BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1. Spesifikasi Sistem Pada sub bab ini, dituliskan informasi tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan. 4.1.1.
Perangkat Keras 1. MikroTik RouterBoard 750 MikroTik RouterBoard adalah sebuah router produksi MikroTik dan berjalan dengan sistem operasi MikroTik RouterOS. Table 4.1 Spesifikasi Mikrotik Routerboard 750 Product code
RB750
Current Monitor
No
Max Power consumption 2.5W RAM
32MB
Architecture
MIPS-BE
LAN ports
5
Gigabit
No
MiniPCI
0
Integrated Wireless
0
USB
0
Memory Cards
0
Power Jack
10-28V
802.3af support
No
PoE
10-28V
Voltage Monitor
No
CPU temperature monitor No Operating System
RouterOS
Temperature range
-40Ԩ to +55Ԩ
RouterOS License
Level4
44
45 2. Brix 100M Verifier
Gambar 4.1 Brix 100M Verifier (diambil dari http://pdf.directindustry.com/pdf/exfo/brix-100-seriesverifier/14234-67482.html) Brix 100M adalah salah satu jenis verifier produksi EXFO, dan merupakan salah satu komponen terpenting dari sistem BrixWorx. Tabel 4.2 Spesifikasi Brix 100M Verifier: Indicators and Interfaces Two ports: 10/100 Mbit/s fast Ethernet Auto-sensing, auto-negotiating Hardware packet timestamp engine Link and activity LEDs System status LED (green/amber) Reset switch (recessed) Physical Size (H x W x D): 25 mm x 145 mm x 114 mm (1 in x 5 ¾ in x 4 ½ in) One rackmount unit (RU) high Weight: Verifier: 0.5 kg (1 lb) Power supply: 0.25 kg (0.5 lb) Tabletop or 19 inch rackmount (rackmount kit available separately)
46 Power Universal AC supply (90 to 240 VAC at 50/60 Hz; Max current 1.0 A at 90 VAC) 15.3 W (52 BTU/h), typical Environmental Temperature: Operating: 0 ºC to 40 ºC (32 ºF to 104 ºF) Storage: –10 ºC to 70 ºC (14 ºF to 158 ºF) Operating relative humidity: 90 % non-condensing Operating altitude: 4 000 m maximum (13 000 ft)
4.1.2.
Perangkat Lunak 1. WinBox Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan remote ke server mikrotik kita dalam mode GUI. Untuk mengkonfigurasi mikrotik dalam text mode melalui PC itu sendiri, maka kita mengkonfigurasi mikrotik melalui komputer klien dengan menggunakan GUI pada winbox. Mengkonfigurasi mikrotik melalui winbox ini lebih banyak digunakan karena selain penggunaannya yang mudah kita juga tidak harus menghapal perintah-perintah console.
47
Gambar 4.2 Contoh Tampilan WinBox Fungsi utama winbox adalah untuk setting yang ada pada mikrotik, berarti tugas utama winbox adalah untuk menyetting atau mengatur mikrotik dengan GUI, atau tampilan dekstop, fungsi lainnya yaitu untuk melihat konfigurasi berjalan, dan status dari masingmasing interface. 2. BrixWorx BrixWorx adalah perangkat lunak yang merupakan inti dari sistem BrixWorx. BrixWorx menyediakan interface dalam: •
Administrasi pengguna, Yaitu GUI dalam BrixWork yang menyediakan fitur bagi administrator untuk melakukan penambahan atau pengurangan user yang dapat mengakses BrixWorx.
48
Gambar 4.3 Contoh Tampilan GUI pada user page di BrixWorx Diambil dari Brixworx User Guide •
Melakukan pengaturan terhadap verifier, Yaitu GUI pada BrixWorx yang memungkinkan pengguna untuk menambah, mengurangi, dan memberi instruksi ke verifier.
Gambar 4.4 Contoh tampilan GUI pada verifier page di BrixWorx Diambil dari BrixWorx User Guide
49 •
Melakukan konfigurasi SLA, dan SLA (Service Level Agreement) adalah representasi kontrak dari jasa yang disediakan oleh penyedia jasa kepada konsumennya. Pengaturan SLA ini diperlukan untuk membatasi ruang lingkup pengujian sehingga hasil ukur dari pengujian sesuai dengan jasa yang disediakan oleh penyedia jasa kepada konsumen.
Gambar 4.5 Contoh tampilah GUI dari laman SLAs pada BrixWorx Diambil dari BrixWorxUserGuide •
Report tools. Fasilitas pada BrixWorx yang memungkinkan pengguna untuk membuat laporan hasil pengujian. Bentuk laporan dapat ditentukan oleh pengguna misalnya dengan mengubah tampilan chart ke bentuk bar, pie, atau line chart, atau langsung mengekspor data yang didapat ke dalam format comma separated values (CSV).
50
Gambar 4.6 Contoh Tampilan Laporan dalam BrixWorx Diambil dari BrixWorxUserGuide
4.2. Prosedur Operasional Prosedur dilakukan dalam 2 tahap yaitu 1. Analisa Konfigurasi Mikrotik yang sedang Berjalan pada router PT. NGW, dan 2. Pengujian Kinerja ke dua akses internet di PT. NGW menggunakan sistem BrixWorx. 4.2.1. Analisa Konfigurasi Mikrotik Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, konfigurasi pada router mikrotik yang perlu dianalisa adalah pada konfigurasi: interface PPPoE client, IP address, IP Firewall Mangle, dan IP Route 1. Interface PPPoE Client. Sesuai dengan konfigurasi Interface PPPoE Client yang tertera pada poin 3.3.2, Interface PPPoE Client terhubung dengan port ethernet 2 di mikrotik routerboard 750. Disini, mikrotik bertugas untuk melakukan dialing ke server Speedy, sehingga LAN PT. NGW terhubung ke Speedy dan mendapatkan akses internet.
51 2. IP Address. Sesuai dengan konfigurasi IP address yang tertera pada poin 3.3.2, terdapat 4 jenis konfigurasi pada port ethernet 1 hingga port ethernet 4. Port ethernet 1 berada pada jaringan 192.168.1.0/24. Port ini digunakan sebagai jaringan lokal di PT. NGW. Port ethernet 2 berada pada jaringan 192.168.5.0/24. Port ini digunakan mirotik routerboard untuk melakukan dialing ke Speedy. Port ethernet 3 adalah port ethernet yang tersambung langsung dengan jaringan Biznet. 3. IP Firewall Mangle. Sesuai dengan konfigurasi IP Firewall Mangle yang tertera pada poin 3.3.2, konfigurasi ini berfungsi untuk menandai paket sebelum dilakukan routing ke WAN. Penandaan ini disebut dengan “routing mark”. Mark ini kemudian akan diproses di IP Route untuk menentukan tujuan paket, apakah paket akan melewati jalur internet Speedy, atau jalur internet Biznet. 4. IP Route. Sesuai dengan konfigurasi IP Route yang tertera pada poin 3.3.2, konfigurasi ini adalah konfigurasi routing yang akan dilakukan oleh mikrotik routerboard. Di konfigurasi ini, setiap paket yang memiliki routing mark Speedy akan di alihkan melalui jalur
52 internet Speedy, dan paket yang memiliki routing mark Biznet akan di alihkan melalui jalur internet Biznet. Dari empat poin kofigurasi yang tertera di atas, dapat diketahui beberapa fakta yaitu: •
IP gateway Speedy = 118.96.56.1, port ethernet 2 di mikrotik routerboard.
•
IP gateway Biznet = 202.169.39.49, port ethernet 3 di mikrotik routerboard.
•
Terdapat konfigurasi mangle yang digunakan untuk menentukan jalur koneksi setiap paket yang melewati mikrotik routerboard.
Di konfigurasi IP Firewall Mangle berikut ini, setiap paket akan diberikan routing mark yang kemudian akan diproses di IP Route. Paket-paket tertentu yang sesuai dengan kriteria yang dipilih di mangle, akan di berikan mark sesuai dengan baris konfigurasinya. Sedangkan paket yang tidak memenuhi kriteria mangle, akan dibiarkan ke proses IP Route tanpa diberikan routing mark. Selanjutnya dapat dilihat di baris ke 7 dari konfigurasi IP route yaitu baris: add check-gateway=arp comment="" disabled=no distance=2 dst-address=0.0.0.0/0 gateway=202.169.39.49 scope=30 target-scope=10
bahwa seluruh paket yang tidak diberikan routing mark, akan dibebankan ke jalur internet Biznet.
53 Dengan berbagai konfigurasi diatas, dapat ketahui bahwa: •
Ada alamat IP tertentu yang hanya di bebankan ke jalur internet Speedy.
•
Ada alamat IP tertentu yang hanya dibebankan ke jalur internet Biznet.
•
Seluruh paket yang tidak memiliki routing mark akan dibebankan ke jalur internet Biznet.
Dan dapat disimpulkan bahwa: •
Jika jalur internet Speedy terputus, maka seluruh akses ke alamat IP yang memiliki routing mark Speedy akan terputus.
•
Jika jalur internet Biznet terputus, maka seluruh akses ke alamat IP yang memiliki routing mark Biznet, dan seluruh akses ke alamat IP yang tidak memiliki routing mark akan terputus.
Dengan
begitu,
dapat
diketahui
bahwa
permasalahan
yang
menyebabkan terputusnya salah satu koneksi internet walaupun terdapat dua jalur akses internet ini terdapat pada konfigurasi mikrotik. Selanjutnya
untuk
mengatasi
masalah
ini,
maka
akan
diimplementasikan load balancing dan failover. Prioritas pembebanan pada konfigurasi load balancing akan ditentukan dengan pengujian ke dua akses internet PT. NGW yang dilakukan menggunakan sistem BrixWork.
54 4.2.2. Pengujian ke dua akses internet PT. NGW menggunakan sistem BrixWork. Pada Pengujian ini, diperlukan Verifier yang digunakan dalam sistem BrixWorx untuk melakukan pengujian. Skematik pengujian menggunakan sistem BrixWorx:
Gambar 4.7 Skematik pengujian sistem BrixWorx Pada pengujian ini, verifier Brix 100M dihubungkan ke switch Lt. 3 di PT. NGW, dimana switch ini juga dihubungkan ke port 5 router mikrotik RB750.
55
Konfigurasi pada Verifier:
Dimana Eth0 adalah port 0 dari verifier, diberikan IP address 10.10.10.1/24 dengan default gateway 10.10.10.2. Pada konfigurasi mikrotik routerboard, dilakukan penambahan IP address, yaitu 10.10.10.2 pada port 5 yang belum digunakan. Port ethernet 5 ini dihubungkan ke switch lantai 3 yang kemudian dari switch dihubungkan ke verifier. Server Discovery Settings adalah konfigurasi IP address dari server BrixWorx ada berada di internet. Alamat IP dari server BrixWorx adalah 118.97.192.181.
56 Setelahh konfiguraasi verifier selesai dilaakukan, dilaakukan penggujian PING Active Test dan HTTP P Active Teest. Pengujian ini dilakkukan masing akses internet yanng ada untuk menentukann kualitas darri masing-m di PT. NGW. 1. PIN NG Active Test T Pada
PING
Active
ww.detik.com m, ww
Teest,
dilakukan
www w.facebook.com,
penguujian
PING G
ke
w www.google .com,
ww ww.kaskus.uus, www.twiitter.com, dan www.yaahoo.com melalui maasing-masingg jalur aksess internet Speedy dan Biznet. Grafikk hasil penngujian dapaat dilihat padda lampiran. Taabel 4.1 Hasiil pengujian PING P Activee Test
K Keterangan: █ Lebih baikk █ Kurang baik Daari hasil nillai rata-rataa yang didaapatkan, daapat disimpuulkan bahhwa jalur innternet Biznnet memilikii nilai RTL yang lebih kecil dibbandingkan dengan d jalurr internet Speeedy.
57 Nilai PING adalah nilai yang merepresentasikan lama waktu sebuah paket untuk mencapai tujuan, hingga kembali ke sumber. Hal ini membuktikan bahwa jalur internet Biznet yang memiliki nilai PING yang lebih kecil, lebih baik dibandingkan jalur internet Speedy yang memiliki PING lebih besar, karena dengan nilai PING yang kecil, berarti paket lebih cepat sampai di tujuan dibandingkan dengan nilai PING yang lebih besar. Dari grafik juga dapat dilihat, bahwa hasil PING yang dilakukan melalui jalur internet Speedy seringkali tidak stabil, dapat terjadi kenaikan atau penurunan latency yang signifikan. Nilai PING yang tinggi dan tidak stabil dari Speedy ini bisa disebabkan saat DSLAM Speedy mengalami beban traffic yang tinggi dari berbagai user sehingga setiap paket di DSLAM speedy mengalami delay pengiriman. Karena walaupun bandwidth yang diberikan oleh Speedy adalah 2mbps, tetapi kenyataannya di DSLAM Speedy (yang berfungsi mengatur manajemen bandwidth) diakses bersamaan oleh berbagai user, menyebabkan terjadinya delay pengiriman paket saat terjadi beban traffic yang tinggi. 2. HTTP Active Test Pada HTTP Active Test, dilakukan pengujian lama waktu pengunduhan
halaman
www.facebook.com,
dari
website
www.google.com,
www.detik.com, www.kaskus.us,
www.twitter.com, dan www.yahoo.com. Grafik hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran.
58 Tabbel 4.2 Hasil pengujian HTTP H Activee Test
K Keterangan: █ Lebih baikk █ Kurang baik Daari hasil rataa-rata yang didapatkan, d dapat dilihaat bahwa rataa-rata waaktu koneksii ISP Biznet ke tujuan memiliki m lam ma unduh hallaman weebsite yang lebih keccil dibandinngkan denggan lama unduh u meenggunakan koneksi ISP P Speedy. Daari 6 websitee tujuan dappat dilihat baahwa 5 dari 6 website tuujuan dappat diakses lebih baik dengan Biznnet, sedangkkan untuk tuujuan ww ww.detik.com m waktu lam ma unduh dengan d Speeedy lebih sinngkat darripada Bizneet. Hal ini bisa b disebabkkan karena pada p ISP Sppeedy, konneksi ke ww ww.detik.com m lebih diprioritaskan, akan tetapi hasil ratta-rata ke beerbagai tujuaan menunjukkkan bahwaa Biznet mem miliki nillai rata-rata unduh u lebih kecil. D Dari data yaang terkumppul, disimppulkan bahw wa jalur intternet Bizznet di PT.. NGW lebbih reliable dibandingkkan dengan jalur intternet Speeddy di PT. NG GW. Hal inni dibuktikann dalam tabeel 4.3 dann tabel 4.6 dimana d rata-rata hasil PIING dari jaluur internet Biznet B
59 lebih kecil dibandingkan dari jalur internet Speedy. Dan dari tabel lama waktu pengunduhan, 5 dari 6 pengujian membuktikan jalur internet Biznet lebih cepat dibandingkan dengan jalur internet Speedy. Dengan demikian, maka prioritas pembebanan pada konfigurasi load balancing ditentukan dengan prioritas Biznet 2 dan Speedy 1.
4.3. Implementasi Sistem Implementasi sistem per-connection-classifier dilakukan dengan mengkonfigurasi ulang beberapa bagian sistem pada mikrotik, yaitu ip firewall mangle, dan ip route, dimana ip firewall mangle untuk membagi traffic ke 3 bagian dan memberikan tanda ke masing-masing koneksi sehingga melalui gateway yang ditentukan, dan ip route digunakan untuk route paket menuju internet dan failover jika terjadi Request Time Out dalam ping check. •
Konfigurasi IP Firewall Mangle Karena menggunakan per-connection-classifier, tidak perlu memisahkan arah gateway setiap alamat IP. Oleh karena itu, di konfigurasi baru ini, routing mark yang diberikan ke paket dibatasi menjadi 2 routing mark saja yaitu to_SPEEDY untuk paket yang akan dirouting ke gateway Speedy, dan to_BIZNET untuk paket yang akan dirouting ke gateway Biznet. Penambahan konfigurasi yang dilakukan yaitu: add action=accept chain=prerouting comment="" disabled=no dstaddress=202.169.39.48/29 in-interface=ether1 add action=accept chain=prerouting comment="" disabled=no dstaddress=118.96.56.0/24 in-interface=ether1
60 2 baris diatas berfungsi untuk menghindari terjadinya route-loop yang akan terjadi saat network lokal mau berkomunikasi dengan host di network gateway, dimana pada saat routing, seluruh koneksi diluar local area akan di alihkan ke gateway, dan host lokal tidak bisa berkomunikasi dengan host di gateway, dengan action accept, di destination network gateway, maka tiaptiap host lokal dapat langsung berkomunikasi dengan host di network gateway. add chain=prerouting in-interface=ether3 connection-mark=nomark action=mark-connection new-connection-mark=biznet add chain=prerouting in-interface=pppoe-speedy connectionmark=no-mark action=mark-connection new-connection-mark=speedy
2 baris diatas berfungsi untuk memberi tanda ke koneksi dari luar (koneksi yang masuk melalui interface ISP) agar reply dari dalam jaringan LAN PT. NGW ke koneksi dari luar, melalui interface yang sama. add chain=prerouting in-interface=ether1 connection-mark=nomark dst-address-type=!local per-connection-classifier=bothaddresses:3/0 action=mark-connection new-connectionmark=biznet add chain=prerouting in-interface=ether1 connection-mark=nomark dst-address-type=!local per-connection-classifier=bothaddresses:3/1 action=mark-connection new-connectionmark=biznet add chain=prerouting in-interface=ether1 connection-mark=nomark dst-address-type=!local per-connection-classifier=bothaddresses:3/2 action=mark-connection new-connectionmark=speedy
3 baris diatas adalah konfigurasi PCC pada mikrotik yang dapat memberikan tanda ke masing-masing koneksi sehingga beban traffic ke setiap akses internet dapat diseimbangkan. Fungsi dst-address-type=!local ditujukan
61 supaya koneksi ke jaringan sendiri tidak dialihkan ke gateway, dan fungsi perconnection-classifier=both-addresses:3/x ditujukan untuk membagi traffic ke 3 bagian, dimana 2 dari 3 koneksi akan diberikan connection mark = biznet, dan 1 dari 3 koneksi akan diberikan connection mark = speedy. Connection mark ini kemudian akan diproses untuk diubah menjadi routing mark di akhir proses mangle. add chain=prerouting connection-mark=biznet ininterface=ether1 action=mark-routing new-routingmark=to_BIZNET add chain=prerouting connection-mark=speedy ininterface=ether1 action=mark-routing new-routingmark=to_SPEEDY add chain=output connection-mark=biznet action=mark-routing new-routing-mark=to_BIZNET add chain=output connection-mark=speedy action=mark-routing new-routing-mark=to_SPEEDY
Baris konfigurasi diatas adalah proses akhir dari keseluruhan proses mangle. Seluruh koneksi yang bertanda Biznet dan Speedy akan diberi tanda routing to_BIZNET dan to_SPEEDY, sehingga pada saat proses routing, koneksi tersebut melalui gateway yang benar. Pemberian in-interface berfungsi untuk memberikan tanda routing ke paket yang berasal dari lokal menuju internet, bukan paket yang berada di internet. •
Konfigurasi IP Route Pada bagian IP route ini dilakukan rekonfigurasi routing yaitu: add check-gateway=ping comment="" disabled=no dstaddress=0.0.0.0/0 gateway=202.169.39.49 routing-mark=to_BIZNET
62 add check-gateway=ping comment="" disabled=no dstaddress=0.0.0.0/0 gateway=118.96.56.1 routing-mark=to_SPEEDY
Konfigurasi diatas berfungsi untuk melakukan routing dari setiap paket yang memiliki routing mark to_BIZNET ke alamat gateway 202.169.39.49 (IP gateway Biznet), dan setiap paket yang memiliki routing mark to_SPEEDY ke alamat gateway 202.169.49 ke alamat gateway 118.96.56.1
(IP gateway
Speedy) add check-gateway=ping comment="" disabled=no distance=1 dstaddress=0.0.0.0/0 gateway=202.169.39.49 add check-gateway=ping comment="" disabled=no distance=2 dstaddress=0.0.0.0/0 gateway=118.96.56.1
Konfigurasi diatas adalah konfigurasi fitur failover, yaitu fitur yang dapat mengalihkan traffic ke salah satu akses internet, jika salah satu akses internet terputus. Baris pertama merupakan failover yang dilakukan ke akses internet Biznet jika akses internet ke Speedy terputus. Baris kedua merupakan failover yang dilakukan ke akses internet Speedy jika akses internet Biznet terputus.
4.4. Evaluasi / Analisis Hasil Implementasi Dari sistem yang telah diimplementasikan, dilakukan pengambilan data : 1. Data traffic pada router mikrotik Dari traffic yang dihasilkan , sudah terbukti bahwa pembebanan lebih dititik beratkan pada jaringan Biznet. Data singkat dapat dilihat pada tabel 4.7. 2. Data traffic mikrotik pada saat jalur internet Speedy di non aktifkan, dari data yang dihasilkan dari router mikrotik menunjukkan bahwa failover bekerja dengan baik, seluruh traffic internet dialihkan ke Biznet dan tidak ada yang gagal failover. Data singkat dapat dilihat pada tabel 4.8.
63 3. Data traffic mikrotik pada saat jalur internet Biznet di non aktifkan, dari data yang dihasilkan dari router mikrotik menunjukkan bahwa failover bekerja dengan baik, seluruh traffic internet dialihkan ke Speedy dan tidak ada yang gagal failover. Data singkat dapat dilihat pada tabel 4.9. *untuk data lengkap dapat dilihat di lampiran. Table 4.3 : 177 Traffic Biznet 2 : Speedy 1
177 Traffic Biznet 2 : Speedy 1 No
Protocol
Src‐address
Dst‐address
Reply‐src‐address
Reply‐dst‐address
Mark
Result
1
udp
192.168.1.102:52266
61.5.119.236:4090
61.5.119.236:4090
202.169.39.52:52266
SPEEDY
BIZNET
2
tcp
192.168.1.102:52235
173.224.218.196:80
173.224.218.196:80
202.169.39.52:52235
BIZNET
BIZNET
3
udp
192.168.1.250:11361
95.215.62.26:80
95.215.62.26:80
202.169.39.52:11361
BIZNET
BIZNET
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
176
udp
92.83.118.41:41717
118.96.58.202:43512
118.96.58.202:43512
92.83.118.41:41717
SPEEDY
SPEEDY
177
tcp
192.168.1.98:1695
204.152.184.139:80
204.152.184.139:80
118.96.58.202:1695
SPEEDY
SPEEDY
JUMLAH TRAFFIC MELALUI SPEEDY
50
JUMLAH TRAFFIC MELALUI BIZNET
118
64 Tabel 4.4 : 148 Traffic pada saat Speedy Off
145 Traffic Pada saat Speedy OFF No
Protocol
Src‐address
Dst‐address
Reply‐src‐address
Reply‐dst‐address
Mark
Result
1
tcp
192.168.1.102:53089
74.125.235.16:80
74.125.235.16:80
202.169.39.52:53089
SPEEDY
BIZNET
2
tcp
192.168.1.141:56992
74.125.235.17:443
74.125.235.17:443
202.169.39.52:56992
SPEEDY
BIZNET
3
tcp
192.168.1.141:56965
192.168.1.1:8291
192.168.1.1:8291
192.168.1.141:56965
local
4
tcp
192.168.1.102:53081
74.125.235.17:443
74.125.235.17:443
202.169.39.52:53081
BIZNET
BIZNET
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
142
udp
192.168.1.116:23407
208.88.186.10:34023
208.88.186.10:34023
202.169.39.52:23407
BIZNET
BIZNET
143
tcp
192.168.1.102:53352
174.129.13.248:80
174.129.13.248:80
202.169.39.52:53352
SPEEDY
BIZNET
144
tcp
192.168.1.102:53353
174.129.13.248:80
174.129.13.248:80
202.169.39.52:53353
BIZNET
BIZNET
145
tcp
192.168.1.98:1823
204.152.184.139:80
204.152.184.139:80
202.169.39.52:1823
SPEEDY
BIZNET
JUMLAH TRAFFIC MELALUI SPEEDY
0
JUMLAH TRAFFIC MELALUI BIZNET
134
Tabel 4.5 : 80 Traffic pada saat Biznet Off
80 Traffic Pada saat BIZNET OFF No
Protocol
Src‐address
Dst‐address
Reply‐src‐address
Reply‐dst‐address
mark
result
1
tcp
192.168.1.141:57484
69.171.227.36:443
69.171.227.36:443
118.96.58.202:57484
BIZNET
SPEEDY
2
tcp
192.168.1.145:55712
117.199.50.28:52348
117.199.50.28:52348
118.96.58.202:55712
BIZNET
SPEEDY
3
tcp
192.168.1.141:56965
192.168.1.1:8291
192.168.1.1:8291
192.168.1.141:56965
BIZNET
local
4
tcp
192.168.1.141:57500
209.85.175.125:5222
209.85.175.125:5222
118.96.58.202:57500
BIZNET
SPEEDY
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
77
udp
192.168.1.102:55777
203.130.196.155:53
203.130.196.155:53
118.96.58.202:55777
BIZNET
SPEEDY
78
tcp
192.168.1.102:53400
209.85.175.113:80
209.85.175.113:80
118.96.58.202:53400
SPEEDY
SPEEDY
79
udp
192.168.1.102:49693
203.130.196.155:53
203.130.196.155:53
118.96.58.202:49693
BIZNET
SPEEDY
80
tcp
192.168.1.102:53401
209.85.175.100:80
209.85.175.100:80
118.96.58.202:53401
SPEEDY
SPEEDY
JUMLAH TRAFFIC MELALUI SPEEDY
70
JUMLAH TRAFFIC MELALUI BIZNET
0