52
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1
Implementasi 4.1.1
Spesifikasi Hardware untuk Pengembangan Aplikasi Program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix
dikembangkan pada satu buah PC dengan spesifikasi sebagai berikut. •
Processor
: AMD Barton 2400 +
•
Memory
: 512 MB DDR SDRAM PC 3200
•
Hard Drive
: HDD IDE Maxtor 80 GB 7200 rpm
•
Mother Board
: GigaByte GA - 7VT600
4.1.2
Spesifikasi Software untuk Pengembangan Aplikasi Program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix
dikembangkan dengan perangkat lunak Borland Delphi 6. Borland Delphi 6 menggunakan
bahasa
pemrograman
Pascal
dan
merupakan
software
perancangan yang bersifat visual.
4.1.3
Spesifikasi Hardware untuk Implementasi Sistem Aplikasi
akan
diterapkan
pada
lingkungan
stand-alone,
tidak
membutuhkan hubungan dengan komputer server maupun jaringan internet. Aplikasi yang akan diimplementasikan sangat ramah terhadap hardware, karena tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang terlalu canggih. Komputer kelas
53 menengah, bahkan komputer kelas bawah dapat menggunakan aplikasi ini tanpa hambatan. Spesifikasi minimal hardware untuk implementasi:
4.1.4
•
Processor
: Pentium 1 200 MHz
•
Memory
: 32 MB RAM
Spesifikasi Software untuk Implementasi Sistem Untuk mendukung aplikasi, maka dibutuhkan software pendukung Sistem
Operasi Windows 9x. Aplikasi ini termasuk mudah untuk diimplementasikan karena hanya membutuhkan sistem operasi Windows 9x yang sudah sangat umum digunakan.
4.2
Cara Kerja Program Aplikasi Pertama-tama user harus memasukkan data selang diameter, banyak kelas, jenis kayu, dan harga kayu. Setelah itu dengan menggunakan data dari hutan di Pulau Obi dapat dibentuk Usher Matrix dan dihitung harga kayu tiap kelas diameter. Usher matrix digunakan untuk menghitung menghitung jumlah pohon tiap diameter setelah selang waktu tertentu (x(i) setelah). Penentuan jumlah pohon yang ditebang tiap kelas diameter dilakukan dengan metode Simplex untuk mengoptimalkan pendapatan. Lalu dapat dihitung jumlah pohon tiap kelas diameter setelah ditebang dan jumlah pohon yang harus ditanam kembali. Proses di atas dapat diulang dengan menggunakan jumlah pohon akhir setelah ditebang dan ditanami kembali.
54 4.2.1
Layar Inisialisasi
Gambar 4.1 Layar Inisialisasi
Pada layar ini, user diminta memasukkan inisialisasi awal. Data menurut hutan di Pulau Obi yaitu, selang diameter adalah 10 meter, banyak kelas ada 8 kelas, jenis kayu adalah meranti (Maluku), dan harga kayu adalah Rp.640.000. Tekan Tombol “Keluar” untuk keluar dari program. Tekan tombol “Berikutnya” untuk melanjutkan ke layar utama.
55 4.2.2
Layar Utama
Gambar 4.2 Layar Utama
Dibentuk tabel perhitungan dengan 9 buah kolom dan baris yang disesuaikan dengan banyaknya kelas diameter. Kelas diameter ditentukan berdasarkan data pada layar inisialisasi awal, yaitu selang diameter dan banyak kelas. Apabila pada layar inisialisasi awal, user memasukkan insialisasi awal selang diameter adalah 10 meter, banyak kelas ada 8 kelas, jenis kayu adalah meranti (Maluku), dan harga kayu adalah Rp.640.000, maka pada Layar Utama tombol “Data Hutan P. Obi” diaktifkan. Apabila pada layar inisialisasi awal, user memasukkan inisialisasi awal yang berbeda, maka Tombol “Data Hutan P. Obi” dinonaktifkan. Jadi user harus
56 menginput data tinggi rata-rata tiap kelas diameter pada kolom ke-2, jumlah pohon tiap kelas diameter (x(i)) pada kolom ke-3, dan probabilitas pertumbuhan ke kelas berikutnya (g(i)) pada kolom ke-4. Untuk memasukkan data tinggi rata-rata tiap kelas diameter, jumlah pohon tiap kelas diameter (x(i)), probabilitas pertumbuhan ke kelas berikutnya (g(i)) dari hutan berdasarkan data Pulau Obi, tekan tombol “Data Hutan P.Obi”. Jika ingin keluar dari program tekan tombol “Keluar”. Jika ingin kembali ke layar inisialisasi tekan tombol “Kembali”. Tombol “Simpan Ke File” digunakan untuk menyimpan hasil perhitungan ke dalam file.
57 4.2.3
Layar Utama Setelah Data Tinggi Rata-Rata, x(i), dan g(i) Diinput dan Tombol “Hitung Harga” Ditekan
Gambar 4.3 Layar Utama Setelah Data Tinggi Rata-Rata, x(i), dan g(i) Diinput dan Tombol “Hitung Harga” Ditekan
Setelah tombol “Data Hutan P.Obi” ditekan atau user menginput data, maka tombol “Hitung Harga aktif”, sedangkan tombol “Data Hutan P.Obi” dinonaktifkan. Tombol “Hitung Harga” digunakan untuk menghitung harga kayu tiap kelas diameter (berdasarkan volumenya/meter kubik). Setelah tombol “Hitung Harga” ditekan, maka Tombol “Usher Matrix” aktif. Tombol ini digunakan untuk menghitung dan menampilkan matriks pertumbuhan (Usher Matrix) berdasarkan data-data yang ada.
58 4.2.4
Layar Utama Setelah Tombol “Usher Matrix” Ditekan
Gambar 4.4 Layar Utama Setelah Tombol “Usher Matrix” Ditekan
Setelah tombol “Usher Matrix” ditekan, maka Usher Matrix ditampilkan, tombol “Hitung x(i) setelah” diaktifkan, dan Tombol “Usher Matrix” dinonaktifkan. Tombol “Hitung x(i) setelah” digunakan untuk menghitung jumlah pohon tiap diameter setelah selang waktu tertentu. Pada program, selang waktu pertumbuhan didefault 2 tahun.
59 4.2.5
Layar Utama Setelah Tombol “Hitung x(i) Setelah” dan “Hitung h(i) dan x(i) Akhir” Ditekan
Gambar 4.5 Layar Utama Setelah Tombol “Hitung x(i) Setelah” dan “Hitung h(i) dan x(i) Akhir” Ditekan
Setelah tombol “Hitung x(i) setelah” ditekan, maka tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” diaktifkan, sedangkan tombol “Hitung x(i) setelah” dinonaktifkan. Tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” digunakan untuk menghitung jumlah pohon tiap kelas diameter yang dapat ditebang agar pendapatan maksimal dan jumlah pohon tiap kelas diameter setelah dilakukan penebangan dan penanaman kembali. Dihitung juga pendapatan optimal yang didapat dari penebangan pohon dan jumlah pohon yang harus ditanam kembali. Setelah tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” ditekan, maka tombol
60 “Hitung dengan x(i) akhir” diaktifkan, sedangkan tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” dinonaktifkan. Tombol “Simpan Ke File” digunakan untuk menyimpan hasil perhitungan ke dalam file.
4.2.6
Layar Utama Setelah Tombol “Hitung Dengan x(i) Akhir” Ditekan
Gambar 4.6 Layar Utama Setelah Tombol “Hitung Dengan x(i) Akhir” Ditekan Setelah tombol “Hitung dengan x(i) akhir” ditekan, maka data x(i) pada tabel kolom 3 diganti dengan data x(i) akhir. Kemudian tombol “Hitung x(i) setelah” diaktifkan kembali. Kolom x(i) sesudah, y(i), h(i), dan x(i) akhir direset. Proses perhitungan diulang kembali seperti pada Gambar 4.3.
61 4.3
Evaluasi Sistem penebangan yang digunakan PT Yubarsons pada hutan di Pulau Obi
adalah short term harvesting dengan selang waktu pertumbuhan 2 tahun. Jadi setiap 2 tahun sekali pohon meranti yang berdiameter 30 meter ke atas ditebang sebanyakbanyaknya. Data yang didapat mengenai penebangan hutan di Pulau Obi adalah data penebangan pada tahun 1973 sampai tahun 2005. Pada evaluasi ini, akan dibandingkan hasil penebangan dengan sistem lama dan hasil penebangan yang dihitung dengan Usher Matrix; mana yang lebih efektif dan lebih menguntungkan bagi PT Yubarsons. Pengujian dilakukan dengan data tahun 1973. Pengujian diulang sebanyak 16 kali setiap selang 2 tahun.
62 4.3.1
Pengujian 1 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1973
Gambar 4.7 Hasil Pengujian 1 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1973 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1973, didapat pendapatan optimal Rp. 26.219.378.423,65 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1973 dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Pengujian 1 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1973 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1973 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19000 14500 11000 7000 4750 3000 2250 1000
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1975 (h(i)) 0 0 0 0 5614 3532 2514 1257
Jumlah Pohon Tahun 1975 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 18999 15149 16552 11430 369 0 0 0
63 4.3.2
Pengujian 2 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1975
Gambar 4.8 Hasil Pengujian 2 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1975 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1975, didapat pendapatan optimal Rp. 8.147.877.808,93 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1975 dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Pengujian 2 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1975 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1975 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
18999 15149 16552 11430 369 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1977 (h(i)) 0 0 0 8871 3801 242 3 0
Jumlah Pohon Tahun 1977 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 18999 15392 19826 8282 0 0 0 0
64 4.3.3
Pengujian 3 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1977
Gambar 4.9 Hasil Pengujian 3 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1977 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1977, didapat pendapatan optimal Rp. 7.413.796.073,93 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1977 dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Pengujian 3 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1977 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1977 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
18999 15392 19826 8282 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1979 (h(i)) 0 0 0 9947 2845 125 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1979 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 18999 15483 21684 6333 0 0 0 0
65 4.3.4
Pengujian 4 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1979
Gambar 4.10 Hasil Pengujian 4 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1979 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1979, didapat pendapatan optimal Rp. 7.129.069.708,19 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1979 dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Pengujian 4 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1979 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1979 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
18999 15483 21684 6333 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1981 (h(i)) 0 0 0 10392 2430 95 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1981 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 18999 15517 22714 5269 0 0 0 0
66 4.3.5
Pengujian 5 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1981
Gambar 4.11 Hasil Pengujian 5 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1981 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1981, didapat pendapatan optimal Rp. 6.973.990.238,17 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1981 dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil Pengujian 5 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1981 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1981 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
18999 15517 22714 5269 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1983 (h(i)) 0 0 0 10634 2204 79 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1983 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 18999 15530 23276 4694 0 0 0 0
67 4.3.6
Pengujian 6 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1983
Gambar 4.12 Hasil Pengujian 6 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1983 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1983, didapat pendapatan optimal Rp. 6.890.737.319,90 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1983 dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Pengujian 6 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1983 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1983 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
18999 15530 23276 4694 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1985 (h(i)) 0 0 0 10766 2082 71 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1985 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19000 15535 23580 4384 0 0 0 0
68 4.3.7
Pengujian 7 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1985
Gambar 4.13 Hasil Pengujian 7 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1985 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1985, didapat pendapatan optimal Rp. 6.845.643.732,55 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1985 dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Pengujian 7 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1985 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1985 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19000 15535 23580 4384 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1987 (h(i)) 0 0 0 10836 2016 66 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1987 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19000 15537 23744 4218 0 0 0 0
69 4.3.8
Pengujian 8 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1987
Gambar 4.14 Hasil Pengujian 8 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1987 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1987, didapat pendapatan optimal Rp. 6.821.524.588,69 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1987 dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Pengujian 8 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1987 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1987 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19000 15535 23580 4384 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1989 (h(i)) 0 0 0 10836 2016 66 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1989 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19000 15538 23832 4129 0 0 0 0
70 4.3.9
Pengujian 9 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1989
Gambar 4.15 Hasil Pengujian 9 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1989 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1989, didapat pendapatan optimal Rp. 6.808.594.893,97 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1989 dapat dilihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Pengujian 9 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1989 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1989 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19000 15538 23832 4129 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1991 (h(i)) 0 0 0 10894 1962 62 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1991 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19000 15538 23879 4082 0 0 0 0
71 4.3.10 Pengujian 10 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1991
Gambar 4.16 Hasil Pengujian 10 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1991 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1991, didapat pendapatan optimal Rp. 6.801.347.732,17 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1991 dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Pengujian 10 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1991 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1991 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19000 15538 23879 4082 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1993 (h(i)) 0 0 0 10904 1952 61 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1993 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 18999 15538 23904 4058 0 0 0 0
72 4.3.11 Pengujian 11 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1993
Gambar 4.17 Hasil Pengujian 11 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1993 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1993, didapat pendapatan optimal Rp. 6.798.321.314,46 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1993 dapat dilihat pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil Pengujian 11 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1993 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1993 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
18999 15538 23904 4058 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1995 (h(i)) 0 0 0 10910 1947 61 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1995 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19000 15538 23917 4044 0 0 0 0
73 4.3.12 Pengujian 12 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1995
Gambar 4.18 Hasil Pengujian 12 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1995 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1995, didapat pendapatan optimal Rp. 6.796.268.154,54 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1995 dapat dilihat pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil Pengujian 12 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1995 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1995 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
18999 15538 23917 4044 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1997 (h(i)) 0 0 0 10913 1944 61 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1997 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19000 15538 23924 4337 0 0 0 0
74 4.3.13 Pengujian 13 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1997
Gambar 4.19 Hasil Pengujian 13 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1997 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1997, didapat pendapatan optimal Rp. 6.795.253.011,29 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1997 dapat dilihat pada Tabel 4.13 Tabel 4.13 Hasil Pengujian 13 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1997 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1997 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19000 15538 23917 4044 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 1999 (h(i)) 0 0 0 10915 1942 61 0 0
Jumlah Pohon Tahun 1999 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19000 15538 23928 4033 0 0 0 0
75 4.3.14 Pengujian 14 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1999
Gambar 4.20 Hasil Pengujian 14 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1999 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1999, didapat pendapatan optimal Rp. 6.795.104.129,44 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12920 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1999 dapat dilihat pada Tabel 4.14 Tabel 4.14 Hasil Pengujian 14 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1999 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 1999 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19000 15538 23928 4033 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 2001 (h(i)) 0 0 0 10917 1942 61 0 0
Jumlah Pohon Tahun 2001 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19001 15538 23930 4030 0 0 0 0
76 4.3.15 Pengujian 15 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2001
Gambar 4.21 Hasil Pengujian 15 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2001 Dengan data konfigurasi pohon tahun 2001, didapat pendapatan optimal Rp. 6.794.646.194,62 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12919 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 2001 dapat dilihat pada Tabel 4.15 Tabel 4.15 Hasil Pengujian 15 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2001 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 2001 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19001 15538 23930 4030 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 2003 (h(i)) 0 0 0 10917 1941 61 0 0
Jumlah Pohon Tahun 2003 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19001 15538 23931 4028 0 0 0 0
77 4.3.16 Pengujian 16 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2003
Gambar 4.22 Hasil Pengujian 16 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2003 Dengan data konfigurasi pohon tahun 2003, didapat pendapatan optimal Rp. 6.794.333.280,27 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12919 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 4.16 Tabel 4.16 Hasil Pengujian 16 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2005 Kelas Diameter (cm)
Jumlah Pohon Tahun 2003 (x(i))
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79
19001 15538 23931 4028 0 0 0 0
Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada Tahun 2005 (h(i)) 0 0 0 10918 1940 61 0 0
Jumlah Pohon Tahun 2005 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali (x(i) akhir) 19002 15540 23932 4026 0 0 0 0
4.4
Analisis Hasil Evaluasi Pada subbab Analisis Hasil Evaluasi ini, disertakan rangkuman hasil 16 kali pengujian dari tahun 1973 sampai 2005.
Kemudian dibandingkan dengan data-data dari hutan di Pulau Obi yang masih menggunakan sistem lama. Tujuan analisis ini untuk melihat keefektifan dari program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix dibandingkan dengan sistem penebangan yang sudah berjalan.
Tabel 4.17 Jumlah Pohon Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali Tahun 1973-2005 Berdasarkan Perhitungan Dengan Usher Matrix Kelas 1973 Diameter (cm) 0–9 19000 10 – 19 14500 20 – 29 11000 30 – 39 7000 40 – 49 4750 50 – 59 3000 60 – 69 2250 70 – 79 1000 Total 62500
1975
1977
1979
1981
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
18999 15149 16552 11430 369 0 0 0 62499
18999 15392 19826 8282 0 0 0 0 62499
18999 15483 21684 6333 0 0 0 0 62499
18999 15517 22714 5269 0 0 0 0 62499
18999 15530 23276 4694 0 0 0 0 62499
19000 15535 23580 4384 0 0 0 0 62499
19000 15535 23580 4384 0 0 0 0 62499
19000 15538 23832 4129 0 0 0 0 62499
19000 15538 23879 4082 0 0 0 0 62499
18999 15538 23904 4058 0 0 0 0 62499
18999 15538 23917 4044 0 0 0 0 62498
19000 15538 23917 4044 0 0 0 0 62499
19000 15538 23928 4033 0 0 0 0 62499
19001 15538 23930 4030 0 0 0 0 62499
19001 15538 23931 4028 0 0 0 0 62498
19002 15540 23932 4026 0 0 0 0 62500
78
Tabel 4.18 Jumlah Pohon Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali Tahun 1973-2005 Berdasarkan Sistem Lama Sumber: “Survey Hutan Sisa Tebangan PT Yubarsons Di Pulau Obi, Maluku Utara”, Pusat Dokumentasi dan Informasi Manggala Wanabakti. Kelas Diameter (cm) 0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 Total
1973
1975
1977
1979
1981
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
19000 14500 11000 7000 4750 3000 2250 1000 62500
17653 15149 16552 10650 0 0 0 0 6004
20774 14704 19599 3009 60 10 0 0 58156
18151 16133 21080 235 318 5 0 0 55922
16410 15327 22089 988 135 8 0 0 54957
16453 14135 22411 1605 16 7 0 0 54627
16367 13717 21979 1105 288 3 0 0 53459
17230 13510 21509 530 363 4 0 0 53146
17513 13873 21298 113 46 3 0 0 52846
17069 14154 21423 102 95 3 0 0 52846
17139 14032 21560 100 11 2 0 0 52844
17092 14022 21581 124 24 0 0 0 52843
16547 13995 21579 800 21 0 0 0 52942
16914 13706 21472 142 702 6 0 0 52942
17434 13785 21327 175 179 41 0 0 52941
17295 14081 21679 162 18 6 0 0 53241
17354 14081 21379 103 18 6 0 0 52941
Angka 0 pada kelas diameter tertentu di Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 menggambarkan bahwa pohon pada kelas diameter tersebut habis ditebang, tetapi bukan berarti area hasil tebangan gundul. Lokasi bekas tumbuhnya pohon yang ditebang ditanami kembali dengan pohon kecil sehingga dapat meregenerasi pohon yang telah ditebang. Dengan membandingkan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa jumlah pohon yang dihitung dengan pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix stabil. Sedangkan jumlah pohon berdasarkan sistem lama semakin berkurang. Hal ini dikarenakan sistem short term harvesting (menebang pohon berdiameter 30 ke atas sebanyak-banyaknya) yang digunakan dan sistem
79
penanaman kembali yang tidak baik. Jumlah penanaman kembali tidak diperhitungkan dengan baik sehingga tidak dapat meregenerasi pohon yang sudah ditebang sehingga jumlah pohon semakin berkurang
Tabel 4.19 Jumlah Pohon Yang Ditebang Tahun 1973-2005 Berdasarkan Perhitungan Dengan Usher Matrix. Kelas Diameter (cm) 0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 Total
1975
1977
1979
1981
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8871 9947 10392 10634 10766 10836 10836 10894 10904 10910 10913 10915 10917 10917 10918 5614 3801 2845 2430 2204 2082 2016 2016 1962 1952 1947 1944 1942 1942 1941 1940 3532 242 125 95 79 71 66 66 62 61 61 61 61 61 61 61 2514 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1257 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12917 12917 12917 12917 12917 12918 12918 12918 12918 12918 12918 12918 12920 12919 12919 12919
80
Tabel 4.20 Jumlah Pohon Yang Ditebang Tahun 1973-2005 Berdasarkan Sistem Lama Sumber: “Survey Hutan Sisa Tebangan PT Yubarsons Di Pulau Obi, Maluku Utara”, Pusat Dokumentasi dan Informasi Manggala Wanabakti. Kelas Diameter (cm) 0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 Total
1975
1977
1979
1981
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 425 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 780 13571 12000 10000 10287 11256 11230 11000 10652 10730 10750 10100 11251 10658 10641 10700 5983 3250 1247 100 1200 1000 1000 1215 800 925 850 870 356 1255 1000 1000 3532 150 60 60 40 30 70 78 10 20 5 6 10 100 65 65 2514 0 2 4 2 1 3 4 1 1 0 0 0 7 8 8 1257 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14066 16971 13734 10664 11529 12287 12303 12297 11463 11676 11605 10976 11617 12020 11714 11773
81
82 Dengan membandingkan Tabel 4.19 dan Tabel 4.20, dapat dilihat bahwa jumlah pohon yang ditebang pada tahun 1973-2005 dengan pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix stabil. Sedangkan jumlah pohon yang ditebang berdasarkan sistem lama semakin berkurang. Pada tahun 1975 dan 1977 pohon yang ditebang berdasarkan sistem lama memang lebih banyak dibandingkan dengan perhitungan Usher Matrix. Tetapi hasil penebangan pada tahun-tahun berikutnya cenderung menurun karena dalam selang 2 tahun, hutan tidak dapat meregenerasi pohon yang ditebang dan jumlah penanaman kembali tidak diperhitungkan dengan baik. Angka 0 pada kelas diameter tertentu di Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 berarti tidak ada pohon yang ditebang pada kelas diameter tersebut. Pohon yang ditebang hanya pada kelas diameter 30 m ke atas saja.
83
Tabel 4.21 Perdapatan Tahun 1973-2005 Dengan Usher Matrix Tahun Pendapatan (Rp) 1975 26.219.378.423,65 1977 8.147.877.808,93 1979 7.413.796.073,93 1981 7.129.069.708,19 1983 6.973.990.238,17 1985 6.890.737.319,90 1987 6.845.643.732,55 1989 6.821.524.588,69 1991 6.808.594.893,97 1993 6.801.347.732,17 1995 6.798.321.314,46 1997 6.796.268.154,54 1999 6.795.253.011,29 2001 6.795.104.129,44 2003 6.794.646.194,62 2005 6.794.333.280,27 Rata-rata 7.989.117.914
Pendapatan Tahun 1973-2005 Dengan Usher Matrix 30000000000 Pendapatan
25000000000 20000000000 15000000000 10000000000 5000000000 0 1
3
5
7
9
11 13 15
Tahun
Gambar 4.23 Grafik Pendapatan Tahun 1973-2005 Dengan Usher Matrix
84 Tabel 4.21 Perdapatan Tahun 1973-2005 Dengan Sistem Lama Sumber: “Survey Hutan Sisa Tebangan PT Yubarsons Di Pulau Obi, Maluku Utara”, Pusat Dokumentasi dan Informasi Manggala Wanabakti. Tahun Pendapatan (Rp) 1975 26.932.084.431 1977 9.435.049.472 1979 6.613.526.854 1981 4.598.955.430 1983 5.737.085.823 1985 5.929.820.910 1987 5.997.998.282 1989 6.135.543.538 1991 5.429.211.539 1993 5.608.384.567 1995 5.510.069.711 1997 5.251.980.796 1999 5.232.194.627 2001 6.078.523.309 2003 5.750.828.910 2005 5.776.269.710 Rata-rata 7.251.095.494
Pendapatan Tahun 1973-2005 Dengan Sistem Lama
Pendapatan
30000000000 25000000000 20000000000 15000000000 10000000000 5000000000 0 1
3
5
7
9
11 13 15
Tahun
Gambar 4.24 Grafik Pendapatan Tahun 1973-2005 Dengan Sistem Lama
85
Perbandingan Pendapatan Sistem Lama dengan Usher Matrix
Pendapatan
30000000000 25000000000
Dengan Usher Matrix
20000000000 15000000000
Dengan Sistem Lama
10000000000 5000000000 0 1
3
5
7 9 11 13 15 Tahun
Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Pendapatan Sistem Lama dengan Usher Matrix
Dengan membandingkan Tabel 4.20 dan tabel 4.21, rata-rata pendapatan Tahun 1973-2005 dengan menggunakan program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix adalah Rp. 7989.117.914. Sedangkan rata-rata data pendapatan yang didapat berdasarkan sistem lama adalah Rp. 7.251.095.494. Dapat dilihat pendapatan
dengan menggunakan program aplikasi pengelolaan penebangan hutan
dengan Usher Matrix lebih besar, dengan selisih Rp. 738.022.420. Dengan kata lain, pendapatan yang diperoleh dengan menggunakan program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix lebih besar 10,2% dibanding dengan pendapatan dengan sistem lama.
4.5
Analisis Interaksi Manusia Komputer Aplikasi ini dirancang dalam dua layar yaitu layar inisialisasi awal dan layar
utama yang saling terhubung dengan tombol-tombol yang disediakan. Tampilan disusun sederhana mudah dimengerti dan menggunakan bahasa Indonesia sehingga user mudah
86 memahami cara kerja aplikasi. Aplikasi yang dirancang menggunakan warna background senada yang konsisten yaitu warna abu-abu. Penentuan tombol aktif atau non-aktif pada layar utama memudahkan user untuk memahami urutan perhitungan dari aplikasi ini. Untuk pencegahan kesalahan, aplikasi ini melakukan validasi-validasi yang dibutuhkan terutama saat user menginput data. Tombol “Kembali” pada layar utama memungkinkan user untuk kembali ke layar inisialisasi walaupun perhitungan sudah dilakukan. Hasil perhitungan dan data yang diinput oleh user dapat disimpan dalam file, sehingga memudahkan user untuk mencetak hasil pehitungan.