BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori komunikasi Kata komunikasi merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris communication, kata ini sendiri berasal dari kata latin communicatio yang memiliki bentuk dasar communis yang berarti umum atau sama (common). Proses komunikasi dalam teori komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan atau tidak langsung melalui media (Onong, 1986). Dari pengertian di atas, maka komponen yang menjadi persyaratan terjadinya komunikasi, adalah: * Komunikator, seseorang yang menyampaikan pesan; * Pesan, pikiran yang berupa gagasan, inspirasi, opini, atau perasaan yang dapat berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, dan sebagainya, yang kemudian diungkapkan dengan pernyataan yang didukung oleh lambang; * M edia atau Saluran, sarana penyampaian pesan; * Komunikan, orang yang menerima pesan; * Feedback atau hasil, berupa perubahan sikap, pendapat, perilaku yang diharapkan; Ruang lingkup komunikasi : * Komunikasi sosial, komunikasi yang diarahkan pada pencapaian integrasi sosial.
16
17
* Komunikasi massa, adalah kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada oran g banyak yang tidak dikenal, komunikasinya bersifat heterogen yaitu beragam dalam latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Jadi kriteria komunikasi massa adalah khalayaknya luas (banyak jumlahnya), heterogen, dan anonim (tidak dikenal). Psikologi Komunikasi: Persepsi M embuat stopping power sehingga terekspos, diperhatikan, dan menerjang dengan originalitas yang ada. Kesadaran M embuat impresi atau kesan yang menimbulkan relevansi dan ketertarikan. Pengertian M embuatnya jelas dengan pengajaran maupun asosiasi yang dimengerti. Persuasi M embuat pesan yang menggerakkan yang menyebabkan daya tarik, sikap, opini, kesukaan, argumen, emosi, dan keyakinan. Kekuatan mengunci (Locking Power) M embuatnya terkenang dengan kreatifitas, pengulangan, dan visual kunci. Identitas TATV yang lama tidak mengomunikasikan berbagai aspek dalam perusahaan dengan baik. Sehingga tidak memberikan pengertian, tidak persuasif. Identitas yang baru diharapkan dapat mengomunikasikan kebijakan dan kondisi TATV 4.1.2 Teori Desain Grafis M enurut Britannica Concise Encyclopedia, desain grafis adalah sebuah seni dan pekerjaan memilih dan menyusun elemen-elemen visual, seperti tipografi, gambar, simbol, dan warna, dalam rangka menyampaikan sebuah pesan kepada targetnya.
18
Desain yang baik adalah tercapainya komunikasi visual, sebagai tujuan desainer, kepada sasaran yang dituju. Komunikasi visual adalah penyampaian ide dan informasi dalam bentuk yang dapat dibaca atau dilihat. Untuk menghasilkan karya maksimal, desainer harus mengerti, dan menggunakan teori dasar. Yaitu teori menggabungkan elemen-elemen desain, sehingga tidak bertabrakan, melainkan dapat saling menunjang satu sama lainnya, karena masing-masing elemen desain mempunyai arti dan karakter sendiri. M enurut buku Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain karangan Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian: * Titik, bentuk kecil yang tidak berdimensi. Wujud titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan arah. * Garis, penghubung antara 2 titik dan batas limitasi suatu elemen bidang * Bidang, pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas, mempunyai arah dan dibatasi oleh garis. * Bentuk, bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman. Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah desain. * Ruang Kosong (White Space) Agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang. * Kejelasan (Clarity)
19
M empengaruhi penafsiran
sebuah karya. Dimana karya tersebut mudah
dimengerti. * Kesederhanaan (Simplicity) Diartikan sebagai tepat dan tidak berlebihan. M endorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh. * Emphasis (Point of Interest) Disebut juga pusat perhatian, pengembangan dari dominasi. Prinsip – prinsip dasar seni rupa * Kesatuan (Unity), merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika unsur-unsur rupa mempunyai hubungan, maka kesatuan akan tercapai. * Keseimbangan (Balance) adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani. Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. * Proporsi (Proportion) adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Untuk memperoleh keserasian diperlukan perbandingan–perbandingan yang tepat. * Irama (Rhythm) adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk unsur rupa. * Dominasi (Domination) berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan. Dalam dunia desain, dominasi disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher, yang bertujuan menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan memecah keberaturan.
20
Visual identitas yang dimiliki TATV tidak memenuhi aspek clarity, unity, balance, proporsi, irama, dan dominasi. Perancangan kembali didasarkan pada kebutuhan akan pemenuhan aspek-aspek ini di luar aspek estetis. Identitas TATV yang sekarang dirasakan tidak memenuhi standarisasi karya desain visual yang baik. Elemen pada logo saling bertabrakan. Diharapkan logo baru akan memiliki standarisasi yang lebih tinggi dengan bantuan ilmu desain grafis. 4.1.3 Teori Gestalt Teori psikologi Gestalt yang ditemukan M ax Wertheimer pada akhir abad ke 19 adalah teori psikologi mengenai mekanisme persepsi visual manusia. Kata Gestalt sendiri berasal dari bahasa Jerman yang berarti bentuk. Prinsip dasar psikologi Gestalt: Pertama: Semua persepsi manusia adalah menyeluruh karena persepsi yang tidak lengkap menyebabkan ketegangan, sehingga sadar maupun tidak sadar akan dihindari. Kedua: Dalam pengamatan suatu objek, seseorang akan langsung memberikan persepsinya sendiri yang akan dipantulkan kembali. Ketiga: Keseluruhan bukan sekedar penjumlahan dari bagian-bagiannya, namun dapat diartikan sebagai “satu kesatuan utuh” atau “konfigurasi bentuk”. Inti dari teori ini adalah elemen dipadu sedemikian rupa bisa membentuk persepsi baru yang mungkin bisa saja berbeda dari elemen awalnya. “The whole is different form the sum of the parts”. Teori Gestalt mengembangkan 6 hukum persepsi yang mengendap sebagai kecenderungan pemahaman manusia. * Law of Proximity Elemen-elemen yang berdekatan akan dipahami sebagai obyek sama atau satu kelompok grup. * Law of Similarity
21
Elemen-elemen yang tampak sama akan ditangkap sebagai bagian sebuah bentuk. * Law of Continuance Kecenderungan manusia untuk meneruskan sebuah alur betapapun sebuah konfigurasi ini adalah pola diam. * Law of Closure Kecenderungan persepsi untuk menghubungkan alur menjadi sebuah bentuk dan melupakan gap yang terputus. * Law of Pragnanz Kecenderungan akan penyederhanaan dalam mencerna sebuah komposisi menjadi bentuk yang sederhana dan mudah dipahami. * Figure and Ground Kecenderungan pemikiran untuk memisahkan antara objek dan latar belakangnya. Permainan bidang positif-negatif. Identitas TATV saat ini tidak memenuhi kaidah gestalt, eksplorasi logo baru diharapkan memiliki dasar hukum gestalt ini. 4.1.4 Teori Identitas Korporat Identitas korporat adalah bentuk visual dimana suatu organisasi, bisnis, dan perusahaan dapat dikenali dan dibedakan satu sama lain. Hal ini juga berarti penyampaian cara yang mereka pakai dan nilai-nilai yang dianut dalam aktifitasnya. Identitas korporat dalam wujudnya yang efektif harus juga ditampilkan pada berbagai aspek ekspresi perusahaan, seperti arsitektur, interior, seragam, stationery, publikasi, bahkan pada kode perilaku perusahaan. Dalam marketing, identitas korporat adalah "pesona" dari suatu perusahaan yang dirancang untuk sesuai dan memfasilitasi keputusan dan tujuan bisnis, dan merupakan manifestasi branding secara visual dan
22
pemakaian trademark. Identitas korporat terbentuk ketika terjadi kepunyaan umum terhadap suatu filosofi organisasi yang dimanifestasikan pada budaya korporat tertentu sesuai personalitas korporatnya. Pada tahap yang lebih luas, kepemilikan filosofinya dirasa menjadi kepemilikan publik. (Balmer 1995). Pada umumnya nilai ini muncul pada logo dan peralatan pendukung yang umumnya dibentuk dalam suatu aturan tertentu. Aturan ini mengatur bagaimana identitas diaplikasikan dan mengonfirmasi palet warna yang disetujui, jenis huruf, layout halaman, dan metode lain dalam rangka mempertahankan keselarasan visual dan pengenalan brand melalui sejumlah manifestasi fisik brand. Identitas korporat telah menjadi teknik umum untuk mempromosikan perusahaan dan meningkatkan budaya korporat. Identitas korporat terdiri dari: * desain korporat (logo, seragam, dan sebagainya) * komunikasi korporat (komersial, humas, informasi, dan lain-lain) * perilaku korporat (nilai internal, norma, dan lainnya) Identitas visual perusahaan memainkan peran yang signifikan dalam cara organisasi tersebut menampilkan dirinya baik pada pihak internal maupun eksternal. Dalam terminologi umum, sebuah identitas visual perusahaan menyatakan nilai dan ambisi dari sebuah organisasi, bisnisnya, dan karakternya. Ada 4 fungsi identitas visual perusahaan, tiga diantaranya ditujukan untuk pihak eksternal, yaitu: Pertama: identitas visual perusahaan harus membuat organisasinya visible dan dikenali (Balmer and Gray, 2000; Dowling, 1993; Du Gay, 2000). Sangat penting bagi orang-orang untuk mengetahui bahwa perusahaan tersebut eksis dan mengingat namanya dan bisnis utamanya pada waktu yang tepat.
23 Kedua: identitas visual perusahaan melambangkan perusahaan bagi pemegan g saham eksternal dan karenanya berkontribusi pada imej dan reputasi perusahaan. Identitas visual perusahaan berperan menjadi peran pendukung dalam pembentukan reputasi perusahaan. Ketiga:
identitas
visual
perusahaan
menyatakan
struktur
organisasi,
memvisualisasikan koherensi dan hubungan antara unit. M enurut Olins (1989) struktur identitas korporat memiliki 3 konsep: monolitik brand bagi perusahaan yang hanya punya 1 brand saja, sebuah identitas brand dimana brand-brand lain dikembangkan sebagai bagian dari perusahaan atau lini produk yang lain, dan pluralistik brand dimana sebuah identitas endorsed dengan brand lain yang terhubung satu sama lain. Keempat: fungsi internal identitas korporat berhubungan dengan identifikas i pegawai terhadap perusahaan baik secara keseluruhan maupun pada bagian dimana dia berada. Identifikasi ini penting bagi kepegawaian dan identitas visual perusahaan memainkan peran simbolik dalam menciptakannya. Logo berasal dari bahasa Yunani logotipos yang berarti elemen grafis, simbol, atau lambang, bersama hurufnya membentuk sebuah tanda atau brand. Sebuah logo dirancang
untuk
menyebabkan
pengenalan
yang
langsung
dari
pelihatnya,
menginspirasikan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan menyebabkan superioritas. Logo adalah satu aspek brand perusahaan atau entitas ekonomi, dan bentuk, warna, huruf, dan gambar biasanya berbeda dari yang lain pada pasar yang sama. Logo juga dipakai untuk mengidentifikasikan organisasi atau entitas lain. Ada 3 bentuk simbol logo yang biasa dipakai, simbol tipografis, abstrak, dan deskriptif. Simbol tipografis biasanya berbentuk nama atau inisial dari perusahaan, tipe ini sangat baik bagi perusahaan baru yang masih berusaha berkenalan dengan targetnya.
24
Sementara simbol abstrak cenderung kurang dimengerti dan simbol deskriptif memakai analogi yang dianggap mewakili perusahaan. Kedua bentuk terakhir ini paling baik untuk perusahaan yang sudah lebih mapan dalam pasar. Logo TATV beserta segala aplikasinya tidak memiliki standarisasi korporat yang baik. Pengenalan akan aspek brand sangat kurang. Karenanya bentuk simbol tipografis dianggap paling cocok dan diharapkan perancangan ulang dapat memperbaiki aspek ini. 4.1.5 Teori Warna M enurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Sebagai bagian elemen rupa, warna berperan sebagai sarana untuk mempertegas kesan atau tujuan dari sebuah desain. Dalam perencanaan visual identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss, warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek psikologis, yang diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. M ansyur, bahwa warna bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, tapi juga mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan benda. Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut: * Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian. * Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna * Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut. M enurut sistem Prang yang ditemukan Louis Prang pada 1876, warna meliputi: * Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna. * Value, adalah dimensi kedua mengenai terang gelapnya warna.
25
* Intensity atau chroma, adalah dimensi cerah atau suramnya warna. Logo TATV tidak memiliki konsistensi warna. Warna yang dipakai terlalu banyak dan sulit diapliasikan. Logo baru diharapkan lebih simpel namun tetap menarik. 4.1.6 Teori Tipografi dan Layout Tipografi berasal dari kata typographia dalam bahasa Latin, yang terdiri dari kata Yunani tupos yang berarti kesan, dan kata Latin graphia yang berakar dari kata Yunani graphein yang berarti menulis. Tipografi adalah suatu pengaturan dan tampilan dari suatu materi cetak. Sekarang ini tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis. M enurut buku Tipografi dalam Desain Grafis, tipografi adalah representasi visual dari bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Tipografi menjadi faktor pembeda antara ilmu visual terapan dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi visual, dalam hal ini huruf menjadi satu-satunya visualisasi yang efektif. Walaupun bentuk visual lain telah dibuat dengan baik, ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak keseluruhan makna komunikasi grafis. Ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi, antara lain : * Clearity, huruf mempunyai fungsi tertentu sehingga harus dapat dilihat secara jelas. * Readability, keterbacaan dan ketertarikan baca jenis huruf. * Legibility, kenyamanan dalam membaca jenis huruf tertentu. * Visibility, keindahan anatomi dan presentasi visual huruf. M enurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik diperlukan adanya:
26 * Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat; * Variasi, agar tidak monoton / membosankan; * Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan, serasi, dan selaras; * Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout dan warna ; * Harmoni, keselarasan hubungan unsur yang memberi kesan nyaman dan indah; * Proporsi merupakan suatu perbandingan; * Kontras merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang. Identitas visual TATV beserta seluruh aplikasinya tidak memiliki konsistensi terhadap tipografi dan layout. Padahal aspek ini menjadi sangat penting untuk pengenalan identitas perusahaan tersebut.
4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 S trategi Komunikasi Fakta Kunci * TATV adalah tv swasta lokal yang berbasis di kota Solo * Surakarta/Solo adalah kota yang penuh dengan hal budaya dan adat istiadat * TV lokal masih menjadi tamu di wilayahnya sendiri * Tren yang berjalan menuntut presentasi yang lebih menarik terhadap hal lokal * Kurang tampaknya rasa lokal pada corporate identity TATV M asalah yang Dikomunikasikan/Big Idea TATV adalah media komunikasi dan informasi masyarakat Solo-Jogja dan sekitarnya yang modern dan berbudaya, memberi pencerahan dari inspirasi budaya lokal dengan pendekatan dan presentasi yang modern dan baru.
27
Profil Target Komunikasi * Geografi. Wilayah urban baru, eks karisidenan Surakarta, Jogja dan sekitarnya, tropis * Demografi. M ale/Female, muda-dewasa keluarga, SES B/B+, 20-55 thn, pendidikan > SM A * Psikografi. sociable, dinamis, pragmatis, friendly, agresif, early adopter, cultural * Positioning TV swasta berbasis di Solo, yang berbudaya dengan penyampaian modern. * Keyword TV, budaya, Solo, modern * Pendekatan Emosional-Rasional 4.2.2 S trategi Desain Tone and manner Fresh, cantik, eyecatchy, bright, simple Strategi Verbal * Gaya bahasa Sopan, sederhana, lokal. Strategi Visual * Bentuk corporate style, cultural inspired, modern craft * Warna
28 Contrast color, Hi key, sekunder dan tertier color * Tipografi Modern serif 4.2.3 Pemilihan item * Logo * Graphic Standart Manual * Stationery (Kartu nama, Kop surat, Amplop, Faksimili, M ap, Press release) * Collateral (Name tag, Visitor id, CD case, Paper Bag, Company profile) * M arketing (Billboard, Print ad) * Korporat (Seragam, Kendaraan, Situs web, Signage, Merchandise)