14
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis Menurut Sugiyono (2010:55), teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Jadi definisi teoretis adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Teori merupakan seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu sama lain.Maka teoretis yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 2.1.1
Pasar Modal
2.1.1.1 Pengertian Menurut Widoatmodjo (2012:15), pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yang berkaitan
dalam
investasi
Tandelilin(2010:26),
lebih
pengertian
dari pasar
satu
tahun.
modal
Menurut adalahpasar
Eduardus untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.Selanjutnya Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal dengan nama obligasi dan
14
15
surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya ada lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Menurut Sunariyah (2000:4), pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat. 2.1.1.2 Fungsi Pasar Modal Pasar Modal juga mempunyai fungsi yaitu sebagai Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam
16
kepemilikan aktiva riil. Definisi dari akun neraca (aktiva Rill) adalah aktiva atauakun yang mencatat perubahan unsur neraca. aktiva rill dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu Aktiva,Kewajiban,Ekuitas. 1. Aktiva adalah semua hak yang dapat digunakan dalam Operasional perusahaan. Akiva dapat diklarafikasikan ke dalam beberapa sub kelompok sebagai berikut: a.
KAS adalah uang tunai yang disimpan di kantor ataupun simpanan di bank yang berbentuk giro atau simpanan lain yang dapat diambil setiap saat.
b.
Deposito Bank/deposito berjangkaadalah simpanan pada bank yang berbentuk deposite yang dapat diambil pada waktu-waktu tertentu seperti 1 bulan,3 bulan,6 bulan.
c.
Surat berharga/efek adalah saham dan obligasi perusahaan lain yang yang memanfaatkan kelebihan uang kas.
d.
Piutang Usahaadalah hak untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumya perusahaan memberikan pinjaman atau menjual barang atau jasa secara kredit kepada pihak lain.
2. Kewajiban atau sering kita sebut sebagai hutang adalah kewajiban yang harus kita bayar karena telah menikmati/menggunakan barang/jasa tersebut sebelumnya serta terdapat jangka waktu pengembaliannya. 3. Modaladalah seluruh total kekayaan bersih yang kita gunakan sebelum memulai usaha baik itu berupa aktiva tetap (peralatan kantor,gedung dll) maupun aktiva lancar (kas).
17
2.1.1.3 Instrumen Pasar Modal dan Produk Pasar Modal Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun).Sama halnya dengan pasar barang yang memperjualbelikan banyak barang seperti beras, sepeda motor dan barang kebutuhan lainnya, pasar modal juga mempunyai produk yang diperjualbelikan.Produk ini antara lain adalah saham, obligasi, waran (warrant) dan reksan dana. 1.
Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seorang atau badan dalam suatu perusahaan. Saham merupakan instrument yang paling banyak dipilih oleh insvestor. Saham dipilih karena saham memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham terdiri atas 2 jenis yaitu saham biasa diantara surat berharga yang ditawarkan dalam bursa efek, saham merupakan produk yang paling umum untuk dikenal dalam masyarakat. Bagi perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), saham biasanya merupakan bentuk kepemilikan yang paling banyak menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik bagi perusahaan dan juga investor. Saham Preferen merupakan gabungan dari karakteristik saham biasa dan obligasi. Saham preferen mempunyai karakteristik saham biasa yakni tidak selamanya memberikan deviden bagi pemegangnya. Jadi jika suatu saat perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham tak akan mendapatkan deviden seperti sebelumnya. Saham preferen juga memiliki sifat/karakteristik dari obligasi
18
yakni memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Meskipun tidak sepopuler saham biasa, saham preferen cukup berkembang didalam masyarakat. 2.
Obligasi Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman (pemodal) dan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi obligasi adalah surat perjanjian antara pemilik modal dengan perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Dalam hal penerimaan, bunga obligasi disebut dengan kupon. Kupon obligasi adalah bunga yang harus dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Ada juga obligasi tanpa bunga. Obligasi semacam ini disebut dengan
nama zero coupon bonds. Obligasi semacam ini tidak
memberikan pembayaran bunga secara berkala atau tanpa kupon sebagaimana obligasi pada umumnya. Obligasi dapat dipersamakan dengan deposito berjangka. Perbedaanya adalah obligasi dapat diperjualbelikan, sedangkan deposito berjangka tidak dapat diperjualbelikan. Secara umum obligasi memberikan penghasilan tetap kepada investor. Bunga dapat diterima dalam pertahun, per bulan atau dalam satuan waktu lainnya sesuai dengan kesepakatan dan ketentuan yang terdapat didalam obligasi. Pemegang obligasi tidak akan pernah diikut sertakan didalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) karena sesungguhnya pemegang obligasi tidak memiliki hak kepemimpinan dalam suatu perusahaan. Obligasi diperjualbelikan di lantai bursa. Perdagangan obligasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Jika pada suatu saat misalnya, tingkat suku bunga bank umum rendah daripada tingkat suku bunga obligasi maka pemegang
19
obligasi memiliki peluang untuk menjual obligasinya demi mendapat keuntungan. Disaat bunga bank umum sedang rendah maka penjualan obligasi pun akan sedikit. Jelasnya tingkat suku bunga yang dibayar untuk pemegang obligasi sangat menentukan harga jual beli obligasi. Keuntungan yang diperoleh oleh pemegang obligasi biasanya disebut sebagai capital gain. Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual. 3.
Right issue Right issue merupakan hak untuk memegang saham baru yang akan
dikeluarkan oleh emiten. Emiten harus menawarkan hak tersebut kepada pemilik saham lama terlebih dahulu. Biasanya dan umumnya saham yang dibeli menggunakan right issue lebih murah daripada saham yang dibeli tanpa menggunakan right issue. Jika orang atau suatu badan yang memiliki right issue tidak menggunakan hak tersebut maka mereka dapat menjualnya kepada pihak lainya. 4.
Warrant Warrant (waran) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang berkaitan dengan harga, jumlah dan masa berlakunya warrant tersebut. Biasanya warrant dijual dengan surat-surat berharga lainnya. Misalnya obligasi dan saham. Warrant diterbitkan dengan tujuan agar investor tertarik membeli saham atau oligasi yang dikeluarkan oleh emiten. Dengan menerbitkan warrant maka emiten harus menyediakan saham atau obligasi sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Jika pemilik warrant tidak mempergunakan
20
warrant maka ia dapat menjualnya ke dalam pasar modal. Dengan memiliki warrant maka investor memiliki keuntungan dalam hal mendapatkan harga saham dibawah harga pasaran pada umumnya. Itulah sebabnya investor memiliki peluang untuk mendapatkan capital gain melalui penjualan warrant yang dimiliki. Itulah keuntungan pemilik warrant. Disamping itu warrant juga memiliki resiko yang cukup besar. Resiko itu antara lainnya ketika harga dipasar lebih rendah dibandingkan dengan perusahaanya,kepemilikan warrant menjadi tidak berarti. Jika banyak investor membeli saham dengan warrant, maka saham akan banyak beredar. Akibatnya akan terjadi penurunan laba per sahamnya. 5.
Reksa Dana Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
masyarakat pemodal. Modal tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manejer investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Portofolio investasi dari reksa dana dapat
terdiri dari beberapa
instrument surat berharga, seperti saham atau obligasi, instrument pasar atau gabungan dari instrument-instrument tersebut. Membeli reksa dana hampir sama dengan menabung. Bedanya reksa dana dapat diperjualbelikan, sedangkan tabungan atau deposito tidak dapat diperjualbelikan.Bagi masyarakat yang memiliki dana yang terbatas dan kuraang memahami pasar modal dan investasi, ada baiknya mereka berinvestasi melalui reksa dana. Uang yang diinvestasikan didalam reksa dana oleh manajer investasi akan digunakan untuk membeli produk-produk bursa efek, seperti saham, obligasi dan produk lainnya. Umunya
21
berinvestasi menggunakan reksa dana akan lebih menguntungkan daripada berinvestasi sendiri. Reksa dana muncul karena umumnya pemodal mengalami kesulitan untuk melakukan invetasi sendiri pada surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi. Kesulitan itu antara lainnya terletak pada bagaimana menganalisis dan memonitor kondisi pasar secara terus-menerus. Hal ini jelas menyita waktu. Kesulitan lainnya adalah bahwa dana yang relatif besar dibutuhkan untuk dapat melakukan investasi dalam surat-surat berharga. 2.1.1.4 Jenis Pasar Modal Menurut Sunariyah (2000), jenis-jenis pasar modal dibagi menjadi 4 (empat), antara lain: 1. Pasar Perdana Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Harga saham pada pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan going public(emiten)
berdasarkan
analisis
fundamental
perusahaan
yang
bersangkutan. 2. Pasar Sekunder Perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.
22
3. Pasar Ketiga Tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (Over The Counter Market). 4. Pasar Keempat Perdagangan efek antar investor atau pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Namun, dalam pembahasan ini digunakan data-data dari perusahaan yang listing di bursa, sehingga hanya menggunakan 2 (dua) jenis pasar modal yaitu : pasar perdana dan pasar sekunder.
2.1.1.5 Manfaat Pasar Modal Berbicara mengenai manfaat pasar modal, maka pasar modal bermanfaat untuk: 1.
Bagi Emiten a. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai c. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan d. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
23
2.
Bagi investor a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain b. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemenang obligasi c. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah sebagai berikut: 1.
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal
2.
Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan
untuk
melakukan
diversifikasi.Alternatif
investasi
memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan 3.
Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara
4.
Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah
5.
Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesi
24
2.1.2
Laporan Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Menurut Fred Weston dan Thomas Copeland (2010), laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi. untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari pencatatan secara keseluruhan. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan). Maka demikian Laporan keuangan adalah alat yang sangat penting, karena untuk memperoleh informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihakpihak tertentu yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung kebijakan yang akan diambil.Ada beberapa definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu: 1) Menurut
Kasmir
(2014:7),
laporan
keuangan
dalah
laporan
yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. 2) Menurut Munawir (2010:2), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
25
Analisa atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk membuat penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan perusahaan pada saat perusahaan mengalami perubahan posisi keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi berupa neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dapat memberi informasi yang akurat tentang keadaan perusahaan dan hasil yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua yang berkepentingan dalam perusahaan. 2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Ada beberapa tujuan laporan keuangan yang dikutip dari beberapa ahli yakni: Menurut Fahmi (2012:5), tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.Secara lebih rinci, Kasmir (2014:10),mengungkapkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk : 1.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini serta memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
3.
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu serta memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
26
4.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode setelah itu memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat dipahami bahwa tujuan
laporan keuangan adalah untuk memberikan gambaran dan informasi yang jelas bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi manajemen suatu perusahaan. 2.1.2.3 Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan lain yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi atau penjelasan secara rinci (detail) yang dianggap perlu terhadap laporan keuangan yang ada. Tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas dengan data yang disajikan. Seperti yang diketahui bahwa laporan keuangan dasar perusahaan dagang ataupun laporan keuangan pemerintah tidak serta merta memberikan semua informasi yang dikendaki para pemakai, disisi lain para kreditor, investor dan khalayak ramai perlu mengetahui saldo-saldo dalam perkiraan. Oleh karena itulah dibuat catatan atas laporan keuangan. 2.1.2.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : 1.
Dapat Dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna.
27
2.
Relevan Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna.
3.
Keandalan Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material.
4.
Dapat diperbandingkan Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.
2.1.2.5 Jenis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:9), secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu: 1.
Balance Sheet (Neraca) Balance sheet merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tangga tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktivas (harta) dan passiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2.
Income Statement (Laporan Laba Rugi) Income statement merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
28
3.
Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.
4.
Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan kas keluar di perusahaan untuk periode tertentu.
5.
Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan.
2.1.2.6 Pemakai Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2), pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembagalembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : 1.
Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang mungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
29
2.
Karyawan Karyawan dan kelompok–kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.
3.
Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5.
Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
30
6.
Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivits perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7.
Masyarakat Perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.1.3
Saham
2.1.3.1 Pengertian MenurutDarmadji dan Fakhrudin (2011), Saham (shares) didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Lebih lanjut menurut Sunariyah (2006:128), “Mengatakan bahwa nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya”.
31
2.1.3.2 Ciri-Ciri Saham Saham merupakan surat berharga yang populer dan dikenal oleh sebagian masyarakat menengah keatas. Terdapat beragam jenis saham dalam transaksi jualbeli di Bursa Efek Indonesia. Saham atau sering disebut dengan shares merupakan instrument yang paling dominan diperdagangkan. 1.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011), saham terbagi berdasarkan peralihan hak : a.
Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
b.
Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
2.
Menurut Hartono (2008), saham terbagi berdasarkan hak tagih saham: a.
Saham biasa (common stock), merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasalah yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividend perusahaan.
b.
Saham preferen (preferrend stock), mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa, sama halnya dengan obligasi yang membayarkan bunga atas pinjamannya, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa berupa dividen preferen.
32
2.1.3.3 Harga Saham Investor dapat melakukan investasi pada perusahaan melalui pasar modal, dengan memperoleh saham sebagai tanda kepemilikannya. Penting bagi investor untuk mengetahui keadaan perekonomian emiten. Hal ini berimbas pada harga saham yang dimiliki emiten. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh banyak investor. Prestasi baik yang dicapai perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Harga saham merupakan cerminan dari kinerja suatu perusahaan. Pada periode yang singkat, harga suatu saham bisa sangat berfluktuatif. Maka akhir periode peutupan harga saham merupakan acuan yang tepat dalam membandingkan atau menganalisis suatu peneltian.MenurutTandelilin (2010:341), Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara serta kondisi ekonomi global. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham. Secara umumnya harga saham diperoleh untuk menghitung nilai sahamnya. Semakin jauh perbedaan tersebut, maka hal ini mencerminkan terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa efek. Maka harga saham tersebut
33
cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli atau penjual. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya perusahaan setiap saat memberi informasi yang cukup ke bursa efek, sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga pasar sahamnya. 2.1.3.4 Jenis Nilai Saham Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin (2006), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu: a) Par Value (Nilai Nominal) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai nominal suatu saham harus ada dan dicantumkan pada surat berharga saham dalam mata uang rupiah, bukan dalam bentuk mata uang asing. b) Base Price (Harga Dasar) Harga dasar suatu saham erat kaitannya dengan harga pasar suatu suatu saham. Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah señalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yangberhubungan dengan saham, antara lain: Right issue, Stock split, waran, dan lain-lain. Harga dasar dipergunakan didalam perhitungan indeks harga saham. c)
Market Price (Harga Pasar) Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena
harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.
34
Apabila pasar suatu efek sudah tutup maka harga pasar saham adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naikturunnya suatu saham. 2.1.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Tinggi rendahnya harga saham perusahaan di pasar modal ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan akan saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar permintaan dengan asumsi penawaran tetap, maka semakin tinggi harga saham tersebut. Sebaliknya jika penawaran tinggi karena banyak investor yang menjual saham yang dimilikinya, maka akan menyebabkan turunnya harga saham. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yakni faktor fundamental mencakup perkembangan ekonomi dan politik. Beberapa bentuk faktor fundamental antara lain angka pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga yang mempengaruhi kegiatan investasi, Gross Domestic Product(GDP), stabilitas politik dan ekonomi yang menyangkut moneter, perpajakan, infrastruktur serta teknologi informasi. Selain faktor eksternal, terdapat faktor internal yang juga turut mempengaruhi harga saham, seperti laba perusahaan, pendapatan, aliran arus kas, serta indikator rasio-rasio keuangan yang sering digunakan oleh para analis untuk mengukur rencana keuangan perusahaan. Selanjutnya menurut Wira (2014), terdapat dua teknik analisis yang biasa dipakai oleh investor untuk mengetahui apakah suatu saham layak beli pada saat tertentu atau tidak. Yakni dengan menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental digunakan untuk mengetahui apakah suatu saham
35
mahal (overvalued) atau murah(undervalued), apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak, serta digunakan untuk mengetahui valuasi saham, berapa nominal rupiah
saham
perusahaan
layak
untuk
dihargai.
Analisis
fundamental
memperhitungkan berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industri, analisis ekonomi dan pasar makro-mikro. Analisis teknikal adalah teknik yang menganalisa fluktuasi harga saham dalam rentang waktu tertentu. Dari pergerakan tersebut akan terlihat pola tertentu yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Pada dasarnya analisis teknikal digunakan untuk menentukan apakah suatu saham sudah overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Berdasarkan pernyataan di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah penawaran dan permintaan, kondisi fundamental, tingkat suku bunga, laba perusahaan dan rasio keuangan 2.1.4 Kinerja Keuangan 2.1.4.1 Pengertian Menurut Fahmi(2012:2), yang dimaksud dengan kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar). Sedangkan Menurut Mulyadi (2007:2), menguraikan pengertian kinerja keuangan ialah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi
36
dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Dari sejumlah pengertian kinerja keuangan diatas dapat diambil kesimpulan sederhana bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode yang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas. 2.1.4.2 Tujuan kinerja keuangan Menurut Munawir (2012:31), menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah: 1.
Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
2.
Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3.
Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4.
Mengetahui
tingkat
stabilitas.
Stabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
37
2.1.4.3 Analisis Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:242), kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisa dan berdasarkan tekniknya dapat dibedakan menjadi: 1.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).
2.
Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
3.
Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.
4.
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
5.
Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.
6.
Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
7.
Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
38
8.
Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2.1.4.4 Penilaian Kinerja Keuangan 1.
Bagi investor informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
2.
Bagi perusahaan informasi kinerja keuangan perusahaan dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut ; a.
Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
b.
Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.
39
c.
Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
2.1.5 Rasio Keuangan 2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Menurut Irawati (2005:22), rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi. Jika menurut Kasmir (2012:122), Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diatara laporan keuangan. Kemudian, angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
40
Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. 2.1.5.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan,analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006:119), adalah sebagai berikut: 1.
Manajer,
yang
menerapkan
rasio
untuk
membantu
menganalisis,
mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan. 2.
Analisis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan
3.
Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
41
2.1.5.3 Keterbatasan dan Kelemahan Ratio Keuangan Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004:82-83), ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan antara lain: 1.
Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2.
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
3.
Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
4.
Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
2.1.5.4 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006:298). 1.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan
2.
Merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3.
Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
42
4.
Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
5.
Rasio menstandarisir sizeperusahaan.
6.
Dengan
rasio
lebih
mudah
memperbandingkan
perusahaan
dengan
perusahaan lain 7.
Melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series serta dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
2.1.5.5 Pemakai Rasio Keuangan Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992:12), pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi : 1.
Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dalam industri yang sama.
2.
Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi : a.
Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : kreditur jangka pendek dan kreditur jangka panjang. 1) Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan
43
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. 2) Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. b.
Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
2.1.5.6 Penggunaan Rasio Keuangan Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Menurut Munawir (1992:68),Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu : 1.
Penggolongan berdasarkan sumber data a.
Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.
b.
Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
44
c.
Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
2.
Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio rentabilitas, Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis. Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis). ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.
2.1.5.7 Jenis – jenis Ratio Keuangan Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan
dengan
beberapa
rasio
keuangan.
Setiap
rasio
keuangan
memilikitujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage), dan Rasio Profitabilitas
45
1.
Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio) Merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayaratau
melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar yang tersedia”. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:134), bahwa rasio likuiditas adalah “Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya”. Selanjutnyarasio likuiditas menurut Fahmi (2011:121), menyatakan bahwa “Rasio likuiditas adalah kemampan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu”. Berdasarkan pengertian di atasmaka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuanperusahaan membayar semua kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah : a) Current Ratio Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Current Ratio dapat dihitung dengan rumus: Aktiva Lancar Current Ratio = Hutang Lancar
x 100%
b) Quick Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
46
Quick Ratio = c)
Aktiva Lancar − Persediaan x100% HutangLancar
Cash Ratio Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu : Cash Ratio = 2.
Kas + Bank Hutang Lancar
x 100%
Ratio Solvabilitas Pengertian Analisis Rasio Leverage merupakan nama lain dari rasio
solvabilitas. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan di biayai oleh pihak luar atau kreditur. Suatu perusahaan dikatakan “solvabel” apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya berati perusahaan tersebut dalam keadaan “insolvabel”. Salah satu alat untuk menganalisis kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang mempengaruhi besarnya laba adalah ratio leverage. Di mana pengertian rasio leverage menurut Fahmi (2011:127), “Rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang”. Kemudian menurut Martono dan Agus (2010:53), rasio leverege adalah “Rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman)”. Berdasarkan hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa ratio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang. Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki, maka beban bunga yang harus ditanggung juga akan
47
semakin besar. Hal ini menyebabkan keuntungan yang diperoleh semakin kecil. Adapun Rasio yang tergabung dalam ratio Leverage adalah: a) Total Debt to Equity Ratio Merupakan Perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dihitung dengan rumus yaitu: Total Hutang Total Debt to equity Ratio = Total Ekuitas x 100%
b) Total Debt to Total Asset Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar, hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menggunakan rumus: Total Debt to Total Asset Ratio = 3.
Total Hutang Total Aktiva
x 100%
Ratio Profitabilitas Di dalam kegiatan bisnis, setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan
utama yaitu berorientasi pada keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan tersebut tentunya perusahaan harus dapat menjual barang lebih tinggi dari pada biaya produksinya. Oleh karena itu setiap perusahaan akan selalu melakukan sebuah perencanaan dalam penentuan keuntungan yang akan diperoleh di masa mendatang. Namun perencanaan keuntungan yang akan diperoleh ini hanya peramalan saja, bisa terjadi perubahan berdasarkan situasi dan kondisi yang akan terjadi di masa depan. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Adapun pengertian
48
rasio profitabilitas menurut Fahmi (2011:135), “Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualanmaupun investasi”. Kemudian menurut Martono dan Agus (2010:53), rasio profitabilitas adalah “Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya”. Berdasarkan hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba baik laba saat ini maupun laba di masa mendatang dan Rasio Profitabilitas juga menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu, yang termasuk dalam ratio ini adalah : a) Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor) Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio dihitung dengan rumus: Gross Profit Margin =
LabaKotor PenjualanBersih
x100%
b) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Merupakan rasio yang digunakanuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dihitung dengan Rumus: Net Profit Margin =
Laba Setelah Pajak Penjualan Bersih
x 100%
49
c)
Power of Total investment Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Rasio ini dihitung dengan rumus: Earning Power of Total investment =
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
x 100%
d) Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas) Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Rumus untuk mencari ROE dapat digunakan sebagai berikut: Return on Equity =
Laba Setelah Pajak x Ekuitas
100%
2.1.6 Peneliti Terdahulu Vidya Nur Safitri (jurnal ilmu & Riset Manajemen 2014 ; vol.3No.5), yang melakukan penelitian berkenaan dengan Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail di BEI. Dalam penelitian tersebut Kinerja Keuangan yang diukur dengan menggunakan variabel EPS, BV, ROA, ROE, dan DER, sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 4 perusahaan Retail di BEI pada periode penelitian 20092012 yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dengan menggunakan metode purpose sampling. Jadi berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengujian EPS, BV, ROA, ROE dan DER secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Ritel, yang kedua hasil pengujian variabel EPS, DER, ROA secara parsial berpengaruh
50
signifikan terhadap harga saham perusahaan. Sedangkan variabel BV, ROE secara parsial tidak berpengaruhi signifikan, yang terakhir adalah hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel ROA berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan ritel karena nila koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,448. Intan WoroAnindya (2015), meneliti tentang Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan di BEI. Hasil pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda yang tujuannya untuk mengetahui besarnya koefisien regresi yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel earning per share, current ration, debt to equity ratio, return on equity, terhadap harga saham. Berdasarkan hasil analisa statistic dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan secara simultan variabelEarning Per Share, Return On Equity, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Invesment secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Secara parsial variabelEarning Per Share, Debt to Equity Ratio, Return On Invesment tidak berpengaruh terhadap Harga Saham sedangkan variabel Price Earning Ratio, Return On Equity berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia. Earning Per share tidak mempunyai pengaruh yang dominan karena partial Earning Per Share tidak besar dariReturn On Equity. Return On Equity mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Harga Saham pada perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia. Hasil koefisien determinasi parsial dapat
51
disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Return On Equity. Miarti (2008), menggunakan variabel current ratio, return on assets, earnings per share, dan debt of equity ratio, sedangkan tahun penelitian yang digunakan 2000-2006 dan sampel penelitian perusahaan sektor manufaktur yang listing di BEI. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan hanya earnings per share yang berpengaruh positif secara parsial terhadap perubahan harga saham. Ines (2013), menggunakan variabel EPS, CR, PER, DER, NPM, sedangkan tahun penelitian yang digunakan 2009-2011 dan sampel penelitian perusahaan Otomotif yang listing di BEI. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel EPS, CR, dan PER secara parsial mempunyai pengaruh pada respon investor yang tercermin dari naik turunnya harga saham di pasar modal, bahkan pada penelitian ini yang tidak terbukti adanya hubungan positif antara variabel Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin Elis Darnita (2014), meneliti tentang Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin dan Erning Per Share secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dengan menggunakan uji F menunjukan bahwa
52
kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA, ROE, NPM dan EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial dengan uji t disimpulkan bahwa secara parsial variabel ROA dan EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROE dan NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.NPM berpengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar pada di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. 2.2 Model Konseptual Penelitian Sugiyono (2011:60), menyatakan bahwa model konseptual penelitian adalah sebuah kerangka kerja yang dibangun melalui tinjauan teoritis yang menggambarkan model hubungan atau keterkaitan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Seperti Current Ratio (CR) atau rasio lancar yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Current ratio dianggap dapat mempengaruhi harga saham karena current ratio adalah gambaran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingginya nilai current ratio dapat menggambarkan likuiditas perusahaan yang tinggi, dengan likuiditas yang tinggi tentunya akan menggambarkan bahwa perusahaan mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, hal tersebut tentunya akan menarik investor untuk berinvestasi, dengan banyaknya investor yang tertarik dan berinvestasi tentunya akan meningkatkan demand atau penawaran saham, dengan begitu maka hal tersebut
53
akan berpengaruh pada harga sahamyang akan meningkat. Maka dengan meningkatnya nilai current ratio tentunya hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Variabel Net Profit margin atau margin laba bersih yaitu rasio yang menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap Hubungan Debt to Equity Ratio atau rasio hutang terhadap ekuitas yaitu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutanghutang perusahaan dijamin modal sendiri. DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar DER menunjukkan semakin besar biaya hutang yang harus dibayar perusahaan maka berdampak pada profitabilitas yang semakin berkurang. Hal ini menyebabkan hak para pemegang saham akan semakin berkurang, sehingga akan berpengaruh pada minat investor yang juga akan mempengaruhi harga saham penjualan yang dilakukan. Saat laba bersih naik, total penjualan pun akan naik hal ini disebabkan karena tingginya biaya yang dikeluarkan sehingga NPM tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini berarti manajemen mengalami kegagalan dalam hal operasional (penjualan) dan ini akan mengakibatkan mengurangnya kepercayaan investor untuk berinvestasi dalam perusahaan. Dengan peningkatan Net Profit Margin semakin
54
besar kemampuan emiten dalam menghasilkan laba maka secara teoritis harga saham juga akan meningkat. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Price Earning Ratio (PER) atau bisa disebut P/E Ratio merupakan rasio pasar yang digunakan untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahan yang dicerminkan oleh EPS (Earning Per Share)-nya. Makin besar P/E Ratio suatu saham, maka saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih perlembar sahamnya. Hubungan variabel Return On Equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, maka hipotesis menyatakan bahwa Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan dinyatakan diterima. Nilai koefisien regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah positif. ROE merupakan tolak ukur profitabilitas, dimana para pemegang saham pada umumnya ingin mengetahui tingkat profitabilitas modal saham dan keuntungan yang telah mereka tanam kembali dalam bentuk laba yang ditanam. Apabila, saham perusahaan diperdagangkan di bursa saham, tinggi rendahnya ROE akan mempengaruhi tingkat permintaan saham dan harga jual saham tersebut (Kasmir, 2015:204). Jika nilai Return On Equity meningkat artinya perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar dari kepemilikan modal perusahaan pada para pemegang saham. Tetapi sebaliknya bila Return On Equity menurun artinya laba yang dihasilkan rendah.
55
CURRENT RATIO (CR) DEPT TO EQUITYRATIO (DER) NET PROFIT MARGIN (NPM)
HARGA SAHAM (HS)
PRICE EARNING RATIO (PER) RETURN ON EQUITY (ROE) Sumber : Bab 2 diolah
Gambar 1 : MODEL KONSEPTUAL PENELITIAN 2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah dugaan atau pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif atau yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan. Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di uji secara empiris. Hipotesis juga bisa didefinisikan sebagai jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan multiple linear regression method atau metode regresi linear berganda. Tujuan melakukan metode ini untuk mengetahui besarnya pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Price Earning Ratio, Return On Equity terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI.Maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian adalah:
56
Hipotesis 1: Current Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di BEI. Hipotesis2: Debt to Equity Ratioberpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di BEI. Hipotesis 3 :Net Profit Marginberpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di BEI. Hipotesis 4 : Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di BEI. Hipotesis 5: Return On Equity berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di BEI.