4 BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Data dan Literatur Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data PPKA Bodogol ada
beberapa macam yaitu : Metode literatur : metode pengumpulan data melalui media-media kepustakaan seperti artikel, brosur atau flyer, artikel yang dapat diperoleh melalui internet, dan melalui buku manual program kegiatan PPKA Bodogol. Metode interview : data seputar kegiatan dan lokasi PPKA Bodogol didapatkan dengan interview langsung kepada kepala Badan Pengelola Harian (BPH) yaitu Bapak Ridwan dan kepada kepala operasional jagawana, Bapak Pepen. Metode survey lapangan atau observasi langsung : data didapatkan dengan langsung melihat lokasi dan kegiatannya, dalam hal ini adalah lokasi PPKA Bodogol. Serta survey ke Kebun Raya Cibodas (KRC) guna mendapat data-data pendukung.
2.2
Data Penyelenggara
Gambar 2.2
5 Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol Jl. Raya Sukabumi-Bogor KM. 18 Cisempur Caringin Bogor Telp/Fax 0251-224742 PPKA Bodogol atau yang dikenal dengan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol adalah sebuah lembaga konservasi alam di daerah Lido Sukabumi dan masih merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango atau TNGGP. Lokasi PPKA Bodogol terletak masuk kedalam wilayah lido sekitar 6 KM dari jalan raya, mempunyai luas area sebesar 15000 meter persegi dan berada diketinggian 800 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara yang sejuk dan berlokasi di lereng sebelah barat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. PPKA Bodogol dibentuk pada tahun 1997 dan baru diresmikan tahun 1998 oleh menteri perhutanan saat itu yaitu Bapak Muslimin Nasution. Pembentukan PPKA Bodogol sendiri dicetuskan oleh 3 buah lembaga yaitu Conservation International (CI), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), dan Yayasan Alam Mitra Indonesia. Ketiga lembaga ini bersepakat membentuk Konsorsium Pendidikan Konservasi Alam Bodogol sebagai lembaga pengelola kawasan PPKAB.
Fungsi utama PPKA Bodogol sesungguhnya adalah sebagai kawasan
perlindungan atau biasa dikenal dengan nama konservasi untuk melindungi flora dan fauna yang ada di pulau jawa. Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use) – oleh Theodore Roosevelt (1902) yang mengungkapkan teori konservasi pertama kalinya. Konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari
6 segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang - Rijksen (1981) Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan hutan konservasi dibagi seperti berikut : 1. Kawasan hutan suaka alam yang dibagi lagi menjadi 2 macam yaitu : -
Kawasan cagar alam
-
Kawasan suaka margasatwa
2. Kawasan hutan pelestarian alam yang dibagi menjadi 3 macam yaitu : -
Kawasan taman nasional
-
Kawasan taman wisata alam
-
Kawasan taman hutan raya
3. Taman buru. PPKA Bodogol termasuk dalam kawasan taman nasional karena mempunyai sistem zonasi dengan ekosistem hutan dan satwa yang masih alami serta dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan wisata alam. selain itu PPKA Bodogol memang masih merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Adapun hewan-hewan yang dilindungi dikawasan PPKA Bodogol adalah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata),Macan Tutul (Panthera pardus) dan berbagai jenis spesies lainnya seperti Lutung Hitam, Kukang Jawa, Kancil, Musang Leher Kuning, Binturong dan beberapa
7 spesies hewan yang umum dijumpai di beberapa tempat konservasi lainnya. hewan yang menjadi maskot di kawasan PPKA Bodogol ini adalah Owa Jawa (Hylobates moloch), dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) sedangkan jenis-jenis flora yang terdapat di PPKA Bodogol beberapa contohnya adalah Pohon Mahogany, Pinus, Rotan, dan beberapa jenis tanaman anggrek dan karena PPKA Bodogol adalah daerah konservasi hutan heterogen, maka jenis floranya mencapai lebih dari 500 jenis tanaman. Untuk saat ini Fasilitas yang tersedia didalam lokasi PPKA Bodogol adalah 2 asrama @ kapasitas 18 orang, 1 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar, 1 unit stasiun penelitian berbentuk rumah panggung, 2 gazebo, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 ruang BPH, information center dan pos jagawana. Program Childern Learn by Nature adalah salah satu program yang diadakan oleh pihak Badan Penyelenggara Harian (BPH) di PPKA Bodogol. Program Childern Learn by Nature ini khusus diperuntukan bagi siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 3 sampai siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama. biasanya sebelum melakukan kegiatan outdoor ke lokasi PPKA Bodogol, pihak BPH mengadakan kunjungan terlebih dahulu dan menayangkan slide show singkat serta sedikit pengantar pada siswa-siwi sekolah yang dituju. Ada jeda sekitar 3 bulan sebelum berangkat ke lokasi PPKA Bodogol. Adapun kegiatan outdoor yang dilakukan di PPKA Bodogol hampir sama pada setiap tingkatan sekolah hanya porsinya dibedakan. Kegiatan-kegiatan yang diadakan di lokasi PPKA Bodogol antara lain kegiatan mengenal hutan hujan tropis, flora dan faunanya lewat diskusi bersama para penjaga hutan. Kegiatan outbond mengenal vegetasi hutan hujan tropis melalui perjalanan ke air terjun cikaweuni dan jembatan canopy trail. Melihat satwa liar di stasiun penelitian PPKA Bodogol. Juga disertakan beberapa game yang menarik bertemakan hutan heterogen.
8 Program Children Learn by Nature di PPKA Bodogol adalah program yang sudah masuk dalam program tahunan dimana diadakan minimal 4 kali dalam setahun yang target utamanya adalah anak-anak Sekolah Dasar hingga Menengah Pertama. Ada dua jenis program pendidikan dan pengenalan alam di PPKA Bodogol yaitu program yang dikhususkan bagi para siswa-siswi sekolah dan program yang ditujukan untuk masyarakat umum termasuk didalamnya mahasiswa perguruan tinggi.
2.3
Data Sponsor
2.3.1 Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama. Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun 1995. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango juga merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam pembentukan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol.
2.3.2 Yayasan ALAMI atau dikenal dengan yayasan Alam Mitra Indonesia. Yayasan ALAMI bergerak di bidang pendidikan konservasi dan penelitian serta manajemen sumber daya alam. Didirikan di Jakarta pada 19 September 1994 oleh sekelompok alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta. Program-program utama adalah pendidikan konservasi di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol
9 (PPKAB) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat dan Program Kampanye Pelestarian Penyu di Jawa Barat, Indonesia. yayasan ALAMI berkantor di JI. Tebet Timur Dalam ID No. 46-Jakarta12820
2.3.3 Conservation International Indonesia atau biasa disingkat CII merupakan bagian dari Conservation International yang berkantor pusat di Washington. CI Indonesia diresmikan pada tahun 1998 dan berkantor pusat di Jalan Pejaten Barat No. 16 A, Jakarta 12550. CI Indonesia
mempunyai visi dunia sebagai tempat dimana
kebutuhan dan keinginan setiap manusia dapat selalu berjalan seimbang dengan kekayaan dan keanekaragaman hidup di bumi. Dan misi melestarikan keanekaragaman hayati di muka bumi sebagai warisan alam dan menunjukkan bahwa manusia dapat hidup secara harmonis dengan alam..
2.4
Visi dan Misi Visi : Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol sebagai sarana untuk menyebarluaskan pengenalan tentang konservasi hutan hujan tropis kepada masyarakat luas Misi : Pendidikan dan pengenalan lingkungan hutan hujan tropis kepada masyarakat luas terutama generasi muda.
2.5
Kompetitor
2.5.1 Taman Safari Indonesia Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga yang berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas.Taman ini terletak di
10 dua lokasi. Taman Safari Indonesia I berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Sedangkan Taman Safari Indonesia II terletak di lereng Gunung Arjuna, Prigen, Jawa Timur. Taman Safari Indonesia I dibangun pada tahun 1980 pada sebuah perkebunan teh yang sudah tidak produktif. Taman ini menjadi penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Taman ini terletak pada ketinggian 900-1800 m diatas permukaan laut, serta mempunyai suhu rata-rata 16 - 24 derajat Celsius. Taman ini telah ditetapkan sebagai Obyek Wisata Nasional oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu. Lebih jauh, taman ini juga telah diresmikan menjadi Pusat Penangkaran Satwa Langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada masa itu, pada tanggal 16 Maret 1990. Taman Safari memiliki koleksi satwa dari hampir seluruh penjuru dunia dan juga satwa lokal, seperti Komodo, Bison, Beruang Hitam Madu, Harimau Putih, Gajah, Anoa dan lain sebagainya. Status penguasaan tanah di bawah wewenang Yayasan Taman Safari yang juga merupakan pemilik dan pengelola obyek wisata. Fasilitas yang terdapat di Taman Safari Indonesia yaitu bus safari, danau buatan, sepeda air, kano, kolam renang dengan seluncur ombak, kereta api mini yang melintasi perkampungan ala Afrika, taman burung, babby zoo, kincir raksasa, gajah tunggang, kuda tunggang, komedi putar, pentas sirkus, area gocart, children's play ground, bom bom car, rumah setan, kesenian tradisional dan sulap di panggung terbuka Balai Ruyung Safari.
11 2.5.2 Taman Nasional Gunung Halimun Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) terletak lebih kurang 100 KM arah Barat Daya Jakarta. Secara administratif wilayah itu termasuk dalam Kabupaten Bogor, Lebak dan Sukabumi. Luas taman nasional ini mencapai 40.000 hektar dan terbentang di ketinggian antara 500 hingga 2000 meter di atas permukaan laut. Dari kawasan taman nasional ini mengalir beberapa sungai yang tak pernah kering memenuhi kebutuhan air bagi wilayah di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut antara lain Ciberang, Ciujung, Cidurian, Cisadane dan Cimandur. Karena tempatnya masih berupa hutan perawan dan berada di ketinggian dengan kemiringan sampai 45 derajat, maka dapat ditemui beberapa air terjun yang sangat eksotik yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Salah satu tempat yang lazim dikunjungi adalah stasiun penelitian Cikaniki yang terletak di bagian Barat taman ini. Sekitar 200 meter di sebelah Utara stasiun penelitian ini terdapat sebuah menara penelitian, atau tepatnya jembatan yang diberi nama Canopy Walk. Bangunan ini menggunakan empat pohon besar sebagai penyangga empat jembatan yang panjangnya 100 meter dengan ketinggian 25 meter dari permukaan tanah.
2.5.2
Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu.
12 Kebun raya Bogor yang berada tepat di jantung kota Bogor ini tadinya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 14741513) dari Kerajaan Pajajaran, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Sekarang ini Kebun Raya Bogor menjadi kebun botani tropis yang terkenal di dunia di samping berfungsi sebagai kebun riset tanaman tropis, juga merupakan kebun rekreasi yang cukup menyenangkan.
2.6
Manfaat Yang Diperoleh Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan berkunjung ke Pusat Pendidikan
Konservasi Alam Bodogol diantaranya adalah kita bisa lebih mengenal jenis-jenis tumbuhan yang bermanfaat seperti buah rotan yang dapat dimakan saat keadaan terdesak atau daun-daunan yang bisa dijadikan obat. Selain itu kita dapat menyaksikan hewanhewan liar yang terkadang melintas. Untuk juru kamera atau fotografer, birdwatching adalah kegiatan yang mengasyikan karena bisa menambah skill fotografinya sekaligus mengenal jenis-jenis hewan liar yang masih tersisa di pulau jawa ini. Manfaat lainnya adalah untuk rekreasi beristirahat sejenak meninggalkan aktifitas dan melepaskan kejenuhan. Lingkungan hutan yang masih asli dan alami dan tenang bisa menjadi obat stress yang baik bagi mereka yang tertekan oleh sibuknya kehidupan dikota dan mencari tempat yang sangat tenang untuk menyegarkan diri.
13 Bagi anak-anak yang mengikuti program kegiatan di PPKA Bodogol, mereka bisa memetik manfaat yang cukup banyak. Selain penyuluhan, juga ada kegiatan mengenal tumbuh-tumbuhan dan hewan selain itu mereka juga akan diajarkan manfaat dan pentingnya peranan hutan hujan tropis bagi manusia. Permainan-permainan yang akan membina hubungan sosial antara teman sesama juga dilaksanakan sebagai bagian dari program kegiatan untuk menghilangkan rasa jenuh. Dengan mengikuti program kegiatan ini anak-anak bisa memperluas wawasan dan menambah pengetahuannya tentang hutan hujan di Indonesia dan diharapkan kelak mereka bisa lebih menghargai hutan dan ekosistem didalamnya. Bukan tidak mungkin bila kelak hutan hujan tropis bisa berkembang diikuti dengan penghijauan
karena pengaruh dari mereka yang
mengikuti program kegiatan di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol.
2.7
Target Audience Target audience menurut demografinya adalah siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 4
hingga Sekolah Menengah Pertama kelas 3 berusia 9 tahun hingga 15 tahun bertempat tinggal dekat dengan PPKA Bodogol dan yang berada di perkotaan sekitarnya seperti Sukabumi, Bogor, Depok dan Jakarta. Pemilihan target menurut SES adalah kelas B. Alasan dipilihnya target audience adalah karena daya serap anak-anak yang tinggi terutama pada hal-hal yang baru dan pikirannya belum dipenuhi oleh segala macam urusan pekerjaan. Kelas B karena umumnya kelas B dari segi ekonomi lebih baik dan mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan aktifitas outdoor. Kelas B juga lebih bisa bermasyarakat dan bersosialisasi dengan baik daripada kelas A selain itu karena fasilitas yang tersedia di PPKAB bukan fasilitas yang high class dan tergolong sederhana maka kelas B lebih cocok..
14 Target audience menurut psikografinya adalah lebih mentitikberatkan kepada anak-anak yang aktif, berjiwa sosial tinggi, berkepribadian terbuka dan senang berpetualang.
2.8
Analisa SWOT
2.8.1 Strength atau Kelebihan Dibanding lembaga konservasi lain, baru PPKA Bodogol yang mengadakan program Visit to School yaitu berkunjung ke sekolah-sekolah dan berlanjut dengan kegiatan Children Learn by Nature di lokasi PPKA Bodogol. Selain itu letak PPKA Bodogol cukup strategis dan mudah dicapai bahkan dengan kendaraan umum karena letaknya yang dekat dengan Lido Resort. Petugas Jagawana yang selalu mendampingi disaat kegiatan berlangsung adalah salah satu nilai tambah. Panorama hutannya pun tidak kalah dari cagar alam komersil lainnya.
2.8.2 Weakness atau Kelemahan Walau lokasinya cukup strategis dan mudah dicapai namun perjalanan menuju lokasi asrama didalam hutan cukup buruk disaat musim hujan sehingga jalanan berlumpur dan berbatu tidak mungkin dilalui kendaraan biasa. Pengunjung juga tidak bisa seenaknya menjelajah daerah konservasi karena masih terdapat banyak hewan liar seperti macan tutul, karena itu petugas jagawana harus selalu setia mendampingi. Sejauh ini tidak ada usaha mempromosikan lokasi sehingga banyak masyarakat tidak mengetahui keberadaan lokasi PPKA Bodogol ini.
15 2.8.3 Oportunity atau Peluang Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus banjir dan tanah longsor di Indonesia. hal ini berkaitan dengan penebangan hutan serta pengalihan lahan hutan menjadi perkebunan tanpa izin pemerintah setempat sehingga mengakibatkan daerah resapan air berkurang yang berpengaruh rentannya bahaya tanah longsor. Ini bisa dijadikan sebuah kesempatan dalam mempromosikan PPKA Bodogol sebagai sarana pendidikan dan pengenalan alam hutan hujan tropis kepada anak-anak sekolah. terlebih lagi akhir-akhir ini gerakan mencintai lingkungan cukup menjamur. Adanya berbagai event yang mengajak masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan alam disekitarnya seperti adanya peringatan “Hari Bumi” yang diperingati setiap tanggal 22 April, dan baru-baru ini pemerintah juga mengkampanyekan program “Tanam Sejuta Pohon” dimana kegiatan-kegiatan ini berkaitan dengan upaya konservasi alam. Selain itu kesediaan warga sekitar ntuk berpartisipasi dan club-club pencinta alam yang dengan sukarela memberikan bantuan dana atau sponsorship (seperti Eagle Club di sukabumi) menjadi salah satu peluang yang bisa digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di PPKA Bodogol untuk Aanak-anak sekolah ini.
2.8.4 Threat atau Hambatan Banyak bertumbuhnya berbagai taman wisata alam lain yang lebih beragam serta bertumbuhnya berbagai pusat hiburan yang mempunyai berbagai fasilitas menarik menjadi salah satu ancaman bagi keberadaan PPKA Bodogol. Selain itu, jalur Sukabumi yang sering dilanda kemacetan lalulintas juga menjadi salah satu faktor penghambat untuk orang-orang yang ingin berkunjung ke PPKA Bodogol.
16 Kemajuan teknologi seperti banyaknya game-game elektronik yang canggih serta beragam fasilitas modern yang memudahkan membuat anak-anak enggan bermain diluar apalagi mengikuti kegiatan Children Learn by Nature di PPKA Bodogol.