Penyiapan Bahan Tanam Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi
Penyiapan bahan tanam dilakukan setelah okulasi dinyatakan berhasil , bahan tanam dapat berbentuk Stum mata tidur, Stum mini , dan Stum tinggi . Perbedaan bahan tanam tersebut terletak pada proses masa pertumbuhan. A. Stum mata tidur Stum mata tidur adalah bibit yang diokulasi di lahan persemaian dan dibiarkan tumbuh selama kurang dari 2 (dua) bulan setelah pemotongan batang atas pada posisi 10 cm di atas mata okulasi, dengan akar tunggang tunggal atau bercabang. Akar tunggang tunggal lebih bagus dibandingkan dengan akar tunggang bercabang, sehingga petani karet biasanya memotong akar tunggang bercabang yang lebih kecil. Dengan demikian tinggal satu akar tunggang besar yang panjangnya sekitar 40 cm dan akar lateral yang panjangnya 5 cm. Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata okulasinya masih belum tumbuh. Keuntungan penggunaan stum mata tidur antara lain : waktu penyiapannya lebih mudah dan cepat, dan harganya relatif murah. Kelemahan stum mata tidur antara lain : persentase kematian cukup tinggi 15 – 20 %, ada kemungkinan tumbuhnya tunas palsu, dan pertumbuhan tanaman kurang seragam. Pencabutan bibit hasil okulasi untuk dijadikan stum mata tidur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan cangkul atau alat dodos sawit, dan alat dongkrak bibit (pulling jack). Urutan kegiatan dalam menyiapkan stum mata tidur adalah :
a. Pencabutan dengan cangkul atau alat dodos sawit : - 1 – 2 minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong miring ke arah luar pada ketinggian 5 -7 cm di atas tempelan okulasi. - Bekas potongan diolesi dengan TB 192 atau parafin. - Apabila menggunakan cangkul, buatlah parit sedalam 60 cm pada salah satu sisi barisan tanaman sejauh 10 cm dari tanaman, dan bila menggunakan alat dodos sawit tidak harus membuat parit. - Potonglah akar tunggang pada kedalaman sekitar 45 cm dan doronglah bibit ke arah lubang. - Potonglah akar lateral dan sisakan sekitar 5 cm, sehingga akan didapat stum mata tidur siap tanam. b. Pencabutan dengan dongkrak bibit : Pencabutan dengan dongkrak bibit dilakukan pada bibit yang tidak terlalu besar atau umur bibit kurang dari 12 bulan, karena dongkrak bibit biasanya tidak mampu mencabut bibit yang ukurannya terlalu besar. Tahapan kegiatan pencabutan adalah : - Bibit dipotong pada ketinggian 50 cm di atas tempelan okulasi 2 sampai 3 minggu sebelum dicabut. - Batang bagian atas dijepit dengan dongkrak bibit. - Bibit dicabut dengan hati – hati, dengan cara mengungkit tangkai dongkrak. - Setelah bibit dicabut maka bibit stum mata tidur dipersiapkan sebagai berikut :
Bagian atas bibit dipotong pada ketinggian 5-7 cm di atas tempelan okulasi.
Arah potongan miring ke belakang.
Bekas potongan diolesi dengan TB 192 atau parafin.
Akar tunggang disisakan 35 cm dan akar lateral 5 cm
B. Stum Mini Stum mini adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di pembibitan selama 6-8 bulan sebelum pembongkaran, sehingga bibit ini mempunyai mata lebih banyak dari stum mata tidur. Keuntungan stum mini adalah matanya lebih banyak, persentase kematian lebih rendah, bebas tunas palsu, pengangkutan dan penanaman lebih mudah, masa tanaman belum menghasilkan (TBM) lebih singkat dibandingkan dengan bahan tanam lainnya. Kelemahan stum mini adalah waktu penyiapannya lebih lama, dan harga relatif mahal. Bibit stum mini juga diokulasi di lahan persemaian, tetapi dibiarkan tumbuh selama 8 – 12 bulan setelah pemotongan. Tunas yang tumbuh selama waktu tersebut dipotong pada posisi 50 cm di atas pertautan okulasi. Di posisi ini diharapkan akan muncul 7 – 19 mata tunas yang akan tumbuh menjadi tunas. Tahapan proses pembuatan stum mini adalah sebagai berikut :
Setelah okulasi dinyatakan berhasil, maka dilakukan pemotongan pada ketinggian 5 – 7 cm di atas tempelan okulasi, seperti pada stum mata tidur.
Mata okulasi dibiarkan tumbuh dan dipelihara di pembibitan dengan baik selama 6 – 8 bulan. Pada saat itu batangnya berdiameter 2 cm dan sudah berwarna cokelat minimal setinggi 50 cm.
Bibit yang telah berumur 6-8 bulan tersebut dipotong pada ketinggian sekitar 50 cm di atas pertautan okulasi. Pemotongan dilakukan di atas karangan mata atau bekas tangkai daun.
Bibit baru bisa dibongkar 2 minggu setelah pemotongan, dengan menggunakan cangkul.
Akar tunggang dan lateral masing-masing disisakan sepanjang 40 cm dan 5 cm. Luka bekas potongan diolesi dengan TB 192 atau parafin.
C. Stum Tinggi Untuk Bahan tanam Stum Tinggi adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan dipembibitan selama 2 – 3 tahun , stum tinggi biasanya digunakan untuk penyulaman dan jarang diusahakan secara komersil . keuntungan penggunaan stum tinggi pertumbuhan lebih seragam dan masa TBM lebih singkat dibandingkan tanaman lainnya. Kelemahan terletak pada waktu penyiapan yang sangat lama dan harganya relatif mahal. Tahapan pembuatan stum tinggi adalah :
Setelah okulasi dinyatakan berhasil, maka dilakukan pemotongan pada ketinggian 5 – 7 cm di atas tempelan okulasi, seperti pada stum mata tidur.
Mata okulasi dibiarkan tumbuh dan dipelihara di pembibitan dengan baik selama 2 – 3 tahun.
Pemotongan akar tunggang dilakukan 4 minggu sebelum pencabutan bibit pada kedalaman 40 – 60 cm, dan setelah itu lubang ditutup kembali tanpa pemadatan.
Pemenggalan batang dilakukan 2 minggu sebelum pencabutan bibit, pada ketinggian ± 270 cm, yaitu ± 20 cm di atas karangan mata.
Setelah bibit dicabut, akar lateral disisakan 10-15 cm
Batang diolesi dengan kapur tohor mulai dari pangkal batang sampai dengan 20 cm di bawah karangan mata.
Bagian atas batang dan karangan mata dibungkus dengan serasah, alang-alang atau gedebog pisang, dan selanjutnya siap ditanam di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
- Anonimous, 2009. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian Sembawa.
Pusat Penelitian Karet. - Anonimous, 2010. Pedoman Bertanam Karet. CV. Nuansa Aulia. - Anonimous, 2012. Pembibitan dan Pengadaan Bahan Tanam Karet Unggul. Balai Penelitian Sungei Putih . Pusat Penelitian Karet. - Setiawan dan Agus Andoko, 2010. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Edisi Revisi. PT. Agromedia Pustaka. Solo.