BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Data Analisa Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam publikasi ini, yaitu 2.1.1 Metode literatur Mencakup studi pustaka dan studi internet untuk mencari data mengenai Tegal. 2.1.2 Metode Wawancara Mencakup wawancara dengan orang tua yang berasal dari kota Tegal, dan saudara yang hingga saat ini masih tinggal di Tegal. 2.1.3 Metode Studi Lapangan Mencakup kunjungan ke tempat makan di tegal sekaligus mencicipi dan menelusuri sejarah kuliner kota Tegal.
2.2 Data Literatur 2.2.1 Tegal
Gambar 1.0 Logo Kota Tegal 2.2.2 Letak Geografis Kota Tegal Kota Tegal terletak di 109°08’ - 109°10’ Bujur Timur dan 6°50’ - 6°53’ Lintang selatan. Luas Wilayah kota Tegal, yaitu 39,68 Km² atau kurang lebih 3.968 Hektar (sekitar 0,11% luas provinsi Jawa Tengah).
2
3 Kota Tegal berada di Wilayah pantai utara, dari peta orientasi Provinsi Jawa Tengah berada di Wilayah Barat, dengan bentang terjauh utara ke Selatan 6,7 Km dan Barat ke Timur 9,7 Km. Dilihat dari Letak Geografis, Posisi Kota Tegal sangat strategis sebagai Penghubung jalur perekonomian lintas nasional dan regional di wilayah Pantai Utara Jawa yaitu dari barat ke timur (Jakarta-Tegal-Semarang-Surabaya) dengan wilayah tengah dan selatan Pulau jawa (Jakarta-Tegal-PurwokertoYogyakarta-Surabaya) dan sebaliknya. 2.2.3 Bahasa Banyumasan Dialek Banyumasan atau bahasa ngapak merupakan dialek yang digunakan di wilayah barat Jawa Tengah. Logat yang digunakan agak berbeda dengan dialek bahasa Jawa lainnya, hal ini disebabkan karena bahasa Banyumasan masih berhubungan erat dengan bahasa Jawa Kuna (Kawi). Dialek Banyumasan ini disebut demikian karena digunakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Banyumasan, dan terkenal memiliki cara bicara yang khas. E.M. Uhlenbeck, seorang ahli bahasa Belanda mengelompokkan dialek yang digunakan di wilayah barat dari Jawa Tengah sebagai kelompok bahasa Jawa bagian barat, yaitu Banyumasan, Tegala, Cirebonan, dan Banten Utara, Kelompok lainnya adalah bahasa Jawa bagian tengah, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Semarang. Dan yang terakhir adalah kelompok bahasa Jawa bagian timur. Meskipun secara geografis, wilayah Banten Utara dan CirebonIndramayu berada di luar Banyumasan, namun menurut TD Sudhana, seorang budayawan Cirebon, logat bahasa terdengar mirip dengan bahasa Banyumasan. Dibandingkan dengan dialek Yogyakarta dan Surakarta, dialek Banyumasan memiliki perbedaan utama dalam pengucapannya. Sebagai contoh, kata yang berakhiran “a” akan tetap diucapkan “a” dan bukan menjadi “o”. Selain itu, kata yang berakhiran huruf mati akan diucapkan penuh, seperti pengucapan “enak”, pada dialek jawa lain akan diucapkan menjadi “ena”, sedangkan dengan dialek Banyumasan, hurup “k” akan diucapkan secarapenuh. Dengan demikian bahasa Banyumasan dikenal dengan bahasa Ngapak atau Ngapak-ngapak. 2.2.4 Kuliner Khas Kota Tegal Beberapa kuliner khas kota Tegal yang enak untuk dicicipi: • Nasi Bogana • Soto Tauco • Soto Putih • Sate Kambing • Nasi Lengko • Nasi Ponggol • Kupat Glabed
4 • • • • • • • • •
Swike Rujak Kangkung Es Sagwan Es Buah Tahu Aci Tahu Pletok Pia Pilus Kerupuk Antor
2.2.5 Sejarah Teh Poci Kota Tegal memiliki tradisi minum the yang lebih kental dibandingkan dengan kota lain yang berada di pesisir utara Jawa Tengah. Menurut Pande Made Kutanegara, seorang antropolog dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, jauh sebelum tanaman teh datang ke Indonesia sekitar abad ke-17, Tegal sudah memiliki budaya minum teh yang berakar dari China. Pada masa itu, daerah pantai utara Jawa Tengah termasuk Tegal merupakan jalur perdagangan yang ramai karena Tegal memiliki pelabuhan besar. Sebelum ada tanaman teh di Indonesia, teh yang dikonsumsi di Tegal didatangkan langsung dari China. Ketika Belanda datang membawa tanaman teh ke Indonesia dan menetaplkan sistem tanam paksa yang salah satu komoditinya adalah teh, produk teh yang berkualitas sebagian besar diekspor ke Belanda dan Eropa, sementara teh sisa yang mutunya rendah diambil oleh para pekerja pribumi. Hal ini yang membentuk selera konsumsi teh pada orang Tegal, yang sampai say ini terbiasa minum teh yang sepet dan pekat. Rasa pekat berasal dari batang teh yang ikut digiling bersama dengan daun teh. Dalam perkembangannya, teh di Tegal diolah dengan aroma bunga melati agar lebih enak dinikmati. Cita rasa teh yang sepet justru membuka peluang bagi pengusaha untuk membuka pabrik teh di Tegal. Sekarang Tegal memiliki empat pabrik teh besar yang menguasai pasar negeri, yaitu Teh 2 Tang, Teh Poci, Teh Tong Tji, dan Teh Gopek. Keempat pabrik ini berdiri pada waktu yang hampir bersamaan sekitar tahun 1940an. Karena posisi Tegal yang dekat dengan Pekalongan yang manjadi daerah perkebunan bunga melati, maka sebagian besar teh yang diproduksi di Tegal adalah teh beraroma melati. Di Tegal sendiri sekarang telah berdiri perkebunan melati di Desa Suradadi dan Sidoharjo. Bagi Orang Tegal, teh bukan sekedar minuman namun juga dapat dijadikan sebagai cindera mata. Bubuk teh dapat dikemas ke dalam kemasan kecil dan dibagikan sebagai kenang-kenangan pada suatu acara. Sebesar itulah bentuk kecintaan orang Tegal terhadap teh.
5
2.2.6 Sejarah Tahu Pletok Adalah seorang pengusaha Tahu Randualas, Liem Tek Lioe atau akrab disapa Opa Liem. Pabrik dan toko tahu ini dibangun pada tahun 1956 pada saat anak ketiga, Liem Git Tjo lahir. Nama Randualas diambil dari pohon randu yang terletak di sebelah rumah Opa Liem. Opa Liem memiliki banyak pegawai yang berkeliling menjual tahu aci. Dari jualan ini didapati banyak tahu yang tersisa. Lalu Opa Liem berpikir bagaimana cara untuk menjualnya kembali. Akhirnya Opa Liem mengakalinya dengan cara membelah tahu menjadi empat bagian tanpa putus, lalu diberi aci cair, dan kemudian digoreng kering. Dalam proses penggorengan, tahu ini mengeluarkan bunyi “pletok-pletok”. Setelah Opa Liem meninggal, pengelolaan diambil alih oleh anak ketiga, Liem Git Tjo. 2.2.7 Sejarah Kupat Ketupat atau Kupat merupakan makanan yang identik dengan hidangan khas lebaran. Tradisi ini diperkirakan masuk bersamaan dengan saat Islam masuk ke tanah Jawa. Menurut sejarah, Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkan ketupat pada masyarakat Jawa. Ada dua kali Bakda yang diperkenalkan, yakni Bakda Lebaran dan Bakda Kupat (dimulai seminggu setelah lebaran). Pada Bakda Kupat, setiap rumah di Jawa membuat anyaman ketupat dari daun kelapa muda yang kemudian akan diberikan ke kerabat yang lebih tua sebagai lambing kebersamaan. Ketupat sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti yang dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan berpuasa dan menginjak hari yang fitri, yaitu • Rumitnya bungkus ketupat melambangkan berbagai macam kesalahan manusia. • Warna putih ketika kupat dibelah mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan. • Bentuk ketupat yang melambangkan kesempurnaan. Kupat Glabed Kupat Glabed merupakan sajian di Tegal yang sangat popular. Ketupatnya dipotong, ditambah potongan daging bebek, tempe goreng dan disiram dengan kuah santan berwarna kuning yang kental. Asal namanya berasal dari ucapan orang Tegal yang mengekspresikan kuahnya yang kental, Glabhed-glabhed. Untuk menambah nikmat, biasanya ditambah dengan kerupuk mi yang terbuat dari tepung singkong, taburan bawang goreng, dan sambal bila
6 ingin citarasa pedas. Adapun penambahan lain yang membuat lebih nikmat dengan sate ayam atau sate kerang. Sate Blengong Sate yang biasanya dinikmati dengan kupat glabed, merupakan masakan khas Brebes yang terbuat dari daging blengong, yaitu perkawinan silang antara bebek dan entok. Dagingnya diolah dengan cabai merah dan rempah-rempah, kemudian ditusuk seperti sate dan disajikan dengan bumbu santan. Kupat Bongkok Merupakan ketupat sayur khas Desa Bongkok yang berada di sebelah timur kota Tegal. Kupat Bongkok terbuat dari lontong yang ditaburi tauge rebus, sambal goring dan kerupuk mi, yang kemudian disiram dengan kari tempe yang berkuah, lalu terakhir diberi kecap manis. Yang unik dari kupat Bongkok adalah tempe yang digunakan merupakan tempe semangit, yakni transisi antara temped an tempe busuk. Tempe ini sebelumnya disimpan selama dua hari baru kemudian dimasak dengan bumbu kari tanpa santan. Kupat Glabed dan Sate Blengong menggunakan daging bebek tidak terlepas dari Brebes yang merupakan tempat penghasil telur asin. Dahulu bebek yang digunakan merupakan bebek yang sudah tidak produktif, namun dengan meningkatnya permintaan pasar, maka sekarang telah ada peternakan bebek untuk dikonsumsi. 2.2.8 Survey “Rumah Makan Wong Tegal” Rumah Makan Wong Tegal adalah sebuah rumah makan yang dimiliki oleh Bapak Mintarya atau Lauw Tjin Beng dan Ibu Meliana, keduanya adalah orang Tegal. Tempat ini didirikan lantaran ketiga putrid mereka kuliah di Jakarta dan jarang kembali ke Tegal, sehingga kedua mereka yang menyusul ke Jakarta. Di Jakarta sendiri banyak terdapat orang Tegal yang susah untuk mudik karena kepadatan jadwal, dsb. Hal ini dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk mendirikan tempat makan yang menargetkan orang Tegal untuk melepas rindu dengan masakan dari kampung halamannya. Rumah makan yang terletak di Tanjung Duren ini memang kebanyakan didatangi oleh keluarga atau orang-orang tua yang berasal dari Tegal. Ahli kuliner seperti Bapak William Wongso, Mbak Tutut dan suaminya, serta Bapak Bondan Winarno dikatakan mengenal tempat makan ini walaupun belum lama berdiri. Menu yang disajikan adlah masakan khas Tegal seperti sate kambing, nasi bogana, nasi lengko, teh poci, dll. Harganya termasuk harga ekonomis. Hari sibuknya terjadi di hari Sabtu dan Minggu dimana banyak keluarga yang datang untuk makan disini.
7 2.3 Data Kompetitor 2.3.1 Buku Best Seller untuk Destinasi Wisata Lokal Where To Go Lombok & Sumbawa, keluaran PT Intisari Mediatama, merupakan sebuah buku travelling yang banyak dicari. Hal ini diketahui berdasarkan wawancara dengan karyawan Gramedia di Grand Indonesia. Buku yang dilengkapi denagn bonus peta wisata ini memuat segala hal yang berhubungan dengan Lombok. Dengan dipisah berdasarkan objek wisata alam, agrikultur, seni dan budaya, spiritual, kuliner, serta souvenir dan snack. Buku ini juga memiliki navigasi untuk hotel serta akomodasi umum lainnya. Dalam setiap artikel, terutama untuk bagian objek wisata disertai dengan Do’s & Dont’s yang dapat memberikan saran kepada turis tentang hal yang boleh dan tidak lakukan. Kolom tersebut sangat berguna sehingga turis dapat menyiapkan semuanya terlebih dahulu , sehingga dapat menikmati liburan dengan nyaman. Layout yang digunakan oleh buku ini, yaitu membagi grid menjadi 2 kolom. Untuk Standfirst menggunakan Bell Gothic Std Light, untuk Initial Caps menggunakan High Tower Text, dan untuk Bodytext menggunakan Times New Roman. 2.3.2 Buku Kuliner Wisata Jajan Bali, keluaran PT. Intisari Mediatama, merupakan sebuah buku wisata kuliner di Bali. Buku ini memuat berbagai macam rumah makan, warung, hingga jajanan lainnya. Yang menjadi nilai lebih, yaitu buku ini memberikan peta yang memudahkan pembaca untuk menemukan rumah makan yang dicari. Seperti yang terpapar di dalam buku ini, bahwa Bali merupakan sebuah tempat dimana hampir kebudayaan dalam hal ini makanan seluruh dunia dapat ditemukan di sana. Oleh karenanya, buku ini mencakup semua informasi kuliner yang ada di Bali. Buku ini dilengkapi dengan foto dan artikel yang menjelaskan makanan yang disajikan di tempat tersebut. Headline yang digunakan pun menarik, dan terdapat tagline yang berbeda, seperti “Soto Sapi Pak Ngah Bikin Ngiler” atau “Segar Lawar Kuwir Pan Sirna”. Foto yang ditampilkan tidak hanya makanannya, namun juga cara pembuatannya dan terkadang ada foto tentang interior maupun eksterior tempat tersebut. Selain itu, di tiap artkel juga disediakan kolom kecil yang memuat informasi alamat, jam buka-tutup, telepon, dan hari-hari besar tempat tersebut tutup. Buku ini terbagi menjadi dua kolom, dan menggunakan handwriting untuk headline, serta san serif untuk bodycopy. Untuk pembagiannya, buku ini membagi tempat makan berdasarkan masakan khas Pulau
8 Dewata, mancanegara, dan oleh-oleh. Hal ini memudahkan untuk mencari tempat makan berdasarkankategori yang diinginkan. 2.4 Data Kuesioner
Gambar 2.0 Grafik Kendaraan yang Digunakan untuk Berwisata di Pulau Jawa
Gambar3.0 Grafik Presentase Orang yang Pernah ke Kota Tegal 2.5 Masalah Secara Keseluruhan Tegal merupakan kota strategis yang berada di jalur Pantura. Hal ini menyebabkan Tegal memiliki akses transportasi yang banyak, mulai dari kereta api, kendaraan pribadi, hingga jasa travel. Selain itu, Tegal juga memiliki kuliner yang khas yang lebih dari masakan yang disajikan di Warteg, dan dengan harga yang ekonomis. Namun yang menjadi masalah secara keseluruhan adalah belum banyak orang yang mengenal masakan khas Tegal selain yang ada di Warteg yang banyak berdiri di kota besar, khususnya Jakarta. 2.5.1 Target Publikasi Yang menjadi target primer adalah orang-orang yang sudah berusia di atas 30 tahun yang sudah mapan dan umumnya telah berkeluarga. Berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta, dan memiliki jiwa petualang untuk mencicipi masakan tradisional yang belum pernah dirasakan.
9 Untuk target sekunder adalah mahasiswa, karena berdasarkan kuesioner yang disebar di dearah Bina Nusantara University dan melalui pengamatan terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa di Bina Nusantara University, mahasiswa gemar melakukan travelling atau acara liburan bersama dengan budget yang ekonomis, sehingga dengan memperkenalkan cita rasa kuliner Tegal lain selain yang dikenal melalui warteg, maka buku ini dapat digunakan untuk menambah pilihan perjalanan sekaligus memperkenalkan kuliner khas Tegal lainnya yang jarang ditemui di Jakarta. 2.5.2 SWOT Publikasi Strength • • •
Kuliner khas Tegal mulai tumbuh di beberapa tempat di Jakarta, sehingga masyarakat, terutama di Jakarta mulai familiar dengan masakan khas Tegal. Masakan khas Tegal menyimpan sejarah yang menarik. Ada beragam masakan Tegal dengan harga yang ekonomis.
Weakness •
•
Keberadaan rumah makan Tegal di Jakarta masih tergolong sedikit, dan kebanyakan berupa Warteg, sehingga persepsi makanan khas Tegal berubah menjadi masakan yang ada di Warteg. Belum banyak yang mengetahui masakan khas Tegal selain yang disajikan di Warteg.
Opportunity •
Belum ada buku yang membahas kuliner dan hubungannya dengan sejarah di kota Tegal.
Threat • •
Yang makan di rumah makan Tegal, kebanyakan adalah orang Tegal atau memang orang yang sudah familiar dengan masakan khas Tegal. Belum banyak mahasiswa yang pernah ke Tegal dan kebanyakan mengetahui masakan Tegal sebatas yang ditawarkan di Warteg yang ada di sekitar kampus.