BAB 2 TINJAUAN TEORITISDAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7) Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, dengan adanya laporan keuangan dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut. Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara tepat dalam satu naungan. Dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa yang setidaknya sebagaian bersifat finansial dalam cara tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil-hasilnya (Jumingan, 2011:4).Jadi, melalui laporan keuangan dapat diketahui perkembangan dan kondisi keuangan
6
7
sutau perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan (Kasmir, 2015:10) berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini; b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan padaa saat ini; c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu; d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu; e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan; f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode; g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; h. Informasi keuangan lainnya. Hanafi dan Halim (2012:30) mengatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan
8
keputusan, memperkirakan aliran arus kas untuk pemakai eksternal dan memperkirakan aliran arus kas perusahaan. 3. Unsur Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2008:9) laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laba rugi dan berbagai perubahan dalam neraca. Didalam neraca dan laporan laba rugi, penyajian berbaai unsur tersebut memerlukan: a. Unsur Posisi Keuangan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas (yang disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca). Neraca juga dapat meliputi pos yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban dan tidak disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Masing-masing unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan tersebut didefinisikan sebagai berikut: 1) Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. 2) Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa
lalu,
yang
penyelesaiannya
diharapakan
9
akanmengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3) Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban, di dalam neraca ekuitas dapat disubklasifikasikan. b. Unsur Kinerja Perusahaan Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar alat ukur lainnya, misalnya return on investmen atau earning per share. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense). Masing-masing unsur yang berkaitan dengan kinerja perusahaan tersebut didefinisikan sebagai berikut: 1) Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal. Penghasilan meliputi baik
pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan timbul
dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang basa (normal), seperti jualan, penghasilan jasa, bunga, dividen royalty, dan sewa. 2) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
10
4. Pihak-pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan yang dibutuhkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil sutau keputusan yang dapat menghasilkan keuntungan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Harahap (2010:120), pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan sebagai berikut: a. Pemegang Saham Laporan keuangan berguna bagi pemegang saham yaitu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, asset, hutang, modal, pendapatan, biaya dan laba. Dari informasi ini pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah ia akan mempertahanakan sahamnya, menjual atau menambahnya, semua tergantung pada kesimpulan yang diambilnya dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. b. Investor Investor berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu untuk melihat kemungkinana potensi keuangan yang akan diporeleh dari perusahaan yang dilaporkan, dan menentukan penanaman modalnya di perusahaan tersebut.
11
c. Analisis Pasar Modal Analisis pasar modal berkepentingan terhadap laporan keungan yaitu untuk mengetahui niali perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Informasi ini akan disampaikan kepada langganannya berupa investor baik individual maupun lembaga. d. Manajer Manajer berkepentingan terhadap laporan keuangan, yaitu untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan, menyusun rencana lebih baik, memperbaiki system pengawasan dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. e. Karyawan dan Serikat Pekerja Karyawan dan serikat pekerja perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa, manfaat pension, dan kesempatan kerja. f. Instansi Pajak Bagi instansi pajak informasi laporan keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. g. Pemberi Dana (Kreditur) Pemebri dana (kreditur) sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan sebagai alat dalam pengambilan keputuasan untuk memberikan atau menolak permintaan kredit perusahaan tersebut.
12
h. Supplier Kepentingan supplier terhadap laporan keuangan untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauhmana potensi risiko yang dimiliki perusahaan. i. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi Pemerintah atau lembaga pengatur resmi sangat membutuhkan laporan keuangan, karena
ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. j. Langganan atau Lembaga Konsumen Langganan dalam era modern seperti sekarang ini khususnya di Negara maju benar-benar raja. Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat diuntungkan dan berhak mendapatkan layanan yang memuaskan k. Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membutuhkan informasi dari laporan keuangan untuk menilai sejauhmana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya. l. Peneliti/Akademis/Lembaga Peringkat Bagi peneliti informasi laporan keuangan akan digunakan sebagai data sekunder dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan dan diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu penelitian yang dilakukan.
13
2.1.2
Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Keuangan Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. Analisis keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan. Laporan ini melaksanakan beberapa fungsi yang pertama, laporan posisi keuangan atas neraca meringkas asset, liabilitas, dan ekuitas pemilik suatu perusahaan pada suatu periode, biasanya pada akhir tahun atau kartal (Horne, 2012:154). Menurut Harahap (2011:190) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang signifikan atau mempunyai makna satu dengan yang lainnya, baik data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
14
Menurut Kasmir (2015:70), tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah: a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki d. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal e. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. 3. Prosedur Analisis Laporan Keuangan Kasmir (2015:69), menyatakan bahwa prosedur analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Mengumpulakan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode; b. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat;
15
c. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat; d. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat; e. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan; f. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut 4. Metode Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:69), menyatakan bahwa metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut: a. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. b. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis
horizontal
merupakan
analisis
yang
dilakukan
dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lan.
16
2.1.3
Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individual atau kombinas dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2012:37). Menurut Harahap (2011:297), menyatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti), misalnya: antara hutang dengan modal, antara kas dengan total asset, antara harga pokok produksi dan total penjualan. 2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan Menurut Fahmi (2012:47) manfaat analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut: a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan. c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari persepektif keuangan. d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dnegan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
17
e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. 3. Jenis-jenis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan penting dilakukan untuk megetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Salah satu cara memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan (Sudana, 2011:21). Jenis-jenis rasio keungan, yaitu: a. Rasio Likuiditas Analisis rasio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi jangka pendek). 1) Current Ratio (CR) Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan. Namun demikian rasio ini mempunyai kelemahan, karena tidak semua komponan aktiva lancar memiliki tingkat likuiditas yang sama.
πΆπ’πππππ‘ π
ππ‘ππ =
π΄ππ‘πππ πΏπππππ Γ 100% π»π’π‘πππ πΏπππππ
b. Rasio Solvabilitas Adalah kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Perusaan yang memiliki rasio solvabilitas rendah mempunyai resiko kerugian
18
yang lebih kecil pada saat perekonomian sedang menurun, tetapi memiliki tingkat return yang rendah pada saat perekonomian tinggi. Sebaliknya, perusahaan dengan rasio keuangan yang besar tetapi kesempatan untuk mendapatkan keuntungan juga tinggi. 1) Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk megukur kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. π·πππ‘π‘ππΈππ’ππ‘π¦π
ππ‘ππ =
Total Hutang Γ 100% Total Modal Sendiri
c. Rasio Profitabilitas Adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya. 1) Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut: πππ‘ππππππ‘ππππππ =
Laba Bersih Setelah Pajak Γ 100% Penjualan
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan biaya-biaya). Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana perusahaan
mengelola
bisnisnya,
dan
mengindikasikan
dua
hal
yakni
19
pengendalian biaya dan volume bisnis. Rasio ini juga mengukur seberapa banyak keuntungan operasional bias diperoleh dari setiap rupiah penjualan. d. Rasio Aktivitas Adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya dengan baik dalam kegiatan penjualannya, pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio yang digunakan, yaitu: 1) Total Assets Turnover (TATO) Total Assets Turnover merupakan rasio yang membandingkan antara penjualan dengan total aktiva. Rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva, piutang aktiva tetap, dan aktiva lain, rasio yang digunakan yaitu: πππ‘ππ π΄π π ππ‘π ππ’ππππ£ππ =
Penjualan Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. 2.1.4
Pertumbuhan Laba
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Menurut Harahap (2011:267), menyatakan bahwa laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan
20
pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.Menurut Darsono dan Purwanti (2008:121) menyatakan Laba ialah prestasi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angka keuangan yaitu selisih positif antara pendapatan dikurangi beban. Laba dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan dalam kinerja manajemennya. Sedangkan menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang atau jasa). Bagi pemegang obligasi dan kreditur informasi laba dapat digunakan untuk menerima pembayaran kembali pokok pinjaman hutang tersebut yang telah jatuh tempo dan menilai tingkat return tahunan. Sedangkan bagi para investor informasi laba dapat digunakan sebagai faktor penting untuk menetapkan nilai berjalan atas sebagian saham atau atas keseluruhan perusahaan. Pertumbuhan laba merupakan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu perusahaan yang terjamin dalam kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditentukan dari
kemampuan
manajemen
dengan
memanfaatkan
kesempatan
dan
kemungkinan di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka
21
panjang. Laba yang diperoleh perusahaan dijadikan ukuran untuk menentukan sukses tidaknya manajemen perusahaan. 1. Karakteristik Laba Menurut Chairi dan Ghozali (2007:215) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu, c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan, d. Laba memerlukan pegukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan e. Laba didasarkan pada prinsip penandingan antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Peningkatan dan penurunan laba yang dihasilkan sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Hanafi dan Halim dalam Wendy (2014) menyebutkan bahwa pertumbuha laba dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain. a. Besarnya perusahaan Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.
22
b. Umur perusahaan Perusahaan
yang baru berdiri
kurang memiliki
pengalaman dalam
meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. c. Tingkat leverage Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuahan laba. d. Tingkat penjualan Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. e. Perubahan laba masa lalu Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang. 2.1.5
Pengaruh Antara Rasio Keuangan dengan Pertumbuhan Laba
1. PengaruhCurrent Ratio (CR) Terhadap Pertumbuhan Laba Current ratio merupakan salah satu likuiditas. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai tagihannya akan tetapi, rasio ini harus dianggap sebagai ukuran kasar karena tidak memperhitungkan likuiditas dari setiap komponen persediaan maupun piutang perusahaan (Horne, 2012:167). Semakin tinggi CR, maka akan semakin besar kemampuan untuk membayar berbagai tagihannya, apabila suatu perusahaan dianggap terlalu likuid, secara relatif jika dibandingkan dengan industrinya,
23
akibatnya perusahaan tersebut akan mengalami penurunan profitabilitas (Harahap, 2009:301). 2. PengaruhDebt to Equity Ratio (DER) Terhadap Pertumbuhan Laba Debt to Equity Ratio termasuk salah satu rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi
kewajiban jangka
panjanganya. Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Komposisi struktur pendanaan perusahaan dapat berdampak terhadap pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan (Harahap, 2009:303). Bagi perusahaan, semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya, denga rasio yang rendah maka akan semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan nilai aktiva (Kasmir, 2015:158). 3. PengaruhNet Profit Margin (NPM) Terhadap Pertumbuhan Laba Net Profit Margin termasuk salah satu rasio profitabilitas. Net Profit Marginadalah
ukuran
profitabilitas
perusahaan
dari
penjualan
setelah
memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan (Horne, 2012:182). Net Profit Margin yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat (Harahap, 2009:304).
24
4. PengaruhTotal Assets Turnover (TATO) Terhadap Pertumbuhan Laba Total Assets Turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan, jika perusahaan menghasilkan penjualan yang lebih banyak dengan lebih sedikit aktiva yang diinvestasikan maka rasio Total Assets Turnover akan membaik, maka secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan perusahaan (Horne, 20012:180). 2.1.6
Penelitian Terdahulu
1. Ade Gunawan dan Sri Fitri Wahyuni (2013) Dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menguji secara parsial, secara simultan, mengetahui pengaruh Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Inventory Turnover (ITO), Current Ratio (CR), Debt To Assets Ratio (DAR) dan Debt To Equity Ratio (DER) dan mengetahui aspek pengelolaan assets dan pendapatan serta aspek hutang dan ekuitas terhadap Pertumbuhan Laba. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba adalah rasio Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Inventory Turnover (ITO). Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang: Persamaan: a. Variable dependent yang digunakan penelitian yaitu pertumbuhana laba.
25
b. Menggunakan teknik analisis data Regresi Linier Berganda. c. Sampel yang digunakan penelitian yaitu metode Purposive Sampling Perbedaan: a. Obyek penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu adalah Perusahaan Perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2011, sedangkan pada penelitian sekarang adalah Perusahaan Pertambangan Logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. b. Variable independent yang digunakan penelitian terdahulu adalah Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Inventory Turnover (ITO), Current Ratio (CR), Debt To Assets Ratio (DAR) dan Debt To Equity Ratio (DER), sedangkan penelitian sekarang menggunakan variable independent Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin(NPM) dan Total Assets Turnover (TATO). 2. R. Adisetiawan (2012) Dengan
judul
Analisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
dalam
MemprediksiPertumbuhan Laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabelWorking Capital to Total Assets (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), OperatingIncome to Total Assets (OITL), Total Assets Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), danGross Profit Margin(GPM)terhadap Pertumbuhan laba.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel OperatingIncome to Total Assets (OITL)dan Net Profit Margin (NPM)secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Capital to Total Assets (WCTA),
26
Current Liabilities To Inventory (CLI),Total Assets Turnover (TAT),danGross Profit Margin(GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang: Persamaan: a. Variable dependent yang digunakan penelitian yaitu pertumbuhana laba. b. Menggunakan teknik analisis data Regresi Linier Berganda. c. Sampel yang digunakan penelitian yaitu metode Purposive Sampling Perbedaan: a. Obyek penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu adalah perusahaanperusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, sedangkan pada penelitian sekarang adalah Perusahaan Pertambangan Logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. b. Variable independent yang digunakan penelitian terdahulu adalah Net Profit Margin (NPM) dan Total Asset Turnover (TATO), sedangkan penelitian sekarang menggunakan variable independent Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Total Assets Turnover (TATO). 3. Sri Handayani (2010) Dengan judul Analisis Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEI Periode
27
2005-2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabelCurrent Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Inventory Turnover (ITO), dan Debt to Assets (DTA) secara simultan dan parsial memiliki kemampuan untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan. Hasil dari penelitian menunjukkan secara simultan Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Inventory Turnover (ITO), dan Debt to Assets (DTA) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang: Persamaan: a. Variable dependent yang digunakan penelitian yaitu pertumbuhana laba. b. Menggunakan teknik analisis data Regresi Linier Berganda. Perbedaan: a. Obyek penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu adalah seluruh Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, sedangkan pada penelitian sekarang adalah Perusahaan Pertambangan Logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. b. Variable independent yang digunakan penelitian terdahulu adalah Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Inventory Turnover (ITO), dan Debt to Assets (DTA), sedangkan penelitian sekarang menggunakan variable
28
independent Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin(NPM) dan Total Assets Turnover (TATO). 4. Fathoni, Sasongko dan Setyawan (2012) Dengan judul Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana
pengaruhCapital
Adequacy
Ratio
(CAR),
Non
Performance Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Load to Deposit Ratio (LDR), CAMELS, dan Interest Rate Risk Ratio (IRR) terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performance Loan (NPL),Return On Asset (ROA),dan CAMELS berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangakan Net Profit Margin (NPM)dan Load to Deposit Ratio (LDR)tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang: Persamaan: a. Variable dependent yang digunakan penelitian yaitu pertumbuhana laba. b. Menggunakan teknik analisis data Regresi Linier Berganda. c. Sampel yang digunakan penelitian yaitu metode Purposive Sampling Perbedaan: a. Obyek penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu adalah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
29
2007sampai dengan tahun 2010, sedangkan pada penelitian sekarang adalah Perusahaan Pertambangan Logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. b. Variable
independent
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah
pengaruhCapital Adequacy Ratio (CAR), Non Performance Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Load to Deposit Ratio (LDR), CAMELS, dan Interest Rate Risk Ratio (IRR), sedangkan penelitian sekarang menggunakan variable independent Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin(NPM) dan Total Assets Turnover (TATO). 2.2 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoritis, untuk kemudian melakukan analisis dan pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Pertumbuhan laba digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan akan keberhasilan suatu perusahaan, informasi kinerja perusahaan merupakan salah satu alat ukur yang memiliki pengaruh pertumbuhan laba. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan empat rasio keuanganyaitu Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin(NPM) dan Total Assets Turnover (TATO). Penelitian ini menggunakan keempat rasio tersebut karena rasio-rasio ini mewakili empat rasio kinerja keuangan perusahaan yaitu rasio likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Debt to Equity Ratio), rasio profitabilitas (Net Profit Margin), rasio aktivitas (Total Assets Turnover).
30
Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi
Neraca
Rasio Keuangan
Studi Teoritis
Studi Empiris
1.
1.
2.
3.
4.
Laporan Keuangan (Kasmir, 2015:7) Analisis Laporan Keuangan (Van Horne, 2012:154) Rasio Keuangan (Sudana, 2011:21) Pertumbuhan Laba (Harahap, 2011:267)
2.
3. 4.
Ade Gunawan dan Sri Fitri Wahyuni (2013) dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia. Sri Handayani (2010) dengan judul Analisis Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2007. R. Adisetiawan (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Kinerja dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Fathoni (2012) dengan judul Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sektor Perbankan.
Apakah rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Pertambangan Logam di BEI Diduga rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Pertambangan Logam di BEI
Alat Analisis Analisis Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Koefesien Determinasi R2 Pengujian Hipotesis
u
Skripsi Gambar 1 Rerangka Pemikiran
31
2.2.1 Rerangka Konseptual Current ratio (CR)
Debt to Equity Ratio (DER) Pertumbuhan Laba Net Profit Margin(NPM)
Total Assets Turnover (TATO)
Gambar 2 Rerangka Konseptual
2.3 Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1:
Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan logam di BEI.
H2:
Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan logam di BEI.
H3:
Net Profit Marginberpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan logam di BEI.
H4 :
Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan logam di BEI.