BAB 3 FINAL DESIGN
Model bisnis yang telah dibuat dapat dianalisa kembali berdasarkan patternnya. Model bisnis canvas yang disimpulkan dalam business pattern, bersama-sama menciptakan suatu model mendetail bagi perencanaan model itu sendiri secara keseluruhan. Melalui penjabaran kedua elemn tersebut, terciptalah sebuah final design
yang
merupakan
landasan
bagi
pembentukan,
operasional,
serta
pengembangan bisnis tersebut di masa mendatang secara rinci.
3.1
Produksi Proses produksi merupakan kegitan yang berhubungan dengan pengolahan
bahan mentah untuk menghasilkan suatu produk. Proses ini meliputi elemen produk, peralatan, proses produksi.
3.1.1 Produk Business model ini menawarkan suatu solusi pengganti infus albumin yang memiliki harga jual tinggi, yang terbuat dari ekstrak ikan gabus dengan cara diproses dan dikemas menjadi minuman ringan dengan beberapa varian rasa.
39
40
Produk yang ditawarkan dalam bisnis ini adalah minuman dingin dengan rasa buah-buahan yang dikemas menarik yang terbuat dari ekstrak ikan gabus. 1. Bahan Baku Utama Bahan baku utama pembuatan minuman dingin ini adalah ikan gabus. Karena ikan gabus memiliki kandungan albumin paling tinggi dibandingkan ikan-ikan tawar lainnya. Ikan gabus yang sudah disiangi dan dibersihkan siap diekstraksi dengan menggunakan ekstraktor dengan suhu dibawah 40 0C. Suhu yang diberikan tidak boleh lebih dari 40 0C karena akan merusak kandungan albumin yang ada dalam ikan gabus tersebut. 2.
Bahan baku tambahan a.
Gula Gula, digunakan sebagai pemanis alami yang memberikan rasa manis pada minuman
b.
Asam sitrat Digunakan untuk memberikan rasa asam pada minuman. Selain itu juga digunakan untuk menghilangkan rasa bau amis yang menyengat pada ekstrak ikan gabus.
c.
Konsentrat sari buah dan perisa Digunakan untuk memberikan varian rasa pada minuman. Rasa yang akan dipakai pada produk ini adalah semangka, kiwi, aple, jeruk, dan lemon
41
3.
Bentuk dan Ukuran Berdasarkan karakteristik target market dan survey yang dilakukan, responden umumnya merasa tertarik terhadap bentuk produk yang unik dan menarik. Produk yang dibuat memiliki bentuk yang unik dan belum pernah ada di pasaran. Bentuk produk digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Contoh Bentuk Produk OPHIO Ukuran produk dibuat dengan perbandingan kadar albumin ikan gabus yang diperlukan oleh tubuh dengan campuran bahan baku tambahan, karena produk ini dikonsumsi oleh anak kecil. Sehingga volume produk OPHIO adalah 150 ml. 4.
Warna Warna mempunyai karakter dan sifat masing-masing. Warna juga diketahui mempunyai pengaruh terhadap psikologis setiap orang yang melihatnya. Warna produk yang dipilih didasarkan dan disesuaikan pada varian rasa yang dibuatnya, dengan varian rasa yang berbeda dan pilihan
42
warna yang menarik. Warna produk dapat terlihat pada kemasan produk OPHIO seperti pada gambar 3.1 diatas. 5.
Rasa Rasa yang ditawarkan dalam produk OPHIO ini adalah rasa buah-buahan segar seperti semangka, kiwi, apel, lemon, dan jeruk.
6.
Kemasan Karena produk OPHIO merupakan minuman dingin tanpa karbonasi, maka minuman ini dikemas dalam kotak kardus dengan syarat sebagai berikut: 1.
Mempunyai kekuatan mekanis sehingga dapat menjaga mutu, penampilan, dan kandungan produk
2.
Mempunyai penampilan yang menarik
3.
Steril pada setiap pemakaian
4.
Mudah dalam pengisian maupun penyegelan
3.1.2 Peralatan
Peralatan produksi merupakan salah satu key resources yang penting dalam membuat suatu produk bisnis. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan business model OPHIO Protein Albumin adalah sebagai berikut: 1. Ekstraktor vakum, untuk mengekstraksi potongan ikan gabus yang sudah ditimbang/diukur. 2. Pisau, untuk menyiangi ikan gabus dan memotongnya dengan ukuran 2-3 mm
43
3. Baskom, untuk menyimpan ikan gabus yang sudah dibersihkan dan dipotong sesuai dengan ukuran 4. Talenan, untuk alat memotong ikan gabus 5. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 mg, mengukur potonganpotongan ikan gabus yang homogen 6. Cool box, untuk menjaga supaya daging ikan gabus tidak mengalami perubahan secara fisik dan kimia 7. Stopwatch, untuk menghitung lamanya ekstraksi 8. Spatula, untuk mengaduk ikan gabus ketika dimasukkan ke dalam ekstraktor 9. Corong 10. Beaker glass 500 ml dan gelas ukur 100 ml, 11. Kertas saring, 12. Mikropipet 13. Spektrofotometer
3.1.3 Proses Produksi
Untuk menguji kadar protein albumin dalam ikan gabus, dilakukan uji proksimat dengan metode KJELDAHL. Uji proksimat adalah analisis terhadap suatu bahan atau sampel yang menyangkut kadar air, Kadar abu, protein, Lemak dll. namun di bawah ini adalah prosedur uji proksimat untuk menentukan nilai kandungan protein.
44
a.
Prinsip Kerja Senyawa Nitogen dilepas dari jaringan daging melalui destruksi
menggunakan asam sulfat pekat dengan bantuan panas pada suhu 410oC selama 2 jam (sampai diperoleh larutan jernih). Dimana Senyawa Nitrogen terikat oleh sulfat membentuk ammonium sulfat, Selanjutnya ammonium sulfat diubah menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH.NH4OH didestilasi menggunakan panas uap Untuk memisahkah senyawa ammoniak. Ammoniak ditangkap oleh asam boratmembentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stokiometri dan kadar protein di peroleh dengan mengalihkan jumlah nitrogen dengan faktor konversi.
b.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan terdiri dari: Timbangan analitik kepekaan 0.0001 gram Makro kjeldhal Peralatan gelas labu destruksi 500 ml Labu takar Burret 25 ml pipet Volumetrik 25 ml Erlenmeyer 250 ml Gelas Ukur 50 ml
45
Gelas piala 50 ml Pipet tetes Batang pengadut Larutan yang digunakan : H2SO4 pekat H2SO4 0.1 N standarisasi H3BO3 (40 g/l) NaOH 30 % (500g/l) CUSO4 5H2O 0.5 gram Mixed indicator mehyl red 0.1 g dan methylenblue 0.5 g di larutkan dalam 100 ml ethanol 95 %
c.
Prosedur Kerja 1. Destruksi : Timbang sampel sebanyak 2 gram Masukan kedalam labu KJELDHAL 500 ml Tambahkan CUSO4. 5H2O dan K2SO4 Tambahkan 20 ml H2SO4e. Destruksi Selama 3 Jam hingga sampai larut Biarkan selama 15 jam Tambahkan aquades 500 ml, ditunggu hingga suhu ruangan
46
2. Destilasi : Masukan larutan boric acid sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer 300 ml, tambahkan 0.25/4tetes larutan mixed indicator. Letakan pada alat destilasi Sampel yang sudah dingin tambahkan NaOH 50% sebanyak 100 ml, segera letakan pada alat destilasi Destilasi hingga larutan dalam Erlenmeyer menjadi 150 ml (Larutan menjadi biru). 3. Titrasi : Titrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan 0,1 H2SO4 hingga larutan berwarna merah muda. Perhitungan
:
S = Berat sampel V1= Volume H2SO4 yang digunakan untuk titrasi larutan blank V2= Volume H2SO4 yang digunakan untuk titrasi sampel Protein kasar (%) = Total nitrogen (%) x 6,25
Berikut digambarkan proses untuk menguji kadar protein albumin dalam ikan gabus.
47
Gambar 3.2 Preparasi Sampel
Gambar 3.3 Karantina Sampel
48
Gambar 3.4 Proses Bedah
Gambar 3.5 Proses penyimpanan sampel
49
Gambar 3.6 Penyimpanan Sampel pada suhu -40 0C
Gambar 3.7 Uji Proksimat
50
Proses pembuatan OPHIO Protein Albumin digambarkan sebagai berikut: Tabung ekstraksi
Ikan Gabus
Diisi Aquades disiangi Diatur suhu pada thermocontrol dicuci Pemanasan pelarut
Dilakukan preparasi Dipotong dengan ukuran
Daging ikan gabus dimasukkan Tempat umpan
ditimbang
Pompa vakum dihidupkan
Daging Ikan Gabus
Dihitung lama ekstraksi Pompa vakum dimatikan (ditunggu hingga P=0cmHg Tutup tabung ekstraksi dibuka Daging ikan gabus
ekstrak
kondensat
diperas
filtrat Analisis: Rendemen, Kadar Albumin
Crude albumin
Gambar 3.8 Diagram alir ekstraksi albumin ikan Gabus
51
3.1.4 Finishing
Setelah proses produksi dari bahan mentah (ikan albumin) menjadi barang jadi (produk OPHIO), OPHIO melakukan kerjasama dengan perusahaan obat-obatan seperti Darya Varia untuk menekan adanya resiko stabilitas dan sterilisasi dari obat itu sendiri.
3.2
Proses Distribusi Produk OPHIO disalurkan melalui PT AHE Indonesia di Bekasi. Sebelum
dilakukan distibusi ke rekanan bisnisnya seperti apotek, rumah sakit anak, dokter anak, dan lain-lain, OPHIO mendaftarkan produk nya melalui Badan POM untuk mendapatkan sertifikasi uji kelayakan dan uji kehalalan produknya. Setelah mendapat sertifikasi dari Badan POM, dan memiliki nomor register produk, selanjutnya produk OPHIO di distribusikan kepada rekanan bisnisnya.
3.3
Marketing Strategy Produk OPHIO merupakan produk yang masih dapat dibilang baru dipasaran
karena OPHIO adalah suplemen beralbumin ikan gabus dengan bentuk yang berbeda, yaitu minuman ringan dan masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai fungsi albumin dari ikan gabus. Albumin banyak berfungsi baik bagi tubuh terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan juga berfungsi untuk memperbaiki jaringan sel dan saraf yang terbelah atau rusak. Dengan adanya permasalahan tersebut, penulis merencanakan berbagai macam strategi yang akan dilakukan dalam
52
rangka membangun awareness dengan tujuan mengenalkan produk OPHIO kepada masyarakat, yaitu dengan cara: 1. Mengadakan event di mal-mal seperti lomba melukis, lomba menyanyi, lomba keterampilan untuk anak-anak sambil mengadakan seminar kesehatan tentang pentingnya albumin bagi tubuh. 2. Menyediakan testimonial atau pendapat dari masyarakat yang sudah pernah mengkonsumsi produk OPHIO melalui TVC
(television
commercial). 3. Bekerja sama dengan pihak rumah sakit, dokter anak, psikiater atau psikolog anak, neurology pediatrie, terapis bicara untuk anak, dokter ahli perkembangan anak serta konsultan gizi untuk memberikan edukasi terhadap pasien. 4. Melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah terutama tingkat play group sampai sekolah dasar untuk memberikan penyuluhan, mengadakan acara lomba-lomba yang memberikan hadiah berupa merchandise dari OPHIO serta voucher konsultasi gizi, dan mensponsori sekolah dengan produk gratis selama masa promosi. 5. Memberikan penyuluhan kepada instasi-instasi terkait. 6. Mengadakan promosi di media sosial seperti website, forum diskusi, twitter, facebook dan media cetak seperti majalah kesehatan, majalah ibu dan anak, majalah ayah bunda dan lain-lain. 7. Membuat icon karakter yang menjadi ciri khas OPHIO sehingga mudah dikenal dan diingat oleh anak-anak.
53
8. Membuat official website sehingga segala informasi mengenai produk OPHIO dapat mudah dicari oleh konsumen. 9. Untuk menguragi biaya promosi yang tinggi, OPHIO melakukan pendistribusian
legal
melalui
OTC.
OTC
(Over
The
Counter) merupakan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter biasa disebut juga dengan obat bebas yang terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. 10. Melakukan kerjasama dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sebagai endorser dengan tipe top-down approach.
3.4
9 Building Block of Business Model 3.4.1 Customer segments Produk minuman dingin OPHIO ditawarkan kepada orang tua yang memiliki anak-anak usia antara 2 sampai dengan 12 tahun. Segmen pelanggan anak usia 2-12 tahun didasarkan pada kebutuhan asupan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada fase periode golden age, yaitu usia 1-5 tahun, kekurangan albumin akan sangat mengganggu pertumbuhan otaknya. Semakin sedikit albumin, pertumbuhan sel di otak akan semakin lambat. Dengan mengkonsumsi produk OPHIO, diharapkan kebutuhan asupan gizi anak-anak akan terpenuhi dengan mudah. Berdasarkan data yang diperoleh, hampir
95%
orang
tua
vitamin/suplemen pada anak.
mengalami
kesulitan
dalam
memberikan
54
3.4.2 Value Proposition Rencana bisnis ini ingin menjual obat-obatan dengan model bisnis yang berbeda yaitu menjual obat dalam bentuk minuman dingin dengan varian rasa yang disukai oleh anak-anak. Anak-anak akan memiliki sensasi serta pengalaman yang berbeda ketika meminum obat albumin ini, karena mereka meminum obat seperti meminum minuman dingin yang enak dan segar. Selama ini anak-anak mengkonsumsi obat/suplemen dalam bentuk liquid/syrup, kapsul/tablet, dan puyer. Dengan adanya produk OPHIO ini, diharapkan anakanak akan menyukai cara yang berbeda dalam meminum obat/seplemen. Mereka akan mendapatkan pengalam baru meminum obat/suplemen seperti meminum minuman dingin beraneka rasa.
3.4.3 Distribution Channel Channel distribution yang akan digunakan pada bisnis produk OPHIO ini adalah: 1. Kimia Farma, perusahaan industri farmasi dengan pelayanan kesehatan yang terintegrasi di Indonesia 2. Century, jaringan apotek terbesar dan termoderen yang memiliki lebih dari 200 outlet dan tersebar di kota besar di Indonesia 3. Apotik K-24, apotik franchise di Indonesia 4. Guardian, bentuk usaha retail farmasi, yang memiliki konsep modern dibandingkan apotik konvensional yang memberikan pelayanan dengan sistem swalayan
55
5. Rumah sakit anak 6. Dokter spesialis anak
3.4.4 Customer Relationship Berdasarkan data yang diperoleh hampir 86% responden tidak mengetahui bahwa ikan gabus memiliki protein albumin yang tinggi. Oleh karena itu, proses bisnis produk OPHIO harus melakukan sosialisasi secara besar-besaran mengenai kandungan gizi dalam produk ini. Dalam menjaga hubungan dengan pelanggannya, perusahaan akan secara kontinu melakukan seminar-seminar kesehatan yang menyediakan konsultasi gizi, khususnya mengenai pentingnya albumin bagi tubuh. Selain itu, perusahaan akan membukan hotline gratis untuk pelanggan yang siap melakukan konsultasi gizi secara online baik melalui telepon atau email.
3.4.5 Revenue Stream Pemasukan dana yang utama dari bisnis ini di dapatkan dari hasil penjualan melalui apotik, kerja sama dengan dokter spesialis anak (dengan menggunakan sistem mind branding dan konsinyasi). Agar pemasukan yang didapat meningkat, maka produk OPHIO dijual dengan harga yang terjangkau agar banyak konsumen yang menggunakan/membeli produk ini sehingga dapat meningkatkan keuntungan untuk perusahaan.
56
3.4.6 Key Resources Sumber daya yang menjadi kunci utama bisnis produk OPHIO adalah Produksi quality control dan pengiriman (bahan baku dan produk). OPHIO dibuat dengan melakukan produksi melalui ekstraksi ikan gabus dengan kontrol kualitas yang terjamin. Selain itu, bisnis ini juga mementingkan prosedur pengiriman bahan baku dan produk. Jika proses pengiriman bahan baku terhambuat, maka proses produksi OPHIO pun akan mengalami keterlambatan yang berakibat produksi akan terhambat. Selain itu, pengiriman produk ke channel harus dilakukan dengan tepat waktu dan kontinu. Bisnis produk OPHIO juga memerlukan dana yang cukup besar untuk menyediakan bahan baku, laboratorium, dan ahli gizi. Dana ini diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman dari pihak Bank.
3.4.7 Key Activities Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak hampir 98% responden akan memberikannya kembali kepada anaknya setelah anaknya mendapatkan pengalaman menarik dan menyenangkan setelah mengkonsumsi obat/suplemen yang berbentuk minuman dingin dengan kemasan menarik dan rasa yang enak Aktivitas utama dalam bisnis ini yaitu memproduksi albumin yang dibuat dari ekstraksi ikan gabus yang diolah menjadi minuman dingin dengan varian rasa berbeda yang dikemas menarik.
57
3.4.8 Partner network Pada bisnis produk ini, kami akan bekerja sama dengan produsen ikan gabus, yaitu para petani ikan gabus yang dapat mensuplai kebutuhan ikan gabus dalam jumlah yang diinginkan agar proses produksi produk OPHIO dapat berjalan dengan baik. Selain itu, kami akan bekerja sama dengan dokter spesialis anak dan beberapa
rumah
sakit
sebagai
media
untuk
menginformasikan
dan
mensosialisasikan produk OPHIO agar dikenal dan diminati banyak orang terutama ibu-ibu yang memiliki anak. Selain itu, OPHIO juga melakukan kerjasama dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sebagai endorser dengan tipe top-down approach, dengan tujuan menaikkan penjualan secara bertahap. Sistem top-down approach ini dapat memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan yaitu sistem ini dapat memfasilitasi kontrol kualitas, serta dapat menghindari perusahaan dalam kebingungan pada saat krisis karena memiliki standarisasi yang jelas.
3.4.9 Cost structure Biaya yang akan dibayarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis produk OPHIO ini antara lain, biaya produksi, operasional, dan marketing.