BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1
Spesifikasi Sistem
Gambar 4.1 Bentuk Dasar Cluster
Spesifikasi sistem untuk membangun suatu Exchange Server Cluster dibutuhkan dua buah server atau lebih dengan saling berbagi resource yang sama. Server yang digunakan harus memiliki spesifikasi dan jenis yang sama atau identik (David Libertone, 2000, p164). Penggunaan storage untuk pertukaran data dibutuhkan harddisk yang dapat diarray.
64
4.1.1
Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi kebutuhan perangkat keras yang diperlukan untuk mengembangkan
Exchange Server Cluster secara umum adalah :
Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras
65
( Sumber: http://www.microsoft.com/exchange/evaluation/sysreqs/2000.mspx )
4.1.2
Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Penerapan Server Cluster membutuhkan beberapa spesifikasi perangkat lunak,
diantaranya :
4.2
•
Advance Server for clustering
•
Exchange 2000 Enterprise with SP3
•
Domain Naming System (DNS), and Windows Internet Naming System
•
Antivirus for advance server
•
Antivirus for Exchange 2000
Cara Pengoperasian Server Saat anggota cluster pertama kali berjalan, harus ditentukan cluster yang mana yang sedang berjalan. Jika anggota cluster yang lain telah ada, anggota cluster yang baru dijalankan mengikuti cluster yang telah berjalan. Jika tidak ada cluster yang berjalan, maka anggota cluster yang baru berjalan harus membuat cluster sebagai suatu entity pada jaringan. Yang berbahaya adalah apabila satu atau lebih anggota cluster restart
66
secara bersamaan. Pada umumnya administrator tidak akan melakukan hal ini, kejadian ini lebih sering terjadi saat mati listrik. Saat komputer restart dapat terjadi suatu situasi dimana semua anggota yang baru berjalan tidak dapat mendeteksi cluster dan memutuskan untuk membuat cluster baru. Hal ini terjadi khususnya pada cluster yang terpartisi. Semua akses sinkronisasi ke resource akan hilang, meskipun cluster tersebut merupakan share resource atau share nothing cluster. Data pada umumnya akan rusak dalam jangka waktu yang singkat. Solusi yang digunakan adalah dengan menggunakan quorum disk yang disimpan dalam bentuk quorum log. Quorum log menyimpan perubahan pada konfiguraksi cluster, seperti bertambahnya group atau resource. Pada saat anggota cluster baru mulai berjalan, cluster tersebut mengecek quorum log untuk setiap perubahan dan mengupdate informasi register. Pada Exchange 2000 terdapat resource DLL, yaitu ExRes.dll yang menangani beberapa tugas seperti membawa resource online dan membawa mereka offline, memeriksa resource dengan memanggil LooksAlive dan IsAlive, dan melaporkan kegagalan. Selain itu service yang terdapat pada cluster menggunakan ExRes.dll untuk menghentikan dan menjalankan service yang terdapat pada Exchange 2000. ExRes.dll merupakan suatu komponen yang berperan sebagai sebuah layer antara Exchange Resource dan cluster’s resource monitor. Pada konfigurasi aktif / pasif, EVS yang digunakan hanya satu, yang dimana pada saat terjadinya failure, node yang standby mengambil alih, dan kemudian memountskan database. Karena informasi penyimpan proses sedang berjalan, database dapat dimountskan dengan lebih cepat. Maka dari itu waktu failover pun menjadi lebih singkat.
67
4.3
Implementasi Exchange Server Cluster Implementasi Exchange Server Cluster pada Head Office Trisula melalui beberapa tahapan, tahapan awal yang dilakukan adalah pemilihan perangkat keras yang akan digunakan kemudian pemilihan perangkat lunak untuk menerapkan Clustering dan Exchange pada server yang baru.
4.3.1 Rencana Implementasi Pada tahap perencanaan implementasi Exchange Server Cluster pada Trisula Corporation persiapan awal yang dilakukan adalah memilih spesifikasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan. Perangkat Keras yang digunakan pada Trisula Corporation Pada saat ini Server yang telah dimiliki Trisula Corporation adalah HP Proliant DL380 G4 Packaged Cluster with MSA500 G2 yang digunakan sebagai Mail Server pada HeadOffice dan sudah memenuhi standar spesifikasi perangkat keras untuk menunjang kebutuhan Clustering. Dengan pertimbangan biaya dan kehandalan Exchange Server Cluster yang akan dikembangkan maka pemilihan perangkat keras yang akan digunakan adalah dengan menambah satu Server HP Proliant DL380 G4 Packaged Cluster with MSA500 G2 karena dibutuhkan dua server yang identik atau lebih untuk mengembangkan Exchange Server Cluster.
68
Gambar 4.2 HP Proliant DL380 G4 Packaged Cluster with MSA500 G2 Tabel 4.2 Tabel Spesifikasi perangkat keras DL380 G4
(sumber:http://h18022.www1.hp.com/solutions/enterprise/highavailability/dl380/index.html)
Server yang digunakan HP Proliant DL380 telah memiliki standar performansi dan memiliki spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk mengembangkan Cluster server dengan MSA ( Modular Smart Array) 500 G2 sebagai tempat rak
69
penyimpanan harddisk yang dapat diarray, berguna untuk penyimpanan data dengan lokasi yang berbeda dan dapat dimonitoring dengan mudah. Didalam pemilihan harddisk, digunakan harddisk yang dapat diarray dalam jumlah yang banyak. Harddisk yang digunakan adalah Compaq dengan kapasitas 18.2 GB sebanyak tujuh buah.
Gambar 4.3 Harddisk Compaq 18.2GB Setiap node pada server menggunakan dua buah Harddisk, agar dapat digunakan untuk membackup resource atau data-data
dari server dengan menerapkan teknik
mirroring (RAID 1).
Gambar 4.4 Harddisk Compaq 18.2GB tampak luar pada node Kemudian pada shared storage digunakan tiga buah harddisk yang menerapkan konsep RAID 5, konsep ini memungkinkan tiga buah harddisk tergabung menjadi satu 70
dimana dua buah harddisk digunakan untuk penyimpanan data-data dan satu harddisk dijadikan sebagai cadangan jika terjadi kegagalan pada kedua harddisk tersebut.
Gambar 4.5 Harddisk Compaq 18.2GB tampak luar pada storage Untuk menghubungkan harddisk digunakan kabel Small Computer System Interface ( SCSI ) yang terhubung pada RAID Controller, yang terdapat pada tiap node server dan shared storage.
Gambar 4.6 SCSI Perangkat Lunak yang digunakan untuk penerapan Exchange Server cluster Penggunaan perangkat lunak yang diperlukan untuk mengembangkan Exchange Server Cluster pada Trisula Corporation dengan menggunakan beberapa perangkat lunak
71
yang telah dimiliki perusahaan dan ditambah dengan perangkat lunak untuk keperluan Clustering dan Exchange Server, yang terdiri dari : •
Smart Start ( Management tools)
•
Windows 2000 Advance Server with SP4
•
Exchange 2000 Enterprise with SP3
•
Domain Naming System (DNS), and Windows Internet Naming System
•
Symantec antivirus for exchange
•
APC UPS Utility
•
Microsoft AntiSpyware
4.3.2
Skenario penerapan dua buah Server Aktif/Pasif Cluster
Gambar 4.7 Dua node Aktif/Pasif Langkah-langkah yang dilakukan didalam menentukan konfigurasi penerapan Exchange Server Cluster Perancangan pertama yang dilakukan adalah menentukan konfigurasi pada tiap node yang akan dicluster dan membentuk cluster group serta memberikan penamaan 72
pada resources yang akan digunakan kemudian memberikan pengalamatan (ip address) yang akan dikenal didalam jaringan komunikasi internal Trisula serta pengalamatan yang dikenal pada jalur internet. Skenario konfigurasi node/server pertama
•
Struktur Direktori Node 1/ 2 Component Windows 2000 Entrp. System page file / Swap MSCS Software
•
Default Directory \Winnt \ \cluster
Drive and Size
C:\ , 10 GB
Node 1 o Server/HostName
: JKTMAIL01 (server-01)
o IP address (Public)
: 192.168.1.10
o Subnet Mask
: 255.255.255.0
o IP address (Private)
: 10.0.0.6
o Mask
: 255.0.0.0
o Domain
: HEADOFF
Pada node pertama dibentuk server dengan nama JKTMAIL01, untuk menguhubungkan node ini dengan switch pada jaringan perusahaan yang terhubung dengan semua client yang dikategorikan sebagai komunikasi public. Agar JKTMAIL01 dapat berkomunikasi dengan jaringan internal perusahaan maka digunakan IP address dengan network yang sama yaitu 192.168.1.x. Kemudian untuk menunjang cluster antar tiap node digunakan komunikasi privat dengan menggunakan IP address berupa 10.0.0.x. Komunikasi yang bersifat privat ini digunakan oleh kedua node untuk saling
73
mengetahui status masing-masing node, dimana salah satu node yang sedang menjalankan fungsinya dimonotoring oleh node yang lain kemudian jika terjadi kegagalan maka node yang memonitoring akan mengambil alih fungsi-fungsi dari node tersebut. Pada kedua node menggunakan Domain yang sama dengan Domain Trisula Corporation. Skenario konfigurasi node/server kedua •
Node 2 o Server/HostName
: JKTMAIL02 (Server-02)
o IP address (Public)
: 192.168.1.11
o Subnet Mask
: 255.255.255.0
o IP address (Private)
: 10.0.0.7
o Subnet Mask
: 255.0.0.0
o Domain
: HEADOFF
Pada node kedua dibentuk server dengan nama JKTMAIL02, node kedua ini juga dihubungkan dengan switch pada jaringan perusahaan yang terhubung dengan semua client yang dikategorikan
sebagai komunikasi public. JKTMAIL02
menggunakan IP address dengan network yang sama yaitu 192.168.1.x untuk komunikasinya dengan jaringan internal. Komunikasi private dengan node pertama, JKTMAIL01 menggunakan IP address berupa 10.0.0.x. Komunikasi yang bersifat private ini digunakan oleh kedua node untuk saling mengetahui status masing-masing node, dimana JKTMAIL01 yang sedang menjalankan fungsinya dimonitoring oleh JKTMAIL02 kemudian jika terjadi kegagalan maka node yang memonitoring akan
74
mengambil alih fungsi-fungsi dari node tersebut. Pada kedua node menggunakan Domain yang sama dengan Domain Trisula Corporation. Skenario pembentukan shared storage •
Storage Drive o Drive G:\
: MDB_EVS01
o Drive T:\
: Quorum
o Drive F:\
: APPS
Pada storage dibuat tiga drive yang terdiri dari Mail DataBase pada drive G:\ yang berfungsi untuk menyimpan data-data mail pada EVS01. Drive T:\ untuk Quorum drive ini digunakan untuk menyimpan database check point konfigurasi cluster dan filefile log untuk membantu mengatur cluster. Kemudian yang terakhir adalah APPS yang diletakkan pada drive F:\ berfungsi sebagai storage dari semua data-data yang digunakan. Skenario pembuatan Cluster Group •
Cluster Group o Cluster Name
: MailCluster
o IP Address
: 192.168.1.12
o Subnet Mask
: 255.255.255.0
o Quorum Drive
: Drive T:\
Pada tahap ini setelah node pertama selesai dikonfigurasi, dibentuklah cluster group dengan nama MailCluster . Cluster Group ini terletak pada node yang aktif
75
dengan menggunakan network yang sama dengan node pada tiap server. Cluster group beserta pengalamatannya disimpan didalam Quorum drive yang terdapat pada shared storage. Cluster group yang diberikan IP Address bertujuan agar dapat dimonitoring dan dimanage sehingga cluster dapat berjalan dengan baik. Authentifikasi pada setiap node •
Cluster User Account o Username
: ClusterAdm
o Password
: clusteradmin
o User Group
: Administrators
Pada tiap node yang telah dibentuk, diberikan pengamanan auntentifikasi berupa nama pengguna dan password pada masing-masing node yang biasanya diisi oleh administrator yang bertanggung jawab didalam menangani server tersebut. Skenario pembentukan virtual server •
Exchange Virtual Server01 o Cluster Group
: EVS-MSG-01
o IP Address
: 192.168.1.13 , Mask 255.255.255.0
o Network Name
: EVSMSG01
Setelah kedua node selesai dikonfigurasi dan proses clustering telah berjalan maka tahap akhir yang dilakukan adalah membentuk sebuah server virtual yang nantinya akan dikenal oleh para user sebagai mail server. Exchange Virtual Server yang
76
diterapkan pada Trisula diberikan nama EVS-MSG-01 dan memiliki IP Address agar dapat terhubung dan dikenali oleh user.
Topology Trisula Corporation Head Office scsi Router
Shared Disk
Internet
Mail Server Heart Beat
scsi
24 port 3com Switch
Mail Server
Intranet Server
Web server
24 port 3com Switch
Active Directory Server
24 port 3com Switch
Backup Active Directory Server
Gambar 4.8 Topologi Exchange Server Cluster pada Head Office Trisula
77
4.3.3 Instalasi Exchange server cluster Diharapkan untuk mengacu pada langkah-langkah ini untuk menginstall sistem pada setiap node dalam cluster. Anda harus terlogin sebagai administrator untuk menginstall servis dari cluster. Persiapan Konfigurasi Jaringan Untuk bagian ini, matikan semua alat-alat storage yang dishare dan kemudian menyalakan semua node. Jangan membiarkan kedua node mengakses alat-alat storage yang dishare dalam waktu yang bersamaan sampai servis cluster di install sekurangkurangnya 1 node dan node tersebut menyala. Pastikan bahwa semua koneksi jaringan benar, dengan NIC jaringan private hanya terhubung dengan NIC jaringan private lainnya, dan NIC jaringan public terhubung dengan NIC jaringan public. Jalankan langkah-langkah ini pada setiap node cluster sebelum berlanjut dengan mengatur shared disk.
Konfigurasi NIC Jaringan private Jalankan langkah-langkah ini pada node pertama dalam cluster. 1. Klik kanan pada My Network Places dan kemudian Properties. 2. Klik kanan Local Area Connection 2 icon. Klik Status. Window Local Area Connection 2 Status menunjukan status dari koneksi, juga kecepatan dari koneksi. Jika di window menunjukkan bahwa jaringan tidak terhubung, periksa kabel-kabel dan koneksi-koneksi untuk mengatasi masalah tersebut. Lalu Klik Close.
78
3. Klik kanan Local Area Connection 2 Lagi, Klik Properties, dan klik Configure. 4. Klik Advanced. Window yang ditunjukkan dalam Gambar 4.9 akan muncul. 5. NIC pada jaringan private harus di set ke kecepatan sebenarnya dari network, dari pilihan default yaitu automated speed selection. Pilih kecepatan NIC dari list yang dapat di turunkan. Jangan menggunakan Auto-select untuk mengatur kecepatan. Beberapa NIC mungkin mendrop paket ketika menentukan kecepatan. Untuk mengatur kecepatan NIC, klik option yang sesuai seperti Media Type atau Speed.
Gambar 4.9. Konfigurasi Advanced Adapter Semua NIC dalam cluster yang dipasang pada jaringan yang sama harus dikonfigurasi untuk menggunakan Duplex Mode, Flow Control, Media Type yang sama. Pengaturan ini harus tetap sama walaupun hardwarenya berbeda. Disarankan untuk menggunakan NIC yang sama dalam jaringan cluster. 6. Klik Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). 7. Klik Properties. 8. Klik radio-button untuk Use the following IP address and ketikan address berikut: 10.0.0.6. (Gunakan 10.0.0.7 untuk node kedua.)
79
9. Ketik subnet mask 255.0.0.0. 10. Klik radio button Advanced dan pilih tab WINS. Pilih Disable NetBIOS over TCP/IP. Klik OK untuk kembali ke menu sebelumnya. Gunakan langkah ini untuk NIC yang hanya pada jaringan private. Konfigurasi Public Network Adapter Ketika NIC jaringan Public dapat secara otomatis mendapatkan IP jika menggunakan DHCP server, hal ini tidak disarankan untuk node pada cluster. Disarankan untuk menggunakan alamat IP yang static untuk semua NIC dalam cluster, baik public maupun private.
Merubah Nama Ikon Local Area Network Disarankan untuk mengganti nama dari koneksi jaringan untuk klarifikasi. Contohnya, mengganti nama Local Area Connection (2) dengan Private Cluster Connection. Penamaan akan menolong untuk mengidentifikasikan jaringan dan tugastugasnya. 1. Klik kanan icon Local Area Connection 2 . 2. Klik Rename, ketik Private Cluster Connection ke dalam textbox, tekan Enter.
Memverifikasi Koneksi dan Nama Resolusi Untuk memverifikasikan bahwa jaringan private dan public berkomunikasi dengan baik, lakukan langkah-langkah berikut ini pada setiap NIC di setiap node. 1. Klik Start, Klik Run dan ketik cmd pada textbox. Klik OK.
80
2. Ketik ipconfig /all dan tekan Enter. Semua informasi IP ditampilkan untuk semua NIC pada mesin. 3. Ketik ping ipaddress dimana ipaddress adalah Ip address NIC pada node-node lainnya. 4. Untuk memverifikasikan name resolution, ping setiap node dari client menggunakan nama mesin daripada nomor IP.
Memverifikasi Anggota Domain Semua node-node dalam cluster harus menjadi anggota dari domain yang sama dan dapat mengakses domain controller dan server DNS. Mereka dapat dikonfigurasikan sebagai anggota server atau domain controller. Jika diputuskan untuk mengkonfigurasi salah satu node sebagai domain controller, semua node yang lain harus dikonfigurasikan sebagai domain controller dan di dalam domain yang sama. 1. Klik kanan My Computer, dan klik Properties. 2. Klik Network Identification. System Properties dialog box menampilkan nama dari komputer dan domainnya. nama domainnya adalah corp.trisula.co.id. 3. Jika menggunakan anggota server dan dibutuhkan untuk bergabung dalam sebuah domain, dapat dilakukan pada saat ini. Klik Properties dan ikuti instruksi pada layar untuk bergabung pada sebuah domain. 4. Tutup windows System Properties dan My Computer.
81
Membuat Cluster User Account Servis cluster membutuhkan sebuah domain user account dimana servis cluster dapat berjalan. Account ini harus dibuat sebelum menginstall servis cluster, karena penginstallan membutuhkan sebuah user name dan password. Account ini tidak boleh account yang sudah dimiliki oleh user yang berada di domain. 1.
Klik Start, Programs, Administrative Tools, dan klik Active Directory Users and Computers.
2.
Klik Users.
3.
Klik kanan Users, New, dan klik User.
4.
Ketik nama cluster ClusterAdm dan klik Next.
5.
Atur password menjadi User Cannot Change Password and Password Never Expires. klik Next dan kemudian klik Finish untuk membuat user ini. Klik kanan Cluster pada pane sebelah kiri Active Directory Users and Computers snap-in. Pilih Properties dari konteks menu.
6.
Klik Add Members to a Group. klik Administrators dan klik OK.
Membuat Shared Disks Pastikan bahwa windows 2000 Advanced Server dan servis cluster telah diinstall dan berjalan pada satu node sebelum memulai sebuah sistem operasi pada node lain. Jika sistem operasi dimulai pada node lain sebelum servis cluster diinstall, dikonfigurasi, dan berjalan pada satu node, cluster disk mungkin dapat rusak. Untuk lebih lanjut, matikan semua power dari node. Nyalakan alat shared storage dan nyalakan satu node.
82
Pembentukan Quorum Disk Quorum disk digunakan untuk menyimpan database check point konfugirasi cluster dan file-file log untuk membantu mengatur cluster. Disarankan untuk membuat rekomendasi quorum disk berikut ini: o Buat partisi kecil (minimal 50 megabytes (mb) untuk digunakan sebagai quorum disk. Disarankan menggunakan 500 megabytes). o Berikan disk yang terpisah untuk quorum resource. Karena jika quorum disk gagal akan menyebabkan kegagalan pada seluruh cluster, disarankan untuk menggunakan volume pada RAID disk. Ketika penginstallan servis cluster, harus disediakan huruf drive untuk quorum disk. Pada contoh ini, menggunakan huruf T. Konfigurasi Shared Disks 1.
Klik kanan My Computer, klik Manage, dan klik Storage.
2.
Double-klik Disk Management.
3.
Pastikan bahwa semua shared disk memiliki format NTFS dan didesain sebagai Basic. Jika sebuah drive baru terhubung, Write Signature and Upgrade Disk Wizard akan berjalan secara otomatis. Jika hal ini terjadi, klik Next untuk melanjutkan wizard. Wizard mengeset disk menjadi dynamic. Untuk mereset disk menjadi basic, klik kanan Disk # (dimana # merupakan disk yang sedang kamu kerjakan) dan klik Revert to Basic Disk.
4.
Klik kanan Unallocated Disk Space.
5.
Klik Create Partition…
6.
Wizard Create Partition akan dimulai. Klik Next dua kali.
83
7.
Masukkan ukuran partisi yang diinginkan dalam MB dan klik Next.
8.
Terima huruf drive yang telah diberikan dengan klik Next.
9.
Klik Next untuk memformat dan membuat partisi.
Pemberian Label Drive Setelah bus, disk, dan partisi telah dikonfigurasi, huruf drive harus diberikan pada setiap partisi di setiap disk yang dicluster. Gunakan huruf T.
Memverifikasi Akses Disk dan Fungsi Buatlah sebuah dokumen tertulis, simpan dan edit pada drive tersebut. Ulangi proses untuk semua disk yang tercluster untuk memastikan mereka dapat diakses dari node pertama. Pada saat ini, matikan node pertama, nyalakan node kedua dan ulangi langkah memverifikasi akses disk dan fungsinya. Ulangi lagi untuk setiap penambahan node. Ketika sudah diverifikasi bahwa semua node dapat membaca dan menulis dari disk, matikan semua node kecuali yang pertama dan lanjutkan penginstallan.
Instalasi Cluster Service Software Konfigurasi Node Pertama Pada penginstallan dari servis cluster di node pertama, semua node lain harus dimatikan. Semua shared storage harus dinyalakan. Pada tahap pertama dari instalasi, semua informasi konfigurasi cluster harus disediakan agar cluster dapat dibentuk. Hal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan Cluster Service Configuration Wizard. 84
1. Klik Start, Klik Settings, dan klik Control Panel. 2. Double-klik Add/Remove Programs. 3. Double-klik Add/Remove Windows Components. 4. Pilih Cluster Service. Klik Next. 5. File servis cluster terletak pada windows 2000 advanced server atau windows 2000 Datacenter server CD-ROM. Masuki x:\i386 (dimana x adalah drive CD-ROM). Jika windows 2000 diinstall dari jaringan, masukan path yang sesuai pada jaringan. (jika windows 2000 setup muncul, tutup saja). Klik OK. 6. Klik Next. 7. Window yang ditunjukkan pada gambar 4.10 dibawah akan muncul. Klik I Understand untuk menerima kondisi bahwa Hardware telah mensupport servis cluster dari the Hardware Compatibility List.
Gambar 4.10 Layar Hardware Configuration Certification 8. Karena ini merupakan node pertama pada cluster, harus membuat cluster itu sendiri. Pilih The first node in the cluster, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.11 dibawah dan kemudian klik Next.
85
Gambar 4.11 Membuat cluster baru 9. Masukkan nama untuk cluster (sampai 15 karakter), dan klik Next. (pada saat ini dinamakan ClusterMail.) 10. ketik user name account servis cluster yang telah dibuat pada langkah-langkah diatas. (user namenya adalah ClusterAdm.) ketik nama domain , dan klik Next. 11. Klik Next. Konfigurasi Cluster Disks Secara default, semua SCSI disks tidak terletak pada bus yang sama pada saat system disk muncul dalam Managed Disks list. Oleh karena itu, jika node memiliki beberapa bus SCSI, beberapa disk mungkin terdaftar sebagai disk yang tidak digunakan sebagai shared storage (contoh, internal SCSI drive). Disk seperti itu harus dibuang dari Managed Disks list. 12. Add or Remove Managed Disks dialog box yang ditunjukkan pada gambar 4.12 menentukan disk mana yang terletak pada shared SCSI bus yang akan digunakan pada servis cluster. Add or remove disks seperlunya dan klik Next.
86
Gambar 4.12 Add or Remove Managed Disks Partisi pertama dari disk pertama dipilih sebagai sumber dari quorum secara default. Ubah hal ini ke partisi kecil yang telah dibuat untuk quorum disk (drive T:\). Klik Next. Dalam memproduksi skenario cluster digunakan lebih dari satu jaringan private untuk komunikasi cluster guna menghindari terjadinya kesalahan satu titik. Servis cluster dapat menggunakan jaringan private untuk signal status cluster dan cluster management. Hal ini menyediakan keamanan yang lebih daripada menggunakan jaringan public untuk fungsi ini. Dapat pula jaringan public digunakan untuk cluster management, atau dapat digunakan pula jaringan campuran baik jaringan private maupun public. Urutan dimana Cluster Service Configuration Wizard jaringan ini dapat bermacam-macam. Pada saat ini dilakukan jaringan public terlebih dahulu. 13. Klik Next pada Configuring Cluster Networks dialog box. 14. Pastikan bahwa nama jaringan dan alamat IP sesuai dengan NIC pada jaringan public.
87
15. Pilih box Enable this network for cluster use. 16. Pilih All communication (mixed network) 17. Klik Next. 18. Dialog box berikutnya menampilkan konfigurasi jaringan private. Pastikan bahwa nama jaringan dan alamat IP sesuai dengan NIC pada jaringan private. 19. Pilih box Enable this network for cluster use. 20. Pilih Internal cluster communications only.
Gambar 4.13 Private Network Connection 21. Klik Next. 22. Pada instalasi ini, kedua jaringan dikonfigurasi dimana keduanya dapat digunakan untuk komunikasi internal cluster.dialog window berikutnya menawarkan sebuah pilihan untuk memodifikasi urutan dari jaringan mana yang digunakan. Karena Private Cluster Connection mewakili sebuah koneksi langsung diantara nodenode, yang berada di sebelah kiri atas dari list. Pada operasi normal koneksi ini akan digunakan untuk komunikasi cluster. Jika suatu saat koneksi cluster private gagal, servis cluster akan otomatis pindah ke jaringan berikutnya yang ada di list 88
dalam hal ini koneksi Cluster public . Pastikan bahwa koneksi pertama dalam list adalah koneksi cluster private dan klik Next.
Gambar 4.14 Mixed network connection
Selalu mengatur urutan dari koneksi sehingga Private Cluster Connection berada di urutan pertama dari daftar.
Gambar 4.15 Mengatur urutan dari koneksi 23. masukan alamat IP yang unik (192.168.1.12) dan Subnet mask (255.255.255.0), dan klik Next.
89
Gambar 4.16 IP address Cluster Wizard Cluster Service Configuration yang ditunjukkan pada gambar 4.17 secara otomatis mengasosiasikan alamat IP cluster dengan salah satu IP dari jaringan Public atau Mixed menggunakan subnet mask untuk memilih jaringan yang benar. 24. Klik Finish untuk menyelesaikan konfigurasi cluster pada node pertama.
Gambar 4.17 Cluster telah berhasil diinstall
Cluster Service Setup Wizard menyelesaikan proses setup untuk node pertama dengan menyalin file yang dibutuhkan untuk menyelesaikan instalasi servis cluster. Setelah filenya disalin, registri servis cluster dibentuk, file-file log pada sumber quorum dibentuk, dan servis cluster siap digunakan pada node pertama. Sebuah dialog box muncul untuk memberitahukan bahwa servis cluster telah selesai dengan sukses.
90
25. Klik OK. 26. Tutup Add/Remove Programs window. Memvalidasi Instalasi Cluster Gunakan snap-in Cluster Administrator untuk memvalidasi instalasi servis cluster pada node pertama. 1. Klik Start, Klik Programs, Klik Administrative Tools, dan Klik Cluster Administrator.
Gambar 4.18. Cluster Administrator Jika window snap-in sudah mirip dengan yang ditunjukkan pada gambar diatas, cluster telah berhasil diinstall pada node pertama. Dan dapat melanjutkan untuk menginstall servis cluster pada node kedua.
Konfigurasi Node Kedua Untuk bagian ini, biarkan node pertama dan semua shared disk dinyalakan. Nyalakan node kedua. Menginstall servis cluster pada node kedua membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan node pertama. Setup mengkonfigurasi setting jaringan servis cluster pada node kedua berdasarkan dari konfigurasi node pertama. 91
Instalasi servis cluster pada node kedua secara tepat memulai untuk node pertama. Ketika instalasi pada node kedua, node pertama harus menyala. Ikuti prosedur yang sama untuk menginstall servis cluster pada node pertama, dengan beberapa perbedaan berikut ini:. 1. Pada Create or Join a Cluster dialog box, pilih The second or next node in the cluster, dan klik Next. 2. Masukan nama cluster yang telah dibuat sebelumnya(ClusterMail), dan klik Next. 3. Biarkan Connect to cluster as tidak dipilih. Cluster Service Configuration Wizard akan secara otomatis menyediakan nama dari user account yang dipilih pada penginstallan dari node pertama. Selalu menggunakan account yang sama ketika menginstall node pertama. 4. Masukan password dari account (jika ada) dan klik Next. 5. Pada dialog box berikutnya, klik Finish untuk menyelesaikan konfigurasi. 6. Servis cluster akan dimulai. Klik OK. 7. Tutup Add/Remove Programs.
Gambar 4.19 Cluster Administrator
92
Jika ingin menginstall node tambahan, ulangi langkah-langkah ini untuk menginstall servis cluster pada node lainnya. Verifikasi Instalasi Ada beberapa cara untuk memverifikasi instalasi dari servis cluster. Salah satunya adalah berikut ini: 1. Klik Start, klik Programs, klik Administrative Tools, dan klik Cluster Administrator. Kehadiran dari kedua node menunjukkan bahwa cluster ada dan sedang beroperasi. 2. Klik kanan grup Disk Group 1 dan pilih option Move. Grup dan semua resources akan dipindahkan ke node lainnya. Setelah beberapa waktu yang singkat Disks akan dibawa ke node kedua. Jika berada di depan layar, perpindahannya dapat dilihat. Tutup Cluster Administrator snap-in. Instalasi dari servis cluster pada semua node telah selesai dan dapat berfungsi secara penuh.
Pembentukan Exchange 2000 Server Cluster dengan dua node Tahap berikutnya untuk menyiapkan dua node, aktif/pasif atau Active Exchange 2000 Cluster pada Windows 2000 Advanced Server. Prosedur ini mengasumsikan bahwa telah dibuatnya dua node cluster Windows 2000. Beberapa tahap berikut ini adalah kebutuhan software dan shared disk untuk menginstall Exchange 2000 pada Windows 2000 Cluster.
93
1. Spesifikasi dan Konfigurasi Network Exchange 2000 bersifat mandiri pada komunikasi dengan Active Directory Service Server pada organisasi. Hal ini sangat penting bahwa jaringan yang digunakan untuk komunikasi direktori baik client dan cluster dikonfigurasi dengan benar. •
Private Cluster Network Settings
•
Public Network Settings
2. Informasi Pre-installation Sebagai pertimbangan diperlukan informasi sebelum instalasi pada saat akan melakukan konfigurasi Exchange 2000 Server cluster: •
Secara default, IIS di install dengan Windows 2000; tetapi, NNTP tidak. NNTP dibutuhkan untuk instalasi Exchange 2000, tetapi tidak didukung dalam cluster. Pastikan bahwa NNTP telah terinstal sebelum menginstal Exchange 2000. juga pastikan bahwa SMTP telah di instal.
•
Sebuah server DNS harus ada pada domain.
•
Semua node cluster harus menjadi anggota pada domain yang sama.
•
Harus memiliki alamat ip static yang cukup tersedia ketika menciptakan Exchange Virtual Server. Untuk dua node cluster, ip static yang sebaiknya dimiliki adalah lima IP, beserta Exchange Virtual Server.
•
Servis Cluster harus di install dan dijalankan pada semua node sebelum menginstall Exchange 2000 Server. Jika Servis Cluster belum di install dan belum berjalan pada semua node sebelum installasi, setup Exchange 2000 tidak dapat cluster-aware version dari Exchange 2000 server.
94
menginstall
•
Jangan menginstall Exchange 2000 pada kedua server pada waktu yang bersamaan.
•
Account servis cluster harus memiliki hak Administrator local pada node cluster dan menjadi sebuah domain user account . Ijin itu dapat dilakukan dengan membuat sebuah domain user account dan membuat account itu sebuah anggota dari grup Administrator lokal pada setiap node.
•
Untuk menyelesaikan fase ForestPrep dari setup Exchange 2000, instalasi account harus menjadi sebuah anggota grup keamanan Windows 2000 berikut: Domain Admins, Schema Admins, and Enterprise Admins. FrestPrep harus dijalankan ketika terlogin pada domain dimana schema master terletak. Biasanya, hal ini merupakan Windows 2000 domain controller yang terinstall pertama pada forest.
•
Untuk menyelesaikan fase DomainPrep pada Setup Exchange 2000 , account instalasi harus anggota dari Domain Admins Windows 2000 security group. Untuk setiap domain dibutuhkan untuk menjalankan, DomainPrep harus dijalankan ketika terlogin ke domain di tempat dimana DomainPrep ingin dijalankan.
•
Untuk konsistensi, install Exchange 2000 pada drive yang sama dan di folder yang sama untuk setiap komputer dan alat shared storage dalam cluster. Folder instalasi yang default (untuk program files, yang tidak dishare) adalah local system drive.
•
Sebelum menginstall Exchange 2000, pastikan bahwa folder yang akan di install semua Exchange shared data pada disk kosong.
•
Server Exchange 2000 enterprise harus di install dengan versi yang sama pada semua node di cluster.
95
•
Pada saat minimum, Microsoft Exchange Messaging and Collaboration dan Microsoft Exchange System Management Tools harus diinstall pada kedua node daru cluster.
Instalasi tahap awal Setelah kebutuhan software, kebutuhan shared-resource, dan informasi preinstalasi yang disebutkan pada section sebelumnya telah dipertimbangkan, Exchange 2000 cluster baik aktif/aktif atau aktif/pasif telah siap untuk di install. Ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk menginstall Exchange 2000 dalam cluster. 1. Siapkan Active Directory untuk Exchange 2000. 2. Install Exchange 2000 pada setiap sisi. 3. Membuat Exchange Virtual Servers.
Menyiapkan Active Directory untuk Exchange 2000 Lakukan langkah-langkah berikut ini untuk mempersiapkan Active Directory untuk Exchange 2000. Tahap Pertama: Jalankan ForestPrep Sebelum menginstall Exchange 2000 dimanapun dalam forest, Windows 2000 Active Directory schema harus dikembangkan. Untuk melakukan tugas ini, ForestPrep harus dijalankan. Login ke domain dimana schema master dari forest berada, biasanya root domain. Gunakan Midplaza user account 96
Klik Start, dan kemudian klik Run. 1. Pada Open box, Ketik CD_drive_letter\setup\i386\setup /forestprep, dimana CD_drive_letter adalah drive dari CD-ROM. 2. Pada Welcome dialog box, Klik Next. 3. Pada End User License Agreement (EULA) dialog box, baca EULA, dan, jika anda setuju, klik I agree, dan klik Next. 4. Pada Product Identification dialog box, ketik 25-digit CD key yang ditemukan pada bagian belakang CD-ROM, dan kemudian klik Next. 5. Pada Component Selection dialog box, pastikan bahwa tindakan selanjutnya adalah ForestPrep,dan klik Next. 6. Pada Installation Type dialog box, Pilih Create a new Exchange Organization. 7. Pada Organization Name dialog box, ketik nama dari organisasi. Ingatlah bahwa setelah memasukan nama untuk Exchange 2000 organization, nama tersebut tidak pernah dapat diganti lagi. 8. Pada Exchange 2000 Administrator Account dialog box, ketik nama dari user atau grup yang bertanggung jawab untuk menginstall Exchange 2000 Server. Account ini harus merupakan domain account yang memiliki local administrator privileges pada node-node cluster. Account yang dimasukan akan juga mendapatkan ijin untuk membuat semua level dari account administrator Exchange 2000 dengan Exchange delegation wizard. Klik Next. 9. Pada Completion dialog box, klik Finish.
97
Tahap Kedua Jalankan DomainPrep Domain Prep dalam setiap domain Windows 2000 yang akan diinstal Exchange 2000 Server harus di jalankan. Sebelum dapat menjalankan proses DomainPrep, replikasi dari schema update oleh ForestPrep harus selesai. 10. Login ke komputer manapun dalam domain yang ingin dijalankan DomainPrep. Account yang digunakan haruslah anggota dari the Domain Admins Windows 2000 security group. 11. Klik Start, dan klik Run. 12. Pada Open box, ketik CD_drive_letter\setup\i386\setup /domainprep, dimana CD_drive_letter adalah drive CD-ROM . 13. Pada Welcome dialog box, klik Next. 14. Pada End User License Agreement (EULA) dialog box, baca EULA, dan jika setuju , klik I agree, klik Next. 15. Pada Product Identification dialog box, ketik 25-digit CD key yang ditemukan pada bagian belakang CD-ROM, dan klik Next. 16. Pada Component Selection dialog box, pastikan bahwa tindakan berikutnya adalah DomainPrep, dan klik Next. 17. Pada Completion dialog box, Klik Finish.
98
Instalasi Exchange 2000 Server pada tiap node Setelah Schema dikembangkan dengan ForestPrep dan siapkan domain dengan DomainPrep, Exchange 2000 pada node pertama telah siap untuk diinstall. Tahap Pertama :Pastikan servis Cluster telah berjalan pada tiap node Servis Cluster harus diinstall dan dijalankan di dalam node cluster agar dapat berhasil di dalam menginstall cluster-aware exchange 2000 Log on to any node in your Exchange 2000 cluster. 1. Klik Start, Programs, Administrative Tools, dan klik Cluster Administrator. 2. Pada Cluster Administrator, didalam console tree, pilih nama cluster yang berada pada root container. 3. Didalam details pane, pastikan State pada tiap node cluster nodes dalam keadaan Up. Tahap Kedua: Instalasi Microsoft Distributed Transaction Coordinator (MSDTC) Sebelum Menginstall Exchange 2000, hal yang pertama dilakukan adalah menginstall MSDTC pada setiap node cluster. 1. Masuk kedalam node Cluster yang akan diinstal Exchange 2000 menggunakan domain account. 2. Klik Start, kemudian Run. 3. Ketik cmd, OK. 4. Pada Command Prompt, Ketik Comclust.exe, kemudian Enter. 99
5. Ulangi urutan 1 sampai 4 dari prosedur diatas untuk setiap node cluster yang lain 6. Untuk memeriksa hasil instalasi, pada Cluster Administrator pastikan MSDTC resource muncul pada Cluster Group dan dalam keadaan online. Tahap Ketiga : Jalankan Exchange 2000 Setup Pada tahap ini, instalasi yang dilakukan adalah menyiapkan cluster-aware Exchange 2000 pada tiap node. Sebelum melakukan instalasi Exchange 2000 pada node, disarankan untuk memindahkan semua resources dari node cluster ke node-node yang lain. 1. Login pada node cluster yang akan di install Exchange 2000 menggunakan nama account yang dispesifikasikan dalam Exchange 2000 Administrative Account dialog box pada langkah 10 of "Task 1: Run ForestPrep" . 2. Klik Start, dan klik Run. 3. Pada Open box, ketik CD_drive_letter\setup\i386\setup dimana CD_drive_letter adalah drive dari CD-ROM. 4. Pada Welcome dialog box, klik Next. 5. Pada End User License Agreement (EULA) dialog box, baca EULA, dan jika setuju, klik I agree, dan kemudian klik Next. 6. Pada Product Identification dialog box, ketik 25-digit CD key yang ditemukan pada belakang CD-ROM, dan klik Next. 7. Pada Component Selection dialog box, pastikan bahwa tindakan selanjutnya pada Microsoft Exchange 2000 adalah Typical.
100
8. Untuk mengganti lokasi installasi dari program files Exchange 2000, klik Change Folder. Untuk informasi tentang driver yang tersedia dan disk space yang mencukupi, klik Disk Information. Secara default, program files Exchange 2000 di install pada Windows 2000 boot drive. Contohnya, jika Windows 2000 boot files terletak pada drive C, Exchange di install pada C:\Program Files\Exchsrvr. Klik Next. 9. Pada Licensing Agreement dialog box, baca licensing agreement. Untuk melanjutkan, klik I agree, dan klik Next. 10. Pada Component Summary dialog box, Periksalah pilihan installasi, dan klik Next. 11. Ketika menginstall Exchange 2000 dalam node cluster, Setup memulai dengan dialog box (Gambar 4.20) yang mengindikasikan bahwa the cluster-aware version of Exchange 2000 akan diinstall. Pada dialog box ini, klik OK untuk melanjutkan Setup.
Gambar 4.20 Cluster-aware version dialog box
12. Pada dialog box yang mengingatkan untuk merestart komputer setelah instalasi, klik OK. 13. Pada Completion dialog box, klik Finish. 14. Ketika Setup Exchange 2000 selesai pada node pertama, restart komputer.
101
15. Install Exchange 2000 Service Pack 3 (SP3) setelah merestart komputer. 16. Ulangi "Task 3: Run Exchange 2000 Setup," pada node kedua dari cluster. Tahap
Keempat:
Pemberian
akses
Service
Account
Exchange
kepada
Administrator. Setelah menginstall Exchange, Cluster Service account Exchange harus diberikan hak Administrator Secara penuh. Prosedur ini cukup dilakukan sekali saja. 1. Pada Start menu, Programs, Microsoft Exchange, dan klik System Manager. 2. Pada Exchange System Manager, di console tree, klik kanan Exchange organization name, dan klik Delegate control. 3. Pada Exchange Administration Delegation Wizard dialog box, klik Next. 4. Pada halaman wizard Users or Groups , klik Add. 5. Pada Delegate Control Box dialog box, klik Browse. 6. Di dalam Select Users, Computers or Groups, tentukan service cluster account object, dan kemudian klik OK. 7. Pada Delegate Control dialog box, di dalam Role, klik Exchange Full Administrator, dan kemudian klik OK. 8. Klik Next, dan klik Finish. Tahap Kelima : Pembentukan Exchange Virtual Servers Tahap terakhir dalam konfigurasi Exchange 2000 pada Windows 2000 cluster adalah untuk membuat Exchange Virtual Server. Banyaknya Exchange Virtual Server
102
yang dibentuk tergantung pada pemilihan bentuk server yang akan dijalankan aktif/pasif atau aktif/aktif Exchange 2000 Cluster. •
Jika akan mensetting dua node aktif/pasif Exchange 2000 cluster, dibutuhkan satu Exchange Virtual Server.
•
Jika akan mensetting dua node aktif / aktif Exchange 2000 server cluster, dibutuhkan dua atau lebih Exchange Virtual Server. Setiap Exchange Virtual Server terdiri dari sebuah alamat IP yang static, sebuah
nama jaringan yang unik, sebuah shared physical disk, dan Exchange System Attendant Resource. Tahap Pertama: Membuat Exchange Virtual Server 1. Pada node pertama dari cluster,klik Start, Programs, Administrative Tools, dan klik Cluster Administrator. Jika ditanyakan untuk menspesifikasikan sebuah cluster,ketik nama cluster, atau browse dan pilih cluster dimana akan dibuat Exchange Virtual Server. 2. klik kanan Groups container, klik New, dan click Group. 3. New Group Wizard akan dimulai. Pada Name box, ketik nama untuk Exchange Virtual Server EVS-MSG-01, dan kemudian klik Next. 4. Dalam Preferred Owners dialog box (Gambar 4.21), periksa bahwa disana ada satu atau tidak ada node cluster yang terdaftar di Preferred Owners box, dan kemudian klik Finish. Exchange Virtual Server ini (cluster group) ditampilkan di dalam Groups.
103
Gambar 4.21 Preferred Owners dialog box
Tahap Kedua : Pembentukan IP address Resource 1. Klik kanan Exchange Virtual Server, New, dan kemudian klik Resource. 2. New Resource Wizard akan dimulai. Pada New Resource dialog box, ketik EVSName IP address, dimana EVSName
adalah nama dari Exchange Virtual
Server EVSMSG01 IP address, pada Name box. 3. Pada Resource Type box, klik IP address. Periksa bahwa Group box terdiri dari nama Exchange Virtual Server, dan klik Next. 4. Pada Possible owners dialog box (Gambar 4.22), Periksa bahwa semua node dalam cluster yang memiliki Exchange muncul pada Possible owners box, dan klik Next.
104
Gambar 4.22 Possible owners dialog box
5. Pada Dependencies dialog box, Periksa bahwa no resources muncul pada Resource Dependencies box, dan klik Next. 6. Pada TCP/Ip address Parameters dialog box, dalam Address, ketik alamat IP static dari Exchange Virtual Server. Æ 192.168.1.13 7. Dalam Subnet mask 255.255.255.0 , periksa bahwa subnet mask untuk Exchange Virtual Server telah benar. 8. Pada Network, Periksa bahwa
telah dipilih, dan kemudian klik Finish. Tahap Ketiga: Pembentukan Network Name Resource 1. Klik kanan Exchange Virtual Server, New, dan kemudian Resource. 2. New Resource Wizard akan dimulai. Pada New Resource dialog box, ketik EVSName Network Name,dimana EVSName adalah nama dari Exchange Virtual Server, pada Name box.
105
3. Pada Resource Type box, klik Network Name, dan kemudian Next. 4. Pada Possible owners dialog box (Gambar 4.22), Periksa bahwa kedua node muncul pada Possible owners box, dan klik Next. 5. Pada Dependencies dialog box, klik IP Address resource for this Exchange Virtual Server pada Available resources box, dan kemudian klik Add. Klik Next. 6. Pada Network Name Parameters dialog box (Gambar 4.23), ketik nama Exchange Virtual Server pada Name box. Nama ini adalah nama jaringan yang mengindentifikasi Exchange Virtual Server pada jaringan.
Gambar 4.23 Network Name Parameters dialog box 7. Klik Finish. Tahap Keempat: Menambah Disk Resource kedalam Exchange Virtual Server Gunakan prosedur ini untuk menambah sebuah disk resource. Hal ini harus dilakukan secara berulang sebanyak disk yang akan ditambah pada Exchange Virtual Server. Untuk memindahkan disk resource yang ada pada Exchange Virtual Server, pindahkan disk ke grup cluster dengan melakukan: 1. Pada Cluster Administrator, klik grup yang memiliki physical disk resource yang ingin dipindahkan ke Exchange Virtual Server. Node yang dibuatkan Exchange
106
Virtual Server harus memiliki grup ini. Jika tidak, pindahkan dulu grupnya ke node ini. Grup dapat dikembalikan seperti semua setelah melakukan pemindahan. 2. Drag physical disk resource ke Exchange Virtual Server. Setelah pemindahan disk resource, resource ini muncul sebagai resource dari Exchange Virtual Server (Gambar 4.21).
Gambar 4.24 Exchange Virtual Server setelah dipindahkannya dua physical disk
Untuk membuat Resource baru: 1. Klik kanan the Exchange Virtual Server, New, dan klik Resource. 2. New Resource Wizard akan mulai. Pada New Resource dialog box, ketik Disk , dimana drive letter adalah logical drive pada disk disk. Gunakan nama yang descriptive, “Disk G: Log Files." 3. Pada Resource Type box, klik Physical Disk, dan kemudian Next. 4. Pada Possible owners dialog box (Gambar 4.22), pastikan bahwa kedua node muncul di Possible owners box, dan klik Next.
107
5. Pada Dependencies dialog box, Pastikan bahwa no resources muncul pada Resource Dependencies box, dan klik Next. 6. Pada Disk Parameters dialog box, dalam Disk, pilih disk yang diinginkan. Jika disk tidak muncul disini, itu berari bahwa grup lain telah memiliki resources tersebut, atau resource tidak terinstall dengan baik. 7. Klik Finish. Disk resource muncul sebagai sebuah resource dari Exchange Virtual Server Tahap Kelima: Membuat Exchange 2000 System Attendant Resource 1. Pada Cluster Administrator, di dalam console tree, klik kanan Exchange Virtual Server, dan klik Bring Online (Gambar 4.24). 2. Klik kanan Exchange Virtual Server, New, dan kemudian klik Resource. 3. New Resource Wizard akan dimulai. Pada New Resource dialog box, dalam Name, ketik Exchange System Attendant - (<EVSName>), dimana EVSName adalah nama dari Exchange Virtual Server, pada Name box. 4. Dalam Resource Type box, Klik Microsoft Exchange System Attendant, dan kemudian klik Next. 5. Pada Possible owners dialog box (Gambar 4.22), periksa bahwa kedua node muncul di Possible owners box, dan klik Next. 6. Pada Dependencies dialog box, Pilih kedua Network Name dan Physical Disk resources untuk Exchange Virtual Server ini dalam Available resources box, dan kemudian klik Add. Lalu klik Next.
108
7. Pada Data Directory dialog box, di dalam Enter path to the data directory, tentukan lokasi direktori data (G:\EXCHSVR. Harus dipastikan bahwa lokasi ini menunjuk pada shared physical disk resource yang digunakan untuk Exchange Virtual Server. Exchange akan menggunakan drive yang dipilih pada tahap ini untuk menyimpan transaction log files, penyimpanan file public secara default, dan penyimpanan file-file mailbox ( pub1.edb, pub1.stm, priv1.edb, dan priv1.stm). klik Finish. 8. Klik kanan Exchange Virtual Server, dan kemudian klik Bring Online.
Setelah berhasil membuat Exchange System Attendant resource, Exchange System Attendant secara otomatis membuat semua resource lain untuk Exchange Virtual Server (Gambar 4.25). Exchange System Attendant resource menghasilkan resources berikut ini: •
Exchange Information Store Instance
•
Exchange Message Transfer Agent Instance
•
Exchange Routing Service Instance
•
SMTP Virtual Server Instance
•
Exchange HTTP Virtual Service Instance
•
Exchange IMAP4 Virtual Server Instance
•
Exchange POP3 Virtual Server Instance
•
Exchange MS Search Instance
109
Message Transfer Agent Instance Resource dibuat hanya pada Exchange Virtual Server pertama yang dimasukan kedalam cluster. Semua Exchange Virtual Server dalam cluster saling membagi Message Transfer Agent Instance Resource.
Gambar 4.25 Akif/Akif Exchange 2000 Server cluster
Tahap Keenam: Jika membuat Aktif/Aktif Cluster, maka Ulangi tahap ketiga untuk membuat Exchange Virtual Server kedua
110
4.4
Evaluasi Pada tahap evaluasi akan dianalisis bagaimana kemampuan sistem yang baru mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dan membantu Trisula dalam jaringan komunikasi dengan anak-anak perusahaannya. Untuk melihat kemampuan dan kehandalan dari Exchange server cluster dapat dilihat dengan melakukan uji coba yang menghasilkan data berupa antrian e-mail pada saat Exchange Server Cluster. Untuk melakukan pengujian ini dilakukan monitoring Mail Traffic pada EVSMSG01 untuk mendapatkan antrian e-mail, tahapan-tahapan yang harus dilakukan adalah : 1. Memonitoring Mail Traffic pada EVSMSG01 Dengan menggunakan Exchange System Manager
Gambar 4.26 Desktop Server Node EVSMSG01
111
2. Pilih EVSMSG01 dan terlihat protokol-protokol yang digunakan
Gambar 4.27 Monitoring Traffic di EVSMSG01
Pada gambar diatas dapat dilihat ada beberapa protocol yang digunakan oleh Trisula Corporation. Protocol yang digunakan adalah HTTP, IMAP4, POP3, SMTP, X.400. Protocol HTTP digunakan untuk outlook dan web access. Protocol IMAP4 digunakan oleh para karyawan dari Trisula Corporation yang ingin mengakses mail mereka dari luar perusahaan, misalnya dari rumah, warnet, dan lain-lain. Para karyawan diberikan akses melalui web mail yang menggunakan protocol ini. Protocol POP3 digunakan oleh para karyawan dalam membaca e-mail mereka. Protocol SMTP digunakan oleh para karyawan dalam mengirimkan e-mail ke luar perusahaan, seperti mengirimkan e-mail kepada klien diberbagai tempat. Terakhir Protocol X400 digunakan
112
oleh para karyawan untuk mengirim e-mail didalam jalur internal perusahaan, seperti ke karyawan lain baik dalam satu gedung maupun ke anak-anak perusahaannya.
3. Pada protokol SMTP terlihat antrian e-mail
Gambar 4.28 Antrian Headoff-TGF ada 3 messages dan HO-TTI, HO-Timmido, HO-SCTI tidak ada antrian.
Pada antrian e-mail diatas ada beberapa tujuan pengiriman, diantaranya tujuan email untuk jaringan lokal pada Trisula, anak perusahaan, dan ke pihak luar perusahaan. Pada antrian e-mail diatas juga terdapat beberapa status koneksi, diantaranya Aktif, retry, dan ready. Status dalam keadaaan Aktif berarti email sedang dalam proses
113
pengiriman dan terlihat pada gambar untuk pengiriman ke jaringan lokal dan ke anak perusahaan statusnya selalu active, yang berarti e-mail langsung dikirimkan. Status Ready menandakan bahwa e-mail siap untuk dikirimkan. Dan status Retry menandakan bahwa saat ini e-mail tersebut menunggu antrian untuk dikirimkan.
Gambar 4.29 Beberapa Mailbox yang terdaftar dalam EVSMSG01.
Monitoring Mail Traffic dan MRTG dilakukan pada saat Exchange Server Cluster berada pada beberapa kondisi: Kondisi awal pengujian Kondisi awal berupa suatu keadaan dimana kedua node berjalan normal, yaitu pada saat node pertama aktif dan node kedua pasif. Pada pengujian ini bertujuan untuk
114
melihat keadaan antrian e-mail dengan cara memonitor antrian e-mail pada saat keadaan normal.
Gambar 4.30 MRTG pada kondisi kedua node berjalan dengan normal
Gambar 4.31 List mail pada kondisi kedua node berjalan.
115
Dilihat dari data yang berupa list mail dan MRTG tersebut diatas dapat dibuktikan bahwa kegiatan mail berjalan dengan lancar dan tidak adanya gangguan pada saat Exchange Server Cluster berjalan dengan normal. Kondisi pengujian kedua Kondisi pengujian berikutnya dimana node pertama yang aktif berjalan dan node kedua yang pasif dimatikan. Pada pengujian ini bertujuan juga untuk melihat keadaan antrian e-mail dengan cara memonitor antrian e-mail pada saat node kedua yang pasif dimatikan.
Gambar 4.32 MRTG pada kondisi node kedua dimatikan.
116
Gambar 4.33 List mail pada kondisi node kedua dimatikan.
Seperti yang dapat dilihat dari data diatas walaupun node kedua dimatikan kegiatan mail pada Trisula Corporation tetap berjalan dan tidak mengalami gangguan. Hal ini dibuktikan dengan data antrian e-mail dan arus aliran data yang terlihat di MRTG yang selalu berjalan, tanpa ada kegagalan pada aliran data tersebut. Kondisi pengujian ketiga Kondisi pengujian yang terakhir adalah keadaan dimana node pertama pada Exchange Server Cluster dimatikan dan node kedua tetap menyala. Pada pengujian ini bertujuan untuk melihat antrian e-mail dan juga untuk mengetahui apakah node kedua dapat mengambil alih fungsi-fungsi yang sedang dijalankan oleh node pertama. Kondisi ini dilakukan sebanyak sepuluh kali. Pada kondisi ini pengambilalihan fungsi-fungsi dari
117
node pertama dibutuhkan waktu kurang lebih tiga menit untuk mengaktifkan semua servis-servisnya. Dimana servis tersebut terdiri dari servis attendan yang bertugas untuk menkoordinasikan servis lainnya, servis information store yang berguna untuk mengontrol database, selain itu terdapat juga servis message transger agent yang bertugas untuk mengirim pesan, dan yang terakhir adalah servis protokol yang dapat berupa SMTP, POP3, HTTP, X400 atau IMAP4. Tabel 4.3 menunjukkan waktu yang dibutuhkan oleh node pasif untuk mengambil alih fungsi-fungsi pada node aktif sampai node pasif dapat melayani semua permintaan user. Tabel 4.3 Response Time Pengujian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Response Time 3' 03'' 2' 55" 2' 57" 3' 02" 3' 05" 2' 52" 2' 57" 3' 01" 2' 59" 2' 58" 2' 59"
Pada saat perpindahan user tidak merasakan adanya gangguan kecuali ketika user sedang mengakses mailnya. User akan mengalami gangguan seperti tidak dapat mengklik tombol send, tidak dapat menuliskan pesan, dan lainnya. Hal ini terjadi selama kurang lebih tiga menit sampai semua servis pada node kedua aktif.
118
Gambar 4.34 Cluster Group
Gambar 4.35 EVS-MSG-01
119
Dapat dilihat pada gambar diatas cluster group dan exchange virtual server yang aktif berada di JKTMAIL02 (node kedua). Hal ini berarti node kedua sedang berjalan dikarenakan node pertama sedang dimatikan. Maka semua servis cluster dan EVS ditangani oleh node kedua.
Gambar 4.36 MRTG pada kondisi node pertama dimatikan.
Gambar 4.37 List mail pada kondisi node pertama dimatikan (1). 120
Gambar 4.38 List mail pada kondisi node pertama dimatikan (2) Dari data berupa list mail dan MRTG dapat dibuktikan bahwa walaupun node pertama mengalami gangguan ataupun mati. Kegiatan mail pada Trisula Corporation dapat terus berjalan tanpa adanya gangguan pada pihak user. Walaupun rata-rata waktu yang dibutuhkan node kedua untuk menjalankan semua servis yang dibutuhkan kurang lebih tiga menit. Dengan adanya Exchange Server Cluster, Trisula tidak akan mengalami masalah pada server mailnya lagi dan komunikasi Trisula dengan anak-anak perusahaannya maupun dengan pihak luar tidak akan terganggu. Karena jika adanya kerusakan pada salah satu server, node server yang lain akan mengambil alih tugas dari node yang mengalami kerusakan dengan cepat dan tidak akan mengganggu aliran komunikasi data Trisula Corporation.
121
Hal ini didukung dengan hasil quesioner yang dilakukan pada karyawan Trisula sebanyak 40 orang
yang berada pada Head Office, dari hasil Quesioner tersebut
diperoleh: Tabel 4.4 Hasil Quesioner Pertanyaan No 1 2 3 4 5
A
B
C
D
100 % 0% 17,5% 17,5% 100%
0% 30% 0% 10% 0%
50% 80% 57,5% 0%
20% 2,5% 15% 0%
Dari hasil quesioner diatas dapat dilihat bahwa didalam pekerjaannya para karyawan membutuhkan e-mail untuk menunjang kegiatannya. Terdapat 50% yang mengirimkan e-mail sebanyak 7-10 x setiap harinya, kemudian 80% responden mengirimkan e-mail berupa teks dan gambar yang besarnya lebih dari 1 Mb, serta para responden tidak mengalami gangguan didalam aktifitas e-mailnya selama sistem yang baru berjalan dengan kondisi pengujian ketiga yang dilakukan sebanyak sepuluh kali. Availability Untuk menghitung Availability pada sistem Trisula Corporation menggunakan rumus : Percentage of availability = (total elapsed time – sum of downtime) total elapsed time Waktu yang digunakan untuk perhitungan total elapsed time adalah enam bulan hal ini disebabkan Exchange Server Cluster baru berjalan selama enam bulan.
122
Availability pada sistem yang lama : Total elapsed time = 24 x 184 = 4416 Jam (24 jam perhari/ 184 hari per enam bulan dari Maret – Agustus 2005) Sum of downtime = 134 Jam •
Maintenance sistem = 5 Jam x 4 x 6 Bln = 120 Jam
•
Down Pada April = 4 Jam Pada Juli = 2 x 5 Jam = 10 Jam
Percentage of availability = ( 4416 – 134 ) / 4416 x 100% = 96,9 %
Availability pada Exchange Server Cluster : Total elapsed time = 24 x 181 = 4344 Jam (24 jam perhari/ 181 hari per enam bulan dari September – Februari 2006) Sum of downtime = 144 menit = 2.24 Jam •
Maintenance sistem = 3 Menit x 2 x 4 x 6 bln = 144 Menit = 2.24 Jam
Percentage of availability = ( 4344 – 2.24 ) / 4344 x 100% = 99,94 %
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa selama diterapkannya Exchange server cluster telah terjadi peningkatan Availability sebesar 3,04 % hal ini dikarenakan downtime yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan sistem yang lama,
123
dari 134 jam menjadi 2,24 jam. Sehingga dapat dilihat Exchange Server Cluster memiliki availability yang tinggi dan menciptakan Always on server.
Keterbatasan Sistem Didalam mengembangkan sistem yang baru
dihadapkan dan ditemukan
beberapa keterbatasan sistem diantaranya : 1. Pemilihan perangkat keras yang baru disesuaikan dengan perangkat lama yang sudah ada, dengan mempertimbangkan biaya yang diberikan oleh Trisula Corporation hal ini menyebabkan performansi yang ada tidak begitu berubah. 2. Sistem operasi yang digunakan tidak memakai Windows 2003 server yang memiliki features Server yang lebih lengkap dan lebih baru, hal ini dikarenakan perangkat lunak yang dimiliki saat ini yaitu Windows 2000 Advanced Server masih dapat menunjang kegiatan Mail pada Trisula selain itu tidak adanya alokasi dana untuk membeli lisensi perangkat lunak baru. 3. Untuk mengambil alih fungsi Exchange Cluster Server pada node aktif yang mengalami kegagalan dibutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga menit, pada waktu tersebut setiap user tidak dapat mengakses mailnya. 4. Setiap kali terjadi penambahan konfigurasi pada Active Directory Server diperlukan untuk merestart Excange Server Cluster yang dapat menggangu user didalam menggunakan mailnya. 5. Perencanaan mengenai Disaster Recovery Plan perlu dikembangkan untuk mengantisipasi terjadinya kehilangan data dan terhambatnya komunikasi Trisula disebabkan oleh faktor non teknis.
124