8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut
dengan
bermacam-macam
istilah:
variabel
penjelas,
eksplanatorik, variabel independent, atau secara bebas, variabel
variabel (karena
seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu ). Variabel yang kedua adalah variabel yang dipengaruhi, variabel dependent, variabel terikat, atau variabel
. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak (random), namun
variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak. Istilah regresi pada mulanya bertujuan nutuk membuat perkiraan nilai satu variabel terhadap satu variabel yang lain. Pada perkembangan selanjutnya analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Jadi prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara suatu variabel tidak bebas (dependent variable) dengan variabel-variabel bebas (independent variable) lainnya memiliki sifat hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas), baik didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, maupun yang didasarkan pada penjelasan logis tertentu.
Universitas Sumatera Utara
9
2.2 Analisis Regresi Linier Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan di antara variabel-variabel. Analisis regresi linier atau regresi garis lurus digunakan untuk: 1. Menentukan hubungan fungsional antar variabel dependen dengan independen. Hubungan fungsional ini dapat disebut sebagai persamaan garis regresi yang berbentuk linier. 2. Meramalkan atau menduga nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan garis regresinya. Analisis regresi tediri dari dua bentuk yaitu: 1.
Analisis Regresi Linier Sederhana
2.
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang
bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas), sedangkan Analisis Regresi Linier Berganda adalah bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan baik, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang komplek. Jika
,
,…,
adalah variabel-variabel independen dan
adalah
Universitas Sumatera Utara
10
variabel dependen, maka terdapat hubungan fungsional antara
dan
, dimana
variasi dari X akan diiringi pula oleh variasi dari . Jika dibuat secara matematis hubungan itu dapat dijabarkan sebagai berikut: f(
,
,…,
, )
di mana: variabel dependen (tak bebas) variabel independen (bebas) variabel residu Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang lazim dilaksanakan yakni: 1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris. 2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi independen. 3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori.
2.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana digunakan untuk memperkirakan hubungan antara dua variabel di mana hanya terdapat satu variabel/peubah bebas
dan satu peubah tak
bebas . Dalam bentuk persamaan, model regresi sederhana adalah : (2.1) di mana: = variabel terikat/tak bebas (dependent)
Universitas Sumatera Utara
11
variabel bebas (independent) penduga bagi intercept ( ) penduga bagi koefisien regresi ( ) Penggunaan regresi linier sederhana didasarkan pada asumsi di antaranya sebagai berikut: 1. Model regresi harus linier dalam parameter. 2. Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (error). 3. Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan simbol (
.
4. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan 5. Tidak terjadi autokorelasi. 6. Model regresi dispesifikasi secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris. 7. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka antara variabel bebas (explanatory) tidak ada hubungan linier yang nyata.
2.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda Untuk memperkirakan nilai variabel tak bebas
, akan lebih baik apabila ikut
memperhitungkan variabel-variabel bebas lain yang mempengaruhi nilai dengan demikian dimiliki hubungan antara satu variabel tidak bebas beberapa variabel lain yang bebas
,
,
,…,
dengan
. Untuk itulah digunakan
regresi linier berganda. Dalam pembahasan mengenai regresi sederhana, simbol yang digunakan untuk variabel bebasnya adalah
. Dalam regresi berganda,
persamaan regresinya memiliki lebih dari satu variabel bebas maka perlu
Universitas Sumatera Utara
12
menambah tanda bilangan pada setiap variabel tersebut, dalam hal ini ,
,…,
.
Secara umum persamaan regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut:
di mana: = variabel terikat = konstanta = koefisien variabel ke-k, = variabel bebas ke-k, = nilai error Dalam kajian ini, digunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel bebas Y dan tiga variabel X yaitu
,
dan
Maka persamaan regresi
bergandanya adalah: (2.2) Persamaan (2.2) dapat diselesaikan dengan empat bentuk yaitu: ∑
∑
∑
∑
=
n+
∑
=
∑
+
∑
∑
=
∑
+
∑
+
∑
∑
=
∑
+
∑
+
∑
+
+ ∑
+
∑
+
∑
+
∑
+
(2.3)
Sistem persamaan (2.3) dapat disederhanakan, apabila diambil ̅ ,
=
=
– ̅ ,
=
– ̅ dan
=
–̅.
sehingga persamaan menjadi: =
+
+
(2.4)
Universitas Sumatera Utara
13
Koefisien-koefisien
,
dan
untuk persamaan (2.4) dapat dihitung dari:
∑
=
∑
∑
∑
=
∑
+
∑
∑
=
∑
+
∑
+
+
∑
+
∑ +
∑
(2.5)
2.3 Uji Keberartian Regresi Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih
dahulu
diperiksa
setidak-tidaknya
mengenai
keliniearan
dan
keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji keberartian dilakukan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya. Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah Kuadrat untuk regresi yang ditulis ditulis dengan Jika
=
dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang
. ̅ ,
̅ ,…,
=
̅ dan
=
–Y
maka secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari: =
∑
+
∑
+
∑
(2.6)
dengan derajat kebebasan = ∑( dengan derajat kebebasan
̅
(2.7) –
–
untuk sampel berukuran .
Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:
(2.8)
Universitas Sumatera Utara
14
Dengan statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang
=
dan penyebut
=
.
2.4 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis. Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya menggunakan tingkat signifikansi mulai dari
sampai dengan
. Kisaran
. Yang dimaksud dengan
tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu: alternatif).
(hipotesis nol) dan
(hipotesis
bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak
adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang diteliti
bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan
dengan keadaan sesungguhnya yang diteliti. Pembentukan suatu hipotesis memerlukan teori-teori maupun hasil penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan: 1. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diusulkan.
Universitas Sumatera Utara
15
2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed atau two tailed). 3. Penentuan nilai hitung statistik. 4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan. Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujiannya antara lain: 1.
:
=
=...=
=
Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. : Minimal satu parameter koefisien regresi
yang
Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. 2. Pilih taraf α yang diinginkan. 3. Hitung statistik 4. Nilai
dengan menggunakan rumus (2.8).
menggunakan daftar tabel =
. ≥
5. Kriteria pengujian: jika Sebaliknya Jika
dengan taraf signifikansi α yaitu
<
, maka
, maka
di tolak dan
di terima dan
di terima.
di tolak.
2.5 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan
bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai
dikatakan baik jika berada di atas
karena nilai
berkisar antara
Universitas Sumatera Utara
16
dan
. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak
dipakai untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model. Koefisien determinasi dapat dihitung dari: b1 x1i yi b2 x2i yi ... bk x ki yi
=
(Y
i
.Yi ) 2
(2.9)
sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu: = Harga
(2.10)
∑
diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing
variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variabel yang dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.
2.6 Uji Korelasi Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional, keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
Koefisien Korelasi Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur keeratansuatu hubungan antarvariabel, koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r. Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut: =
∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
(2.11)
Universitas Sumatera Utara
17
Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga variabel bebas
,
,
yaitu:
1. Koefisien korelasi antara ∑ √
∑
∑ ∑
dengan
∑ ∑
∑
(2.12) 2. Koefisien korelasi antara ∑ √
∑
∑ ∑
dengan
∑ ∑
∑
(2.13) 3. Koefisien korelasi antara ∑ √
∑
∑ ∑
dengan
∑ ∑
∑
(2.14) Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan sebagai berikut: 1. Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 2. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
18
3. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak). Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dilihat dalam bentuk Tabel (2.1). Tabel 2.1 Tingkat Keeratan Korelasi Interval Tingkat Keeratan 0,80 – 1,00
Korelasi sangat kuat atau sempurna
0,60 – 0,79
Korelasi kuat
0,40 – 0,59
Korelasi sedang
0,20 – 0,39
Korelasi rendah
0,00 – 0,19
Tidak ada korelasi atau korelasi lemah
Sumber: Sugiono (2001)
2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam regresi, perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresi. Misalkan populasi memiliki model regresi linier berganda: =
+
+
+...+
yang berdasarkan sebuah sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi berbentuk: ^
Y
Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk: :
= ,
:
0,
Universitas Sumatera Utara
19
Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran jumlah kaudrat-kuadrat ∑
dengan
antara masing-masing variabel bebas yaitu
=
,
̅ dan koefisien korelasi ganda
dengan variabel tak bebas
dalam regresi
.
Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien
sb
i
yakni:
s y2.12...k
( x ij2 )(1 Ri2 )
(2.15)
di mana: ∑
(2.16) ∑
∑( ∑
̅)
(2.17) (2.18)
Universitas Sumatera Utara