BAB 3 METODE PERANCANGAN
3.1
Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan
3.1.1 Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Perancangan Sekolah Tinggi Seni dan Desain ini direncanakan akan dibangun di daerah Serpong, tepatnya Bumi Serpong Damai (BSD City), Tangerang Selatan, Banten. Gambar 3.1 Peta Provinsi Banten
Sumber: Indonesia-peta.blogspot,2011 Banten merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia dan terletak tepat di bagian barat Pulau Jawa. Banten pada awalnya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat hingga kemudian pada tahun 2000 melalui Undang-undang nomor 23 tahun 2000 Banten resmi menjadi provinsi ke-30 di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pusat pemerintahan di Kota Serang. Wilayah Banten sendiri berbatasan langsung dengan Laut Jawa pada bagian utara, Samudera Indonesia pada bagian selatan, Selat Sunda pada bagian barat dan DKI Jakarta serta Jawa Barat pada bagian timur. Wilayah laut Banten merupakan
65
66 salah satu jalur laut potensial, sehingga Banten saat ini memiliki beberapa pelabuhan yang dikembangkan untuk menjadi pelabuhan alternatif. Tangerang Selatan merupakan salah satu dari empat kota yang dimiliki oleh provinsi Banten. Tangerang Selatan berfungsi sebagai kota otonom yang dibentuk pada tanggal 29 Oktober 2008 yang sebelumnya berasal dari wilayah Kabupaten Tangerang. Gambar 3.2 Peta Kota Tangerang Selatan
Sumber: ksbmaharta.blogspot,2011 Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa dengan luas wilayah 147.19 km2. Daerah ini berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan rincian sebagai berikut. • Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang • Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok • Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Daerah Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar dengan iklim tropis dan temperatur udara berada di sekitar 23,4°C – 34,2°C. Hal ini dapat menjadi
67 pertimbangan di dalam perancangan arsitektur bangunan, di mana sebuah bangunan akan dirancang dan disesuaikan dengan iklim tropis. Tangerang Selatan memiliki tujuh kecamatan antara lain Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Pamulang, dan Setu. Serpong merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Terdiri dari 9 keluarahan dengan luas wilayah sekitar 2.404 Ha dan merupakan salah satu kecamatan yang cukup berkembang pesat hingga saat ini. Hal ini terbukti dengan adanya perkembangan kawasan terpadu di wilayah ini, salah satunya adalah Bumi Serpong Damai atau yang saat ini sering disebut dengan BSD City. Gambar 3.3 Master Plan dari BSD City
Sumber: bsdcity.com, diakses 2014 Bumi Serpong Damai atau BSD City merupakan kawasan terpadu yang ada di wilayah Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Memiliki total luas sekitar 6.000 hektar dengan pembagian tiga tahap pembangunan. Tahap awal seluas 1.300 hektar, tahap kedua akan dikembangkan seluas 2.400 hektar dan sisanya dengan luas 2.300 hektar. BSD memiliki konsep untuk menjadi kota mandiri, di mana di dalam wilayah tersebut terdapat semua fasilitas yang dibutuhkan oleh warganya seperti perkantoran, perdagangan, pendidikan, wisata, serta perumahan. Hingga akhirnya terhitung pada tahun 2005 kota ini telah memiliki hampir 100.000 penduduk.
68 Gambar 3.4 Peta dari BSD City
Sumber: bsdcity.com, diakses 2014 BSD City merupakan salah satu wilayah yang sangat strategis. Terletak berbatasan langsung DKI Jakarta, sehingga terdapat dua ruas jalan tol yang menhubungkan Jakarta dengan BSD, yaitu: • Jalan Tol Jakarta – Tangerang • Jalan Tol Bintaro Serpong Selain itu dapat diakses dengan menggunakan transportasi umum berikut ini. • Dengan menggunakan Shuttle Bus atau biasa disebut dengan Feeder Busway. Shuttle Bus menuju BSD dapat ditemui dalam 3 rute, yaitu BSD – Pondok Indah – Ratu Plaza, BSD – Kota – Mangga Dua, dan BSD – Harmoni – Pasar Baru. • Dengan menggunakan kereta api, yaitu Commuter Line dan Kereta Api Ekonomi yang akan berhenti di stasiun Rawa Buntu di BSD City. • Angkutan Kota atau biasa disebut angkot yang dapat diakses melalui kotakota di sekitar BSD seperti Pamulang, Ciputat, Tangerang, Serpong,
69 Karawaci, Parung, dan Bogor yang akan berhenti di Terminal Angkutan Kota BSD City. Gedung Sekolah Seni dan Desain Indonesia ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang akan dibangun dalam wilayah BSD City dan terletak di sekitar Jl. Grand Boulevard.
Wilayah ini merupakan wilayah
yang belum banyak
dikembangkan dan masih berupa lahan kosong. Gambar 3.5 Peta lokasi Sekolah Tinggi Seni dan Desain Indonesia
Sumber: googlemaps, diakses 2014 Perancangan Gedung ini terletak di wilayah yang cukup strategis. Berbatasan di sebelah timur terdapat stasiun kereta api Rawa Buntu serta perumahan. Di sebelah barat terdapat Edutown yang terdiri dari Swiss Germany University serta Prasetya Mulya Business School. Sisanya merupakan lahan kosong yang siap untuk digarap. Sebagai Kota Terencana, Wilayah BSD telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap, yaitu Rumah Sakit Medika BSD, Pusat Perbelanjaan BSD Plaza, Pasar Modern, Serta beberapa sekolah seperti Santa Ursula, Ora et Labora, Al-Azhar BSD, Swiss German University, serta Prasetya Mulya Business School. Diharapkan pembangunan Sekolah Seni dan Desain Indonesia ini dapat menjadi salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat BSD City.
70 3.1.2 Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Gedung berlokasi di lahan seluas 20.000 m2 dengan luas gedung sekitar 8148 m2. Area sekolah terdiri dari fasilitas Lapangan Basket, lapangan parkir, gedung perkuliahan, serta auditorium. Gedung sendiri terdiri dari tiga tingkat dengan basement yang berfungsi sebagai tempat parkir. Berikut ini merupakan Site Plan dari bangunan Sekolah Tinggi Seni dan Desain Indonesia. Gambar 3.6 Site Plan Sekolah Tinggi Seni dan Desain Indonesia
Sumber: dokumentasi pribadi Lantai dasar dari gedung memiliki area Loading Dock yang di sekitarnya juga terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sampah), ruang genset, ruang bahan bakar, ruang pompa, serta ruang mechanical electrical. Selain itu juga terdapat lift barang yang memiliki akses ke basement. Gedung utama terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian depan, bagian tengah, dan auditorium. Bagian depan gedung mendapatkan akses utama dari jalan masuk sehingga memiliki akses yang mudah. Antara bagian depan dan tengah gedung dihubungkan dengan jalan dengan akses tangga di bagian kiri dan kanannya. Yang menjadi focal point pada lantai dasar adalah keberadaan auditorium dengan luas sekitar 2000 m2 serta dikelilingi oleh kolam yang menambah nilai estetik dari
71 gedung tersebut. Penghawaan pada lantai dasar dirancang cukup bagus dengan adanya penghijauan di sekitar gedung sehingga udara panas dapat tersaring. Gambar 3.7 Denah lantai satu Sekolah Tinggi Seni dan Desain Indonesia
Sumber: dokumentasi pribadi Akses menuju lantai dasar dapat melalui lift yang terletak di lobby dan tangga yang berada di sayap kiri dan kanan bangunan. Selain itu juga terdapat tangga yang dapat diakses dari luar bangunan untuk menuju ke gedung bagian tengah. Hal ini menyebabkan gedung bagian depan dan tengah dapat menjadi dua komponen terpisah dan tidak terikat. Gambar 3.8 Denah lantai dua Sekolah Tinggi Seni dan Desain Indonesia
Sumber: dokumentasi pribadi
72 Pada lantai dua tidak terdapat akses langsung antara gedung bagian depan dengan auditorium, sehingga jalan menuju auditorium lantai dua hanya dengan melewati tangga yang terdapat di gedung auditorium. Lantai dua auditorium sendiri terdiri dari rooftop garden yang memberikan kesan hijau di dalam lingkungan dalam bangunan serta ruang serbaguna. Gedung bagian tengah hanya terdiri dari dua lantai, hal inilah yang mengakibatkan putusnya akses dari gedung bagian depan menuju auditorium. Berikut ini merupakan beberapa potongan bangunan, yaitu sebagai berikut. Gambar 3.9 Potongan B-B’ Sekolah Tinggi Seni dan Desain Indonesia
Sumber: dokumentasi pribadi Setiap lantainya memiliki ketinggian 330 cm yang merupakan tinggi standar dari sebuah bangunan. Pada gedung bagian depan terdapat ruangan dengan ketinggian ceiling 750 cm yang berfungsi sebagai ruang kuliah yang bersifat semi terbuka. Gambar 3.10 Potongan C-C’ Sekolah Tinggi Seni dan Desain Indonesia
Sumber: dokumentasi pribadi
73 Di dalam perancangan sanggar seni tari tradisional Jawa Barat, penulis memanfaatkan area gedung bagian tengah dan gedung auditorium. Salah satu pertimbangan di dalam pemilihan area ini adalah akses masuk ke gedung bagian tengah dapat melalui tangga putar yang terletak di bagian kiri dan kanan gedung.
3.2
Studi Aktivitas Manusia
3.2.1 Data Pemakai Tabel 3.1 Tabel data pemakai fasilitas NO.
Pelaku Kegiatan
Kegiatan Merupakan
orang-orang
yang
mengelola
sanggar sehingga segala macam kegiatan dapat berjalan dengan baik. Bagian dari manajemen 1
Manajemen
terdiri
dari
ketua
(owner),
sekretaris,
bendahara, serta bagian yang menangani kesiswaan, pagelaran, dokumentasi, busana, serta peralatan secara khusus. Merupakan orang-orang yang memberikan 2
Pelatih
pelayanan mengajar serta mendidik murid. Terdiri dari pelatih di dalam seni tari dan seni musik tradisional. Merupakan orang-orang yang mendapatkan
3
Murid didik
pengajaran mengenai ilmu seni tradisional khususnya seni tari dengan usia 3 tahun-tak hingga yang terdiri dari pria dan wanita. Merupakan orang-orang yang mendampingi
4
Orang tua murid
anaknya
di
dalam
proses
pembelajaran,
khususnya bagi anak di usia 3-5 tahun. 5
Pengunjung
Merupakan
orang
masyarakat umum,
yang
berasal
dari
khususnya bagi para
74 masyarakat yang ingin mempelajari seni tradisional Sunda serta para penyewa kostum tradisional.
3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab 1. Pimpinan Tugas: • Memimpin dan bertanggung jawab atas semua kegiatan yang ada di dalam sanggar seni tradisional. • Memberikan pengarahan terhadap masing-masing bagian. • Memberikan ide dan penyelesaian bagi kegiatan di dalam sanggar seni. 2. Bagian Kesekretariatan Tugas: • Membantu pimpinan secara langsung dan mewakili pimpinan apabila berhalangan di suatu acara. • Menangani masalah surat menyurat secara internal ataupun eksternal. • Melakukan koordinasi kepegawaian. 3. Bagian Keuangan dan Administrasi Umum • Menangani masalah pemasukan dan pengeluaran keuangan bagi sanggar seni tradisional • Menangani masalah penerimaan karyawan dan siswa baru. 4. Bagian Pendidikan • Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan untuk pembelajaran. • Mengatur jadwal dan materi program pembelajaran. • Mempersiapkan personil atau instruktur.
75 5. Bagian Humas dan Promosi • Merencanakan serta melaksanakan berbagai kegiatan yang ada di sanggar, baik secara internal ataupun eksternal yang berhubungan dengan pihak luar. • Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan mempromosikan sanggar seni tradisional kepada masyarakat umum. 6. Bagian Pagelaran dan Publikasi • Bagian pagelaran berfungsi untuk mengatur jadwal dan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pameran sanggar, mempersiapkan fasilitas, serta bertanggung jawab atas kelancaran acara • Bagian publikasi berfungsi untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan masalah publikasi, baik itu melalui media massa, spanduk, pemilihan sponsor, dan sebagainya. 7. Bagian Tata Rias dan Busana • Menangani permasalah kostum di setiap pertunjukan seni bagi para peserta didik. 8. Bagian Teknis dan Umum • Menangani masalah yang berhubungan dengan teknis bangunan atau kegiatan, seperti masalah pengadaan barang, sound system, lighting, dan sebagainya. • Menangani masalah umum yang ada di perusahaan termasuk di dalamnya masalah keamanan lingkungan sanggar. 3.2.3 Analisa Latar Belakang Perilaku A. Pemakai 1. Pengunjung sanggar terdiri dari lima bagian, yaitu murid didik, orang tua murid, staff pengajar, peserta workshop (wisatawan lokal ataupun asing), serta penyewa kostum tradisional. 2. Setiap pengunjung memiliki kepentingan yang berbeda satu sama lain.
76 3. Staff pengajar merupakan orang yang bergelut di bidang seni tari dan musik dan memberikan pelajaran kepada para siswa. 4. Murid didik merupakan pengguna sarana studio tari dan musik yang dilatih secara non formal oleh staff pengajar. 5. Murid didik dan staff pengajar dikategorikan sebagaik pihak internal sanggar dan pemakai fasilitas utama serta pendukung dari gedung. 6. Peserta workshop merupakan masyarakat umum (wisatawan lokal ataupun asing, serta siswa sekolah) yang ingin mendapatkan pendidikan lebih detail mengenai seni tradisional Sunda. B. Pengelola 1. Pengelola terdiri dari pimpinan, sekretaris, bendahara, serta staff di setiap bagian. 2. Pengelola lebih banyak menggunakan fasilitas kantor yang bersifat lebih internal dan private. 3. Pimpinan dapat menetap di dalam kantor, memberi pelatihan kepada murid didik, serta aktivitas di luar kantor sehingga bersifat lebih fleksibel di dalam pemakaian fasilitas. 4. Staff setiap bagian bersifat menetap dan lebih sering menggunakan fasilitas di dalam kantor. 3.2.4 Pola Aktivitas Pemakai A. Murid didik Pola aktivitas murid didik di dalam sanggar seni tari yang dilakukan di dalam area latihan adalah sebagai berikut. • Murid didik datang ke studio latihan tari. • Bersiap-siap, menyimpan barang pribadi di ruang ganti. • Melakukan pemanasan sebelum atau dengan bantuan pengajar. • Melakukan latihan sesuai dengan instruksi pengajar. • Pada saat selesai latihan, murid didik dapat beristirahat sejenak atau langsung membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pulang.
77 Gambar 3.11 Pola aktivitas murid Datang
Menunggu latihan
Bersiap-siap, menyimpan barang pribadi, ganti pakaian
Pemanasan
Pulang
Selesai latihan, istirahat, bersiap-siap pulang, membersihkan diri
Latihan
B. Orang tua murid Bagi murid didik tingkat pemula yang berusia 3-6 tahun, seringkali ditemani oleh orang tua masing-masing. Berikut ini merupakan pola aktivitas dari orang tua murid tersebut. • Orang tua murid datang bersama anaknya ke sanggar seni tari tradisional. • Pada saat anak melakukan latihan, orang tua murid memperhatikan proses pembelajaran di ruang tunggu. • Setelah selesai latihan, orang tua murid beserta anaknya pulang. Gambar 3.12 Pola aktivitas orang tua murid Datang
Memperhatikan anak latihan di ruang tunggu
Selesai
Pulang
C. Staff pengajar Pola aktivitas pengajar yang dilakukan di dalam sanggar adalah sebagai berikut. • Datang ke dalam studio latihan tari • Bersiap-siap untuk mengajar, menyimpan barang pribadi di dalam ruang pengajar. • Memberikan materi pengajaran, melakukan pemanasan.
78 • Melakukan latihan tari dengan memberikan contoh kepada murid didik dan mengeveluasi setiap murid. • Pada saat selesai latihan, pengajar membereskan barang pribadi atau istirahat sejenak, kemudian bersiap untuk pulang. Gambar 3.13 Pola aktivitas pengajar Menunggu latihan
Datang
Bersiap-siap mengajar, menyimpan barang pribadi
Latihan Tari terhadap murid didik
Selesai latihan, membereskan barang pribadi, istirahat
Pulang
Memberikan materi pengajaran
D. Pengunjung Pengunjung sanggar terbagi menjadi dua, yaitu: 1.
Pengunjung workshop/pameran •
Pengunjung workshop datang ke sanggar dan menuju ruang pameran.
•
Pengunjung dapat melihat-lihat untuk mendapat informasi.
•
Pengunjung mendapat pelatihan tari ataupun musik tradisional oleh para staff pengajar.
•
Setelah selesai, pengunjung dapat beristirahat sejenak dan bersiap untuk pulang. Gambar 3.14 Pola aktivitas pengunjung
Datang
Menuju tempat workshop / pameran
Melihat-lihat, mendapatkan informasi
Pulang
Mendapatkan pelatihan
Selesai, istirahat
79 2.
Penyewa Kostum •
Penyewa
kostum
tradisional
datang
dan
menuju
ruang
penyimpanan kostum. •
Penyewa kostum dapat mencoba terlebih dahulu kostum yang akan disewa, kemudian bersiap untuk proses peminjaman.
•
Setelah selesai, penyewa mengembalikan kembali kostum ke sanggar dalam keadaan bersih. Gambar 3.15 Pola aktivitas penyewa kostum
Datang
Menuju tempat penyimpanan kostum
Mencoba kostum / fitting
Proses peminjaman
Mengembalikan kostum dalam keadaan bersih
Selesai peminjaman
3.2.5 Pola Aktivitas Pengelola •
Pengelola sanggar yang terdiri dari pimpinan, sekretaris, serta bagianbagian lainnya datang ke sanggar dan menuju tempat absen staff.
•
Pengelola menuju ruang kerja dan mulai melakukan pekerjaan sesuai dengan bagian masing-masing.
•
Pada saat istirahat, pengelola dapat menuju ruang istirahat staff dan kemudian kembali melanjutkan kerja.
•
Pengelola pulang pada saat waktu kerja telah selesai. Gambar 3.16 Pola aktivitas pengelola
Datang
Absen
Menuju ruang kerja
Pulang
Kembali melanjutkan kerja
Kerja berdasarkan bagian masingmasing
Istirahat
80 3.2.6 Pola Jalur Barang 1. Properti Properti merupakan peralatan yang digunakan untuk latihan atau pertunjukan, seperti latar, alat-alat upacara adat (payung, pedang, dan sebagainya) serta furniture-furniture. Pola jalur properti adalah sebagai berikut. • Properti berada di dalam ruang penyimpanan pada saat dibutuhkan, properti dikeluarkan dan dapat digunakan. • Pemasangan properti yang akan digunakan untuk latihan ataupun pertunjukan seni. • Apabila telah selesai digunakan, properti dibongkar dan dibersihkan terlebih dahulu lalu kembali disimpan di dalam ruang penyimpanan.
Gambar 3.17 Pola Jalur Properti untuk pertunjukan Pengambilan properti di ruang penyimpanan
Pemasangan properti
Penyimpanan kembali properti di ruang penyimpanan
Pembongkaran properti
Penggunaan / pemakaian properti dalam pertunjukan
Selesai digunakan
Gambar 3.18 Pola Jalur Properti untuk latihan harian Pengambilan properti di ruang penyimpanan
Penyimpanan kembali properti di ruang penyimpanan
Perawatan Properti (dibersihkan)
Pembongkaran properti
Penggunaan / pemakaian properti dalam latihan
Selesai digunakan
81 2. Kostum Kostum terdiri dari busana dan asesoris yang digunakan oleh para penari, murid didik, ataupun penyewa kostum dan berada di dalam ruang khusus. Berikut ini merupakan pola jalur barang tersebut. • Kostum dikeluarkan dari ruang penyimpanan yang kemudian diperiksa terlebih dahulu kelengkapannya. • Kostum digunakan oleh pemakai atau penyewa di dalam pertunjukan. • Apabila telah selesai digunakan, kostum dibersihkan terlebih dahulu dan kemudian kembali disimpan ke dalam ruang penyimpanan. Gambar 3.19 Pola Jalur Kostum Pengambilan kostum di ruang penyimpanan
Dibawa untuk diperiksa
Penyimpanan kembali kostum di ruang penyimpanan
3.3
Dibersihkan (cuci setrika)
Digunakan oleh penyewa/pemain pertunjukan
Selesai digunakan
Studi Fasilitas Ruang
3.3.1 Jenis Fasilitas 1. Fasilitas Utama a. Fasilitas pendidikan non-formal Berupa studio latihan tari sebagai wadah pembelajaran murid didik. Terdiri dari berbagai macam ukuran ruangan. b. Fasilitas ruang pameran Berupa ruangan yang menampung informasi dan kegiatan yang menyangkut dengan pengenalan seni tradisional kepada masyarakat umum.
82 2. Fasilitas Penunjang a. Fasilitas pengelola Berupa ruangan yang bersifat kantor bagi pemimpin serta staff dari sanggar. b. Fasilitas ruang tunggu Berupa ruangan yang dikhususkan bagi pengunjung untuk beristirahat atau menunggu. c. Fasilitas kantin Berupa ruangan yang menyajikan makanan dan minuman bagi para pengunjung. d. Fasilitas penyimpanan barang Berupa ruangan penyimpanan seperti properti sanggar, kostum, dan sebagainya e. Fasilitas Servis Berupa ruangan yang bersifat teknikal seperti ruang genset, mesin AC, dan area parkir. 3.3.2 Program Aktivitas dan Fasilitas 1. Analisa Kebutuhan Ruang
Area yang dilewati 1.
Entrance
pertama kali oleh pengunjung AREA LOBBY
3.
Lobby
Tempat pengunjung
View
Fungsi
Keamanan
Ruang
Pencahayaan
Kebutuhan
Penghawaan
No.
Akustik
Tabel 3.2 Tabel kebutuhan ruang
83 berinteraksi Tempat staff melayani 4.
Reception
pengunjung dan memberi informasi Tempat
5.
Waiting Lounge
pengunjung untuk menunggu atau istirahat AREA KANTIN Tempat
6.
Cafetaria
pengunjung makan dan minum Tempat
7.
Cashier Area
transaksi jual beli Tempat untuk
8.
Kitchen
mengolah dan
(Service
menyiapkan
Area)
makanan / minuman AREA PEMBELAJARAN Tempat
10.
Waiting
pengguna
Lounge
menunggu atau istirahat
84 Tempat 9.
Dance
terjadinya
Studio
latihan tari murid didik Tempat
10. Music Studio
penyimpanan alat musik tradisional Tempat para murid
11.
Changing
menyimpan
room
barang pribadi serta berganti baju Tempat
12.
Toilet
membersihkan diri
13.
Bathroom (Shower)
Tempat membersihkan diri AREA WORKSHOP (PAMERAN) Tempat
14.
Viewing
pengunjung
Area
mendapat informasi Tempat
15.
Practice
pengunjung
Area
mendapat pelajaran seni
85 tradisional Tempat pengunjung
16.
Costume Area
yang ingin menyewa atau melihat kostum tradisional Tempat
17.
Changing Room
pengunjung untuk mencoba pakaian Tempat
18.
Public Toilet
pengunjung membersihkan diri AREA OFFICE
19.
20.
Reception
Tempat staff
Area
melayani tamu
Sitting Area
Tempat tamu menunggu
21.
Owner’s room
Ruang pimpinan sanggar Ruangan staff
22.
Staff Room
dari berbagai bagian
86
23.
24.
Meeting Room
Ruang rapat
Instructor’s
Tempat para
Room
staff pengajar Tempat
25.
Changing
berganti baju /
Room
menyimpan barang pribadi Tempat
26. Public Toilet
membersihkan diri Tempat servis
27.
Pantry
(membuat makanan / minuman) AREA SERVICE
28.
Mushola
Tempat beribadah Tempat menyimpan
29.
Gudang
peralatan
penyimpanan
seperti properti, latar, dsb Tempat untuk
30.
ATM Center
mengambil uang
87 Keterangan:
●: Sangat Penting ◑: Cukup Penting ○: Tidak Penting 2. Tabel Aktivitas Fasilitas Tabel 3.3 Tabel Aktivitas Fasilitas
88
89
90
91
92
Untuk lebih jelasnya, tabel akan disertakan di lampiran. 3.3.3 Perhitungan Luas Berikut ini merupakan perhitungan luas beserta konfigurasi ruangan. Pada saat perhitungan, penulis memasukkan sirkulasi sebesar 20% di setiap besaran ruang yang ada.
93 Tabel 3.4 Tabel perhitungan luas ruang NO
AREA
ZONA RUANG
LUAS
20%
KONFIGURASI
TOTAL
35,2 93,38
128,58
LOBBY AREA 1 2 3 4 5 6
Publik Semi Publik Servis Semi Publik
7 8
Semi Privat
9 10 11
Privat
12 13 14
Publik
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Semi Publik Semi Privat Privat Servis
Privat
Servis
Resepsionis Ruang Tunggu
12,6 15,12 33,44 40,128 CAFETARIA Kasir 4,77 5,724 Area Makan 74,3 89,16 Dapur 10,26 12,312 AREA PEMBELAJARAN
Ruang Tunggu Area Latihan Tari Area Musik (Gamelan) Area Musik (Kecapi) Ruang Ganti Toilet
13,3 207,48 28,65
81,91
98,292
228,73
156,315
187,5
436,3
18,505
22,206
51,33
23,28
27,93
65
12,12 14,5 9,14 10,968 AREA GALLERY Resepsionis 12,6 15,12 Ruang Tunggu 30,6 36,72 Gallery 46,2 55,44
220,78 28,65 228,73
552,63
33,74 25,52
59,26
35,18 85,45 129
249,63
Area Latihan
67,7
81,24
189
189
Ruang Kostum
10,8
12,96
30,15
30,15
17,36 20,832 14,1 16,92 3,36 4,032 3,6 4,32 AREA OFFICE Ruang tunggu 24,46 29,352 Ruang Pimpinan 35,8 42,96 Ruang Staff 44,13 52,956 Ruang Pengajar 37,8 45,36 Ruang Ganti 3,36 4,032 Toilet 17,36 20,832 Pantry 10,8 12,96 TOTAL 1105,7
48,47 39,37 9,38 10,05
Toilet Mushola Ruang Ganti Gudang
68,3 99,97 123,2 105,5 9,38 48,47 30,1 2573
97,22 10,05
484,95
30,1 2573
94 3.3.4 Matriks Hubungan Antar Ruang Gambar 3.20 Matriks Hubungan Antar Ruang
Keterangan:
● Berhubungan ◐ Berhubungan tidak langsung ○ Tidak berhubungan 3.3.5 Diagram Sirkulasi Antar Ruang Gambar 3.21 Diagram Sirkulasi Antar Ruang
Frekuensi sirkulasi tinggi Frekuensi sirkulasi sedang Frekuensi sirkulasi cukup
Jalur Staff Jalur Pengguna Jalur Barang
95
3.4
Studi Permasalahan Khusus Interior
3.4.1 Tinjauan Karakter Garis dan Bentuk •
Garis Garis merupakan suatu unsur seni rupa yang sering diterapkan ke dalam
elemen
interior
dalam
bentuk
apapun.
Garis
memiliki
fungsi
sebagai
menghubungkan, menggabungkan, ataupun memotong elemen visual lainnya. Selain itu, garis juga berfungsi untuk mempertegas bagian dari suatu bidang. Tidak hanya berperan secara visual, tetapi berbagai macam garis juga dapat menimbulkan kesan tersendiri, seperti yang diungkapkan Jones (1997) berikut ini. 1. Garis tegak lurus cenderung memberikan kesan tinggi dan tegas. 2. Garis mendatar memberikan kesan rileks, ketenangan, dan kedamaian. 3. Garis menyilang memberi kesan penuh gerak dan dinamis. 4. Garis lengkung memberi kesan lembut dan penuh keagungan. Sedangkan menurut Sadjiman (2010), garis memiliki efek sebagai berikut. 1. Susunan garis-garis horizontal menghasilkan kesan tenang, damai, dan pasif. 2. Susunan garis vertical memberikan kesan stabil, megah, kuat, tetapi statis dan kaku. 3. Susunan garis diagonal memberikan kesan dinamis penuh gerak. 4. Susunan garis zig-zag memberikan kesan semangat, gairah. 5. Susunan Garis lengkung berombak memberikan kesan indah, dinamis, luwes, dan lemah gemulai. 6. Susunan garis sejajar memberikan kesan lunak, lembut, rapi, dan tenang. 7. Susunan garis saling memotong memberikan kesan keras, kontradiksi, pertentangan, kuat, dan tajam. Sehingga dapat disimpulkan pemilihan jenis garis di dalam perancangan interior sangatlah berpengaruh terhadap kesan yang ingin ditimbulkan di dalam ruangan itu sendiri. Di dalam perancangan interior sanggar seni, akan lebih banyak
96 menggunakan garis lengkung sebagai ornamen untuk memberikan kesan indah. Garis lengkung tersebut juga dipadukan dengan garis tegas untuk memberikan kesan stabil dan megah. •
Bentuk Kumpulan titik, garis, atau bidang akan menjadi bentuk apabila terlihat.
Bentuk terdiri dari dua macam, yaitu bentuk dua dimensi dan bentuk tiga dimensi. Di dalam perancangan interior sanggar seni akan didominasi oleh bentuk geometris yang kaku disesuaikan dengan bentuk bangunan. Akan tetapi tetap menggunakan bentuk organik yang akan diterapkan ke dalam pola lantai dan ornament. 3.4.2 Tinjauan Sistem Furniture Furniture berasal dari bahasa Perancis dari kata “fourniture” yang mempunyai asal kata “fournir” dengan arti furnish atau perabot rumah tangga atau ruangan. Menurut Francis D.K Ching (Ilustrasi Desain Interior, 1996) furniture adalah salah satu elemen desain yang diperlukan dan pasti ada di dalam interior. Furniture terdiri dari dua macam, yaitu: •
Loose Furniture, yang memiliki arti dapat dipindahkan atau tidak permanen. Pemakaian loose furniture di dalam perancangan sanggar seni dapat berupa kursi, meja, sofa, dan lain-lain dengan ukuran yang sesuai dengan standar internasional.
•
Built in Furniture, merupakan jenis furniture yang permanen dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Built in furniture sengaja dibuat dengan menyesuaikan ukuran ruangan, seperti misalnya pembuatan panggung musik, ataupun lemari penyimpanan dengan ketinggian yang hampir sama dengan tinggi ceiling.
Furniture sangat berpengaruh di dalam aktivitas manusia, karena berkaitan dengan kenyamanan di dalam pemakaiannya. Untuk itu perlu adanya pemakaian ilmu ergonomis di dalam pembuatan furniture sehingga aktivitas manusia dapat berjalan dengan optimal.
97 3.4.3 Tinjauan Material Lantai, Dinding, dan Ceiling • Lantai Berikut ini merupakan beberapa pilihan material penutup lantai yang hingga saat ini sering digunakan di dalam sebuah ruangan: 1. Keramik Keramik memiliki ukuran standar 20x20, 30x30, 40x40, dan 50x50. Jenis keramik terdiri dari -
Keramik kepala basah yang digunakan dalam area kering, permukaan cenderung mengkilat.
-
Keramik kepala kering yang digunakan di dalam area basah dengan permukaan yang relatif lebih kasar.
2. Granit -
Sangat kuat dan sanggup menahan beban hingga 500 kg
-
Mempunyai daya serap air yang relatif lebih kecil
-
Tahan akan goresan dan bahan kimia
-
Mudah di dalam pemasangan dan perawatan.
3. Marmer -
Memberikan kesan elegan apabila diaplikasikan di dalam sebuah ruangan
-
Lebih lunak dibandingkan material granit.
-
Mudah dalam pemasangan dan perawatan
-
Tidak tahan goresan dan bahan kimia.
4. Parket -
Mudah di dalam perawatan dan pemasangannya
-
Akan memberikan kesan hangat di dalam sebuah ruangan
-
Dapat meredam suara
-
Memiliki berbagai macam ukuran yang dapat disesuaikan dengan ukuran ruangan.
-
Tidak tahan bentur atau benda tajam.
5. Karpet -
Memerlukan perawatan ekstra
-
Dapat meredam suara
-
Tersedia dalam berbagai macam motif.
98 Dalam perancangan interior sanggar seni, untuk menimbulkan kesan elegan dapat menggunakan material penutup lantai marmer di beberapa area publik. Sedangkan dalam studio tari sebaiknya menggunakan material yang tidak terlalu licin dan aman bagi setiap penggunanya, seperti material parket yang juga dapat berfungsi sebagai peredam suara. • Dinding Menurut Mediastika di dalam bukunya yang berjudul Akustika Bangunan (2005:109), untuk merancang dinding sebuah ruangan studio diperlukan rancangan dinding ganda dari bahan yang berbeda dengan rongga antara berisi udara. Untuk memaksimalkan kemampuan peredaman dapat menggunakan glass-wool glass-wool yang diletakkan dalam rongga tersebut. Selanjutnya lapisi dinding dengan material lunak yang dapat menyerap bunyi seperti acoustic tile, softboard, ataupun karpet yang diletakkan di dinding. Gambar 3.22 Material penutup dinding untuk studio
Sumber: Akustika Bangunan Berikut ini merupakan beberapa pilihan material penutup dinding lainnya yang dapat diaplikasikan ke dalam perancangan interior sanggar. 1. Gypsum - Perawatan gypsum relatif lebih murah dengan pemasangan yang cukup mudah
99 - Jauh lebih ringan dibandingkan dengan dinding plester. - Lebih tahan terhadap api - Kedap suara dan tahan lama - Beberapa produk gypsum telah menerapkan sistem water resistant. 2. Glass Wool - Sistem insulasi (kedap suara) yang sangat baik dan mudah dipasang sesuai dengan kebutuhan. - Terbuat dari fiberglass dengan tekstur yang menyerupai wol. 3. Wall Padding - Merupakan bantalan yang berisi busa dan dapat mengurangi kebisingan yang terjadi di dalam sebuah ruangan. - Memiliki beragam jenis sehingga dapat menjadi unsur estetika di dalam suatu ruangan. • Ceiling Ceiling merupakan elemen interior yang terletak dan membatasi bagian atas ruangan. Penerapan ketinggian ceiling di dalam perancangan interior sangat berpengaruh terhadap kesan yang ingin ditimbulkan di dalam ruangan tersebut. Sebuah ruangan yang memiliki ceiling dengan ketinggian yang cukup tinggi akan memberikan kesan mewah dan luas. Sedangkan ceiling rendah akan menciptakan sebuah ruangan dengan kesan intim dan sempit. Berikut ini merupakan beberapa jenis material penutup ceiling yang dapat digunakan di dalam perancangan interior sanggar seni tari.
1. Acoustic Tile -
Memiliki ukuran sehingga pemasangan dapat disesuaikan dengan ruangan.
-
Mudah dalam pemasangannya
-
Dapat meredam suara dengan baik
-
Tidak tahan api dan air
100 2. Gypsum Board -
Dapat meredam suara dengan baik
-
Mudah didapatkan dengan harga lebih murah dibandingkan dengan acoustic tile
-
Mudah dalam pemasangan
3.4.4 Tinjauan Karakteristik Warna Menurut jenisnya, warna dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Warna primer merupakan warna dasar, terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. 2. Warna sekunder merupakan percampuran antara dua warna primer, terdiri dari warna orange (merah dengan kuning), hijau (biru dengan kuning), dan ungu (merah dengan biru). 3. Warna Tersier yakni percampuran antara warna primer dengan warna sekunder. Menurut Kaina dalam buku Colour Therapy (2004) warna memiliki pengaruh terhadap psikologi, emosi, serta cara bertindak manusia. Diantaranya: 1. Warna menciptakan daya tarik manusia sehingga semakin bergairah terhadap suatu hal. 2. Permainan warna dapat memengaruhi emosi seseorang. 3. Penggunaan warna yang tepat dapat memberikan ketenangan, konsentrasi, kesan gembira, serta membangkitkan energi yang membuat seseorang menjadi lebih aktif di dalam melakukan kegiatannya. 4. Sebagai salah satu alat bantu komunikasi non verbal yang bisa mengungkapkan pesan secara instan dan mudah diserap maknanya.
Berikut ini merupakan pengaruh dan arti warna untuk manusia secara psikologi, baik itu positif ataupun negatif. Tabel 3.5 Pengaruh warna secara psikologis WARNA MERAH
EFEK POSITIF
EFEK NEGATIF
Semangat, positif, cinta, Rasa marah, agresif, dan gairah, menambah nafsu ketakutan makan, berhubungan
101 dengan festival. KUNING
Cheerful, kebahagiaan, kebijaksanaan, optimis, berhubungan dengan kepercayaan diri
Hati-hati, kegelisahan, sering digunakan dalam rambu lalu lintas.
ORANGE
Kehangatan, keceriaan, cheerful, enerjik, semangat, memicu selera makan.
Bahaya, meningkatkan denyut nadi, tampak murah (inexpensive).
Nyaman, tenang, tampak baru, natural, kedamaian.
Dapat dihubungkan dengan racun, iri, ketidakdewasaan, rasa bersalah, dan rawness (mentah)
Diasosiasikan dengan air, cool, calm, tenang, nyaman, relaks, bersih. Biru muda merefleksikan kelembutan, navy blue merefleksikan kekuatan.
Introvert (tertutup), kesedihan, depresi, dingin, kesendirian, berhubungan dengan low class.
Berhubungan dengan alam, kayu, tanah, memberi kenyamanan, keamanan, melankolis.
Suram, melankolis, kebosanan, egoistic (self centered)
Sophisticated, kekuatan
Kematian, kosong, ketidak beruntungan
ABU-ABU
Teknologi, kekayaan jika diasosiasikan dengan warna perak dan platinum
Kebingungan, tidak istimewa, depresi, ketidakpercayadirian, tua
PUTIH
Kemurnian, bersih, lugu, polos
Berhubungan dengan kekalahan, kekosongan.
Keberanian, misteri, berhubungan dengan royal aristokrat. Ungu yang berasal dari lavender dapat berarti kelembutan, spiritual.
Kesombongan, kematian, kemarahan, muram.
HIJAU
BIRU
COKLAT
HITAM
UNGU
102 3.4.5 Tinjauan Sistem Pencahayaan Secara umum, sistem pencahayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Berikut ini merupakan penjelasan dari jenis-jenis pencahayaan tersebut. • Pencahayaan Alami, merupakan jenis pencahayaan yang yang berasal dari sinar matahari. Jenis pencahayaan ini lebih optimal digunakan pada siang hari, terutama pada bagian luar bangunan. Cara mengoptimalkan cahaya alami dalam interior adalah dengan menggunakan material kaca sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan. • Pencahayaan buatan, merupakan pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami, salah satunya adalam lampu. Fungsi pokok pencahayaan buatan adalah sebagai berikut. - Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta dapat melaksanakan tugas secara mudah dan cepat. -
Memungkinkan penghuni beraktivitas dan bergerak secara mudah dan aman.
- Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada suatu tempat kerja. - Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, menyilaukan, dan menimbulkan bayang-bayang. Berbeda dengan cahaya alami, sistem cahaya buatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: • Sistem Lighting Primer a. General Lighting (Downlight) merupakan sistem pencahayaan umum secara general dan merata di seluruh bagian ruangan. • Sistem Lighting Sekunder a. Ambient light, merupakan sistem penerangan yang sinarnya sengaja dibuat secara merata sehingga tidak menghasilkan bayangan dan ruangan menjadi lebih terang. b. Accent Light merupakan penerangan terarah dan berfungsi sebagai aksen. Penerangan ini biasanya berfungsi untuk menerangi suatu karya seni seperti lukisan sehingga fokus ditujukan kepada karya seni tersebut.
103 c. Task Light merupakan jenis penerangan yang sinarnya bertujuan sebagai sesuatu yang fungsional dan bersifat memperjelas pekerjaan spesifik di dalam ruangan, seperti membaca, menulis, dan bekerja. Jenis lampu ini membantu sehingga pengguna lebih fokus terhadap aktivitas yang dilakukannya. d. Decorative Light merupakan jenis penerangan yang berfungsi sebagai elemen dekoratif di dalam tatanan ruang. Jenis penerangan ini biasanya memiliki bentuk yag menarik dan dapat menjadi focal point di dalam sebuah ruangan 3.4.6 Tinjauan Sistem Penghawaan Jenis penghawaan dapat terbagi menjadi dua, yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami didapatkan dengan cara pembuatan ventilasi dan jenis bukaan lainnya di dalam suatu ruangan, sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Sedangkan penghawaan buatan sering didapatkan melalui alat kipas dan AC. Sebagai negara tropis dengan iklim panas hingga lembab, angin atau pergerakan udara sangat diperlukan dalam proses penguapan sehingga akan timbul kenyamanan di dalam suatu ruang, khususnya berhubungan dengan kondisi tubuh. Sehingga diperlukan sistem penghawaan alami yang berhubungan dengan pertukaran udara di dalam bangunan. Penghawaan alami merupakan proses pertukaran udara melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka, salah satunya adalah ventilasi. Pertukaran udara dalam bangunan sangatlah penting bagi kesehatan, karena di dalam bangunan timbul uap air dari berbagai aktivitas seperti memasak, mandi, dan cuci. Uap air tersebut cenderung mengendap dalam ruangan dan akan bereaksi dengan zat berbahaya yang terkandung dalam cat, karpet, ataupun furniture. Untuk itu diperlukan suatu sirkulasi udara yang baik sehingga zat berbahaya tersebut tidak akan terhirup oleh manusia. Salah satu sistem bukaan yang dapat diterapkan di dalam suatu bangunan adalah sistem ventilasi silang atau cross ventilation, yaitu dengan cara memasukkan udara ke dalam ruangan melalui bukaan dan mengalirkannya ke luar ruangan melalui
104 bukaan lain. Hal ini akan menyebabkan udara tidak akan terjebak di dalam ruangan yang yang akan menimbulkan kesan pengap dan panas. Di dalam sistem ventilasi silang dikenal dengan dua jenis bukaan, yaitu inlet yang merupakan bukaan untuk memasukkan udara ke dalam ruangan, serta outlet yang berfungsi untuk mengeluarkan udara. Bukaan tersebut dapat berupa ventilasi atau lubang angin, kisi-kisi, jendela yang dapat dibuka, atau bukaan pada ceiling. Gambar 3.23 Sistem inlet dan outlet
Sumber: dekor-minimalis.blogspot
Selain itu jenis penghawaan alami juga dapat dipadukan dengan alat buatan seperti exhaust fan yang dengan bantuan tenaga listrik akan mengalirkan udara keluar ruangan yang kemudian ditukar dengan udara dari luar dan masuk melalui bukaan dalam ruangan. Sistem penghawaan alami memiliki beberapa keuntungan seperti meminimalisir pengeluaran biaya dalam perawatan bangunan yang ditimbulkan dari pemasangan AC (penghawaan buatan), serta berpengaruh positif kepada kesehatan para pengguna ruangan. Selain penghawaan alami, terdapat penghawaan buatan yang salah satunya adalah AC. Jenis AC yang selama ini ada di pasaran adalah: 1. AC Window Kelebihan AC Window -
Pemasangan dan pembongkaran mudah dilaksanakan
-
Pemeliharaan dan perawatan relatif lebih mudah
-
Biaya murah
105 Kekurangan AC Window -
Menimbulkan suara yang berisik yang berasal dari compressor dan dapat mengganggu aktivitas di dalam ruangan karena komponen AC dipasang dekat dengan ruangan yang diinginkan.
-
Tidak semua ruangan dapat menggunakan AC jenis ini karena salah satu komponen AC (condenser) harus terpasang dalam posisi menghadap ke tempat terbuka sehingga udara panas dapat dibuang.
2. AC Split Kelebihan AC Split -
Dapat dipasang pada ruangan tertutup dan tidak berhubungan dengan udara luar, seperti misalnya ruko.
-
Tidak menghasilkan suara yang berisik.
Kekurangan AC Split -
Pemasangan ataupun pembongkaran memerlukan tenaga yang terlatih.
-
Pemeliharaan dan perawatan memerlukan perhatian khusus serta cenderung lebih mahal dibandingkan dengan AC Window.
3. AC Sentral Kelebihan AC Sentral -
Tidak menimbulkan suara berisik
-
Tidak mengganggu estetika ruangan
Kekurangan AC Sentral -
Perlu tenaga ahli di dalam perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaannya.
-
Apabila terjadi kerusakan maka berdampak pada seluruh ruangan yang menggunakan AC sentral tersebut.
-
Pengaturan temperature udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling plant.
-
Biaya operasi dan pemeliharaannya cukup tinggi.
3.4.7 Tinjauan terhadap Sistem Akustik Ruang Sistem akustik dapat diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara. Menurut Halme (1990:12), akustik merupakan suatu ilmu dan merupakan pertimbangan pertama untuk mendapatkan lingkungan suara yang nyaman.
106 Lingkungan tersebut merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik karena pengaruhnya sangat luas dan dapat menimbulkan efek-efek fisik dan emosional dalam ruang, sehingga pengguna ruang dapat merasakan kesan-kesan tertentu. Bunyi di dalam ruang tertutup memiliki perilaku-perilaku tertentu jika menumbuk dinding sesuai dengan sifat akustik pada dinding tersebut, Hal ini sering disebut dengan Behaviour of Sound, diantaranya adalah: 1. Refleksi Bunyi atau Pemantulan Bunyi Menurut Mills (1986:27), bunyi akan memantul apabila menabrak beberapa permukaan sebelum sampai ke pendengar. Pemantulan ini diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti bentuk ruang ataupun material permukaannya. Bentuk permukaan pemantul yang cembung akan menyebarkan gelombang bunyi, sebaliknya apabila bentuk permukaan yang cekung (membentuk kubah) akan menyebabkan pemantulan bunyi yang memusat dan tidak menyebar. 2. Absorpsi Bunyi atau Penyerapan Bunyi Pada saat bunyi menabrak permukaan yang lembut dan berpori, maka bunyi tersebut akan terserap oleh permukaan tersebut (Doelle, 1990:26). Teori inilah yang mengakibatkan munculnya material penyerap buntyi. Materialmaterial tersebut dapat menyerap bunyi hingga batas tertentu, akan tetapi sebuah ruangan dengan akustik yang baik membutuhkan penyerapan bunyi yang tinggi. Material penunjang penyerapan bunyi diantaranya adalah lapisan permukaan dinding, lantai, langit-langit, tempat duduk dengan lapisan lunak, hingga karpet dalam ruang. 3. Diffusi Bunyi atau Penyebaran Bunyi Sifat bunyi yaitu dapat menyebar ke atas, bawah, maupun sekeliling ruangan. Suara dapat berjalan menembus saluran, pipa, ataupun koridor ke semua arah dalam ruang tertutup. 4. Difraksi Bunyi atau Pembelokan Bunyi Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang seperti sudut ruang, kolom, dinding, serta balok.
107 Untuk menghasilkan kualitas suara yang baik di dalam ruang, diperlukan material penyerap bunyi yang tepat untuk melapisi elemen interior dalam ruang tersebut. Material penyerap bunyi yang digunakan dalam perancangan akustik ruang digunakan sebagai pengendali bunyi dan dapat diletakkan pada elemen interior dinding, ceiling, ataupun lantai. Beberapa material tersebut diantaranya adalah: 1. Material berpori Material berpori merupakan suatu jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Bahan akustik yang termasuk ke dalam kategori ini adalah fiberboard, plasteran lembut, mineral wools, dan selimut isolasi. Cara kerja material ini yaitu dengan mengubah energi bunyi yang datang menjadi energy panas dalam pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah berkurang energinya dipantulkan oleh permukaan bahan. 2. Penyerap Panel Penyerap panel merupakan bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat dan terpisah oleh suatu rongga. Material ini berfungsi untuk menyerap suara dan akan bergetar bila tertumbuk gelombang bunyi. Penyerap panel dapat dipasang pada permukaan dinding atau ceiling yang padat dengan cara dipaku, dibor, atau diletakkan pada sistem ceiling gantung. Salah satu kelebihan dari material ini adalah mudah di dalam pemasangan dan dapat disesuaikan dengan desain karena memiliki berbagai macam ukuran yang bervariasi. Jenis bahan yang termasuk ke dalam penyerap panel antara lain panel kayu, hardboard, serta gypsum board. 3. Karpet Selain dapat digunakan sebagai material penutup lantai, karpet dapat digunakan sebagai bahan akustik karena kemampuannya di dalam mereduksi hingga meniadakan bising. Pengaplikasian karpet dapat digunakan sebagai bahan pelapis dinding, untuk memberikan peredaman suara yang lebih optimal. 3.4.8 Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage Sistem keamanan di dalam sebuah gedung berfungsi untuk menyelamatkan penghuni, bangunan, dan barang-barang yang terdapat di dalam bangunan tersebut, sehingga diperlukan beberapa pencegahan dengan jenis alat berikut ini.
108 • Sprinkler • Heat Detector (Pendeteksi Asap) • Smoke Detector • Fire Hydrant dan selang • Fire Alarm • Alat Pemadam Kebakaran Ringan Portable • CCTV (Closed Circuit Television) • Perlindungan terhadap petir dan korsleting listrik • Exit dan tangga darurat. Signage atau petunjuk merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan informasi sehingga sebagai penerima informasi dapat membuat keputusan sesuai dengan informasi tersebut. Signage yang diterapkan dalam perancangan interior sanggar seni dapat berupa nama yayasan, nama ruangan berdasarkan jenis pembelajaran, arah tangga darurat, arah toilet, dan lain-lain.