PENYADAPAN TANAMAN KARET
OLEH SYUKUR, SP, MP WIDYAISWARA MUDA
BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2015
ABSTRAK Syukur, SP, MP. 2014. Penyadapan tanaman karet. Penyadapan adalah pelukaan buatan yang diberikan pada kulit batang dengan tujuan mengeluarkan lateks. Tanaman karet mulai dapat disadap pada umur 5-6 tahun, lilit batang 45 cm dengan ketinggian 100 cm diatas permukaan tanah dengan arah dari kiri atas kekanan bawah dengan sudut kemiringan 450 . Kedalaman irisan sadap 1-1,5 mm dari cambium dengan ketebalan 1,5-2 mm dengan frekuensi peyadapan satu kali dalam dua hari, waktu penyadapan yang dianjurkan mulai jam 06.00 WIB dan selesai tidak lebih dari jam 10.00 WIB. Kemampuan tanaman dalam menghasilkan lateks berubah dari waktu kewaktu, diperlukan system panen. Sistem panen yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah system panen konvensional Kata kunci : Penyadapan, Kulit batang, Lateks
2
A.
PENDAHULUAN
Penyadapan adalah pelukaan buatan yang diberikan pada kulit batang atau cabang tanaman karet (Hevea brasiliensis) secara berkala untuk jangka waktu yang lama sehingga lateks menetes ke luar dari pembuluhnya menuju mangkuk. Dengan demikian, di perlukan perencanaan yang matang dan dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan rencana tersebut. Perencanaan meliputi tebal kulit yang diiris setiap kali penyadapan, lamanya bidang-bidang sadap yang digunakan (dalam tahun), dan penggunaan stimulannya (jumlah tiap kali penggunaan, frekuensi penggunaan, dan teknik penggunaannya). Seringkali penyadapan tidak mempertimbangkan konsistensi sejalan dengan perencanaan yang telah disusun. Keadaan ini menimbulkan berbagai mudarat yang pada akhirnya merugikan pengusahaan perkebunan karet. Mudarat yang timbul – cepat atau lambat – adalah : produksi per sadap yang semakin menurun, timbulnya penyakit pada bidang sadap, berkurangnya umur ekonomi tanaman, dan berkurangnya kerapatan pohon per ha. Mudarat ini pada akhirnya berdampak kepada pendapatan karyawan di perkebunan oleh karena premi yang semakin menurun sejalan dengan semakin menurunnya produksi, semakin intensifnya penyadapan pada pohon-pohon yang masih potensial sehingga dengan cepat akan menurun pula produksinya, serta semakin cepatnya penumbangan/penggantian tanaman. Pada prinsipnya, penyadapan merupakan proses mengeluarkan lateks dari dalam pembuluh lateks. Penyadapan harus bisa mengeluarkan lateks sesuai dengan kapasitas potensial yang dimiliki oleh tanaman karet serta tetap bisa menjaga keberlanjutan produksi lateks. Dengan demikian, pengetahuan tentang pembuluh lateks dalam suatu tanaman karet menjadi sebuah keniscayaan untuk diketahui. Pembuluh lateks yang paling banyak menghasilkan lateks adalah yang berada di jaringan kayu dan kulit luar atau pada bagian kulit batang. Pembuluh lateks tersususn dari arah kanan atas ke kiri bawah dengan sudut kemiringan 2,1-7,1º. Pembuluh lateks tersusun dalam kelompok yang melingkar mengelilingi sumbu batang (Cincin Pembuluh Lateks). 3
Cincin pembuluh lateks akan semakin rapat susunannya ketika semakin dekat dengan kambium.
B. PENENTUAN MATANG SADAP 1.
Matang Sadap Pohon Tanaman karet akan siapa disadap apabila sudah matang sadap pohon, artinya
tanaman sudah menunjukkan
kesanggupan untuk disadap. Tanaman karet karet telah
sanggup disadap apabila sudah dapat diambil lateksnya tampa menyebabkan gangguan yang berarti terhadap pertumbuhan dan kesehatannya. Kesangupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan umur tanaman dan lilit batang. 2. Umur Tanaman Dalam keadaan pertumbuhan normal, tanaman karet akan siap disadap pada umur 5 – 6 tahun. Namun seringkali dijunpai, tanaman belum siapa disadap lebih dari 6 tahun akibat kondisi lingkungan dan pemeliharaan yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Hal yang sebaliknya penyadapan dapat dilakukan kurang dari 5 tahun, karena kondisi lingkungan dan pemeliharaan sangat baik sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat. Dengan demikian umur tanaman karet tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan matang sadap dan hanya dapat digunakan sebagai pedoman waktu untuk pengukuran lilit batang. 3. Pengukuran Lilit Batang. Lilit batang telah disepakati sebagai pedoman untuk mengetahui pertumbuhan tanaman karet, karena hasil tanaman karet beerupa lateks diperolah dari batangnya (kulit batang). Tanaman karet dikatakan matang sadap apabila lilit batangnya sudah mencapai 45 cm atau lebih. Pengukuran lilit batang untuk menentukan matang sadap mulai dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 tahun, yang diukur pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi.
4
Alat – alat yang dibutuhkan untuk mengukur lilit batang adalah meteran kain dan kayu sepanjang 100 cm
Gambar 1. Tinggi bukaan sadap Tabel 1. Perkembangan lilit batang berdasarkan umur tanaman Umur tanaman (tahun)
Lilit batang (cm)
1,5
14
2
20
3
32
4
44
5
48
5
4. Sadap Kebun Penyadapan dapat dimulai setelah kebun karet memenuhi kriteria matang sadap kebun. Kriteria matang sadap kebun perlu ditetpakan agar hasil yang diperoleh menguntungkan. Kebun dikatakan telah matang sadap apabila jumlah tanaman yang matang sadap pohon sudah mencapai 60 % atau lebih. Pada kebun yang terpelihara dengan baik jumlah tanaman yang matang sadap pohon biasanya telah mencapai 60 – 70% pada umur 4 – 5 tahun. Tahapan pelaksanaan penentuan matang sadap : Lilit batang semua tanaman diukur pada ketinggian 100 cm dimulai tanaman berumur 4 tahun, kenudian diulang setiap 6 bulan Tanaman yang berlilit batang > 45 cm dihitung dan dipresentasekan terhadap jumlah tanaman dalam areal tersebut. Apabila telah mencapai 60 % atau lebih kebun sudah siap disadap. C.
PERSIAPAN BUKA SADAP 1. Pengambaran bidang sadap Pengambaran bidang sadap dilakukan pada kebun yang sudah mencapai matang sadap
kebun. Pengambaran bidang sadap hanya dilakukan pada tanaman yang sudah matang sadap. Kriteria yang ditetapkan dalam pengambaran bidang sadap adalah : Tinggi bukaan sadap, arah dan sudut kemiringan irisan sadap, panjang irisan sadap, dan letak bidang sadap.
6
Gambar 2. Tinggi bukaan sadap, mal sadap dan mengambar bidang sadap Alat – alat dan tinggi bukaan sadap Alat – alat yang dibutuhkan dalam pengambaran bidang sadap adalah mal sadap dan pisau mal. Mal sadap berupa sepotong kayu sepanjang 130 cm yang ujungnya dilengkapi plat seng selebar 6 cm dengan panjang 50 – 60 cm; plat seng dipakukan pada ujung kayu dengan posisi membentuk sudut 30 – 400 terhadap garis horizontal. Pisau Mal terbuat dari besi berujung runcing dan bertangkai. Alat ini digunakan untuk menorah kulit pada bidang sadap. Tinggi bukaan sadap adalah 100 cm diatas prtautan okulasi. Ketinggian ini berbeda dengan ketinggian pngukuran lilit batang untuk penentuan matang sadap Arah dan Sudut Kemiringan Irisan Sadap Irisan sadap diharapkan dapat memotong pembuluh lateks sebanyak mungkin agar lateks yang keluar maksimal. Posisi pembulu lateks. Posisi pembulu lateks pada umumnya tidak sejajar dengan batang tanaman tetapi agak miring dari kanan atas kekiri bawah membentuk sudut sebesar 370 dengan bidang tegak. Agar pembuluh yang terpotong maksimal jumlahnya, arah irisan sadap harus dari kiri atas kekanan bawah. Sudut kemiringan irisan sadap berpengaruh terhadap produksi. Sudut kemiringan yang paling baik berkisar antara 300 – 400 terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan 450. Tahapan Pelaksanaan pengambaran bidang sadap
Garis sandar depan dan belakang dibuat dengan membagi lingkar batang menjadi 2 bagian. Separuh lingkar batang diukur pada bidang sadap dalam barisan tanaman dan dibuat garis tegak dengan tangkai mal sadap
Mal sadap dipasangkan pada garis sandar depan, dan dibuat garis miring menurut mal sadap dengan pisau mal, dari garis sandar belakang sampai dengan garis sandar depan S/2 (irisan miring sepanjang setengah spiral)
Pengambaran dilakukan setiap 6 bulan, untukpengontrolan kemiringan dan konsumsi kulit.
7
Kemiringan irisan sadap selain berpengaruh pada jumlah pembuluh lateks yang terpotong , juga berpengaruh pada aliran latekks kearah mangkuk sadap. Sudut kemiringan yang terlantar datar akan menyebabkan aliran lateks lambat dan sering membeku sebelum sampai kemangkuk atau menyimpang dari alur aliran lateks sehingga tidak masuk mangkuk. Panjang Irisan Sadap Panjang irisan sadap untuk untuk kesehatan tanaman. Panjang irisan sadap yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah S/2 (irisan miring sepanjang ½ spiral) Letak Bidang Sadap Penentuan letak bidang sadap perlu dilakukan agar pelaksanaan penyadapan cepat dan mudah dikontrol. Oleh karena itu, bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama dengan arah pergerakan penyadap waktu menyadap. Jadi bidang sadap diletakkan dalam barisan tanaman (jarak antar tanaman yang pendek).
Pemasangan Talang dan Mangkuk Sadap Talang dan mangkuk sadap dipasang setelah pengambaran bidang sadap selsai. Pemasangannya diletakkan di bawah ujung irisan sadap bagian bawah. Talang sadap terbuat dari seng selebar 2,5 cm dengan panjang 8 cm. Talang sadap dipasang pada jarak 5-10 cm dari ujung irisan sadap bagian bawah, tepat di atas garis sandar depan yang juga berfungsi sebagai parit untuk aliran lateks. Pemasangan talang sadap di bagian ini bertujuan supaya tidak mengganggu pelaksanaan penyadapan, lateks dapat mengalir dengan baik, dan tidak terlalu banyak meninggalkan getah bekuan pada batang. Mangkuk sadap umumnya terbuat dari tanah liat, plastic atau alumunium. Mangkuk sadap dipasang pada jarak 15 – 20 cm dibawah talang sadap. Pemasangan mangkuk sadap diposisi ini bertujuan supaya lateks dapat mengalir sampai kemangkuk dengan baik, dan penyadap tidak mengalami kesulitan mengambilnya sewaktu pengumpulan lateks.
8
Mangkuk sadap diltakkan di atas cincin mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon. Tali cincin terbuat dari ijuk atau bahan lainnya, sedangkan cincin mangkuk tebuat dari kawat D. 1.
PELAKSANAAN PENYADAPAN Kedalaman Irisan Sadap Pembuluh lateks dalam kulit batang tersusun berupa barisan dan terdapat pada
bagian luar sampai bagian dalam kulit. Semakin ke dalam jumlah pembuluh lateks semakin banyak. Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25-30 tahun. Oleh karena itu harus diusahakan agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan dengan baik. Kerusakan kambium yang terlatak diantara kulit dan kayu selama penyadapan harus dihindari. Kedalam irisan sadap yang dianjurkan adalah 1mm – 1,5 mm dari cambium. Pengirisan kulit dilakukan dengan pisau sadap. Ada dua jenis pisau sadap yang biasa digunakan yaitu pisau sadap tarik dan pisau sadap dorong. Pisau sadap tarik digunakan untuk melakukan penyadapan pada bidang sadap bawah (mulai ketinggian 130 cm sampai ke kaki gajah), dengan arah sadapan kebawah. Sedangkan pisau sadap dorong dianjurkan untuk penyadapan bidang sadap atas (mulai ketinggian 130 cm ke atas), dengan arah gerak sadapan ke atas. Kedalaman penyadapan diukur dengan mengunakan Tap SP, sigmat, atau paku yang dipipihkan. Sigmat harganya mahal dan agak sulit diproleh. Untuk petani dianjurkan mengunakan paku yang dipipihkan, yang harganya murah dan dapat dibuat sendiri. Tap SP disamping digunakan untuk pengukuran kedalaman sadapan juga untuk pengukuran kemiringan irisan, besar bukaan, dan konsumsi kulit.
Gambar 2. Penampang batang 9
2.
Ketebalan Irisan Sadap Lateks akan mengalir dengan cepat pada awalnya, dan semakin lama alirannya
semakin lambat, hingga akhirnya berhenti sama sekali. Terhentinya aliran lateks disebabkan oleh tersumbatnya ujung pembuluh lateks dengan gumpalan lateks. Sumbatan itu brupa berupalapisan yang sangat tipis. Lateks akan mengalir bila sumbatan dibuang dengan cara mengiris kulit pada hari sadap berikutnya. Irisan yang tipis pun telah telah cukup untuk membuang sumabatan itu. Ketebalan irisan yang dianjurkan adalah antara 1,5 – 2 mm setiap penyadapan, agar pohon dapat disadap selama 25 – 30 tahun. 3. Frekuensi Penyadapan Frekuensi atau kekerapan penyadapan adalah jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Penetuan frekuensi penyadapan sangat erat kaitanya dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan. Dengan panjang irisan ½ spiral (S/2), frekuensi penyadapan yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah satu kali dalam tiga hari (d3) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi satu kali dalam 2 hari (d2) untuk tahun selanjutnya. Menjelang peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensi penyadapan dapat dilakukan scara bebas. 4.
Waktu Penyadapan Dalam tinjauan waktu, prinsip yang harus dipedomani adalah : semakin siang
penyadapan dilakukan, semakin rendah produksi per pohon yang diperoleh. Prinsip ini didasarkan atas mekanisme fisiologi internal tanaman. Seperti diketahui, tanaman menanggapi perubahan lingkungan dengan mengendalikan transpirasi. Ini berarti, pada saat suhu dan intensitas matahari tinggi, tanaman menekan transpirasi serendah mungkin untuk mencegah kehilangan air di jaringannya. Dalam konteks sel, terjadi perubahan turgor yang memberi dampak pelambatan aliran cairan sel. Bersamaan dengan itu, stomata daunpun menutup sehingga air dapat dihemat pelepasannya. Mekanisme ini berlangsung pada siang hari dan sejalan dengan turunnya suhu serta rendahnya intensitas matahari, sel-sel membesar, membentuk turgor yang tinggi. Dengan pendekatan inilah lateks di dalam pembuluhnya dinamik mengalir, sejalan dengan fluktuasi suhu dan intensitas matahari. Singkatnya : penyadapan yang semakin siang akan sedikit sekali mengalirkan lateks oleh sebab terjadinya 10
penurunan turgor. Percobaan-percobaan sehubungan dengan hal ini sudah dilakukan dan membuktikan bahwa penyadapan di siang hari adalah pekerjaan sia-sia dan hanya akan merusak pohon. Dalam pelaksanaannya, penyadapan dianjurkan mulai jam 6.00 WIB dan selesai tidak lebih dari jam 10.00 WIB. Penyadapan setengah anca pertama (270 –275 pohon) dilakukan pada jam 7.00 – 8.00 WIB, dilanjutkan dengan setengah anca berikutnya (270 –275 pohon) pada jam 8.00 – 8.45 WIB. Kontrol waktu ini menjadi bagian pengawasan yang perlu dipertimbangkan sehingga penilaian terhadap mutu sadapan, kecepatan sadap tiap pohon dapat dievaluasi (Siregar, 1995).
Tabel 2. Produksi menurut waktu sadap Jam Penyadapan (pagi) Gram/ Pohon/Sadap 6.30
33,6
7.00
33,2
7.30
32,0
8.00
31,0
8.30
29,6
9.00
28,7
9.30
27,5
Tabel 3. Sistem panen konvensional tanaman karet No
SISTEM SADAP
JANGKA WAKTU
0 (1)
TBM
5 tahun
0 (II)
S/2 d3
2 tahun
2 (II)
S/2 d2
3 tahun
3 (II)
S/2 d2
4 tahun
4 (II)
S/2 d2
4 tahun
5 (III)
S/2 d2
4 tahun
6a (IV)
S/2 U d2
2 tahun
6b (IV)
S/2 U d2
2 tahun 11
7 – 8 (V)
Bebas
4 tahun
Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan E.
SISTEM PANEN Kemampuan tanaman dalam menghasilkan lateks berubah dari waktu kewaktu. Oleh
karena itu aturan penyadapannya juga harus disesuaikan. Cara penyadapan menurut aturan – aturan tertentu yang dilakukan pada suatu periode, tersusun dalam suatu system yang dinamakan system sadap. Beberapa system sadap yang dirangkai dan dilakukan secara berurutan sepanjang siklus produksi tanaman dianamakan system panen. Sistem panen yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah system panen konvensional
Gambar 3. Bagan system panen
12
Penutup Penyadapan – dengan demikian – adalah suatu sistem panen yang sangat spefisik. Sistem ini mensyaratkan disiplin dan konsistensi atas disiplin itu. Standar baku telah ditetapkan, demikian juga diketahuinya rencana penggunaan bidang sadap sehingga mutu sadapan adalah kunci sukses suatu perusahaan perkebunan.
DAFTAR PUSTAKA Basuki dan Tobing, H.P.L.1982. Usaha memperkecil kerugian produksi akibat hujan dalam penyadapan karet. Proceed.Lokakarya Karet 1982 PN/PT Perkebunan Wilayah I dan P4TM.p.78 – 82. Siregar, Tumpal H.S.1995. Teknik Penyadapan Karet. Kanisius. Yogyakarta.50p. P4TM. -. Pedoman Eksploitasi Karet. 14p. Siregar, Tumpal H.S., Lukman., Junaidi, U., Kuswanhadi., Sutardi. 1997. Sistem penyadapan yang efisien di perkebunan karet. Kump.Makalah Apresiasi Teknologi Peningkatan Produktivitas Lahan Perkebunan Karet. Puslit Karet. S.Putih.p.35 – 58. Untung Junaidi dan Kuswanhadi. 2010. Penyadapan dalam Saptabina Usahatani Karet Rakyat. Pusat Penelitian Karet. Balai Penelitian Sembawa. 93 - 98
13