BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 STATE OF THE ART NO JUDUL/NAMA/UNIVERSITAS 1
TEORI
Pengaruh Tayangan Gossip Girl Teori Umum :
HASIL PENELITIAN Metode kuantitatif Penilaian
di Warner TV terhadap Fashion
yang
-
siswi terhadap
Komunikasi berlandaskan pada tayangan
Style Remaja. (Studi Kasus Terhadap Siswi
Teori
METODOLOGI
-
Teori
sifat
positivism, Gossip
SMA Al-Azhar 3 Jakarta)
Komunikasi digunakan
Nabila Mecadinisa
Massa
Binus University
Teori Khusus : -
-
untuk cukup
Girl baik,
pada hal
meneliti
ini
dan diksrenakan
populasi
tertentu, tayangan
Teori
sampel
Stimulasi
teknik
Gossip
Responses
pengambilan
menyajikan
Teori
sampel
Individual
secara random.
Differences
pengumpulan data mengemas
Girl
tertentu tayangan hiburan yang
menggunakan
gaya
instrument
kehidupan
penelitian, analisis remaja di kota data
bersifat Manhattan
kuantitatif/statistic yang berbeda dengan
tujuan dengan
untuk
menguji Indonesia,
hipotesis
di
yang dengan segala
telah ditetapkan.
glamour style
dan yang
ditawarkan pada tayangan Gossip
Girl
membuat tayangan
ini
menarik untuk dilihat. Hasil penelitian bahwa penilaian style remaja
putri
sudah mendapatkan respon
yang
sudah
baik,
hal
ini
dikarenakan tayangan Gossip
Girl
memberikan rekomendasi gaya berbusana. 2
Pengaruh Budaya Korean Pop Teori Umum :
Metode penelitian Hasil
Dalam Tayangan Top Kpop TV
yang
-
Teori
Komunikasi adalah penelitian yang
Terhadap Perilaku Remaja di
Binus University
dicapai
kuantitatif dengan adalah
BSD, Kencana Loka Blok F1. Villia Octariana Putri
digunakan penelitian
-
Teori
menggunakan
hubungan
Komunikasi metode
antara
Massa
program Top
Explanatory
yang Kpop
Research membuktikan Teori Khusus : Teori Uses Gratification
dengan
hubungan kausal responden and antara
variable adalah
TV
bebas dan variable program terikat.
tersebut besar pengaruhnya terhadap budaya Korean pop di kalangan remaja
di
BSD, Kencana Loka. Karena, umumnya remaja
tidak
mau melewatkan acara
yang
berhubungan dengan Kpop. 3
Strategi
Produksi
Program Teori Umum :
“TEENLICIOUS” di Global TV
• •
Teori
Hasil
Pengumpulan data penelitian ini
Komunikasi primer
untuk Meningkatkan Kualitas Program.
Teori
Metode kualitatif.
: adalah strategi
Wawancara
dan tim
produksi
Nuria Maryati
Komunikasi Observasi
dalam
Binus University
Massa
pembuatan
•
Program Magazine
Pengumpulan data sekunder : dokumen
Teori Khusus : •
Teori Produksi Program
TV,
“Teenlicious” Global website
Global TV, dan profile
program
penonton
“Teenlicious” dari
di mulai dari proses produksi, proses produksi,
pra-
Televisi Analisis SWOT
AC Nielsen.
hingga proses pasca produksi. Kemudian mengukur kualitas programnya dengan menggunakan analisis SWOT.
2.2 LANDASAN KONSEPTUAL 2.2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2004 ; p5) Komunikasi merupakan unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok . Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka atau dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Dengan bantuan dari media-media tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan pesan-pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu (Rohim, 2009 : p21).
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source, atau encoder (Cangara, 2007 : p85). Dalam komunikasi peranan komunikator adalah sebagai pelaksana yang dapat segera melaksanakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, Oleh karena itu komunikator dalam komunikasi haruslah luwes. Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukan source creadibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. 2.2.2 Komunikasi Massa Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audiens. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang merupakan produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat mendesiminasikan pesan-pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesan-pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, dimana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi (Rohim, 2009 : p22). Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi yang memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima panca indra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan
sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. (Cangara : Pengantar Ilmu Komunikasi :p123) Menurut Cangara media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. (Cangara : Pengantar Ilmu Komunikasi : p126) Menurut perkiraan industry orang dewasa saat ini menghabiskan lenih dari setengah waktu mereka dengan media saat mereka terbangun-lebih lama dari waktu tidur. Sepanjang hari rata-rata setiap orang menghabiskan waktu lebih banyak dari media daripada tanpa media. Beberapa bentuk media massa menyentuh anda setiap hari, secara-ekonomis, budaya dan sosial. Media massa dapat mempengaruhi cara anda menggunakan suara dan cara anda membelanjakan uang . Terkadang media massa mempengaruhi apa yang anda makan, bicarakan, kerjakan, pelajari dan beristirahat. (Biagi : Media/Impact : Pengantar Media Massa Edisi. 9 : p5) Media massa dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Media Cetak Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi. Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumpah kata, gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman putih dengan fungsi utama utnuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, foto, gambar dan sebagainya. (Elvinaro : Komunikasi Massa Suatu Pengantar : p99) 2. Media Elektronik Media yang menggunakan elektronik atau energy elektromekanis. Bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontrak dari emdia statis, terutama nmndia cetak.
2.2.3 Efek komunikasi massa Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat di klarifikasikan menjadi 3 kategori (Effendy, 2007 : p318 – p319) yaitu : 1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi jelas. 2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu kepada khalayak. 3. Efek konatif yaitu bersangkuitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akbiat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan efek afektif.
2.2.4 Perilaku Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olsen (1999), perilaku dapat didefinisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Dapat dikatakan bahwa perilaku merupakan suatu respon evaluative. Respon evaluative merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap yang muncul didasari proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap rangsangan dalam bentuk nilai baik dan buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, positif atau negative, yang kemudian mengkristal menjadi potensi dan reaksi terhadap suatu objek (Mar’at, 1993 : p15)
2.3 TEORI DIFUSI INOVASI Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori difusi inovasi. Esensi dari teori ini adalah menjalankan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu pada sekelompok anggota dari sistem social. Dikaji dengan penelitian dalam serial program Malam Minggu Miko adalah suatu program mulai berinovasi dalam genre yang sebelumnya belum pernah digunakan dalam serial televisi di Indonesia. Progam yang mengalami inovasi adalah Malam Minggu Miko yang ditayangkan di Kompas TV. Inovasi tersebut adalah memakai genre mockumentary. Dan Malam Minggu Miko sendiri adalah program serial drama komedi yang bersegmentasi remaja maupun dewasa muda. Model alir dua langkah yang terjadi di dalam bentuk komunikasi massa, perlahan berkembang menjadi model alir multilangkah yang sering digunakan dalam riset difusi (diffusion research), yakni penelitian proses sosial mengenai bagaimana inovasi-inovasi sosial (ide-ide, praktik-praktik, objek-objek baru) menjadi diketahui dan menyebar ke seluruh sistem sosial. Model alir dua langkah terutama berkenaan dengan bagaimana individu menerima informasi dan meneruskannya kepada yang lainnya, sedangkan proses difusi berkonsentrasi pada langkah terakhir dari adopsi atau penolakan inovasi (Teori Komunikasi Massa : Werner J. Severin, James W. Tankard Jr : 2011 : p247) Menurut Rogers, terdapat 4 proses elemen difusi inovasi, yaitu : 1. Innovation : Gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Karena dalam hal ini kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2. Channel : ’Alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber harus memperhatikan tujuan diadakannya komunikasi dan karakteristik penerima. Jika komunikasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak ramai dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat, dan efisien adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang tepat adalah saluran interpersonal..
3. Jangka Waktu : Proses keputusan inovasi. Dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu, yang terlihat dalam : a. Proses pengambilan keputusan inovasi. b. Keinovatifan seseorang : relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi. c. Kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem Sosial : Kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tikuan bersama.
Teori yang dikemukakan oleh Rogers (1995) juga memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup :
a. Atribut Inovasi (perceived atribute of innovation). b. Jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions). c. Saluran komunikasi (communication channels). d. Kondisi sistem sosial (nature of social system). e. Peran agen perubah (change agents).
f. Tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup : 1. Tahapan Munculnya Pengetahuan (knowledge)ketika seorang individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi. 2. Tahap Persuasi (persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik. 3. Tahapan Keputusan (Decision) muncul ketika seorang individu atau unit pengambilan keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi. 4. Tahapan Implementasi (Implementation) ketika seorang individu atau unit pengambilan keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi. 5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation) ketika seorang individu atau unit pengambailan keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang usdah dibuat sebelumnya.
Dikaji dalam penelitian ini teori yang juga di kemukakan oleh Rogers pada tahun 1995 adalah difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi di komunikasikan melalui saluran tertentu jangka waktu yang telah ditentukan terhadap anggota suastu sistem social. Rogers juga menentukan lima kategori pengadopsian (adopter categories) yang mengklasifikasikan individu atau unit yang membuat keputusan atau unit lain yang membuat keputusan dalam tingkat adopsi inovasinya. •
Konsekuensi (Consequence) adalah perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai akibat adopsi atau penolakan pada inovasi. Dampak inovasi pada sistem sosial mungkin tidak sempurna.
•
Agen Perubahan (change agent) adalah seorang professional yang berusaha untuk mempengaruhi keputusan adopsi dalam arah yang menurutnya menggunakan
dikehendaki. pemimpin
Sering
kali,
opini
lokal
seorang untuk
agen
perubahan
membantu
dalam
menyebarkan inovasi atau mencegah adopsi apa yang tampaknya merupakan inovasi yang berbahaya.
Kombinasi media massa dan komunikasi antarpribadi adakah cara yang paling efektif untuk menjangkau orang-orang dengan gagasan-gagasan baru dan meyakinkan mereka untuk menggunakan inovasi ini. 2.4 TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi dan terjadi jaringan pesan yang bergantung pada satu sama lain. Didalam komunikasi organisasi ada dua perspektif utama bagaimana teori ini didefinisikan. a. Perspektif Objektif : Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Fokus dari perspektif ini adalah penanganan pesan, menerima, menafsirkan dan bertindak berdasarkan informasi dalam suatu peristiwa komunikasi organisasi. b. Perspektif Subjektif : Mendefinisikan bahwa komunikasi organisasi adalah sebagai proses penciptaan makna dan interaksi diantara unit-unit organisasi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Fokusnya adalah bagaimana individu anggota organisasi saling berinteraksi dan kemudian memberi makna terhadap peristiwa komunikasi yang terjadi. Keberhasilan suatu program di tentukan oleh beberapa perencanaan komunikasi dibawah ini, yaitu : •
Pengumpulan data : Pengumpulan data base line menjadi hal yanng sangat penting dalam perencanaan komunikasi. Setiap aspek perencanaan akan mengacu pada data base line atau penelitian. Kegiatan penelitian ini akan dihasilkan data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data dari masyarakat yang langsung berhadapan dengan masalaha yang akan dihadapi. Data primer didapat dari interview, polling, ataupun focus group discussion (FGD). Sedangkan data sekunder adalah data pendukung yang bisa menjadi rujukan pelaksanaan program. Data pendukung ini bisa berupa informasi dari media cetak ataupun elektronik serta kebijakan-kebijakan yang berlaku atau berhubungan dengan
program. Isu-isu strategis juga harus menjadi perhatian dalam pengumpulan data ini. •
Perumusan objek komunikasi : Penentuan tujuan bisa dilakukan dengan memperhatikan masalah yang dihadapi dan akhirnya merumuskan bagaimana keadaan masalah tersebut setelah program dilaksanakan. Penentuan tujuan harus spesifik supaya dengan jelas dan komprehensif bisa dilaksanakan. Kemudian objective dari sebuah program haruslah terukur apalagi saat dilakukan evaluasi. Kemudian objective harus bisa dijangkau dengan sumberdaya yang ada. Objective kemudian harus realistis sesuai dengan waktu yang tersedia dan budget yang ada beserta sumber daya lain.
•
Analisis perencanaan dan pengembangan strategi : Strategi adalah cara yang disusun seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai objective yang ditentukan. Strategi ini merupakan dasar dari taktik yang akan dibuat dalam setiap keadaan di lapangan.
•
Analisis dan segmentasi khalayak : Strategi adalah cara yang disusun seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai objective yang ditentukan. Strategi ini merupakan dasar dari taktik yang akan dibuat dalam setiap keadaan di lapangan.
•
Pemilihan media : Pemilihan media sangat penting dilakukan dengan memperhatikan tiap tahap berikut ini.Pertama mendaftar media yang sudah ada. Semua media yang mungkin mendukung program komunikasi di data dan bila perlu dikelompokkan menurut keperluan program. Setelah pendataan dilakukan evaluasi, media mana saja yang sesuai dari segi waktu, jangkauan segment, biaya, dan efektifitas.
•
Mendesain dan mengembangkan pesan : Pendesainan dan pengemasan pesan harus dilakukan sesuai dengan penelitian yang dilakukan, segment dan berpanduan pada teori-teori dan keilmuan yang ada.
•
Perencanaan manajemen : Perencanaan manajemen bisa bisa perancangan struktur manajerial beserta job deskripsi masing-masing. Mekanismemekanisme perlu disiapkan dalam hal ini misal, bagaimana alur dana
berjalan. Selain itu bagaimana koordinasi dilakukan dilapangan, dan sebagainya. •
Pelaksanaan pelatihan : Pelatihan diperlukan dalam membangun kesiapan dalam pelaksanaan program. Perlu diadakan replikasi sebelum eksekusi program dilaksanakan. Selain itu juga pelatihan penguatan konsep program. Fasilitator juga butuh untuk dilatih supaya pelaksanaan berjalan lebih lancar tanpa kendala yang berarti. Selain itu penyiapan konsultan juga diperlukan untuk mengawasi berjalannya program. Lokakarya dan diseminasi juga perlu diadakan untuk menyampaikan semuanya sebelum pelaksanaan.
•
Implementasi atau pelaksanaan : Implementasi bisa dilakukakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Beberapa hal yang umum dilakukan adalah melakukan lobby-lobby, silaturahmi, dan sosialisasi. Pembentukan sistem pengontrol di lapangan juga biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber daya masyarakat sendiri. Tentunya hal ini bergantung pada lobby-lobby yang telah dilakukan tersebut.
•
Evaluasi program : Evaluasi Program dibutuhkan untuk melihat apa saja tindakan dalam program yang tepat dan mana yang tidak sehingga ke depannya bisa dilakukan program yang lebih baik. Evaluasi bisa dibagi menjadi dua yaitu evaluasi ongoing dan end review. Evaluasi ongoing dilaksanakan selama proses berlangsung dan akan menjaga fleksibilitas sebuah program. Sedangkan end review mencakup semua evaluasi dari awal sampai akhir yang akan merangkum semua evaluasi ongoing dan perbaikannya sehingga bisa dijadikan pijakan untuk pelaksanaan program berikutnya. Diakses dari http://muhammadirawansaputra.wordpress.com/tag/tahapperencanaan-komunikasi pada tanggal 15 Agustus 2014
2.5 KERANGKA PEMIKIRAN