BAB 3 FINAL DESIGN BUSINESS MODEL
Pattern menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 54) adalah suatu gagasan untuk menangkap ide-ide desain sebagai suatu pola dasar dan deskripsi yang dapat digunakan secara berkesinambungan. Pattern atau pola membantu mendeskripsikan bisnis model yang memiliki kesamaan karakteristik, kesamaan pengaturan building blocks, atau kesamaan perilaku. Pola ini akan membantu dalam memperjelas dinamika dalam bisnis model dan akan menjadi dasar inspirasi untuk berjalannya suatu bisnis model. Dengan mendefinisikan dan menjelaskan pola bisnis model ini dapat ditetapkan format yang standart digunakan dalam konsep bisnis yang terkenal saat ini agar berguna ketika mendesain suatu bisnis model. (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 55). Osterwalder & Pigneur (2010, hal 56-119) membuat sketsa lima pola bisnis model yaitu unbundling business models, the long tail, multi-sided platforms, Free as a business model (freemium), open business model. Dalam unbundling business model dijelaskan bahwa pelaku bisnis membagi bisnisnya secara terpisah sehingga, masing-masing fokus di pasarnya masing-masing. Ada tiga tipe bisnis dalam unbundling business model yaitu customer relation business, product innovation business, dan infrastructure business, contohnya mobile telecom business.
63
64
Berikutnya adalah the long-tail, dalam bisnis model ini dijelaskan mengenai fokus dalam menjual produk yang menjadi “Hit” di pasaran, yaitu fokus ke product line yang luas, tetapi masing-masing dijual dalam volume relatif kecil, contohnya adalah Lego. Multi-sided platforms menjelaskan suatu bisnis model yang terdiri dari dua atau lebih grup pelanggan yang saling tergantung, bisnis yang ada difasilitasi oleh interaksi diantara dua grup yang berbeda tersebut. Contoh : Visa (interaksi antara merchants dengan cardholders). Freemium menawarkan penawaran yang sama sekali gratis, pelanggan yang tidak membayar disubsidi oleh bagian lain bisnis model atau oleh segmen pelanggan yang berbeda. Contoh : Google (penghasilan dari iklan). Dan terakhir open business model, yang menciptakan atau menangkap values dengan kolaborasi yang sistematis dengan partner diluar bisnis. Contoh : P&G. Dari penjalasan diatas, disimpulkan bahwa “Get The Oats” Café menggunakan pola the long tail, menjual produk makanan kesehatan yang akan hit di pasar dengan fokus ke product line yang luas mulai dari appetizer sampai dengan dessert yang terbuat dari oat dan dijual dalam volume yang masing-masing relatif kecil. Karena “Get The Oats” Café merupakan pioneer dalam bisnis oatmeal Cafe ini.
65
-
-
Buyer – supplier relationship
-
Pembelian bahan baku Penyimpanan bahan baku Produksi Delivery Order Operational Monitoring Training Karyawan Marketing Maintain forum
-
-
Stay Slim Enak Tampilan Menarik Bervariasi
Co-creation Automated Services Communities
-
-
-
-
Fisikal Human
-
Direct Sales Delivery Order Online Order
-
-
Biaya Produksi Biaya Pelatihan Biaya Ahli Gizi Biaya Marketing Biaya Kendaraan dan Perawatannya
-
Penjualan Makanan Membership Delivery Order Merchandising Iklan
Gambar 3.1 Final Design Business Model Canvas
-
Remaja 18-22 tahun Dewasa 22-30 tahun Dewasa 30-50 tahun Ekonomi menengah keatas Ibu Rumah Tangga Working Mom Orang peduli kesehatan Orang sakit Kota padat penduduk
66
3.1. Value Proposition Terdapat 8 value yang sudah diajukan pada bab sebelumnya. Namun value yang diajukan belum tentu dapat diterapkan langsung pada proses pembentukan desain bisnis model ‘Get The Oats”. Value – value yang akan dipakai pada proses desain untuk memulai bisnis ini adalah value – value yang yang tidak bersebrangan atau bertolak belakang dari value inti “Get The Oats” Cafe yakni sehat dan enak. Selain itu value juga akan dipilih berdasarkan nilai guna serta effort yang dibutuhkan.
3.1.1. Stay Slim Value sehat pada bab sebelumnya akan jadi stay slim value ini dirasa lebih spesifik dan lebih mengena untuk customer segment dewasa (22-30 tahun). Karena pada usia saat ini para customer lebih memikirkan soal tampilan fisik mereka daripada kesehatan. Oleh karena itu, value sehat yang berdampak pada tampilan fisik akan lebih ditonjolkan. Sering kali seseorang ingin makan makanan enak namun biasanya makanan yang enak tersebut sering dihindari karena menyebabkan pertambahan berat badan yang tidak sedikit. 90%
67
makanan yang memiliki rasa yang enak mengandung lemak jenuh yang dapat menyebabkan kegemukan. Karena hal inilah sering kali ketika seseorang mengkonsumsi makanan yang enak akan menimbulkan rasa bersalah sesudah memakan makanan tersebut. Karena menghindari rasa bersalah inilah sering kali seseorang menghindari makanan enak. Get the Oats cafe menawarkan makanan produk yang sehat namun memiliki cita rasa yang lezat. Oleh karena itu, tidak perlu lagi rasa takut dan bersalah untuk menikmati santapan yang lezat di Get the Oats. Selain tidak menyebabkan kegemukan, Get the Oats juga memiliki manfaat kesehatan lainnya yang dikandung oleh Oats seperti mencegah
penyakit
jantung,
mengurangi
stress,
melancarkan
pencernaan, dll.. Oats dapat mengurangi kegemukan karena oats mengandung serat, yang berguna untuk melancarkan pencernaan sehingga makanan yang dikonsumsi akan cepat dicerna dan tidak tertimbun di dalam tubuh. Selain itu serat dalam takaran yang pas sejatinya bisa mengikis lemak. Orang yang kekurangan serat akan mudah mengalami obesitas atau kegemukan.
68
3.1.2.
Enak Setiap orang pasti akan memilih makanan yang enak untuk dikonsumsi. Namun makanan yang enak belum tentu sehat dan sebaliknya makanan yang sehat sering kali tidak enak. Oleh karena itu, “Get The Oats” Cafe ingin menyajikan sesuatu yang berbeda, dimana makanan di Cafe ini pasti sehat dan juga enak. Hal ini dilakukan agar konsumen tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi makanan yang enak. Karena “Get the Oats” Cafe ingin menonjolkan makanan yang sehat dan enak maka value enak juga akan dipakai dalam pembentukan bisnis model pada saat pertama kali.
3.1.3.
Tampilan Menarik Tampilan menarik sering kali menjadi pendukung pencintraan rasa enak di dalam otak. Hormon ghrelin merupakan hormon yang muncul ketika indera penciuman membaui makanan dan memicu rasa lapar1. Dengan demikian semakin harum hidangan yang tersedia maka akan memicu rasa lapar lebih tinggi lagi dan tentu menambah nafsu makan.
1
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/04/15/218041/291/7/Hormon-dan-Rasa-Lapar
69
Oleh karena itu untuk mendukung rasa enak yang total dalam penyajian makanan di “Get the Oats” Cafe harus berpenampilan menarik agar cita rasa enak yang ditonjolkan menjadi unsur utama dalam setiap santapan yang dihidangkan. Value tampilan menarik akan digunakan untuk mendukung value utama “Get the Oats” Cafe yaitu makanan yang sehat dan enak.
3.1.4.
Bervariasi Seenak apapun makanan jika menu yang disajikan monoton maka akan cepat bosan. Jika konsumen bosan tentu konsumen tidak akan balik untuk membeli lagi. Oleh karena itu, makanan yang ditawarkan oleh “Get the Oats” Cafe akan dibuat bervariasi. Mulai dari appetizer, main course dan dessert tiap jenis makanan ini akan memiliki macam – macam menu yang bervariasi bentuk serta rasanya. Diharapkan dengan banyaknya jenis menu yang disajikan oleh “Get the Oats” Cafe maka para konsumen tidak cepat bosan dan menjadi pelanggan setia “Get the Oats” Cafe.
70
Selain final design value proposition yang telah dijelaskan diatas, yaitu sehat, enak, tampilan menarik, dan bervariasi, maka dalam pengembangan kedepannya jika brand “Get The Oats” sudah dikenal akan ditambahkan juga value waktu penyajian singkat dengan menggunakan teknologi serta proses yang efisien, kapan saja dengan 24 jam jam buka, porsi yang cukup dengan menyediakan pilihan porsi, dan health-educated.
3.2
Customer Segments Berikut ini merupakan proses seleksi dan pertimbangan untuk customer segments yang tepat untuk “Get The Oats” Café. 1. Demographic Segmentation : a. Anak-anak 10-17 : tingkat pendidikan SMP & SMU Anak-anak di usia ini tidak menjadi segmen “Get The Oats” Café karena usia mereka yang umumnya belum dapat mengambil keputusan untuk diri mereka sendiri. Orang tua mereka masih berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan mereka. b. Remaja 18-22 : tingkat pendidikan universitas Kami memilih usia remaja tingkat pendidikan universitas, karena pada usia ini, merupakan usia yang tepat untuk memberikan edukasi kesehatan sejak dini. Apa yang kita targetkan dari segmentasi remaja
71
ini adalah komitmen jangka panjang untuk menjaga kesehatan makanan mereka. c. Dewasa 22-30 : professional muda Usia ini merupakan usia yang tepat untuk melakukan edukasi, dimana kesadaran kesehatan sangat kurang dan banyaknya kebutuhan untuk memiliki tubuh indah, karena intensitas kerja yang cukup tinggi dan pentingnya penampilan di kalangan sebaya. Umumnya di usia ini terdiri dari para professional muda yang erat dengan gaya hidup nongkrong dan menyukai hal-hal baru dan variatif. Di usia ini banyak ditemukan pria maupun wanita yang melakukan diet ketat dan aktif di kegiatan fitness. Diet yang dilakukan pun tidak sepenuhnya benar, melainkan diet ekstrim agar dapat mengurangi bobot tubuh secara instan. Akibat dieat tidak sehat, banyak yang mengalami efek ‘yoyo’ yakni tubuh yang akan kurus dengan cepat, namun langsung diikuti kenaikan berat badan. Diet yang sehat, berdasarkan pakar mkanan diet adalah tetap mengasup semua makanan dengan porsi seimbang dan mengkonsumsi oatmeal sebagai pengganti karbohidrat komplek. Professional muda sekarang masih merupakan bagian dari “Generasi Y” yakni generasi anak-anak yang lahir di tahun 1980-an sampai tahun 1990-an. Generasi ini sangat dekat dengan teknologi informasi dan internet. Generasi ini cenderung berambisi untuk bersaing, cuek dan kurang menghargai aturan. Akibat banyaknya
72
informasi yang mereka dapatkan konsumen di generasi ini knowledgeable mengenai produk-produk yang akan mereka beli, sehingga mereka jadi konsumen yang kritis dan sulit dibohongi oleh pemilik brand. Kemunculan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube juga membuat mereka terkoneksi (connected) satu sama lain sehingga apa yang mereka beli sangat dipengaruhi tren, review, rating,
hingga
group
discussion
(Majalah
Marketing
edisi
04/XI/April2011, hal 58-60). d. Dewasa 30-50 : keluarga mapan Merupakan usia sadar kesehatan, penyakit juga sudah mulai timbul di usia ini. Oleh karena itu usia ini merupakan target yang paling mudah diedukasi. e. Usia 50 ++ : pensiun Kami tidak mengambil usia ini dikarenakan kesehatan memang sudah jadi prioritas usia ini, edukasi di usia ini sudah sangat terlambat jika memang ditargetkan ke mereka yang tidak sadar kesehatan. f. Kelas ekonomi menengah keatas “Get The Oats” Café lebih ditargetkan ke kelas ekonomi menengah keatas karena kualitas premium dari produk dan servis yang ditawarkan. Dan dipilih pula lokasi mall kelas menengah keatas. g. Ibu Rumah Tangga
73
Segmen ini lah yang memegang peranan penting dalam kesehatan keluarga. Edukasi yang baik dan tepat akan membuat “Get The Oats” Café menjadi makanan kesehatan pilihan keluarga mereka. h. Wanita karrier (working mom) Seorang ibu yang berkarier memiliki kesibukan yang padat, mencari sesuatu yang praktis tapi sehat untuk keluarga mereka. Dan umumnya mereka memiliki pengetahuan soal pentingnya kesehatan, sehingga “Get The Oats” Café bisa masuk ke segmen ini.
2. Psychographic Segmentation i. Ibu hamil dan melahirkan Segmen ini terlalu spesifik untuk get the oats café, dan cenderung butuh perhatian khusus bukan hanya untuk ibu hamil itu sendiri tetapi juga anak dalam kandungan mereka. Jadi segmen ini bukan segmen “Get The Oats” Café. j. Orang-orang peduli kesehatan Secara psikologis kelompok ini memiliki gaya hidup sehat dan sangat menghargai kesehatan makanan mereka, sehingga “Get The Oats” Café pilihan yang tepat untuk mereka. k. Orang-orang sakit Mereka yang sudah pernah terjangkit penyakit tentunya makin sadar akan apa yang mereka makan, “Get The Oats” Café menjadi pilihan
74
terapi yang berhubungan dengan penyakit yang sebelumnya mereka derita.
3. Geographic Segmentation l. Perkotaan padat penduduk Terutama Jabodetabek, tentunya kita dapat menyediakan solusi untuk masyarakat padat penduduk akan pola konsumsi makan mereka. Makanan yang sehat, enak, dan bervariasi dapat mereka nikmati di “Get The Oats” Café.
Jadi segmen yang kami pilih menjadi segmen “Get The Oats” Café dari pilihan-pilihan diatas antara lain : remaja usia 18-22 tahun di tingkat pendidikan universitas, usia 22-30 tahun professional muda, usia 30-50 tahun keluarga mapan, kelas ekonomi menengah keatas, ibu rumah tangga, wanita karrier (working mom), orang-orang peduli kesehatan, orang-orang sakit, dan perkotaan padat penduduk.
3.3
Customer Relationships Berikut ini merupakan proses seleksi dan pertimbangan untuk customer relationship untuk yang tepat ke segmen “Get The Oats” Café.
75
a. Co-creation Lewat komunitas baik secara online maupun offline, pelanggan dari “Get The Oats” Café dapat bersama-sama berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Dengan relasi semacam ini, perusahaan dapat mengakomodir kebutuhan values pelanggannya yang terus berubah-ubah.
b. Automated services Lewat automated services “Get The Oats” Café dapat memberikan value-added service dalam menjaga hubungan dengan pelanggan mereka, diantaranya pemesanan via website dan rekomendasi via milis atau e-mail. Lewat kolaborasi dan komunikasi via surat elektronik dan website, pelanggan dapat dengan mudah melakukan pemesanan.
c. Communities Bentuk relasi ini ditambahkan dalam final design business model untuk memperjelas bentuk komunitas yang tentunya berbeda-beda untuk tiap-tiap customer segments. Segmen umum yang tidak dijelaskan dalam communities ini adalah kelas ekonomi menengah keatas dan di perkotaan padat penduduk karena secara umum itulah yang dituju didalam anggota komunitas “Get The Oats” Café.
76
a. Remaja Usia 18-22 : tingkat pendidikan universitas Komunitas yang diadakan lebih kearah fun communities, yang memiliki tema-tema seputar kehidupan remaja universitas jaman sekarang contohnya : musik, cinta, dan sosialita lainnya. b. Dewasa Usia 22-30 : professional muda Komunitas yang diadakan lebih kearah education communities, yang mengedukasi mengapa mereka harus mengkonsumsi Oatmeal. c. Dewasa Usia 30-50 : keluarga mapan Komunitas yang diadakan lebih kearah family communities, selain mengedukasi, tema-tema seputar kehidupan sehari-hari akan diusung dalam komunitas ini contohnya : komunitas memasak, dan talk show kesehatan keluarga. d. Orang-orang yang peduli kesehatan & Orang-orang sakit Komunitas yang diadakan lebih kearah social communities, dimana idealnya mereka yang peduli akan kesehatan dan orang-orang sakit memiliki kesadaran untuk melayani orang-orang yang pernah menderita seperti mereka. Dimana kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan contohnya : Bakti Sosial.
Dengan demikian, “Get The Oats” Café menggunakan customer relationship co-creation dan automated services. Selain itu ditambahkan pula communities dalam customer relationship ini untuk
77
memperjelas jenis aktivitas komunitas yang diadakan untuk masingmasing
customer
segment
yang
ada.
Dalam
pengembangan
kedepannya akan ditambahkan self-service dengan membuat sistem vending machine.
3.4
Channels Berikut ini merupakan proses seleksi dan pertimbangan untuk channels untuk yang tepat untuk menjangkau customer “Get The Oats” Café. a. Direct sales (on the spot + on the go) Penjualan makanan secara langsung merupakan pilihan utama “Get The Oats” Café. Pelanggan dapat memilih makan di tempat ataupun dibawa pulang. Dengan sistem direct sales, faktor kesehatan, rasa hingga porsi yang cukup dari setiap makanan yang disajikan dapat dijaga dengan baik. Channel direct sales secara umum dapat menjangkau segmen “Get The Oats” Café mulai dari remaja 18-22 tahun hingga dewasa 30-50 tahun. b. Delivery order Dengan menyediakan alternatif pemesanan via telefon, “Get The Oats” Café dapat menjangkau pelanggan yang tidak dapat berangkat menuju “Get The Oats” Café ini. Dengan demikian kapanpun pelanggan membutuhkan makanan sehat, “Get The Oats” Café siap
78
menyediakan yang terbaik. Channel ini dapat menjangkau segmen orang-orang sakit, dewasa 30-50 tahun hingga ibu rumah tangga yang secara umum malas untuk keluar rumah. c. Online Order “Get The Oats” Café yang segmennya kebanyakan usia muda yang merupakan usia yang sangat dekat dengan dunia online, tentunya akan lebih mudah menjangkau pelanggannya. Dengan melalui website ataupun online messanger, “Get The Oats” Café membuat delivery menjadi lebih otomatis dan sesuai dengan gaya hidup pelanggannya. Channel ini dapat menjangkau segmen segmen yang dekat dengan teknologi seperti remaja 18-22 tahun dan professional muda 22-30 tahun.
Dengan demikian, “Get The Oats” Café memilih channel Direct Sales, Delivery Order, dan Online Order. Dalam pengembangan kedepannya katering dan konsinyasi dapat menjadi opsi channel yang dapat digunakan. Saat ini kedua channel tersebut dinilai kurang efektif dan tidak tepat sasaran karena perubahan paradigma belum terbentuk di benak konsumen.
79
3.4. Cost Structure 3.4.1
Biaya Produksi Proses kegiatan inti dari bisnis model ini adalah menjual makanan yang sehat dan enak. untuk memenuhi kebutuhan value tersebut maka dibutuhkan bahan makanan yang berkulitas terbaik agar menghasilkan produk yang berkulitas terbaik. Biaya produksi termasuk biaya bahan baku, biaya peralatan, biaya tempat (listrik, air, dll), biaya packaging serta biaya tenaga kerja.
3.4.2
Biaya Pelatihan Cafe yang baik adalah cafe yang memberikan kenyaman kepada konsumennya, tidak hanya dari segi penyajian makanan yang enak, namun pelayanan yang ramah juga harus diberikan oleh para pelayan agar konsumen memiliki pengalaman yang menyenangkan ketika berkunjung ke “Get the Oats” Cafe. Biaya pelatihan ini meliputi biaya pelatihan koki gara dapat memasak makanan yang enak serta tidak mengurangi nilai gizi yang terkandung di dalam bahan makanan yang tersedia, pelatihan kepada
80
para pelayanan agar memberikan pelayanan yang ramah serta menyenangkan sehingga membuat para konsumen nyaman dan kerasan untuk berlama–lama di dalam “Get the Oats” Cafe, dan yang terakhir adalah pelatihan kepada para kurir agar dapat mengantarkan pesanan kepada konsumen tepat waktu namun tidak merusak hidangan yang diantarkan. Pentingnya tenaga kerja yang membentuk produk dan berinteraksi dengan konsumen inilah yang membuat biaya ini harus tetap ada.
3.4.3
Biaya Ahli Gizi Sesuai dengan value sehat, maka semua makanan yang disajikan oleh “Get the Oats” Cafe harus memenuhi standard kesehatan. Oleh karena itu, semua menu harus dinilai terlebih dahulu standar gizinya oleh ahli gizi. Semua produk akan diawasi proses pembuatannya mulai dari proses
pemilihan
bahan
baku,
proses
penyimpanan,
proses
pembuatan sampai proses delivery ke tangan konsumen. Hal ini dilakukan karena biasanya kandungan gizi bisa saja berkurang karena salah penanganan terhadap proses pengolahan makanan. Sehingga
81
bisa saja walau sudah memilih bahan baku yang berkualitas, namun karena proses pengolahan bahan makanan ini salah maka kandungan gizi didalamnya menjadi hilang.
3.4.4
Biaya Marketing Biaya marketing menjadi sangat penting bagi “Get the Oats” Cafe. Biaya ini akan digunakan untuk merubah paradigma masyarakat dari pandangan bahwa oat adalah makanan yang tidak enak sebuah pandangan yang menilai oat adalah makanan yang sehat dan jika diolah dengan baik dapat menghasilkan makanan yang enak.
3.4.5
Biaya Kendaraan dan Perawatannya Kendaraan merupakan faktor yang sangat penting dalam melaksanakan kegiatan delivery order. Biaya ini meliputi pembelian kendaraan beserta dengan maintenance-nya dan biaya perijinannya. Delivery order dilakukan untuk menjangkau para konsumen yang tidak dapat pergi ke “Get the Oats” Cafe. Selain itu delivery order dilakukan untuk menambah kapasitas konsumen agar tidak terhalang oleh besarnya space yang dimiliki oleh “Get the Oats” Cafe.
82
Selain masalah space, bagi para karyawan yang tidak bisa berlama–lama untuk memesan langsung di “Get the Oats” Cafe, konsumen tipe ini dapat memilih channel delivery order agar dapat tetap menikmati makanan yang sehat dan enak tanpa harus membuang waktu yang berharga.
3.5. Revenue Stream 3.5.1
Penjualan Makanan Penjualan makanan adalah proses kegiatan inti dalam menghasilkan pendapatan pada “Get the Oats” Cafe. Penjualan makanan merupakan salah satu proses pendapatan paling mudah dilakukan. Semua produk yang dihasilkan akan dijual kepada konsumen.
3.5.2
Membership Membership
adalah
sebuah
cara
dimana
konsumen
mendapatkan keterikatan emosional kepada merk tertentu. Dalam hal ini “Get the Oats” Cafe akan mencoba mengikat para konsumen yang telah setia untuk menjadi member “Get the Oats” Cafe.
83
Dengan metode membership ini, proses marketing lebih mudah untuk dilaksanakan. “Get the Oats” Cafe akan lebih mudah mengadakan program–program marketing dengan mengandalkan data yang terdaftar di dalam member “Get the Oats”.
3.5.3
Delivery Order Pendapatan yang berasal dari delivery order digunakan untuk membiayai biaya packaging, biaya kurir, serta biaya kendaraan. Selain itu pendapatan yang berasal dari delivery order ini masih pantas untuk dilaksanakan mengingat hampir semua restoran yang menyediakan jasa delivery order, akan mengenakan biaya delivery.
3.5.4
Merchandising Merchandising merupakan salah satu bentuk pendapatan yang menguntungkan. Selain bisa digunakan untuk media promosi, merchandising juga dapat digunakan untuk menilai berapa banyak konsumen yang loyal terhadap “Get the Oats” Cafe. Sama halnya yang dilakukan oleh beberapa restoran lain, seperti Starbucks, Wendys, dll, yang menjual merchandise barang– barang dengan logo mereka. “Get the Oats” Cafe juga menginginkan
84
agar terdapat barang berlogo “Get the Oats” berada di dekat konsumen, dan selalu mengingatkan konsumen untuk tetap setia membeli produk–produk “Get the Oats”.
3.5.5
Iklan Proses pendapatan yang berasal dari iklan merupakan proses pendapatan yang sulit sekaligus mudah untuk dilakukan. Sulit pertama kalinya untuk meyakinkan vendor agar mau memasang iklan di “Get the Oats” Cafe maupun di “Get the Oats” website. Namun jika sudah berjalan dengan lancar makan proses pendapatan yang berasal dari iklan ini dapat menjadi salah satu channel penyumbang pendapatan yang terbesar selain dari penjualan makanan.
3.6
KEY ACTIVITY Kumpulan proses kegiatan yang terjadi di dalam suatu perusahaan diharapkan
memiliki value yang lebih besar kepada perusahaan daripada input awal. Suatu perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa haruslah berdasarkan kepada konsep awal dari perusahaan itu sendiri sehingga penurunan atas kualitas dari produk dan pelayanan yang dihasilkan dapat dihindarkan. Oleh karena itu, proses kegiatan yang
85
sesuai dan cukup krusial diharapkan dapat terus berjalan sesuai dengan konsep dan value dari “Get The Oats” Café yang antara lain: 1. Proses Pembelian Bahan Baku Makanan yang berkualitas berasal dari bahan baku yang berkualitas tinggi, oleh sebab itu hal ini merupakan hal terpenting dalam pembelian bahan baku. Dengan vendor dan time management yang tepat, diharapkan proses ini dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan kualitas yang diingikan oleh “Get The Oats” Café.
2. Proses Penyimpanan Bahan Baku Tujuan dari tempat penyimpanan bahan baku ini ialah untuk mendapatkan
kecukupan
akan
bahan
baku
dan
meminimalisasi
kehilangan atau kerusakan bahan baku sehingga kualitas dari pemakaian hingga kesegaran dari bahan baku itu sendiri dapat tetap terjaga.
3. Proses Produksi Proses ini merupakan proses yang paling penting, karena disinilah suatu produk dari “Get The Oats” Café dihasilkan, proses produksi pada “Get The Oats” Café memiliki waktu pembuatan yang cukup singkat dan tetap menjaga kualitas rasa maupun tampilan yang pasti menggugah selera. Dua proses yang digunakan pada “Get The Oats” Café ialah Make-
86
to-Order dimana proses ini terjadi setelah Cutomer melakukan pemesanan baik secara online maupun melalui line telepon . Proses ini memiliki kelebihan baik kepada Customer maupun “Get The Oats” Café, yaitu Customer mendapatkan makanan yang masih segar dan hangat, sedangkan bagi “Get The Oats” Café dapat mengurangi penumpukkan makanan sisa. Pada proses Make-to-Stock untuk saat ini belum dapat di terapkan di “Get The Oats” Café karena jika beberapa hidangan tidak disukai oleh Customer maka dapat menghilangkan value fresh from the oven.
4. Proses Delivery Order Pada proses ini, customer dengan jadwal cukup padat dan tidak sempat untuk memasak atau makan di luar rumah dapat melakukan pemesanan yang diantarkan langsung di tempat tujuan customer yang dikehendaki. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengiriman ialah sekitar 30 sampai 45 menit.
5.
Operational Monitoring Melalui operational monitoring, kualitas mulai dari kebersihan, kesegaran bahan baku, rasa dan penampilan dari produk, pelayanan yang ramah dan merata hingga kebersihan lingkungan sekitar “Get The Oats”
87
Café dapat dapat tetap terjaga dan terkontrol sehingga segala bentuk kesalahan dapat dihindarkan.
6. Training Karyawan Tujuan dari training karyawan pada “Get The Oats” Café ialah agar terbentuk karyawan yang berkualitas, membangun sebuah lingkungan yang saling menghormati, menjaga komitmen dan memiliki kualitas lingkungan kerja yang layak.
7. Marketing “Get The Oats” Café mengadakan event–event yang tidak hanya menguntungkan pihak “Get The Oats” Café itu sendiri, melainkan juga menguntungkan para peserta dan vendor sehingga baik peserta maupun vendor dapat dengan senang hati berpartisipasi dalam setiap acara yang diselenggarakan oleh “Get The Oats” Café.
8. Maintain Web Web dari “Get The Oats” Café selain merupakan company profile, juga merupakan salah satu channel untuk menjangkau customer dengan online order dan forum, diharapkan dengan maintenance secara berkala komunitas online dapat terus berjalan dengan baik, sehingga interaksi
88
antar pelanggan dan “Get The Oats” Café dapat terjaga. Tidak lupa segala informasi baik diadakannya suatu event ataupun adanya discount dapat tersampaikan dengan jelas kepada pelanggan.
3.7
KEY PARTNERSHIP Pada “Get The Oats” Café kerjasama yang terjalin ialah : 1. Buyer – supplier relationship Untuk saat ini, “Get The Oats” Café fokus kepada hubungan diantara penjual dan pembeli sebagai langkah awal dalam pengembangan café. Melalui hubungan penjual dan pembeli ini diharapkan “Get The Oats” Café dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan beberapa pemasok yang setia dan memiliki produk yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pengembangannya partnership yang dapat dilakukan antara lain konsinyasi dengan menempatkan vending machine di pusat kebugaran, pusat kesehatan, pendidikan dan perbelanjaan, selain itu dapat juga dengan coopetition atau strategic partnership dengan kompetitor yang saling menguntungkan seperti menghasilkan produk baru dengan penggabungan produk “Get The Oats” Café dengan kompetitor semacam “Healthy Choice”.
89
3.9
KEY RESOURCES Dua key resources yang berperan sangat penting di dalam mendapatkan
pendapatan dan yang menghubungkan kepada pasar, antara lain: 1. Fisikal Melalui asset - aset fisikal pada “Get The Oats” Café yang terdiri dari: Pertama ialah kios di mall, supermarket, pusat pendidikan dan residence bagi kalangan menengah ke atas dengan tingkat kenyamanan, kebersihan yang tinggi juga disediakannya fasilitas koneksi internet. Kedua, yaitu terjaminnya kebersihan mesin pengolah makanan dan tempat penyimpanan bahan baku dengan jadwal maintenance mesin secara berkala untuk menjaga keselamatan dan kebersihan dalam bekerja. Ketiga, ialah maintenance kendaraan berupa motor sebagai sarana pengiriman produk dengan jadwal yang berkala. Keempat, yaitu packaging yang terbuat dari bahan yang mudah di urai sebagai dukungan kepada green campaign. Kelima, ialah men-supply oats yang berkualitas dan bahan-bahan dasar lain yang organik dan segar. 2. Human Dengan mengembangkan kompetensi dan motivasi para pekerja di dalam “Get The Oats” Café, diharapkan para pekerja dapat diberdayakan secara efektif dan efisien dengan memiliki kualitas lingkungan kerja yang
90
memadai dan atmosfer yang penuh dengan komitmen dan kepercayaan dengan satu sama lain.