ini akan masuk ke dalam tanah lebih dalam dari pada garu gigi paku. Gigi pegas akan merenggang bila mem bentur rintangan. Garu gigi pegas dapat digunakan sebagai pemberan tas rumput (mendangir), karena gigi 270
Gambar 6.47 Garu Gigi Pegas
giginya masuk ke dalam tanah cukup dalam dan merobek-robek akar dan membawanya ke permukaan tanah. Gigi garu pegas terdiri atas jeruji baja pegas yang lebar, pipih, melengkung, diperkeras dengan minyak, dan salah satu ujungnya dipasang erat pada suatu batang rangka garu dan ujung lainnya diruncingkan agar dapat mudah menembus tanah. Kedalaman penetrasi gigi garu ke dalam tanah dikendalikan dengan cara mengatur sudut gigi dengan perantaraan tuas-tuas seperti halnya pada garu gigi paku. Beberapa garu Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
gigi pegas dilengkapi dengan penga tur mekanik sudut sambungan. Gigigigi garu untuk garu gigi pegas tersedia dengan ujung yang berbedabeda lebar dan bentuknya, serta dengan ujung yang dapat dilepas untuk tipe pekerjaan yang berbedabeda.
lahan yang tidak tergaru, maka diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Lihat Gambar 6.48.
6.3.11. Menggaru dengan Traktor Roda Empat Untuk mendapatkan hasil pengolah an yang efektif dan efisien, dalam mengolah tanah diperlukan pola pengolahan tertentu. Ada beberapa macam pola pengolahan tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan. Seluruh pola pengolahan tanah yang digunakan untuk pengolahan tanah pertama, dapat digunakan untuk pengolahan tanah kedua. Hal ini disebabkan karena hasil pengolahan tanah kedua tidak melakukan pelemparan tanah ke samping, tetapi mencacah saja. Sehingga arah putaran bebas dan boleh melompat. Selain itu, implemen pengolahan tanah kedua, tidak perlu diangkat pada saat berbelok, asal tidak terlalu tajam. 1. Pola Spiral Pengolahan dilakukan dari titik te ngah lahan. Traktor dijalankan seca ra berputar spiral sampai tepi la han. Arah putaran bebas, bisa searah dengan jarum jam maupun berlawan an dengan jarum jam. Pola spiral cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar. Implemen tidak perlu diangkat pada saat berbelok bila dirasa tidak terlalu tajam. Pada sudut Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.48 Pola Spiral
2. Pola Bolak-balik Berselang Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan agak melebar (luas). Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan, namun tidak terlalu panjang karena traktor tidak berbelok terlalu tajam. Ujung lahan yang tidak tergaru, digaru pada 1 atau 2 penggaruan terakhir. Sisa lahan yang tidak tergaru (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Gambar 6.49. Setelah lahan siap untuk diolah dan ditentukan pola pengolahan yang tepat, maka lahan dapat mulai diolah. Cara penggaruan adalah sebagai berikut: a. Buat batas-batas lahan yang akan diolah dan tempat head land apabila diperlukan. 271
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
b. Traktor dibawa ke lahan dan diletakkan sesuai pola yang diinginkan. c. Atur gas dan posisi gigi yang direkomendasikan pabrik. Operator disarankan membaca buku petunjuk pengoperasian manual). d. Penggaruan dimulai e. Pada saat berbelok, implemen diangkat. f. Penggaruan berikutnya dilakukan dengan cara meletakkan sisi garu ke tepi lahan yang baru selesai diolah. (kecuali untuk pengguna an pola yang melompat) g. Dua sampai empat alur terakhir (tergantung dari panjang traktor dan lebar kerja alat garu), head land mulai digaru. (kecuali meng gunakan pola yang tidak me makai head land)
tor akan berkurang. Selain itu juga dapat menjaga agar imple men tidak rusak
Gambar 6.49 Pola Bolak-balik Berselang
d. Menjaga agar traktor berjalan lurus.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat penggaruan, yaitu :
Untuk mengontrol agar jalannya traktor lurus, sesaat se belum melakukan penggaruan, operator melihat satu titik di depan. Pasa saat akan mengon trol, operator dapat melihat kembali titik tadi apakah masih ada di depan.
a. Menjaga agar hasil pengolahan tidak tumpang tindih (overlaping) ataupun melompat. Lebar imlpemen harus lebih lebar dari traktor. Pada saat mengolah di sebelahnya, pisau garu harus berada di tepi hasil garuan sebelahnya (bukan roda traktor yang rapat).
e. Menggunakan kunci differensial untuk mencagah slip. Apabila salah satu roda traktor slip, injak pedal kunci diferensial. Kedua roda (kiri-kanan) akan ter sambung porosnya, sehingga slip bisa dikurangi. Apabila sudah tidak slip, lepaskan pedal kunci differensisal. Pada saat pedal diinjak, traktor tidak boleh belok.
b. Pekerjaan penggaruan biasanya lebih ringan bebannya dibanding pembajakan, sehingga kecepatan jalan traktor dapat ditingkatkan. c. Mengangkat implemen, apabila implemen menabrak halangan yang menimbulkan beban berat, seperti; batu besar, tanah keras/ liat, batang/ tanggul pohon besar dan sebagainya. Dengan me ngangkat implemen, beban trak 272
f.
Gunakan gardan depan apabila traktor anda dilengkapi dengan gardan depan. Dengan meng gunakan gardan depan, kemam puan menarik traktor akan me ningkat. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
3. Perawatan Implemen Pengolah Tanah a.
b. c. d. e. f. g.
Setelah implemen dioperasikan, tanah yang menempel pada implemen dibersihkan di lapang. Fungsi pembersihan ini agar pada saat di jalan, tanah yang menempel tidak jatuh dan di tempat pencucian tidak terlalu kotor. Implemen dan traktor dibawa ke tempat pencucian Cuci implemen hingga bersih, kalau perlu bisa menggunakan sabun dan sikat. Keringkan implemen Bawa ke tempat penyimpanan Periksa mur dan baut pengikat, apabila ada yang kendor di kencangkan Untuk mencegah karat, bagian implemen yang terbuat dari besi dan tidak dicat, diolesi gemuk/ grease yang diencerkan dengan oli.
4. Perawatan Mesin Rotari Seperti pada perawatan implemen, kemudian mesin rotari dilberikan pe lumas pada beberapa tempat, yaitu : a. Pelumasan kotak rotari Minyak pelumas yang digunakan adalah SAE 90, penggantian pelumas biasanya setiap 200 jam kerja. Jumlah yang di perlukan untuk setiap jenis mesin rotari berbeda, tergantung jenisnya, biasanya se banyak 1,5 liter. b.
Pelumasan kotak rantai Pelumas yang digunakan adalah grease/gemuk. Pelumasan dapat dilakukan setiap 50 jam kerja. Pelumasan dilakukan dengan
Direktorat Pembinaan SMK (2008)
memasukkan grease melalui lubang pengisi yang terdapat di samping kotak rantai
6.3.12. Pengolahan Tanah Tanaman Tebu
pada
Tanaman tebu merupakan contoh tanaman perkebunan semusim, yang dapat ditanam pada lahan basah dan lahan kering. Perbedaan cara bertanam pada kedua jenis lahan tersebut salah satunya ada lah cara pengolahan tanah. Pengolahan tanah di lahan sawah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara bajak dan cara Reynoso. 1. Pengolahan Tanah dengan Ba jak Pada tanah ringan, seperti tanah bertekstur pasir, pengolahan tanah untuk tebu dapat dilaksanakan dengan membajak, baik mengguna kan bajak konvensional maupun bajak traktor dapat dilihat pada Gambar 6.50, 6.51, 6.52. Urutan pengolahan tanah dengan bajak yang umum dilakukan adalah: Jerami dibabad dan dibakar dengan maksud agar tanah lebih cepat menjadi kering. • Tanah dibajak 4-6 kali bila menggunakan bajak yang ditarik kerbau/sapi, dan cukup 2-3 kali bila menggunakan bajak traktor • Tanah dibiarkan selama be berapa hari agar terkena panas matahari. Sehingga lebih mudah hancur bila diolah lebih lanjut. Untuk meratakan dan meng haluskan tanah, tanah digaru 1-2 kali. Bila tanah masih terlalu 273
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
basah sebaiknya dibuat got-got pembuangan air. Pembuatan larikan untuk tempat tanam dengan menggunakan ”brujul”. Sehingga dapat me nyisihkan tanah ke kanan dan ke kiri. Larikan merupakan lu bang tanam dibuat dengan jarak 1,0 -1,1 meter. Larikan dibuat dengan arah timur-barat, tetapi ada juga yang arahnya utaraselatan.
a. Pembuatan got Ada beberapa jenis got pada pe ngolahan tanah untuk tanaman tebu. Got-got tersebut terdiri dari: • Got pemasukan dan got pem buangan air, • Got keliling, dibuat mengelilingi areal yang akan ditanami, • Got mujur, jarak 80-100 meter, • Got malang, tegak lurus pada got mujur, dengan jarak 8 -10 meter.
Gambar 6.50 Membajak dan Hasil Pembajakan dengan Traktor Roda Empat
b. Pembuatan tempat tanam tebu Pembuatan tempat tanam tebu di lakukan dengan menggunakan gar pu atau mencangkul larikan sehing ga menjadi lebih lebar dan tercapai kedalaman 15-25 cm. Hal ini biasa dilakukan pada tanah ringan. Pengolahan tanah dengan bajak konvensional hanya dipakai pada perkebunan tebu rakyat. Karena, ada beberapa kekurangan antara lain: bibit ditanam tidak dalam se hingga tebu lebih mudah rebah dan tidak dapat dilaksanakan pada ta nah yang lapisan padasnya dang kal. Perkebunan besar tebu, baik milik BUMN maupun swasta, per siapan lahan umumnya mengguna kan bajak traktor. 274
Gambar 6.51 Menggaru dan Hasil Penggaruan dengan Traktor Roda Empat
Cara ini mempunyai beberapa ke untungan karena biayanya relatif murah, lebih cepat, dan tanah da pat terolah lebih intensif. Pengolahan tanah dengan bajak traktor umumnya dilaksanakan: • Apabila dipandang perlu untuk dilakukan subsoiling yaitu meng gunakan bajak subsoiler untuk mengiris lapisan bawah tanah sampai kedalaman kurang lebih 50 cm, tanpa membalik tanah. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
•
•
•
•
Segera setelah itu dilakukan pembajakan dengan bajak piri ngan menurut garis lurus de ngan kedalaman 25-30 cm dan kemudian dibiarkan selama 2-3 minggu untuk pengeringan ta nah. Sesudah pengeringan diadakan penggaruan/ perataan dengan menggunakan garu piringan yang berukuran berat. Setelah penggaruan, dilaksana kan pembajakan kembali de ngan bajak piringan. Arah pem bajakan kedua, tegak lurus ter hadap arah pembajakan yang pertama. Pembajakan kedua segera di susul dengan perataan kedua, juga dengan menggunakan garu piringan. Perataan kedua dilaku kan dua kali dengan mengguna kan garu piringan yang lebih ringan. Setelah rata dan tanah menjadi cukup halus (hancur) barulah dibuat "juringan" atau "jalur ta nam" dengan penggulud (rid gers), jarak antara juringan ku rang lebih 1,5 meter.
2. Pengolahan Tanah secara Rey noso Pengolahan tanah cara Reynoso diciptakan oleh Don Alvaro Reyno so pada tahun 1863 di Kuba. Pada saat ini, pengolahan tanah cara Reynoso telah mengalami modi fikasi yaitu penyesuaian kondisi setempat. Cara Reynoso diterap kan pada usaha tanaman tebu di pulau Jawa, dimana tebu ditanam pada lahan sawah. Prinsip pengo lahan tanah dengan cara Reynoso berbeda dengan cara bajak. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.52 Membedeng dan Hasil Pembedengan dengan Traktor Roda Empat
Pada cara Reynoso, tidak semua permukaan tanah diolah. Lubang tanam (juringan, cemplongan) dibuat dengan jalan menggali tanah menurut panjang, lebar, dan kedalaman tertentu. Galian tanah ditumpuk di atas tanah di sebelah kanan/kiri lubang sehingga membentuk "guludan". Pembuatan lubang tanam umum nya dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terlatih. Pengolahan tanah cara Reynoso secara singkat diuraikan sebagai berikut: a. Pengaturan pengairan Areal pertanaman tebu memerlu kan sistem pengairan yang baik, agar terpenuhi kebutuhan air, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Untuk mencapai maksud tersebut, areal pertanam an tebu dilengkapi dengan saluran pengairan atau got-got. Tujuan pembuatan got-got adalah: 275
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan •
• •
Memasukkan air irigasi dari saluran pengairan tersier ke areal tanaman, Membuang kelebihan jumlah air, terutama musim hujan Membuang air tanah, bila kandungan air tanah tinggi
b. Pembuatan pintu pemasukan dan got-got pembuangan. Pertama-tama carilah saluran ter sier. Kemudian tentukan letak tem pat yang tertinggi sebagai tempat air pengairan akan dimasukkan ke dalam areal kebun. Padai tempat tersebut pasanglah alat pengukur air yaitu untuk mengukur pema sukan air pengairan bagi keperluan tanaman tebu. Kemudian carilah letak tempat te rendah untuk membuat got pem buangan. Got pembuangan ini di hubungkan dengan saluran atau parit/ sungai untuk membuang air pengairan yang telah selesai di gunakan dalam areal pertanaman tebu. c. Pengajiran Setelah areal sawah yang akan ditanami tebu selesai dipanen, di mulailah pelaksanaan pengajiran untuk menentukan letak got-got dan jalan-jalan kebun yang akan dibuat. d. Pembuatan got-got Di dalam areal kebun tebu terdapat beberapa macam got yaitu: got keliling, got mujur, dan got malang. •
Got keliling
Got keliling dibuat mengelilingi areal yang akan ditanami. Got ini 276
dihubungkan dengan saluran pe masukan air dari saluran irigasi. Air pengairan akan dimasukkan ke dalam got keliling, bila areal ta naman tebu memerlukan air pe ngairan. Air pengairan yang masuk ke got keliling kemudian dialirkan ke got-got berikutnya di dalam areal kebun. Pada tempat-tempat tertentu seperti pada lokasi yang berbatasan de ngan saluran irigasi bagi sawahsawah milik petani, dan berbatasan dengan sawah yang ditanami padi pada musim kemarau (padi gadu) atau pinggir perkampungan/desa, biasanya dibuat got keliling ganda. Got tersebut dibuat dengan jarak antara got keliling pertama dan kedua sekitar 2-3 meter. Got keliling kedua (got ”jagang”) dimaksudkan untuk: • menghalangi air hujan (air pe ngairan) yang dapat masuk ke dalam areal kebun tebu • memutuskan akar-akar tanaman besar. yang dapat mengganggu tumbuhnya tanaman tebu di daerah perbatasan tersebut. Di antara got-got keliling ganda, ini biasanya dibuat lubang pendek yang disebut "sabukan": Lubang sabukan terletak tegak lurus terhadap got keliling maupun got jagang. Jumlah lubang sabukan tergantung pada sifat tanah. Got keliling dibuat dengan ukuran lebar atas 60 -75 cm, lebar bawah 50 - 60 cm, kedalaman 60 -70 cm. Got keliling tersebut berguna untuk mengalirkan air pengairan yang dibutuhkan oleh tanaman tebu dari saluran pemasukan ke got-got mu jur, atau untuk mengalirkan/ mem uang air yang tidak diperlukan ke saluran pembuangan. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
Got mujur
Got mujur umumnya dibuat dengan arah utara-selatan. Pada lahan yang miring, pembuatan got mujur disesuaikan kemiringan lahan. Got mujur dibuat dengan jarak 100-125 meter antara yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi ada pula yang jaraknya 50 meter atau 80 meter. Hal ini tergantung pada sifat-sifat tanah. Ukuran got mujur adalah lebar atas 60-75 cm, lebar bawah 50-60 cm, dan dalam 60-70 cm. Got mujur adalah untuk mengalirkan air dari got keliling ke got-got malang. Akan tetapi dalam musim hujan, got mujur dapat berfungsi sebagai saluran pembuangan kelebihan air dari got malang ke got keliling. Selanjutnya terbuang ke saluran pembuangan. •
Got malang
Got malang adalah got yang dibuat tegak lurus terhadap got mujur dengan jarak antara yang satu dengan yang lainnya bervariasi antara 7,5 sampai 10,0 meter, tergantung pada sifat tanah. Ukuran got malang adalah lebar atas 45-60 cm, lebar bawah 40-50 cm, dan kedalaman 30-60 cm. Got malang berguna untuk menyalurkan air pengairan dari got mujur ke lubang-lubang tanam (”juringan”) di kala tanaman tebu membutuhkan air pengairan. Dalam musim hujan terjadi kelebihan air, got malang berperan pula untuk menyalurkan kelebihan air ke got mujur, selanjut nya terbuang ke saluran pembuang an. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Perlu kiranya diketahui, bahwa area lahan yang dibatasi oleh dua got malang dan dua got mujur merupakan unit terkecil dari area tanam dan unit ini disebut satu bak. Di dalam bak inilah lubang-lubang tanam atau juringan dibuat. Lihat Gambar 6.53.
Gambar 6.53 Penampang Membujur Bak di Antara Dua Got Mujur Keterangan: g.mj = got mujur gt. = gantangan j. = Jolangan/juringan Gl. = Guludan Lp. = Lapangan terletak di kanankiri juringan yang berada di tengah-tengah bak
e. Pembuatan jalan di kebun Untuk memudahkan pengawasan dan pemeliharaan pekerjaan di kebun, didalam unit satu bak perlu diatur dan dibuat jalan. Letak jalan diatur sedemikian rupa sehingga pengawasan pekerjaan dan pemeli haraan bak-bak di dalam kebun dapat dilaksanakan secara mudah dan baik. Untuk maksud tersebut, pada setiap bak diatur pembuatan jalan yang letaknya sebagai berikut: • Jalan yang dibuat di sebelah kanan dan kiri got mujur disebut "gantangan". Lebar gantangan di 277
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
sebelah kanan got mujur dibuat 120 cm sedangkan lebar yang di sebelah kiri hanya 90 cm. Jalan yang dibuat di tengahtengah bak mengapit lubang ta nam, disebut "lapangan". Lebar lapangan adalah 85 cm.
Dengan adanya “gantangan” dan “lapangan” tersebut maka pengawasan dan pemeliharaan mudah dilaksanakan. Gantangan dan la pangan sangat penting ketika ta naman tebu masih muda.
Cara mengajirnya adalah: •
•
f. Pembuatan lubang tanam pada tanaman tebu Lahan yang digunakan untuk pe nanaman tebu umumnya adalah lahan sawah. Perkebunan tebu milik BUMN maupun swasta banyak pula yang telah memanfaat kan lahan bukan sawah, terutama di luar Jawa. Pengolahan tanah dilaksana kan secara mekanisasi. Sebelum pembuatan lubang tanam atau juringan dilaksanakan, pem buatan got-got yang dibutuhkan untuk keperluan pengairan harus telah selesai dikerjakan. Setelah selesai membuat got-got malang, barulah pembuatan juringan di laksanakan. Lubang tanam atau juringan dibuat dari satu bak ke bak lainnya secara serempak, sehingga dibutuhkan tenaga kerja terlatih. Untuk memudahkan pembuatan lubang tanam, terlebih dahulu dilak sanakan pengajiran pada setiap bak. Sebaiknya dibuat alat ukur dari bambu disebut "eretan". Mistar bambu panjang diberi tanda-tanda ukuran yakni untuk lebar guludan, lebar jaringan, dan sebagainya.
278
•
Pasang "eretan" pada pinggir got malang, kemudian tancap kan ajir yang jaraknya sesuai dengan tanda-tanda yang ada pada eretan. Dengan demikian dapat ditetapkan lebar gantang an, juringan, guludan, dan la pangan pada bak-bak yang ber sangkutan. Lebar juringan dan guludan ber variasi, tergantung pada ke suburan tanah, sifat fisik tanah, varietas tebu, dan lain-lain. Dalam luasan 1 bak yaitu areal yang dibatasi oleh dua got mujur dan dua got malang. Pengajiran dilakukan pada kedua tepi got malang yang berada di antara dua got mujur. Dengan jarak antara got-got mujur 100 meter, dapat dibuat juringan/ guludan sebanyak 92 buah, sehingga pada areal seluas 1 hektar dapat dibuat sekitar 920 buah juringan (dalam 1 hektar terdapat 10 bak berukuran 100 m x 10 m). Akan tetapi pada daerah lain, mung kin dapat dibuat lebih. Karena adanya variasi jarak antara got mujur dan got malang, karak teristik tanah dan cara budidaya tebu di daerah setempat.
Lebar juringan dan guludan juga bervariasi tergantung pada keadaan tanah. Jarak antara puncak ke puncak guludan berkisar antara 100 sampai 110 cm, sehingga lebar juringan berkisar antara 35 sampai 45 cm dan lebar guludan antara 65 sampai 75 cm. Karena satu bak terdapat 96 juringan maka untuk 1 hektar terdapat 960 juringan (ratarata). Skema juringan dapat dilihat pada Gambar 6.54. Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
6.3.13. Pembuatan Lubang Ta nam pada Tanaman Per kebunan Tahunan Pembuatan lubang tanam pada ta naman perkebunan tahunan bertu juan untuk menyediakan lingkungan perakaran yang optimal bagi bibit tanaman pokok, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Tanah di lapangan sering terlalu mampat bagi perakaran bibit tanaman untuk berkembang dengan baik, setelah dipindahkan dari tanah gembur di dalam polibag. Karena itu, kondisi yang relatif sama dengan kondisi di pembibitan perlu disiap kan di lapangan dengan cara me ngolah tanah secara minimal atau dengan cara membuat lubang tanam. Dengan demikian diharapkan tanaman dapat beradaptasi dengan baik pada awal pertumbuhannya di lapangan. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual yaitu menggunakan cangkul dan garpu. Sedangkan secara mekanis dilaku kan dengan menggunakan alat post hole digger. Lihat Gambar 6.55, dan Gambar 6.56. Pekerjaan pembuatan lubang tanam dianjurkan 2-3 bulan sebelum tanam, namun ada juga meracuni (non-toxic) dan mengontrol ukuran lubang yang dibuat. Pengontrolan ukuran ini perlu dilakukan karena ukuran lubang tanam merupakan salah satu aspek penting dalam penanaman. Selain untuk tempat meletakkan bibit di lapangan, pembuatan lubang tanam bertujuan untuk menggembur kan struktur tanah sehingga unsur hara Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.54 Skema Lubang Tanam Tebu (juringan) dan Guludan
Gambar. 6.55 Alat Mekanis Pembuat Lubang Tanam pada Lahan Datar
yang diberikan (pupuk) menjadi lebih cepat dan mudah tersedia bagi tanaman. Lubang tanam yang disarankan (90 x 90 x 60) cm yaitu panjang 90 cm, lebar 90 cm dan kedalaman 60 cm dengan dinding lubang tanam tegak lurus untuk kelapa sawit, 60 x 60 x 60 cm. untuk kakao, kopi, dan karet. Apabila tanahnya kurang subur dapat dibuat lubang berukuran 80 x 80 x 80 cm, 279
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
sebaliknya pada tanah darat yang masih subur dapat dibuat 50 x 50 x 50 cm. Prestasi kerja untuk membuat lubang tanam yaitu ber kisar 15 - 25 lubang/HK. Lubang tanam sebaiknya tidak di buat ketika tanah dalam keadaan sangat basah, terutama pada tanah bertekstur berat. Pada kondisi sa ngat basah, dinding lubang ketika digali cenderung berlumpur, kemudi an setelah kering memadat. Keada an ini menyebabkan terbentuknya lapisan kedap yang dapat meng hambat perkembangan perakaran tanaman. Selain itu, rembesan air hujan berlebih keluar dari lubang tanam sehingga kondisi kelembapan tanah di dalam lubang tanam cende rung berlebihan dan sebaliknya aerasi tanah berkurang. Sebelum membuat lubang tanam, seluruh sampah, akar-akar, atau tunggul yang ada di permukaan tanah di mana lubang tanam akan dibuat harus dibersihkan terlebih dahulu. Jika pada lokasi lubang tanam terdapat tunggul kayu yang tidak dapat dibongkar maka Iubang tanam dapat digeser sedikit, tetapi tetap mengikuti arah barisan. Iapisan tanah atas (top soil) dan lapisan tanah bawah (sub soil) sebaiknya dipisahkan dan ditumpuk dengan arah yang seragam, walaupun ada juga yang hasil galiannya dijadikan satu tumpukan. Segera setelah selesai pembuatan lubang selesai, pancang dikembali kan tepat pada posisi semula (di tengah lubang). Untuk menjamin ketepatan ukuran lubang. sebaiknya setiap pekerja yang membuat lubang dilengkapi dengan tongkat yang mempunyai ukuran 60 cm dan 90 cm. 280
Gambar.6.56 Exavator Dipasang Alat Khusus Untuk Membuat“Lubang Dalam Lubang Tanam” Di Lahan Gambut
Tindakan yang tergesa-gesa dengan membuat lubang langsung diikuti penanaman tidak dianjurkan. Selain kondisi tanah yang belum matang dan mempersulit pengontrolan ukur an lubang tanam, hal ini juga di karenakan kualitas tanam tidak dapat diawasi dengan baik. Peralatan yang diperlukan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul, alat pe ngu kur/ tongkat (mal/ patron) dengan ukuran yang dikehendaki, dan post hole digger. Pekerjaan pembuatan lubang tanam secara manual dilakukan dengan urutan sebagai berikut • Lubang tanaman telah dipersiap kan 1 (satu) bulan sebelum ta nam. • Pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk pem buatan lubang di atas per muka an tanah sehingga pancang tepat berada di tengah-tengah pola ter sebut. • Ukuran lubang disesuaikan jenis tanaman • Tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan sub soil. Top Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Agribisnisnis Tanaman Perkebunan
•
•
•
•
soil diletakkan di sebelah selatan dan sub soil di sebelah utara secara teratur dan seragam. Lihat Gambar 6.57. Tetapi ada juga hasil galian top soil dan sub soil tidak dipisahkan. Lihat pada Gambar 6.58 Untuk menjamin keseragaman ukuran Iubang tanam, setiap pekerja dilengkapi dengan mal/ patron yang berukuran sesuai ukuran lubang tanam. Dinding lubang tanaman harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain. Setelah selesai membuat lubang tanam, pancang titik tanam di kembalikan ke tempat semula. Norma prestasi membuat lubang yaitu 15-25 lubang/HK
Pada saat penanaman, tanah yang terlebih dahulu ditimbunkan yaitu top soil dengan kedalaman sekitar 25 cm dari dasar lubang, kemudian sub soil pada kedalaman sisanya. Pengem balian tanah galian ke lubang tanam sebelum bibit ditanam diusahakan berbentuk cembung. Lihat pada Gambar 6.59. Tugas Aplikasi Konsep 1. Ditinjau dari aspek penyiapan lahan/ pengolahan tanah, ada 2 kelompok tanaman perkebunan yang memerlukan pengolahan tanah yang berbeda. Berikan contoh dan jelaskan! 2. Umumnya kelompok tanaman perkebunan tahunan, pengolahan tanah tidak dilakukan pada se luruh areal. Jelaskan! 3. Sebaliknya, umumnya kelompok tanaman perkebunan semusim,, pengolahan tanah dilakukan pada seluruh areal. Jelaskan! Direktorat Pembinaan SMK (2008)
Gambar 6.57 Ukuran dan Hasil Galian Lubang Tanam Dipisahkan antara Top Soil dan Sub Soil
Gambar 6.58. Ukuran dan Hasil Galian Lubang Tanam Tidak Dipisahkan
Tugas Penyelesaian Masalah 1. Bila Anda memiliki lahan sekitar 2 hektar, berencana akan melaku kan agribisnis kelapa sawit. Cara pengolahan tanah yang manakah yang akan Anda lakukan. Jelas kan! 2. Bila Anda memiliki lahan sekitar 2 hektar, berencana akan melaku kan agribisnis tembakau. Cara pengolahan tanah yang manakah yang akan Anda lakukan. Jelas kan! 3. Apa yang harus dilakukan jika menjelang pengolahan tanah tiba-tiba hujan? 281