BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pajak daerah yang memiliki potensi yang besar dalam menaikan pendapatan asli daerah DKI Jakarta. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan pajak kendaraan bermotor menjadi pajak yang potensial, yaitu: 1. Tingginya tingkat jumlah Kendaraan Bermotor dan industri otomotif Produksi kendaraan bermotor yang terus meningkat dan Industri otomotif yang terus melakukan inovasi-inovasi dalam teknologi mesin membuat para konsumen ingin memiliki kendaraan bermotor tersebut. Dengan begitu tingkat pembelian kendaraan bermotor juga ikut meningkat. Sehingga dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor maka dapat dikatakan pajak kendaraan bermotor akan ikut terkena dampak yang positif. 2. Meningkatnya pendapatan per kapita penduduk Dengan meningkatnya pendapatan per kapita penduduk, menyebabkan timbulnya dorongan dalam dinamika masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi. Sehingga dinamika ini ikut mendorong meningkatnya potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor. 3. Fasilitas kredit kepemilikan kendaraan yang mudah DKI Jakarta adalah kota dengan jumlah kendaraan yang banyak. Hal ini disebabkan pengkreditan kendaraan bermotor yang mudah. Dengan tingkat uang muka yang terjangkau, tingkat bunga yang rendah, dan angsuran kredit yang tidak terlalu besar membuat para pengguna kendaraan bermotor banyak
45
melakukan kredit kendaraan bermotor. Dengan kemudahan kredit kendaraan bermotor maka jumlah subjek pajak kendaraan bermotor akan bertambah. Dengan begitu potensi penerimaan pajak kendaraan bermotorpun akan meningkat. 4. Sarana transportasi umum yang kurang memadai Dengan tingkat aktivitas yang tinggi yang terjadi di kota jakarta, maka dibutuhkan pula transportasi yang seharusnya memadai. Akan tetapi, DKI Jakarta sepertinya belum mampu untuk mewujudkan transportasi yang aman dan nyaman. Sehingga membuat para warga DKI Jakarta lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Dari faktor-faktor diatas dapat dilihat bahwa pajak kendaraan merupakan pajak yang potensial dalam penerimaan pendapatan asli daerah DKI Jakarta. Oleh karena itu, pajak kendaraan bermotor sangat berperan penting dalam pendapatan asli daerah maupun pajak daerah.
4.2 Pendapatan Asli Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor DKI Jakarta 4.2.1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Untuk mengetahui peranan pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah, sebelumnya kita harus mengetahui dahulu seberapa besar tingkat pertumbuhan asli daerah yang terjadi selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 20082012. Seperti grafik yang akan ditunjukan dibawah ini.
46
Grafik 4.1 Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
Sumber : BPKD
Grafik 4.1 diatas menunjukan perkembangan pendapatan asli daerah setiap tahunnya. Pada tahun 2008 menunjukan pendapatan asli daerah senilai Rp 10.455.565.540.756 Pada tahun 2009 pendapatan asli daerah mengalami kenaikan menjadi
Rp
10.601.057.958.783.
lalu
pada
tahun
2010
senilai
Rp
12.891.992.182.041. kemudian pada tahun 2011 dan 2012 tetap mengalami kenaikan menjadi Rp 17.825.987.294.430 dan Rp 22.040.801.447.924. Laju pertumbuhan pendapatan asli daerah dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.
47
Tabel 4.1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Presentase Realisasi NO.
Tahun
Pertumbuhan (Rp)
Pertumbuhan
Penerimaan (Rp) (%) 1.
2008
10.455.565.540.756
-
-
2.
2009
10.601.057.958.783
145.492.418.027
1.39%
3.
2010
12.891.992.182.041
2.290.934.223.258
21.61%
4.
2011
17.825.987.294.430
4.933.995.112.389
38.27%
5.
2012
22.040.801.447.924
4.214.814.153.494
23.64%
Rata-rata
21.23% Sumber: BPKD (Data diolah peneliti)
Dari Tabel 4.1. Diatas kita dapat melihat laju pertumbuhan pendapatan asli daerah yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2009 pendapatan asli daerah hanya mengalami peeningkatan dari tahun sebelumnya 2008 sebesar 1.39%. kemudian ditahun 2010 mengalami kenaikan pendapatan asli daerah yang cukup tinggi yaitu menjadi 21.61%. lalu pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan yang tinggi diantara tahun-tahun sebelumnya yaitu 38.27% dan ditahun 2012 juga masih mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu 23.64%. Kenaikan pendapatan asli daerah ini disebabkan oleh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan kekayaan, dan Lain-lain PAD yang sah. Diantara semua hal tersebut, pajak daerah memberikan kontribusi yang paling besar terhadap pendapatan asli daerah. Dari tabel diatas dapat dilihat rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan asli daerah selama
48
tahun 2008-2012 sebesar 21.23%
rata-rata ini cukup bagus karena terdapat
peningkatan pendapatan daerah setiap tahunnya.
4.2.2 Pertumbuhan Pajak Kendaraan Bermotor Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu pajak daerah, dimana pajak ini juga ikut memberi kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Oleh karena itu kita perlu mengetahui realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor dari tahun 2008-2012, yang akan dapat dilihat dari grafik 2 dibawah ini Grafik 4.2. Realisasi Penerimaan PKB DKI Jakarta
Sumber: Dinas Pelayanan Pajak Dari Grafik diatas kita dapat melihat realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008, Penerimaan Pajak Kendaraan bermotor senilai Rp 2.560.270.000.000. Pada tahun 2009 senilai Rp 2.687.000.000.000. lalu pada tahun 2010 senilai Rp 3.100.000.000.000. kemudian pada tahun 2011 senilai Rp 3.500.000.000.000 dan pada tahun 2012 senilai 49
Rp 4.150.000.000.000. dapat dikatakan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor sama seperti Pendapatan daerah yang selalu meningkat setiap tahunnya, berikut Tabel Laju pertumbuhan pajak kendaraan bermotor Tabel 4.2 Pertumbuhan Pajak Kendaraan Bermotor DKI Jakarta Tahun
Realisasi
Pertumbuhan (Rp)
Pertumbuhan (%)
Penerimaan PKB (Rp) 2008
2.560.270.000.000
2009
2.687.000.000.000
126.730.000.000
4.95%
2010
3.100.000.000.000
413.000.000.000
15.37%
2011
3.500.000.000.000
400.000.000.000
12.90%
2012
4.150.000.000.000
650.000.000.000
18.57%
Rata-Rata
0
12.95% Sumber: Dinas Pelayanan Pajak (Data diolah peneliti)
Dari Tabel 4.2 diatas kita dapat melihat peningkatan pertumbuhan pajak kendaraan bermotor yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2009 peningkatan pertumbuhan pajak kendaraan bermotor terlihat kurang signifikan dari tahun sebelumnya, tahun 2008 yaitu mengalami peningkatan pertumbuhan senilai 4.95%. lalu pada tahun 2010 mengalami kenaikan yang cukup baik senilai 15.37%. akan tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan pertumbuhan pajak kendaraan bermotor yang menjadi 12.90% kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan kembali menjadi 18.57%. dari tingkat pertumbuhan pajak kendaraan bermotor dari tahun 2008-2012 dapat dilihat rata-rata peningkatannya senilai 12.95%. rata-rata
50
peningkatan pertumbuhan pajak kendaraan bermotor dapat dibilang cukup baik untuk penerimaan pajak kendaraan bermotor DKI Jakarta.
4.2.3 Perbandingan Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu pajak daerah. Pajak ini juga ikut memberikan sumbangan terhadap pembangunan daerah. Untuk memaksimalkan pendapatan daerah maka setiap pajak daerah, setiap tahunnya selalu dilakukan pembuatan anggaran atau rencana penerimaan pajak daerah tersebut. Begitu pula dengan pajak kendaraan bermotor. Berikut tabel perbandingan antara rencana dan realisasi pajak kendaraan bermotor. Grafik 4.3. Perbandingan Realisasi dan Rencana PKB DKI Jakarta
Sumber: Dinas Pelayanan Pajak
Dari grafik diatas kita dapat melihat bahwa dari tahun 2008-2012 perbandingan antara realisasi dan rencana penerimaan pajak kendaraan bermotor tidak selalu tercapai. Dari tahun 2008-2011 memperlihatkan realisasi dari 51
penerimaan pajak kendaraan bermotor melebihi target dari rencana yang telah ditentukan. Akan tetapi pada tahun 2012, realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor tidak sesuai dengan rencana yang ditentukan. Pada tahun 2012, realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor berada dibawah rencana anggaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor, rencana anggaran pajak kendaraan bermotor dan presentasenya, maka akan dijelaskan dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Perbandingan Rencana dan Realisasi PKB DKI Jakarta Pajak Kendaraan Bermotor Tahun
Realisasi terhadap Rencana (Rp)
Realisasi (Rp) rencana PKB (%)
2008
2.560.270.000.000
2.618.745.860.159
102.28%
2009
2.687.000.000.000
2.766.961.102.529
102.98%
2010
3.100.000.000.000
3.107.744.107.420
100.25%
2011
3.500.000.000.000
3.664.400.165.006
104.70%
2012
4.150.000.000.000
4.106.973.713.880
98.96%
Rata-rata
101.81% Sumber: Dinas Pelayanan Pajak (Data diolah peneliti)
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa realisasi terhadap rencana pajak kendaraan bermotor pada tahun 2008 senilai 102.28%. lalu pada tahun 2009 realisasi terhadap rencana pajak kendaraan bermotor menjadi 102.98%. Pada tahun 2010 walaupun realisasi penerimaan tidak terlalu jauh berbeda dengan rencana anggaran akan tetapi realisasinya tetap melebihi rencana anggaran yaitu tingkat presentase
52
senilai 100.25%. kemudian realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2011 cukup baik karena melebihi rencana anggaran yang telah ditentukan, yang mana tingkat presentasenya senilai 104.70%. dan pada tahun 2012 penerimaan pajak kendaraan bermotor tidak terealisasi sesuai dengan rencana anggaran. Realisasinya hanya senilai 98.96%. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya penerimaan pajak pada tahun 2012 yaitu 1. Adanya mutasi kendaraan bermotor “keluar daerah” pada tahun 2012 yang jumlah dan nilai pajaknya lebih besar jika dibandingkan dengan mutasi kendaraan bermotor “masuk daerah”, dimana jumlah mutasi kendaraan bermotor keluar daerah mencapai 233.158 unit dengan nilai pajak sebesar Rp 148.804.944.580 sedangkan mutasi kendaraan bermotor masuk daerah hanya 40.363 unit dengan nilai pajak sebesar Rp 40.199.493.950 2. Akibat dari kondisi diatas, penerimaan pajak kendaraan bermotor mengalami potential loss sebesar Rp 108.605.450.630 3. Adanya kendaraan yang belum daftar ulang (BDU) sebanyak 2.577.770 kendaraan dengan jumlah pokok pajak sebesar Rp 664.325.22.907 4. Tingkat pertumbuhan daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor tidak terlalu meningkat. Dapat kita lihat dalam tabel berikut Tabel 4.4 Pertumbuhan Kendaraan Bermotor DKI Jakarta Tahun 2011-2012 Tahun
Jumlah KBM
Pertumbuhan
Presentase
2010
6.123.666
2011
6.688.557
564.891
9.22%
2012
7.079.640
391.083
5.85%
Sumber: Dinas Pelayanan Pajak (Data diolah peneliti) 53
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2010-2012 jumlah kendaraan bermotor meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor mengalami penurunan. Pada tahun 2011 jumlah kendaraan bermotor meningkat menjadi 564.891 atau 9.22% dari tahun sebelumnya, tahun 2010. Kemudian pada tahun 2012 pertumbuhan kendaraan bermotor mengalami penurunan senilai 5.85% atau jumlah kendaraan bermotor naik sebesar 391.083. Hal ini yang membuat terjadinya penerimaan pajak kendaraan bermotor menurun atau tidak mencapai target rencana anggaran yang telah ditentukan.
4.3 Peranan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan kekayaan, dan Lain-lain PAD yang sah. Dari semua hal tersebut, pajak daerah memberikan kontribusi yang paling besar bagi pendapatan asli daerah. Dalam pajak daerah terdapat salah satu pajak yang juga ikut memberikan peran atas meningkatnya pendapatan asli daerah, yaitu pajak kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor ini merupakan pajak daerah yang menjadi primadona diantara pajak daerah yang lain. Dikarenakan pajak ini termasuk pajak yang bernilai besar. Untuk itu kita dapat melihat kontribusi yang diberikan oleh pajak kendaraan bermotor kepada pendapatan asli daerah seperti yang akan ditunjukan pada grafik dibawah ini
54
Grafik 4.4 Peranan PKB Terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
Sumber: BPKD dan Dinas Pelayanan Pajak Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Pajak Kendaraan Bermotor juga ikut turut serta dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Dapat dilihat dalam tabel berikut kontribusi yang diberikan oleh sektor pajak daerah khusunya pajak kendaraan bermotor. Berikut tabel nilai presentase kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan daerah.
55
Tabel 4.5 Peranan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Tahun
Realisasi PKB
Pendapatan Asli
(Rp)
Daerah (Rp)
2008
2.618.745.860.159
10.455.565.540.756
25.05%
2009
2.766.961.102.529
10.601.057.958.783
26.10%
2010
3.107.744.107.420
12.891.992.182.041
24.11%
2011
3.664.400.165.006
17.825.987.294.430
20.56%
2012
4.106.973.713.880
22.040.801.447.924
18.63%
Rata-rata
Presentase
22.35% Sumber: BPKD dan Dinas Pelayanan Pajak
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kontribusi pajak kendaraan bermotor pada tahun 2008 senilai 25.05% pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 26.10% lalu pada tahun 2010, dan 2011 mengalami penurunan menjadi 24.11% dan 20.56%. dan pada tahun 2012 kontribusi pajak kendaraan bermotor hanya senilai 18.63%. Dari lima tahun terakhir kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan daerah dapat dirata-ratakan menjadi 22.35%. dapat dikatakan peranan pajak daerah khususnya pajak kendaraan bermotor memberikan kontribusi yang cukup baik kepada pendapatan asli daerah.
56
4.4 Peranan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pajak Daerah Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang berguna untuk membangun saran dan prasarana daerah. Pajak daerah terbagi menjadi 2 yaitu pajak kabupaten/kota dan pajak propinsi. Pajak kabupaten/kota terdiri dari 11 jenis macam pajak. Sedangkan pajak propinsi terdiri dari 5 macam jenis pajak, yang mana salah satunya terdapat pajak kendaraan bermotor. Untuk mengetahui peranan pajak kendaraan bermotor terhadap pajak daerah dapat dilihat dalam grafik dibawah ini: Grafik 4.5. Peranan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pajak Daerah DKI Jakara
Sumber: Dinas Pelayanan Pajak
Dari grafik 4.5 yang ditunjukan diatas kita dapat menlihat bahwa pajak kendaraan bermotor cukup memberikan peran dalam pertumbuhan pajak daerah. Untuk mengetahui nilai atau presentase yang diberikan oleh pajak kendaraan bermotor terhadap pajak daerah, dapat dilihat dalam tabel dibawah berikut : 57
Tabel 4.6 Peranan Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pajak Daerah DKI Jakarta Tahun
Realisasi PKB
Realisasi Pajak
(Rp)
Daerah (Rp)
2008
2.618.745.860.159
8.751.273.782.037
29,92%
2009
2.766.961.102.529
8.560.134.926.182
32,32%
2010
3.107.744.107.420
10.751.745.151.388
28,90%
2011
3.664.400.165.006
15.221.249.152.689
24,07%
2012
4.106.973.713.880
17.721.172.304.768
23,18%
Rata-rata
Presentase
27.68% Sumber: Dinas Pelayanan Pajak
Tabel 4.6 menjelaskan tentang kontribusi yang diberikan pajak kendaraan bermotor terhadap pajak daerah. Pada tahun 2008, pajak kendaraan bermotor memberikan kontribusi 29.92% kepada pajak daerah. Pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 32.32% atau naik 2.40% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pajak kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan sedangkan pajak daerah mengalami penurunan. Lalu pada tahun 2010 mengalami penurunan senilai 28.90% atau turun 3.42% dari tahun 2009. Kemudian pada tahun 2011 kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pajak daerah mengalami penurunan kembali menjadi 24.07% atau turun senilai 4.83%. Begitu pula pada tahun 2012 terjadi penurunan kembali senilai 23.18% atau turun 0.89%. Pada tahun 2008-2012 peranan pajak kendaraan bermotor terhadap pajak daerah dapat dirata-ratakan senilai 27.68%. Selama lima tahun tersebut, terjadi kenaikan
58
kontribusi pajak kendaraan bermotor pada tahun 2009. Walaupun kenaikan hanya terjadi sekali, tetapi pajak kendaraan bermotor juga turut serta dalam peranan pajak daerah. Dapat dikatakan seperempat dari pajak daerah berasal dari pajak kendaraan bermotor.
4.5 Pajak Kendaraan Bermotor Pada SAMSAT Jakarta Pusat Setelah melihat peranan pajak kendaraan bemotor terhadap pendapatan daerah dan pajak daerah, penulis akan menjelaskan lebih detail bagaimana pajak kendaraan bermotor dapat menjadi pajak yang potensial bagi propinsi DKI Jakarta. Penulis mengambil penelitian didaerah Jakarta Pusat pada periode 2011-2012 dikarenakan Jakarta Pusat merupakan salah satu wilayah di DKI Jakarta dengan penghasilan PKB yang terendah diantara wilayah jakarta yang lain. Hal ini dapat kita liat dengan jumlah kendaraan Jakarta Pusat yang paling sedikit diantara yang lain. Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Kendaraan Bermotor DKI Jakarta Wilayah Tahun Pusat
Utara
Barat
Selatan
Timur
2011
830.503
1.086.756
1.559.063
1.474.216
1.738.019
2012
886.171
1.133.012
1.649.883
1.616.465
1.794.109
Total
1.716.674
2.219.768
3.208.946
3.090.681
3.532.128
Sumber: Dinas Pelayanan Pajak Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan Jakarta Pusat yang paling kecil setiap tahunnya. Untuk lebih meyakinkan bahwa Jakarta Pusat pajak kendaraan
59
bermotor paling rendah, maka kita dapat melihat peranan pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat terhadap pajak kendaraan bermotor se-DKI Jakarta. Tabel 4.8 Peranan PKB Jakarta Pusat Terhadap PKB DKI Jakarta Tahun
PKB Jakarta Pusat
PKB DKI Jakarta
(Rp)
(Rp)
2011
620.825.236.975
3.664.400.165.006
16.94%
2012
707. 748.670.490
4.106.973.713.880
17.23%
Rata-rata
Presentase
17.09% Sumber: BPKD dan DPP
Dengan jumlah kendaraan yang sedikit dan peranan pajak kendaraan bermotor wilayah Jakarta Pusat terhadap DKI Jakarta yang pada tahun 2011 sebesar 16.94% dan pada tahun 2012 sebesar 17.23% maka dapat dikatakan Jakarta Pusat merupakan wilayah dengan penerimaan pajak kendaraan bermotor yang terkecil di DKI Jakarta. Karena peranan Jakarta Pusat tidak sampai 20% kepada DKI Jakarta.
4.5.1 Mekanisme Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pelayanan pemungutan pada Samsat Jakarta pusat terdapat enam pelayanan yaitu: 1. Pelayanan Pendaftaran Kendaraan Baru 2. Pelayanan Kendaraan Bermotor Tukar Nama 3. Pendaftaran Kendaran Bermotor Khusus 4. Pendaftaran Pengesahan STNK Setiap Tahun
60
5. Pendaftaran Perpanjangan STNK Setelah 5 Tahun 6. Pendaftaran Ranmor Pindah Keluar Daerah Secara garis besar pelayanan dalam melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sama saja yang mebedakaannya yaitu setiap pelayanan memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana mekanisme pemungutan yang dilakukan Samsat Jakarta Pusat dapat dilihat pada bagan dibawah ini. Bagan 4.1. Mekanisme Pemungutan PKB dan BBN-KB
Mulai
Loket Penelitian Dokumen
Pemilik KBM atau WP
han Penyerahan STNK,SKPD, TNKB
Komputer Pencatakan SSPD
Penetapan Pajak Penerbitan STNK
Penerbitan SKPD
Kasir Validasi Prembayaran
Koreksi Validasi Penetapan
Dari bagan diatas dapat dilihat penjelasan dalam mekanisme pemungutan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor yaitu : 1. Pemilik kendaraan bermotor atau wajib pajak mengisi formulir dan membawa dokumen-dokumen persyaratan ke loket penelitian dokumen. 61
2. Dalam loket penelitian dokumen terdapat polisi yang melakukan pengecekan kelengkapan dan kesesuaian dokumen. 3. Setelah dokumen sudah lengkap, polisi mengeluarkan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) 4. Saast SSPD sudah dicetak, akan tertulis penetapan pajak yang ditentukan. Penetapan pajak dilakukan oleh orang pajak. 5. Kemudian orang pajak atau orang kas daerah (BPKD) mengkoreksi apakah penetapan pajak yang ditentukan sudah sesuai atau belum. 6. Setelah penetapan pajak sudah dikoreksi dan ditetapkan, maka wajib pajak melakukan pembayaran ke kasir dan nanti akan di validasi oleh orang kas daerah (BPKD). 7. Saat pembayaran pajak sudah dilaksanakan maka diterbitkanlah Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) oleh orang pajak. SKPD merupakan tanda bukti bahwa wajib pajak telah melakukan pembayaran pajak. 8. Setelah SKPD sudah siterbitkan, maka polisi akan menerbitkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). 9. Kemudian yang terakhir polisi melakukan penyerahan STNK, SKPD, TNKB kepada wajib pajak pemilik kendaraan bermotor.
4.5.2 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Pusat Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta Pusat dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang ada di Jakarta Pusat. Berikut data jumlah kendaraan Jakarta Pusat selama 5 tahun terakhir.
62
Tabel 4.9 Jumlah Kendaraan di Jakarta Pusat Tahun
Jumlah Kendaraan
2008
673.294
2009
709.881
2010
770.130
2011
830.503
2012
886.171 Sumber: Dinas Pelayanan Pajak
Dari data diatas kita dapat melihat jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya. Dengan jumlah kendaraan yang meningkat setiap tahunnya akan menyebabkan kenaikan pajak kendaraan bermotor setiap tahunnya. Untuk itu kita perlu mengetahui penerimaan pajak kendaraan bermotor wilayah Jakarta Pusat setiap tahunnya. Data yang akan digunakan adalah data penerimaan tahun 2011-2012. Berikut grafik yang akan menjelaskan penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2011.
63
Grafik 4.6. Penerimaan Pajak Kendaraan Bernotor Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2011
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat
Dari grafik 4.6 dapat dikatakan bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor berfluktuasi setiap bulannya. Pada bulan-bulan awal realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor meningkat secara signifikan, bahkan melampaui rencana anggaran yang telah ditentukan. Akan tetapi pada bulan-bulan akhir, penerimaan yang diterima tidak meningkat seperti pada bulan-bulan awal dan realisasi penerimaannya belum dapat mencapai anggaran yang telah ditentukan. Untuk mengetahui nilai penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2011, berikut akan dijelaskan pada tabel dibawah ini
64
Tabel 4.10 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Pusat 2011 Bulan
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
Presentase
Januari
43.897.583.333
43.751.610.300
99.7%
Februari
43.897.583.333
43.061.145.200
98.1%
Maret
43.897.583.333
57.007.877.600
129.9%
April
43.897.583.333
48.698.024.225
110.9%
Mei
43.897.583.333
50.236.508.900
114.4%
Juni
43.897.583.333
44.035.973.200
100.3%
Juli
43.897.583.333
47.240.226.800
107.6%
Agustus
48.768.666.667
54.180.741.500
111.1%
September
48.768.666.667
45.532.075.100
93.4%
Oktober
52.299.333.333
52.496.255.700
100.4%
November
52.299.333.333
49.106.934.200
88.8%
Desember
52.299.333.333
47.888.897.300
86.6%
Total
663.457.000.000
620.825.236.975
93.6%
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat
Pada tabel 4.10 dijelaskan penerimaan setiap bulan pada tahun 2011. Pada tahun 2011 rencana anggaran penerimaan setiap bulan tidak selalu sama. Dinas Pelayanan Pajak biasanya menaikan rencana anggaran apabila penerimaan pajak meningkat terus menerus atau biasanya dilakukan pada pertengahan tahun. Hal itu dilakukan agar penerimaan pajak dapat lebih meningkat lagi.
65
Pada tahun 2011, realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor hanya terjadi sebesar 93.6% dari rencana yang telah ditetapkan. Berarti terjadi ketidak tercapaian target. Hal ini terjadi akibat adanya kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Pada tahun 2011 banyak kendaraan yang belum daftar ulang sehingga menyebabkan realisasi penerimaan tidak tercapai target. Untuk kasus pajak kendaraan bermotor, kita tidak dapat menetapkan pada bulan apa saja pajak kendaraan bermotor akan tinggi atau akan rendah. Berbeda dengan penerimaan pajak yang lain, dimana kita dapat menetapkan bahwa pada bulan-bulan tertentu akan tinggi ataupun rendah. Contoh pajak penghasilan akan tinggi pada bulan maret/april karena pada bulan tersebut biasanya merupakan batas akhir melakukan lapor pajak. Pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat pada tahun 2011, penerimaan tertinggi terjadi pada bulan maret dikarenakan pada bulan ini banyak mobil-mobil yang mendaftar ulang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel penerimaan samling, dimana pada bulan ini banyak kendaraan bermotor yang melakukan pembayaran pajak dan daftar ulang senilai 8.111kbm dengan nilai pajak Rp 11.097.433.300 dari samling. Sedangkan yang terendah terjadi pada awal tahun yaitu bulan januari. Hal ini dapat disebabkan pada bulan ini merupakan awal tahun setelah terjadi liburan panjang akhir tahun, jadi banyak keperluan-keperluan yang dilakukan oleh wajib pajak sehingga kurangnya perhatian terhadap pembayaran pajak. Setelah penerimaan pada tahun 2011, kita akan melihat penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2012. Untuk mengetahui bagaimana penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2011 kita akan melihat grafik dibawah ini.
66
Grafik 4.7. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2012
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat Dari grafik diatas kita dapat melihat penerimaan tahun 2012 terjadi secara berfluktuasi sama seperti tahun 2012. Tapi ada yang berbeda, yaitu penerimaan tertinggi terjadi pada bulan oktober. Untuk mengetahui nilai penerimaan pajak kendaraan bermotor pada Samsat Jakarta Pusat, kita akan melihat tabel berikut :
67
Tabel 4.11 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Pusat 2012 Bulan
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
Presentase
Januari
59.750.000.000
49.111.819.600
82.2%
Febuari
59.750.000.000
52.084.512.025
87.2%
Maret
59.750.000.000
57.332.025.600
96.0%
April
59.750.000.000
53.157.556.650
89.0%
Mei
59.750.000.000
57.960.992.300
97.0%
Juni
59.750.000.000
59.358.148.100
99.3%
Juli
59.750.000.000
62.440.570.440
104.5%
Agustus
60.478.666.667
55.749.067.900
92.2%
September
60.478.666.667
62.300.827.100
103.0%
Oktober
60.478.666.667
77.932.890.400
128.9%
November
60.478.666.667
64.621.754.100
106.9%
Desember
60.478.666.667
55.698.506.275
92.1%
Total
735.744.000.000
707.748.670.490
97.5%
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat Pada tahun 2012 penerimaan pajak kendaraan bermotor sama dengan tahun 2011 terjadi ketidaktercapaian target. Realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor wilayah Jakarta Pusat hanya mencapai 97.5% dari target. Hal ini terjadi akibat banyaknya kendaraan yang mutasi keluar daerah. Seperti yang kita ketahui pada tahun 2012 memang pajak kendaraan bermotor DKI Jakarta tidak mencapai target dikarenakan banyaknya kendaraan bermotor yang melakukan mutasi keluar daerah dan itu juga dialami oleh wilayah Jakarta Pusat. 68
Ketidaktercapaian penerimaan pajak kendaraan bermotor bisa juga terjadi akibat ketidaksesuaian target yang ditetapkan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya pada tahun 2011 target penerimaan dtetapkan senilai Rp 663.457.000.000 akan tetapi target tersebut tidak tercapai. Kemudian pada tahun 2012 target yang ditetapkan senilai Rp 735.744.000.000 dan terjadi ketidaktercapaian target lagi. Seharusnya target yang ditetapkan tidak terlalu jauh dari realisasi penerimaan tahun sebelumnya. Dengan begitu apabila target yang ditetapkan tidak terlalu jauh dari penerimaan sebelumnya, mungkin penerimaan pajak kendaraan bermotor akan tercapai sesuai target. Selain ketidaktercapaian target, persamaan penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2012 dengan 2011 adalah penerimaan pajak kendaraan bermotor yang terendah terjadi pada bulan januari. Pada bulan januari merupakan awal tahun dimana terdapat keperluan yang dilakukan wajib pajak sehingga terjadi kurangnya perhatian wajib pajak terhadap pembayaran pajak. Penerimaan tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada bulan oktober, berbeda dengan tahun 2011. Pada bulan oktober merupakan pembayaran pajak kendaraan bermotor tertinggi, hal itu terjadi bisa disebabkan pada bulan tersebut merupakan bulan setelah hari raya idul fitri. Sehingga banyak wajib pajak yang mendapatkan tunjangan hari raya sehingga banyak yang membayar pajak pada bulan tersebut.
4.5.3 Hambatan Dalam Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam melakukan pungutan pajak tentunya akan terdapat hambatanhambatan dalam mencapai target yang diinginkan. Begitu pula dengan Samsat Jakarta Pusat dalam memungut pajak kendaraan bermotor.
69
Hambatan yang terjadi antara lain yaitu : 1. Kurangnya kepatuhan wajib pajak Dalam melakukan pemenuhan membayar pajak terkadang wajib pajak sangat sulit untuk melakukannya. Wajib pajak sering tidak tepat waktu dalam melakukan pembayaran, belum daftar ulang kendaraan yang dimiliki, atau menghindari pajak kendaraan yang telah dikenakan. Penyebab terjadinya kurangnya kepatuhan wajib pajak bisa jadi karena jarak yang jauh dalam melakukan pembayaran pajak sehingga membuat wajib pajak malas untuk melakukan pembayaran. Atau karena sanksi administrasi yang ditetapkan dianggap tidak terlalu besar sehingga membuat wajib pajak merasa masih mampu dalam membayar sanksi tersebut dan cenderung menyepelekan pembayaran pajak. 2. Penghindaraan tarif pajak progresif Tarif pajak progresif ditetapkan untuk setiap wajib pajak pribadi yang memiliki kendaraan bermotor lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama. Penghindaraan tarif pajak progresif hampir dialami oleh semua Samsat. Dikarenakan wajib pajak apabila membeli kendaraan yang bukan baru jarang mengganti nama dan juga terkadang wajib pajak yang memiliki kendaraan lebih dari satu, sering tidak menggunakan namanya. Akan tetapi menggunakan nama anak/istrinya sehingga itu membuat kesulitan Samsat dalam melakukan pengenaan pajak progresif. Dinas pelayanan pajak pernah membuat wacana bahwa tarif pajak progresif dikenakan pada nama dan alamat yang sama, yang terdaftar dalam satu kartu keluarga. Akan tetapi wacana tersebut belum dapat disetujui. Karena sampai saat ini masih banyak orang yang sudah berkeluarga tapi masih belum mengganti kartu 70
keluarganya. Jadi penghindaraan tarif pajak progresif masih menjadi hambatan yang dialami oleh Samsat dalam melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor. 3. Kendaraan yang mutasi keluar daerah Hambatan-hambatan yang menjadi alasan tidak tercapainya salah satunya kendaraan yang mutasi keluar daerah. Kendaraan yang mutasi keluar daerah lebih banyak daripada kendaraan yang masuk daerah. Maksudnya banyak kendaraan yang sebelumnya berada di wilayah jakarta kemudian keluar dari daerah jakarta dan masuknya kendaraan luar daerah tidak sebesar dengan kendaraan yang keluar daerah. Dengan begitu penerimaan pajak kendaraan bermotor terjadi potential loss.
4.5.4 Upaya Dalam Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor maka Dinas Pelayanan Pajak bersama Samsat Jakarta Pusat melakukan upaya-upaya yang antara lain yaitu : 1. Peningkatan Sistem Pelayanan Sistem pelayanan yang dibuat oleh Dinas Pelayanan Pajak ada 3 yaitu: A. Samsat Drive Thru Samsat drive thru adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran pajak kendaraan bermotor dan SWDKLLJ (sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan) yang tempat pelaksanaannya di luar gedung kantor SAMSAT dan memungkin kan wajib pajak melakukan transaksi tanpa harus turun dari kendaraan bermotor yang dikendarainya. Tapi sistem layanan Samsat drive thru ini belum ada di
71
Samsat Jakarta Pusat karena Samsat Jakarta Pusat masih menumpang dengan Samsat Jakarta Utara. Jadi belum memiliki gedung sendiri. B. Gerai SAMSAT Layanan gerai Samsat merupakan unit pelayanan STNK yang bersinergi dengan pelayanan Kantor Bersama Samsat, yang melayani pengesahan STNK satu tahunan dan pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan sistem banking bank guna mendekatkan pelayanan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat, pelayanan ini dilakukan di mall atau pertokoan. Gerai Samsat sudah dimiliki oleh Samsat Jakarta Pusat. Letaknya di mall thamrin city. Akan tetapi, gerai Samsat ini baru dilakukan pada tahun 2013. C. SAMLING SAMLING adalah pelayanan mobil Samsat keliling dalam rangka memberikan pelayanan kepada wajib pajak yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi sehingga memberikan kemudahan untuk melayani
pengurusan
pengesahan
STNK/Pembayaran
Pajak
Kednaraan Bermotor 1 tahun. Samsat Jakarta Pusat membuka samling di dekat lapangan banteng. Samling sudah dilakukan sejak tahun 2008. Berikut laporan samling pada Samsat Jakarta Pusat tahun 20112012.
72
Tabel 4.12 Laporan Penerimaan SAMLING Jakarta Pusat Tahun 2011 Bulan
Jumlah KBM
Pokok (Rp)
Denda (Rp)
Januari
6.443
6.539.350.300
113.826.600
Febuari
5.516
6.664.760.600
137.857.600
Maret
8.111
10.883.079.400
214.353.900
April
6.565
6.556.391.100
121.982.500
Mei
6.481
5.903.332.800
96.297.500
Juni
3.098
1.775.484.900
13.601.600
Juli
3.388
1.717.339.900
12.074.800
Agustus
3.899
2.295.029.100
15.546.700
September
3.077
1.706.278.000
14.291.200
Oktober
4.257
2.165.067.500
14.063.100
November
3.718
1.798.856.800
15.335.500
Desember
3.452
1.722.178.500
19.438.800
Total
58.005
49.727.148.900
788.669.800
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat
Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa penerimaan samling tertinggi terjadi pada bulan maret dan begitu juga pada penerimaan pajak kendaraan bermotor tahun 2011 tertinggi pada bulan maret. Berarti pada bulan maret pajak kendaraan bermotor dibantu oleh pelayanan samling. Untuk melihat lebih jelas peranan samling yang diberikan terhadap penerimaan pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat, kita akan melihat pada grafik dibawah ini 73
Grafik 4.8. Peranan SAMLING dan SAMSAT Terhadap Penerimaan PKB Jakarta Pusat Tahun 2011
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat Pada grafik diatas menunjukan bahwa pada tahun 2011 samling hanya mempunyai peranan sekitar 8% atas penerimaan pajak kendaraan bermotor Samsat Jakarta Pusat. Selebihnya pembayaran pajak lebih banyak dilakukan di Kantor Bersama Samsat. Selanjutnya kita akan melihat penerimaan SAMLING pada tahun 2012, pada tabel dibawah ini
74
Tabel 4.13 Laporan Penerimaan SAMLING Jakarta Pusat Tahun 2012 Bulan
Jumlah KBM
Pokok (Rp)
Denda (Rp)
Januari
4.871
2.117.202.500
14.894.000
Febuari
4.513
1.901.326.000
15.970.100
Maret
3.727
1.645.510.100
12.364.500
April
3.850
1.734.845.500
13.685.800
Mei
5.071
2.753.789.200
34.528.200
Juni
5.044
2.664.744.600
42.128.500
Juli
4.639
1.942.218.700
18.552.000
Agustus
4.151
1.864.930.900
13.949.200
September
4.183
1.994.395.500
19.424.400
Oktober
4.498
1.925.071.200
27.888.100
November
4.335
1.974.885.600
25.094.400
Desember
4.352
1.717.241.400
21.719.900
Total
53.234
24.236.161.200
260.199.100
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat
Pada tahun 2012 penerimaan samling terlihat lebih sedikit dari tahun 2011. Walaupun jumlah kendaraan tidak terlalu jauh akan tetapi pada tahun 2011 lebih banyak kendaraan yang memiliki cc tinggi dan kendaraan mewah yang membayar pajak di samling. Sehingga penerimaan samling tahun 2011 lebih tinggi. Untuk lebih jelasnya kita akan melihat peranan sistem pelayanan samling tahun 2012 pada penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2012 pada garfik dibawah ini. 75
Grafik 4.9. Peranan SAMLING dan SAMSAT Terhadap Penerimaan PKB Jakarta Pusat Tahun 2012
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat
Pada grafik 4.9 diatas menunjukan penerimaan samling terlihat menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini terjadi dikarenakan adanya aktivitas SAMLING di bulanjuni 2012 dialihkan ke Pekan Raya Jakarta Kemayoran selama 30 hari dan adanya libur hari raya keagamaan. Sehingga aktivitas samling kurang beroperasional lebih baik pada tahun 2012. Pada tahun ini sepertinya peranan samling tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya karena pada tahun ini peranan samling hanya 3.46% terhadap penerimaan pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat. Masyarakat lebih banyak membayar pajak pada Samsat. Akan tetapi walaupun peranan samling tidak terlalu besar, dapat dikatakan samling juga turut membantu penerimaan pajak kendaraan bermotor. Karena ada samling tingkat kesadaran masyarakat untuk bayar pajak lebih tinggi dan memudahkan para wajib pajak untuk membayar pajak.
76
2. Pemberian Surat Panggilan Wajib pajak yang telat membayar pajak ataupun menghindar untuk membayar pajak akan diberikan surat panggilan. Pertama kali akan diberikan surat pemberitahuan kemudian surat panggilan. Lalu apabila surat panggilan tersebut tidak ditanggapi maka diberikan surat teguran. Apabila wajib pajak tetap tidak memiliki kesadaran untuk membayar pajak maka akan dikenakan denda kepada wajib pajak tersebut. Contoh surat panggilan dapat dilihat pada lampiran.
3. Penagihan BDU Melakukan pengaihan terhadap kendaraan bermotor yang masih belum daftar ulang (BDU), khususnya kepada kendaraan-kendaraan yang memiliki potensi pajak kendaraan bermotor yang besar.
4. Pemberian Keringanan Denda Pada tahun 2012 berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 134 Tahun 2012 menerapkan pemberian pengurangan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan. Serta penghapusan sanksi administrasi selama 30 hari kalender terhitung sejak tanggal diundangkan (28 september 2012 – 28 oktober 2012).
5. Pemeriksaan Harian Untuk meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor maka Samsat Jakarta Pusat terus melakukan upaya-upaya dalam pencapaian penerimaan tersebut salah satunya yaitu pemeriksaan harian. Maksud dari pemeriksaan harian adalah dilakukan perhitungan setiap hari sebelum penyetoran sehingga tidak terjadi kecurangan ataupun penggelapan dana yang dilakukan oleh fiskus.
77
6. Pemberian Informasi Melalui Media Dengan berkembangnya tehnik penyebaran informasi melalui media cetak dan elektrik, para wajib pajak dapat dengan mudah mengakses informasi-informasi yang berkaitan
dengan
pajak,
dan bisa mengugah kesadaran masyarakat
membayarkan pajaknya untuk membangun negara ini.
78