BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1
Variabel Penelitian & Definisi Operasional
Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah Cara Atasan Memimpin dengan Kinerja Bawahan. Penggunaan definisi operasional (indicator empiric) untuk mengukur konsep, dipakai untuk menjawab permasalahan-permasalahan penelitian. Untuk mengukur suatu konsep, maka harus diukur adalah makna atau konsepsi dari konsep tersebut, yang harus diungkap lewat definisi yang jelas. Adapun definisi operasional dari setiap variabel adalah : a) Kinerja : Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan. Kinerja merupakan salah satu indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu instansi atau perusahaan (Sudayat, 2009, h.2).
1
b) Cara Atasan Memimpin : Kouzes dan Posner (2007) meneliti dan mengembangkan lima perilaku kepemimpinan yang didasarkan pada karakteristik kepemimpinan yang dapar dikembangkan dan dilatih. Kelima dimensi diidentifikasi dari data adalah sebagai berikut : 1. Challenging The Process : pemimpin berfokus dalam mencari dan menerima tantangan, mengenali dan mendukung ide-ide inovatif, bereksperimen dengan sistem yang baru dan berani mengambil resiko untuk membawa perubahan. 2. Inspiring The Vision : kemampuan seorang pemimpin untuk membayangkan masa depan dan dengan jelas mengartikulasikan visi kepada orang lain, sehingga mendapatkan dukungan dari bawahannya dan kepercayaan dalam visi. 3. Enabling Others to Act : meliputi konsep-konsep seperti kerjasama tim, kepercayaan, keyakinan dan pemberdayaan. 4. Modelling The Way : pentingnya pemimpin menjadi suatu teladan bagi para bawahannya dan pemimpin bersedia bertindak atas keyakinannya, bukan hanya berbicara mengenai dirinya saja. 5. Encouranging the Heart : meliputi tindakan kecil atau besar oleh seorang pemimpin yang mendorong dan mendukung para bawahannya serta membantu tim merayakan kemenangan. Hal ini merupakan ekspresi perasaan yang tulus. 3.1.2 Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih harus diuji kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Menurut Nisfiannoor (2009) hipotesis H1 terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesis tidak berarah 2
(nondirectional hypothesis) dan hipotesis berarah (directional hypothesis). Namun, dalam analisis penelitian ini dengan menggunakan SPSS, peneliti menggunakan hipotesis tidak berarah dengan menggunakan “two-tailed”. Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari lima hipotesis, yaitu: 1. H0 :
Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Modelling The
Way dengan Kinerja bawahan. H1:
Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Modelling The Way
dengan Kinerja bawahan. 2. H0 :
Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Inspiring a
Shared Vision dengan Kinerja bawahan. H1 : Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Inspiring a Shared Vision dengan Kinerja bawahan. 3. H0 :
Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Challenge the
Process dengan Kinerja kerja bawahan. H1 : Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Challenge the Process dengan Kinerja kerja bawahan. 4. H0 :
Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan memimpin Enable Others to
Act dengan Kinerja bawahan. H1 : Ada korelasi antara Cara Atasan memimpin Enable Others to Act dengan Kinerja bawahan. 5. H0 : Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Encourange the Heart dengan Kinerja bawahan. H1 : Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Encourange the Heart dengan Kinerja bawahan.
3
3.2 Responden Penelitian dan Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian A. Populasi Populasi target adalah sekelompok orang yang mempunyai pengetahuan dan pandangan serta mampu memberikan tanggapan terhadap isi survei. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan–satuan/individu–individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Pengestu, 1998). Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan setingkat manajer/supervisor (orang-orang yang memiliki beberapa bawahan) pada PT. PAS. B. Sampel Sampel adalah sebagian data yang diambil dari suatu populasi. Statistik yang dihitung berdasarkan sampel besar (> 30 sampel) akan lebih tepat daripada yang dihitung dari sampel kecil (< 30 sampel). Bila sampel yang diambil jumlahnya kecil maka besar kemungkinan akan diperoleh sampel yang tidak representatif dibandingkan dengan sampel yang diambil dalam jumlah besar. Sampel yang tidak representatif mengandung pengertian sampel tersebut tidak dapat dipercaya. Sampel yang tidak terpercaya dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat (Nisfiannoor, 2009). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya (Istijanto, 2006 dalam Edi, 2011). Penentuan sampel dengan metode purposive sampling tersebut dilakukan pada 40 orang pimpinan dengan rentang usia antar 30-60 tahun setingkat manajer PT. PAS bagian Human Resources & GA Affair.
4
3.2.2 Teknik Sampling Teknik sampling terdiri dari pengambilan sampel secara tidak acak dan acak. Pengambilan sampel secara tidak acak disebut juga sebagai non-random sampling atau non-probability sampling (Mustafa, 2000). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan secara tidak acak atau non-probability sampling. 3.3 Desain Penelitian Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai cara atasan memipin terhadap kinerja bawahannya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara: a) Wawancara kepada pihak-pihak terkait. Wawancara ini dilakukan dengan cara bertanya atau berkomunikasi secara langsung dengan responden, maupun pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini dengan tidak terstruktur atau bebas. b) Memberikan kuesioner kepada pihak yang bersangkutan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan Cara Atasan Memimpin. c) Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada pihak yang bersangkutan. Jawaban atas daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden dibuat dengan menggunakan skala likert (likert scale), yaitu dengan rentang 1 sampai dengan 5 yang terdiri dari pernyataan yang favourable (mendukung) dan unfavourable (tidak mendukung). Tanggapan yang paling positif (sangat sering) diberi nilai paling tinggi dan tanggapan paling negatif (sangat jarang sekali) diberi nilai paling rendah (Fuad Mas’ud, 2004).
5
Tabel 3.1 Tabel Skala Interval dan Bobot Nilai Jawaban Responden Alternatif Jawaban
Bobot Nilai
Sangat Sering Dilakukan
5
Lebih Banyak Dilakukan
4
Lebih Banyak Tidak Dilakukan
3
Pernah satu atau dua kali Dilakukan
2
Sangat Jarang Dilakukan
1
Jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden guna dijadikan skor penilaian terhadap variabel-variabel yang diteliti. Untuk item unfavorable pemberian skor dibalik (awal : 1-5, menjadi 5-1). Selain itu pada setiap variabel yang diuji selalu ditarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan nilai tengah data setelah data-data tersebut diurutkan (median). 3.4 Pengujian Terhadap Alat Ukur Penelitian Dalam penelitian, peneliti menggunakan alat ukur kuesioner untuk mengukur cara atasan memimpin pada atasan setingkat manajer dan supervisor PT. Pelita Air Service. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2009, dalam Ismail 2012). Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yang merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial (Sugiyono 2009, dalam Ismail 2012). Peneliti mengembangkan alat ukur kepemimpinan adaptasi menurut Kouzes & Posner (2007) dan untuk mengukur kinerja karyawan, peneliti menggunakan performance appraisal (PA) yang didapatkan dari data perusahaan.
6
3.4.1
Alat Ukur Cara Atasan Memimpin dan Alat Ukur Kinerja Bawahan Untuk mengukur cara atasan memimpin, peneliti mengembangkan alat ukur
kuesioner kepemimpinan dari adaptasi Kouzes & Posner. Kuesioner ini terdiri dari lima dimensi yaitu : (a) Modelling The Way, (b) Inspiring a Shared Vision, (c) Challenge the Process, (d) Enable Others to Act, dan (e) Encourange the Heart. Setiap dimensi diwakili oleh delapan pernyataan, dua diantaranya adalah pertanyaan unfavorable.(lihat tabel 3.2 dimensi cara atasan kepemimpinan). Tabel 3.2 Dimensi Cara Atasan Memimpin berdasarkan Kouzes & Posner (blue print pilot)
Item Pernyataan Jumlah Dimensi
Indikator
UnfavoFavourable
Item
rable Modelling
a) dapat memperjelas
The Way
nilai-nilai yang digunakan dengan mengeluarkan pendapat dan saling affirming 4, 9, 14, 19, shared ideals,
34, 39
8 item
32, 37
8 item
24, 29 b) Memberikan contoh tindakan yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang telah ada. Inspiring
a) Envision the future
a Shared
dengan membayangkan
2, 7, 12, 17, 22, 27 Vision
kemungkinan-
7
kemungkinan menarik yang muncul, b) Berbagi aspirasi untuk mengajak orang lain mencapai visi bersama.
Challenge
a) Mencari peluang
the
dengan mengambil
Process
inisiatif dan looking outward untuk meningkatkan inovasi, b) Bereksperimen dan 1, 6, 11, mengambil resiko
31, 36
8 item
33, 38
8 item
16,21, 26 dengan terus menghasilkan kemenangankemenangan kecil serta belajar dai pengalaman yang didapat. Enable
a) Membina kolaborasi
Others to
dengan membangun
Act
kepercayaan dan 3, 8, 13, 18, memfasilitasi 23, 28 relationship, b) Memperkuat orang lain dengan
8
meningkatkan selfdetermination dan mengembangkan kompetensi yang ada.
Encouran
, a) Mengenali kontribusi
ge the
dengan menunjukan
Heart
penghargaan kepada individu yang unggul,
5, 10, 15,
b) Merayakan nilai-nilai
20, 25, 30
35, 40
8 item
dan kemenangan dengan menciptakan semangat komunitas. Total 40 item pernyataan Sumber : Diolah oleh Peneliti
Tabel 3.3 Dimensi Cara Atasan Memimpin berdasarkan Kouzes & Posner (blue print field)
Item Pernyataan Jumlah Dimensi
UnfavoFavourable
Item
rable Modelling
4, 9, 19, 24,
The Way
29
34, 39
7 item
37
7 item
Inspiring a 2, 7, 12, 17, Shared 22, 27 Vision
9
Challenge
1, 6, 11, 16,
the Process
26
31, 36
7 item
33, 38
7 item
35, 40
7 item
Enable 3, 8, 13, Others to 23, 28 Act Encourange
5, 10, 15,
the Heart
20, 30
Sumber : diolah oleh peneliti Untuk mengukur kinerja bawahan, peneliti telah menyiapkan di dalam kuesioner berupa lembar skor total penilaian kinerja karyawan (performance appraisal) yang diisi langsung oleh responden. Dalam bagian ini, responden diminta untuk menuliskan performance appraisal bawahan langsungnya secara spesifik. Pengisian bagian ini disesuaikan juga dengan jumlah bawahan langsung dalam struktur organisasi. Alat ukur kinerja ini sebelumnya telah diuji secara content validity, yaitu dengan diuji oleh expert judgement. 3.4.2
Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan suatu
instrument atau alat pengumpul data dalam mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan. Suatu instrument dikatakan valid, bila instrument tersebut mampu mengukur apa saja yang harus diukurnya dan mampu mengungkap apa yang ingin diungkap (Yusrizal, 2008). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam ilmu psikologi validitas memiliki beberapa konteks, yaitu : (a) Validitas penelitian (research validity), (b) Validitas soal (item validity), (c) Validitas alat ukur atau tes. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
10
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Pengujiannya dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : - Jika r hitung (corrected item total correlation) > r kritis, maka dinyatakan item pertanyaan yang diuji valid. - Jika r hitung (corrected item total correlation) < r kritis, maka dinyatakan item pertanyaan yang diuji tidak valid. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan telah diuji validitas secara face validity dan content validity. Alat ukur yang diuji secara face validity diberikan kepada tiga orang responden yang memiliki karakteristik yang sesuai. Hasil yang didapatkan dari tiga orang responden yang melakukan uji keterbatasan adalah peneliti mengubah dua buah item pernyataan yang terdapat pada kuesioner. Pengujian dengan menggunakan content validity yaitu alat ukur cara atasan memimpin dan kinerja karyawan yang diuji oleh expert judgement. Sedangkan reliabilitas membicarakan sejauh mana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali pada orang yang sama di waktu berbeda atau pada orang berbeda diwaktu yang sama. a. Uji coba reliabilitas cara atasan memimpin Jumlah item uji coba terdiri dari 40 pernyataan yang dibuat dalam skala likert yang diberikan kepada 30 responden. Setelah diuji coba didapatkan bahwa dari 40 item pernyataan terdapat tiga item yang memiliki reliabilitas < 0.2, sehingga item yang rendah tersebut dibuang. Item-item tersebut adalah item nomor 18, 21 dan 32.
11
Tabel 3.4 Tabel Jumlah Responden
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : SPSS 17
Tabel 3.5 Tabel Cronbach’s Alpha Uji 1
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.898
40
Sumber : SPSS 17
Tabel 3.6 Tabel Reliabilitas Item Data Uji 1
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001
149.60
225.076
.566
.894
VAR00002
149.47
222.326
.575
.893
VAR00003
149.30
233.597
.241
.898
VAR00004
149.23
230.737
.484
.895
VAR00005
150.23
225.978
.425
.896
VAR00006
149.87
230.051
.281
.898
VAR00007
149.83
230.764
.307
.898
VAR00008
148.77
234.254
.385
.897
VAR00009
149.07
231.995
.342
.897
VAR00010
149.27
229.444
.451
.895
VAR00011
149.93
223.306
.556
.894
VAR00012
149.73
228.478
.361
.897
12
VAR00013
149.67
231.747
.280
.898
VAR00014
149.80
231.890
.225
.899
VAR00015
149.30
232.355
.275
.898
VAR00016
149.43
228.185
.488
.895
VAR00017
149.57
225.564
.554
.894
VAR00018
149.07
239.306
.014
.901
VAR00019
149.97
232.309
.242
.899
VAR00020
149.43
228.944
.486
.895
VAR00021
149.53
235.154
.177
.899
VAR00022
149.73
228.823
.349
.897
VAR00023
149.00
233.310
.456
.896
VAR00024
148.93
235.237
.247
.898
VAR00025
149.83
227.040
.441
.895
VAR00026
150.43
222.254
.587
.893
VAR00027
149.43
221.357
.645
.892
VAR00028
149.43
223.289
.551
.894
VAR00029
149.27
228.547
.491
.895
VAR00030
150.20
224.579
.502
.894
VAR00031
149.80
231.683
.275
.898
VAR00032
149.77
234.875
.182
.899
VAR00033
149.73
230.064
.372
.896
VAR00034
149.20
225.131
.552
.894
VAR00035
149.33
225.264
.564
.894
VAR00036
149.03
230.654
.463
.895
VAR00037
149.50
225.155
.561
.894
VAR00038
149.43
230.185
.504
.895
VAR00039
149.70
226.907
.502
.895
VAR00040
149.47
228.395
.467
.895
Sumber : SPSS 17 Setelah ketiga item yang memiliki reliabilitas < 0,2 dihapus, peneliti melakukan pengecekan ulang 37 item yang tersisa. Didapatkan beberapa perubahan, reliabilitas cronbach’s alpha meningkat menjadi 0,900. Akan tetapi masih terdapat dua item yang memiliki reliabilitas rendah, yaitu item nomor 14 dan 40.
13
Tabel 3.7 Tabel Cronbach’s Alpha Uji 1.1
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.900
37
Sumber : SPSS 17
Tabel 3.8 Tabel Reliabilitas Item Data Uji 1.1
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001
137.67
208.368
.578
.895
VAR00002
137.53
206.326
.564
.895
VAR00003
137.30
217.045
.253
.899
VAR00004
137.30
213.803
.502
.897
VAR00005
138.30
208.355
.465
.896
VAR00006
137.93
213.306
.286
.900
VAR00007
137.90
214.438
.296
.899
VAR00008
136.83
217.523
.385
.898
VAR00009
137.13
215.361
.341
.898
VAR00010
137.33
213.333
.429
.897
VAR00011
138.00
206.621
.568
.895
VAR00012
137.80
211.062
.391
.898
VAR00013
137.73
214.064
.318
.899
VAR00014
137.87
216.878
.171
.902
VAR00015
137.37
216.309
.249
.900
VAR00016
137.50
211.224
.508
.896
VAR00017
137.63
209.344
.545
.895
VAR00019
138.03
215.826
.234
.900
VAR00020
137.50
212.810
.467
.897
VAR00022
137.80
211.959
.360
.898
VAR00023
137.07
216.892
.436
.898
VAR00024
137.00
218.690
.235
.899
VAR00025
137.90
210.024
.461
.896
14
VAR00026
138.50
205.362
.609
.894
VAR00027
137.50
205.224
.640
.893
VAR00028
137.50
207.086
.545
.895
VAR00029
137.33
212.851
.452
.897
VAR00030
138.27
207.237
.536
.895
VAR00031
137.87
215.706
.249
.900
VAR00033
137.80
213.890
.354
.898
VAR00034
137.27
208.823
.548
.895
VAR00035
137.40
208.386
.583
.895
VAR00036
137.10
214.300
.449
.897
VAR00037
137.57
208.254
.581
.895
VAR00038
137.50
213.155
.528
.896
VAR00039
137.77
210.668
.492
.896
VAR00040
137.80
217.269
.194
.901
Sumber : SPSS 17
Setelah item nomor 14 dan 40 dihapus, reliabilitas cronbach’s alpha meningkat menjadi 0,903 dengan jumlah item tersisa sebanyak 35 dan item yang lain sudah memiliki reliabilitas yang baik (> 0,2).
3.5 Prosedur 3.5.1
Persiapan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pimpinan setingkat manajer/supervisor PT.
Pelita Air Service (PT. PAS) yang terletak di daerah Jakarta Pusat dengan alamat Jl. Abdul Muis 52-56 A Petojo Selatan, Jakarta Pusat 10160 DKI Jakarta. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan surat pengantar untuk melakukan survei penelitian skripsi dari Universitas Bina Nusantara. Kemudian peneliti berbincang dan meminta izin pada bagian Humas PT. PAS untuk mendapatkan informasi berupa sejumlah data yang diperoleh dari calon responden. Alat ukur yang akan digunakan berupa kuesioner terlebih dahulu di uji instrumen. Pengujian instrumen alat ukur diberikan kepada responden lain yang 15
memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian, karakteristiknya adalah kuesioner diberikan kepada pimpinan setingkat manajer atau supervisor suatu perusahaan di Jakarta dengan rentang usia 30-60 tahun dan memiliki bawahan. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu dengan menyebarkan kuesioner dan memperoleh informasi mengenai performance appraisal. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan dengan menyebarkan 40 buah kuesioner yang memiliki 35 pernyataan pada bagian pertama dan dilengkapi dengan lembar performance appraisal bawahan langsungnya di bagian ke dua. Berikut beberapa langkah yang dilakukan peneliti setelah data diisi dan dikumpulkan oleh responden : 1. Memberikan skor pada masing-masing item yang telah diisi responden. 2. Mentabulasi data berdasarkan jumlah item (memilah-milah data menjadi data yang siap disajikan dan kemudian di analisis sesuai dengan kebutuhan). 3. Merekap hasil data performance appraisal yang telah didapatkan. 4. Menentukan adakah kolerasi antara cara atasan memimpin dengan kinerja kerja bawahan pada PT. Pelita Air Service.
3.5.3 Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data dari 40 responden. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan tehnik pengolahan data statistik dengan melakukan uji koefisien korelasi metode Product Moment Pearson. Menurut Priyatno (2011), Product Moment Pearson
16
digunakan untuk memproses data yang berbentuk interval guna menjawab rumusan masalah, hipotesis penelitian serta hubungan antar kedua variabel yang diteliti. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan program aplikasi statistik, SPSS 17.0. Menurut Supardi (2007), pengolahan data terdiri dari tahap editing yaitu melakukan pemerikasaan satu per-satu item jawaban kuesioner yang sudah terkumpul dan tahap tabulating, yaitu tahapan ini peneliti memeriksa kuesioner yang memiliki isian jawaban yang lengkap yang kemudian diberikan skor sesuai dengan skala yang sudah ditentukan. Setelah memberikan skor untuk tiap-tiap kuesioner, data yang sudah ada dikelompokkan dalam tabel indikatornya dengan menggunakkan program Microsoft Excel. Kemudian data tersebut ditransfer ke dalam program statistik SPSS 17.0 untuk dianalisis.
17