Bab 3 Desain Penelitian
Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian.
3.1
Variabel Penelitian & Hipotesis
3.1.1
Variabel Penelitian & Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu kualitas kehidupan sekolah dan
prestasi akademik. Definisi operasional dari prestasi akademik adalah hasil akhir yang diperoleh siswa melalui aktivitas dalam belajar di sekolah. Definisi operasional dari kualitas kehidupan sekolah adalah rasa puas dan sejahtera yang dirasakan siswa selama bersekolah
di
sekolahnya
yang
didapatkan
dari
aktifitas
dan
pengalaman-
pengalamannya (baik yang bersifat positif ataupun negatif). Aktifitas yang dimaksud adalah interaksi antara siswa dengan guru, teman dan figur di sekolah lainnya, kesempatan belajar dan berprestasi serta kegiatan lainnya yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.1.2
Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H0: Tidak ada hubungan antara kualitas kehidupan sekolah dengan prestasi
akademik Ha: Ada hubungan antara kualitas kehidupan sekolah dengan prestasi akademik
3.2
Subjek Penelitian & Teknik Sampling
3.2.1
Karakteristik Subjek Penelitian Dalam sebuah penelitian memerlukan responden agar penelitian dapat
dilakukan. Namun sebelum menentukan sampel yang akan dijadikan subjek, terlebih dahulu mengetahui populasi. Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya (Siregar, 2013) dan sampel adalah suatu prosedur pengambilan
21
22
data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi. Populasi penelitian ini seluruh remaja di Jakarta Barat dan sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang sedang bersekolah SMK di Jakarta Barat. Pada penelitian ini peneliti sudah menetapkan kriteria atau karakteristik dalam menentukan sampel atau responden penelitian, pertimbangan karakteristik dilakukan dengan beberapa alasan. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 16 sampai 21 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sarwono (2012), yang menyatakan bahwa waktu antara 16 sampai 21 tahun yang dapat disejajarkan dengan pengertian “remaja” dalam ilmu-ilmu sosial yang lain. Peneliti menggunakan sampel yang berusia 16 sampai 21 tahun dikarenakan sesuai dengan fenomena pada penelitian ini, peneliti menggunakan fenomena kualitas kehidupan sekolah yang memerlukan pengalaman siswa selama berada di sekolah. Dengan usia 16 sampai 21 tahun, siswa seharusnya sudah berada di kelas 2 Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan. Karakteristik yang kedua adalah Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Hal ini sesuai dengan populasi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu remaja yang sedang bersekolah di SMK dan fenomena yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK. Karakteristik yang terakhir adalah siswa yang berada kelas 2 SMK. Hal ini dikarenakan siswa kelas 2 sudah satu tahun atau bahkan hampir dua tahun telah mengikuti proses belajar mengajar serta merasakan pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh sekolah.
3.2.2 Teknik Sampling Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu probability sampling dan nonprobability sampling (Siregar, 2013). Kategori pengambilan sampel yang akan digunakan adalah teknik nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sangadji & Sopiah, 2010). Jenis teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013).
23
3.3
Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan untuk melihat hubungan persepsi kualitas
kehidupan sekolah dengan prestasi akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dimana data penelitian dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik (Sangadji & Sopiah, 2010). Untuk mendapatkan statistik dalam penelitian kuantitatif, perlu menggunakan penelitian survey dengan menggunakan berbagai metode seperti kuesioner atau wawancara (Dawson, 2010). Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif atau hubungan. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Siregar, 2013).
3.4
Alat Ukur Penelitian
3.4.1
Alat Ukur Kualitas Kehidupan Sekolah Untuk dapat mengukur variabel dalam penelitian ini yaitu kualitas kehidupan
sekolah memerlukan instrumen atau alat ukur. Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Sangadji & Sopiah, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini mengukur kualitas kehidupan sekolah dengan menggunakan dua bentuk pernyataan yang berupa pernyataan yang mendukung (favorable) dan pernyataan tidak mendukung (unfavorable). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur kualitas kehidupan bersekolah dari Ubaidah (2004) yang terdiri dari 6 aspek. Aspek yang pertama yaitu kepuasan siswa secara umum di sekolah (general satisfaction) yang berisi bagaimana siswa-siswi merefleksikan kesejahteraan atau kepuasan di sekolah secara keseluruhan yang diperoleh dari pengalaman-pengalamannya, baik positif maupun negatif. Aspek yang kedua adalah hubungan siswa dengan guru (relationships with teachers). Aspek ini berisikan mengenai persepsi siswa-siswa akan kualitas interaksi mereka dengan para guru di sekolahnya. Aspek ketiga adalah motivasi berprestasi (sense of achievement at school) berisikan mengenai rasa percaya diri siswa bahwa dia mampu berhasil dengan baik dalam tugas-tugas sekolahnya. Aspek yang keempat adalah peluang (opportunity)yang
24
berisikan mengenai keyakinan siswa bahwa pendidikan yang diterimanya selama berada di sekolah penting bagi masa depannya. Aspek yang kelima adalah Identitas (identity) berisikan mengenai keberadaan individu dalam suatu kelompok atau komunitas. Aspek yang terakhir atau keenam adalah perasaan berharga siswa (self-esteem) berisikan mengenai perasaan harga diri siswa sebagai seorang pribadi. Penelitian ini menggunakan alat ukur kualitas kehidupan sekolah yang terdiri dari 83 item dan skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi individu tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2013). Bentuk jawaban dari alat ukur ini adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Di bawah ini akan diuraikan melalui tabel mengenai aspek-aspek, item-item favorable dan unfavorable dari alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas kehidupan sekolah.
25
Tabel 3.1 Blue Print Alat Ukur Kualitas Kehidupan Sekolah Aspek-aspek
Jumlah
Item Favorable
Unfavorable
Kepuasan siswa
1, 30, 34, 41, 8, 15, 26, 33, 40,
secara umum di
49, 66, 67, 76, 56, 61, 63, 68, 80,
sekolah (general
83
Item 20
81
satisfaction) Hubungan siswa
3, 11, 16, 21, 2, 9, 27, 42, 43,
dengan guru
25, 28, 35, 51, 50, 54, 55
(relationship with
53, 73
18
teachers) Motivasi berprestasi
4, 17, 52, 57, 22, 29, 32, 38, 44,
(sense of achievement
62, 64, 70, 74
16
48, 58, 77
at school) Peluang
10, 23, 36, 45, 7, 12, 18, 80
(Opportunity)
65, 78
Identitas (Identity)
5, 14, 37, 46, 13, 19, 59, 60,79
10
11
71, 75 Perasaan berharga
20, 31, 39
6, 24, 47, 69, 72
8
siswa (self-esteem) Jumlah
3.4.2
42
41
83
Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Setiap alat ukur dalam penelitian harus diperiksa kesahihan (validitas) dan
keterpercayaan (reliabilitas) yang digunakan. Validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Sangadji & Sopiah, 2010).
26
3.4.2.1 Validitas Alat Ukur Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Validitas dianggap sebagai salah satu hal terpenting dalam penelitian. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu alat ukur, perlu dilakukan uji validitas agar hasilnya dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi atau content validity dalam menguji alat ukur. Content validity berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Hal ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Content validity tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka melainkan didasarkan pada pertimbangan. Hal tersebut memerlukan penelaah yang cermat dan kritis terhadap butirbutir tes karena butir tes erat kaitannya dengan isi yang ditentukan (Sangadji & Sopiah, 2010). Alat ukur dalam penelitian ini yaitu alat ukur kualitas kehidupan sekolah yang diadaptasi peneliti dari Ubaidah dan prestasi akademik diukur dari nilai rapor siswa. Pengujian content validity dilakukan pada variabel kualitas kehidupan sekolah dengan menggunakan pendapat ahli (expert judgement) kepada beberapa orang ahli terhadap item-item yang telah diadaptasi pada instrumen-instrumen sebelumnya. Peneliti meminta bantuan kepada dosen psikologi Binus University dan dosen pembimbing skripsi untuk melihat dan menelaah item-item yang ada di alat ukur telah sesuai dengan konsep yang akan diukur. Hasil yang diperoleh pengujian dari expert judgement item yang sudah peneliti adaptasi terdapat beberapa item yang sekiranya masih harus direvisi kembali, item yang tidak dicantumkan dimensi oleh peneliti dan item yang tidak sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan peneliti. Setelah mendapatkan hasil tersebut, peneliti berdiskusi dengan dosen pembimbing skripsi, peneliti melakukan modifikasi beberapa item dan 83 item yang akan digunakan peneliti dari 92 item yang telah ada. Hal ini dikarenakan beberapa item perlu disesuaikan dengan siswa SMK yang memiliki keberagaman kepercayaan dalam memilih agamanya dan peneliti ingin melihatnya secara umum, tidak terfokus pada agama tertentu.
27
3.4.2.2Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Siregar, 2013). Menurut Hasan (dalam Sangadji, 2010) reliabilitas adalah derajat keajegan alat ukur dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Untuk mengetahui apakah alat ukur konsisten atau tidaknya, perlu dilakukan uji relaibilitas. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara eksternal dan internal. Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas secara internal. Uji reliabilitas secara internal dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu dan dilakukan dengan cara mencoba alat ukur cukup hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. (Siregar, 2013) Teknik yang dipakai dalam uji reliabilitas alat ukur pada penelitian ini adalah teknik cronbach alpha. Teknik cronbach alpha digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan ‘benar’ atau ‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’, melainkan digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku dan berbentuk skala seperti 1-3, 1-5 atau jawaban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap (Siregar, 2013). Pengujian reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan cara perhitungan Alpha Cronbach dengan bantuan penghitungan komputasi program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 17.
3.5
Prosedur
3.5.1 Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, perlu adanya kesiapan oleh peneliti.Persiapan penelitian merupakan hal yang penting dilakukan dalam penelitian. Persiapan yang dilakukan dimulai dengan penentuan topik, variabel penelitian, desain penelitian, responden penelitian, alat ukur, instrumen penelitian dan diakhiri dengan uji coba alat ukur dan uji validitas serta reliabilitas alat ukur.
28
3.5.1.1 Penyusunan Alat Ukur Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan persiapan dengan cara menyusun alat ukur beserta skala yang akan digunakan, serta membuat item-item yang digunakan dalam penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur kualitas kehidupan sekolah yang diadaptasi dari Ubaidah (2004). Dalam menyusun alat ukur peneliti meminta bantuan dari expert judgement untuk memeriksa item-item untuk kuesioner yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti.
3.5.1.2 Uji Coba Alat Ukur Sebelum melakukan penelitian (field test), peneliti melakukan uji coba kepada 50 responden yaitu remaja di Jakarta Barat yang bersekolah di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang sama dengan responden penelitian nantinya namun berbeda kelas. Penelitian uji coba dilakukan pada tanggal 13 hingga 16 Juni 2014. Pembagian kuesioner untuk uji coba (pilot test) diberikan pada siswa yang tentunya sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan dipenelitian ini. Peneliti membagikan kuesioner dengan cara memasuki beberapa kelas yang terdapat siswa-siswi sedang remedial tetapi tidak ada gurunya dan yang sedang berkumpul, kemudian membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi. Pengisian kuesioner di sekolah tersebut diberikan waktu kurang lebih 15 menit. Setelah semua kuesioner diisi responden, kemudian peneliti mengolah data. Dari uji coba atau pilot test yang dilakukan diperoleh hasil reliabilitas pada kedua variabel dengan menggunakan perhitungan Alpha Cronbach dengan bantuan penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17. Dari hasil yang diperoleh, maka bisa dilihat hasil reliabilitas pada alat ukur, dan setelah mendapatkan hasil maka dapat diketahui item yang valid dan item gugur pada variabel penelitian yang diuji yaitu kualitas kehidupan sekolah. Item yang gugur adalah item yang dibawah 0,25. Menurut Azwar (dalam Lazwari, 2013) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat
29
tidak disarankan. Sehingga jika ada item yang hasilnya dibawah 0,25 sebaiknya item tersebut dihilangkan atau dilakukan revisi.
3.5.1.3Hasil Uji Coba Alat Ukur Kualitas Kehidupan Sekolah Hasil pengolahan uji reliabilitas variabel kualitas kehidupan sekolah dalam penelitian ini dilakukan secara satu kesatuan yang dapat dilihat berikut ini. Reliabilitas Variabel Kualitas Kehidupan Sekolah Sebelum Item Gugur Cronbach's
N of Items
Alpha 0,902
83
Reliabilitas Variabel Kualitas Kehidupan Sekolah Setelah 16 Item Gugur Cronbach's
N of Items
Alpha 0,912
67
Berdasarkan hasil reliabilitas yang diperoleh, untuk variabel kualitas kehidupan sekolah item awal yang diadaptasi oleh peneliti ialah sebanyak 83 item. Setelah item tersebut diuji cobakan, peneliti mulai mengolah data dan kemudian mengetahui dan mendapatkan hasil item-item mana yang valid dan item mana yang gugur. Dari 83 item yang ada terdapat 16 item yang gugur dan 67 item dimodifikasi kembali dengan memperbaiki kalimat atau pernyataan yang ada pada masing-masing item yang validitas dibawah 0,25. Berikut adalah tabel sebaran item valid dan gugur skala kualitas kehidupan sekolah.
30
Tabel 3.2 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Kualitas Kehidupan Sekolah Aspek-aspek
Jumlah
Item Favorable
Unfavorable
Kepuasan siswa
1, 30, 34*, 41, 8*, 15*, 26, 33,
secara umum di
49, 66, 67, 76, 40,
sekolah (general
83
Item 20
56, 61, 63,
68, 80, 81
satisfaction) Hubungan siswa
3, 11, 16, 21, 2*, 9*, 27, 42*,
dengan guru
25, 28, 35, 51, 43, 50, 54, 55
(relationship with
53, 73
18
teachers) Motivasi berprestasi
4, 17, 52, 57*, 22, 29*, 32, 38*,
(sense of achievement
62*, 64, 70, 74
16
44, 48, 58, 77
at school) Peluang
10, 23, 36, 45, 7, 12, 18, 80
(Opportunity)
65, 78
Identitas (Identity)
5*, 14*, 37, 46, 13*, 19, 59, 60,
Perasaan berharga
11
10
71, 75
79
20*, 31, 39*
6*, 24, 47, 69, 72
8
41
83
siswa (self-esteem) Jumlah
42
Keterangan: Dengan * adalah item yang gugur
3.5.1.4 Perizinan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat izin penelitian secara tertulis kepada pihak Bina Nusantara University. Setelah mendapatkan surat izin, peneliti melakukan perizinan kepada pihak terkait yaitu pihak sekolah yang disertai dengan surat perizinan dari Bina Nusantara University untuk melakukan penelitian. Setelah mendapat izin, peneliti mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan berjalannya penelitian.
31
3.5.1.5 Pelaksanaan Penelitian Setelah persiapan penelitian telah dilakukan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian. Peneliti melakukan penelitian dengan cara memilih sample secara acak di sekolah tersebut dengan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteriakriteria tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, dalam penelitian ini terdapat kuesioner yang mencakup tentang kualitas kehidupan sekolah. Peneliti melakukan field test dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel di SMK Assa’adatul Abadiyah pada tanggal 20 hingga 21 Juni 2014 sebanyak 227 responden. Saat peneliti sudah berada di sekolah yang sudah ditentukan, proses penelitian dimulai dengan mencari para siswa yang akan dijadikan responden penelitian, kemudian saat bertemu dengan para siswa yang berada disekolah tersebut peneliti bertanya mengenai kelasnya dan meminta izin mengenai kesediaan dan kesanggupan meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Setelah subjek menyetujui untuk menjadi responden, kemudian peneliti langsung membagikan kuesioner kepada responden penelitian. Setelah dibagikan kuesioner, peneliti memberikan beberapa aturan kepada responden seperti meminta untuk menjawab semua pertanyaan tanpa ada jawaban yang dikosongkan agar data yang diperoleh valid dan tidak bias serta meminta responden untuk menjawab sejujur-jujurnya karena data yang diberikan akan terjamin kerahasiaannya.
Peneliti
tidak
memberikan
waktu
kepada
responden
dalam
menyelesaikan kuesioner yang diberikan.
3.5.1.6 Teknik Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dari kuisioner, akan diolah menggunakan suatu teknik statistik supaya dapat menghasilkan angka. Teknik pengolahan data menggunakan koefisien korelasi Spearman dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 17. Koefisien korelasi Spearman digunakan apabila data tidak berdistribusi normal sehingga diperlukan analisis koefisien korelasi dari statistik nonparametrik (Siregar, 2013).
32