BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Proyeksi
Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel) untuk waktu yang akan datang seperti proyeksi ternak unggas untuk empat tahun yang akan datang.
Hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang akan datang, untuk menghindari atau mengurangi tingkatan resiko dari kesalahan, Maka diperlukan asumsi-asumsi yang dibuat oleh pihak pengambil keputusan, yang didukung oleh proyeksi tentang tingkat kemampuan populasi peternakan di masa depan secara objektif.
Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dan kenyataan sekecil mungkin. Dirumuskan :
Universitas Sumatera Utara
error = hasil ramalan – kenyataan jadi, bila errornya kecil bisa mendekati nol, maka ramalan ini dapat dikatakan ramalan yang baik.
2.1.1 Peranan Proyeksi
Jika dikaitkan dengan masalh manajemen, maka proyeksi dapat digunakan sebagai berikut : 1. Dasar evaluasi, agar realisasi hasil kerja di lapangan sesuai dengan proyeksi yang telah ditetapkan. 2. Alat pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi tersebut agar bisa diketahui seluruh kesalahan atau penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau korelasi. 3. Dasar suatu perencanaan, agar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah terjadi suatu perencanaan yang ambisius dan sulit untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan (keuangan) serta kemampuan material.
2.2 Produksi
Produktivitas peternakan akan meningkat secara tajam di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Peternakan , kebutuhan (konsumsi) telur ayam ras mencapai 252.597 kg per tahun dan telur ayam kampung 314.073 kg per tahun. Sedangkan populasi ternak Itik pada tahun 2003
Universitas Sumatera Utara
adalah sebanyak 476.060 ekor, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,34 % per tahun. Dari produksi tersebut, diperkirakan produksi telur Itik sebanyak 34 juta butir per tahun atau 2.125 ton per tahun. Produksi ternak Itik digunakan untuk memenuhi pasar lokal dan Bali, oleh sebab itu di Sumatera Utara produksi Itik tidak sebaik produksi Ayam Ras. Usaha peternakan unggas petelur masih terbuka lebar. Pasalnya, kebutuhan telur di Indonesia setiap tahun selalu meningkat, tetutama menjelang hari raya. Pengeluaran konsumsi rumah tangga juga ikut meningkat. Di tambah dengan sektor pengolahan, perdagangan, hotel, dan restoran juga ikut menyerap pasar telur di Indonesia.
2.2.1 Faktor-Faktor Produktivitas Peternakan Unggas
Harga pakan ternak unggas di Sumut mengalami kenaikan akibat tingginya harga komoditi jagung sehingga beberapa peternak unggas mengalami kerugian. Harga pakan terpaksa naik karena bahan bakunya yaitu jagung harganya tinggi. Tapi memang kondisi sekarang harga telur di pasaran jauh dari modal, sehingga memberatkan peternak unggas. Harga pakan ternak yang menembus Rp3.300/kg untuk layer dan Rp4.900 /kg ayam boiler tidak terlalu dipermasalahkan oleh peternak unggas karena kenaikan masih dalam kondisi stabil. Hanya saja dengan daya beli masyarakat yang turun, mengakibatkan harga telur di tingkat peternak , menurun yakni Rp560 perbutir atau juh dari modal yang menembusRp650 perbutirnya.
Pakan Jadi dari pabrik untuk Unggas terdiri dari Complete Feed atau biasa disebut sebagai Ransum yang juga terdiri dari : 1. Pakan Ayam Ras Petelur
Universitas Sumatera Utara
a. Petelur Starter diberikan saat usia ayam 0 – 8 minggu. b. Petelur Grower diberikan saat usia ayam 9 – 20 minggu. c. Petelur Layer diberikan saat usia ayam 21 – 75 minggu.
2. Pakan Ayam Ras Pedaging a. Broiler Starter diberikan saat usia ayam 0 – 4 minggu. b. Broiler Finisher diberikan saat usia ayam 5 – 8 minggu.
Complete Feed atau Ransum merupakan jenis Pakan yang dapat diberikan langsung (tidak perlu dicampur dengan bahan makanan lain) dalam penggunaannya. Semi Complete Feed biasa disebut Konsentrat yaitu : Pakan Unggas kemasan buatan pabrik yang dalam penggunaannya harus dicampur dengan dedak atau jagung. Pakan lainnya terdiri dari : a. Gabah b. Jagung c. Biji-bijian lainnya, meliputi sorgum, cantel dan sebagainya. d. Kacang-kacangan, meliputi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, kacang tonggak, kacang kecipir, kacang merah, kacang kopri, biji lantoro dan sebagainya. e. Umbi-umbian, meliputi ubi kayu, ubi jalar, keladi, bonggol pisang dan sebagainya. f.
Tepung olahan berasal dari bahan olahan asal hewan seperti : tepung ikan, tepung udang, tepung bekicot, tepung tulang, tepung daging, tepung kerang, tepung kulit, tepung susu dan sebagainya. Tepung lain-lain terdiri dari tepung daun, tepung jagung, tepung beras, teping terigu, dan tepung goplek.
Universitas Sumatera Utara
Adapun Pengeluaran Jenis Obat-obatan untuk menjaga kesehatan Unggas yang telah digunakan selama setahun yang lalu, termasuk yang di beli tetapi sudah dalam keadaan rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Obat-obatan yang digunakan dapat berasal dari pembelian, buatan sendiri atau dari lainnya (misal diberi pihak lain). Sediaan Biologik adalah obat hewan atau Unggas yang meliputi Vaksin, Serum dan bahan diagnostika biologik untuk hewan atau Unggas. Sediaan Premik adalah obat hewan atau Unggas yang meliputi tumbuhan Pakan ( Feed Addictire) dan pelengkap Pakan (Feed Suplement) yang masih dicampurkan pada Pakan atau minum untuk mendapatkan keenceran tertentu. Sediaan Farmasetik adalah obat hewan atau Unggas yang meliputi antara lain Vitamin, Kosmetika, Aquadest dan sebagainya. Obat-obat ternak Unggas tradisional buatan sendiri misal jamu termasuk kategori ini. Jasa peternakan meliputi jasa pelayanan kesehatan ternak, jasa pemacekan ternak, jasa penetasan ternak, dan jasa pelayanan peternakan lainnya.
2.3 Metode Analisa Data
Data akan diproyeksikan untuk beberapa tahun kedepan dengan menggunakan Metode Matematika, yaitu Metode Geometri (Prathama, Dasar-dasar Demografi, 2004) Rumus :
Universitas Sumatera Utara
log
log
log ( 1 + r )
=
=
-1
Dimana : Pn
= jumlah produksi pada tahun n
Po
= jumlah produksi pada tahun awal
r
= tingkat pertumbuhan produksi
n
= jangka waktu antara Po dan Pn
Universitas Sumatera Utara