BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
1.
Konsep Keluarga 1.1 Definisi keluarga Keluaga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998 dalam Ali, 2009). Menurut Ali (2009) keluaga adalah unit terkecil dalam masyarakat, beranggotakan 2 atau lebih yang tinggal dalam satu atap dan mempunyai hubungan yang intim, pertalian darah/perkawinan, terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak/ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling bergantung antar anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang dipimpin oleh kepala keluarga, mempunyai nilai dan norma hidup berdasarkan system kebudayaan, mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misalnya dalam hal kesehatan keluarga.
1.2 Tipe Keluarga Friedman (1986) dalam Ali (2009) membagi tipe keluarga menjadi beberapa bagian berikut ini:
6 Universitas Sumatera Utara
1. Nuclear family (keluarga inti): terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari keluaga yang lainnya. 2. Extended family (keluarga besar): keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan mendukung satu sama lain. 3. Single parent family: keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama anak-anak yang masih bergantung kepadanya. 4. Nuclear dyed: keluarga yang terdiri dari suami istri yang tinggal dalam satu rumah dan tidak memiliki anak. 5. Blended family: keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu. 6. Three generation family: keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah. 7. Single adult living alone: keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa dan tinggal sendiri dalam rumahnya. 8. Middle age atau elderly couple: keluarga yang terdiri dari suami istri paruh baya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Suprajitno (2004) tipe-tipe keluarga adalah sebagai berikut : 1.
Dyadic family (keluarga bentukan kembali): yaitu keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah berpisah dengan pasangan yang sebelumnya.
2.
Single parent family (orang tua tunggal): yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3.
The unmarried teenage mother: yaitu keluarga yang terdiri dari ibu yang mempunyai anak tanpa melakukan pernikahan.
4.
The single adult living: yaitu keluarga yang terdiri dari laki-laki atau perempuan dewasa yang tinggal sendiri dan belum pernah menikah.
5.
The nonmarital heterosexual cohabiting family: yaitu keluarga yang sudah memiliki anak tanpa melakukan pernikahan sebelumnya.
6.
Gay and lesbian family: yaitu keluarga yang dibentuk dengan jenis kelamin yang sama.
1.3 Fungsi Keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) dalam Ali (2009) adalah : 1. Fungsi afektif Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung, dan saling menghargai antar anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. 3. Fungsi reproduksi Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4. Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : makanan, pakaian, dan tempat tinggal. 5. Fungsi perawatan keluarga Fungsi perawatan keluarga adalah menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan keperawatan. Kemampuan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu. 1.4 Peran Keluarga Peran menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga dalam Ali (2009) adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Peranan keluarga: ayah mempunyai peran sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan emberi rasa aman kepda seluruh anggota keluarga. Selain itu ayah juga berperan sebagai anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu. 2. Peranan ibu: ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga pencari nafkah tambahan keluarga. Ibu juga berperan sebagai anggota masyarakat. 3. Peranan anak: anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.
1.5 Dukungan Keluarga Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Jenis dukungan keluarga ada empat yaitu: dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dan dukungan emosional. Keluarga cenderung terlibat dalam pembuatan keputusan atau proses terapeutik dalam setiap tahap sehat dan sakit para anggota keluarga yang sakit. Proses ini menjadikan seorang pasien mendapatkan pelayanan kesehatan meliputi serangkaiaan keputusan dan peristiwa yang terlibat dalam interaksi antara sejumlah orang, termasuk keluarga, teman-teman dan para profesional yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan (White, 2004 dalam
Universitas Sumatera Utara
Zulfah, 2012). Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Friedman (1998) terdiri dari: 1. Dukungan Penilaian Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif. 2. Dukungan Instrumental Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi
Universitas Sumatera Utara
yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. 3. Dukungan Informasional Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi. 4. Dukungan Emosional Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Friedman (1998) dukungan sosial keluarga berfungsi sebagai suatu proses penghubung antara keluarga dan lingkungan sosialnya. Berbagai studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga baik yang bersifat eksternal maupun internal. Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah dan praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari anak (Friedman, 1998).
1.6 Peran Keluarga dalam Rehabilitasi Paska Stroke Sesorang yang mengalami stroke sering merasa kesepian meskipun tidak memperlihatkannya ketika fisik dan mental semakin pulih mungkin penderita akan semakin takut dan mudah tersinggung. Untuk itulah anggota keluarga harus memahami apa yang sedang dihadapi pasien. Keluarga diminta untuk menerima keadaan dan adaptasi ulang untuk mempertahankan kehidupan keluarga dalam menghadapi keadaan baru. Menurut Junaidi (2011), beberapa cara yang dapat di lakukan keluarga untuk mengurangi kekuatiran pasien, diantaranya adalah: a. Sering berkunjung: berkunjung sudah merupakan suatau yang sangat berguna bagi pasien dan keluarga juga dapat membawakan barang-barang yang di senangi oleh pasien. b. Membawa keperluan sehari-hari, contohnya gigi palsu dan kacamata.
Universitas Sumatera Utara
c. Jangan berbicara terus-menerus dengan pasien, tetapi beritahukanlah halhal yang terjadi di sekitar pasien dan linkungan rumah layaknya berbicara dengan orang yang sehat. d. Selalu memberitahukan pasien ketika akan melakukan sesuatu terhadapnya seperti membalik tubuhnya. e. Beritahukan kepada staf rumah sakit tentang hobi tertentu atau nama kesayangannya. f. Tanyakan kepada tim rumah sakit jenis makanan yang boleh dibawa keluarga.
2.
Stroke 2.1 Pengertian Stroke Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak. Gangguan peredaran darah ini mengakibatkan fungsi otak terganggu, dan dapat mengakibatkan kematian sel-sel otak/infark (Lumbantobing, 1994). Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam, akibat gangguan aliran darah otak karena pendarahan ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian (Junaidi, 2011).
Universitas Sumatera Utara
2.2 Klasifikasi Stroke Menurut Junaidi (2011) stroke dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu
stroke
pendarahan
(hemoragik)
dan
stroke
nonpendarahan
(iskemik/infark) karena sumbatan arteri otak. 2.2.1 Stroke perdarahan Stroke pendarahan dibagi lagi menjadi : a. Perdarahan subarachnoid. Darah yang masuk ke selaput otak. b. Perdarahan intraselebral, intraparenkim, intraventrikel. Darah yang masuk kedalam struktur atau jaringan otak. 2.2.2 Stroke non perdarahan Penggolongan
stroke
berdasarkan
peralanan
klinisnya
dikelompokkan sebagai berikut : a. Trancient ischemic attack (TIA) TIA adalah serangan stroke sementara yang berlangsung kurang dari 24 jam. b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) RIND adalah gejala neurologis yang akan menghilang antara> 24 jam sampai dengan 21 hari. c. Progressing Stroke atau stroke in evolution Progressing stroke adalah kelainan atau deficit neurologic yang berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai berat. d. Stroke komplit
Universitas Sumatera Utara
Stroke komplit adalah kelainan neurologis sudah lengkap menetap dan tidak berkembang lagi. 2.3 Penyebab Stroke Menurut Smelzer (2009) stroke diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian, yaitu : a. Thrombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher) Penyebab utama thrombosis serebral adalah arteriosclerosis selebral. Tanda-tanda thrombosis selebral adalah pusing, perubahan kognitif, atau kejang. b. Embolisme selebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain). Abnormalitas patologik pada jantung kiri, seperti endocarditis infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard, serta infeksi pulmonal adalah tempat-tempat di dasar emboli. Resiko stroke setelah pemasangan katub dapat dikurangi dengan terapi antikoagulan pascaoperatif. c. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak) Iskemia serebral diakibatkan karena konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak. d. Hemoragi serebral Hemoragi serebral adalah pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Rehabilitasi Paska Stroke Tujuan rehabilitasi adalah untuk memulihkan kemandirian atau mengurangi tingkat ketergantungan pasien paska stroke, agar mereka dapat hidup mandiri dan optimal seperti sediakala sebelum terserang stroke (Junaidi,
2011).
Beberapa
usaha
rehabilitasi
antara
lain:
terapi
fisik/fisioterapi, latihan bicara, latihan mental, terapi okupasi, psikoterapi, memberi alat bantu, ortotik prostetik, olah raga. Layanan Ortotik Protestik adalah pelayanan keteknisian medik yang ditujukan untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan pemulihan fungsi atau pengganti alat tubuh atau anggota gerak Olahraga yang data dilakukan pasien paska stroke adalah berjalan kaki rutin tiga kali seminggu. Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran. (Lumbantobing, 1994). Setelah masa kritis lewat, maka saat meneruskan proses kesembuhan yang lebih lagi dengan melakukan rehabilitasi dengan berbagai macam terapi. Program rehabilitasi meliputi fisioterapi, terapi okupasi dan terapi bicara: a. Fisioterapi Fisioterapi adalah pelatihan gerakan peregangan atau tindakan lain yang memainkan peranan penting dalam pelatihan yang dijalani. Fisioterapi
Universitas Sumatera Utara
harus dilakukan sesegera mungkin,satu hingga tiga hari setelah stroke. Tujuan fisioterapi untuk membantu menyelesaikan tugas sehari-hari. Fisioterapi melatih berdiri, berjalan, mengambil dan menggunakan bendabenda, khususnya peralatan makan. b. Terapi okupasi Terapi okupasi bertujuan untuk menetapkan kesanggupan dan koordinasi penderita stroke. Pada terapi ini penderita dibantu untuk mengatasi kebersihan pribadi dan kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, buang air besar, mandi, sikat gigi. c. Terapi bicara Terapi bicara membantu penderita stroke berkomunikasi (Junaidi, 2011). Terapi bicara bertujuan memperbaiki pasien gangguan berbahasa agar menjadi produktif atau memperbaiki hidupnya (Goldstein, 1987 dalam Kusumoputro, 2009).
Universitas Sumatera Utara