BAB 5 KESIMPULAN
Bab ini merupakan penutup dari studi yang dilakukan dimana akan dipaparkan mengenai temuan studi yang dihasilkan dari proses analisis terutama untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, kesimpulan yang dapat ditarik, rekomendasi yang dapat diberikan pada Pemerintah Kota Batam maupun pada sektor industri di Kota Batam, keterbatasan studi yang terjadi, serta rekomendasi mengenai studi lanjutan yang dapat memperkuat temuan studi sekaligus untuk memperbaiki kelemahan studi.
5.1
Temuan Studi Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan terdapatnya keterkaitan antara
industri asing dan industri lokal dengan besaran keterkaitan yang berbeda-beda pada tiap subsektor industri yang dipengaruhi oleh beberapa faktor terjadinya keterkaitan antar industri. Kota Batam sendiri sebagai wilayah studi secara umum telah dapat menyediakan dukungan bagi tumbuh dan berkembangnya industriindustri yang memiliki keterkaitan antar industri tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai temuan studi yang didapatkan akan dipaparkan satu persatu sebagai berikut:
1. Terdapatnya keterkaitan pada tiap subsektor industri. Berdasarkan hasil analisis, dari enam subsektor industri yang diduga memiliki keterkaitan antara industri asing dan industri lokal terbukti terdapat keterkaitan pada keseluruhan subsektor industri dengan besaran keterkaitan yang berbeda. Subsektor industri yang memiliki keterkaitan di Kota Batam adalah subsektor industri kertas, industri logam, industri besi baja, industri mesin, industri elektronika, dan industri kendaraan.
61
62
2. Terdapatnya perbedaaan besaran keterkaitan tiap subsektor industri. Perbedaan tersebut terjadi disebabkan perbedaan tiap subsektor industri dalam memenuhi indikator keberadaan keterkaitan. Subsektor industri yang memiliki keterkaitan besar adalah subsektor industri kertas, mesin, dan elektronika, keterkaitan sedang terbentuk pada subsektor industri logam, sedangkan keterkaitan rendah terbentuk pada subsektor industri besi baja dan industri kendaraan. Keterkaitan sedang yang terbentuk di subsektor industri logam disebabkan perbedaan antara barang produksi yang dihasilkan oleh industri lokal dengan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri asing. Keterkaitan rendah pada subsektor industri besi baja dan industri kendaraan disebabkan selain adanya perbedaan antara barang produksi yang dihasilkan oleh industri lokal dengan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri asing juga disebabkan minimnya penggunaan tenaga kerja lokal pada industri lokal yang bergerak di kedua subsektor.
3. Terdapatnya faktor yang mempengaruhi besaran keterkaitan industri Perbedaan besaran keterkaitan yang terjadi pada subsektor industri disebabkan oleh empat faktor, yakni: 1) Siklus permintaan bahan baku industri asing yang terkait dengan siklus produksi barang jadi industri lokal. Sebagian besar keterkaitan antara industri asing dan industri lokal terjadi pada siklus tahunan, yakni subsektor industri kertas, besi baja, elektronika, dan kendaraan. Sementara itu pada subsektor industri logam terjadi keterkaitan pada siklus harian yang disebabkan tidak menentunya permintaan akan barang produksi industri logam. 2) Asal bahan baku industri asing terkait dengan target pemasaran barang produksi industri lokal. Sebagian besar keterkaitan antara industri asing dan industri lokal terjadi pada pasar Kota Batam. Artinya, asal bahan baku yang digunakan industri asing dan target pemasaran barang produksi industri lokal diutamakan pada pasar lokal. Hal ini
63
bertujuan untuk menekan biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh masing-masing industri terkait. 3) Prioritas pemilihan bahan baku industri asing terkait dengan prioritas produksi barang jadi industri lokal. Secara umum belum ditemukan kesamaan antara kedua prioritas tersebut, dimana industri lokal mengutamakan faktor kualitas dan harga dalam menghasilkan barang produksi dengan tujuan agar barang hasil produksinya dapat bersaing di pasar Kota Batam yang cukup ketat. Sedangkan industri asing lebih mementingkan kontinuitas penyediaan dan kualitas bahan baku untuk menjaga kontinuitas produksi yang dihasilkan, mengingat industri asing lebih memfokuskan barang produksinya untuk dipasarkan keluar dari Kota Batam. 4) Prioritas pemilihan tenaga kerja industri lokal. Dalam memilih tenaga kerja yang dipekerjakan, industri lokal memprioritaskan keterampilan yang dimiliki dan jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh tenaga kerja. Kedua kriteria ini dibuat agar pengoperasian mesin-mesin produksi berteknologi sedang sampai tinggi yang digunakan oleh industri tersebut dapat menghasilkan efektifitas dan efisiensi produksi yang tinggi.
4. Kota Batam memiliki potensi yang sesuai bagi pengembangan subsektor industri yang memiliki keterkaitan antar industri. Kota Batam mampu menyediakan keempat faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dalam pendirian industri baru di wilayah studi, yakni faktor ketenagakerjaan, faktor bahan baku dan energi, faktor sarana prasarana, serta faktor kebijaksanaan pemerintah. Didalam faktor ketenagakerjaan, kualitas yang dimiliki oleh tenaga kerja di Kota Batam telah dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan terakhir SMA atau akademi yang dibutuhkan oleh sektor industri, hanya saja kuantitas tenaga kerja saat ini masih kurang dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri. Namun pada masa depan diprediksikan
64
Kota Batam dapat memenuhi baik kuantitas maupun kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh sektor industri. Bahan baku yang dibutuhkan oleh industri asing dan industri lokal pun sebagian besar telah dimiliki oleh Kota Batam, kecuali bahan baku bubur kertas yang dibutuhkan oleh industri kertas lokal dan bahan baku fibreglass yang dibutuhkan oleh industri kendaraan asing. akibatnya kedua industri ini masih harus mengimpor bahan bakun yang dibutuhkannya dari luar Kota Batam. Pada sektor energi, Kota Batam telah dapat menyediakan kebutuhan energi listrik untuk sektor industri di masa kini maupun masa depan. Sedangkan energi listrik yang dibutuhkan oleh sektor industri pada masa kini masih belum dapat dipenuhi dengan baik, namun hal ini direncanakan akan dapat terpenuhi di masa depan. Sedangkan sektor sarana dan prasarana darat dan laut merupakan sektor dengan dukungan paling rendah yang dapat diberikan oleh Kota Batam kepada sektor industri diakibatkan banyaknya jalan yang berada pada kondisi rusak dan ketidakmampuan pelabuhan kargo yang ada untuk menampung kapal-kapal kargo bermuatan besar yang digunakan oleh transportasi bahan baku dan barang produksi industri. Faktor kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah dirasakan sudah sesuai dan sangat mendukung perkembangan sektor perindustrian.
5.2
Kesimpulan Temuan studi yang didapatkan memperlihatkan bahwa keterkaitan antara
industri asing dan industri lokal di Kota Batam sudah terbentuk, hanya saja terdapat perbedaan dalam besaran keterkaitan yang disebabkan oleh beberapa faktor penentu. Kota Batam sendiri sebagai wilayah industri dimana keterkaitan antara industri asing dan industri lokal terbentuk dapat memberikan dukungan yang cukup baik bagi pengembangan subsektor industri di masa kini maupun pada rencana masa depan. Kondisi ini menunjukkan bahwa investasi asing yang masuk ke Kota Batam dalam bentuk industri dapat menjadi leading sector bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kota Batam.
65
Terbentuknya keterkaitan pada industri asing dan industri lokal akan mendorong pertumbuhan di sektor-sektor lainnya di Kota Batam dikarenakan adanya permintaan turunan secara langsung maupun tidak langsung oleh sektor perindustrian. Hanya saja masih diperlukan perhatian dari Pemerintah Kota Batam untuk memudahkan masuknya bahan baku industri yang dibutuhkan yang tidak dapat disediakan di Kota Batam, serta pentingnya realisasi rencana pengembangan sarana dan prasarana di Kota Batam agar dapat mendukung keterkaitan antara industri asing dan industri lokal pada masa depan. Industri lokal juga diharapkan dapat mengubah perilaku produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan bahan baku yang diperlukan oleh industri asing.
5.3
Rekomendasi Kesimpulan yang didapatkan dari studi ini menunjukkan bahwa potensi
pengembangan sektor industri di Kota Batam saat ini sudah cukup besar, hanya saja untuk lebih dapat menstimulasi pertumbuhan sektor industri di masa yang akan datang terutama pada subsektor industri yang memiliki keterkaitan antara industri asing dan industri lokal dibutuhkan langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam dan industri lokal yang terdapat di wilayah studi sehingga Kota Batam dimasa depan akan menjadi lebih menarik bagi masuknya invetasi asing dalam bentuk industri. Langkah-langkah perbaikan ini diharapkan dapat memberikan stimulan agar terbentuk keterkaitan-keterkaitan baru antar industri asing dan industri lokal sekaligus mempertahankan keterkaitan pada subsektor industri yang telah ada sebelumnya sehingga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan Kota Batam. Langkah-langkah yang disarankan untuk dilakukan sehingga dapat terbentuk kondisi yang ideal untuk membentuk keterkaitan industri asing dan industri lokal dimasa yang akan datang, meliputi:
1. Menciptakan linkage yang lebih baik pada subsektor industri Industri yang ada di Kota Batam harus dapat menjaga keberadaan keterkaitan besar antara industri asing dan industri lokal yang telah
66
dimiliki subsektor industri kertas, mesin, dan elektronika. Sedangkan pendekatan yang harus diambil bagi keterkaitan sedang yang terbentuk pada subsektor industri logam adalah mengarahkan industri logam lokal untuk meningkatkan volume produksinya sekaligus merubah jenis barang produksi yang dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri logam lokal, sedangkan keterkaitan rendah yang terbentuk pada subsektor industri besi baja dan industri kendaraan dapat ditingkatkan dengan cara mengarahkan industri lokal pada kedua sektor tersebut untuk meningkatkan volume dan kualitas produksinya agar memenuhi kriteria bahan baku industri asing. Selain itu, subsektor besi baja dan industri kendaraan diharapkan dapat mempekerjakan tenaga kerja lokal dengan kuantitas yang lebih besar.
2. Mengubah prioritas barang produksi industri lokal Prioritas barang produksi yang dihasilkan oleh industri lokal adalah kualitas dan harga barang produksi yang dihasilkan dan prioritas ini hendaknya diubah sehingga dapat sesuai dengan prioritas bahan baku industri asing yang mengutamakan kontinuitas dan kualitas penyediaan bahan baku. Selain berdampak baik bagi terbentuknya keterkaitan antar sektor industri, hal ini juga dapat berdampak bagi peningkatan keuntungan industri lokal yang dapat meningkatkan harga barang produksinya, mengingat industri asing menganggap bahwa harga bahan baku di Kota Batam masih relatif murah. Namun peningkatan harga barang produksi ini juga masih harus dalam batas kewajaran, karena jika harga bahan baku di Kota Batam sudah kurang kompetitif maka hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan industri asing untuk memilih mengimpor bahan baku dari luar Kota Batam sekaligus menurunkan besaran keterkaitan yang telah terjadi.
67
3. Mempermudah masuknya bahan baku yang tidak mampu diproduksi oleh industri lokal Bahan baku yang dibutuhkan oleh industri kertas lokal berupa bubur kertas dan bahan baku fibreglass yang dibutuhkan oleh industri kendaraan asing belum dapat disediakan di Kota Batam. Bahan baku bubur kertas tidak potensial untuk disediakan di Kota Batam karena jenis industri yang dapat menghasilkan bubur kertas ini merupakan tergolong dalam Negative List industri yang tidak direkomendasikan untuk dikembangkan di Kota Batam. Karena itu, Pemerintah Kota Batam diharapkan dapat memudahkan proses impor bahan baku bubur kertas, misalnya dengan tidak mengenakan bea impor pada jenis bahan baku tersebut. Pada sisi lain, bahan baku fibreglass sendiri telah tersedia di Kota Batam, namun kualitasnya belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh industri asing, sehingga jenis bahan baku ini juga perlu diberikan keringanan impor yang sama. Namun perlu ada usaha dari industri kendaraan di Kota Batam untuk menyediakan jenis bahan baku ini, sehingga nantinya Pemerintah Kota Batam dapat mencabut kemudahan proses impor pada jenis bahan baku fibreglass sehingga dapat mendorong terjadinya keterkaitan baru antara industri asing dan industri lokal pada subsektor industri kendaraan.
4. Menyediakan tenaga kerja berkualitas dengan jumlah yang sesuai Pemerintah Kota Batam diharapkan dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMA atau akademi yang dibutuhkan oleh sektor industri. Peningkatan mutu sekolah, penambahan jumlah SMA dan akademi yang ada, serta pengadaan pelatihan-pelatihan kerja merupakan beberapa cara yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja. Kuantitas tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang memadai karena dapat menyebabkan kelangkaan tenaga kerja apabila ketersediaan tenaga kerja terlalu kecil dan sebaliknya
68
dapat menyebabkan banyak pengangguran apabila tenaga kerja yang tersedia terlalu berlebihan.
5. Merealisasikan rencana pengembangan Kota Batam Pemerintah Kota Batam diharapkan konsisten dalam merealisasikan rencana pengembangan sektor energi air, listrik, serta sarana dan prasarana transportasi laut dan darat, mengingat faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh bagi pemilihan lokasi industri di wilayah studi. Selain itu diharapkan pula pemberlakuan berbagai peraturan dan kebijakan yang dapat mendorong tumbuhnya sektor industri baru. Apabila Kota Batam telah dapat memenuhi keseluruhan faktor pemilihan lokasi industri tersebut maka diharapkan dapat menarik masuknya investasi industri baru ke wilayah studi.
5.3
Keterbatasan Studi Keterbatasan studi ini terletak pada banyaknya asumsi yang digunakan
dalam menyatakan terjadinya keterkaitan antar industri maupun pada faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri. Lebih lanjut, studi ini lebih memberikan gambaran akan kondisi perindustrian saat studi dilakukan, sehingga hasil studi yang berbeda dapat terjadi apabila studi dilakukan dalam jangka waktu yang berbeda. Sementara itu, masih tertutupnya industri asing dan industri lokal yang ada menyebabkan keterbatasan jumlah industri yang diwawancarai. Akibatnya, beberapa penilaian yang dilakukan dalam studi subjektif berdasarkan narasumber industri yang berhasil diwawancarai saja. Studi dengan jumlah responden yang lebih banyak mungkin dapat menghasilkan temuan analisis yang berbeda. Studi ini juga terbatas pada industri berskala besar dan tidak menyentuh industri skala menengah dan kecil yang ada di wilayah studi.
69
5.4
Rekomendasi Studi Lanjutan Keterbatasan yang terdapat pada studi ini mengakibatkan diperlukannya
studi lanjutan untuk mendukung, memperkuat, serta menyempurnakan temuan studi yang dihasilkan pada studi ini. Studi-studi lanjutan yang disarankan untuk dilakukan adalah: 1. Studi keterkaitan antar industri lokal di Kota Batam. 2. Studi pengaruh industri kecil dan menengah terhadap perkembangan sektor industri di Kota Batam. 3. Studi pengaruh otonomi daerah terhadap perkembangan sektor industri di Kota Batam.