BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Dasar Pada sub bab ini, penulis menjabarkan beberapa teori dasar sistem basis data
yang relevan dengan permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini. Teori dasar yang dijabarkan oleh penulis antara lain : 2.1.1
Pengertian Data Menurut Mallach (2000, p95), “Data is what the information system department
creates, stores, and provides”, yang diartikan bahwa data adalah apa saja yang diciptakan, disimpan dan disediakan oleh departemen informasi. Menurut Turban, Efraim (2001, p17), “Data are raw facts or elementary description of things, events, activities and transactions, that we captures, store, recorded, classified, but not organized to convey specific meaning”, yang diartikan sebagai data ialah suatu fakta atau deskripsi dasar dari sesuatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang diperoleh, disimpan, direkam, diklasifikasikan, tetapi belum memberikan arti khusus. 2.1.2
Pengertian Informasi “Information is anything that reduces uncertainty”. “The greater the reduction in
uncertainty, the more information we have” (Mallach, 2000, p94) yang berarti informasi adalah sesuatu yang telah mengurangi ketidakpastian. “Information is a collection of facts (data) organized in some manner so that they are meaningful to recipient” (Turban, 2001, p17). Diartikan bahwa informasi ialah
7
8 koleksi atau kumpulan data yang terorganisasi sehingga kumpulan data tersebut memiliki arti bagi si penerima. 2.1.3
Pengertian Database Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2002, p14), “Database is a
shared collection of logically related data, and a description of this data, designed to meet the information needs if an organization”, artinya database adalah kumpulan relasi data logical dan deskripsinya yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu perusahaan. Database ialah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara untuk memudahkan pengambilan kembali (Mcleod, 2001, p258). Pada umumnya data dalam basis data bersifat integrated dan shared (Date, 1990, p6). Maksud dari Integrated adalah basis data merupakan penggabungan beberapa file data yang berbeda, dengan membatasi pengulangan baik keseluruhan file ataupun sebagian. Pengertian Shared artinya adalah data individu dalam basis data dapat digunakan secara bersamaan antara beberapa pengguna yang berbeda. 2.1.4
Pengertian File File adalah kumpulan record yang mengandung “logically related data”
(Connolly dan Begg, 2002, p8). Data file terdiri atas bermacam data record. 2.1.5
Konsep File Based System Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2002, p7),“A collection of
application programs that perform services for the end-users such as the production of
9 reports. Each program defines and manages its own data”. Artinya adalah suatu kumpulan aplikasi program yamg menyediakan sevice bagi end-user seperti pembuatan laporan. Setiap program mendefinisikan dan mengatur datanya sendiri. Kelemahan file based system(Connolly dan Begg, 2002, p12): •
Data terpisah dan terisolasi.
•
Duplikasi Data.
•
Memakan banyak waktu.
•
Memerlukan storage yang besar.
•
Data tidak lagi konsisten.
•
Data Dependence.
•
Incompatible File Format.
•
Fixed Queries of Application Program.
2.1.6
Konsep Basis Data Menurut Mcleod (2001, p259), dua tujuan konsep basis data adalah
meminimalisasikan pengulangan data (data redundancy) dan mencapai independensi data. Pengulangan data (data redundancy) adalah duplikasi data. Artinya, data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data. Independensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi data dalam tabel dan kamus data yang terpisah secara fisik dari program. Perubahan pada struktur data hanya dilakukan sekali, yaitu dalam tabel.
10 2.1.7
Pengertian End users (Connolly dan Begg, 2002, p23), definisi end user adalah klien atau pengguna
database dimana database tersebut sudah dirancang dan diimplementasikan untuk menyediakan infromasi bagi pemakai. End user diklasifikan menjadi 2 yakni : •
Naive users Pengguna yang tidak mengerti DBMS. Mereka mengakses database melalui program aplikasi khusus. Pengguna cukup memasukkan perintah sederhana atau memilih opsi dari menu.
•
Sophisticated users Pengguna sudah mengenal struktur databas dan fasilitas DBMS. Pengguna pada tingkat ini bahkan sudah bisa memakai bahasa quey tinkat tinggi seperti SQL untuk menjalankan aplikasi.
2.1.8
Arsitektur Basis Data Ada 3 hal yang menjadi perhatian utama pada arsitektur basis data. Ketiga hal
tersebut adalah : •
External Level, cara pandang Pengguna terhadap Database Menerangkan bagaimana data yang ada direpresentasikan untuk pengguna yang berbeda. Ekternal level merupakan level pengguna individual, dimana masingmasing pengguna hanya akan berkepentingan dengan satu bagian saja. Masingmasing pandangan pengguna tersebut disebut external view, yang berisi berbagai tipe eksternal record. Jadi level ini berkaitan erat dengan pengguna, dimana dari tiap pengguna hanya memerlukan sebagian dari data yang ada dalam database. Cara
11 pandang secara eksternal hanya terbatas pada entitas, atribut, dan hubungan antar entitas yang diperlukan saja. •
Konseptual Level, cara pandang keseluruhan database (Community view of the database). Menerangkan data apa saja yang tersimpan dan relasi antar data. Konseptual level merupakan representasi informasi keseluruhan dari isi database, dimana semua pandangan
masing-masing
pengguna
digabungkan.
Pada
level
ini
tidak
dideskripsikan tentang detil penyimpanan tetapi hanya deskripsi entity saja, seperti tipe data atribut (int,char). Beberapa tujuan utama dari skema konseptual diantaranya; menggambarkan enterprise secara lengkap, bagaimana data tersebut digunakan, entity yang ada, atribut serta relationship, informasi keamanan dan integritas data. •
Internal Level, representasi secara fisik (Physical representation) dari database pada komputer. Menerangkan bagaimana data yang ada disimpan dalam database.
2.1.9
Konsep Database Management System ( DBMS ) Suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan,
membuat dan mengatur basis data dan juga menyediakan suatu kontrol akses ke database (Connolly dan Begg, 2002, p16 ). Secara umum, DBMS menyediakan fasilitas sebagai berikut : •
Memungkinkan user untuk menyisipkan, mengupdate, menghapus dan menerima data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation Language (DML).
12 •
Sebagai pusat penyimpanan data dan deskripsi data memudahkan DML untuk menciptakan fasilitas permintaan data umum, disebut juga query language.
•
Memungkinkan user untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk membedakan tipe dan struktur data, dan sebagai batasan pada data untuk disimpan dalam basis data.
•
Menyediakan kontrol akses database, seperti: Security System untuk mencegah user yang tidak berhak untuk mengakses database. Dan Integrity System untuk menjaga konsitensi data.
•
Concurrency Control System: memungkinkan akses database secara bersama-sama.
•
Recovery Control System: mengembalikan database yang rusak.
•
User Accessible Catalog: berisi deskripsi data dalam database.
2.1.10 Komponen – komponen DBMS Menurut Connolly dan Begg (2002, p18 - 20), Database Management Sistem (DBMS ) memiliki lima komponen penting yaitu: 1. Hardware ( perangkat keras ) Dalam menjalankan aplikasi dan DBMS diperlukan perangkat keras. Perangkat keras dapat berupa single personal computer, single mainframe, komputer jaringan atau server. 2. Software ( perangkat lunak ) Komponen perangkat lunak meliputi DBMS software dan program aplikasi berserta Sistem Operasi (OS), termasuk perangkat lunak tentang jaringan bila DBMS digunakan dalam jaringan seperti LAN.
13 3. Data Data mungkin merupakan komponen terpenting dari DBMS khususnya sudut pandang dari end user mengenai data. 4. Prosedur Prosedur berupa panduan dan instruksi dalam membuat desain dan menggunakan basis data. Pengguna atau staf dari sistem dalam mengelola basis data membutuhkan prosedur dalam menjalankan sistem dan mengelola basis data itu sendiri. Demikian prosedur di dalam basis data dapat berupa: login di dalam basis data, penggunaan sebagian fasilitas DBMS, cara menjalankan dan memberhentikan DBMS, membuat salinan backup database, memeriksa hardware dan software yang sedang berjalan, mengubah struktur basis data, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data pada secondary storage. 5. Manusia Komponen terakhir yaitu manusia sendiri yang terlibat dalam sistem tersebut. 2.1.11 Keuntungan dan kerugian DBMS Menurut Connolly dan Begg (2002, p 25-30) keuntungan DBMS, yaitu : •
Penggunaan Data Bersama.
•
Mengurangi Kerangkapan Data.
•
Menghindari Ketidakkonsistenan Data.
•
Integritas Data Terpelihara.
•
Keamanan Terjamin.
•
Kebutuhan User Yang Kompleks Dapat Teratasi.
•
Pelaksanaan Standarisasi.
14 •
Meningkatkan Produktivitas.
•
Layanan Back up dan Recovery Semakin Baik. Sedangkan kerugian DBMS, yaitu :
•
Rumit, karena penetapan fungsi dari DBMS yang baik, menyebabkan DBMS menjadi software yang cukup rumit. Seluruh user harus mengetahui fungsi-fungsi yang ada dengan baik, sehingga dapat memperoleh manfaatnya.
•
Ukuran, kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada menyebabkan DBMS memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan memory.
•
Biaya DBMS.
•
Biaya Tambahan Hardware.
•
Biaya Konversi.
•
Performance.
•
Higher impact of a failure.
2.1.12 Database Lifecycle Tahapan daur hidup aplikasi basis data terdiri dari: •
Database planning, merupakan aktivitas merencanakan bagaimana tahapan dari daur hidup aplikasi basisdata dapat direalisasikan secara lebih efisien dan efektif. Langkah penting yang dilakukan pada tahap ini adalah mendefinisikan tujuan dari pengerjaan proyek basisdata, serta mengidentifikasi manfaat apa yang bisa didapat sebagai hasilnya. Aktivitas perencanaan basisdata juga menentukan bagaimana data akan dikumpulkan, dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan, serta bagaimana
15 perancangan dan implementasi akan dilakukan (Connolly dan Begg, 2002, p273274). •
System definition, menentukan jangkauan beserta batasan dari aplikasi basisdata, penggunanya, dan area aplikasinya. Sebelum dilakukan perancangan basisdata, amatlah penting untuk mengidentifikasikan batasan dari sistem yang sedang ditelusuri serta bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan bagian lain dalam sistem informasi organisasi (Connolly dan Begg, 2002, p274).
•
Requirements collection and analysis, merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basisdata, serta menggunakan informasi ini guna mengidentifikasi kebutuhan dari pengguna pada sistem yang baru. Ada banyak teknik yang dapat digunakan guna mengumpulkan informasi ini, yang dikenal dengan istilah teknik fact finding (Connolly dan Begg, 2002, p276). Secara umum, terdapat lima macam teknik fact finding yang sering digunakan (Connoll dan Beggy, 2002, p305), meliputi : o Pemeriksaan dokumen-dokumen. o Wawancara. o Observasi. o Riset. o Menyebarkan kuisioner. Informasi yang sudah didapat kemudian dianalisa untuk mengidentifikasi kebutuhan pada aplikasi database. Informasi yang sudah didapat ini tidak terstruktur dan harus dikonversi ke dalam bentuk yang lebih terstruktur dengan menggunakan
16 requirements spesification techniques seperti: structure analysis and design (SAD), data flow diagram(DFD), Hierarchical input proces output(HIPO). Proses lain yang harus dilakukan pada tahap ini ialah menentukan kebutuhan user view dari aplikasi database. •
Database design, merupakan proses membangun suatu rancangan basisdata yang akan mendukung aktivitas organisasi (Connolly dan Begg, 2002, p279). Terdapat dua pendekatan utama yang digunakan dalam merancang basisdata, yakni pendekatan secara: o Bottom up, pendekatan secara bottom up dilakukan melalui analisis terhadap atribut (properti dari entity dan relationship) beserta asosiasinya. Proses normalisasi merupakan representasi pendekatan secara bottom up ini. Normalisasi mencakup pengidentifikasian atribut-atribut yang diperlukan beserta agregasi berikutnya menjadi relasi yang telah dinormalkan dengan berdasar pada ketergantungan fungsional diantara atribut-atribut. o Top down, pendekatan secara top down dilakukan dengan terlebih membangun model data tingkat tinggi guna kemudian membangun model data yang lebih sederhana. Pendekatan ini diilustrasikan melalui konsep model EntityRelationship (ER). Adapun pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah mixed strategy, yakni dengan menggunakan pendekatan secara bottom up dan top down pada beberapa bagian dari model sebelum pada akhirnya mengkombinasikan seluruh bagian. Perancangan basisdata sendiri terbagi kedalam tiga tahapan utama, yakni
17 perancangan basisdata secara konseptual, logikal, dan fisikal (Connolly dan Begg, 2002, p279-282). o Conseptual Database Desain adalah proses pembuatan model informasi yang digunakan perusahaan, terlepas dari semua pertimbangan fisikal (Connolly dan Begg, 2002, p281). Adapun langkah-langkahnya:
Bangun model data konseptual lokal untuk setiap view :
Identifikasi tipe entiti.
Identifikasi tipe relasi.
Identifikasi dan asosiasikan atribut dengan tipe entiti dan relasi.
Tentukan domain atribut.
Tentukan atribut-atribut candidate key dan primary key.
Pertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts.
Periksa model terhadap redudansi.
Validasi model konseptual lokal terhadap transaksi pengguna.
Tinjau kembali model data konseptual lokal bersama dengan pengguna.
o Logical Database Desain adalah proses pembuatan model informasi yang digunakan perusahaan berdasarkan pada spesifik model data, tapi terlepas dari fakta DBMS dan pertimbangan fisikal yang lain. (Connolly dan Begg, 2002, p281). Langkah-langkah perancangan basisdata logikal adalah sebagai berikut:
Bangun dan validasi model data logikal lokal untuk setiap view :
Hilangkan fitur-fitur yang tidak kompatibel dengan model relasional (langkah ini bersifat opsional).
Dapatkan relasi untuk model data logikal local.
18
Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi.
Validasi relasi terhadap transaksi pengguna.
Definisikan integrity constraints.
Tinjau kembali model data logikal lokal bersama dengan pengguna.
Bangun dan validasi model data logikal global
Gabungkan model data logikal lokal ke dalam model global
Validasi model data logikal global
Periksa untuk perkembangan di masa yang akan datang
Tinjau kembali model data logikal global bersama dengan pengguna
o Physical Database Desain, adalah proses penjabaran dan penerapan dari database pada tempat penyimpanan kedua. Ini menjelaskan tentang pembuatan database, organisasi file, dan index yang digunakan untuk mencapai akses efisien data dan tindakan pengamanan (Connolly dan Begg, 2002, p282),. Langkah-langkahnya adalah :
Terjemahkan model data logikal global terhadap DBMS yang telah ditentukan
Rancang relasi dasar
Rancang representasi dari data yang telah didapat
Rancang enterprise constraints
Rancang representasi fisik
Analisa transaksi
Pilih organisasi file
Pilih indeks
19
Perkirakan kebutuhan disk space
Rancang user views
Rancang mekanisme keamanan
Pertimbangkan penggunaan dari redundansi terkontrol
Lakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap sistem operasi DBMS selection (optional)
•
Melakukan pemilihan DBMS yang sesuai guna mendukung aplikasi basisdata (Connolly dan Begg, 2002, p284). Pemilihan DBMS juga bisa dilakukan dengan berdasar pada Analisis Kelayakan (Feasibility Analysis). Analisis kelayakan ini terbagi atas empat hal, yaitu: o Kelayakan Operasional (Operational Feasibility) o Kelayakan Teknis (Technical Feasibility) o Kelayakan Jadwal (Schedule Feasibility) o Kelayakan Ekonomis (Economic Feasibility)
•
Application design, merancang tampilan untuk pengguna beserta program aplikasi yang akan mengakses dan memproses basisdata. Tampilan merupakan salah satu komponen penting, karena akan menentukan keberhasilan penyampaian informasi kepada penggunanya (Connolly dan Begg, 2002, p287-288).
•
Prototyping (optional), membangun suatu model kerja dari aplikasi basisdata. Model kerja ini tidak selalu harus memiliki seluruh fitur-fitur yang dibutuhkan atau menyediakan fungsi menyeluruh dari hasil akhir sistem. Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mencoba prototype guna mengidentifikasi fitur-fitur yang telah berkerja dengan baik, ataupun
20 masih memiliki kekurangan, agar dapat dilakukan perbaikan terhadap aplikasi basisdata (Connolly dan Begg, 2002, p291). •
Implementation, membangun realisasi secara fisik dari basisdata dan rancangan aplikasinya. Implementasi dari basisdata dilakukan dengan membangun struktur dan file dari basisdata, yang juga berkaitan dengan penggunaan DBMS tertentu. Sementara program aplikasinya diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemograman yang telah ditentukan bisa third atau fourth generation languages (Connolly dan Begg, 2002, p292).
•
Data conversion and loading, pemindahan data ke dalam basisdata yang baru dan melakukan konversi terhadap aplikasi yang ada untuk digunakan pada basisdata yang baru tersebut (Connolly dan Begg, 2002, p292).
•
Testing, proses pengeksekusian program aplikasi dengan tujuan menemukan error (kesalahan). Aplikasi basisdata diuji dan divalidasi terhadap kebutuhan yang telah dispesifikasikan oleh pengguna (Connolly dna Begg, 2002, p293).
•
Operational maintenance, aplikasi basisdata diimplementasikan secara menyeluruh. Sistem diawasi dan dipelihara secara berkesinambungan. Dan jika dibutuhkan, kebutuhan-kebutuhan baru akan ditambahkan ke dalam aplikasi basisdata dengan melalui tahap-tahap terdahulu dari daur hidup (Connolly dan Begg, 2002, p293).
2.1.13 Diagram Alir Data Menurut Jeffery L.Whitten(2004,p357-366): “ Diagram aliran data (Data Flow diagram) merupakan suatu teknik untuk mengorganisasikan struktur dan aliran data melalui proses sistem dan atau logik, prosedur untuk diimplementasikan oleh proses sistem.
21 Dalam diagram alir data ini digunakan beberapa simbol •
Proses : kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari suatu aliran data yang keluar.
Simbol proses
•
Aliran data : menunjukkan aliran data yang masuk atau keluar dari suatu proses. Simbol aliran data
•
Data tersimpan (data store) : merupakan simbol dari data yang dapat berupa file data base dalam komputer, arsip catatan manual. Simbol data store
•
Eksternal entity : adalah suatu kesatuan dilingkungan luar sistem yang akan memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem. Simbol data eksternal entity
Jenis-jenis diagram aliran data:
22 •
Diagram konteks, menggambarkan semua entitas luar yang berinteraksi dengan sistem.
• Diagram nol, menggambarkan proses-proses penting yang ada dalam suatu sistem informasi. 2.2
Teori Khusus Pada sub bab ini, penulis menjabarkan beberapa teori khusus mengenai
penjualan jasa kredit yang relevan dengan permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini. Teori khusus yang dijabarkan oleh penulis antara lain : 2.2.1
Definisi Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2001, p202), penjualan kredit terjadi jika order dari
pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiataan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. Jadi menurut penulis penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu kemudian dengan cara mencicil setelah menerima barang yang dipesannya. Pembayaran cicilan biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (nasabah dan kreditur). 2.2.2
Fungsi Yang Terkait Dalam Penjualan Menurut Mulyadi (1993, p206) beberapa fungsi yang terkait dalam sistem
penjualan Adalah:
23 •
Fungsi penjualan, bertanggung jawab menerima surat order dari pelanggan, mengedit informasi-informasi yang belum lengkap pada surat order tersebut dan meminta otorisasi kredit.
•
Fungsi kredit, bertanggung jawab dalam meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
•
Fungsi Pengiriman, bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan serta menyediakan tembusan faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
•
Fungsi akuntansi, bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan dan mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, serta membuat laporan penjualan.
•
Fungsi penagihan, bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periode kepada pemegang kartu kredit.
2.2.3
Jaringan prosedur Beberapa jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan (Mulyadi, 2001,
p219) adalah sebagai berikut: •
Prosedur order penjualan, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order.
•
Prosedur
penagihan,
fungsi
penagihan
membuat
faktur
penjualan
dan
mengirimkannya kepada pembeli. •
Prosedur distribusi penjualan, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
24 •
Prosedur pencatatan piutang, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau alam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
•
Prosedur persetujuan kredit, fungsi penjualan yang meminta persetujuan penjualan kredit dari fungasi kredit di perusahaan.
•
Prosedur harga pokok penjualan, fungsi pencatatan secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode tertentu. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan (Mulyadi, 2001,
p214) meliputi: •
Surat order pengiriman dan tembusannya.
•
Faktur dan tembusannya.
•
Rekapitulasi harga pokok penjualan .
•
Bukti memorial.
2.2.4
Pengertian jasa Menurut (Philip Kottler, 1995, p59), jasa adalah kegiatan, manfaat atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Karena jasa-jasa ini merupakan hal yang tidak berwujud, sulit dipisahkan maka umumnya membutuhkan pengawasan mutu, tingkat kepercayaan tinggi dan kesesuaian. Faktor-faktor yang menetukan mutu jasa(Philip Kottler, 1995, p107): •
kompetensi
•
kredibilitas
•
kepastian
•
realiabilitas
25 2.2.5
Definisi Manajer Orang yang mengawasi kegiatan orang lain dan yang bertanggung jawab untuk
pencapaian tujuan dalam organisasi(Stephen P.Robbins, 2001, p2). Adapun fungsi manajemen yang dilakukan oleh manajer (Stephen P.Robbins, 2001, p3) ialah : •
Melakukan perencanaan.
•
Melakukan pengorganisasian.
•
Melakukan pengendalian.
•
Kepemimpinan. Selain itu seorang manajer dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang
dibuthkan dalam menjalankan fungsi manajemennya, yakni (Stephen P.Robbins, 2001, p5): •
Keterampilan teknis: keterampilan yang meliputi pengetahuan khusus.
•
Keterampilan manusiawi: kemampuan untk bekerja sama.
•
Keterampilan konsepsual: kemampuan untuk melakukan analisa dalam menghadapi masalah yang rumit.
2.2.6
Definisi Pelanggan Seseorang yang secara teratur membeli atau menggunakan produk dari toko atau
perusahaan tertentu (Adi Nugroho,2002,p 3). 2.2.7
Definisi Konsumen Seseorang yang terlibat dalam suatu kegiatan dan penggunaan produk.
Konsumen biasanya mencakup produk secara umum (Adi Nugroho,2002,p3).
26 2.2.8
Definisi Bank Bank ialah suatu lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti
kredit, tabungan, pembayaran jasa dan fungsi-fungsi keuangan lainnya (Juli Irmayanto,2002, p53). Klasifikasi Bank menurut fungsinya dapat dikategorikan menjadi 3 (Juli Irmayanto,2002, p54), yakni : •
Bank Sentral: bank pemerintah yang memegang otoritas moneter.
•
Bank Umum: bank yang menerima simpanan dana.
•
Bank Perkreditan Rakyat: bank yang hanya menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka.
2.2.9
Definisi Leasing Leasing ialah suatu perjanjian di mana lessor menyediakan barang dengan hak
penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran untuk jangka waktu tertentu (Juli Irmayanto, 2002, p149). Pelaku yang terlibat dalam leasing yakni (Juli Irmayanto, 2002, p152): •
Lessor: pihak yang memberi jasa pembiayaan dalam bentuk penyewaan barang.
•
Lessee: pihak yang membeli/menyewa barang dari lessor.
•
Supplier/Dealer: pihak yang menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran tunai oleh lessor.
•
Bank: pihak yang menyediakan dana bagi lessor atau calon lessee. Proses transaksi lesing secara umum (Juli Irmayanto, 2002, p153) meliputi 9
tahapan kegiatan yang dapat dilihat pada gambar 2.1. Proses-proses tersebut adalah : 1. Lessee menghubungi supplier atau dealer untuk penentuan jenis barang.
27 2. Lessee bernegosiasi dengan lessor. 3. Lessor mengirim letter of offer yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan. 4. Lessor dan lessee menandatangin surat kontrak. 5. Lessor mengirim order beli serta instruksi pengiriman kepada supplier/dealer. 6. Barang dikirmkan kepada lessee dan lessee menandatangi surat tanda terima. 7. Supplier menyerahkan faktur dan dokumen kepda lessor. 8. Lessor membayar secara tunai kepada supplier. 9. Lessee membayar kepada lessor secara kredit kepada lessor sesuai dengan surat kontrak dengan lessee.
Gambar 2.1 Proses leasing (Juli Irmayanto, 2002, p154) Keunggulan leasing secara ekonomi (Juli Irmayanto,2002, p157) : •
pembiayaan penuh tanpa uang muka.
•
persyaratan tidak ketat.
•
pembayaran angsuran fleksible.
•
tingkat keamana pembiayaan lebih terjamin.
28 2.2.10 Pembiayaan konsumen Pengertian konsumen menurut A.Abdulrahman ialah kredit yang diberikan kepada konsumen guna membeli barang-barang konsumen dan jasa (Juli Irmayanto, 2002, p175). Pihak yang terlibat dalam pembiayaan konsumen ini yakni (Juli Irmayanto, 2002, p176) : •
Kreditur.
•
Debitur / konsumen.
•
Supplier. Adapun dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pembiayan konsumen (Juli
Irmayanto, 2002, p177) : •
Dokumen pendahuluan: surveyor report, credit application.
•
Dokumen pokok: perjanjian pembayaran antara konsumen dan kreditur.
•
Dokumen jaminan: surat persetujuan, pengakuan hutang.
•
Dokumen kepemilikan barang: BPKB, fotocopy STNK.
•
Dokumen pemesanan dan penyerahan barang.
•
Supporting document: fotocopy KTP, slip gaji, fotocopy kartu keluarga.