150
BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
4.1 Implementasi Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari sistem yang dirancang. Implementasi sistem yang dilakukan adalah dengan melakukan simulasi terhadap sistem yang dirancang menggunakan lingkungan jaringan yang dibuat semirip mungkin dengan keadaan yang sebenarnya. Simulasi ini menggunakan topologi yang menggunakan internet sebagai jalur datanya sesuai dengan usulan yang diajukan.
4.1.1 S pesifikasi Sistem Implementasi yang dilakukan terdiri dari sebuah Web Server, dua buah Client Embedded system, dan dua buah client yaitu teknisi dan admin. Spesifikasi sistem yang digunakan dalam simulasi ini menggunakan topologi seperti gambar dibawah ini :
151 Ro uter AD SL
Internet
192 .168 .0 .1 Embe dde d Syste m
Brow ser
swi tch Admin
Cli en t Emb edd ed sy ste m d an s imul asi p rose s rea d wr ite plc IP add ress 19 2.16 8.0.2
IP Priva te dari ISP Embe dd ed Sy ste m
Bro wse r
Master
Web serve r Se rver Ap ach e de nga n D atab ase M ySQL 125. 166.9 8.73 IP P ubl ic Statis
Te kni si
Slav e
Cli en t Emb ed ded s yste m dan simu lasi p rose s re ad w rite pl c IP add ress 1 92.1 68.0 .3
IP P rivate d ari ISP Cl ien t Tekn isi (Peru sah aa n pe mbua t me sin )
Gambar 4.1 Topologi Jaringan yang digunakan dalam simulasi
Simulasi sistem ini akan menggunakan internet sebagai jalur komunikasi datanya. Server yang disimulasikan mewakili hosting Web Server yang di sewa perusahaan pembuat mesin, untuk seterusnya Server ini akan disebagai Web Server. Untuk mensimulasikan client mesin atau embeded system yang ada pada mesin pelanggan, digunakan dua buah notebook dengan menggunakan sistem operasi linux, untuk seterusnya akan disebut sebagai Client Embedded System. Selain client embedded sytem, yang berperan sebagai client dalam system ini adalah teknisi dan admin yang menggunakan web browser, untuk seterusnya akan disebut sebagai admin atau teknisi. Pada Client Embedded System, akan dijalankan dua aplikasi yaitu aplikasi client yang berhubungan dengan Web Server yang untuk seterusnya disebut sebagai Client Embedded System saja, serta aplikasi yang mensimulasikan proses yang berhubungan dengan PLC, yang untuk seterusnya disebut sebagai read-write PLC.
152 Web Server yang digunakan terhubung ke Internet dengan menggunakan IP address public yang statis yang didapatkan dari ISP, sedangkan Tenisi dan Admin akan disimulasikan menggunakan notebook yang terhubung ke internet menggunakan modem dengan IP private. Pada sisi pelanggan, embedded system akan ditempatkan pada sebuah jaringan private. Jaringan tersebut akan terhubung dengan internet melalui sebuah router ADSL yang menggunakan Ip public statis. Agar client-client embedded system dapat diakses dari internet dengan hanya menggunakan satu ip public, maka perlu dilakukan port forwarding dari router yang akan di-mapping ke IP-IP dari embedded system tersebut. Port-port yang dimap ke IP dari embedded system harus disesuaikan dengan data port dari embedded system yang ada di database. Untuk menjaga kerahasiaan data selama pengiriman datanya, Client Embedded System akan menerapkan proses otentikasi dan enkripsi seperti yang sudah dirancang pada bab sebelumnya. Sedangkan untuk interface dengan teknisi akan diimplementasikan protokol HTTPS sehingga data yang dikirimkan dari Web Server ke teknisi dalam keadaan terenkripsi. HTTPS adalah versi aman dari protokol HTTP,
dengan
menggunakan
diimplementasika pada Client
port
Embedded
443.
protokol ini tidak
System karena kompleksitas
pemrogramannya dan beratnya proses untuk menghitung enkripsi yang dilakukan. Embedded system yang berada di sisi mesin adalah sebuah komputer yang mempunyai fungsi spesifik tertentu, sehingga resource yang dimiliki relatif kecil dibandingkan dengan komputer biasa. M aka dari itu, jika mesin dibebankan dengan perhitungan enkripsi asimetris maka akan terhambat proses kerjanya. Protokol HTTPS hanya akan digunakan pada interface untuk teknisi saja.
153 Spesifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. S pesifikasi Server Untuk mensimulasikan Web Server, telah didaftarkan alamat IP server
di
DNS
server
dengan
alamat
“telemonitoring.dyndns.org”
diimplementasikan aplikasi servernya menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan MySQL sebagai DBM Snya serta Apache sebagai webservernya diatas sebuah PC dengan spesifikasi seperti dibawah ini. •
Komputer P4, 2 GHz, memori 1024 M B, Hardisk 80 GB.
•
Sistem Operasi Windows Xp
•
XAM PP Web Server Apache untuk menampung halaman PHP
•
MySQL
•
IP Address publik 125.98.66.73
2. S pesifikasi Client a. Client Embedded S ystem Aplikasi Client diimplementasikan
Embedded
menggunakan
System yang telah bahasa
pemrograman
dirancang C
yang
dijalankan pada sebuah notebook dengan sistem operasi linux. Aplikasi Read-Write PLC yang dirancang untuk keperluan simulasi juga diimplementasikan
menggunakan
bahasa
pemrograman
C
yang
menggunakan share memory untuk berinterface dengan Client Embedded system. Notebook ini terhubung ke internet menggunakan sebuah modem. Spesifikasinya adalah sebagai berikut: •
Notebook Intel Core 2 duo 2Ghz , memori 1024 M B, Hardisk 80 GB
154 •
Sistem Operasi Linux Backtrack 2.0
•
Aplikasi Client M esin
•
Aplikasi Read-Write PLC
•
IP Address Private statis 192.168.0.2
b. Client Teknisi Program client teknisi yang telah dirancang untuk keperluan simulasi ini diimplementasikan menggunakan browser yang dijalankan pada sebuah notebook dengan sistem operasi windows xp. Notebook ini terhubung dengan internet menggunakan sebuah modem. Spesifikasinya adalah sebagai berikut:
4.1.2
•
Notebook Intel Core 2 duo 2Ghz , memori 1024 M B, Hardisk 80 GB
•
Sistem Operasi Windows XP Professional
•
Browser internet M ozilla Firefox
•
IP Address Private dynamis
Prosedur Operasional
4.1.2.1 Konfigurasi awal sistem Untuk menjalankan sistem ini perlu dilakukan konfigurasi untuk pertamakali di tiap sisi baik server maupun client agar sistem bisa berjalan. 4.1.2.1.1 Konfigurasi awal Webserver Langkah-langkah ini hanya dilakukan sekali, hanya ketika sistem ini hendak dijalankan untuk pertama kali. Langkah-langkah dibawah ini adalah langkah yang digunakan untuk mengkonfigurasi awal web server
155 mencakup XAM PP yang berisi apache sebagai aplikasi Webserver dan MySQL sebagai DBM S server untuk dapat memonitoring dan mengkonfigurasi mesin. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Install dahulu aplikasi XAM PP pada WebServer. 2. Copy halaman PHP (poin nomor 2) yang berisi Sistem Konfgurasi dan M onitoring yang telah dibuat ke folder “htdocs” (poin nomor 1) pada directory XAM PP, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.2 Folder setelah dicopy kedalam htdocs
3. Setelah
mengcopy
file
PHP
Lalu
aktifkan
HTTPS
untuk
mengamankan pengiriman data antara teknisi dan web server. Untuk mengaktifkan HTTPS pertama kali harus dibuat sertifikat SSL dan Private Key dengan memasukkan command seperti dibawah ini kedalam DOS : “cd C:\xampp\apache”
156 “makecert”
Gambar 4.3 M embuat Sertifikat SSL
4. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput password dari private key dan verifikasi private key.
Gambar 4.4 Input dan verifikasi password private key
5. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput kode nama Negara.
Gambar 4.5 Input kode Negara
157 6. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama state atau propinsi.
Gambar 4.6 Input propinsi
7. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama kota.
Gambar 4.7 Input kota
8. Kemudian perusahaan.
akan
muncul
inisialisasi untuk
menginput
nama
158
Gambar 4.8 Input nama perusahaan
9. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama bagian.
Gambar 4.9 Input nama bagian
10. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama domain.
159
Gambar 4.10 Input nama domain
11. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput alamat email.
Gambar 4.11 Input alamat email
12. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput password yang akan dikirim jika ada request.
160
Gambar 4.12 Input password private key
13. Kemudian
akan
muncul
inisialisasi untuk
menginput
perusahaan yang telah anda masukkan sebelumnya.
Gambar 4.13 Input nama perusahaan
nama
161 14. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput password dari private key yang telah anda masukkan sebelumnya.
Gambar 4.14 Input password private key
15. Jika sertifikat SSL dan private key sudah berhasil dibuat maka akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Gambar 4.15 Sertifikat SSL dan private key
162 16. Setelah sertifikat SSL dan private key dibuat, lalu lakukan konfigurasi pada file xampp agar merequest sertifikat SSL yang telah dibuat pada saat
folder
telemonitoring diakses
melalui
browser
dengan
memasukkan kode seperti gambar dibawah pada file yang berlokasi “C:\xampp\apache\conf\extra\httpd-xampp.conf”.
Gambar 4.16 Kode untuk request SSL pada folder telemonitoring
17. Kemudian lakukan konfigurasi pada file apache yang digunakan sebagai web server untuk meredirect http menjadi https ketika diinput didalam browser dengan cara memasukkan kode seperti gambar dibawah pada file yang berlokasi “C:\xampp\apache\conf\httpd.conf”.
Gambar 4.17 Kode untuk meredirect http menjadi https
163 18. Lalu jalankan program XAM PP dan aktifkan service Apache dan MySQL hingga muncul informasi running. Seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.18 Program XAM PP
19. Akses database server dengan menggunakan browser dan masukkan alamat ini “http://localhost/phpmyadmin” kedalam address browser. Lalu klik import untuk mengimport database yang sudah dibuat, seperti pada gambar dibawah ini :
164
Gambar 4.19 Phpmyadmin
20. Kemudian klik tombol browse untuk memasukkan database lalu klik tombol ok. Hasil dari browse database seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.20 Import Database
165 Apabila file yang dimasukkan sudah benar kemudian klik tombol Go pada halaman import pada phpmyadmin, jika berhasil maka akan muncul informasi import telah berhasil.
4.1.2.1.2 Konfigurasi Port Forwarding pada Router 1. Akses router melalui browser pada alamat private dari router,dalam hal ini 192.168.0.1, M asuk ke menu portforwarding yang ada dalam menu firewall.
Gambar 4.21 Status router 2. Tambahkan mapping port pada kolom yang disediakan seperti pada gambar dibawah. Perlu diperhatikan bahwa konfigurasi public port
166 dibawah ini harus di sesuaikan dengan data mesin di database. Klik “Apply Changes”.
Gambar 4.22 Status router 4.1.2.1.3 Konfigurasi awal Mesin 1. Aktifkan komputer client mesin,(mengacu pada gambar 4.21) buka sebuah terminal dan masuk kedirektory dimana source code berada (poin nomor 1),
compile source code (poin nomor 2) dengan
perintah: “gcc –o client client.c -pthread” Opsi -pthread
digunakan karena aplikasi tersebut menggunakan
multithread. Jalankan program tersebut (poin nomor 3)dengan perintah “./client”
167
Gambar 4.23 Compile Source Code
Kompilasi pula program read dan write untuk mensimulasikan proses read-write PLC. “gcc -o read read.c” “gcc -o write write.c” Lalu jalankan kedua program tersebut. “./read” “./write”
Gambar 4.24 Program Read dan Write PLC 2. Aplikasi Client Embedded System yang telah dijalankan tadi akan meminta inputan tentang informasi mengenai Webserver. Lakukan inisialisasi data-data tersebut dengan memasukan data-data mengenai Web Server . •
M asukan IP address atau domain name dari server
Gambar 4.25 Input IP Address atau Domain Name
168
•
M asukan halaman konfigurasi
Gambar 4.26 Input Halaman Konfigurasi
•
M asukan halaman monitoring
Gambar 4.27 Input Halaman M onitoring
•
M asukan halaman otentikasi
Gambar 4.28 Input Halaman Otentikasi
•
M asukan Idmesin
Gambar 4.29 Input Idmesin
169
•
M asukan Key Enkripsi
Gambar 4.30 Input Key Enkripsi
•
M asukan alamat sharememory
Gambar 4.31 Input Alamat Sharememory
•
M asukan timer konfigurasi
Gambar 4.32 Input Timer Konfigurasi
Jika sampai saat ini langkah diatas benar maka program client akan menampilkan pesan error “102--Idmesin salah”, hal ini terjadi karena idmesin yang tersebut belum terdaftar di database server. Untuk itu langkah selanjutnya adalah mendaftarkan idmesin di server melalui web browser pada notebook teknisi.
170
Gambar 4.33 Pesan Error
3. Untuk mengakses Web Server dapat dilakukan dengan memasukan alamat server di browser, setelah itu daftarkan id mesin di server tersebut. Jika sistem pertamakali digunakan maka belum ada teknisi yang terdaftar didatabase, maka yang dapat mendaftarkan teknisi didatabase hanyalah. Untuk simulasi ini digunakan user admin untuk mengkonfigurasi mesin. Namun pada dasarnya hal ini dapat dilakukan user teknisi jika sudah terdaftar di database.
langkah-
langkah mendaftarkan idmesin adalah sebagai berikut: •
Buka halaman web “telemonitoring.dyndns.org”
•
Login defaultnya menggunakan username “admin”, password “admin”
171
Gambar 4.34 Halaman Login
Bagian yang dilingkari diatas menunjukkan bahwa halaman telah diamankan dengan cara didirect ke port 443, yakni protokol HTTPS. •
Setelah itu halaman akan berpindah ke halaman home
Gambar 4.35 Halaman Home
172 •
Untuk
menambahkan
mesin,
terlebih
dahulu
haruslah
menambahkan model mesinnya. Namun jika model mesinnya sudah pernah ditambahkan sebelumnya, maka langkah ini dapat di lewat. Untuk menambahkan model masuk kehalaman model terlebih dahulu dengan klik “model”.
Gambar 4.36 Daftar M odel
173 •
Untuk menambahkan model klik “tambah model”
Gambar 4.37 M enambah M odel
•
Setelah mengisi attribut secara lengkap, klik tombol “submit” untuk menginput ke database.
•
Setelah menambahkan model, Lalu klik “mesin” untuk masuk ke halaman mesin.
Gambar 4.38 Daftar M esin
174 •
Klik “tambah mesin” untuk mendaftarkan mesin dan mengisi form tambah mesin. Perlu diperhatikan menu port dibawah ini adalah port yang di mapping pada router pelanggan. Setelah itu klik “submit”
Gambar 4.39 Tambah M esin Sampai saat ini program client seharusnya menampilkan pesan kesalahan “105 -- tidak ada konfigurasi baru ” hal ini berarti client mesin sudah berjalan stabil, karena program mesin client telah berhasil merequest konfigurasi baru, namun karena belum pernah ada konfigurasi, maka mesin menampilkan pesan tersebut.
Gambar 4.40 Pesan Kesalahan
175 4.1.2.2 Pengaturan Data Mesin •
Daftar mesin Pada halaman ini teknisi atau admin dapat melihat seluruh mesin yang ada beserta data-data mesinnya. Teknisi dapat mengubah ataupun menghapus data mesin tetapi hanya terbatas pada mesin yang ia tangani saja sedangkan admin dapat menghapus mesin manasaja. Tampilan halaman ini seperti yang ada pada gambar 4.21 daftar mesin
•
Penambahan mesin Pada halaman ini teknisi dapat menambah mesin baru yang hendak di konfigurasi atau di monitoring. Tampilan halaman ini seperti yang sudah dijelaskan pada gambar 4.22 tambah mesin.
•
Status mesin Pada halaman ini teknisi dapat melihat status mesin yang sedang berjalan termasuk konfigurasi terakhir dan data monitoring terakhir yang telah dilaporkan oleh mesin.
Gambar 4.41 Status M esin
176 4.1.2.3 Pengkonfigurasian Mesin •
History Konfigurasi Pada halaman ini teknisi dapat melihat daftar mesin yang memiliki datadata konfigurasi serta waktu konfigurasi terakhir, teknisi juga dapat membersihkan semua data-data history konfigurasinya.
Gambar 4.42 History Konfigurasi
•
History Konfigurasi M esin Pada halaman ini teknisi dapat melihat history data-data konfigurasi yang ada pada sebuah mesin serta menghapusnya.
177
Gambar 4.43 History Konfigurasi M esin
•
Ubah konfigurasi M esin Pada halaman ini teknisi dapat mengkonfigurasi ulang mesin dengan nilai-nilai yang baru pada setiap parameter.
Gambar 4.44 Ubah konfigurasi M esin
178 4.1.2.4 Simulasi Konfigurasi mesin Simulasi ini akan menunjukan bagaimana sebuah mesin dapat dikonfigurasi melalui Web Server. Teknisi akan mengakses Web Server melalui Web Browser. Lalu mengubah konfigurasi mesin didatabase, lalu Client Embedded
System akan merequest konfigurasi tersebut dan
WebServer akan mengirimkan konfigurasi tersebut pada response-nya.
Gambar 4.45 Aliran data dari teknisi menuju Client Embedded System secara online processing Proses ini akan terjadi ketika embedded system telah memiliki IP public statis dan router yang telah dikonfigurasi port forwardingnya. M engacu pada gambar 4.46, pada poin nomor 1, pengiriman data di inisiasi oleh teknisi melalui browser, lalu webserver akan meneruskan koneksi ke embedded system dan mengirimkan konfigurasi terserbut(poin nomor 2). Lalu Embedded system akan mengirimkan data monitoring (poin nomor 3)
179 dan akan diteruskan ke client (poin nomor 4). Jika Proses ini tidak terjadi, maka pengiriman konfigurasi akan terjadi secara batch processing seperti penjelasan dibawah ini.
Gambar 4.46 Aliran data dari teknisi menuju Client Embedded System secara batch processing
Aliran data (mengacu pada gambar 4.46) dimulai dari teknisi yang memberikan nilai konfigurasi pada mesin melalui Web Interface yang selanjutnya akan disimpan di database(poin nomor 1). Pada saat timer konfigurasi pada Client Embedded System habis, maka Client Embedded System akan melakukan request data konfigurasi pada Webserver(poin 2). Karena di database ada konfigurasi terbaru, maka WebServer memberikan response berupa data konfigurasi (poin 3).
180
Gambar 4.47 Pengkonfigurasian mesin melalui Web Interface
Pada gambar 4.48 pada poin nomor 1, Client embedded system belum menerima konfigurasi baru karena teknisi belum menginputkan data konfigurasi yang baru. Setelah data konfigurasi ada di database Client Embedded System merequest data tersebut dan Web Server meresponse dengan mengirimkan data konfigurasi tersebut(poin nomor 2). Setelah sukses menerima konfigurasi, Client Embedded System mengirim data tersebut ke Read-Write PLC melalui Sharememory
serta memperbaharui versi
konfigurasinya sehingga data konfigurasi yang sama tidak dikirimkan kembali(poin nomor 3). Pada poin nomor 4 pada process Read-Write PLC, proses tersebut belum mendeteksi adanya data antrian baru pada share memory. Namun pada poin nomor 5, proses tersebut sudah mendeteksi adanya antrian data konfigurasi dan mendequeuenya dan menampilkan ke layar. Sampai tahap ini data konfigurasi telah berhasil dikirimkan ke mesin.
181
Gambar 4.48 Output Client Embedded System dan proses Read-Write PLC
4.1.2.5 Pemonitoringan Mesin •
History M onitoring Pada halaman ini teknisi dapat melihat daftar mesin yang memiliki datadata monitoring, waktu terakhir terima monitoring, dan waktu monitoring terakhir dibaca
Gambar 4.49 History Monitoring
182 •
History M onitoring M esin Pada halaman ini teknisi dapat melihat detil nilai-nilai parameter monitoring yang dikirimkan oleh mesin sera menghapus nya bila perlu.
Gambar 4.50 History Monitoring M esin
4.1.2.6 Simulasi monitoring mesin Simulasi ini akan menunjukan bagaimana data monitoring yang berasal dari mesin bisa diperoleh atau dipantau melalui Web Server. Pada kenyataannya data monitoring berasal dari PLC lalu dikirimkan ke proses Read-Write PLC, lalu proses tersebut mengirimkan data-data tersebut melalui Sharememory untuk dibaca oleh Client Embedded System. Namun pada simulasi ini proses Read-Write PLC tidak akan mengirimkan data monitoring yang berasal dari PLC, melainkan dari inputan user.
183
Gambar 4.51 Aliran Data dari Client Embedded System menuju Teknisi
Gambar
4.51
dimulai dari Client
Embedded
System yang
mengirimkan request untuk mengirimkan data monitoring(poin nomor 1). Setelah terotentikasi server akan mengambil parameter yang berisi data monitoring tersebut dan menyimpannya di database, lalu mengirimkan pesan sukses ke Client Embedded System(poin nomor 2). Lalu pada akhirnya Teknisi memeriksa status monitoring mesin di Web Server dan menerima data monitoring tersebut.
Gambar 4.52 Output pada Client Embedded System dan read-write PLC
184 M engacu pada gambar 4.52, pada poin nomor 1 output dengan kode 106 dihasilkan oleh thread Konfigurasi. Tidak seperti thread konfigurasi, thread monitoring pada Client Embedded System akan aktif jika ada antrian data pada Sharememory yang berasal dari read-write PLC. Pada poin nomor 2 setelah proses Read-Write PLC menerima seluruh inputan data monitoring, proses tersebut akan mengantrikan data monitoring tersebut di Sharememory dan Client Embedded System akan men-dequeue data tersebut dan mengirimkannya ke WebServer, dan WebServer akan mengirimkan pesan sukses dengan kode 107 data (poin nomor 3). Setelah itu thread konfigurasi terus membaca Sharememory sampai Read-Write PLC mengirimkan monitoring
kembali.
Sementara
itu
thread
konfigurasi tetap
aktif
mengirimkan request konfigurasi.
4.1.2.7 Pengaturan Teknisi •
Daftar Teknisi Pada Halaman ini teknisi dapat melihat data teknisi yang lainnya atau dirinya sendiri. Namun hanya admin yang mampu menghapus teknisi yang terdaftar.
185
Gambar 4.53 Daftar Teknisi
•
Tambah Teknisi Admin dapat menambahkan teknisi yang ada. Namun teknisi tidak dapat melakukan hal tersebut
Gambar 4.54 Tambah Teknisi
186 4.1.2.8 Pengaturan Model •
Daftar M odel Teknisi dapat melihat model mesin yang sudah ada, serta dapat mengganti dan menghapus model tersebut.
Gambar 4.55 Daftar M odel
•
Tambah M odel Teknisi dapat menambah model mesin yang ada jika perusahaan membuat model mesin yang baru. Parameter yang dikeluarkan oleh mesin harus sama persis dengan parameter yagn dikirimkan oleh mesin
187
Gambar 4.56 Tambah M odel
•
Daftar Satuan Agar pengisian model dapat dilakukan tiap parameter haruslah memiliki satuan untuk tiap parameternya, halaman ini berfungsi untuk melihat daftar satuan yang sudah ada serta teknisi dapat menghapusnya bila perlu.
Gambar 4.57 Daftar Satuan
188 •
Tambah Satuan Halaman ini berfungsi untuk menambah satuan untuk nantinya dipasangkan dengan attribute model.
Gambar 4.58 Tambah Satuan
4.2 Evaluasi Setelah melakukan simulasi dengan sistem yang dirancang, evaluasi diakukan
terhadap sistem tersebut dengan melakukan sejumlah pengujian dan
pembuktian untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang berjalan dengan baik, dapat menerima input dengan benar dan mengeluarkan output sesuai yang diinginkan.
4.2.1 Uji kinerja pengiriman data Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari komunikasi antara server dan client mesin dalam hal pengiriman data monitoring dan konfigurasi. Pengujian dibagi menjadi dua domain yaitu akurasi data dan waktu transfer data.
189 4.2.1.1 Uji akurasi data monitoring Pengujian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
algoritma
pemrograman pada layer aplikasi sudah tepat sesuai yang diinginkan. Pengujian ini menggunakan asumsi bahwa koneksi jaringan mulai dari layer transport sampai layer physical sudah berjalan dengan baik. M aka dari itu pengujian hanya dilakukan pada lingkungan LAN yang terdiri dari sebuah switch dan 2 buah komputer.
Ma ste r
Bro w ser Emb e dd ed Syste m
Sla ve
C li en t Mes in d an sim ul as i pro se s re ad wr ite p lc
Tek ni si 19 2.1 6 8.0 .1 IP Pri va te
19 2.1 68 .0.3 IP Pri va te da ri ISP
D ata d a ri We bse rve r D ata d a ri C lie n t e mb ed de d sy stem We b se rve r Se rve r Apa ch e d en g an D ata ba se MySQL 1 92 .16 8.0 .2 IP Pu bl ic Sta tis
Gambar 4.59 Pengiriman data monitoring
Percobaan dilakukan dengan cara membuat client mengirimkan data parameter monitoring yang sama sebanyak sepuluh kali. Diambil contoh parameter yang ada pada mesin milik PT. KSM yang berjumlah 17 parameter. Nilai dari parameter tersebut adalah nilai yang dirandom dari 1 sampai 200. Selang waktu yang digunakan pada setiap pengiriman adalah 5 detik.
190
Gambar 4.60 Pengiriman M onitoring pada Client Embedded System
191
Gambar 4.61 History Monitoring pada Webserver
Tabel 4.1 Hasil uji akurasi data monitoring Jumlah Akurasi
Percobaan parameter
Data
ke yang diterima 1
17
100%
2
17
100%
3
17
100%
4
17
100%
5
17
100%
6
17
100%
7
17
100%
8
17
100%
9
17
100%
10
17
100%
192 Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa data monitoring telah sampai dengan benar ke server secara akurat. Hal ini menunjukan bahwa dari segi logika dan algoritma pada layer aplikasi sudah sesuai dengan yang diinginkan. Keberhasilan pengiriman data pada jaringan tidak terlepas dari peranan protokol TCP pada layer transport. Protokol ini bersifat reliable sehingga data terjamin dalam pengirimannya. Hal ini berarti ke akuratan data yang sampai hanya dipengaruhi oleh layer aplikasi. variable waktu tidak diikut sertakan pada pengujian ini karena waktu yang dibutuhkan pada setiap kali pengiriman akan berbeda sesuai dengan kepadatan jaringan. dan kehandalan layer-layer dibawah layer aplikasi.
4.2.1.2 Uji akurasi pengiriman data konfigurasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa akurat data yang di input oleh teknisi yang sampai di client mesin. Percobaan ini dilakukan dengan cara melakukan konfigurasi terhadap Client Embedded system melalui browser sebanyak 10 kali pengkonfigurasian . Parameter yang digunakan berjumlah 17 dengan nilai yang random.
193
Gambar 4.62 Pengiriman data Konfigurasi
Gambar 4.63 Konfigurasi M esin pada WebServer
194
Gambar 4.64 Output data Parameter konfigurasi pada Client Embedded system
195 Tabel 4.2 Percobaan pengiriman data konfigurasi Jumlah Akurasi
Percobaan parameter
Data
ke yang diterima 1
17
100%
2
17
100%
3
17
100%
4
17
100%
5
17
100%
6
17
100%
7
17
100%
8
17
100%
9
17
100%
10
17
100%
Hasil pengujian menunjukan data yang dikirim 100% sampai pada client. Hal ini menunjukan bahwa sistem ini telah mampu menangani request data konfigurasi dari client secara baik. Sama seperti keberhasilan pengiriman data monitoring, keberhasilan pengiriman data konfigurasi ini dipengaruhi oleh kehandalan layer-layer dibawah layer aplikasi.
196 4.2.1.3 Uji Validasi data monitoring Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah server dapat menangani data-data dengan kondisi ketidak-valid-an tertentu. Percobaan dilakukan dengan cara membuat client mengirimkan parameter-parameter tidak valid dengan berbagai keadaan.
Tabel 4.3 Percobaan validasi data monitoring Percobaan kondisi parameter
Hasil
jumlah parameter
parameter yang
melebihi jumlah
diterima hanya
kebenaran
ke
benar
1 yang ada di
parameter yang ada di
database
database parameter yang ada
jumlah parameter didatabase diterima 2
kurang dari yang
benar dengan baik, parameter
ada didatabase yang tidak ada di set 0 Data monitoring tidak format parameter 3
disimpan, menampilkan salah pesan error di client
benar
197 parameter tetap nilai parameter diterima dengan ada yang melebihi 4
menampilkan pesan
Benar
batas maksimum peringatan pada teknisi atau minimum yang memeriksa
nilai parameter
data monitoring tidak
5
Benar tidak valid
dimasukan database
Hasil pengujian diatas menunjukan bahwa server telah mampu memvalidasi parameter input dengan baik, namun hal ini terbatas pada keadaan yang telah diperkirakan. Tidak menutup kemungkinan akan ditemukan kesalahan jika diberikan keadaan yang lebih ekstreem lagi yang belum terbayangkan.
4.2.1.4 Uji validasi input konfigurasi Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah server mampu memvalidasi kesalahan input yang dilakukan oleh teknisi melalui web browser. Percobaan ini hanya dapat mengetahui kinerja server dalam memvalidasi input sebelum input tersebut disimpan ke database. Namun jika dengan suatu cara data yang sampai ke client mesin dapat dirubah maka yang harus melakukan validasi adalah proses read-write PLC sebab proses client tidak mengetahui kondisi parameter yang benar ataupun salah.
198 Tabel 4.4 Percobaan validasi pengiriman Percobaan kondisi parameter
Hasil
Nilai parameter
M enampilkan pesan
bukan angka
error
kebenaran
ke
1
benar
Server akan secara otomatis memberi nilai yang sama dengan konfigurasi terakhir Tidak semua
pada parameter yang
parameter di isi
belum di isi, namun
benar
2
sebelumnya akan menampilkan peringatan terlebih dahulu Nilai parameter melebihi dari
M enampilkan pesan benar
3 batas maksimum atau minimum
error
199 4.2.2 Uji Waktu rata – rata yang dibutuhkan sekali Pengiriman Data Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk client embedded system mengirimkan satu data monitoring ataupun konfigurasi, mulai dari proses otentikasi sampai client selesai mengirimkan data monitoring atau mendapatkan data konfigurasi. Percobaan ini dilakukan dengan cara mencatat waktu sebelum proses otentikasi dan waktu setelah response terakhir diterima lalu dihitung selisihnya. Percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali dan dihitung waktu minimum, waktu maksimum serta rata-ratanya. Hal yang dapat mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu paket data untuk dikirimkan melalui suatu jaringan ialah kepadatan jaringan, jarak antara node, dan bandwidth. Untuk itu disajikan dua set data percobaan yakni percobaan diatas jaringan LAN yang antara PC nya hanya terhubung dengan switch serta percobaan diatas jaringan internet. Pada percobaan ini yang diuji adalah waktu dari Client Embedded system sampai ke server tanpa melibatkan client teknisi.
Gambar 4.65 Hasil percobaan pengiriman data monitoring diatas LAN
200 Tabel 4.5 Percobaan waktu yang dibutuhkan untuk sekali pengiriman melalui LAN Waktu yang Percobaan dibutuhkan ke dalam detik 1
0.249039
2
0.133750
3
0.118248
4
0.126289
5
0.186074
6
0.188512
7
0.119326
8
0.135660
9
0.122101
10
0.221545
Dari hasil percobaan diatas menunjukan bahwa waktu minimum yang digunakan untuk sekali pengiriman data adalah 0.118248 detik sedangkan waktu maksimumnya adalah 0.249039 detik dan waktu rata-ratanya adalah 0.119134 detik.
201
Gambar 4.66 Hasil percobaan pengiriman data monitoring diatas Internet
Tabel 4.6 Percobaan waktu yang dibutuhkan sekali pengiriman melalui internet Waktu yang Percobaan dibutuhkan ke dalam detik 1
2.124538
2
2.124565
3
7.124567
4
2.512472
5
3.118995
6
7.040072
7
1.124519
8
1.124532
9
1.124538
10
1.032848
202 Percobaan diatas dilakukan diatas jaringan internet yang menggunakan teknologi ADSL sebagai media dari provider ke pelanggannya. Dari hasil percobaan diatas menunjukan bahwa waktu minimum yang digunakan untuk sekali pengiriman data adalah 1.032848 detik sedangkan waktu maksimumnya adalah 7.124567 detik dan waktu rata-ratanya adalah 2.8451646 detik. Tampak dari perbandingan kedua percobaan diatas bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman dalam LAN lebih cepat 28x dari pada pengriman melalui Internet. Waktu yang dibutuhkan ini dapat bervariasi tergantung dari kepadatan jaringan dan kualitas servis dari provider. Namun demikian percobaan diatas dapat dijadikan acuan perbandingan antara waktu yang dibutuhkan pada jaringan lokal dan jaringan Internet.
4.2.3 Hasil Pembuktian Enkripsi pada Komunikasi antara Server dan Client Data yang dikirimkan dari client mesin ke server dikirimkan dalam bentuk terenkripsi agar data yang melewati internet tidak dapat dilihat oleh orang yang tidak berhak. Untuk itu perlu dilakukan percobaan untuk membuktikan pengenkripsian tersebut. Pembuktian dilakukan dengan cara mengirimkan suatu data monitoring, lalu “mengintip” data yang dikirimkan tersebut menggunakan software sniffer yaitu Wireshark.
203
Gambar 4.67 Topologi untuk sniffing paket data
Untuk dapat melakukan sniffing data monitoring tersebut, data yang dikirim oleh client embedded system harus diarahkan pada sebuah PC yang sudah siap dengan aplikasi sniffer. Untuk itu diantara Router dan client embedded system perlu dipasang sebuah Hub. Hub adalah device yang bekerja di layer 1, fungsi hub adalah menerima sinyal listrik lalu meneruskan kesemua portnya. M aka dari itu, dengan mengacu dari gambar diatas, data dari client embedded system dapat diteruskan pada PC dengan alamat IP 192.168.0.3. Lalu jalankan wireshark pada PC tersebut. Outputnya akan tampak seperti gambar dibawah.
204
Gambar 4.68 Wireshark
Pada gambar 4.65 poin nomor 1 menunjukkan source address dari packet tersebut yaitu client embedded system. Poin nomor 2 menunjukan destinantion address dari packet tersebut, yakni webserver. Poin nomor 3 adalah HTTP request dari client embedded system yang diperjelas pada poin nomor 4. Dapat dilihat dari poin nomor 4, parameter yang ada pada protokol HTTP tersebut sudah di enkoding dalam bentuk hexa, sehingga untuk melihat data tersebut diperlukan suatu tools yang dapat merubah data tersebut menjadi enkoding tersebut menjadi karakter ASCII yang dapat dibaca oleh manusia. Untuk
205 pembuktian ini, digunakan alat bantu dari Internet yang dapat merubah Enkoding URL yang menggunakan Hexadesimal menjadi URL yang dapat dibaca.
Gambar 4.69 Hasil Dekoding URL
Dapat dilihat dari gambar 4.53 bahwa parameter “idmesin” yang dikirimkan dalam bentuk teks biasa sedangkan data monitoring pada parameter “string” dan “data” masih dalam bentuk teks yang tidak dapat dibaca, meskipun sudah di ubah enkodingnya. Hal ini membuktikan bahwa sistem telah mampu melakukan enkripsi pada data paramter yang dikirimkan oleh Client Embedded system.
206 4.2.4 Pengujian Sistem jika Client mengalami Down pada computer Client dan Koneksi internet Client embedded system dirancang agar sebisa mungkin dapat terus berjalan dalam keadaan apapun meskipun server down atau jaringan terputus. M aka dari itu jika server tidak bisa dihubungi, seharusnya client akan tetap terus mencoba menghubunginya, sampai server bisa dihubungi kembali. Untuk itu perlu dilakukan percobaan untuk membuktikan bahwa client mesin tidak ikut mati jika server putus atau jaringan down. Percobaan dilakukan dengan dua cara yaitu memutuskan jaringan ketika client mesin sedang aktif dan mematikan apache ketika mesin sedang aktif.
Gambar 4.70 Percobaan pemutusan koneksi server
207 Poin pada gambar 4.67 yang diberi nomor 1 adalah gambar ketika jaringan diputuskan. Client mesin akan terus mencoba sampai bisa menghubungi server, sampai dinyalakan kembali pada poin nomor 2. Pada poin 3 Web Service pada server dimatikan, lalu pada nomor 4 adalah gambar ketika Web service dinyalakan kembali. Jika pada suatu waktu program client mesin dimatikan atau di restart, program client mesin tersebut harus dapat langsung berjalan kembali tanpa perlu menginput konfigurasi. Hal ini dimungkinkan dengan adanya file konfigurasi yang otomatis di-generate oleh program client mesin. Untuk itu perlu dilakukan percobaan untuk membuktikan bahwa program tidak perlu melakukan konfigurasi kembali setelah program berjalan dan program dimatikan.
Gambar 4.71 Percobaan pe-restart-an mesin.
208 Poin nomor 1 pada gambar 4.68 adalah gambar ketika client mesin diterminate. Poin nomor 2 adalah ketika client mesin kembali dijalankan, tampak pada gambar bahwa client tidak meminta inputan, melainkan langsung menghubungi server dengan konfigurasi yang pernah dilakukan sebelumnya. File konfigurasi yang digenerate oleh client embedded system berisi tentang informasi yang telah diinputkan pada pertamakali progrma dijalankan. Isi file tersebut seperti tampak pada gambar.
Gambar 4.72 Isi File Konfigurasi
4.2.5 Perbandingan biaya Perbandingan yang akan disajikan adalah perkiraan harga kasar, dimana tidak semua faktor harga digunakan melainkan hanya yang paling berpengaruh saja yang digunakan. Harga-harga tersebut diperoleh dari berbagai sumber di Internet. Walaupun biaya yang disajikan bukanlah biaya pengimplementasian keseluruhan, tetapi biaya-biaya tersebut cukup untuk mewakili desain sistem yang diperbandingkan. Untuk sistem berbasis internet tanpa ip public statis
209 digunakan provider telkom dengan produk telkom speedy dimana ini adalah produk yang umum digunakan oleh pengguna rumahan di Indonesia. Tabel 4.7 Biaya perbulan sistem berbasis internet dengan IP dinamis dan HTTP Kebutuhan
Biaya
Sewa Web hosting(idwebhost.com): Space 1Gb Bandwidth/bln 6Gb Mysql PHP
Rp 60.000/bulan
Sewa internet up-to 384 kbps perbulan untuk client (telkom speedy)
Rp 125.000/bulan
Jumlah
Rp 185.000/bulan
Untuk mendukung online processing, maka dibutuhkan layanan internet dengan ip public yang statis agar server dapat melakukan koneksi langsung ke embedded system. Umumnya provider internet memberikan IP statis untuk layanan internet dengan level corporate dengan tarif rata-rata diatas Rp 750.000,00. Untuk perbandingan ini provider yang akan dijadikan perbandingan adalah telkom dengan produknya telkom speedy office. Tabel 4.8 Biaya perbulan sistem berbasis internet dengan IP statis dan HTTP Kebutuhan
Biaya
Sewa Web hosting(idwebhost.com): Space 1Gb Bandwidth/bln 6Gb Mysql PHP
Rp 60.000/bulan
Sewa internet dengan IP Public statis perbulan untuk client (telkom speedy)
Rp 750.000/bulan
Jumlah
Rp 810.000/bulan
210 Untuk membandingkan private WAN yang digunakan adalah layanan leased line dari telkom, dengan jarak 200Km dengan dedicated bandwidth 64 kbps. Untuk biaya peralatannya, digunakan sebuah router cisco untuk menghubungkan antara sisi pelanggan dan perusahaan pembuat mesin. Tabel 4.9 Biaya perbulan sistem berbasis Private WAN dan non-HTTP Kebutuhan
Biaya
Leased line telkom untuk jarak 200 Km
Rp 8.500.000/bulan
jumlah
Rp 8.500.000/bulan
Tabel 4.10 Biaya peralatan sistem berbasis Private WAN dan non-HTTP Kebutuhan
Biaya
Router Cisco 1841 @Rp 13.000.000 x2(untuk perusahaan dan pelanggan)
Rp 26.000.000
Server untuk implementasi sistem pada sisi perusahaan
Rp. 10.000.000
jumlah
Rp 36.000.000
Tabel 4.11 Perbandingan biaya
Sistem berbasis internet dengan IP dinamis dan HTTP Sistem berbasis internet dengan IP statis dan HTTP Sistem berbasis WAN private dan non HTTP
biaya per bulan
biaya peralatan
Rp 185.000
-
Rp 810.000
-
Rp 8.500.000
Rp 36.000.000
Dari perbandingan diatas bisa kita simpulkan bahwa penggunaan internet jauh lebih hemat dari pada penggunaan Private WAN, dimana untuk sistem berbasis internet dan HTTP perusahaan hanya perlu menyewa hosting web,
211 sedangkan untuk private wan, selain menyewa koneksi yang mahal harganya, perusahaan juga harus menyediakan router yang mendukung protokol yang digunakan WAN tersebut. Untuk sistem yang menggunakan internet penggunaan online processing membutuhkan biaya sedikit lebih besar. Namun untuk pelanggan yang tidak mempunyai Ip public yang statis tetap dapat menggunakan sistem ini tetapi tidak dapat memanfaat kan online processing melainkan batch processing