BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan Saya membagikan kuesioner secara langsung kepada para responden. Kuesioner disebarkan kepada mahasiswa kelas 06 PAN dan 06 PBN pada tanggal 11 Mei 2006, pada mahasiswa kelas 08 PAN, tanggal 12 Mei 2006, dan pada mahasiswa kelas 08 PBN, tanggal 17 Mei 2006. Jumlah keseluruhan soal kuesioner yaitu 13 soal, dengan spesifikasi bagian I sebanyak empat soal, bagian II sebanyak lima soal, dan bagian III sebanyak empat soal. Dari 70 kuesioner yang telah disebarkan, terdapat 50 kuesioner yang soalnya dijawab semua dan 20 kuesioner yang tidak semua soalnya dijawab oleh responden. Dalam skripsi ini, saya menggunakan 70 kuesioner sebagai data analisis, yaitu 37 kuesioner mewakili jawaban dari mahasiswa semester VI dan 33 kuesioner mewakili jawaban dari mahasiswa semester VIII. Dari hasil soal kuesioner bagian I dapat diketahui sebesar 47% responden semester VI dan VIII telah mempelajari Bahasa Jepang selama 3 tahun, sebesar 36% selama 4 tahun, sebesar 17% selama lebih dari 4 tahun. Tidak ada responden yang tidak menjawab soal ini. Selama mempelajari Bahasa Jepang, semua responden pernah mempelajari penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru. Dan dari 70 responden tersebut, sebanyak 12% responden merasa yakin dapat menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru dengan baik dan benar. Alasan responden lain yang merasa tidak yakin dapat menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru dengan baik dan benar, antara lain: 56
bingung atau sulit membedakan, lupa, penjelasan yang diberikan kurang detail, tidak mengerti, tidak yakin atau ragu-ragu, dan susahnya penggunaan kata kerja tersebut. Dari hasil soal kuesioner bagian II dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa semester VI dan VIII dapat menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru dengan benar pada kata kerja yang sering muncul dalam kalimat-kalimat sederhana Bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan pada soal ini para responden hanya perlu memilih alternative jawaban yang telah disediakan, sehingga mereka tidak perlu mengubah kata kerja yang ada di dalam soal kalimat dengan menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru. Dengan bentuk soal seperti ini, para responden juga dapat lebih memfokuskan diri untuk memikirkan jawaban soal tersebut. Ada juga mahasiswa/I yang salah dalam menjawab soal bagian II ini. Hal ini dikarenakan responden tersebut tidak mengerti penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru. Tambahan lagi mereka juga tidak bisa menangkap isi kalimat dan arah perpindahan subjek atau objek dalam kalimat tersebut. Dari hasil kuesioner bagian III, dapat diketahui bahwa jumlah mahasiswa/i yang benar menjawab lebih sedikit daripada jumlah mahasiswa/i yang salah menjawab soal bagian III. Soal yang paling banyak dijawab salah oleh para responden adalah nomor 1, 3A, dan 3B, yaitu pada kata kerja 持つ, 遅れる, dan 走る. Hal ini dikarenakan para responden harus memahami isi kalimat percakapan tersebut agar dapat menangkap arah perpindahan subjek atau objek sehingga dapat mengetahui harus mengkonjugasikan kata kerja yang ada di dalam kalimat dengan kata kerja –te iku atau –te kuru. Soal yang banyak dijawab dengan benar adalah soal nomor 3C dan 4, yaitu pada kata kerja –te iku dan –te kuru. Hal ini dikarenakan mereka telah benar-benar memahami dan mengerti cara penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru. Mereka juga dapat mengerti dan
57
memahami isi percakapan sehingga mereka dapat menentukan kata kerja di dalam percakapan tersebut harus dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku atau –te kuru. Selain itu, kebanyakan dari mahasiswa semester VI dan VIII masih kurang teliti dalam membaca dan memahami soal, sehingga mereka tidak menangkap situasi yang telah diberikan dalam kalimat, seperti pada soal kuesioner bagian III nomor 3. Banyak mahasiswa yang terkecoh dalam menjawab soal ini, meskipun saya telah menuliskan keterangan tempat pada percakapan di soal ini. Kurang detailnya penjelasan mengenai penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru memberi pengaruh besar kepada mahasiswa/i semester VI dan VIII. Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bahwa tidak semua kata kerja dapat dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku dan –te kuru. Hal ini juga berpengaruh pada penulisan jawaban kuesioner. Sebagian besar responden menuliskan kata kerja –te iku dan –te kuru dengan menggunakan huruf Hiragana. Menurut Chino (1996:117), kata kerja –te iku dan –te kuru yang memiliki makna transisi atau perubahan (gradual change) biasanya ditulis dengan huruf Hiragana. Namun, semua makna kata kerja –te iku dan –te kuru yang terdapat dalam soal kuesioner adalah kata kerja –te iku dan –te kuru yang menyatakan perpindahan aktivitas, dan seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf Kanji. Masih mengenai penulisan, ada beberapa mahasiswa/i semester VI dan VIII yang masih salah dalam menggunakan bentuk –te. Kebanyakan dari mereka salah menggunakan bentuk – te pada soal bagian III nomor 3B yaitu pada kata kerja 走る. Simpulan terakhir adalah mengenai penggunaan salam (あいさつ) yaitu 行って来 ま す ‘ittekimasu’ yang seharusnya telah dipelajari pada semester I. Saya sengaja memasukkan kata kerja ittekimasu pada soal bagian III nomor 4 karena kata kerja ini
58
termasuk bentuk perluasan dari kata kerja –te kuru. Tetapi ternyata masih banyak mahasiswa semester VI dan VIII yang salah menjawab soal ini. Walaupun banyak mahasiswa yang mengaku mampu menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru yang pernah dipelajarinya, ternyata masih banyak mahasiswa yang salah menjawab soal kuesioner. Terutama pada penggunaan kata kerja –te iku yang memang lebih jarang muncul dalam kalimat-kalimat Bahasa Jepang daripada kata kerja –te kuru. Mereka dapat menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru dengan benar pada soal-soal yang sederhana, namun jika mereka dihadapkan pada soal yang lebih kompleks maka mereka akan terkecoh dan salah menjawab. Untuk bentuk soal yang menggunakan metode kuesioner tertutup, seperti pada soal bagian II, banyak mahasiswa/i semester VI dan VIII yang benar menjawab. Tetapi untuk bentuk soal yang menggunakan metode kuesioner terbuka, seperti pada soal bagian III, banyak mahasiswa/i yang salah menjawab. Hal ini dikarenakan pada soal bagian II, mereka tidak perlu menuliskan sendiri jawaban dalam kata kerja –te iku dan –te kuru sehingga mereka bisa dapat mencocokkan soal dengan alternative jawaban yang telah tersedia. Sedangkan pada soal bagian III, mereka diharuskan menuliskan jawaban mereka dengan tulisannya sendiri, sehingga mereka harus berusaha menangkap situasi dan perpindahan aktivitas dari kalimat tersebut, dan tambahan lagi mereka harus mengubah kata kerja yang ada ke dalam kata kerja bentuk –te dan mengkonjugasikannya dengan kata kerja –te iku dan –te kuru.
4.2 Saran Mengingat jumlah kuesioner tidak semua soalnya dijawab mencapai 20 kuesioner dari 70 kuesioner yang dibagikan kepada responden, saya menyarankan agar pada 59
penelitian berikutnya mahasiswa/i jurusan Bahasa Jepang Universitas Bina Nusantara mau bekerjasama dan membantu mengisi kuesioner yang diberikan dengan lengkap supaya penulis penelitian tersebut dapat menganalisis hasil kuesioner dengan maksimal. Dan diharapkan juga agar para mahasiswa menjawab sesuai dengan kemampuannya dan tidak mencontek temannya karena tujuan dibagikannya kuesioner ini adalah untuk menganalisis kemampuan mahasiswa sekalian. Dari hasil penelitian ini, saya mengharapkan semua pemelajar Bahasa Jepang dapat mengerti lebih dalam mengenai penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru, dapat mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang telah terjadi dan dapat menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru dengan baik dan benar. Saya juga berharap semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya sehingga dapat memperdalam pemahaman dan meningkatkan kemampuan dalam menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru.
60