BAB 4 RENCANA SELANJUTNYA Pada bagian Ini akan dibahas, rencana implementasi program selanjutnya yaitu pelaksanaan program sebagai dana luncuran Januari-Maret 2012 dan program tahun 2012 (original)
4.1.
Program Luncuran Tahun 2012
Berdasarkan evaluasi program yangd dilakukan terdapatt sisa anggaran sampai dengan 31 Desember 2011 untuk WB sebesar Rp 1.401.380.000. dengan rincian sebagai berikut : Peralatan : Rp 719.990.000 (51,3%), Buku dan jurnal: Rp 494.101.000 (35%), Pendidikan bergelar di dalam negeri (DNDT) : Rp 70.900.000,- (5%), In house training : Rp 39.420.000,- (2,8%), hibah pengajaran : Rp 60.000.000,- (4,28%), lokakarya policy study : Rp 16.969.000,- (1,21%). Sisa anggaran sampai dengan Desember 2011 untuk DRK sebesar Rp 32.678.000 dengan rincian sebagai berikut, lokakarya policy study : Rp 18.214.000,- (55,73%), dan pengembangan system : Rp 14.464.000,- (44,26%). Dana efisiensi 2011 WB adalah sebesar Rp 56.389.000. dengan rincian, In House Training : Rp 39.420.000,- (69,90%), dan policy study : Rp 16.969.000,- (30,09%). Pemotongan 2011 WB adalah sebesar 8.175.000 (dana pembuatan
liflet dikembalikan ke rekening
khusus,karena tidak dimasukan dalam procurement plan 2011). Dengan demikian, sisa dana WB sampai Desember 2011 sebesar Rp 1.401.380.000, dikurangi dana efisiensi Rp 56.389.000, yang dimanfaatkan untuk program tahun ke-2, 2012, merupakan total dana luncuran ke tahun 2012 sebesar Rp 1.344.991.000,
dengan rincian, Peralatan : Rp
719.990.000, buku dan jurnal: Rp 494.101.000, pendidikan bergelar di dalam negeri : Rp 70.900.000, dan hibah pengajaran (30%) Rp 60.000.000,Selanjutnya sesuai
rencana
program
pengembangan pada proposal awal
berdasarkan hasil Evaluasi Diri (SWOT Analysis) yang telah dilakukan dan rencana program pada proposal lengkap maka secara umum terdapat 2 (dua) program pengembangan yang diusulkan dan akan diimplementasikan pada tahun anggaran 2012 yaitu : 1). Pengembangan Mutu Pelaksanaan KBK untuk Mencapai Kompetensi Lulusan sesuai Standar Nasional, 2). Pemantapan Kompetensi Dokter Pulau dan 3). Pemantapan Persiapan Akreditasi Program Studi, dengan aktivitas-aktivitas
yang dapat diuraikan
sebagai berikut : Laporan akhir-HPEQ Project 2011
45
4.2. Program Tahun 2012 (Original) 1.Program 1 : Pengembangan Mutu Pelaksanaan KBK untuk Mencapai Kompetensi Lulusan sesuai Standar Nasional. Judul Aktivitas 1.1 : Pengembangan Strategi Penerimaan Mahasiswa 1.Latar Belakang Maluku memiliki keunikan dari sisi geografis, pemerintahan, demografi, sosial budaya, dan ekonomi sebagai provinsi yang berbasis gugus pulau-laut pulau. Ini yang merupakan tantangan sekaligus peluang dalam pembangunan daerah termasuk pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan, dan bagi PPD Unpatti merupakan makna strategis bagi pengembangan PPD sehingga lebih berperan di masyarakat dengan mengangkat kearifan lokal sebagai suatu unggulan. Berdasarkan hasil evaluasi diri (LED, hal. 8-9), ternyata bahwa animo siswa SMA jurusan IPA di kota Ambon, Kabupaten Maluku tengah dan Kabupaten Maluku Tenggara cukup tinggi untuk menempuh
pendidikan di PPD Unpatti. Animo ini akan terus
meningkat setiap saat kalau dilakukan sosialisasi yang lebih luas dan intensif ke semua SMA di Maluku dan SMA - SMA di luar Maluku, terutama pada propinsi yang berbasis kepulauan di Indonesia. Disamping itu direncakan PPD Unpatti akan masuk daftar SNMPTN sebagai sarana sosialisasi tingkat Nasional. Hasil evaluasi diri (LED, hal 12) menunjukkan bahwa, masalah yang dihadapi PPD Unpatti dalam penerimaan mahasiswa baru adalah sosialisasi melalui ceramah hanya dilakukan di kota Ambon dan sekitarnya, padahal sesuai panduan seharusnya dilakukan di semua kabupaten kota di Maluku, selain itu sosialisasi belum menjangkau SMA di luar Maluku karena PPD belum memiliki web site yang dapat diakses oleh semua orang di Indonesia. Hal ini diduga yang menyebabkan banyaknya jumlah pelamar dari kota Ambon dibandingkan dengan kabupaten kota yang lain dan secara nasional sehingga tidak memenuhi aspek pemeratan kesempatan. Berdasarkan evaluasi penerimaan mahasiswa baru sampai Agustus 2011, program seleksi
mahasiswa
baru
belum
dilaksanakan
secara
maksimal
sesuai
yang
direncanakan.Program sosialisasi ke kabupaten dan pengembangan web sites belum terlaksana. Secara umum jumlah peminat masuk PPD Unpatti meningkat. Peminat dari kota Ambon meningkat dari 56,6% menjadi 60,0%, jumlah peminat dari kabupaten kota yang ditargetkan sebesar 10%, realisasi sebesar 29%,) dan jumlah peminat dari provinsi lain meningkat
(ditargetkan sebesar 8 %, terealisasi
sebesar 11%). Namun, tingkat
keketatan seleksi (ratio kuata-peminat) belum mencapai target yang diharapkan yaitu ditargetkan 1:6 (base line 1:4,28) hanya mencapai 1: 3,72. Kurangnya ratio kuota dan Laporan akhir-HPEQ Project 2011
46
peminat diduga sosialisasi yang belum merata di semua kabupaten, belum tersedianya Web site sehingga informasi belum mencapai semua kabupaten kota di Maluku dan waktu seleksi yang dilakukan lebih lambat dari tahun lalu, karena proses seleksi dialihkan dari internal ke seleksi mandiri. Dalam seleksi ini, tes psikologi telah dilakukan, sebagai suatu kajian terkait dengan keadaan psikologi, minat dan bakat calon mahasiswa mahasiswa
2. Rasional
Dengan melakukan sosialisasi secara langsung ke kabupaten di Maluku diharapkan distribusi peminat lebih merata dari seluruh kabupaten/kota yang ada di propinsi Maluku maupun secara Nasional PPD Unpatti optimis bahwa akan terjadi kenaikan peminat dari tahun ke tahun sehingga tingkat keketatan seleksi meningkat dan mutu masukan menjadi lebih baik. Dengan kualitas mutu masukan yang lebih baik diharapkan indeks prestasi mahasiswa (efektifitas dan efisiensi kelulusan blok) dapat ditingkatkan yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang berkualitas. 3.Tujuan Tujuan utama kegiatan pengembangan strategi penerimaan mahasiswa adalah: a. Memperluas akses input melalui sosialisasi (ceramah langsung) pada seluruh kab/kota di Maluku
4.
Mekanisme dan Rancangan
Mekanisme kegiatan ini akan dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pengembangan materi sosialisasi tentang profil dan kriteria masuk PPD Unpatti dalam bentuk pengandaan paduan sosialisasi dan brosur dan media lainnya yang tahun sebelumnya telah dievaluasi yang akan digunakan dalam kegiatan sosialisasi ke kabupaten/kota di Maluku b. Sosialisasi melalui ceramah dan diskusi, di semua kabupaten/kota di Maluku oleh team Sosialisasi PPD. Pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan materi sosialisasi serta brosur-brosur serta sarana yang dapat menunjang proses ini. Kegiatan ini sebagai kelanjutan program tahun pertama yang akan dilaksanakan di tahun kedua dan ketiga (2012-2013).
Laporan akhir-HPEQ Project 2011
47
5. Sumberdaya yang Dibutuhkan
No
Komponen Pembiayaan (Ribu Rp.)
Thn/Mekanisme & Rancangan
A
B
C
D
E
F
G
Estimasi Biaya & Sumber Pembiayaan
Tahun 2012 1
PHKPKPD
Penggandaan panduan dan brosur
2
8,175,000
Unpatti
8,175,000
Ceramah ke kab/kota
141,975,000
20,885,000
121,120,000
Total Anggaran 2012
141,975,000
29,060,000
121,120,000
Keterangan:
A
=
Pengadaan barang dan jasa
E
=
Lokakarya dan Pengembangan Sistem
B
=
Pekerjaan sipil
F
=
Komponen khusus
C
=
Pengembangan staf
G
=
Manajemen program
D
=
Hibah pengajaran
*)
=
Dana PPD Unpatti
6. Jadwal Pelaksanaan
Rencana Aktivitas
Tahun 2012
Tahun 2012 Pengembangan
materi
sosialisasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
berbasis
multimedia Penyediaan materi sosialisasi Sosialisi PPD Unpatti ke semua kab/kota di Maluku.
7. Indikator Keberhasilan Aktivitas Capaian Indikator Kinerja
Baseline
Akhir
s/d
Tahun 2011
Agustus 2011
a.
Persentase peminat dari semua kabupaten
5% (ratio)
Akhir
Akhir
Tahun
Tahun
2012
2013
10%
29%
35%
40%
8%
11%
15%
20%
1:3,72
1:3,72
1: 5
1:7
kota meningkat b. Persentase peminat dari propinsi lain
6%
meningkat c.
Ratio Mutu masukan meningkat dinilai
1: 4.28
dengan tingkat keketatan (ratio kuotapeminat)
Cara pengukuran indikator kinerja: a.
Indikator jumlah peminat dari semua kabupaten kota meningkat diukur dengan presentase jumlah peminat pertahun yang mendaftar sebagai calon mahasiswa baru PPD Laporan akhir-HPEQ Project 2011
48
b.
Indikator jumlah peminat dari provinsi lain meningkat diukur dengan presentase jumlah peminat dari luar provinsi per tahun yang mendaftar sebagai calon mahasiswa baru PPD.
c.
Indikator mutu masukan diukur dengan tingkat keketatan (ratio kuota-peminat).
8.
Keberlanjutan Program strategi penerimaan mahasiswa diajukan untuk memperluas akses input,
sehingga tingkat keketatan seleksi dapat ditingkatkan, mutu masukan semakin meningkat. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas input dan berdampak pada kualitas output, setelah program ini berakhir dengan bantuan hibah PHK PPD
ini, maka
selanjutnya program-program ini diharapkan dapat terus berjalan dengan mengalokasikan dana pada DIPA Unpatti dan dapat terus ditingkatkan.
9.
Unit terkait
Unit yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aktivitas ini yaitu Medical Education Unit (MEU)
10. Penanggung jawab aktivitas Penanggung jawab kegiatan ini adalah : Ir.C. Ch. E. Latupeirissa, M.App.Sc
1.2. Aktivitas 1.2: Penguatan Implementasi KBK
1. Latar Belakang
Model kurikulum PPD Unpatti merupakan model Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dengan kombinasi serial (department-based) dan paralel (system-based) yang
dilaksanakan dengan pendekatan SPICES. Hasil evaluasi implementasi kurikulum yang dimulai pada tahun I (semester 2), menunjukkan bahwa dari 5 blok yang dipelajari, hanya 1 blok yang kelulusannya
di atas 75% (blok sistem respirasi), sedangkan rata-rata
kelulusan 4 blok lainnya memiliki efektifitas kelulusan blok antara 10% - 36% (LED, hal 17). Beberapa faktor yang berperan pada rendahnya kelulusan blok yaitu blok sistem dalam kurikulum masih belum terintegrasi penuh, dimana integrasi blok sistem secara vertikal belum maksimal. Selain itu keterbatasan dosen pakar terutama untuk bidang keahlian ilmu kedokteran dasar serta sebagian dosen tetap belum memiliki kewenangan Laporan akhir-HPEQ Project 2011
49
untuk melakukan kegiatan pengajaran (LED, hal 18), menyebabkan PPD Unpatti masih membutuhkan dosen tamu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi, kondisi ini menyebabkan pelaksanaan SCL dalam proses pembelajaran blok belum terlaksana secara maksimal. Proses pembelajaran masih bersifat teacher center learning (TCL) yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran KBK. Sementara itu sumber belajar penunjang KBK (buku teks, jurnal, koneksi internet, dan lain-lain) belum memadai dan masih memerlukan pengembangan serta peralatan dan bahan laboratorium untuk praktikum dan skills lab perlu ditingkatkan sesuai kebutuhan blok (LED, hal 19). Selain itu, kendala menyangkut ketidaksesuaian antara materi yang diajarkan dan soal evaluasi pada perkuliahan, praktikum dan skills lab disebabkan karena peran MEU terutama sub divisi assessment belum berfungsi secara maksimal untuk melakukan validasi soal ujian yang dibuat dosen. Hal ini disebabkan, staf MEU ini belum memiliki pengetahuan tentang sistem evaluasi proses pembelajaran, standard setting atau lainnya serta sarana penunjang dalam pelaksanaan assessment (LED, hal 19). Berdasarkan hasil evaluasi diri diatas dan evaluasi kegiatan sampai Agustus 2011 pada aktivitas 1.2. ini : tersedianya draf cetak biru dan desain kurikulum yang memenuhi standar KBK dengan materi yang terintegrasi (termasuk muatan local). Kegiatan review kurikulum ini juga didukung oleh program Badan Penjaminan Mutu (BPM) Unpatti yang merencanakan dalam bulan Oktober 2011 ini, akan melakukan lokakarya untuk mensahkan KBK di masing-masing prodi di lingkungan Unpatti. Selanjutnya pengembangan staf dalam melalui in house training penyusunan buku blok dan buku ajar, staf dosen dapat memahami cara penyusunan buku blok dan buku ajar serta menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu buku-buku blok daan buku ajar dalam menunjang proses pembelajaran berbasis SCL. Beberapa sub-aktivitas yang selanjutnya akan dilaksanakan pada SeptemberDesember 2011 yaitu In house training metode pelaksanaan SCL dan assessment yang diharapkan staf pengajar
memiliki baik pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan metode pembelajaran KBK (dalam tutorial dan skills lab dan pengembangan metode pembelajaran melalui hibah pengajaran. Selain itu, peningkatan mutu SDM (staf akademik dan tenaga kependidikan) melalui magang di Institusi mitra (Domestic nondegree training) yang diharapkan dapat menunjang efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran secara umum baik perkuliahan, praktikum dan skills lab. Selain akses sumber belajar penunjang KBK (buku blok, referensi, alat laboratorium dan skills lab, meubeler, renovasi ruangan) perlu terus dibenahi dan pengembangan instrument evaluasi proses pembelajaran berbasis IT untuk menunjang mutu pelaksanaan KBK. Laporan akhir-HPEQ Project 2011
50
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi sampai Agustus 2011 terhadap pelaksanaan program pada staf dosen maupun mahasiswa, ditemukan beberapa kelemahan terkait implementasi KBK yaitu masih kurangnya pemahaman MEU dalam manajemen pelayanan MEU, belum tersedianya instruktur MEU dan perangkat cetak biru dalam pelaksanaan OSCE yang perlu dibenahi di tahun 2012.
2.
Rasional
Berdasarkan evaluasi program dan aktivitas sampai Agustus 2011, maka beberapa sub aktivitas akan dikembangkan dan perlu dibenahi, serta beberapa sub aktivitas yang akan diluncurkan di tahun 2012. Pengembangan mutu SDM (staf pengajar dan tenaga kependidikan) dalam menunjang KBK tetap dikembangkan dalam bentuk degree training (S2) terutama untuk bidang biomedik dan non degree training baik overseas non degree training (ONDT) maupun domestic non degree training (DNDT) dalam pengembangan KBK, dan manajemen MEU. Selain itu, pengembangan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan kurikulum akan menunjang efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran berbasis Student center learning (SCL) melalui teleconference serta penyediaan alat penunjang laboratorium dan skills lab yang memadai akan memudah akses mahasiswa untuk mengembangkan konsep pembelajaran keterampilan sesuai kebutuhan blok. Selanjutnya penyiapan instruktur untuk menguji ketrampilan skills lab dalam bentuk OSCE dan perangkat evaluasinya merupakan sub aktivitas yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman staf akademik tentang penilaian hasil belajar mahasiswa yang didasarkan pada pencapaian kompetensi sesuai Standar Kompetensi Dokter. 3.Tujuan Tujuan utama kegiatan penguatan implementasi KBK yaitu: a. Meningkatkan kemampuan staf dalam mengimplementasikan pelaksanaan KBK melalui degree training, non degree training dan inovasi metode pembelajaran b. Mengembangkan metode pembelajaran SCL dalam menunjang pelaksanaan KBK c. Memperbaiki efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran berbasis SCL melalui pemanfaatan TI d. Mengembangkan sumber belajar (laboratorium, skills lab dan perpustakaan) dalam menunjang proses implementasi KBK 4. Mekanisme dan Rancangan Mekanisme pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 4.1. Pengembangan pembelajaran dalam KBK meliputi a. peningkatkan kualitas SDM dalam menunjang proses pembelajaran sesuai kebutuhan kurikulum melalui degree training (S2) untuk bidang biomedik, non degree training melalui overseas non degree training (ONDT) yaitu summer course di bidang quality assurance PBL and assessment, Domestic non degree training ( DNDT) untuk tenaga laboran dan skills lab, pengelola MEU dan teknisi teleconferense. b. Pengembangan kualitas pembelajaran SCL berbasis melalui pengembangan bahan ajar terintegrasi dan penerapan inovasi metode sesuai kebutuhan blok sistem dalam kurikulum melalui pengembangan hibah pengajaran c. Pengembangan proses pembelajaran berbasis IT melalui penyediaan perangkat untuk pelaksanaan teleconference yang sebelumnya akan dilakukan benchmarking dan pelatihan terhadap teknisi untuk penyiapan perangkat teleconference Laporan akhir-HPEQ Project 2011
51
d. Pengembangan akses sumber belajar bagi mahasiswa melalui pengembangan kualitas perpustakaan, laboratorium biomedik dan skills lab dengan menyediakan peralatan skills lab yang memadai di tahun 2012 ini yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan skills lab di tingkat pre klinik, persiapan untuk tingkat klinik dan pelaksanaan OSCE. 4.2. Pengembangan manajemen MEU sebagai pusat pengelolaan administrasi dan manajemen pembelajaran, kurikulum dan assessment melalui magang pengelolah MEU, dan pengembangan kualitas assessment melalui pelatihan instruktur OSCE. 5. Sumber daya yang dibutuhkan No
Komponen Pembiayaan (Ribu Rp.)
Thn/Mekanisme & Rancangan A
B
C
D
1.2. Peningkatan kualitas SDM (non degree training) summer course M astrit
70,900,000
288,540,000
288,540,000
104,650,000
417,722,000
417,722,000
1,453,945,000
1,453,945,000
1.9. Benchmarking pengembangan pemanfaatan TI di UAJ dan penyediaan perangkat teleconference
400,000,000
Pengembangan manajemen M EU melalui magang di UNIBRAW Lokakarya pengembangan manajemen M EU Total Anggaran 2012
65,340,000
465,340,000
36,000,000
36,000,000
45,000,000
45,000,000
20,845,000 3,843,253,500
4,650,000
48,560,000
998,675,500
3 4
48,560,000
998,675,500
Penyiapan Instruktur OSCE dalam bentuk in-house training
13,500,000
572,911,000
1.8. Pengembangan kualitan skills laboratorium melalui penyediaan alat skills lab
2
Unpatti
100,000,000
572,911,000
1.5. Pengembangan kualitas praktikum melalui pelatihan teknisi lab.biomedik di UAJ
1.7. Pengembangan kualitas praktikum melalui penyediaan alat praktikum Biomedik
Estimasi Biaya & S umber Pembiayaan
G
84,400,000
1.3. Pengembangan dan inovasi metode pembelajaran SCL melalui hibah pengajaran
1.6. Pengembangan perpustakaan sebagai akses sumber belajar melalui penyediaan meubeler
F
PHKPKPD
Tahun 2012 1.Pengembangan pembelajaran dalam KBK melalui: 1.1. Peningkatan kualitas SDM (degrre training /S2)
1.4. Pengembangan perpustakaan sebagai akses sumber belajar melalui penyediaan referensi
E
567,840,000
104,650,000
16,695,000
4,150,000
4,514,288,500
18,150,000
Keterangan: A B C D
6.
= = = =
Pengadaan barang dan jasa Pekerjaan sipil Pengembangan staf Hibah pengajaran
Rencana Aktivitas Tahun 2012
1.
Pengembangan metode pembelajaran dalam KBK melalui peningkatan kualitas SDM (degree training) Peningkatan kualitas SDM (non degree training) summer course Maastrich Pengembangan dan inovasi metode pembelajaran SCL melalui hibah pengajaran Pengembangan perpustakaan sebagai akses sumber belajar melalui penyediaan referensi
4.
5.
= = =
Lokakarya dan Pengembangan Sistem Komponen khusus Manajemen program
Jadwal Pelaksanaan
No
2.
E F G
Tahun 2012 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Laporan akhir-HPEQ Project 2011
52
10
11
12
6. 7.
8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 13 .
Pengembangan kualitas praktikum melalui pelatihan teknisi lab.biomedik Pengembangan perpustakaan sebagai akses sumber belajar melalui penyediaan meubeler Pengembangan kualitas praktikum melalui penyediaan alat praktikum Pengembangan kualitas skills lab melalui penyediaan alat skills lab Benchmarking pemanfaatan TI dalam bentuk pelatihan teknisi di UAJ dan penyiapan perangkat teleconference Penyiapan instruktur OSCE dalam bentuk in house training Pengembangan manejemen MEU melalui magang pengelolah MEU di UNIBRAW Lokakarya Manajemen MEU Pemantauan berkala by visit
7.Indikator Keberhasilan Aktivitas
Indikator kinerja untuk setiap substansi dalam aktivitas dapat dilihat sebagai berikut: No 1. 2.
Indikator Kinerja
Base line 2010
Tersedianya perangkat cetak biru yang telah direkonstruksi dan diimplementasikan Tersedianya perangkat kurikulum yang telah didesain Peningkatan kualitas pembelajaran (ratarata IPK meningkat) Peningkatan kualitas SDM (S2 & S3)
N.A
Akhir Capaian s/d Akhir Tahun 2011 Agustus Tahun 2011 2012 Tersedia Tersedia implementasi
Akhir Tahun 2013 implementasi
N.A
Tersedia
Belum
implementasi
implementasi
2,2
2,5
N.A
2,7
2,8
N.A
50 %
N.A
60%
80%
Persentase rata-rata tingkat efisiensi kelulusan blok Presentase rata-rata tingkat efektifitas kelulusan blok
55 %
65 %
N.A
75%
85%
23%
40%
N.A
55%
75%
Skala tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran 8. Skala tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan perpustakaan 9. Presentase soal yang terintegrasi dengan menggunakan clinical vignette 10. Skala tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan MEU 11. Peningkatan presentase jumlah instruktur OSCE 12. Skala tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan OSCE
2,71
2,90
N.A
3,20
3,50
N.A
2,90
N.A
3,20
3,50
0%
20%
N.A
40%
60%
N.A
N.A
N.A
2,5
3,0
N.A
N.A
N.A
50%
80%
N.A
N.A
N.A
2,5
3,0
3. 4. 5. 6.
7.
Cara pengukuran indikator adalah sebagai berikut: a. Indikator tersedianya cetak biru kurikulum diukur dengan tersedianya cetak biru kurikulum yang telah direkonstruksi. b. Indikator desain kurikulum yang terintegrasi diukur dengan tersedianya KBK yang terintegrasi dan dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES. c. Indikator peningkatan kualitas pembelajaran diukur dengan rata-rata IPK mahasiswa per semester
Laporan akhir-HPEQ Project 2011
53
d.
e. f. g. h.
i.
j. k. l.
Indikator peningkatan kualitas SDM (S2 /combine degree & S3) diukur dengan jumlah staf yang mengikut studi lanjut S2, combine degree dan S3 (on going) yang dibiayai dari proyek ini. Indikator rerata tingkat efisiensi kelulusan blok diukur dengan jumlah mahasiswa yang lulus blok (mencapai nilai A, B dan C). Indikator rerata tingkat efektifitas kelulusan blok diukur dengan jumlah mahasiswa yang mencapai nilai A dan B Indikator skala kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran diukur dengan tingkat kepuasan mahasiswa menggunakan skala Linkert. Indikator skala kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan perpustakaan diukur dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap sistem dan layanan perpustakaan menggunakan skala Linkert. Indikator presentase soal terintegrasi pada tiap blok yang memenuhi standar assessment diukur dengan jumlah soal terintegrasi blok yang terstandar dibandingkan jumlah keseluruhan soal blok Indikator skala kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan MEU diukur dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan MEU menggunakan skala Linkert Indikator peningkatan presentase jumlah instruktur OSCE diukur dengan jumlah staf pengajar yang dapat menguji/sebagai instruktur OSCE Indikator tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan OSCE diukur dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan MEU
8. Keberlanjutan Setelah 3 (tiga) tahun program ini akan selesai, maka diharapkan kurikulum PPD Unpatti akan terus dievaluasi dan dikembangkan sesuai kebutuhan kebutuhan stakeholder, dan perkembangan IPTEKDOK. Rekonstruksi kurikulum yang diimplementasikan dengan pengembangan SDM dan sumber belajar berbasis teknologi informasi yang akan dilakukan mengarah tersusunnya model kurikulum yang sesuai dengan paradigma baru pendidikan dokter yang dikenal dengan SPICES (Student centerd learning, Problem based learning, Integrated, Community based, Early exposure to the clinic dan Self directed learning ) yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar terintegrasi dan mandiri. Penerapan model ini secara ideal mengurangi ketergantungan terhadap dosen pengampu dan mendukung mahasiswa Standart kompetensi Dokter Indonesia. 9. Unit terkait Unit yang bertanggung jawab pada pelaksanaan aktivitas ini yaitu Medical Education Unit (MEU) dan tim Skills lab 10. Penanggung jawab Aktivitas Penanggung jawab aktivitas : dr.Farah Ch.Noya 1.3.Judul Aktivitas 1.3 : Penyiapan Implementasi Pendidikan Klinik 1. Latar Belakang Program Pendidikan Dokter (PPD) Unpatti telah memasuki tahun ke-2, dimana mahasiswa saat ini berada dalam tahap penyelesaian pendidikan preklinik yang dilaksanakan minimal 4 tahun. Selanjutnya fase pendidikan klinik baru akan dimulai pada tahun ke-4 dan persiapan pelaksanaannya akan direncanakan pada tahun ke-3 (2011/2012) (LED. hal. 20). Persiapan tersebut mencakup penyusun KBK klinik, penyusunan dokumen pelaksanaan dan supervisi, bed site teaching, kajian penyakit pada RSUD dr Haulussy sesuai dengan standar pendidikan dokter dan membangun kesepahaman konsep serta Laporan akhir-HPEQ Project 2011
54
komitmen sistem pembimbingan pada fase pendidikan klinik antara supervisor dan mahasiswa, serta pelatihan clinical teaching dan asesment. Institusi Pendidikan (PPD Unpatti) dan RSUD dr Haulussy sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang merupakan mitra PPD Unpatti belum memiliki pengalaman dalam melaksanakan pendidikan klinik (LED hal 20). Oleh karena itu dibutuhkan berbagai studi, pelatihan dan lokakarya bagi pihak PPD Unpatti, Rumah Sakit Pendidikan,dan para supervisor sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam pelaksanaan pendidikan klinik sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Walaupun RSUD dr Haulussy sebagai RSPU sudah terakreditasi 12 program pelayanan sebagai sarana pendidikan klinik (LED hal 26), namun ke depan PPD Unpatti sudah harus mengusahakan RSP sendiri agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien, atau melengkapi beberapa sarana untuk kebutuhan mahasiswa dan tutorial. Menjelang fase klinik di tahun 2012 (rencana dimulai September 2012), ini, maka persiapan-persiapan tersebut terus dibenahi. Pembentukan tim pengelolah fase klinik telah diusulkan, diharapkan dapat mengkaji berbagai faktor dan kebutuhan-kebutuhan pada fase klinik ini. 2.
Rasional Fase Pendidikan Klinik memberikan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan melatih sikap serta perilaku mahasiswa sebagai seorang dokter sehingga dapat memenuhi dan mencapai standar dokter umum sesuai dengan SKDI. Oleh karena itu untuk mempersiapkan fase klinik di tahun 2012 (rencana dimulai September 2012), maka PPD Unpatti perlu mendesain kurikulum di tingkat klinik yaitu penyiapan dokumen panduan pelaksanaan yang mencakup kurikulum pendidikan klinik, strategi pelaksanaan, buku panduan/log pendidikan klinik untuk setiap stase bagian dan panduan instrument evaluasi mahasiswa pada setiap stase bagian. Dengan adanya dokumen panduan pelaksanaan pendidikan klinik tersebut diharapkan adanya kesepahaman konsep pembimbingan antara supervisor dan mahasiswa sesuai dengan batasan kompetensi dokter umum sesuai dengan SKDI. Dalam pelaksanaan pendidikan klinik diperlukan pula komitmen yang jelas antara Institusi Pendidikan (PPD Unpatti), Rumah Sakit Pendidikan (RSP) serta supervisor klinik sehingga dalam pelaksanaannya, masing-masing pihak telah menyetujui dan memahami dengan jelas hak dan kewajibannya. Institusi Pendidikan (PPD Unpatti) bersama-sama dengan RSP dan supervisor bertanggung jawab merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan fase pendidikan klinik. PPD Unpatti juga bertanggung jawab memberikan hak kepada RSP dan supervisor sesuai dengan jasa yang diberikan. RSP bertanggung jawab memberikan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pembimbingan mahasiswa dalam pendidikan klinik sesuai dengan standar rumah sakit pendidikan. Supervisor bertanggung jawab melakukan pembimbingan sesuai dengan batasan kompetensi dokter umum yang tercantum dalam SKDI. Pendidikan ketrampilan klinik yang terkait dengan penanganan pasien pada kondisi darurat di laut, kemampuan bertahan pada kondisi geografis kepulauan, dan ketrampilan menangani penyakit khas kepulauan harus dimiliki oleh lulusan PPD Unpatti. Ketrampilan ini merupakan kompetensi unggulan PPD Unpatti yang lulusannya diharapkan menjadi pelopor dalam pelayanan kesehatan di daerah kepulauan. 3.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk: a. Menyusun kurikulum pendidikan klinik secara utuh termasuk assesment b. Mempersiapkan implementasi pendidikan klinik Laporan akhir-HPEQ Project 2011
55
c. d.
Mengimplementasikan pendidikan klinik melalui penyusunan dokumen pendidikan klinik Mengevaluasi implementasi pendidikan klinik pada RSP dan puskesmas.
4. Mekanisme dan Rancangan Mekanisme dan rancangan pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Persiapan KBK Klinik melalui : Penyusunan kurikulum pendidikan klinik melalui studi kebijakan (policy study) yang didahului dengan studi banding untuk mendapatkan data base kajian penyakit, model kurikulum pendidikan klinik, strategi pelaksanaan, untuk setiap stase bagian dan pengembangan instrumen evaluasi pendidikan klinik. Selanjutnya akan dilakukan lokakarya (termasuk integrasi muatan local) dengan melibatkan Universitas mitra, pakar sejawat dari Universitas lainnya dan stakeholder (Dikes, Rumah sakit/puskesmas, angkatan laut, dll) dengan bantuan tenaga ahli. b. Persiapan Implementasi klinik melalui : penyusunan perangkat clinical teaching berupa panduan/buku log dan clinical assessment untuk setiap stase klinik. Kegiatan dilakukan dalam bentuk in house training bagi staf/tutor klinik. Pengembangan metode dan media pembelajaran KBK klinik berupa inovasi model/media pembelajaran, yang dilakukan melalui pengembangan hibah kompetisi c. Pengembangan akses sumber belajar melalui: pengadaan buku teks untuk tingkat klinik, dan alat laboratorium dan furniture.
5.
Sumberdaya yang Dibutuhkan
Informasi dana yang dibutuhkan, diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan sumberdaya untuk setiap kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut: No
Komponen Pembiayaan (Ribu Rp)
Thn/Mekanisme & Rancangan A
B
C
D
E
F
Estimasi Biaya & S umber Pembiayaan
G
Tahun 2012 1.
2.
PHKPKPD
Persiapan KBK Klinik melalui: 1.1. Penyusunan kurikulum pendidikan klinik melalui policy study :
105,010,000
100,910,000
4,100,000
Persiapan implementasi klinik melalui : 2.1.Penyusunan perangkat clinical teaching dalam bentuk in house training bagi staf/tutor klinik
43,850,000
39,700,000
4,150,000
2.2. Lokakarya persiapan implementasi pendidikan klinik
20,890,000
16,740,000
4,150,000
50,000,000
6,900,000
2.3. Pengembangan metode dan media pembelajaran KBK klinik berupa inovasi model/media pembelajaran, yang dilakukan melalui hibah pengajaran (1 stase) 3.
Unpatti
Pengembangan akses sumber belajar melalui: a. Renovasi minor (ruang lab,perpustakaan)
Total Anggaran 2012
Keterangan: A = Pengadaan barang dan jasa B = Pekerjaan sipil C = Pengembangan staf D = Hibah pengajaran
56,900,000
310,750,000
310,750,000
310,750,000
64,740,000
E F G
= = =
56,900,000
105,010,000
518,100,000
Lokakarya dan Pengembangan Sistem Komponen khusus Manajemen program
Laporan akhir-HPEQ Project 2011
56
19,300,000
6. Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan kegiatan terlihat pada tabel berikut ini: Rencana Aktivitas Tahun 2012
Tahun 2012 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1.Persiapan KBK Klinik dalam bentuk : a. Studi kebijakan (policy study) penyusunan kurikulum pendidkan kilinik: benchmarking ke Univ.Mitra b. Penyusunan kurikulum pendidikan klinik melalui Lokakarya 2.Persiapan Impllementasi klinik : a. Penyusunan perangkat clinical teaching dalam bentuk in house training bagi staf/tutor klinik b.Pengembangan metode dan media pembelajaran KBK klinik dilakukan melalui hibah pengajaran (1 stase) 3.Pengembangan akses sumber belajar melalui Penyediaan buku,alat lab dan furniture
7. Indikator Keberhasilan Aktivitas. Indikator kinerja untuk setiap substansi dalam aktivitas dapat dilihat sebagai berikut.
0%
Akhir tahun 2011 30%
Capaian s/d Agustus 2011 30%
Akhir Tahun 2012 80%
Akhir Tahun 2013 100%
0% 0%
75% 0%
0% 0%
80% 75%
100% 100%
0%
0%
0%
25%
50%
0%
50%
100%
2
0
3
3,7
0
1
1
3
5
0%
0%
0%
50%
50%
0%
0%
0%
50%
100 %
Base line 2010
No
Aktivitas
1.
Tersedianya informasi tentang penyakit yang terdapat pada RSP PPD Unpatti dan mitra PPD Tersedianya kurikulum pendidikan klinik Tersedianya rumusan perangkat panduan/buku log untuk setiap stase bagian Tersedianya rumusan perangkat panduan evaluasi untuk setiap stase bagian Tersedianya buku panduan stase/bagian Presentase referens yang relevan dalam KBK klinik (Tingkat kepuasan mahasiswa terkait penggunaan perpustakaan klinik) skala Linkert Jumlah rumah sakit dan puskesmas yang digunakan untuk menunjang pendidikan klinik Terlaksananya pendidikan klinik di RSP dan puskesmas Adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum pendidikan klinik
0
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
0%
0%
Cara pengukuran indikator adalah sebagai berikut: 1. Indikator kondisi riil diukur dengan adanya perangkat informasi berupa kajian penyakit pada RSP mitra PPD Unpatti dan informasi tentang pelaksanaan kurikulum pendidikan klinik pada universitas mitra dan RSP lainnya 2. Indikator kurikulum diukur dengan tersedianya rumusan kurikulum pendidikan klinik dan strategi pelaksanaannya. 3. Indikator rumusan perangkat panduan/buku log untuk setiap bagian diukur dengan tersedianya semua buku panduan pendidikan klinik pada setiap bagian Laporan akhir-HPEQ Project 2011
57
4. Indikator referens yang relevan pada KBK Klinik diukur dengan tersedianya referense yang relevan pada setiap fase klinik dibandingkan fase klinik secara keseluruhan 5. Indikator rumusan perangkat panduan evaluasi untuk setiap bagian diukur dengan tersedianya semua instrument evaluasi pendidikan klinik pada setiap bagian 6. Indikator implementasi kurikulum lokal diukur dengan adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum pendidikan klinik. 8.
Keberlanjutan.
Setelah 3 (tiga) tahun program ini akan selesai, maka diharapkan kurikulum pendidikan klinik dapat terintegrasi dengan baik dan setiap saat dievaluasi serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lokal PPD yang tetap didasarkan pada SKDI. 9.
Unit terkait
Unit yang bertanggung jawab pada pelaksanaan aktivitas di atas yaitu Medical Education Unit (MEU) 10. Penanggung jawab Program Penanggung jawab program ini adalah : dr. Farah Ch.Noya dan Dr.P. Kakisina. 2.Program 2 : Perumusan Kompetensi Dokter Kepulauan 1.
Latar Belakang
Kondisi geografis daerah kepulauan memiliki permasalahan-permasalahan terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tersebar di pulau-pulau dan pesisir, disebabkan karena akses transportasi yang sulit, pola hidup masyarakat dan kondisi alam yang kadang kurang bersahabat. Terlihat bahwa tingkat kematian bayi, balita dan ibu melahirkan masih diatas rata-rata Nasional (LED hal. 8), sehingga perlu ditelusuri dan diteliti lebih jauh akar permasalahannya. Disamping itu pola hidup, derajat kesehatan dan jenis atau gejala penyakit yang dominan di masyarakat kepulauan serta manjemen pelayanan kesehatan yang ada termasuk sistem penanganan pasien gawat darurat perlu ditelusuri secara komperhensip. Terlihat juga kebutuhan dokter umum di daerah Maluku sampai dengan tahun 2010 sebanyak 778 orang (LED hal 7), dimana para dokter tersebut perlu dibekali pengetahuan yang berkaitan dengan kondisi daerah kepulauan agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Dilain pihak sekitar 80 % dokter PTT yang bertugas di Maluku tidak ingin kembali mengabdi di daerah ini (LED hal 7) karena terkait dengan kondisi dan keadaan daerah kepulauan yang menuntut adanya ketrampilan dan kompetensi khusus. Mata kuliah dokter pulau pada tingkat preklinik sebetulnya sudah ada (LED hal 20), namun kompetensi dan materinya perlu dirumuskan kembali, sedangkan yang terkait dengan ketrampilan klinik masih perlu dijajaki dan dirumuskan mateinya dan keterkaitannya dengan mata kuliah lain. Berdasarkan evaluasi kegiatan sampai Agustus 2011, melalui aktivitas perumusan kompetensi dokter kepulauan yang telah terlaksana,maka telah tersedia informasi riil kebutuhan pelayanan di daerah kepulauan dan rumusan kompetensi dokter kepulauan yang materinya diintegrasikan di dalam blok maupun yang berdiri sendiri sebagai suatu mata kuliah/blok di tingkat pre klinik. Namun untuk persiapan mahasiswa masuk ke fase klinik di tahun 2013, maka dibutuhkan suatu kegiatan untuk merumuskan materi dokter pulau pada tingkat klinik, dengan menjaring input melalui studi lapangan, membangun jaringan Laporan akhir-HPEQ Project 2011
58
dan studi kelayakan sarana pembelajaran, diskusi dengan stakeholder dan pakar sejawat, sebagai persiapan masuk pada tahap klinik 2.
Rasional
Pengembangan kompetensi dan materi dokter kepulauan merupakan salah satu solusi dalam meminimalkan permasalahan-permasalahan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya pada daerah yang berbasis kepulauan. Dengan kompetensi dan materi dokter kepulauan, diharapkan lulusan Unpatti mampu menjadi pelopor dalam menangani permasalahan kesehatan masyarakat kepulauan dan mampu bersaing dengan lulusan dokter dari perguruan tinggi lain, baik nasional maupun global. Oleh karena itu, perumusan dan penataan muatan lokal yang merupakan unggulan pada PPD Unpatti ini perlu dilakukan secara terencana dan sistimatis. Input berupa studi awal tentang pola hidup masyarakat, fenomena penyakit dominan pada daerah kepulauan, kehidupan sosial budaya masyarakat, kondisi cuaca dan alam, manajemen kesehatan, kondisi transportasi, kondisi ekonomi, kearifan-kearifan lokal, membangun jejaring dengan puskesmas dan kelayakan sarana pembelajaran di puskesmas perlu dilakukan sebagai asupan perumusan kompetensi dan materi dokter kepulauan baik pada tingkat klinik. Disamping itu diskusi dengan pakar sejawat dan stakeholder perlu dilakukan agar muatan lokal tetap relevan dan terintegrasi dengan blok lainnya. 3.
Tujuan 1. Menyusun rumusan kompetensi dan materi dokter kepulauan yang mampu menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat kepulauan. 2. Menyusun materi muatan lokal pada pendidikan klinik.
4. Mekanisme dan Rancangan. Mekanisme pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: Studi awal tentang penyakit dominan dan pola pelayanan kesehatan masyarakat kepulauan sebagai asupan perumusan kompetensi dokter kepulauan (pada tingkat preklinik dan pendidikan klinik) termasuk materinya baik kedalaman, ketrampilan maupun cakupannya dan integrasinya serta implementasinya, yang kemudian dilanjutkan dengan rekonstruksi kurikulum. Kegiatan ini dalam bentuk policy study baik pada tingkat preklinik maupun pada pendidikan klinik. (untuk tingkat preklinik sudah dilaksanakan pada tahun 2011) Rancangan kegiatan untuk tahun 2012 dapat dirinci sebagai berikut: 1. Melakukan kajian pola pelayanan kesehatan melalui studi kebijakan (Policy Study) perumusan materi dokter kepulauan pendidikan klinik: a. Membangun jejaring dengan stakeholder , studi kelayakan sarana pembelajaran pada rumah sakit, beberapa puskesmas dan mobile hospital milik Dinas Kesehatan Kabupaten. b. Perumusan materi dokter kepulauan pada pendidikan klinik. Dilakukan analisis dan diskusi hasil studi awal (dari hasil studi kompetensi dokter kepulauan tingkat preklinik) dan hasil studi banding dan kelayakan, dengan melibatkan pakar sejawat, stakeholder (pengelola puskesmas, rumah sakit, ID, pemerhati kesehatan) untuk merumuskan materi dokter kepulauan tingkat klinik, baik cakupan maupun kedalamannya. c. Rekonstruksi materi dokter kepulauan dalam kurikulum klinik secara terintegrasi dan implementasinya. Rekonstruksi dilaksanakan bersamaan dengan lokakarya desain kurikulum klinik. Laporan akhir-HPEQ Project 2011
59
5. Sumberdaya yang Dibutuhkan Informasi dana yang dibutuhkan, dan diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan sumberdaya untuk setiap kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut: Thn/Mekanisme & Rancangan
Estimasi Biaya & Sumber Pembiayaan
Komponen Pembiayaan (Ribu Rp) A
B
C
D
E
F
G
Tahun 2012
PHKPKP D
Kajian masalah kesehatan melalui Policy Study perumusan materi dokter kepulauan pendidikan klinik, terdiri dari; membangun jejaring dengan stakeholder melalui studi banding dan kelayakan, lokakaya penyusunan materi pendidikan klinik. Total Anggaran 2012
Unpatti
103,722,000 99,622,000
4,100,000
99,622,000
103,722,000
4,100,000
Keterangan : A B C D
= = = =
Pengadaan barang dan jasa Pekerjaan sipil Pengembangan staf Hibah pengajaran
E F G *)
= = = =
**)
=
Lokakarya dan Pengembangan Sistem Komponen khusus Manajemen program Digabung dengan lokakarya kurikulum pada tingkat preklinik maupun klinik Dana pendampimg
6. Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan kegiatan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini: N0
Tahun 2012
Aktivitas 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Policy Study perumusan kompetensi dokter kepulauan dan materi pendidikan preklinik, meliputi: - penyusunan instrument - Pengambilan data di rumah sakit/puskesmas - lokakarya penyusunan materi dokter kepulauan tingkat klinik
7. Indikator Keberhasilan Aktivitas Indikator kinerja untuk setiap substansi dalam aktivitas dapat dilihat sebagai berikut.
`No 1.
2.
3.
Aktivitas Tersedianya informasi kondisi riil kelayakan sarana pendidikan klinis pada rumah sakit dan puskesmas di daerah kepulauan Tersedianya rumusan kompetensi dan materi dokter kepulauan tingkat klinik Terintegrasinya muatan lokal
Base line 2010
Akhir Tahun 2011
N.A
10%
N.A
Ahkir Tahun 2012
50%
Capaian s/d Agustus 2011 50%
50%
50%
100%
60%
40%
80%
100%
Laporan akhir-HPEQ Project 2011
60
Akhir Tahun 2013
12
4.
(materi dokter kepulauan) pada blok tertentu ataupun berdiri sendiri Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan perpustakaan
N.A
2,90
N.A
3,2
3,5
Cara pengukuran indikator adalah sebagai berikut: a. Indikator kondisi riil diukur dengan adanya perangkat informasi saat ini berupa kesimpulan- kesimpulan kelayakan pendidikan klinik pada rumah aakit, puskesmas dan mobile hospital di pulau-pulau. b. Indikator rumusan kompetensi dan materi dokter kepulauan diukur dengan tersedianya standar kompetensi yang meliputi rana kognitif, skills dan attitude daerah kepulauan.dan tersedianya silabus serta GBPP c. Indikator terintegrasinya muatan lokal diukur dengan tersedianya rumusan mata kuliah, bobot SKS, integrasinya dengan blok tertentu atau berdiri sendiri, dan penempatannya dalam semester/tahun tertentu. d. Indikator skala kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan kepustakaan diukur dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan kepustakaan dengan menggunakan skala Likert. 8. Keberlanjutan. Setelah 3 (tiga) tahun program ini akan selesai, diharapkan kurikulum lokal ini setiap saat dievaluasi dan dimutahirkan sesuai dengan kebutuhan stakeholder, perkembangan IPTEK dan dinamika yang berkaitan dengan gejala penyakit dan pelayanan kesehatan di daerah kepulauan. Melalui keunggulan lokal ini diharapkan kedepan dapat menjadi rujukan pendidikan dokter lainnya di Indonesia, sehingga pemutahiran dan pengembangan kurikulum dapat bergulir secara otomatis. Disamping itu terbuka peluang untuk melakukan penelitian terkait persoalan kesehatan masyarakat kepulauan. 9.
Penanggung Jawab Kegiatan : Ir.D. Tumanan,MT
3. Program 3: Pemantapan Persiapan Akreditasi Program Studi. Aktivitas 3.1: Pengembangan Tata Pamong dan Sistem Penjaminan Mutu 1.Latar Belakang Program pengembangan pendidikan dokter di Unpatti diarahkan untuk meningkatkan mutu lulusan sesuai dengan Renstra PPD. Peningkatan kualitas lulusan dokter merupakan upaya yang harus terus menerus dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban moral terhadap institusi maupun masyarakat. Hal ini sejalan dengan perkembangan kebijakan pendidikan tinggi yang mengutamakan peningkatan mutu dan akuntabilitas pendidikan. Sebagai upaya pencapaian mutu dan akuntabilitas PPD Unpatti, maka diperlukan penilaian dan pengakuan baik oleh Komisi Kedokteran Indonesia (KKI) maupun BAN-PT dalam bentuk akreditasi program pendidikan dokter. Proses akreditasi PPD Unpatti dapat berhasil dan diakui apabila dilakukan persiapan secara baik dan menyeluruh berkaitan dengan komponen -komponen akreditasi, meliputi penyelenggaraan proses akademik pendidikan dokter, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik, tata pamong serta sistem penjaminan mutu. Berdasarkan analisis SWOT dalam evaluasi diri, teridentifikasi beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan PPD Unpatti yakni tata pamong, kepemimpinan dan penjaminan mutu. Permasalahan tata pamong mencakup struktur dan sistem yang belum mampu mengakomodasikan berbagai kegiatan berskala fakultas, belum menjangkau seluruh substansi dalam Renstra PPD, belum didukung oleh sistem dan teknologi yang memadai, belum tersedia Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai panduan dalam Laporan akhir-HPEQ Project 2011
61
pelaksanaan tugas (LED, hal 10-12). Permasalahan kepemimpinan mencakup struktur organisasi yang masih sederhana belum menjawab kebutuhan organisasi setingkat fakultas, belum tumbuh budaya organisasi, TUPOKSI belum dirumuskan, belum terukur mekanisme beban kerja dosen dan pemantauan kinerja dosen sehingga berimplikasi pada mekanisme pembebanan tugas dosen. Permasalahan penjaminan mutu mencakup belum adanya kesepahaman bersama tentang pentingnya pelaksanaan penjaminan mutu akademik, belum tersedianya perangkat penjaminan mutu baik dalam bentuk struktur organisasi maupun dokumen penjaminan mutu, kualitas SDM yang masih rendah (LED, hal 27-28). 2.Rasional. Untuk membangun tata pamong yang baik (good governance), PPD Unpatti harus memiliki kepemimpinan yang kuat (strong leadership) yang dapat mempengaruhi seluruh perilaku individu dan kelompok dalam pencapaian tujuan. Tata pamong yang baik memungkinkan terbentuknya sistem administrasi yang berfungsi untuk memelihara efektifitas, efisiensi dan produktivitas dalam upaya pewujudan visi, pelaksanaan misi, dan pencapaian tujuan serta memelihara integritas pengelolaan program studi. Implementasi sistem pengelolaan dan penjaminan mutu program studi meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, pengarahan, pengawasan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dalam lingkup PPD Unpatti. Untuk itu PPD Unpatti harus memiliki perencanaan yang matang, struktur organisasi dengan tugas pokok dan fungsi serta personil yang sesuai, program pengembangan staf yang operasional, dilengkapi dengan berbagai pedoman dan manual yang dapat mengarahkan dan mengatur program studi, serta sistem pengawasan, monitoring, sistem audit dan evaluasi yang kuat dan transparan. 2. Tujuan Tujuan utama aktifitas pengembangan tata pamong dan sistem penjaminan mutu dalam rangka pemantapan persiapan akreditasi adalah : 1. Menyusun perangkat dokumen Tata pamong, TUPOKSI dan Sistem penjaminan Mutu PPD Unpatti. 2. Menyusun struktur organisasi yang mampu mengakomodir seluruh kegiatan PPD Unpatti berskala Fakultas. 3. Mengelola kegiatan administrasi akademik PPD Unpatti secara efektif dan efisien 4. Meningkatkan mutu penyelenggaraan akademik PPD Unpatti dalam bentuk peningkatan akreditasi. 4.Mekanisme dan Rancangan Mekanisme aktivitas pengembangan Tata Pamong dan Sistem Penjaminan Mutu ini dilaksanakan dalam bentuk studi kebijakan dan Lokakarya dengan tahapan sebagai berikut : a. Penyiapan pembentukan struktur organisasi dan TUPOKSI dalam penyelenggaraan sistem tata pamong serta dokumen sistem penjaminan mutu melalui studi kebijakan ke universitas mitra terkait . Studi kebijakan didahului dengan melakukan studi banding ke universitas mitra untuk mempelajari mekanisme penyelenggaraan organisasi tingkat Fakultas, Mempelajari mekanisme penyelenggaraan sistem penjaminan mutu pada universitas mitra serta memahami dan mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan oleh Universitas mitra dalam pengelolaan sistem penjaminan mutu b. Lokakarya struktur organisasi, TUPOKSI dan Sistem Penjaminan Mutu. Kegiatan ini dimulai dengan pembentukan panitia lokakarya dilanjutkan dengan persiapan Laporan akhir-HPEQ Project 2011
62
materi lokakarya yang diperoleh melalui hasil studi banding ke universitas terkait. Kegiatan lokakarya tersebut melibatkan narasumber dari universitas mitra.hasil lokakarya di buat dalam bentuk dokumen-dokumen TUPOKSI dan SOP Penjaminan Mutu untuk disosialisasi dan diimplementasikan c. Sosialisasi dan Implementasi struktur organisasi, TUPOKSI dan sistem penjaminan Mutu dalam bentuk Pelatihan Manajemen Tata Pamong dan penjaminan mutu, dilanjutkan dengan Pelatihan monev dan auditor mutu. d. Evaluasi implementasi tata pamong dan penjaminan mutu yang dilakukan pada akhir tahun 2012. e. Lokakarya persiapan akreditasi melalui simulasi dokumen evaluasi diri sesuai standar borang akreditasi pendidikan dokter dari BAN-PT dan standart KKI 5.
Sumberdaya yang Dibutuhkan
No
Thn/Mekanisme & Rancangan
Komponen Pembiayaan (Ribu Rp) A
Estimasi Biaya & S umber Pembiayaan B
C
D
E
F
G
Tahun 2012 1.
PHKPKPD
Unpatti
M elakukan kajian penyiapan struktur organisasi melalui studi kebijakan (Policy Study) melalui: 106,670,000
98,970,000
7,700,000
1.1. kegiatan Studi Banding 1.2. Lokakarya penyusunan sturktur organisasi dan TUPOKSI 1.3. Pembuatan Dokumen Tupoksi dan SOP Penjaminan M utu (inhouse training ) Total Anggaran 2012
106,670,000
Keterangan : A = Pengadaan barang dan jasa B = Pekerjaan sipil C = Pengembangan staf D = Hibah pengajaran
6.
E F G *)
= = = =
**)
=
98,970,000
7,700,000
Lokakarya dan Pengembangan Sistem Komponen khusus Manajemen program Digabung dengan lokakarya kurikulum pada tingkat preklinik maupun klinik Dana pendampimg
Jadwal Pelaksanaan
N0
Tahun 2011
Aktivitas 1
1
2
3
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kajian penyiapan Pembentukan Struktur Organisasi, TUPOKSI dan Sistem Penjaminan Mutu Lokakarya Penyiapan Pembentukan Struktur Organisasi, TUPOKSI dan Sistem Penjaminan Mutu Pembuatan Dokumen Tupoksi dan SOP Penjaminan Mutu
7.Indikator Keberhasilan Aktivitas
Indikator Kinerja
Baseline
a. Struktur organisasi berskala Fakultas 57777707000007750%50% 30% b. Ketersediaan dokumen penjaminan mutu, SOP, monev dan audit mutu c. Tercapainya Akreditasi
Akhir Tahun 2011 30%
20%
20%
20%
40%
Capaian s/d Agustus 2011 N.A 0000 N.A N.A
Akhir Tahun 2012
Akhir Tahun 2013 100%
50%
80%
70%
100%
Cara pengukuran indikator kinerja: Laporan akhir-HPEQ Project 2011
63
a. b. c. 8.
Indikator struktur organisasi berskala fakultas diukur dengan kelengkapan struktur organisasi berskala fakultas. Indikator ketersediaan dokumen penjaminan mutu diukur dengan presentase jumlah dokumen yang tersedia pada saat dengan dokumen yang seharusnya ada Indikator ketercapaian akreditasi diukur dengan mendapatkan status akreditasi dengan nilai tertentu Keberlanjutan
Program pemantapan persiapan akreditasi melalui aktifitas pengembangan tata pamong dan penjaminan mutu melalui program hibah PHKI-PKPD diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tata pamong, kepemimpinan serta penjaminan mutu dalam lingkup PPD Unpatti. Dengan keberhasilan aktifitas tersebut maka proses pemantapan persiapan akreditasi dapat terpenuhi, sehingga diharapkan PPD Unpatti dapat terakreditasi dengan nilai “C”.Selanjutnya setelah berakhirnya program hibah ini akreditasi PPD Unpatti dapat ditingkatkan menjadi nilai “B”. 9. Unit terkait Unit yang bertanggung jawab pada pelaksanaan aktivitas di atas yaitu Gugus Penjaminan Mutu 10. Penanggung jawab Kegiatan Penangung jawab kegiatan ini adalah: Ir.Gun Mariatmoko,MSi 3.2. Judul Aktivitas 3.2: Implementasi Sistem Pangkalan Data Berbasis Teknologi Informasi Untuk Menunjang Efisiensi Pelaksanaan Sistem Akademik 1.
Latar Belakang
Hasil evaluasi diri PPD Unpatti menunjukkan bahwa permasalahan pengelolaan sistem akademik merupakan salah satu kelemahan. Permasalahan tersebut mencakup mekanisme perencanaan dan penganggaran yang belum optimal, belum tersedianya sistem pangkalan data berbasis teknologi informasi, sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program belum menjadi budaya organisasi. Dengan membangun dan mengembangkan ICT yang dipergunakan dalam prosesproses belajar mengajar, manajemen dan interaksi antar unit di dalam lingkup PPD akan semakin efektif. Pengembangan komunitas ICT dalam lingkup PPD harus diimbangi dengan pembangunan prasarana IT yang memadai. Pengembangan sistem pangkalan data yang dilakukan melalui analisis, dan pengembangan sistem yang terpadu akan mempermudah manajemen fakultas untuk melakukan fungsi manajerial dan pelayanan administrasi yang lebih efektif dan efisien, yang akan meningkatkan kepuasan stake holder. 2.
Rasional Program Pendidikan Dokter Unpatti belum memiliki sistem informasi yang dapat diakses secara on-line oleh mahasiswa. Pengelolaan administrasi akademik seperti datadata mahasiswa, informasi kegiatan belajar dan mengajar, nilai hasil ujian, pelayanan Kartu Rencana Study (KRS), Kartu Hasil Study (KHS), serta transkrip nilai masih diolah secara manual. Metode ini berdampak pada pelayanan administrasi akademik yang menjadi lambat dan tidak efisien. Selain itu tingkat akurasi data menjadi rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka sudah saatnya PPD Unpatti memiliki Laporan akhir-HPEQ Project 2011
64
sistem informasi akademik berbasis teknologi informasi yang mampu mengakomodasi kebutuhan pelayanan akademik sehingga efisiensi manajemen pelayanan akademik dapat tercapai. 3.
Tujuan
Tujuan utama program pemantapan persiapan akreditasi program studi melalui aktifitas implementasi system pangkalan data akademik berbasis ICT adalah : a. Membangun perangkat sistem data base pengelolaan PPD Unpatti berbasis teknologi informasi. b. Meningkatkan mutu penyelenggaraan sistem monitoring dan evaluasi (Monev), dan audit internal di bidang akademik dalam lingkup PPD Unpatti. 4.
Mekanisme dan Rancangan
Mekanisme kegiatan implementasi sistem pangkalan data akademik berbasis teknologi informasi ini dirancang dengan mekanisme sebagai berikut : a. Studi Kebijakan Perumusan kebijakan manajemen sistem pangkalan data terpadu untuk memperoleh blueprint pangkalan data terpadu PPD Unpatti. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk studi banding penyelenggaraan sistem pelayanan akademik berbasis Teknologi Informasi pada universitas mitra dilanjutkan dengan lokakarya yang melibatkan Narasumber b. Pembuatan sistem aplikasi managemen dan jaringan yang berhubungan dengan data akademik PPD. Kegiatan ini memerlukan keterlibatan pihak ketiga dalam penyiapan system yang diperlukan baik dalam bentuk hardware maupun software. c. Pelatihan tenaga operasional pengelolaan data akademik berbasis informasi teknologi dan pengembangan akses IT dalam bentuk studi non gelar d. Implementasi sistem aplikasi pangkalan data akademik berbasis informasi teknologi. 5.
Sumberdaya yang Dibutuhkan
No
Komponen Pembiayaan (Rp.)
Thn/Mekanisme & Rancangan A
B
Implementasi Pengelolaan Pangkalan Data Akademik Berbasis Teknologi Informasi.
3
Pelatihan Non Gelar staf PPD Unpatti untuk menjalankan sistem pangkalan data akademik (magang)
585,830,000
585,830,000
Total Anggaran Tahun 2012
D
E
F
Estimasi Biaya & S umber Pembiayaan
G
PHKPKPD
Tahun 2012 1 Perumusan Kebijakan Pengelolaan Pangkalan Data Akademik melalui Inhouse training 2
C
Unpatti
38,330,000
34,830,000
48,560,000
634,390,000
86,890,000
Keterangan : A = Pengadaan barang dan jasa B = Pekerjaan sipil C = Pengembangan staf D = Hibah pengajaran
E F G
= = =
3,500,000
58,688,500
50,988,500
7,700,000
58,688,500
720,208,500
11,200,000
Lokakarya dan Pengembangan Sistem Komponen khusus Manajemen program
6.Jadwal Pelaksanaan N0
Tahun 2012
Aktivitas 1
1 2 3 4
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Studi Banding penyelenggaraan Sistem Pangkalan Data Akademik berbasis TI Lokakarya pelaksanaan sistem pangkalan data akademik berbasis IT Perumusan Model sistem pangkalan data akademik PPD Unpatti Pembuatan Ruang server dan Power house pangkalan Data Akademik Laporan akhir-HPEQ Project 2011
65
11
12
5
Pembuatan sistem aplikasi managemen dan jaringan pangkalan data akademik
6
Pelatihan Non Gelar staf PPD Unpatti untuk menjalankan sistem pangkalan data akademik Implementasi Sistem Pangkalan Data Akademik Berbasis Teknologi Informasi Monev pelaksanaan Sistem Pangkalan Data Akademik Berbasis Teknologi Informasi
8 9
7.Indikator Keberhasilan Aktivitas Indikator Kinerja a. Skala kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik b. Jumlah SDM yang telah mengikuti pelatihan di bidang administrasi,keuangan dan akademik berbasis ICT c. Tersedia SOP dan buku panduan teknis manajemen internal d. Jumlah SDM yang mempunyai kapasitas pengelolaan dan pelayananan akademik
Baseline
Akhir Tahun 2011
N.A
N.A
N.A
N.A
N.A
30%
N.A
2 orang
Capaian s/d Agustus 2011 N.A
Akhir Tahun 2012
Akhir tahun 2013
2,5
3,5
5 orang
10 orang
70%
100%
N.A
N.A
N.A
6%
Cara pengukuran indikator kinerja: a. Indikator pangkalan data berbasis informasi teknologi diukur dengan ketersediaan pangkalan data berbasis teknologi b. Indikator jumlah SDM yang menguasai pangkalan data berbasis ICT diukur dengan presentase jumlah tenaga yang telah mengikuti pelatihan dibanding dengan tenaga yang dibutuhkan. c. Indikator ketersediaan SOP dan buku panduan teknis manajemen internal diukur dengan presentase jumlah dokumen SOP dan buku panduan yang tersedia dengan dokumen yang seharusnya ada. 8.Keberlanjutan. Program pemantapan persiapan akreditasi melalui aktifitas implementasi sistem pangkalan data akademik berbasis teknologi infomasi ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pengelolaan administrasi akademik dalam lingkup PPD unpatti, sehingga penyelenggaraan dan pengelolaan sistem administrasi akademik dalam lingkup PPD Unpatti dapat berlangsung secara efektif, efisien dan akuntabel. Pangkalan data ini nantinya akan menjadi salah satu dokumen penjaminan mutu dalam rangka persiapan akreditasi PPD. 9. Unit terkait Unit yang bertanggung jawab pada pelaksanaan aktivitas di atas yaitu Gugus Penjaminan Mutu 10.Penanggung jawab kegiatan Penanggung jawab kegiatan ini adalah: dr.Vina Z. Latuconsina.
Laporan akhir-HPEQ Project 2011
66