STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1. TERMINOLOGI JUDUL Judul proyek ini adalah Stadion Sepakbola Medan. Adapun penjelasan dari judul tersebut adalah sebagai berikut: Stadion •
Stadion adalah lapangan olahraga yang dikelilingi tempat duduk.1
•
Stadion (modern) adalah tempat untuk olahraga outdoor, konser, atau acara lainnya dan terdiri dari lapangan atau panggung dan sebagian atau seluruhnya dikelilingi oleh struktur yang dirancang untuk memungkinkan penonton untuk berdiri atau duduk dan melihat acara tersebut.2
•
Stadion olahraga pada dasarnya adalah sebuah teater besar untuk menampilkan prestasi-pretasi heroik.3
•
Stadion adalah tempat tertutup yang menggabungkan ruang yang luas untuk permainan atletik dan pameran lainnya dengan kapasitas tempat duduk penonton yang besar. Nama ini berasal dari unit ukuran Yunani, stadia, yaitu jarak yang ditempuh dalam lomba lari asli Yunani (sekitar 600 kaki atau 180 meter).4
Sepak Bola •
Sepak bola adalah permainan beregu diatas lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45 menit, dan kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan.5
•
Sepak bola adalah permainan di mana dua tim dengan sebelas pemain menggunakan setiap bagian dari tubuh mereka kecuali tangan dan lengan, mencoba untuk menggiring bola ke gawang tim lawan. Hanya kiper yang diizinkan memegang bola dan hanya dapat melakukannya dalam area
1
www.kbbi.web.id en.wikipedia.org 3 STADIA: A Design and Development Guide 4 www.britannica.com 5 www.kbbi.web.id 2
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
7
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
penalti sekitar gawang. Tim yang mencetak gol lebih banyak menang.6 Medan •
Medan adalah nama dari ibukota provinsi Sumatera Utara. Jadi Stadion Sepakbola Medan dapat dirangkum menjadi “Suatu sarana
yang menyediakan tempat (lapangan) bermain/bertanding sepak bola dengan bangunan yang mengelilinginya yang memiliki tempat bagi penonton untuk melihat acara tersebut (tribun)”. 2.2. TINJAUAN UMUM Tinjauan ini akan membahas perihal seputar sepak bola dan stadion secara umum. 2.2.1. Sepak Bola Sepak bola telah memiliki perjalanan yang panjang dalam sejarah olahraga, bahkan kebudayaan manusia, dan perkembangannya sekarang ini semakin pesat karena berkembangnya sistem manajemen dan pelatihan sepak bola, dan juga teknologi yang dapat diterapkan pada perlengkapan, infrastruktur, maupun publikasi/entertainmentnya. Sejarah olahraga menyepak bola sudah lama sekali ada. Yang tercatat yaitu Woggabaliri di Australia, Harpastum di kekaisaran Romawi, dan sejak abad ke-2 dan 3 SM di Cina dengan nama Tsu Chu. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16. Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan ini. Tetapi tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika sekolah dan klub 6
www.britannica.com
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
8
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan ini. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, sepak bola modern dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia, begitu juga di wilayah nusantara oleh Belanda. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia yaitu Fédération Internationale de Football Association (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara, begitu juga Piala Dunia pertama kali dimulai di Uruguay tahun 1930. Asian Football Confederation (AFC) juga berdiri pada tahun 1954 di Manila, Filipina sebagai salah satu konfederasi regional FIFA. Permainan sepak bola di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh para penjajah/bangsa Eropa, termasuk Belanda. Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam, biasanya dilaksanakan sore hari. Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi dimana orang Belanda sering menggelar pertandingan. Khusus untuk sepak bola, serdadu di barak-barak militer sangat sering bertanding yang akhirnya membentuk bond atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, warga Belanda, Eropa, dan Indonesia juga membuat bond-bond serupa. Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng. Pada 19 April 1930, Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) dibentuk di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Disinilah perkembangan sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya PSSI dalam pimpinan Soeratin Sosrosoegondo, insinyur sipil lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan semakin ARIA LEO BIMANTARA
070406027
9
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I perserikatan/bond diadakan. Adapun lahirnya PSSI ini tidak terlepas juga dari gerakan menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih nasionalisme bagi pemuda Indonesia. Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) dari bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) dari bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) dari orang pribumi. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari di Surakarta (Solo) lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan oleh PSSI. Stadion itu diresmikan pada 1933. Dengan adanya stadion ini, kegiatan persepak bolaan pun semakin gencar. Pada tahun 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia walaupun akhirnya membawa nama Hindia Belanda (Dutch East Indies). NIVU mengajak PSSI bekerjasama yang ditandai dengan Gentlemen’s Agreement 15 Januari 1937. Persetujuan perjanjian ini berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia Belanda. Salah satu isinya juga berisi tentang tim yang dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan bentukan PSSI sebelum diberangkatkan (seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA. Memang akhirnya Hindia Belanda kalah 0-6 dari Hongaria. Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin Sosrosoegondo sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi pemain akan dipenuhi oleh orang Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian tersebut saat Kongres di Solo pada 1938. Dalam pertandingan internasional, PSSI terbukti. Pada 7 Agustus 1937, tim PSSI berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union, Semarang. Padahal Nan Hwa pernah mengalahkan Belanda dengan skor 4-0. Disini kedigdayaan tim PSSI sudah tersohor. Lebih jauh, Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Pada
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
10
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
tahun
1938
berdirilah
ISI
(Ikatan
Sport
Indonesia)
yang
kemudian
menyelenggarakan Pekan Olahraga ISI (15-22 Oktober 1938) di Solo. Nama PSSI ini kemudian berubah dalam kongres PSSI 1950 di Solo menjadi Persatoean Sepakbola Seloeroeh Indonesia. Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita, futsal, dan kompetisi kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23). Masuknya
Jepang
ke
Indonesia
menyebabkan
PSSI
pasif
dalam
berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan buatan Jepang. Tetapi Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik sehingga tidak dapat lagi mengurus kegiatan olahraga di Indonesia. Dalam situasi itu urusan olahraga diserahkan kembali kepada Indonesia terutama sejak tahun 1944 dengan terbentuknya Gerakan Latihan Olahraga Rakyat (GeLORa). Selama tahun 1942-1945 yakni selama kekuasaan Jepang di indonesia, tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat, karena Jepang terus terdesak kedudukannya sehingga dengan sendirinya perhatian Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan olahraga di Indonesia. Akhirnya PSSI baru lepas menjadi otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949). Adapun Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dibentuk tahun 1946 yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI). Keduanya telah dilebur dan menjadi KONI. Dalam mempersiapkan para atlet Indonesia untuk Olimpiade XIV di London tahun 1948, Indonesia menemui banyak kesulitan. PORI sebagai badan olahraga resmi Indonesia saat itu belum diakui dan menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC) sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam olahraga sedunia tersebut. Pengakuan
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
11
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh waktu itu menjadi penghalang besar. Paspor Indonesia saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan inilah yang menyebabkan rencana kepergian beberapa pengurus besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI tanggal 1 Mei 1948 di Solo. Konferensi itu sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. PORI ingin menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI. Dilihat dari sarana olahraga, pada saat itu kota Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam renang, pada saat itu juga termasuk fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain itu seluruh pengurus besar PORI juga berkedudukan di Solo, sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan untuk menetapkan kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8-12 September 1948 dengan mempertandingkan 12 cabang olahraga. Selain itu, PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya yang dipersempit akibat Perjanjian Renville, membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional. Lalu dalam perkembangannya, PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada kongres FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, lalu PSSI diterima pula menjadi anggota AFC tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pembentukan AFF (ASEAN Football Federation). Di kota Medan sendiri sepak bola juga sudah lama berkembang. Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya (PSMS) dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub Voetbal Bond Medan en Omstreken (VBMO) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang diyakini merupakan embrio PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran kalau logo PSMS adalah "daun" dan "bunga
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
12
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
tembakau Deli". PSMS mengalami jaman gemilang di bidang prestasi yang dibuktikan mulai tahun 1954. Pada saat itu PSMS sering diundang dan mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Gak Graz dari Austria, Kowloon Motorbus dari Hongkong, Grasshoppers dari Eropa, Star Soccerites dari Singapura, dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dipegang oleh PSMS melawan kesebelasan luar negeri, PSMS mendapat julukan “The Killer” atau algojo kesebelasan-kesebelasan luar negeri. Di tahun 1950-an di awal berdirinya, PSMS berada di puncak kejayaannya. Beberapa turnamen di dalam dan luar negeri selalu menjadi ajang meraih gelar juara. Adapun dibawah ini merupakan data-data kejuaraan PSMS dalam beberapa kompetisi hingga kini. Tabel 2.1. Hasil Kejuaraan PON: Bidang Olahraga Sepak Bola
Ke
Tahun Juara I
Juara II
Juara III
II
1951
Jawa Barat
Jakarta Raya
Jawa Timur
III
1953
Sumatera Utara
Jakarta Raya
Jawa Timur
IV
1957
Sumatera Utara
Sumatera Tengah Jawa Tengah
V
1961
Sulawesi Selatan Jawa Tengah
VI
1965
VII
1969
Sumatera Utara
Jakarta Raya
Jawa Timur
VIII 1973
Sumatera Utara
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
IX
1977
Jakarta Raya
Irian Jaya
Aceh
X
1981
Lampung
Sumatera Utara
Jawa Timur
XI
1985
Sumatera Utara
Irian Jaya
Jakarta Raya
XII
1989
Sumatera Utara
Jawa Timur
Jakarta Raya
Jakarta Raya
dibatalkan karena peristiwa G 30 S PKI
Sumber: Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992) Tabel 2.2. Hasil Kejuaraan PSSI 1951-1990
No.
Tahun Juara I
Juara II
Juara III
I
1951
Persebaya
PSM
Persija
II
1952
Persebaya
PSMS
Persib
III
1954
Persija
PSMS
Persebaya
IV
1957
PSM
PSMS
Persib
V
1959
PSM
Persib
PSIS
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
13
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
VI
1961
Persib
PSM
Persija
VII
1964
Persija
PSM
Persib
VIII
1965
PSM
Persebaya Persib
IX
1966
PSM
Persib
PSMS
X
1967
PSMS
Persib
Persebaya
XI
1969
PSMS
Persija
PSM
XII
1971
PSMS
Persija
PSM
XIII
1973
Persija
PSMS
Persebaya
XIV
1975
Persija / PSMS -
-
XV
1977
Persebaya
Persija
PSMS
XVI
1979
Persipura
PSMS
Persebaya
XVII
1981
Persiraja
-
-
XVIII 1983
PSMS
Persib
Persebaya
XIX
1985
PSMS
Persib
PSM
XX
1986
Persib
Persemen
Persija
XXI
1987
PSIS
Persebaya Persib
XXII
1988
Persebaya
Persija
Persib
Persebaya -
XXIII 1990
Persib
Sumber: Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992)
2.2.2. Stadion Prototipe awal untuk fasilitas olahraga modern dari semua jenis yang ada adalah Stadia dan Hippodromes Yunani kuno. Di sini kontes olahraga Olimpiade dan yang lainnya telah digelar kira-kira pada abad ke-8 SM pertama kalinya. Stadia – stadion Yunani (stadion lomba lari) dirancang dalam bentuk U, dengan ujung start berbentuk datar saja. Stadion-stadion ini agak bervariasi dalam panjangnya, yang di Delphi hanya di bawah 183 m dan yang di Olympia sekitar 192 m. Stadion tersebut dibangun di semua kota dimana permainan tersebut dimainkan. Beberapa, mengikuti pola teater Yunani, yang dipotong dari lereng bukit sehingga bagian kursi tepi dengan pandangan yang baik dapat terbentuk secara alami, sementara yang lain dibangun di tanah datar. Dalam kasus terakhir, daerah permainan kadang sedikit digali untuk memungkinkan tingkatan kursi yang rendah di sepanjang sisi dalam. ARIA LEO BIMANTARA
070406027
14
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Gambar 2.1. Denah, potongan, dan foto Stadia di Olympia Sumber: www.worldstadiums.com
Stadia yang dibangun diatas tanah datar dapat dijumpai di Efesus, Delphi dan Athena. Satu yang di Delphi hampir 183 m panjangnya dengan lebar 28 m, memiliki tepi kursi rendah sepanjang satu sisi dan di sekitar ujung melengkung, dan kursi penilai 'berada di titik tengah dari sisi panjangnya – seperti yang umum dijumpai di fasilitas modern. Stadia di Athena pertama kali dibangun pada tahun 331 SM, direkonstruksi pada tahun 160, dan direkonstruksi kembali pada tahun 1896 untuk Olimpiade modern pertama. Dalam bentuk ini masih dapat dilihat, menampung sampai dengan 50 ribu orang dalam 46 baris. Stadia sisi bukit dapat dijumpai di Olympia, Thebes dan Epidauros, dan kemiripannya dengan teater Yunani sangat jelas – teater yang memanjang menjadi tempat pementasan prestasi fisik yang spektakuler, dan akhirnya dari inilah ditarik hubungan langsung bentuk bangunan pertama amphitheater bertingkat Romawi dan yang akhirnya juga menjadi stadion modern.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
15
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Gambar 2.2. Foto Stadia di Delphi Sumber: en.wikipedia.org
Hippodrome adalah stadion untuk pacuan kuda dan kereta dengan ukuran sekitar 198 sampai 228 m panjangnya dan 37 m lebarnya dan juga ditata dalam bentuk U. Seperti teater Yunani, hippodrome biasanya dibuat di lereng bukit untuk membuat tingkatan tribun, dan dari inilah kemudian berkembang sirkus Romawi meskipun lebih panjang dan sempit.
Gambar 2.3. Foto Hippodrome di Aphrodisias Sumber: en.wikipedia.org
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
16
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Gambar 2.4. Foto Hippodrome di Jerash Sumber: en.wikipedia.org
Amphitheatre – adapun bangsa Romawi yang militerisme lebih tertarik pada acara publik tentang pertarungan hidup-mati daripada balap ataupun atletik, dan untuk mengakomodasi ini mereka mengembangkan bentuk amphiteater baru, yaitu arena elips yang dikelilingi di semua sisinya oleh tribun bertingkat tinggi yang memungkinkan penonton dalam jumlah besar memiliki pandangan yang jelas untuk melihat peristiwa mengerikan yang dipentaskan tersebut. Istilah 'Arena' berasal dari kata Latin, yaitu 'pasir' atau 'tanah berpasir', mengacu pada lapisan pasir yang tersebar di lapangan untuk menyerap darah yang tumpah. Bentuk keseluruhannya pada dasarnya adalah dua teater Yunani yang bergabung membentuk sebuah elips lengkap. Tetapi ukuran amphiteater ini kemudian bergantung pada tanah lereng alami untuk memberikan profil tribun yang diperlukan, sehingga orang-orang Romawi mulai membangun lereng buatan di sekitar pusat arena, pertama dari kayu (tidak ada lagi peninggalannya) dan mulai abad pertama Masehi, dibuat dari batu dan beton.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
17
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Gambar 2.5. Foto Amphitheatre di Arles Sumber: en.wikipedia.org
Contoh megah dari yang terakhir ini mungkin masih terlihat di Arles dan Nimes (batu) dan di Roma, Verona dan Pula (batu dan bentuk beton). Amphiteater di Arles, dibangun sekitar 46 SM, dapat menampung 21 ribu penonton dalam tiga lantai dan terlepas dari kerusakannya, lantai ketiga memegang tiang pendukung atap tenda yang saat ini masih digunakan tiap tahun dalam adu banteng. Amphiteater Nîmes berasal dari abad ke-2, lebih kecil tetapi dalam kondisi yang sangat baik dan juga digunakan secara teratur sebagai arena adu banteng. Amphiteater besar di Verona dibangun sekitar tahun 100, terkenal di dunia sebagai tempat pertunjukan opera. Awalnya berukuran 152 x 123 m keseluruhan, namun sangat sedikit yang tersisa dari lorong luar dan saat ini memiliki kursi sekitar 22 ribu. Arenanya berukuran 73 x 44 m.
Gambar 2.6. Foto Amphitheatre di Nimes Sumber: en.wikipedia.org
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
18
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Amphiteater Flavian di Roma atau lebih dikenal sebagai Colosseum sejak abad ke-8, adalah contoh terbesar dari jenis bangunan ini dan jarang dilampaui sebagai perpaduan rasional dari teknik, teater dan seni sampai hari ini. Konstruksinya dimulai pada tahun 70 dan selesai 12 tahun kemudian, membentuk elips raksasa 189 x 155 m dan meningkat setinggi empat lantai, menampung 48 ribu orang, suatu kapasitas yang tidak dapat dilampaui sampai abad ke-20. Penonton memiliki pandangan baik ke arena elips yang berukuran kira-kira 88 x 55 m dibatasi oleh dinding 4,6 m. Ada 80 bukaan pelengkung (arch) untuk tiga lantai yang lebih rendah (dengan kolom dan entablature melingkar yang diterapkan pada dinding luar sebagai ornamen), bukaan di lantai dasar menjadi pintu masuk ke tribun.
Gambar 2.7. Potongan dan foto Amphitheatre Colosseum di Roma Sumber: en.wikipedia.org
Seperti teater Yunani menjadi cikal bakal amphiteater Romawi, begitu juga hippodrome Yunani menjadi sirkus Romawi. Ini adalah stadion pacuan kuda berbentuk U dengan ujung datar membentuk pintu masuk dan menampung kandang kuda dan kereta. Trek mulai dan kembali dipisahkan oleh spina – tembok rendah yang dihiasi dengan ukiran dan patung. Tribun meningkat sepanjang sisi lurus dari U dan melengkung di putaran akhir, kursi yang lebih rendah terbuat dari batu dan disediakan untuk anggota kelas atas, sedangkan kursi atas terbuat dari kayu. Salah satu peninggalan yang penting adalah Circus Maximus di Roma (abad ke-4 SM). Inilah mungkin stadion terbesar yang pernah dibangun, yaitu sekitar 660 m panjangnya dan 210 m lebarnya dan semua penonton dapat duduk untuk tiga lantai sejajar trek. Di luar Roma terdapat Hippodrome Byzantium dari abad ke-2 dan Hippodrome Pessimus yang unik pada waktu itu karena terdiri dari teater Yunani ARIA LEO BIMANTARA
070406027
19
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
dan hippodrome Romawi terhubung di tengah hippodrome melalui panggung teater. Dua acara bisa dipentaskan secara terpisah di teater dan hippodrome, atau dapat digunakan dalam kombinasi untuk acara besar tunggal. Bangunan ini adalah cikal bakal yang jelas dari kompleks stadion modern multi-fungsi.
Gambar 2.8. Denah Circus Maximus
Gambar 2.9. Foto Circus Maximus di Roma Sumber: en.wikipedia.org
Setelah memasuki abad pertengahan di benua Eropa, bangunan rekreasi dan hiburan tidak begitu berkembang hingga 15 abad kedepan, begitu juga stadion. Akhirnya pada abad ke-19, stadion sebagai jenis bangunan bangkit kembali setelah revolusi industri, yaitu dikarenakan bangkitnya juga kembali tradisi Olimpiade. Untuk tujuan ini, stadion kuno dari tahun 331 SM digali kembali dan dipelajari oleh arsitek/ arkeolog Jerman bernama Ziller, dan akhirnya dibangun ulang dengan bentuk U memanjang gaya Yunani kuno, teras-teras marmernya dapat menampung 50 ribu penonton. ARIA LEO BIMANTARA
070406027
20
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Pada tahun 1908 pertandingan tersebut diadakan di London, stadion White City dibangun untuk itu oleh James Fulton. Stadion ini bersifat fungsional, dapat menampung diatas 80 ribu penonton, terbuat dari rangka baja, dan merupakan stadion modern khusus Olimpiade yang pertama. Olimpiade 1960 di Roma menandai kebiasaan baru, yaitu bukan membuat semua kegiatan terpusat pada satu lokasi, tetapi membuat rencana desentralisasi dengan stadion atletik di satu bagian kota dan fasilitas-fasilitas lainnya jauh di daerah pinggiran kota. Dengan Olimpiade yang diadakan setiap empat tahun hingga sekarang, hasilnya telah banyak stadion yang dapat kita jumpai dengan desainnya yang beragam sekarang ini. Seperti stadion di Tokyo tahun 1964 dengan desain atap tertutup yang khas dan struktur kabelnya. Stadion Olimpiade 1972 di Munich, Jerman dengan lanskap hijau yang unik dan atap membran tembus pandang yang membentang ke area lainnya seperti mengapung diatas taman itu. Seperti stadion-stadion Olimpiade diatas, stadion-stadion untuk olahraga yang spesifik pun juga berkembang seperti stadion sepak bola, rugby, american football, bisbol, tenis dan cricket. Stadion sepak bola banyak berkembang di Eropa dan Amerika Selatan karena kepopulerannya disana. Tetapi karena tradisi yang berbeda maka ini menuntun ke tipe arsitektur yang berbeda pula. Di Inggris, setiap stadion dimiliki oleh sebuah klub sepak bola dan hanya untuk digunakan oleh klub tersebut saja. Spesialisasi stadion untuk olahraga tunggal ini dan pemasukan yang terbatas telah membentuk tradisi ‘intimasi’ penonton yang membawa dua bentuk. Pertama, teras berdiri dimana penonton berdiri berdekatan bersama, hal ini tidak diterima lagi oleh klub-klub divisi atas dengan alasan keamanan dan akhirnya semua teras berdiri diganti dengan kursi. Kedua, stadion sepak bola Inggris telah lama dirancang dengan posisi penonton yang sangat dekat dengan lapangan. Hal ini menciptakan kontak penonton yang intim dengan permainan tetapi menyulitkan penggabungan lintasan atletik di sekeliling lapangan. Di negara-negara Eropa yang lain berbeda pula polanya, setiap stadion dimiliki oleh pemerintah kota dan dipakai oleh banyak klub olahraga. Klub-klub sepak bola menjalankan undian mereka sendiri, mengambil keuntungan kembali dari pertandingan tersebut. Banyak stadion dipakai oleh olahraga lainnya, ARIA LEO BIMANTARA
070406027
21
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
khususnya atletik. Karena ini stadion-stadion Eropa pada masa itu cenderung berkeuangan lebih baik daripada Inggris, serta dirancang dan dibangun agak lebih baik. Contohnya Düsseldorf, fasilitas dua fungsi ini telah mengurangi kontak penonton – pemain karena jarak yang ditimbulkan dari lintasan atletik, tetapi kurangnya
intimasi
ini
harus
dipertimbangkan
terhadap
keuntungan
dari
penggunaan komunitas yang lebih baik. Sepak bola sangat populer di Amerika Selatan, disana banyak permintaan akan stadion yang sangat besar. Yang terbesar di dunia adalah stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil yang mempunyai kapasitas normal 103 ribu penonton dengan 77 ribu mendapat kursi. Stadion ini memiliki salah satu dari versi modern pertama parit kering untuk memisahkan penonton dari lapangan. Parit ini berukuran lebar 2,1 m dan sedalam 1,5 m, agak lebih kecil dari standar umum, tetapi ini telah memulai tren pemisahan yang telah dipakai di seluruh dunia, seperti stadion Olimpiade Seoul tahun 1988. Adapun perkembangan stadion di Indonesia berawal dari kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan oleh PSSI. Hal ini menggugah Susuhunan Paku Buwono X yang kemudian mendirikan stadion Sriwedari sebagai apresiasi. Stadion itu diresmikan pada oktober 1933. Kemudian pada februari 1960 didirikanlah stadion utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai salah satu yang terbesar, termasuk untuk acara internasional. Di kota Medan sendiri, stadion Teladan dibangun pada tahun 1952-1953 (8 bulan) dalam rangka menyambut PON III september 1953. Saat itu ketika PON II 1951 di Jakarta ditutup, langsung diumumkan bahwa PON III dilangsungkan di Medan. Panitia PON selanjutnya harus memikul tugas yang amat berat, karena stadion belum ada, hanya ada stadion Kebun Bunga peninggalan Belanda. Stadion ini sama sekali tidak memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya pembukaan, penutupan, dan pertandingan sepak bola untuk menampung penonton dalam jumlah yang lebih besar. Akhirnya diputuskanlah untuk membangun stadion baru. Lokasi stadion Teladan berada diatas tanah yang cukup luas karena juga direncanakan untuk membangun sarana olahraga lainnya seperti lapangan tenis, voli, bola basket, bulu tangkis, dan lain-lain. Sayang sampai PON III berakhir, tidak satupun sarana olahraga lain dapat dibangun karena keterbatasan dana, dan tanah ARIA LEO BIMANTARA
070406027
22
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
kosong di sekitar stadion itupun digarap oleh penduduk. Dan Sumatera Utara juga tidak pernah lagi menjadi tuan rumah PON karena persyaratan sarana yang tidak pernah terlampaui lagi. 2.3. TINJAUAN PROYEK Tinjauan ini akan membahas perihal seputar lokasi dengan pertimbanganpertimbangannya dan deskripsi umum proyek. 2.3.1. Kriteria Lokasi Tapak Perancangan Adapun beberapa kriteria awal yang menjadi acuan pertimbangan lokasi tapak yang harus dipilih adalah sebagai berikut: Tabel 2.3. Kriteria Lokasi Tapak Perancangan Stadion
No.
Kriteria
Penjelasan
1 RUTRK / RTRW Poin ini harus menjadi dasar yang paling penting, karena jika
RUTRK/RTRW
sudah
mengakomodasinya
maka
kesinambungan fungsi bangunan ini kedepannya dapat dipertahankan dengan baik karena banyak hal yang mendukung bangunan tersebut di lokasi tersebut, baik dari segi fungsi bangunan sekitar yang juga mendukung atau minimal tidak merugikan, adanya utilitas dan prasarana atau
minimal
jalur
pengakomodasiannya,
ketetapan
peruntukannya, dan lain-lain. 2 Lahan
Luas dan kondisi eksistingnya. Bangunan stadion sepak bola memerlukan lahan yang cukup luas, kira-kira lebih dari 10 ha tergantung pada kelasnya (mempengaruhi kapasitas penonton dan jumlah parkirnya). Untuk proyek ini kira-kira 15-17 ha. Untuk kondisi eksistingnya diharapkan lahan tersebut berupa lahan kosong (tidak ada fungsi lain di dalamnya yang harus dipindahkan),
kontur
relatif
datar
(mengurangi
biaya
konstruksi), dimensi lahan agar dapat mengakomodasi orientasi
bangunan,
dan
lain-lain
yang
ARIA LEO BIMANTARA
berhubungan
070406027
23
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
dengan struktur nantinya (jenis tanah, daya dukung tanah, air tanah, dll). 3 Jalan / Sirkulasi
Tingkatan jalan menurut peraturan dan juga kepadatannya. Fungsi stadion dengan besarnya kapasitasnya dapat membuat bangkitan kendaraan yang besar pada jalan tersebut. Hal ini tidak dapat dihindari, tetapi jika meningkat terus menerus maka dapat menyebabkan kemacetan yang dapat merugikan baik stadion maupun fungsi disekitarnya. Adapun peraturan kota nantinya dapat mengantisipasi hal ini, yaitu seperti penetapan tingkatan jalan (arteri primer/ sekunder, kolektor primer/sekunder) yang didalamnya telah diatur lebar jalan yang direncanakan dan GSB jalan tersebut
walaupun
sekarang
karena
belum sesuai belum
dengan yang
dibutuhkan,
tetapi
ada
sudah
mengantisipasi untuk pelebaran jalan nantinya. 4 Pencapaian
Mudah diakses dari berbagai penjuru kota. Memiliki akses jalan bebas hambatan bagi penonton yang berasal dari luar kota, bandara, dan pelabuhan. Memiliki banyak trayek angkutan umum bagi penonton yang tidak membawa kendaraan pribadi.
5 Struktur Kota
Yaitu berada di daerah pinggiran dengan kepadatan yang masih rendah dan sedikit polusi (aspek kesehatan, karena harus menampung banyak orang dalam area yang terbuka). Dan
juga
merupakan
daerah
pengembangan
kota
(perdagangan, pendidikan) untuk dapat menjadi subpusat kota yang baru yang dapat mengurangi penumpukan penggerak kota di daerah pusat kota. Hal ini dapat juga dipastikan didalam RTRW kota. 6 Fungsi Sekitar
Yaitu fasilitas pelayanan olahraga lainnya, pendidikan, perdagangan/komersial,
dan
juga
kesehatan
untuk
mengantisipasi kecelakaan (penonton, pemain, kendaraan) pada saat hari pertandingan, juga sarana bagi perjalanan ARIA LEO BIMANTARA
070406027
24
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
jarak jauh seperti SPBU. 7 Utilitas
Yaitu
drainase
kota,
pedestrian,
jaringan
listrik,
telekomunikasi, dan air. Adapun drainase di dalam tapak akan dirancang nantinya, akan tetapi drainase kota harus dapat menampung limpahannya. Pedestrian diperuntukkan bagi pengunjung di sekitar lokasi atau yang berjalan kaki. Adapun
bangunan
ini
nantinya
tidak
mungkin
mengandalkan jaringan listrik/telekomunikasi yang ada di atas
tanah
(tiang)
karena
besarnya
pemakaiannya,
sekaligus untuk membersihkan view nantinya. 8 Pandangan / View
Yaitu view ke dalam dan ke luar tapak. Adapun view ke dalam akan dirancang nantinya tetapi harus memiliki lahan yang cukup, sedangkan view ke luar dapat berupa vegetasi maupun bangunan tetapi harus memiliki jarak antar bangunan dan keteraturan yang baik terhadap pengaruh psikologis pengunjung. Sumber: Hasil olah data
2.3.2. Analisa Pemilihan Lokasi Adapun dari kriteria awal diatas yang menjadi acuan pertimbangan lokasi tapak maka dapat dibuat analisa-analisa sebagai berikut: 1. RUTRK / RTRW Kota Pada Perda Kota Medan no. 13 tahun 2011, tentang RTRW Kota Medan tahun 2011-2031, pasal 14 poin 6 dicantumkan berbagai subpusat pelayanan kota Medan sebagai berikut: a. Subpusat pelayanan kota Medan Belawan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan transportasi laut, pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor, pusat pelayanan pertahanan keamanan, pusat kegiatan industri dan pusat kegiatan perikanan, ditetapkan di Kecamatan Medan Belawan, tepatnya di stasiun kereta api Pelabuhan Belawan Lama;
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
25
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
b. Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan, pusat pelayanan transportasi, dan pusat pelayanan kesehatan, ditetapkan di Kecamatan Medan Labuhan, tepatnya di persimpangan jalan Marelan Raya dan Jalan Yos Sudarso, diantara Kelurahan Pekan Labuhan dengan Kelurahan Martubung; c. Subpusat pelayanan kota Medan Marelan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok dan pusat kegiatan rekreasi serta wisata, ditetapkan di Kecamatan Medan Marelan, tepatnya dipersimpangan Jalan Marelan Raya dan Jalan Rahmad Budin di Kelurahan Terjun; d. Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pelayanan olahraga, ditetapkan di Kecamatan Medan Tembung tepatnya disekitar aksara, meliputi Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Tembung; e. Subpusat pelayanan kota Medan Area yang berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi dan pusat pelayanan transportasi, ditetapkan di Kecamatan Medan Amplas tepatnya di sekitar persimpangan terminal Amplas, Kelurahan Timbang Deli, meliputi seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Area, Medan Kota kecuali Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan Kelurahan Mesjid; f.
Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia yang berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi, pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat, dan pusat kegiatan sosial-budaya, serta pusat pelayanan pertahanan keamanan, ditetapkan di Kecamatan Medan Helvetia tepatnya di Jalan Asrama, antara rel Kereta Api dan Jalan Gaperta, meliputi seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Petisah kecuali Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip;
g. Subpusat pelayanan kota Medan Selayang yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
perdagangan/bisnis
dan
pusat
pendidikan,
ditetapkan
di
Kecamatan Medan Selayang tepatnya di sekitar simpang Pemda, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu, seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor; dan
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
26
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
h. Subpusat pelayanan kota Medan Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, pusat pelayanan transportasi (TOD), dan pusat kegiatan sosial-budaya, serta pusat pelayanan pertahanan keamanan, ditetapkan di Kecamatan Medan Timur tepatnya disekitar jembatan layang Pulo Brayan, meliputi Kecamatan Medan Deli, seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Timur kecuali Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu, seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Barat kecuali Kelurahan Kesawan dan Silalas. Dari peraturan diatas didapat bahwa daerah kota yang diijinkan untuk pengembangan pelayanan olahraga adalah daerah subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan (poin d) tepatnya di Kawasan Kompleks Olahraga Pancing di Kecamatan Medan Tembung karena hanya kawasan ini yang masih dikonservasi sebagai lahan kosong di sekitar daerah ini. Adapun subpusat pelayanan kota Medan Marelan (poin c) yang juga dijadikan pusat kegiatan rekreasi akan diperuntukkan secara khusus untuk pengembangan Theme Park dan Natural Park yang juga tercatat dalam Perda tersebut pada pasal 45 sebagai kawasan pariwisata dan pasal 54 sebagai kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Karena telah tertinggal satu pilihan lokasi maka dapat ditetapkan lokasi proyek ini adalah di Kawasan Kompleks Olahraga Pancing di jalan Willem Iskandar. 2. Lahan Adapun Kawasan Kompleks Olahraga Pancing ini berukuran sangat luas, yaitu sekitar 45,6 ha. Ada juga bangunan yang sudah berdiri diatasnya, yaitu Gedung Serba Guna Sumut dan tiga dinas provinsi (Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman, dan Dinas Perkebunan), Stadion Mini Pancing, dan Sirkuit IMI Sumut. Sehingga lahan yang tersisa adalah kira-kira 15 ha.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
27
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Jln. LPP
Stadion Mini Pancing
Sirkuit IMI Sumut Jln. Pasar 7
Dinas-Dinas Provinsi
Jln. Williem Iskandar
Gedung Serba Guna Sumut
Jln. Pasar 5 Gambar 2.10. Foto Kawasan Kompleks Olahraga Pancing Sumber: maps.google.com
3. Jalan / Sirkulasi Jalan yang berada di sekitar tapak perancangan adalah jalan Willem Iskandar sebagai jalan primer (jaringan arteri sekunder) dan jalan LPP, Pasar 5, dan jalan Pasar 7 sebagai jalan sekunder. Tingkatan jalan Willem Iskandar adalah jalan arteri sekunder (Perda 13/ 2011) sedangkan yang lain tidak diatur. Jalan arteri sekunder sendiri berfungsi untuk menghubungkan antar kawasan, serta didesain untuk kecepatan minimal 30 km/j dengan lebar jalan minimal 11 m (PP 34/2006). Adapun yang pernah direncanakan dalam peraturan yaitu lebar jalan minimal 33 m dan GSB 18 m (Perda RTRW 2009). Adapun lebar jalan yang ada sekarang ini adalah sekitar 20 m (2 x 2 lajur + bahu + pulau jalan) untuk jalan Willem Iskandar, LPP, dan Pasar 7.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
28
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
4. Pencapaian Lokasi ini mudah diakses dari berbagai penjuru kota, karena berada di jaringan arteri sekunder. Dapat diakses dari jalan lingkar kota (jalan Cemara – Pertahanan (fly-over) – Helvetia – Asrama – Gagak Hitam – Ngumban Surbakti) maupun dari pusat kota (jalan H. M. Yamin – Letda Sujono – Perintis Kemerdekaan). Memiliki akses jalan tol Belmera dari arah utara bagi penonton yang berasal dari luar kota, bandara, dan pelabuhan. Dan juga memiliki banyak trayek angkutan umum bagi penonton yang tidak membawa kendaraan pribadi (PT. Mars, KPUM, CV. Mitra Transport, PT. Povri, CV. Kobun, PT. Rahayu Medan Ceria, CV. Laju Deli Sejahtera, CV. Medan Bus, FA. Mekar Jaya). 5. Struktur Kota Lokasi ini berada di Kecamatan Medan Tembung – daerah pinggiran dan pengembangan subpusat kota, dengan tingkat polusi rendah ke menengah. Adapun kepadatan blok-blok kota di sekitar lokasi masih kecil karena didominasi oleh bangunan pendidikan. Blok-blok Kecamatan Medan Tembung yang padat adalah yang mengarah ke pusat kota. 6. Fungsi Sekitar Fungsi eksisting di sekitar lokasi adalah pelayanan olahraga dan kelembagaannya (GSG Sumut, Stadion Mini, Sirkuit, KONI Sumut, Disporasu), pendidikan (Unimed, dll), komersial, kesehatan (RS. Haji Medan), dan juga SPBU di jalan Cemara. 7. Utilitas Terdapat drainase kota di sekeliling lokasi dan pedestrian yang cukup lebar. Adapun jaringan listrik dan telekomunikasi harus mengandalkan sambungan khusus bawah tanah, karena jaringan tiang yang diatas adalah untuk memenuhi kebutuhan bangunan kecil. Jaringan ini sendiri termasuk air bersih dapat dibuktikan dengan adanya Gedung Serba Guna (GSG) Sumut yang juga merupakan bangunan besar.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
29
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
8. Pandangan / View View ke dalam akan dirancang kemudian, sedangkan view ke luar masih terhitung baik karena fungsi di sekitar didominasi oleh bangunan pendidikan yang memiliki kepadatan rendah dan vegetasi cukup banyak, tetapi ada juga dijumpai pertokoan dan hunian berderet di beberapa sisi. Tabel 2.4. Penilaian Lokasi Tapak Perancangan Stadion
No.
Kriteria
Penilaian
1 RUTRK /
Sesuai
RTRW 2 Lahan
Luas mencukupi (15 ha), kontur datar, dimensi lahan dapat mengakomodasi orientasi utara-selatan
3 Jalan /
Jaringan arteri sekunder (lebar 20 m, rencana 33 m),
Sirkulasi
kepadatan sedang – tinggi
4 Pencapaian
Baik Dapat dari pusat kota (jln. H. M. Yamin), dari ringroad (jln. Cemara), dan dari luar kota (jalan tol Belmera)
5 Struktur Kota
Baik Daerah tepi kota, daerah pengembangan subpusat kota
6 Fungsi Sekitar
Sesuai Pelayanan olahraga dan kelembagaannya, pendidikan, komersial, kesehatan, SPBU
7 Utilitas
Baik Drainase kota, pedestrian, jaringan listrik, telekomunikasi, air
8 Pandangan / View
Baik Kepadatan rendah dengan banyak vegetasi Sumber: Hasil olah data
Dari penilaian diatas tepatlah bila lokasi perencanaan proyek ini adalah di Kawasan Kompleks Olahraga Pancing, jalan Willem Iskandar, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
30
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
2.3.3. Deskripsi Umum Proyek Judul Proyek
: Stadion Sepakbola Medan
Tema
: Arsitektur High Tech
Status Proyek
: Fiktif
Fungsi
: Pelayanan Olahraga, Rekreasi
Luas Lahan
: ± 15 Ha
Pemilik
: Pemerintah
Wilayah
: Kota Medan
Kecamatan
: Medan Tembung
Lokasi Tapak
: Kawasan Kompleks Olahraga Pancing, jln. Willem Iskandar
Batas-Batas -Utara
: Sirkuit IMI Sumut, Lembaga Pendidikan Perkebunan
-Selatan : jln. Pasar 5, pertokoan -Timur
: Unimed, jln. Pasar 7
-Barat
: jln. Willem Iskandar, GSG Sumut, Disporasu
2.4. TINJAUAN FUNGSI Adapun tinjauan ini berisi penjelasan tentang semua pengguna bangunan dan kegiatan yang terjadi di dalamnya, sehingga memunculkan kebutuhan ruang dengan persyaratan-persyaratannya masing-masing. 2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Deskripsi yang dijelaskan disini dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu deskripsi kegiatan dari sisi pengguna dan dari sisi kategori fungsi. Adapun pengguna bangunan dapat dikelompokkan menjadi: penonton umum, penonton VIP, penonton VVIP, penonton penyandang cacat, pemain, pelatih dan manajemen klub, petugas/ofisial pertandingan, perwakilan asosiasi sepak bola, media, dan pengelola/servis.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
31
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Sedangkan kategori fungsi dapat dibedakan menjadi: area pintu, area permainan, area kompetisi, area publik, area VIP/VVIP, area media, area pengelola, dan parkir/transportasi. 2.4.1.1. Deskripsi Kegiatan Berdasarkan Pengguna 1. Penonton Umum Penonton umum adalah penonton yang tidak membutuhkan/memiliki pelayanan khusus untuk menonton pertandingan. datang
tiket + pemeriksaan
menonton (tribun)
pulang
parkir
sakit
parkir / transportasi
toilet
area pintu
makan/ minum
belanja
area publik
Diagram 2.1. Diagram Kegiatan Penonton Umum
2. Penonton VIP Penonton VIP adalah penonton yang memiliki pelayanan khusus untuk menonton pertandingan bahkan untuk urusan tertentu. Didalamnya sudah termasuk penonton VIP penyandang cacat. wawancara
sakit
datang resepsionis + pemeriksaan
pulang antar/ jemput
hal privat + menonton (lounge)
toilet
parkir parkir (khusus)
area umum VIP
menonton (tribun)
makan/ minum area VIP
Diagram 2.2. Diagram Kegiatan Penonton VIP
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
32
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
3. Penonton VVIP Penonton VVIP adalah penonton yang memiliki pelayanan lebih khusus untuk menonton pertandingan bahkan untuk urusan tertentu. Didalamnya sudah termasuk penonton VVIP penyandang cacat. wawancara
hal lebih privat
sakit
datang hal privat + menonton (lounge)
resepsionis + pemeriksaan
pulang antar/ jemput
toilet
parkir parkir (khusus)
area umum VVIP
menonton (tribun)
makan/ minum
lapangan
area VVIP
Diagram 2.3. Diagram Kegiatan Penonton VVIP
4. Penonton Penyandang Cacat Penonton penyandang cacat adalah penonton umum yang memiliki kebutuhan khusus untuk menonton pertandingan karena menyandang cacat. Penonton tipe ini harus memiliki pendamping selama di dalam stadion untuk melayani kebutuhannya. datang
menonton (tribun khusus)
tiket + pemeriksaan
pulang parkir
parkir (khusus)
sakit area pintu (khusus)
toilet
makan/ minum
belanja
area publik (layanan khusus)
Diagram 2.4. Diagram Kegiatan Penonton Penyandang Cacat
Selain penyandang cacat berkursi roda, ada juga penyandang cacat lainnya, yaitu tunanetra. Mereka tidak memerlukan fasilitas khusus, tetapi cukup didampingi dan ditempatkan dekat dengan komentator agar memahami pertandingan dengan baik.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
33
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
5. Pemain Pemain adalah orang dari tim/klub sepak bola yang menjadi objek utama acara pertandingan. Mereka membutuhkan fasilitas yang baik agar permainan mereka dapat menjadi maksimal. area kompetisi pemanasan
mandi /toilet
pijat
persiapan
lorong pemain
datang
bertanding
antar (darurat)
sakit
periksa doping
pulang jemput
konferensi /siaran area pintu (khusus)
tim lawan (sama)
wawancara singkat area permainan
area media
Diagram 2.5. Diagram Kegiatan Pemain Tiap Tim
6. Pelatih dan Manajemen Klub Pelatih dan manajemen klub adalah orang yang juga berasal dari tim/ klub sepak bola tersebut, bukan untuk menjadi objek utama pertandingan, tetapi untuk mendampingi tim mereka. area kompetisi toilet ruang pemain datang
pulang
antar /parkir jemput /parkir area pintu (khusus)
mendampingi tim
bekerja /pertemuan
konferensi /siaran
wawancara singkat
area media
area permainan
Diagram 2.6. Diagram Kegiatan Pelatih dan Manajemen Klub
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
34
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
7. Petugas / Ofisial Pertandingan Petugas/ofisial pertandingan adalah orang yang mengarahkan jalannya pertandingan dan memutuskan perkara-perkara sportivitasnya (wasit, hakim garis, dan asisten wasit). Mereka biasanya datang bersama dengan
perwakilan
asosiasi
sepak
bola
sebagai
yang
mewadahi
pertandingan tersebut. toilet
pengelola pertandingan
datang bekerja /persiapan
antar/ jemput
mengawasi pertandingan
pulang wawancara singkat area pintu (khusus)
area media
area kompetisi
area permainan
Diagram 2.7. Diagram Kegiatan Petugas / Ofisial Pertandingan
8. Perwakilan Asosiasi Sepak Bola Perwakilan asosiasi sepak bola adalah orang yang diutus ke pertandingan tersebut selaku yang mewadahi pertandingan tersebut. Mereka bisa memiliki banyak tugas disana, seperti mengelola pertandingan, menilai tim/ofisial, menilai sahnya pertandingan, menilai stadion/studi banding, pertemuan
persepakbolaan,
mempelajari
perkembangan
sepak
bola
kedepannya, dll. toilet datang
mengelola pertandingan antar/ jemput
pulang
memperhatikan pertandingan pertemuan /penilaian
parkir konferensi /siaran area pintu (khusus)
area kompetisi/ pengelola
area media
area permainan
Diagram 2.8. Diagram Kegiatan Perwakilan Asosiasi Sepak Bola
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
35
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
9. Media Media/pers adalah orang yang menghubungkan pertandingan tersebut dengan dunia luar dengan memakai berbagai medium. Mereka adalah reporter, wartawan, jurnalis, kameramen, fotografer, komentator (TV, radio), dengan tim mereka. Di stadion sendiri, media dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media yang bekerja di tribun dan media yang bekerja di lapangan (penyiaran TV, fotografer). area media (luar)
area media (tribun) bekerja
penyiaran (luar stadion) datang
akreditasi + pemeriksaan
pulang antar/ jemput
area permainan
memfoto
wawancara singkat lobi
siaran
wawancara VIP/VVIP
konferensi
bekerja (terpusat)
presentasi
parkir parkir (khusus)
area media
siaran/ memfoto
area umum VIP
area media
Diagram 2.9. Diagram Kegiatan Media
10. Pengelola / Servis Pengelola/servis adalah orang yang mengelola stadion dan memberi pelayanan selama pertandingan berlangsung. Adapun yang berhubungan langsung dengan pertandingan adalah pertiketan, katering, marketing, kendali media, dan pusat informasi. Dan yang tidak langsung adalah keamanan/pemadam
kebakaran,
medis,
manajemen
stadion,
M/E,
kebersihan, penyimpanan, dan pemeliharaan. Ada dua jenis pengelola, yaitu pengelola tetap dan rekan kerja. Rekan kerja biasanya ada di bagian pertiketan (lembaga keolahragaan), katering (partner), marketing (sponsor/partner), kendali media (partner media), keamanan/pemadam kebakaran, dan medis.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
36
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
area pengelola
area pintu
mengambil/ menyimpan
ambil barang datang
bekerja ke area lain
pemeriksaan pulang
bekerja (ruangan) parkir loker
parkir/ transportasi
istirahat/toilet
Diagram 2.10. Diagram Kegiatan Pengelola / Servis
2.4.1.2. Deskripsi Kegiatan Berdasarkan Kategori Fungsi Sedangkan kategori fungsi dapat dibedakan menjadi: area pintu, area permainan, area kompetisi, area publik, area VIP/VVIP, area media, area pengelola, dan parkir/transportasi. 1. Area Pintu Masuk Area pintu masuk adalah area dimana semua pihak yang terkait dapat masuk ke stadion. Semua penonton termasuk VIP/VVIP memiliki tiket. Media memiliki bukti akreditasi. Jalur yang dilewati adalah pemeriksaan – pintu (putar) – tiket/tanda pengenal.
tiket
pemeriksaan
pemeriksaan
penerima penerima penerima pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
akreditasi pemeriksaan
partner kerja
asosiasi, marketing
manajemen klub, wasit
media
pengelola / staf
penonton VVIP
penonton VIP
penonton p. cacat
penonton umum tiket
pemain, pelatih
kantor akreditasi
kantor pertiketan
penerima penerima pemeriksaan
pemeriksaan
Diagram 2.11. Diagram Area Pintu Masuk
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
37
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
2. Area Permainan Area permainan adalah area yang menjadi tujuan utama stadion (bertanding/menonton). Area ini terdiri dari tiga batas (permainan, rumput, tambahan). Semua pihak selain pemain dan wasit berada di area tambahan. fotografer
fotografer
(batas area tambahan) (batas area rumput) (batas permainan)
lapangan permainan
fotografer
tim B
fotografer
tim A
asisten tim pemain wasit medis cadangan cadangan tim A lorong servis
4 ofisial
pemain tim cadangan medis tim B
lorong pemain
lorong servis
Diagram 2.12. Diagram Area Permainan
3. Area Kompetisi Area kompetisi adalah area persiapan kedua tim pemain, pelatih, wasit, dan juga asosiasi untuk menghimbau seputar pertandingan. Adapun tim dengan klub biasanya pulang melalui area media. kantor pelatih
ruang ganti tim A
toilet
pemain pelatih wasit asosiasi
ruang pemanasan
datang tim A
area media
pemeriksaan doping
ruang medis
pulang
ruang wasit 1
lorong pemain
ruang wasit 2
datang tim B kantor pelatih
ruang ganti tim B
ruang delegasi
toilet
Diagram 2.13. Diagram Area Kompetisi
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
38
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
4. Area Publik Area publik adalah area untuk penonton umum. Adapun penyandang cacat memiliki akses khusus hingga ke tribun. Tempat informasi publik berfungsi untuk memberi pengumuman termasuk orang hilang. toilet
penonton penonton p. cacat
katering
(per sektor)
tribun tingkat 3 medis toilet
katering tribun tingkat 2
medis
area pintu p. cacat
informasi publik
toilet
area pintu
katering tribun tingkat 1
medis Diagram 2.14. Diagram Area Publik
5. Area VIP / VVIP Area VIP/ VVIP adalah area untuk penonton VIP/ VVIP dengan akses dan fasilitas khusus (terpisah dari penonton lainnya). Umumnya terletak di tribun tingkat dua dibawah tribun media. VIP VVIP servis
tribun tingkat 3 (media) ruang toilet pertemuan ruang VVIP
wawancara kantor protokol
penerima
medis
dapur ruang VIP
tribun VIP
toilet
parkir/ antar-jemput parkir/ antar-jemput
tribun VVIP
tribun tingkat 1 keamanan/supir Diagram 2.15. Diagram Area VIP / VVIP
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
39
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
6. Area Media Area media adalah area tempat media melakukan berbagai pekerjaannya. Area media tersebar di berbagai tempat seperti yang bersebelahan dengan area kompetisi (tingkat 1), wawancara VIP/ VVIP (tingkat 2), tribun media (tingkat 3), dan ada juga yang berada diluar stadion (OB Van/mobil penyiar).
area komentator studio presentasi
(luar stadion) (dalam stadion)
tribun media pusat teknikal penyiaran
area mobil penyiar
wawancara tribun VIP/ VVIP VIP/VVIP
pusat media
tribun tingkat 1
lobby meja akreditasi mixed studio konferensi kantor TV pers akreditasi zone
pemeriksaan parkir/ antar-jemput
wawancara singkat
area permainan
area kompetisi Diagram 2.16. Diagram Area Media
7. Area Pengelola Area
pengelola
adalah
berbagai
area
pusat
manajemen
(pertandingan dan stadion) dan pemeliharaan. Ada dua jenis pengelola yaitu pengelola pertandingan dan pengelola stadion. Area ini ada yang terpusat dan ada juga yang tersebar di semua sektor tribun penonton. sampah M/E pusat kendali pusat loker/toilet kantor utilitas pemeliharaan pelayanan pusat TI gudang publik/VIP CCTV
area lain
pertiketan
loker/toilet kantor pertiketan
loker/toilet kantor katering
loker/toilet kantor medis
area pintu pusat audio pusat operasi stadion kantor delegasi
pertemuan
pusat keadaan darurat
kantor partner kantor ahli staf /marketing pertandingan teknis
pusat keamanan
kantor kantor administrasi logistik
Diagram 2.17. Diagram Area Pengelola
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
40
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
8. Area Parkir / Transportasi Area
parkir/transportasi
adalah
area
parkir
dan
menunggu
transportasi umum bagi semua pengguna stadion. transportasi umum
VIP
VVIP
gerbang gerbang masuk keluar
umum
staf area pintu masuk
umum
p. cacat pengelola /staf
tim/klub /wasit
media
asosiasi /partner
gerbang gerbang masuk masuk masuk masuk masuk keluar keluar keluar keluar keluar
Diagram 2.18. Diagram Area Parkir / Transportasi
2.4.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang Pembahasan
ini
berisi
tentang
fasilitas/ruangan
yang
dibutuhkan
berdasarkan jenis kategori fungsi. Tabel 2.5. Daftar Kebutuhan Ruang Stadion Kategori I. Area Pintu Masuk
II. Area Permainan
No
Ruangan
Pemakai
1 2
Area pemeriksaan Area tiket
Semua Penonton
3
Area masuk pemain
4
Area masuk ofisial
5 1 2 3 4 5 6
Area masuk staf Lapangan Bangku pemain Bangku 4 ofisial Bangku tim medis Bangku asisten wasit cadangan Area fotografer
Pemain, klub, wasit Ofisial, partner Pengelola Pemain Pemain Ofisial Tim medis Tim wasit
7
Lorong pemain
Media Pemain, klub, wasit
Keterangan Tempat pemeriksaan bawaan Pengecekan tiket, dapat memakai pintu putar
Tempat pertandingan Untuk 23 pemain cadangan Ada 4 orang untuk tiap tim Ada 4 orang Berada di tepi lapangan diluar panel iklan komersial Penghubung dari area kompetisi ke lapangan
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
41
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
III. Area Kompetisi
IV. Area publik
V. Area VIP/ VVIP
VI. Area Media
8
Lorong servis
(yang berke pentingan) Pemain, pelatih Tim wasit Pemain Pemain
1
Ruang ganti pemain
2 3 4 5 6
Ruang ganti wasit Ruang medis Ruang pemeriksaan doping Kantor delegasi Ruang pemanasan
1
Tribun
Penonton
2
Area katering
Penonton
3 4
Toilet Ruang medis
Penonton Penonton
5
Area penjualan
Penonton
6 1 2 3
Pusat informasi Tribun VIP Tribun VVIP Area penerima
Penonton VIP VVIP VIP, VVIP
4
Ruang/Lounge VIP
VIP
5
Ruang/Lounge VVIP
VVIP
6
Ruang wawancara
VIP, VVIP
7 8 9
Ruang medis Dapur Ruang pertemuan
VIP, VVIP
10 11 1
Kantor protokol Ruang keamanan/ supir Pusat akreditasi
Pengelola Pengelola, supir V/VIP Media
2
Pusat media
Media
3
Tribun media
Media
4
Studio presentasi
Media
Ofisial Pemain
VVIP ofisial
Penghubung multi-fungsi ke lapangan Mencakup shower, toilet, r. pijat, r. pelatih dan teknikal Mencakup shower dan toilet Mencakup shower dan toilet Mencakup r. tunggu, r. periksa, shower, dan toilet Untuk perwakilan asosiasi Dapat berupa ruang besar yang dipisah partisi ringan. Untuk sepakbola berupa dua ruangan kosong berumput buatan per tim, untuk atletik berupa ruang fitness Kursi menonton pertandingan, dibagi dalam sektor-sektor per 2500-3000 kursi Untuk acara besar, bekerja sama dengan partner kerja Untuk acara besar, bekerja sama dengan partner kerja Untuk acara besar, bekerja sama dengan partner kerja Untuk mengumumkan kehilangan Kursi menonton pertandingan Kursi menonton pertandingan Untuk menerima dan memberi arahan fasilitas Tempat untuk acara VIP secara khusus, termasuk toilet Tempat untuk acara VVIP secara khusus, termasuk toilet Tempat khusus wawancara VIP/ VVIP Diperuntukkan bagi VIP/ VVIP Diperuntukkan bagi pimpinan asosiasi keolahragaan Pos penjagaan dan tempat supir menunggu, memiliki loker/toilet Mengakomodasi media dalam pembuktian kompetensinya/ terdaftar. Tempat media bekerja mengolah data dan sebagainya. Sudah mencakup bagian TI, print/ fotokopi, r. pertemuan, servis kamera, katering, loker, kantor sementara, r. medis, gudang, dll Mencakup kursi dengan/tanpa meja, area fotografer, dll Studio TV dengan pandangan ke arah lapangan
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
42
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
5
Ruang komentator
Media
6
Ruang konferensi pers
7 8
Ruang wawancara singkat Studio TV
9
Mixed zone
Media, pemain, pelatih Media, pemain Media, pemain, pelatih Media, pemain, pelatih/klub
10
Pusat teknikal penyiaran Area mobil penyiar (OB Van)
Media
1
Kantor pertiketan
2
Kantor katering
3
Kantor medis
4
Kantor pelayanan publik
Pengelola, partner Pengelola, partner Pengelola, partner Pengelola
5 6
Kantor delegasi Kantor marketing
7
Kantor partner kerja
8
Ruang staf pertandingan
Ofisial
9
Kantor ahli teknis
Ofisial
10
Kantor administrasi
Pengelola
11
Kantor logistik
Pengelola
12
Ruang pertemuan
13
Pusat audio
14
Pusat kendali media
Pengelola, ofisial, partner Pengelola, ofisial, partner Pengelola, ofisial,
11
VII. Area Pengelola
Media
Ofisial Partner, pengelola Partner
Termasuk ruang kontrol komentar untuk siaran langsung, ada juga komentator yang duduk di tribun (bukan siaran langsung) Mencakup kursi narasumber, pers, penerjemah, dan tempat kamera. Untuk mewawancarai pemain/ pelatih seusai pertandingan Untuk siaran secara eksklusif bagi pemain/pelatih, dekat dengan ruang ganti pemain Area terakhir pemain/pelatih akan pergi dari stadion, disini media dapat merekam/mewawancarai mereka untuk terakhir kali. Mencakup kantor teknikal, administrasi, dan produksi Area yang dapat menampung kendaraan dengan utilitas siaran, harus dekat ke stadion untuk koneksi perkabelan Untuk mengelola pertiketan, memiliki loker/toilet Untuk mengelola semua katering, memiliki loker/toilet Untuk mengelola urusan medis, memiliki loker/toilet Untuk mengelola pelayanan publik seperti kebersihan, memiliki loker/toilet dan gudang Untuk delegasi asosiasi olahraga Untuk mengelola periklanan Untuk tempat bekerja dan istirahat setiap partner kerja Ruang kantor dan persiapan staf pertandingan seperti pemegang bola/bendera, maskot, dll Kantor ahli teknis asosiasi olahraga untuk penilaian dan studi pertandingan/stadion Kantor urusan manajemen dari pihak pengelola stadion Kantor urusan bagi pengadaan logistik stadion, terutama untuk acara besar, memiliki gudang Untuk pertemuan pengelola
Pusat kendali sistem suara, baik untuk acara, pengumuman, maupun darurat Pusat kendali semua aspek media di stadion, seperti kamera
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
43
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
VIII. Parkir/ Transportasi
partner Pengelola, partner Pengelola, partner
15
Pusat keamanan
16
Pusat keadaan darurat
17 18
Ruang CCTV Pusat TI
Pengelola Pengelola, ofisial, partner
19
Pusat kendali utilitas
Pengelola
20
Ruang M/E
Pengelola
21
Pusat pemeliharaan
Pengelola
Gerbang masuk/ keluar Parkir Area antar-jemput Area transportasi umum
Semua
1 2 3 4
Semua Semua Semua
tetap, layar besar, lampu, dll Pusat pengaturan staf keamanan, memiliki loker/toilet Pusat pengaturan staf pemadam kebakaran dan evakuasi, memiliki loker/toilet Ruang pemonitoran keamanan Pusat utilitas teknologi informasi (telepon, internet/wi-fi) mencakup r. penerima, kantor, r. pertemuan, dan gudang Pusat kendali kelistrikan, air, alarm/evakuasi, kebakaran, listrik darurat, dan air limbah Ruang utilitas listrik, air bersih, pemadam kebakaran, generator, dan instalasi air limbah/sampah Untuk pemeliharaan stadion, lapangan, lampu, dll. Mencakup kantor, loker/toilet, dan gudang Pemeriksaan dan pengarahan area parkir sesuai tiket/sektor
Tempat menunggu angkutan umum. Dapat berupa stasiun kecil (bus/kereta api) bila ada
Sumber: Hasil olah data
2.5. STUDI BANDING FUNGSI SEJENIS 2.5.1. Stadion Wembley (Inggris) Stadion Wembley (2007) adalah sebuah stadion sepak bola yang terletak di Wembley Park, London, Inggris. Stadion ini berkapasitas 90.000 kursi dan merupakan stadion terbesar kedua di Eropa. Stadion ini juga dijadikan tempat wisata kota dengan dilalui oleh berbagai transportasi umum, inilah yang membuat stadion Wembley tidak sulit diakses bahkan hampir tidak membutuhkan area parkir. Stadion ini dirancang oleh Foster and Partners dan Populous (HOK Sport), dengan insinyur Mott Stadium Consortium. Dapat dilihat baja pelengkung (arch) berdiameter 7 m setinggi 133 m seberat 1750 ton yang sangat terkenal di bagian atap. Dengan bentang 315 meter, baja pelengkung ini adalah struktur atap dengan bentangan tunggal terpanjang di dunia. Pelengkung ini mendukung semua berat atap sisi utara dan mendukung 60% berat atap sisi selatan yang bisa dibuka. Atapnya memiliki luas 40.000 m2 dimana 13.722 m2 dapat berpindah (ke arah timur, ARIA LEO BIMANTARA
070406027
44
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
barat, dan selatan) untuk menghindari pembayangan dimana rumput memerlukan sinar matahari langsung untuk tumbuh baik. Atapnya sendiri berada 52 m di atas lapangan. Stadion ini juga dapat diadaptasi sebagai stadion atletik dengan mendirikan sebuah platform sementara di atas tribun terendahnya, namun akan menurunkan kapasitasnya menjadi sekitar 60.000. Beberapa fakta yang dapat dijumpai yaitu: stadion ini memiliki 2.618 toilet, lebih dari tempat lainnya di dunia, memiliki keliling 1 km, bervolume 1.139.100 m3, agak lebih kecil dari Stadion Millennium di Cardiff, tetapi berkapasitas lebih besar, 4.000 tiang pancang membentuk pondasinya dengan yang terdalam adalah 35 m, memakai 90.000 m3 beton dan 23.000 ton baja, panjang total eskalator adalah 400 m, ukuran lapangannya adalah 105 m x 69 m, yaitu persyaratan stadion UEFA kategori 4 (paling tinggi).
Gambar 2.11. Foto Stadion Wembley Sumber: www.wembleystadium.com
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
45
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
2.5.2. Stadion Emirates (Inggris) Stadion Emirates (2006) merupakan stadion sepak bola yang terletak di London utara, Inggris. Stadion ini merupakan stadion sepak bola terbesar keempat di Inggris setelah Stadion Wembley, Old Trafford, dan Stadion Millennium. Stadion ini memiliki kapasitas 60.355 kursi. Sebelumnya stadion ini bernama Ashburton Grove, tetapi berubah karena tim Arsenal bersepakat dengan penerbangan Emirates untuk mensponsori Arsenal selama 15 tahun. Stadion ini dirancang oleh Populous (HOK Sport), dengan insinyur Buro Happold. Stadion ini bertingkat tribun tiga dengan atap polikarbonat tembus cahaya di atas tribun. Bagian bawahnya dilapisi dengan panel logam dan atapnya didukung oleh empat rangka batang segitiga dari pipa baja las. Dua rangka membentang 200 m pada arah utara-selatan. Rangka tersebut didukung oleh core beton, delapan diantaranya disambungkan dengan tripod baja. Tiap core tersebut berisi empat tangga, lift, serta akses servis. Fasad yang mengkilap atau berongga diantara core tersebut memungkinkan pengunjung di podium untuk melihat ke dalam stadion. Kaca dan konstruksi bajanya bertujuan untuk memberi kesan berkilau di siang hari dan bersinar di malam hari. Tribun atas dan bawah (24.425 / 26.646 kursi) menjadi fitur kursi standar stadion. Stadion ini memiliki dua lantai bawah tanah untuk fasilitas dukungan seperti katering komersial, ruang ganti, pusat media, dan pusat edukasi. Tribun tengah utama dikenal sebagai "Club level". Disini terdapat ruang kotak direktur dan juga 7.139 kursi yang bisa saja telah dipesan sampai empat tahun. Tepat di atas Club level ini terdapat lingkaran kecil yang terdiri dari 150 ruang kotak dengan 10, 12, dan 15 kursi. Jumlah penonton pada tingkat ini adalah 2.222. Trubun atas dibuat berkontur untuk memberi ruang terbuka di sudut-sudut tanah dan atapnya juga miring ke dalam dengan tujuan memberikan aliran udara dan sinar matahari yang cukup ke lapangan. Stadion ini juga membuat ilusi dimana penonton tribun atas pada satu sisi tidak dapat melihat yang di seberang. Di stadion ini juga pertama kalinya dipakai layar HDTV, yaitu di sudut barat laut dan tenggara, tergantung di atap.
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
46
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
Lapangannya berukuran 105 m x 68 m dan area rumputnya adalah 113 m x 76 m, dengan orientasi utara-selatan, dengan lorong pemain berada di bawah tanah di sisi barat di bawah kamera TV utama. Taman publiknya berada di podium diatas level dasar, memisahkan area pedestrian dari lalu lintas di bawahnya. Podium dibuat sedemikian sehingga pelataran masuk stadion berada di area jalan. Ada juga struktur yang dibuat sebagai akses ke stadion, yaitu dua jembatan untuk kereta api dan satu untuk akses kendaraan darurat.
Gambar 2.12. Foto Stadion Emirates Sumber: en.wikipedia.org, www.designbuild-network.com
2.5.3. Stadion Moses Mabhida (Afrika Selatan) Stadion ini dibangun di kota Durban (2006-2009), Afrika. Stadion ini berkapasitas 70.000 kursi untuk sepak bola dan dapat diatur hingga 80.000 untuk acara seperti Olimpiade. Dimensi stadion ini adalah 320 m x 280 m x 45 m. Stadion ini juga memiliki pelengkung (arch) seperti stadion Wembley dengan panjang 350 m dan tinggi 105 m yang memegang atap stadion. Pelengkung tersebut terbuat dari kotak baja berongga 5 x 5m seberat 2.600 ton. Sebuah kereta ARIA LEO BIMANTARA
070406027
47
Universitas Sumatera Utara
STADION SEPAKBOLA MEDAN
Arsitektur High Tech
funikular digerakkan dapat membawa pengunjung dari sisi utara stadion ke puncak pelengkung untuk melihat pemandangan. Atapnya berukuran 46.000 m2, terbuat dari membran fibreglass berlapis teflon yang akan menghasilkan cahaya berpendar ketika lampu stadion menyala. Atap ini terhubung ke pelengkung dengan kabel baja 95 mm dan menutupi 88% tribun. 1750 kolom dan 216 balok menjadi struktur utama. Lebih dari 100 kolom mengelilingi stadion. Ketinggian kolom bervariasi dan yang tertinggi adalah 46 m. 550 sirip aluminium akan mengisi antar kolom utama. Lembaran logam berlubang akan ditempatkan di antara sirip aluminium.
Gambar 2.13. Foto Stadion Moses Mabhida Sumber: en.wikipedia.org
ARIA LEO BIMANTARA
070406027
48
Universitas Sumatera Utara