BAB 2
DATA DAN ANALIS A
2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus” ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian data melalui berbagai media yang berhubungan dengan masalah penyakit TBC dan cara penyembuhannya, seperti : a. Buku Lembar Balik TB dan Buku Pedoman Bagi PM O (Pengawas M enelan Obat) b. Website, seperti : -
http://www.rscarolus.or.id/
-
http://www.depkes.go.id/
-
www.tbcindonesia.or.id/pdf/tbfactsheetindonesia.pdf
-
http://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/lokakarya/lkzo0533.pdf
-
http://www.medicastore.com/tbc/
-
http://www.dinkes-sleman.go.id/files/news47b3b12895520.pdf
c. Tulisan-tulisan berupa : data-data, laporan, perjanjian, dll; yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
5
6 penyuluhan untuk mau teratur meminum obat TB (khususnya di BKM Paseban P.K.St.Carolus). Tulisan-tulisan ini merupakan data yang diambil dari : BKM Paseban P.K.St.Carolus, Sudin Kesmas Jakarta Pusat dan Puskesmas Kelurahan Paseban. 2. Wawancara Wawancara langsung dengan pihak terkait : a. BKM Paseban P.K.St.Carolus (perawat, dokter dan pasien yang sudah sembuh yang sekarang ikut menjadi petugas pelaksana program kampanye penyuluhan TB ini (sebagai petugas kunjungan rumah/KR). b. Pemerintah (Sudin Kesmas Jakarta Pusat dan Puskesmas Kelurahan Paseban) Hasil wawancara berupa pendapat pribadi, opini dan pengalaman dari perorangan. Keseluruhan data yang diperoleh, dikumpul dan dipilah kembali melalui proses pengeditan dan analisa. Pada proses pengeditan, data yang sudah terkumpul diperiksa kembali dan dipisahkan mana data yang dapat dipergunakan untuk mendukung kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus” ini. Selanjutnya, proses analisa, yaitu data yang sudah terpilih kemudian diolah dan diambil kesimpulan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Hasil rangkuman pencarian data adalah sebagai berikut :
7 2.2. Data Umum Di data umum ini dijelaskan secara singkat mengenai penyakit TBC, cara penyembuhannya, efek samping dari obat TBC, alasan-alasan penderita penyakit TBC gagal berobat dan pentingnya minum obat TBC secara teratur.
Apakah Penyakit TB itu? •
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberkulosis).
•
Kuman TB terutama menyerang paru-paru tapi dapat juga menyerang anggota tubuh lainnya, antara lain seperti tulang, sendi, usus, kulit kelenjar getah bening, selaput otak.
•
TB bukan penyakit turunan, bukan disebabkan oleh kutukan dan bukan pula karena guna-guna.
Apakah Gejala Penyakit TB itu? •
Batuk disertai dengan dahak selama 2 minggu atau lebih.
•
Kadang-kadang dahak yang keluar bercampur dengan darah.
•
Sesak nafas dengan rasa nyeri di dada.
•
Nafsu makan berkurang.
•
Berat badan menurun atau menjadi kurus.
•
Demam lebih dari 1 bulan.
•
Berkeringat di malam hari, meskipun tidak melakukan kegiatan.
8 Bagaimana Terjadinya Penularan Penyakit TB?
Gambar 2.1, Bagan Penyebaran Bakteri TBC
•
Jika seorang penderita TB berbicara, meludah, batuk dan bersin, maka kumankuman TB yang berada di dalam paru-parunya akan menyebar ke udara.
•
Kuman tersebut dapat terhirup oleh orang lain yang berada di sekitar penderita.
•
Kuman TB dapat menular pada orang-orang yang secara tak sengaja menghirupnya.
•
Dalam waktu satu tahun, 1 orang penderita TB dapat menularkan penyakitnya pada 10 sampai 15 orang di sekitarnya.
9 Bagaimana Memastikan Penyakit TB? •
Untuk mengetahui secara pasti bahwa seseorang menderita penyakit TB, harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan menggunakan mikroskop.
•
Jika dahak seseorang ternyata positif mengandung kuman TB, berarti orang tersebut menderita penyakit TB.
Bagaimana Cara Pemeriksaan Dahak? •
Untuk memastikan penyakit TB, pemeriksaan dahak HARUS dilakukan sebanyak 3 kali.
•
Waktu pemeriksaan dahak adalah SP S (Sewaktu-Pagi-Sewaktu).
1. Sewaktu (S ) : Dahak Anda diperiksa di laboratorium sewaktu Anda datang dengan gejala penyakit TB (hari 1). 2. Pagi (P) : Keesokan harinya sehabis bangun tidur, dahak yang Anda keluarkan di rumah akan diperiksa pada saat Anda mengantarkannya ke laboratorium (hari 2). 3. Sewaktu (S ) : Anda diminta lagi mengeluarkan dahak yang terakhir di laboratorium (hari 3).
Bagaimana Cara Yang Ampuh Untuk Menyembuhkan TB? Jika hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa Anda sakit TB, maka hanya ada 1 cara untuk menyembuhkan penyakit TB yang Anda derita.
10 Caranya adalah: Anda harus minum semua obat yang diberikan secara teratur, sampai Anda dinyatakan sembuh.
Di manakah tempat untuk memeriksakan dan mengobati penyakit TB? Untuk memeriksa dan menjalani pengobatan agar bisa sembuh dari penyakit TB, Anda dapat berobat ke: •
Puskesmas
•
Rumah Sakit
•
Praktek dokter umum atau dokter ahli paru
Apakah Akibatnya Jika Penderita Penyakit TBC Tidak Teratur Minum Obat? •
Penyakit penderita TB akan lebih sukar diobati, karena ada kemungkinan penderita akan kebal terhadap obat TB.
•
Kuman TB dalam tubuh penderita akan tumbuh dan berkembang lebih banyak.
•
M enghabiskan biaya lebih besar, karena diperlukan obat yang lebih ampuh dan lebih banyak jenisnya.
•
Penderita TB membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat sembuh.
Apakah Akibat yang Dapat Ditimbulkan TB terhadap Diri Si Penderita? M isalnya: •
Penderita mengalami batuk darah.
•
Penderita tidak dapat bekerja.
•
Penyakit si penderita akan menghabiskan biaya lebih besar, karena dibutuhkan
11 obat yang lebih ampuh dan lebih banyak jenisnya, sehingga lebih mahal. •
Penderita tidak dapat bebas bergaul.
Apakah Akibat yang Dapat Ditimbulkan TB terhadap Keluarga Si Penderita? M isalnya: •
Keluarga si penderita dapat tertular penyakit TB juga.
•
Berkurangnya penghasilan untuk keluarga, karena si penderita tidak dapat bekerja.
•
Keluarga si penderita sendiri tidak dapat bebas bergaul dengan si penderita.
Apa Akibat yang Dapat Ditimbulkan TB terhadap Masyarakat? •
TB banyak menyerang masyarakat golongan ekonomi lemah, sehingga menambah tingkat kemiskinan.
•
TB banyak menyerang anggota masyarakat usia bekerja (15-54 tahun), sehingga negara kekurangan tenaga trampil.
•
Pemerintah harus menyiapkan dana yang besar untuk menyediakan obat-obatan. Sesungguhnya dana untuk obat tersebut dapat digunakan untuk kepentingan membangun daerah.
Apakah Jenis Penyakit TB? •
TB Paru
-
Adalah TB yang menyerang jaringan paru.
-
TB paru merupakan satu-satunya bentuk penyakit TB yang mudah menular.
12 -
TB paru paling sering dijumpai, yaitu sekitar 80% dari semua penderita.
•
TB Ekstra Paru
Adalah TB yang menyerang organ tubuh lain di luar jaringan paru.
Apakah obat untuk penderita TB? •
Obat untuk menyembuhkan penyakit TB dikemas dalam, bentuk "Tablet FDC" (Fixed Dose Combination) atau Tablet Kombinasi Dosis Tetap.
•
Di dalam "Tablet FDC" tersedia 2 macam Tablet FDC yaitu 4 FDC (RHZE) dan 2 FDC (RH).
•
Tablet "4FDC" digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif (2 bulan) dan untuk sisipan. Jumlah tablet yang digunakan disesuaikan dengan berat badan penderita pada awal pengobatan.
•
Tablet "2FDC" digunakan untuk pengobatan tahap lanjutan (3 kali seminggu) dan jumlah tablet yang digunakan disesuaikan dengan berat badan penderita pada awal pengobatan.
Bagaimana Cara Minum Obat TB? •
Obat TB harus diminum secara teratur sampai pasien dinyatakan sembuh.
•
Lama pengobatan umumnya beriangsung selama 6-8 bulan.
•
Selama 2 bulan pertama, obat harus diminum setiap hari.
•
Pada 4 bulan berikutnya, obat diminum seminggu 3 kali.
•
Sebaiknya obat diminum sebelum makan pagi, atau sebelum tidur malam.
13 Adakah Efek S amping dari Obat TB? Beberapa penderita TB dapat menyelesaikan pengobatannya dan tanpa mengalami efek samping obat. Ada sebagian kecil pasien TB mengalami efek samping ringan setelah minum obat anti TB, misalnya: •
Hilang nafsu makan, mual, sakit perut
•
Nyeri sendi
•
Kesemutan sampai rasa terbakar di kaki
•
Warna kemerahan pada air seni (urine) adalah tidak apa-apa
Jangan berhenti minum obat, jika kondisi menjadi serius segera minta pertolongan ke petugas kesehatan setempat atau dokter.
Kapan S aja Penderita Penyakit TBC Harus Mengontrol Penyakit TB-nya? Penderita Penyakit TBC harus rajin datang ke puskesmas untuk mengambil obat dan memeriksakan penyakit TB-nya. M engontrol penyakit secara teratur sangat penting, agar si penderita penyakit TBC dapat mengetahui kemajuan pengobatan. Penderita penyakit TBC juga harus melakukan periksa ulang dahak, pada: •
akhir bulan ke-2 (dihitung sejak si penderita mulai minum obat TB)
•
akhir bulan ke-5 (dihitung sejak si penderita mulai minum obat TB)
•
akhir bulan ke-6 (dihitung sejak si penderita mulai minum obat TB)
14 Apakah PMO itu? •
Agar dapat minum obat TB secara teratur, penderita penyakit TBC membutuhkan seorang PM O (Pengawas M enelan Obat).
•
PM O akan membantu untuk mengingatkan si penderita TB agar dapat minum obat secara teratur sampai sembuh.
•
Penderita penyakit TBC dapat melakukan kesepakatan bersama petugas kesehatan di Puskesmas untuk memilih siapa yang akan menjadi PM O bagi dirinya.
•
M intalah saran dari petugas kesehatan untuk memilih seorang PM O yang sesuai.
Bagaimana Menjalankan Pola Hidup Sehat? Beberapa cara untuk menjalankan pola hidup sehat, misalnya: •
M akan dengan gizi yang seimbang (sayur-sayuran, telur, ikan/daging dan buah).
•
Istirahat yang cukup dan jangan tidur larut malam.
•
Jangan merokok.
•
M enjemur kasur atau tikar secara teratur agar tidak lembab.
•
M embuka jendela pada pagi hingga sore hari, agar rumah Anda mendapatkan cahaya dan udara yang cukup.
Bagaimana Mencegah Penularan Penyakit TB? •
Apabila Anda sebagai penderita TB batuk, tutuplah mulut Anda, agar keluarga dan orang lain di sekitar anda tidak tertular.
•
Jangan meludah di sembarangan tempat.
15 •
Gunakan tempat seperti tempolong atau kaleng tertutup, untuk menampung dahak Anda.
•
Cara yang aman untuk menjauhkan dahak Anda dari orang lain: -
Buanglah dahak Anda ke lubang WC
-
Atau timbun tampungan dahak Anda ke dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian.
Istilah gagal berobat ada 2, yaitu: •
Defaulter, yang berobat tak teratur.
•
Drop Out, yang tak menyelesaikan pengobatannya.
Defaulter adalah pasien yang menyelesaikan pengobatannya sesuai kurun waktu pengobatan, dengan catatan: kelestarian pengobatan tidak mencapai 90%. Ada batasan minumal: Apabila pasien tidak mencapai kelestarian 70% dalam kurun waktu pengobatan, ia tidak dapat disebut defaulter, melainkan ia termasuk dalam kategori drop out. Pasien Drop Out adalah pasien yang putus berobat sebelum berakhirnya masa pengobatan. Dengan catatan: pasien dinyatakan drop out apabila kelestarian pengobatan tidak mencapai 70%.
Alasan-alasan mengapa pasien gagal berobat: •
Faktor S arana Kesehatan -
Ruang periksa tak memadai: gelap, sumpek, kotor, panas, berisik.
-
Tenaga pelayanan berubah-ubah (rotasi petugas), sehingga petugas tidak
16 dapat melakukan program pemberantasan TBC secara lebih efektif. •
Waktu pemeriksaan/ jam praktek terbatas/ kurang terasa pas bagi pasien.
Faktor Pelayanan -
Petugas pelaksana program pemberantasan TBC tidak ramah, kurang perhatian/ kepedulian, tersinggung, marah.
•
-
Pasien disuruh tunggu terlalu lama.
-
Duduk bersama pasien umum lainnya.
Faktor Biaya - Uang pendaftaran, uang dokter/ perawat, biaya obat TB/ suntikan dan obat penunjang lainnya, serta biaya pemeriksaan rontgen dirasa mahal bagi pasien.
•
Faktor Pasien -
Keadaan Fisik: lemah, kurang gizi, sakit parah, anemis, sesak, destroyed lung, emfisema, batuk darah.
-
Keadaan M ental: merasa bersalah, depresi, apatis, “malas”, malu, kejenuhan karena meminum obat dalam jumlah banyak dalam jangka waktu yang lama.
-
Keadaan Sosial Ekonomi: a. Lokasi klinik terasa jauh dari rumah (kurang aksesibel) si pasien. b. Perlu waktu lama di perjalanan. c. Biaya perjalanan tinggi. d. Si pasien kehilangan nafkah/ pekerjaan. e. Si pasien pindah ke daerah lain.
17 •
Faktor Insentif (faktor yang memicu agar pasien mau datang berobat) -
Langsung: kurangnya: uang, beras, makanan, pakaian, fasilitas lainnya.
-
Tidak langsung: kurangnya/ tidak adanya: pertemuan ramah tamah, sajian sederhana, hadiah kecil, door price, sertifikat, kunjungan rumah.
•
Faktor Efek S amping Obat -
M ual, muntah, pusing, demam tinggi, nyeri tulang, sendi otot, kulit merah gatal, sakit ulu-ati, nyeri jarum suntik.
Upaya-u paya mencegah pasien defaulter/ drop out: •
Pemberian informasi secara lengkap tentang penyakit, komplikasi dan cara penularannya.
•
M otivasi kepada pasien agar mau melakukan pengobatan teratur.
•
M usyawarah ke arah mufakat dan pernyataan tekad si pasien untuk mau minum obat secara teratur hingga sembuh.
•
Konseling penderita”gagal berobat”. a. M enjajagi semua penyebab gagal berobat. b. M encari solusi bagi kendala yang diketemukan. c. M usyawarah ulang ke arah mufakat dan memperbaharui tekad.
Istilah keberhasilan pengobatan •
Pengobatan Sembuh Penderita penyakit TBC dikategorikan pengobatan sembuh apabila: -
Seluruh obat diminum sesuai dengan kurun waktu yang sudah ditentukan,
18 yakni lebih dari 90%. -
Hasil BTA (hasil periksa dahak akhir) dinyatakan negatif dari penyakit TBC.
-
Keluhan penderita yang berkurang dan berat badan penderita yang bertambah.
•
Pengobatan Lengkap Penderita penyakit TBC dikategorikan pengobatan lengkap apabila: -
Seluruh obat diminum sesuai dengan kurun waktu yang sudah ditentukan, yakni lebih dari 90%.
-
Hasil BTA (hasil periksa dahak akhir) tidak dilakukan.
-
Keluhan penderita yang berkurang dan berat badan penderita yang bertambah.
2.3. Data Khusus Program TB P.K.St.Carolus berdiri sejak tanggal 1 September 1983 dan telah mengadopsi strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse), yang diadakan pemerintah bersama dengan WHO. Strategi DOTS ini terdiri dari: penemuan penderita TB, pengobatan dan pendampingan penderita TB hingga sembuh, sampai pada pencatatan dan pelaporan. Strategi DOTS ini direkomendasikan oleh WHO karena telah terbukti dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi serta merupakan strategi yang paling cost efektif. Demi mendukung kesuksesan program penanggulangan TB P.K.St.Carolus yang telah mengadopsi strategi DOTS, maka, BKM Paseban P.K.St.Carolus mengadakan
19 kampanye penyuluhan “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC seJabodetabek yang diadakan di BKM Paseban P.K.St.Carolus”. Kampanye penyuluhan ini diadakan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan M aret dan September dan telah banyak membantu para penderita penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus untuk dapat lebih memahami tentang penyakit TBC dan pentingnya minum obat agar lekas sembuh. Kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus” ini sempat terhenti dalam waktu cukup lama (dari tahun 2000 s/d 2008, 2009 hendak dilaksanakan kembali pada bulan April). Hal ini dikarenakan: 1. Tidak adanya lagi Surat Keputusan dari pimpinan P.K.St.Carolus yang menunjuk seseorang untuk menjadi koordinator kampanye ini. Atau dengan kata lain koordinator program kampanye ini tidak ada. 2. Adanya pergantian petugas pelaksana program TB untuk kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC se-Jabodetabek yang diadakan di BKM Paseban P.K.St.Carolus” yang belakangan ini sering dilakukan, sehingga kesinambungan program terabaikan, selain itu bagi para petugas baru memerlukan waktu untuk memahami tentang kampanye ini secara efektif. 3. Dahulu, penanggung jawab kampanye ini adalah dokter yang hanya bertanggung jawab memegang Poli Paru, sehingga kampanye ini lebih diperhatikan. Sekarang penanggung jawab dari kampanye ini bertanggung jawab tidak hanya pada Poli Paru, tetapi pada Poli-Poli lainnya sehingga program kampanye penyuluhan ini kurang diperhatikan. Pada 2 bulan terakhir ini, petugas pelaksana program kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC se-Jabodetabek yang diadakan di BKM Paseban
20 P.K.St.Carolus” ini mulai dibentuk kembali dan ditetapkan. Dalam hal ini, Dr.Juli sebagai dokter penanggung jawab di Poli Paru ditunjuk sebagai motivator dan penanggung jawab untuk menjalankan program ini kembali. Rencananya, kampanye ini diadakan pada bulan April tahun 2009.
2.4. Karakteristik Kampanye Program penanggulangan TB di BKM Paseban P.K.St.Carolus, telah dilaksanakan sejak 1 September 1983. Program penanggulangan TB di BKM Paseban P.K.St.Carolus ini memiliki konsep program yang meliputi 3 aspek (Tri Upaya Tama/ Tiga Upaya Utama), yakni: 1. Penemuan Penderita 2. Pengobatan Penderita dan Pendampingan Penderita sampai Sembuh (DOTS) 3. Pelaporan dan Evaluasi Program Ketiga program penanggulangan TB tersebut didukung dengan program “Panca Gemala” agar kesembuhan penderita penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus lebih optimal. Program “Panca Gemala” terdiri dari: 1. Pelayanan yang berkesinambungan 2. Pelayanan yang mengikutsertakan keluarga 3. Pelayanan Holistik, mencakup seluruh aspek psiko sosio ekonomik 4. Pelayanan Paripurna meliputi prefentif, kuratif, promotif dan rehabilitatif 5. Pelayanan yang manusiawi, memberi prioritas bagi pasien yang paling sakit dan miskin. Pada aspek kedua dari program Tri Upaya Tama, yakni Pengobatan Penderita dan Pendampingan Penderita sampai Sembuh (DOTS), diperlukan adanya suatu penyuluhan
21 baik dalam bentuk verbal (dengan perbincangan) maupun nonverbal (dengan visual guna membantu penyuluhan dalam bentuk verbal agar lebih mudah dimengerti oleh target penyuluhan). Penyuluhan ini diberikan secara perorangan (ketika penderita penyakit TBC datang berobat) dan berkelompok. Penyuluhan yang dilakukan secara berkelompok ini, dilakukan dengan mengadakan kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus”. Kampanye ini diadakan untuk mendukung kesuksesan program penanggulangan TB di BKM Paseban P.K.St.Carolus dan program pemberantasan TB dari pemerintah bersama WHO, yakni program strategi DOTS. Kampanye penyuluhan ini diadakan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan M aret (pada tanggal 24 M aret, bertepatan dengan ULTAH TB Carolus) dan September (pada tanggal 1 September, bertepatan dengan ULTAH TB Dunia). Kampanye ini dilaksanakan dalam jangka waktu seminggu di BKM Paseban P.K.St.Carolus, dengan dihadiri oleh: - Pelaksana program TB kampanye ini (terdiri dari: dokter Poli Paru, perawat dan petugas administrasi yang dalam kampanye ini bertindak sebagai petugas kunjungan rumah). - Para pakar ahli, seperti: dokter ahli paru, dokter ahli mikroskopi dan dokter ahli HIV. (datang pada saat seminar) - Perwakilan dari: puskesmas sekitar Paseban (biasanya dokter perwakilannya), WHO dan Sudin Kesmas Jakarta Pusat. (datang pada saat seminar) - Para penderita penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus beserta dengan PM O-nya. PMO (Pengawas M enelan Obat) biasanya adalah keluarga/ teman/ kader TB/ orang yang dapat dipercaya oleh pasien dan bisa bertanggung jawab
22 dalam membimbing dan membantu pasien untuk meminum obat TB secara teratur. - M antan penderita penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus yang telah dinyatakan sembuh.
Bentuk kampanye ini berupa seminar yang di dalamnya terdapat: 1. Penyuluhan dari para pakar ahli mengenai: apa itu penyakit TBC, bagaimana cara mencegahnya, cara mengobati TBC, apa yang terjadi jika berhenti minum obat anti TBC sebelum waktunya, efek samping obat dan gaya hidup sehat. 2. Sharing/ tanya jawab antara para hadirin. Pada sesi sharing/ tanya jawab biasanya dibahas mengenai keluh kesah para penderita penyakit TBC akan efek samping dari obat TB serta berbagi pengalaman dengan mantan penderita penyakit TBC yang telah dinyatakan sembuh. 3. Lomba cerdas cermat antar Kader TB dengan tema seputar TB. 4. Drama yang dilakukan oleh para Kader TB yang disaksikan oleh para hadirin. 5. Pembagian souvenir, doorprize dan hidangan snack serta santap siang gratis bagi para hadirin. 6. Pemberian bantuan berupa beras atau susu agar penderita penyakit TBC mau datang ke seminar dan berobat ke BKM Paseban P.K.St.Carolus. 7. Pemeriksaan Dahak dan Rontgen gratis.
23 Sebelum seminar yang jatuh pada tanggal 24 M aret dan 1 September ini diadakan, biasanya seminggu sebelumnya, BKM Paseban P.K.St.Carolus mengadakan sweeping dari rumah ke rumah di daerah sekitar kelurahan Paseban. Sweeping ini dilakukan untuk mencari penderita penyakit TBC baru dan mengajak penderita penyakit TBC yang sudah ada agar mau ikut serta dalam acara seminar kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita
Penyakit
TBC
se-Jabodetabek
yang
diadakan
di
BKM
Paseban
P.K.St.Carolus” yang diadakan seminggu kemudian setelah sweeping. Secara garis besar, kegiatan kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC se-Jabodetabek yang diadakan di BKM Paseban P.K.St.Carolus” dapat digambarkan melalui tabel berikut ini.
Tabel 2.1, Tabel Kegiatan Kampanye “Teratur M inum Obat TBC”
KEGIATAN KAMPANYE “TERATUR MINUM OBAT TBC” S WEEPING 18 Maret •
19 Maret
20 Maret
21 Maret
S EMINAR 22 Maret
23 Maret
Kegiatan yang dilakukan pada saat sweeping, sebagai berikut: -
-
-
M encari pederita TBC baru dan penderita TBC lama yang sudah tidak teratur minum obat.
24 Maret •
Kegiatan yang dilakukan pada saat seminar seperti penjelasan di atas.
•
Pada saat seminar item kampanye yang digunakan adalah:
M engajak mereka untuk datang pada seminar tanggal 24 M aret
-
M emberi mereka penyuluhan singkat tentang TBC dan pentingnya minum obat TBC
Poster dan Spanduk ajakan untuk teratur minum obat
-
Tiket M asuk
24 •
Pada saat sweeping item kampanye yang digunakan adalah: -
Poster berisi ajakan untuk ikut seminar pada tanggal 24 M aret yang disertai ajakan untuk teratur minum obat.
-
Spanduk ajakan untuk ikut seminar pada tanggal 24 M aret.
-
•
Phamflet yang berisi ajakan untuk ikut seminar pada tanggal 24 M aret, dibagikan pada saat sweeping.
-
Iklan stiker di belakang angkutan umum yang berisi ajakan untuk ikut seminar pada tanggal 24 M aret.
-
Iklan di koran Poskota yang berisi ajakan untuk datang ke seminar tanggal 24 M aret.
-
Kaus, pin dan name tag yang digunakan oleh panitia yang melakukan sweeping.
-
Penunjuk arah (terdiri dari 2 jenis, yakni: penunjuk arah ke ruang auditorium dan penunjuk arah tempat ambil tiket dan souvenir).
-
Kaus + Name Tag Panitia dan Peserta
-
Souvenir berupa: postcard, stiker, pin, tas tangan, pulpen, notebook, jam weker, tempat obat, gelas minum plastik dan handuk tangan. (NB: khusus buat jam weker, tempat obat, gelas minum plastik dan handuk tangan, persediaannya terbatas).
NB: - Pada bulan September, hal yang serupa dilakukan. - Khusus untuk item kampanye yang berupa iklan ajakan untuk ikut seminar, biasanya sudah disebar sebulan sebelum acara sweeping.
Dengan adanya kampanye ini, mempunyai manfaat dan dampak positif sebagai berikut: 1. Tingkat
kesembuhan
penderita
penyakit
TBC
di
BKM
Paseban
P.K.St.Carolus dapat mencapai antara 75% s/d 85%. 2. Selain itu cakupan penderita penyakit TBC yang berobat di BKM Paseban P.K.St.Carolus meningkat.
25 3. Pengetahuan para penderita penyakit TBC dan PMO-nya mengenai penyakit TBC dan pentingya tertur meminum obat agar lekas sembuh bertambah. Oleh karena adanya manfaat di atas, keinginan agar kampanye ini diadakan kembali sangat besar. Keberhasilan kampanye ini tidak lepas dari ikrar bersama yang dilakukan oleh para pelaksana program TB di BKM Paseban P.K.St.Carolus untuk melaksanakan visi, misi dan tujuan program kampanye ini dengan baik dan efektif. Visi, misi dan tujuan kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus” adalah sebagai berikut: VIS I: 1. TB dapat disembuhkan! 2. Sekali berobat, tetap berobat! Pasti sembuh! M ustahil kambuh! MIS I: 1. Setiap penderita TB wajib disembuhkan! 2. Berobat tak teratur, hari depan hancur! TUJUAN: 1. M eringankan penderitaan karena penyakit TB. 2. M enyembuhkan penyakit TB tepat waktu.
2.5. Target S asaran Target dari kampanye penyuluhan kali ini adalah penderita penyakit TBC seJabodetabek dan penderita penyakit TBC yang berobat di BKM Paseban atau BKM lainnya milik P.K.St.Carolus, yang umumnya berasal dari kalangan menengah ke bawah, yang usianya berkisar antara 15-54 tahun (usia produktif).
26 Target kampanye penyuluhan ini dipilih karena pada umumnya masyarakat yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, yang usianya berkisar antara 15-54 tahun (usia produktif), sering dan mudah terkena penyakit TBC. Hal ini terjadi dikarenakan gaya hidup dan kepribadian mereka yang: tidak begitu memperhatikan kebersihan lingkungan dan diri sendiri; hidup di lingkungan dan rumah yang padat penduduk, kurang sehat, lembab, ventilasi udara kurang baik, rumah tidak cukup masuk cahaya matahari dan tidak bersih; suka merokok; suka bergadang dan tidak begitu memperhatikan gizi makanan, tidak begitu peduli akan kesehatan diri sendiri dan kebersihan tempat tinggal; susah diatur; cepat bosan dan malas. Kampanye penyuluhan ini mencakup pengetahuan tentang pentingnya teratur minum obat bagi penderita penyakit TBC se-Jabodetabek dan penderita penyakit TBC yang berobat di BKM Paseban atau BKM lainnya milik P.K.St.Carolus, yang umumnya berasal dari kalangan menengah ke bawah, yang usianya berkisar antara 15-54 tahun (usia produktif).
2.6. Data Pembanding
Puskesmas Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat Program pemberantasan TBC di Puskesmas Kelurahan Paseban-Jakarta Pusat ada berbagai macam, salah satunya adalah lewat penyuluhan langsung terhadap penderita penyakit TBC ketika datang berobat ke Puskesmas. Penyuluhan ini bersifat perorangan atau beberapa orang (tergantung dari banyak pasien yang datang, bisa 1-5 orang).
27 Pada dasarnya penyuluhan yang diadakan oleh Puskesmas kelurahan Paseban bertujuan untuk memberikan informasi seputar: penyakit TBC, cara penyembuhannya, efek samping dari obat, pengetahuan kepada penderita TB dan PMO-nya mengenai kapan harus melakukan pemeriksaan dahak dan pentingnya untuk teratur minum obat demi kesembuhan. Agar pasien mau mengambil obat dan mau berobat kembali ke puskesmas, biasanya mereka diberi bantuan berupa: susu dan beras gratis.
2.7. Data Penyelenggara
RS.St.Carolus
Gambar 2.2, Logo RS.St.Carolus
Gambar 2.3, Gambar RS.St.Carolus pada tahun 1919
Pada 1910 beberapa tokoh awam Katolik menyadari kebutuhan akan adanya Rumah Sakit. M ereka mecari mitra untuk diajak kerjasama dalam pengelolaan rumah sakit tersebut. Kemudian mereka bekerjasama dengan para biarawati dari tarekat Cinta Kasih Carolus Borromeus yang berpusat di M aastricht, negeri Belanda. Tanggal 6 Juli 1917 berdirilah Perhimpunan St. Carolus (St. Carolus
28 Vereeniging), sebagai badan usaha yang kemudian mengelola rumah sakit St. Carolus. 1912 – 1913 Pater L. Sondaal SJ Ketika sedang cuti di negri Belanda sedang menerima surat dari Vikaris Apostolik Batavia M gr. ES Luypen SJ agar mencari mitra untuk bekerjasama dalam pengelolaan rumah sakit. Pater L. Sondaal SJ, mendapatkan persetujuan dari Takaret Suster-suster Cinta Kasih Carolus Borromeus di M aastricht, Negeri Belanda. 16 Juli 1917 Berdirilah Perhimpunan St. Carolus (St. Carolus Vereeniging), sebagai badan sosial yang mengelola rumah sakit St.Carolus. 13 Januari 1919 Rumah Sakit St. Carolus diberkati oleh M gr. ES Luypen SJ. 21 Januari 1919 Pertama kali dibuka untuk umum dengan kapasitas 40 tempat tidur. 1943 M asa Pendudukan Jepang, para dokter dan karyawan ditawan, Namun berkat keberanian Uskup Soegijapranata SJ dan Uskup Willekens SJ menghadapi penguasa pendudukan pemerintah Jepang, beliau berhasil mengusahakan agar Rumah Sakit St. Carolus dapat berjalan terus, meskipun dalam pengasingan dan pengelolaannya di serahkan kepada para biarawatidari Tarekat Cinta Kasih Carolus Borromeus.
29 Setelah Indonesia Merdeka
Gambar 2.4, RS.St.Carolus Setelah Indonesia M erdeka
Rumah Sakit St. Carolus terus mengembangkan diri. Hal ini dapat dibuktikan dengan dibukanya Sekolah Bidan. Kursus Pembantu Perawat, Sekolah Pengatur Rawat yang kemudian dikembangkan menjadi Akademi Perawat di tahun 1962. S ejak tahun 1967 rumah sakit S t. Carolus sudah mulai memikirkan pelayanan di daerah pinggiran dengan mendirikan Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas/BKM) berturut-turut di Tanjung Priok, Cijantung, Paseban, Klender, Cengkareng, dan yang terakhir di Tigaraksa pada tahun 1997. 1980: Nama rumah sakit ini di ubah menjadi PELAYANAN KESEHATAN St. Carolus (PK St. Carolus/PKSC). M engingat perhatian dan orientasi yang semakin luas dalam upaya merealisasikan tingkat kesehatan masyarakat agar menjadi lebih baik. Dibidang M anajemen juga dilakukan pembenahan manajemen panutan
karismatik
yang
mengutamakan
para
pemimpin
berpengaruh,
dikembangkan menjadi Manajemen Matriks yaitu mengandalkan keputusan bersama. 1990: M anajemen diperbaharui lagi menjadi manajemen Unit yang
30 menekankan fungsi Intrapreneurship bagi unit atau satuan kerja. Kepeduliannya terhadap lingkungan juga tidak luput dari perhatian seperti dibangunnya pengolahan limbah dan sanitasi untuk rumah sakit. Kiranya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa semua kebijakan ini membuat PKSC masih tetap diterima kehadirannya oleh masyarakat. Hal ini tidak lepas dari peranan para biarawati yang sangat besar jasanya dalam mendampingi operasional PKSC seharihari. Demikian juga kaum awampun tak kurang gigihnya dalam memberikan warna serta mengemudikan PKSC sehingga berkembang seperti yang dapat kita nikmati dewasa ini. 1997: PK St. Carolus mendapatkan Akreditasi penuh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia di bidang: Administrasi manajemen, Pelayanan M edis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan Rekam M edis.
VIS I M enjadi Pelayanan Kesehatan yang dikenal melayani sesama dengan sentuhan manusiawi, utuh dan terpadu, melalui sumber daya manusia yang mampu dan mau bekerja keras, belajar dan mengembangkan diri.
Gambar 2.5, Sususnan Direksi P.K.St.Carolus
31 MIS I •
M emberikan pelayanan kesehatan dengan sikap bela rasa, sabar, rendah hati, hormat terhadap kehidupan dan adil kepada mereka yang membutuhkan.
•
M emberikan pelayanan kesehatan melalui Balai Kesehatan M asyarakat (BALKESM AS/BKM ), Rawat inap, Rawat Jalan, dan pelayanan penunjang dengan memperhatikan aspek fisik, mental, sosial, spiritual.
•
M enyediakan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat dari semua strata sosial, ekonomi dengan cara subsidi silang.
•
M enyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan bagi semua yang berkarya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan PK St. Carolus.
•
M enciptakan suasana atau iklim kerja yang serasi dan mendukung kebersamaan, rasa memiliki serta disiplin demi kemajuan PK St. Carolus.
S US UNAN DIREKS I Direktur Utama
dr. M arkus Waseso Suharyono, MARS
Direktur M edik
dr. Angela Nusatya Abidin, M ARS, Sp.MK
Direktr Keperawatan
Sr. Ros Isti Rahayuningsih CB, BSN
Direktur Kesehatan M asyarakat
dr. Agustina Harsamin, M ARS
Direktur Administrasi dan Keuangan
dr. Catharina Butet S. M ARS
Direktur SDM dan Umum
Emirita Rohani Hastuti, SH
32 2.8. Mandatoris (Data Tambahan)
Sudin Kesmas Jakarta Pusat
Gambar 2.6, Logo Sudin Kesmas JakPus yang sama dengan Logo Bhakti Husada DepKes (karena Sudin Kesmas merupakan perwakilan dari DepKes)
VIS I Organisasi yang handal dan mampu mewujudkan masyarakat yang sehat yang didukung sumber daya profesional dan peran serta aktif masyarakat menuju kota yang sehat.
MIS I •
M engoptimalkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien).
•
M engembangkan program kerja bidang jalan yang terpadu dan konsisten.
•
M eningkatkan penguasaan profesi bidang jalan yang didukung SDM yang memadai dalam penerapan IPTEK dan IMTAQ.
•
M eningkatkan layanan teknis jalan melalui pembinaan sistem tata laksana.
33 Tugas Pokok & Fungsi 1. Pelaksanaan kegiatan administrasi umum 2. Penyusunan Program Kerja dan Informasi 3. Pelaksanaan kegiatan perencanaan teknik jalan dan jembatan 4. Pelaksanaan kegiatan pengawasan teknik dan pengendalian teknik terhadap pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan 5. Pelaksanaan kegiatan pembinaan prasarana dan sarana yang dilaksanakan oleh masyarakat, badan hukum maupun instansi 6. Pelaksanaan kegiatan pengawasan teknik dan pengendalian teknik terhadap pemeliharaan jalan dan jembatan 7. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengamanan terhadap penggunaan dan pemanfaatan Daerah M ilik Jalan untuk mencegah terganggunya fungsi bangunan pekerjaan umum bidang jalan 8. Pemberian izin/rekomendasi teknik bidang jalan tingkat Kotamadya 9. Pelaksanaan pembinaan kegiatan pekerjaan umum bidang jalan di Kecamatan
Dalam hal ini Sudin Kesmas Jakarta Pusat turut membantu BKM Paseban P.K.St.Carolus dalam hal: 1. Pengadaan dan pendistribusian obat-obatan gratis dari pemerintah 2. M embuat laporan statistik jumlah penderita baru TBC, penderita TBC yang kambuh dan penderita TBC yang sudah sembuh tiap 3 bulan setiap tahunnya. 3. M engecek berjalan atau tidaknya program TB P.K.St.Carolus yang telah mengadopsi strategi DOTS dari pemerintah dan WHO.
34 Data jumlah penderita penyakit TBC dan jumlah kesembuhan penderita penyakit TBC di BKM Paseban P.K.S t.Carolus. •
Jumlah penderita penyakit TBC periode 2007: 48 orang.
•
Jumlah penderita penyakit TBC periode 2008: 42 orang.
•
Jumlah penderita penyakit TBC yang sembuh periode 2007: 35 orang.
Data jumlah penderita penyakit TBC dan jumlah kesembuhan penderita penyakit TBC di Puskesmas kelurahan Paseban-Jakarta Pusat. •
Jumlah penderita penyakit TBC periode 2007-2008: 29 orang.
•
Jumlah penderita penyakit TBC yang sembuh periode 2007-2008: 29 orang.
•
Jumlah penderita penyakit TBC periode 2008-2009: 25 orang.
2.9. Analisa Faktor Penghambat dan Faktor Penunjang. Faktor Penunjang dari Dalam (Internal) -
Sewaktu kampanye ini masih berjalan, kampanye ini sangat membantu keberhasilan program pemberantasan TB di BKM Paseban P.K.St.Carolus. Hal ini ditunjukkan dari tingkat kesembuhan penderita penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus yang dapat mencapai 85% ke atas. (faktor penunjang utama yang berasal dari: kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus” ini sendiri).
-
Adanya rencana agar kampanye ini dijalankan kembali. Hal ini didukung dengan adanya: seseorang yang telah ditunjuk kembali sebagai motivator dan koordinator kampanye ini, serta petugas pelaksana kampanye ini yang sudah
35 mulai dibentuk kembali dan ditetapkan. (faktor penunjang utama yang berasal dari: kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus” ini sendiri). -
Adanya pelayanan yang lebih ramah, lebih tulus, lebih bagus dan lebih peduli dari petugas pelaksana TB BKM Paseban P.K.St.Carolus terhadap penderita penyakit TBC yang berobat di BKM Paseban P.K.St.Carolus. (faktor penunjang pendukung yang berasal dari: BKM Paseban P.K.St.Carolus).
-
Adanya semangat dan ikrar yang dilaksanakan dengan baik dan efektif oleh setiap petugas pelaksana kampanye ini untuk gigih memberantas penyakit TBC dan mengurangi penderitaan pasien yang umumnya dari masyarakat miskin. (faktor penunjang pendukung yang berasal dari: BKM Paseban P.K.St.Carolus).
-
Ruang periksa dan tunggu pasien serta ruang di mana kampanye ini diadakan terasa nyaman, sejuk dan bersih, sehingga penderita penyakit TBC lebih memilih untuk berobat dan mengikuti kampanye ini di BKM Paseban P.K.St.Carolus. (faktor penunjang pendukung yang berasal dari: BKM Paseban P.K.St.Carolus).
-
Adanya pemberian susu dan beras gratis, hadiah kecil, door price dan sajian sederhana bagi para penderita TBC yang menghadiri acara kampanye ini. (faktor penunjang pendukung yang berasal dari: BKM Paseban P.K.St.Carolus).
-
Adanya dana Caritas untuk membantu penderita penyakit TBC yang kurang mampu agar dapat berobat dan memperoleh obat secara gratis. (faktor penunjang pendukung yang berasal dari: BKM Paseban P.K.St.Carolus).
36 Faktor Penghambat dari Dalam (Internal) -
Kurangnya suatu bentuk kampanye penyuluhan yang kreatif yang lebih menarik melalui media visual, yang bertujuan memberikan pengetahuan tentang pentingnya teratur minum obat bagi penderita penyakit TBC.
-
Kurangnya keinginan penderita penyakit TBC untuk teratur minum obat dikarenakan oleh efek samping obat yang tidak mengenakkan dan banyaknya obat yang harus dikonsumsi setiap harinya (penderita penyakit TBC merasa bosan).
-
M ental penderita penyakit TBC yang mudah down karena merasa dikucilkan.
-
Sempat tidak adanya koordinator kampanye penyuluhan ini, sehingga kampanye ini sempat vakum dalam waktu lama.
-
Adanya pergantian petugas pelaksana program TB untuk kampanye “Teratur M inum Obat bagi Penderita Penyakit TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus” yang belakangan ini sering dilakukan, sehingga butuh waktu yang cukup lama bagi para petugas baru untuk memahami tentang kampanye ini secara efektif.
-
Kurangnya tenaga petugas pelaksana program kampanye ini.
-
Para panitia pelaksana kampanye ini kurang kompak kerjasamanya.
-
Kurangnya dana untuk menyelenggarakan kampanye ini.
Faktor Penunjang dari Luar (Eksternal) -
Tidak adanya kampanye yang seperti ini, yang dilakukan oleh pihak instansi pemerintah, seperti puskesmas maupun rumah sakit pemerintah.
-
Adanya bantuan obat-obatan gratis dari pemerintah.
37 -
Adanya bantuan kerjasama dari pemerintah dalam pelatihan penyuluhan pemberantasan TBC bagi petugas pelaksana program TB P.K.St.Carolus.
-
Adanya bantuan dana dari pemerintah untuk program pemberantasan TBC di BKM Paseban P.K.St.Carolus.
-
Adanya bantuan dari pemerintah, yakni berupa bahan gratis untuk pemeriksaan laboratorium.
Faktor Penghambat dari Luar (Eksternal) -
Kurangnya pengetahuan masyarakat umum dan keluarga dari penderita penyakit TBC tentang apa itu penyakit TBC, pentingnya teratur meminum obat TB, cara penyembuhannya dan cara penularannya. Sehingga pada umumnya penderita penyakit TBC dikucilkan.
-
Pada saat sekarang ini, program pemberantasan TB yang dijalankan puskesmas lebih baik dan efektif dibandingkan program pemberantasan TB yang dijalankan oleh BKM Paseban P.K.St.Carolus.
-
Lokasi tempat diadakannya kampanye ini dirasa jauh oleh beberapa pasien.
-
Ada beberapa pasien yang merasa memerlukan waktu lama di perjalanan untuk mencapai lokasi di mana kampanye ini diadakan.
-
Bagi beberapa pasien, biaya perjalanan dirasa tinggi untuk mencapai tempat kampanye ini diadakan.