LEMBAR INFORMASI : 1. Penyiapan Lahan Penyiapan lahan merupakan tempat yang baik untuk tanaman sehingga pengolahan tanah sangat menentukan keberlanjutan pertumbuhan tanaman padi. Kegiatan dalam penyiapan lahan ini pada dasarnya meliputi 2 kegiatan yaitu : mengolah tanah dan menyediakan tempat tanam bibit (pencaplakan). A. Pengolahan Lahan Kegiatan pengolahan tanah yang baik untuk tanaman padi adalah pengolahan secara sempurna dimulai dari pembajakan I dan II, dilanjutkan dengan penggaruan dan diakhiri dengan perataan tanah. Namun hal tersebut tergantung pada kondisi tanah sawah yang ada. Di beberapa lokasi yang kondisi struktur tanahnya ringan, pengolahan tanah secara sempurna jarang dilakukan dan pada umumnya cukup dibajak satu kali langsung di ratakan. Untuk kondisi lahan yang demikian, pengolahan tanah secara sempurna dianjurkan untuk dilakukan setelah 4 musim tanam. Hal tersebut berguna menghindari terjadinya pemadatan lapisan tanah dan memberikan perbaikan sirkulasi udara. Langkah dalam mengolah tanah adalah sebagai berikut.
2. Jenis-Jenis Traktor, Pengoperasian Dan Perawatannya
Traktor adalah kendaraan yang didesain spesifik untuk keperluan fraksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik atau pun didorong dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainya, “unit traktor”, yang mendefinisikan kendaraan truk semi trailer. Kata traktor diambil dari bahasa latin, trahere yang berarti “menarik”. Traktor dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk menunjang operasi pertanian yang efektif, baik tenaga, waktu maupun biaya, sehingga dapat menigkatkan kapasitas kerja, mengurangi biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian serta mengurangi kelelahan dan kebosanan dalam bekerja. Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbang atau bajak, untuk menggantikan istilah “mesin penarik” (trakction engine). Di inggris, irlandia, Australia, india, spanyol, argentina, dan jerman, kata “traktor” umumnya berarti “traktor pertanian”, dan penggunaan kata traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Intrumen pertanian bermesin pertama adalah mesin uap portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrument mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin tersebut, dan digunakan secara luas dipertanian. Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap.Traktor bisa diklasifikan sebagai two wheel drive, atau track tractor. Traktor, kecuali trak tracktor umumnya memiliki 4 roda dengan dua roda yang lebih besar dibelakang atau keempat roda sama besar. Track traktor memiliki penggerak seperti tank yang membuatnya mampu bergerak diberbagai medan. Karena traksinya yang sangat hebat, tracktor menjadi popular di California pada tahun 1930-an. Traktor pada awalnya menggunakan mesin uap. Pada awal abad utama sumber tenaga traktor. Antara tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama, dan minyak tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Kebanyakan traktor tua memakai transmisi manual. Traktor jenis ini memiliki beberapa rasio kecepatan tinggi umumnya 3 hingga 6. Kecepatan rendah umumnya dipakai di lahan pertanian sedangkan kecepatan tinggi dipakai dijalan. Tenaga yang diproduksi oleh mesin harus ditransmisikan keperalatan yang diimplementasikan ke traktor untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan (menanam, memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai dengan drawbar atau system sambungan.
A. Pembagian Jenis Traktor 1. Traktor dua roda Traktor dua roda sering disebut juga sebagai traktor tangan atau hand traktor yang mana traktor tangan ini menggunakan motor satu silinder dengan daya 5-15 hp, bahan bakar yang digunakan umumnya solar. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan 4 buah baut pengencang. Motor dapat digeser kearah depan dan belakang untu memperoleh keseimbangan traktor. Untuk menghidupkan traktor ini digunakan engkol. Kerangka pada traktor tanagan berperan sebagai tempat kedudukan motor penggerak , unit transmisi dan bagian traktor lainnya .ddaya pada motor penggerak disalurkan melalui putaran poros engkol kekopling utama melalui sabuk V. kopling utama meneruskan daya tersebut kesusunan roda gigi transmisi untuk menggerakkan poros roda dan poros rotary. Disamping untuk menyalurkan daya, unit transmisi juga berfungsi untuk mengatur keceptan traktor. 1.1. Ukuran Traktor Dua Roda Menurut Kapasitas Berdasarkan kapasitasnya traktor roda dua dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp 1.2. Jenis Pekerjaan Yang Dapat Dilakukan Traktor Dua Roda Umumnya digunakan pada lahan yang sempit dan banyak digunakan petani di Indonesia, karena dapat berputar dengan tajam atau lintasan berputar yang sempit jika dibandingkan dengan mini traktor Traktor tangan dengan daya yang kecil dapat digunakan pada kebun yang kecil (Garden Traktor), sperti untuk kebun sayuran orgnik dengan dengan system kelambu. Traktor roda dua atau traktor tangan juga dapat mengolah tanah yang gembur dan dengan kelembaban tertentu, dan disesuaikan dengan kekuatan traktor tersebut. Oleh karena itu traktor roda dua ini dapat dioperasikan pada lahan yang lembab atau basah dan tidak terlalau kering. 1.3. Komponen utaman Traktor Dua Roda Langkah pertama yang harus dipelajari untuk dapat mengoperasikan traktor dua roda ini adalah mengenal traktor dua roda itu sendiri .Bagian-bagian utama traktor tangan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: a.
Tenaga penggerak motor.
b.
Kerangka dan transmisi (penerus tenaga).
c.
Tuas kendali.
a.
Tenaga penggerak motor. Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan apabila posisi motor digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter. Sebagian besar traktor menggunakan motor diesel. Penggunaan motordiesel umumnya lebih murah baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar sejak awal.
b. Kerangka dan transmisi (penerus tenaga) Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang. Transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya. Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan vbelt ke kopling utama. Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneleng untuk menggerakkan poros roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneleng juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari PTO tenaga dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary. Sebuah traktor tangan dapat bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu; roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage wheell). Roda ban berfungsi untuk transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban berat.
Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor. Setiap traktor tangan biasanya dilengkapi dengan standar depan dan standar samping. Standar samping khusus digunakan untuk pemasangan roda. Pemasangan roda dilakukan satu persatu. Pelepasan roda dari poros dilakukan dengan cara melepas mur-baut dan atau pena penyambung. Setelah roda dilepas, baru dipasang roda pengganti yang sesuai. Pemasangan roda ini tidak boleh terbalik. Untuk roda ban, pada sisi atas ban, arah panah harus ke depan. Untuk roda besi, sisi roda bawah harus menancap ke tanah. Untuk roda apung, sisi roda bawah tidak boleh menancap ke tanah. Sehingga pemasangan roda tidak boleh terbalik antara roda kiri dan kanan. Poros roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar olah implemen. Pemasangan roda yang cukup lebar juga akan menjaga keseimbangan traktor, terutama apabila digunakan pada lahan yang miring. Sedang lubang yang ada di poros digunakan untuk tempat pena, sehingga menjamin roda tidak akan slip atau lepas pada saat pengoperasian. c.
Tuas kendali/kontrol Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas kendali. Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun kemampuan traktor menjadi terbatas. Tuas kendali yang sering ada pada traktor tangan adalah sebagai berikut: 1.
Tuas persneleng utama Tuas persneleng utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada persneleng, sehingga perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan poros roda dapat diatur.Traktor tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju dan 2 kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut:
Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/piringan Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa Kecepatan lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak Mundur satu digunakan pada saat operator berjalan Mundur dua digunakan pada saat operator naik di trailer/gerobak 2
Tuas persneleng cepat lambat Tuas ini tidak selalu ada. Apabila tuas persneleng utama hanya terdiri dari 3 kecepatan maju dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor tangan dilengkapi dengan tuas persneleng cepat lambat. Fungsi perneleng ini untuk memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi (berjalan dan menarik trailer/gerobak).
3.
Tuas kopling utama Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng. Sebaliknya apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama.
4.
Tuas persneleng mesin rotary Tuas persneleng mesin rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO. Biasanya ada dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang diharapkan halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneleng mesin rotary pada posisi cepat. Begitu juga sebaliknya. (Kecepatan putar pisau rotary dapat juga diatur dari posisi pemasangan rantai penghubung).
5.
Tuas persneleng kemudi Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor tangan, masing-masing ada di sebelah kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan.
6.
Stang kemudi dan kemudi pembantu Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator. Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan raktor. Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi. Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian. Kemudi pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bias lebih dalam.
7. Tuas gas Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.
8.
Tombol lampu dan bel -kadang traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan. Tombol bel diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya tombol lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai sumber arus listrik.
9.
Tuas penyangga depan Tuas ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga depan. Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor tangan hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal operator), maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga.
1.4.
Jenis Alat Bantu Traktor Dua Roda Adapun alat-alat bantu pada traktor dua roda adalah sebagai berikut : a. Unit roda. Roda ban Roda pengatur kedalaman bajakan Roda besi Roda apung b. Unit equipment atau peralatan lainnya Bajak singkal
Bajak rotary Gelebeg Ridger Trailer Transplanter Seed drill Pontoon atau pelampung. 2. Traktor Empat Roda Traktor ini merupakan traktor empat roda dengan daya berrkisar 12-15Hp dimana dalam mengoperasikannya atau mengendarai sama dengan mengendarai mobil yang dilengkapi dengan stir kemudi sebagai pengendali arah dengan operator duduk , berbeda dengan traktor tangan operator ikut berjalan dengan memegang handel stang. Komponen atau unit yang digunakan hampir sama dengan raktor tangan . pada traktor empat roda dilengkapi dengan poros PTO (Power Take Of) sehingga untuk kepentingan tertentu seperti tenaga untuk memutar bajak rotary dapat diambilkan langsung dari putaran poros mesin (PTO). 2.1. Ukuran Traktor Empat Roda Menurut Kapasitas Berdasarkan kapasitasnya traktor roda 4 dibedakan menjadi : 1)
Traktor mini ( < 25 pk)
2)
Traktor sedang (25 pk – 50 pk)
3)
Traktor besar ( > 50 pk)
2.2. Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan Traktor Empat Roda Traktor mini mempunyai tenaga yang cukup besa sehingga traktor ini cocok digunakan pada daerah atau areal pertanian yang luas, seperti misalnya pada areal persawahan traktor ini sangat cocok. Jika areal persawahanya dlam maka traktor ini bisa memakai roda apung, yang mana roda ini dapat mempermudah pekerjaan karena kemungkinan roda untuk slip sangat sedikit. 2.3. Komponen Utama Traktor Empat Roda Pedal rem Tumpuan kaki Pedal pengunci differensial Panel instrument Radiator Motor penggerak Saringan udara tangki bahan bakar
tuas pengatur gas stir kemudi Tuas perseneling utama Tuas perseneling PTO Tuas pengatur hidrolik Tempat duduk operator Poros PTO Roda belakang dan depan Batang rem Tuas perseneling Pedal kopling Bak gigi kemudi Motor starter Aki 2.4. Jenis Alat Bantu Traktor Empat Roda Sama hal nya dengan traktor dua roda, traktor mini memiliki alat bantu sebagai berikut : a.
Unit roda. Roda ban Roda pengatur kedalaman bajakan Roda besi Roda apung
b.
Unit equipment atau peralatan lainnya Bajak singkal Bajak rotary Gelebeg Ridger Trailer Transplanter Seed drill Pontoon atau pelampung.
B. Cara Pengoperasian Traktor a. Cara Mengoperasikan Traktor Roda 2 1. Memulai menjalankan traktor tangan a. Posisi gas digeser sedikit lebih besar dari posisi idle.
b. Gigi persneleng dipindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R). Untuk menarik implemen, jangan menggunakan gigi tinggi, agar operator tidak perlu lari c. Untuk menarik trailer, posisi stang kemudi diturunkan, agar tidak terjadi hentakan ke bawah pada saat traktor mulai jalan. d. Tuas kopling utama dilepas dengan tangan kiri pelan-pelan agar traktor tidak meloncat pada saat mulai jalan. e. Khusus untuk traktor yang menarik trailer, setelah traktor mulai jalan, stang kemudi bisa diangkat lagi 2. Menjalankan lurus ke depan a. Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor tangan” b. Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada padastang kemudi. c. Mata memandang ke depan. d. Gas diperbesar dengan ibu jari kanan sesuai keinginan. e. Jangan membelokkan stang kemudi f. Jangan memindah posisi gigi persneleng 3. Menghentikan traktor/parker a. Gas dikecilkan pada posisi idle. b. Tuas kopling utama ditarik pada posisi “OFF”. Lalu ditarik kembali pada posisi rem. c.
Persneleng dinetralkan.
d. Gas dikecilkan 4. Mengganti gigi persneleng a. Lakukan langkah menghentikan traktor b. Posisi kopling utama “OFF”. c.
Pindahkan posisi gigi persneleng.
d. Mulai menjalankan traktor lagi. 5. Membelokkan traktor pada jalan datar a. Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan. b. Tekan kopling kemudi kiri kalau mau belok ke kiri. Tekan kopling kemudi kanan kalau mau belok ke kanan. c. Kalau perlu tangan membantu menggeser stang kemudi. d. Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, karena untuk haluan trailer. b. Cara Menngoprasikan Traktor 4 Roda 1. Memulai menjalankan traktor roda empat a. Lakukan langkah menghidupkan traktor
b. Posisi gas digeser sedikit lebih besar dari posisi idle. c. Tuas rem parkir dilepas d. Pedal kopling diinjak penuh e. Tuas persneleng cepat lambat dibindah ke posisi “cepat” atau “lambat” f.
Tuas persneleng utama dipindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R).
g.
Pedal kopling utama dilepas pelan-pelan agar traktor tidak meloncat pada saat mulai jalan.
2. Menjalankan lurus ke depan a. Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat” b. Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi. Posisi ibu jari keluar. c. Mata memandang ke depan. d. Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan. e. Kedua kaki dipindah ke landasan, jangan di pedal gas, kopling atau rem. f. Jangan membelokkan stang kemudi g. Jangan memindah posisi gigi persneleng 3. Menghentikan traktor a. Gas dikecilkan pada posisi idle untuk mengurangi kecepatan b. Injak pedal kopling sehingga posisi transmisi terlepas c.
Injak pedal rem, traktror akan berhenti.
d. Persneleng utama dan persneleng cepat lambat dinetralkan. 4. Menjalankan lurus ke belakang. a. Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat” b. Badan diputar ke kiri atau ke kanan sedikit untuk melihat ke belakang. c. Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi. d. Mata memandang ke belakang. e. Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan. f. Jangan membelokkan stang kemudi g. Jangan memindah posisi gigi persneleng 5. Mengganti gigi persneleng a. Lakukan langkah menghentikan traktor b. Pindahkan posisi gigi persneleng sesuai kecepatan yang diinginkan. c. Mulai menjalankan traktor lagi. 6. Membelokkan traktor di jalan a. Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan. b. Biarkan setengah badan traktor melewati belokan
c.
Putar stir kemudi ke kanan atau ke kiri
d. Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, karena untuk haluan. 7. Melewati tanjakkan a. Gigi persneleng dipindah ke posisi rendah sebelum melewati tanjakkan. b. Jalankan traktor, lalu gas diperbesar secara pelan-pelan, untuk mencegah roda depan terangkat c. Tidak boleh memindah gigi persneleng pada saat menanjak. C. Maintanance / Perawatan Traktor Roda 2 dan Traktor Roda 4 a). Memeriksa mur-baut (25 jam kerja) Semua mur-baut dan pengikat yang lain harus diperiksa. Jika dibiarkan kendur akan mengakibatkan kerusakan yang lebih berat. Bagian-bagian traktor akan bisa lepas atau patah. b). Memeriksa V-belt (25 jam kerja) Ketegangan V-belt harus tepat. Belt yang dipakai cukup lama akan mengembang sehingga belt akan kendur. Belt yang kendur akan menimbulkan slip, sedang yang terlalu kencang akan mudah rusak dan menghambat putaran mesin. c). Memeriksa bahan bakar Tangki harus terisi cukup bahan bakar. Tangki yang kosong akan mengakibatkan udara masuk ke saluran bahan bakar, sehingga traktor susah dihidupkan. Tangki yang dibiarkan kosong pada saat traktor disimpan akan mengakibatkan terjadinya pengembunan. Lama kelamaan air hasil pengembunan akan semakin banyak tertampung di dalam tangki. Apabila air ini masuk ke dalam ruang pembakaran akan dapat merusak motor. Pemeriksaan bahan bakar dapat dilihat dari selang penduga yang berada di samping tangki bahan bakar. d). Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja) Jenis traktor yang biasa digunakan adalah motor diesel. Bahan-bakar yang masuk ke dalam ruang pembakaran harus betul-betul bersih. Bahan bakar yang kotor akan menyumbat lubang nozel. Kotoran yang mengendap biasanya diperiksa pada mangkuk gelas. Untuk memeriksa elemen saringan, kran bahan bakar harus ditutup terlebih dahulu, sebelum membuka mangkuk gelas. e). Memeriksa saringan udara Traktor biasa bekerja di lahan yang penuh debu, sehingga udara yang dihisap motor relatif kotor. Saringan udara harus dalam kondisi baik, agar dapat menyaring udara dengan sempurna. Saringan udara traktor tangan banyak yang menggunakan tipe basah. Saringan dibuka dan diperiksa kebersihan saringan kawat serta ketinggian permukaan dan kebersihan oli.
f). Memeriksa sistem pendingin Biasanya motor traktor menggunakan sistem pendingin air sebagai pendingin, baik tipe radiator maupun kondesor. Periksa keberadaan air dan kebersihan ram radiator. g). Memeriksa tuas kendali/kontrol Seluruh tuas kendali/kontrol harus beroperasi dengan baik. Dengan beroperasinya tuas kontrol dengan baik, operator dapat mengoperasikan dengan baik pula. Ada beberapa tuas kontrol yang bisa diatur gerak bebasnya, seperti: Kopling utama, rem, kopling kemudi, dan gas. h). Memeriksa tekanan ban Tekanan ban harus standart (16,5 psi). Tidak boleh terlalu keras atau kempes. Tekanan kedua ban juga harus sama. i) Memeriksa sistem pelumasan Bagian-bagian yang bergesekan, perlu diberi pelumas, agar tidak timbul gesekan dan panas. Ada beberapa bagian dari traktor tangan yang perlu dilumasi, yaitu : Bagian dalam motor. Oli motor ditampung dalam karter, dan dapat diperiksa dengan tongkat penduga. Cukup tidaknya dan kotor tidaknya oli perlu diperiksa. Gigi transmisi. Sama dengan oli motor, oli gigi transmisi juga perlu diperiksa. Kabel kopling kemudi. Periksa kondisi kawat yang ada pada kabel kopling, jangan sampai kering atau bahkan berkarat. Agar tidak berkarat dan lengket perlu dilumasi dengan oli SAE 30/40 Bagian lain dari traktor yang bergesekan, seperti jari kopling dan cam/pengait kopling utama. Untuk mencegah keausan, perlu dilumasi dengan oli SAE 30/40 j). Memeriksa implemen Implemen yang akan dioperasikan harus betul-betul siap. Kelengkapan implemen perlu diperiksa. Implemen yang bergerak, perlu diberi pelumas. k). Persiapan peralatan tangan Peralatan tangan yang sering dipakai, terutama yang digunakan untuk mengoperasikan implemen, harus dibawa. Beberapa jenis traktor tangan dilengkapi dengan bagasi tempat peralatan tangan tersebut. Tempat peralatan biasanya dibagian atas traktor.
3. Ameliorasi Dan Pemberian Pupuk Organik Pengertian Ameliorasi Ameliorasi adalah cara berusaha untuk memperoleh kenaikan produksi serta menurunkan biaya pokok melalui perbaikan tanah. Tanah sulfat masam di Indonesia cukup luas sekitar 6,7 juta ha yang meliputi tanah sulfat masam bergambut, agak salin dan salin. Produktivitas tanah sulfat masam umumnya rendah. Hal ini disebabkan oleh tingginya kemasaman serta kelarutan Fe, Al dan Mn dan rendahnya ketersediaan unsur hara terutama P dan K dan kejenuhan basa sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Tanah itu memerlukan bahan amelioran untuk menaikkan produktifitasnya. Amelioran adalah bahan yang dapat meningkatkan kesuburan melalui perbaikan kondisi fisik dan kimia tanah. Bahan-bahan Amelioran tersebut antara lain : 1. Kapur 2. Pupuk kandang 3. Kompos 4. Tanah Mineral 5. Lumpur 6. Abu Pembakaran 7. Abu Vulkanik A. Kriteria Bahan Ameliorasi Untuk melakukan kegiatan ameliorasi perlu pemahaman tentang kriteria bahan amelioran. Bahan amelioran yang baik bagi lahan rawa yakni : 1) Memiliki Kejenuhan Basa (KB) tinggi; 2) Mampu meningkatkan derajat pH secara nyata; 3) Mampu memperbaiki struktur tanah; 4) Memiliki kandungan unsur hara yang banyak atau lengkap sehingga juga berfungsi sebagai pupuk; 5) Mampu mengusir senyawa beracun, terutama asam-asam organik.
Beberapa bahan amelioran : 1) Kapur Kapur yang diberikan ke dalam tanah gambut akan memperbaiki kondisi tanah gambut dengan cara: (1) menaikkan pH tanah; (2) mengusir senyawa- senyawa organik beracun; (3) meningkatkan KB; (4) menambah unsur Ca dan Mg; (5) menambah ketersedian hara; (6) memperbaiki kehidupan mikrooraginisme tanah termasuk yang berada dalam bintilbintil akar (Hardjowigeno, 1996). Kelemahan kapur sebagai bahan amelioran ialah karena kandungan unsur haranya tidak lengkap, sehingga pemberian kapur juga harus diikuti dengan pemupukan unsur lainnya seperti N, P, K dan terutama unsur-unsur mikro seperti Cu dan Zn. Kelemahan lainnya, kapur tidak memiliki atau sedikit mengandung koloid sehingga cenderung tidak membentuk kompleks jerapan, mudah tererosi, dan kurang memperbiki tekstur tanah gambut secara langsung. Kapur cenderung menggumpal jika diberikan ke tanah gambut. Selain itu, kapur tidak dapat berfungsi baik pada tanah gambut yang kelembabannya kurang dan dalam beberapa kasus dapat mempercepat proses kondisi kering tak balik. Dengan kelemahan tersebut, penggunaan kapur perlu diimbangi dengan pemakaian amelioran lainnya terutama yang banyak mengandung koloid seperti pupuk kandang, lumpur, dan tanah liat [catatan : pemberian kapur di lahan gambut dengan saluran irigasi terkendali, memiliki residu lebih lama sehingga kebutuhan kapur lebih sedikit 2) Pupuk Kandang Pupuk kandang adalah kotoran hewan ternak dalam bentuk cair atau padat.. kotoran ini dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas kandang. Proses pematangan pupuk kandang akan menghasilkan panas dan senyawa beracun yang kurang baik bagi pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, pupuk kandang yang digunakan harus yang sudah betul-betul jadi atau matang karena pupuk yang masih panas atau mentah akan mematikan tanaman dan juga mengandung bibit penyakit. Tanda pupuk kandang yang sudah matang adalah: berwarna kehitaman, remah, tidak lembek, dan tidak
hangat.
Kompos dan Bokasi Kompos atau bokasi merupakan hasil peruraian bahan organik yang disengaja dalam waktu yang singkat. Kompos dan bokasi diproses dengan cara yang sama. Perbedaannya hanya terletak pada tipe sumber bahan organik yang akan diproses.
Kompos diproses dari bahan organik yang masih segar seperti dedaunan, serasah sisa hasil tanaman (seperti jerami), dan pangkasan gulma. Sedangkan bokasi menggunakan dedaunan kering, serasah kering, sekam, dan pangkasan gulma yang sudah dikeringkan. Kompos dan bokasi yang digunakan sebaiknya yang sudah betul-betul matang/jadi dengan tanda-tanda sebagai berikut: 1) Tidak panas dan tidak berbau; 2) Gembur dan berwarna coklat kehitaman; 3) Volume menyusut menjadi sepertiga bagian dari volume awal. 3) Lumpur Lumpur merupakan material yang diendapkan oleh air (sungai dan laut) berupa campuran tanah aluvial dan bahan organik. Lumpur laut biasanya banyak mengandung kation-kation basa terutama Na sehingga cukup baik untuk meningkatkan pH tanah gambut. Namun yang perlu diperhatikan dalam menggunakan lumpur laut adalah jangan menggunakan lumpur yang sudah tercemar oleh logam-logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg) dan logam-logam berat lainnya. Logam- logam secara langsung memang tidak membahayakan tanaman, tetapi hasil produksi tanaman bila dikonsumsi dikhawatirkan akan berperngaruh terhadap kesehatan manusia. 4) Tanah mineral Tanah mineral dapat digunakan sebagai bahan amelioran karena mengandung unsur perekat (liat) dan memiliki unsur-unsur hara yang lebih lengkap diantaranya Al, Fe dan Silikat (SiO2 ). Penambahan bahan mineral ke dalam tanah gambut akan memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah gambut, terutama tekstur tanahnya. Gambut yang biasanya terlalu remah akan meningkat daya kohesinya, menurun daya ikatnya terhadap air, dan meningkat daya dukungnya. Kondisi/persyaratan tanah mineral yang baik sebagai amelioran di lahan gambut, menurut beberapa hasil penelitian adalah sebagai berikut : a. Mempunyai pH yang tinggi. Semakin tinggi pH-nya hasilnya semakin baik; b. Mengandung banyak kation basa seperti Ca, Mg, Na, dan K sehingga mampu meningkatkan KB dan melepas senyawa-senyawa organik. Contoh tanah mineral yang banyak mengadung kation basa adalah lumpur laut/payau, lumpur sungai, dan tanah berkapur; c. Bertekstur liat (bukan pasir) sehingga bisa sekaligus memperbaiki sifat fisik tanah.
5) Abu Pembakaran Abu merupakan sisa hasil pembakaran bahan organik seperti kayu, sampah, gulma, dan sisa hasil pertanian seperti sekam dan serasah. Dalam hal ini, abu dapur juga dapat dimanfaatkan. Kelebihan abu antara lain mengandung semua unsur hara secara lengkap baik mikro maupun makro (kecuali N, pembakaran abu yang sempurna menghilangkan unsur N), memiliki pH tinggi (8,5 - 10), tidak mudah tercuci, dan mengandung kation basa seperti K, Ca, Mg, dan Na relatif tinggi. Namun demikian, dibandingkan dengan kapur kemampuannya menaikkan pH relatif rendah. Abu banyak mengandung silikat dalam bentuk tersedia sehingga berpengaruh positip terhadap produktivitas tanaman di lahan gambut
(Buckman
dan
Brady
dalam
terjemahan
Soegiman,
1982).
Secara tradisional, abu bersama-sama dengan bahan amelioran lain seperti pupuk kandang, sudah lama digunakan oleh petani di lahan gambut Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah terutama untuk sayur-sayuran. Dosis campuran abu dan pupuk kandang yang sering digunakan pada tahap pertama berkisar antara 20 - 25 karung/ha. Setiap kali tanam, petani hanya menambahkan sedikit campuran ke dalam lahan. Petani di Kalampangan, Kalimantan Tengah untuk keperluan penanaman seluas 2500 m2 menggunakan abu bakar sekitar 20 kg dan pupuk kandang sekitar 5 kg atau 100 kg campuran keduanya untuk lahan seluas 1 ha (Dohong, 2003). Dosis tersebut sangat rendah dibandingkan dosis kompos yang umum diberikan pada luasan yang sama karena pemberian abu bakar tersebut hanya disebar pada larikan tanaman di atas permukaan tanah. 6) Abu Vulkan Abu vulkan atau abu gunung berapi merupakan partikel-partikel halus yang terhembus pada waktu letusan gunung berapi. Ditinjau dari deposit (cadangan) dan kandungan hara yang dikandungnya (Fe, Al, Ca, Mg, Mn, S, P, K, Na, Cu, Zn, Ti dan Si), penggunanan abu vulkan sebagai bahan amelorian pada lahan gambut cukup menjanjikan (Setiadi, 1999). Dosis abu vulkan sebagai amelioran di lahan gambut sekitar 7 - 10 ton/ha. Dosis tersebut lebih rendah dibandingkan tanah mineral (sekitar 12 - 20 ton/ha). Masalah Lahan Sulfat Masam :
Tanah sangat masam karena oksidasi pirit. Kemasaman tanah tinggi akan memicu terjadinya proses lain yang merugikan.
Kelarutan Al, Fe dan Mn tinggi bisa meracuni tanaman dan meningkatkan fiksasi hara P. Keracunan Al muncul bila tanah kering, sebaliknya bila tergenang keracunan Fe menjadi ancaman serius.
Ketersediaan hara rendah
Pencucian hara tinggi karena daya sangga dan kemasaman yang tinggi.
Aktivitas mikroba terhambat shg proses mineralisasi bahan organik terhambat, akibatnya N tersedia rendah
Hasil (ton/ha)
Bahan Ameliorasi
Tabel 1. Takaran amelioran dan pupuk pada tanaman padi di lahan rawa pasang surut Tujuan: Mengurangi tingkat kemasaman tanah Mengurangi kelarutan Al, Fe dan Mn. Mengurangi fiksasi P Meningkatkan efisiensi pemupukan. Bahan yang digunakan:
Kapur (kaptan, dolomit) Bahan organik (pukan, kompos, gambut dll). Fosfat Alam
Penetapan Kebutuhan Kapur: Metode inkubasi: over estimate karena terjadi akumulasi garam selama proses inkubasi. Metode Titrasi (kemasaman total aktual): Lower estimate, karena proses reaksi lambat shg sebagian potensi kemasaman aktual tidak dinetralisir. Metode Titrasi (kemasaman total potensial): Over estimate krn semua potensi kemasaman dinetralisir Penetapan Al-dd/ Kej. Al: korelasinya kurang baik. PUTR
Tabel 1 : Takaran Amelioran dan Pupuk pada lahan Sulfat Masam
Takaran amelioran dan pupuk (kg/ha) Tanaman Padi
Tipologi lahan Kapur/abu gergajian
N
P2O5
K2O
0
45-90
22,5-45
50
Sulfat masam
1000-3000
67,5-135
45-70
50-75
Gambut **)
1000-2000
45
60
50
1000-2000
22,5
45
50
Potensial
Gambut *)
Ditambah 5 kg/ha CuSO4 dan ZnSO4.
Sumber : Alihamsyah (2003).
Ameliorasi Pada Lahan Gambut Masalah: Tanah sangat masam karena asam-asam organik sangat tinggi. Konsentrasi asam-asam fenolat beracun sangat tinggi, menghambat perkembangan akar tanaman. Kejenuhan basa sangat rendah krn pencucian. Tapak jerapan pada gugus karboksil dan fenol menunjukkan jerapan preferensial thd ion H. Miskin tapak jerapan positif, shg hara fosfat dan sulfat sangat mudah tercuci. Secara umum miskin hara Stabilitas gambut rendah, mudah terdekomposisi menghasilkan emisi karbon yang tinggi.
Tujuan Ameliorasi Pada Lahan Gambut : Mengurangi tingkat kemasaman tanah. Kisaran pH 4,5 – 5,0 sudah cukup optimum untuk pertumbuhan tanaman yang baik. Mengurangi kelarutan asam-asam fenolat yang beracun. Meningkatkan kejenuhan basa Pembentukan tapak jerapan positif untuk mengurangi pencucian hara dan meningkatkan efisiensi pemupukan. Stabilisasi gambut untuk mengurangi emisi GRK
Bahan Amelioran Lahan Gambut: Kapur (kaptan/dolomit): bermanfaat mengurangi kemasaman dan keracunan akibat asam fenolat, meningkatkan kej.basa. Efek residu singkat, emisi karbon meningkat. Pupuk kandang: mengurangi keracunan akibat asam fenolat, meningkatkan ketersediaan hara makro dan mikro, mengurangi emisi karbon dan stabilisasi gambut. Abu bakar: mengurangi kemasaman, meningkatkan kej. Basa. Tanah mineral laterit/lumpur sungai: mengurangi keracunan akibat asam fenolat, mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi pemupukan, stabilisasi gambut. Pugam: Mengurangi keracunan akibat asam fenolat, menyediakan hara P, Mg, Si, dan unsur mikro, meningkatkan efisiensi pemupukan, mengurangi emisi karbon, stabilisasi gambut. Bahan :
Kapur (kaptan/dolomit): bermanfaat mengurangi kemasaman dan keracunan akibat asam fenolat, meningkatkan kej.basa. Efek residu singkat, emisi karbon meningkat.
Pupuk
kandang:
mengurangi
keracunan
akibat
asam
fenolat,
meningkatkan
ketersediaan hara makro dan mikro, mengurangi emisi karbon dan stabilisasi gambut.
Abu bakar: mengurangi kemasaman, meningkatkan kej. Basa.
Tanah mineral laterit/lumpur sungai: mengurangi keracunan akibat asam fenolat, mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi pemupukan, stabilisasi gambut.
Pugam: Mengurangi keracunan akibat asam fenolat, menyediakan hara P, Mg, Si, dan unsur mikro, meningkatkan efisiensi pemupukan, mengurangi emisi karbon, stabilisasi gambut.
Tabel 2 : Rekomendasi Amelioran Pada Lahan Gambut