BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain: 1. literatur : buku, artikel elektronik 2. wawancara (Ibu Nani Supolo, sekretaris umum PERWATUSI/ Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia, dr. Irwan Santoso) 3. quesioner (100 lembar, disebarkan di sekolah Bina Tunas Bangsa; responden usia 14-18 tahun, golongan A,B,C+)
2.2 Gambaran Umum Osteoporosis Apa itu Osteoporosis? Kata osteoporosis, berasal dari bahasa Yunani, yang artinya tulang dan lubang. Osteoporosis berarti tulang keropos, apa pun penyebabnya, dan terjadi pada kebanyakan lansia. Tulang berlubang-lubang pada strukturnya dan berkurang komposisinya. meskipun tetap sama dan tampak normal dari luar. Pengurangan massa tulang akibat penuaan memang gejala biasa, namun menjadi penyakit bila massa tulang mencapai tingkat yang membuatnya mudah patah. Pada orang dewasa normal, tulang kuat dan hanya patah apabila mengalami trauma berat, misalnya kecelakaan lalu lintas. Dengan bertambahnya usia dan
4
penyakit tertentu, tulang menjadi lebih tipis dan rapuh sehingga lebih mudah patah. Patahnya tulang karena kerapuhan merupakan pertanda osteoporosis yang sering terjadi pada pergelangan tangan, tulang belakang, dan tulang pinggul. Penyakit ini dimulai lebih dini daripada yang anda sadari, nyaris tidak kentara, dan berkembang dengan sangat perlahan, menghasilkan gejala-gejala di usia lebih lanjut – hampir tidak pernah menyebabkan serangan yang jelas. Kejadiannya serupa dengan menuang air ke dalam gelas : tidak terjadi apa-apa dalam waktu yang lama, tetapi jika air mencapai tepian gelas maka akan tumpah. Pembentukan Osteoporosis Tulang adalah jaringan hidup yang harus terus diperbaharui untuk menjaga kekuatannya. Tulang yang tua selalu dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Bila proses ini, yang terjadi di permukaan tulang dan disebut peremajaan tulang, tidak terjadi, rangka kita akan rusak karena keletihan ketika kita masih muda. Ada dua jenis sel utama dalam tulang, yakni osteoklast, yang merusak tulang, dan osteoblast, yang membentuk tulang baru. Kedua sel dibentuk dalam sumsum tulang. Saat kita bertambah tua osteoklast lebih aktif dan osteoblast kurang aktif, sehingga tulang lebih banyak dirusak dan lebih sedikit dibentuk, dan terjadi pengurangan massa tulang menyeluruh. Pada osteoporosis, massa tulang padat dan berongga berkurang. Menipisnya lapisan tulang padat sangat mengurangi kekuatan tulang dan meningkatkan kemungkinan patah tulang. Pengurangan massa tulang pada
5
tulang berongga menyebabkan lempeng dan serabut tulang yang tebal menjadi tipis dan terputus-putus. Perubahan ini menambah lemahnya tulang. Selama masa kanak-kanak dan remaja, tulang tumbuh dan bertambah padat. Pada usia sekitar 25-30an tahun, massa tulang pada rangka tubuh mencapai tingkat maksimum dan kondisi ini dikenal sebagai massa tulang tertinggi. Massa tulang tertinggi berbeda pada tiap orang, biasanya lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Massa tulang akan lebih besar pada orang yang berbadan besar dibandingkan orang yang berbadan kurus dan kecil. Berkurangnya massa tulang pria dan wanita akibat usia dimulai sekitar usia 35-40 tahun sampai akhir hayat. Sekitar 35 persen tulang padat dan 50 persen tulang berongga pada wanita akan hilang, sedangkan pria hanya kehilangan sekitar dua per tiga dari jumlah tersebut. Wanita kehilangan lebih banyak tulang dibandingkan laki-laki, karena selama menopause laju berkurangnya tulang meningkat selama beberapa tahun. Bila sejak semula tulangnya lebih sedikit, laju pengurangan yang meningkat selama menopause dan usia yang lebih panjang, maka wanita tersebut berisiko menderita osteoporosis. Jenis-Jenis Osteoporosis Beberapa jenis osteoporosis antara lain: 1. Osteoporosis menopausal Osteoporosis yang terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause. Pada usia antara 45 dan 55 tahun, indung telur wanita mulai pensiun dan
6
berhenti menghasilkan hormon-hormon seks. Termasuk di antara hormonhormon ini adalah estron, androsteron, testosteron, progesteron dan estrogen. Penurunan kadar estrogen merangsang siklus pergantian tulang dan ketimpangan antara hilangnya dan pembentukan tulang baru pada setiap siklus menyebabkan hilangnya tulang sebesar 2 sampai 3 persen per tahun. Meningkatnya kecepatan hilangnya tulang ini terus berlanjut selama empat sampai delapan tahun setelah menstruasi anda berhenti, kemudian kembali pada kecepatan semula yang lebih lambat. Untuk sementara akan terjadi banjir kalsium dalam sistem tubuh akibat resorpsi tulang, ini terlihat pada pemeriksaan kemih dan darah. Semua ini normal karena semua wanita mengalami perubahan, tetapi tidak menguntungkan karena menjurus ke osteoporosis. 2. Osteoporosis yang berkaitan dengan penuaan usia Hal
ini
terjadi
karena
terjadinya
penurunan
pembentukan
tulang
dibandingkan dengan resorpsi tulang. Perbandingan antara pria dan wanita yang menderita osteoporosis ini adalah 1 : 2. Hilangnya tulang akibat usia terjadi dengan kecepatan yang setara antara pria dan wanita sejak usia 75-80 tahun, tetapi wanita telah memiliki awal yang lebih buruk akibat menopause. Tanda dan gejala yang khas adalah terjadinya penurunan tinggi tubuh yang kentara dan kifosis dengan punggung menonjol serta bungkuk, kepala menjorok ke depan.
7
3. Osteoporosis pada anak-anak Perkembangan tulang terjadi paling cepat di masa bayi dan remaja; paling sedikit setengah dari massa tulang puncak didapatkan dalam dekade kehidupan kedua. Ibarat uang di bank tulang, cadangan untuk keperluan mendadak. Ukuran tulang sebagian besar memang (60 – 80 %) ditentukan oleh gen, tetapi tulang hanya bisa mencapai potensi sepenuhnya jika terutama di saat percepatan pertumbuhan di masa remaja mendapatkan gizi yang baik dan seimbang. Osteoporosis di masa anak-anak bisa berkembang sebelum lahir. Bayi prematur kehilangan massa tulang yang seharusnya mereka dapatkan selama tiga bulan terakhir di dalam rahim. Untungnya jika semua berjalan dengan baik, mereka mencapai tingkat kepadatan mineral tulang yang normal pada usia satu atau dua tahun, dan tidak menghadapi resiko khusus untuk terkena osteoporosis di kemudian hari. Sindrom Turner, kistik fibrosis, dan setiap penyakit yang diobati dengan steroid dosis tinggi, serta kekurangan kalsium dan vitamin d dalam diet berhubungan dengan rendahnya massa tulang pada anak-anak dan resiko terkena osteoporosis. Namun karena massa kanak-kanak dan remaja adalah periode yang paling dinamis untuk pertumbuhan, akan ada periode mengejar ketinggalan jumlah massa tulang dan kekuatannya apabila ada pasokan bahan dasar yang memadai. Akibat jangka panjang tidak perlu ditakuti meskipun telah terjadi fraktur karena osteoporosis.
8
4. Osteoporosis karena anorexia nevosa, diet serta olah raga yang berlebihan Anorexia nevosa adalah wabah psikosomatik yang mengenai remaja putri. Diet yang mereka lakukan mengakibatkan kekurangan hormon wanita dan tidak terjadinya menstruasi. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama maka kondisinya akan sama seperti menopause. Kurangnya estrogen, ditambah dengan buruknya gizi, bisa menjurus ke osteoporosis dan frakturnya sebelum usia 20 tahun. Diet pengurusan tubuh yang terus menerus mirip dengan anorexia juga mendatangkan efek buruk pada tulang baik pada wanita dewasa dan remaja. Pada kasus ini osteoporosis juga bisa membuat tulang patah tanpa penyebab yang memadai. Begitu juga dengan latihan balet atau atletik yang serius bisa menghentikan produksi hormon seks pada wanita dan mengakibatkan osteoporosis. 5. Osteoporosis pada ibu yang hamil dan menyusui Hal ini sangat jarang terjadi karena pada normalnya tubuh pandai menyesuaikan diri sehingga bisa memasok mineral pada janin sekaligus melindungi tulang dari kekurangan mineral. 6. Osteoporosis pada pria Pria memang memiliki resiko osteoporosis yang lebih rendah daripada wanita, tetapi mereka tidak imun terhadap osteoporosis, dan jika mereka terkena pada umumnya mereka terkena osteoporosis yang berkenaan dengan usia. Sampai usia 44 tahun pria mengalami lebih banyak patah tulang
9
dibanding wanita karena gaya hidupnya, tetapi pada usia 40 – 50 tahun perbandingan ini berubah. 7. Osteoporosis sekunder Osteoporosis sekunder merupakan osteoporosis yang biasa muncul dari efek suatu obat, yang biasanya diberikan untuk pengobatan suatu penyakit, dan efek dari suatu penyakit itu sendiri. Obat yang bisa menyebabkan osteoporosis antara lain : steroid, alkohol, obat-obat hormon anti seks, heparin, litium, metotreksat dan obat sitotoksik lainnya, kelebihan vitamin D. Penyakit yang meningkatkan efek osteoporosis antara lain: ginjal, intoleransi terhadap produk susu (kekurangan laktase), artritis reumatoid, penyakit pada sistem pencernaan, hemofilia, dan lain-lain. Siapa yang Mengalami Osteoporosis? Siapa pun bisa terserang osteoporosis, namun tingkat resikonya berbeda. Resiko terserang osteoporosis tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, jenis kelamin dan ras. Faktor Genetika Osteoporosis merupakan bagian dari proses penuaan, namun tidak semua orang terserang. Walau tidak sekuat hemofilia, peran faktor genetik pada osteoporosis tidak diragukan lagi. Besarnya massa tulang tertinggi sangat ditentukan oleh gen, namun semakin lanjut usia peranan faktor lain semakin besar dan mungkin menentukan timbulnya osteoporosis. Bedasarkan penelitian, orang Asia dan Eropa memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan orang Afrika.
10
Faktor Risiko Penting : 1. Menopause dini Menopause dini terjadi apabila seorang wanita mengalaminya sebelum usia 45 tahun, baik itu secara alami ataupun akibat pengangkatan indung telur, radiasi ataupun pengobatan kanker. Seorang wanita yang mengalami menopause dini mempunyai resiko lebih besar terkena osteoporosis. 2. Amenore Amenore atau tidak mendapatkan haid sebelum menopause bisa terjadi karena banyak hal, misalnya wanita dengan anorexia nervosa, wanita kurus yang melakukan olah raga berat seperti atlet profesional, wanita dengan penyakit kronis, ataupun karena gangguan yang disebabkan oleh penyakit sistem reproduksi. Amenore dikaitkan dengan rendahnya produksi hormon seks estrogen dan merupakan faktor resiko penting terjadinya osteoporosis. 3. Terapi steroid Terapi steroid banyak banyak dilakukan untuk pengobatan berbagai penyakit. Semakin tinggi dosis steroid semakin tinggi kemungkinan terkena osteoporosis. 4. Penyakit Beberapa penyakit dihubungkan dengan resiko osteoporosis, antara lain: penyakit tiroid (kelebihan hormon tiroksin yang diproduksi kelenjar tiroid mengakibatkan massa tulang berkurang dan mengakibatkan osteoporosis), kanker (salah satu jenis kanker yang menimbulkan osteoporosis yaitu kanker sunsum tulang), penyakit hati kronis, gagal ginjal, dan lain-lain
11
5. Faktor gaya hidup Banyak aspek kehidupan sehari-hari yang mempengaruhi tulang kita, termasuk pola makan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan merokok. Faktor-faktor ini bisa kita ubah untuk mengurangi resiko osteoporosis. 6. Pola Makan Banyak faktor dalam pola makan yang mempengaruhi tulang. Kecilnya asupan kalsium semasa kecil dan remaja bisa menyebabkan rendahnya masa tulang tertinggi, dan kurangnya kalsium dalam makanan menambah penurunan massa tulang. Kekurangan vitamin D yang terkait dengan kekurangan kalsium, membuat tulang tulak dan meningkatkan penurunan massa tulang dan resiko patah tulang. 7. Alkohol Konsumsi alkohol yang berlebihan meningkatkan resiko patah tulang. 8. Merokok Wanita perokok mengalami menopause lebih awal dan mempunyai kadar estrogen yang lebih rendah daripada bukan perokok. Rokok juga dipercayai berpengaruh buruk pada sel pembentuk tulang (osteoblas). 9. Kurang gerak Kurang aktif secara fisik di masa kanak-kanak dan remaja bisa mengurangi massa tulang tertinggi, sedangkan kurang gerak secara umum akan mempercepat turunnya massa tulang.
12
Gejala dan Tanda-Tanda Osteoporosis Osteoporosis hanya menunjukkan gejala bila ada tulang yang patah. Perlu disadari bahwa menurunnya massa tulang tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala lain. Patah pergelangan, tulang belakang dan tulang pinggul sering terjadi pada osteoporosis. Patah tulang belakang dapat menyebabkan berkurangnya tinggi badan, melengkungnya tulang belakang, dan disertai perubahan bentuk badan yang lain. Patah pergelangan dan tulang pinggul perlu dirawat di rumah sakit dan hampir semua patah pinggul perlu dioperasi. Konsekuensi jangka panjang sekitar 15-20 persen pasien meninggal dalam enam bulan setelah patah tulang pinggul. Hanya sekitar seperempatnya bisa melakukan aktivitas seperti semula, sepertiganya perlu dibantu orang lain, dan selebihnya bahkan memerlukan bantuan orang untuk beraktivitas sehari-hari. Diagnosis Osteoporosis Tidak ada program skrinning untuk osteoporosis pada wanita sehat, namun pemeriksaan tulang dianjurkan bagi orang dengan faktor resiko kuat. Penanganan Umum Osteoporosis Belum ada terapi yang membalikkan efek osteoporosis, tetapi banyak yang dapat dilakukan untuk menekan atau memperlambat turunnya massa tulang (seperti berolah raga, mengubah pola makan, mencegah jatuh) serta mengurangi sakitnya. Dan dengan fisioterapi dapat mengembalikan percaya diri dan mobilitas.
13
Perawatan Diri Sejumlah langkah bisa kita ambil untuk menjaga kesehatan tulang sehingga mengurangi resiko osteoporosis, antara lain: 1. Atur pola makan Makanan seimbang yang kaya kalsium membuat tulang sehat dan kuat. Sumber kalsium yang utama dan terbaik adalah susu dan produk susu. Selain itu banyak juga suplemen kalsium yang dijual, tetapi kebanyakan kandungan kalsiumnya tidak cukup untuk melindungi tulang dari osteoporosis. Berikut ini adalah anjuran asupan kalsium per hari: Dibawah lima tahun
400-600
mg Anak-anak sampai 11 tahun
800 mg
Remaja
1000 mg
Pria usia 20-60 tahun
1000 mg
Wanita usia 20-45 tahun
1000 mg
Ibu hamil dan menyusui
1200 mg
Ibu remaja yang hamil dan menyusui
1200 mg
Wanita di atas 45 tahun tanpa terapi sulih hormon
1500 mg
Wanita di atas 45 tahun yang menjalani terapi sulih hormon
1000 mg
Pria di atas 60 tahun
1500 mg
Daftar asupan kalsium ini leibh besar daripada dosis yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan, tetapi masih sejalan dengan anjuran National
14
Osteoporosis Society di Inggris dan National Osteoporosis Foundation di Amerika Serikat. 2. Olah raga 3. Hindari merokok dan alkohol 4. Hindari resiko terjatuh Efek Osteoporosis Osteoporosis sering menimbulkan depresi, kehilangan percaya diri dan menarik diri dari aktivitas sosial, karena malu akan postur tubuh mereka yang berubah. Osteoporosis juga sering menimbulkan trauma akibat jatuh dan patah tulang yang dialami sehingga mereka takut untuk beraktivitas dan mengalami hal serupa lagi. Selain itu sulit sekali untuk melakukan aktivitas seperti semula secara normal dan bahkan banyak yang perlu bantuan orang lain. Dan tidak jarang pasien osteoporosis yang terjatuh dan mengalami patah tulang berakibat sampai meninggal dunia. Konsekuensi osteoporosis Fisik
Psikologis
Nyeri di punggung atau akibat fraktur
Stress dalam menghadapi kesulitan
Berkurangnya aktivitas karena terpaksa Kurang tidur karena cemas dan tidak nyaman Punggung yang membungkuk,
Depresi, citra diri yang rendah
Hilangnya ketinggian tubuh
15
Kelemahan otot
Perasaan
tidak
berguna,
bahkan
mengganggu Mudah lelah, kurang energi
Hilangnya kemandirian
Takut pada masa depan
Perasaan marah, tidak berdaya
Osteoporosis di Indonesia Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan (Depkes) menyebutkan bahwa 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki resiko osteoporosis, satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria Indonesia memiliki kecenderungan menderita keropos tulang (osteoporosis) pada usia 45 tahun ke atas. 29,7 persen dari penduduk Indonesia usia 25-90 tahun memiliki kecenderungan percepatan menderita keropos tulang. Sedangkan data penderita keropos tulang di seluruh dunia saat ini 1,7 juta jiwa dan akan meningkat menjadi 6,3 juta orang pada tahun 2050. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan bekerja sama dengan PT Fonterra Brands Indonesia di 16 kota pada tahun 2005 menyebutkan dari 65.277 sampel yang diperiksa 41,7 persen diantaranya beresiko terkena osteoporosis. Tingginya angka osteoporosis tersebut menurut Menkes Siti Fadillah Supari berjalan seiring meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia. Pada tahun 2005, tercatat 65,68 tahun angka harapan hidup manusia Indonesia. Konsekuensinya tentu saja menaikkan jumlah manusia lanjut usia 60
16
tahun ke atas. Saat ini, jumlahnya mencapai 18,4 juta atau 8,4 persen dari total penduduk Indonesia. Faktor utama yang menyebabkan tingginya angka osteoporosis adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencegah datangnya penyakit itu sendiri. Hal ini ditandai dengan rendahnya konsumsi kalsium rata-rata orang Indonesia, yakni hanya 254 mg perhari. Jumlah itu hanya seperempat dari yang menjadi standar kebutuhan kalsium secara internasional yakni 1200 mg per hari. Rendahnya konsumsi kalsium tersebut juga tercermin melalui rendahnya tingkat konsumsi susu, sebagai salah satu sumber kalsium utama. Dengan hanya 7 liter per kapita per tahun, artinya Indonesia masih kalah dari negeri tetangga seperti Malaysia yang konsumsi susunya telah mencapai lebih dari 20 liter per kapita per tahun. Sumbangan susu terhadap kecukupan kalsium cuma 20 mg karena kalau dirata-rata kita hanya minum susu 15 tetes sehari.
2.3 Gambaran Umum Susu Susu merupakan cairan putih yang merupakan sumber kalsium dan fosfor yang sangat penting untuk pembentukan tulang. Itulah sebabnya sumber nutrisi susu tidak hanya baik bagi terpeliharanya kebugaran tubuh tapi juga untuk kesehatan tulang. Berikut ini adalah beberapa hal tentang susu, seperti dijelaskan Prof. DR. Made Astawan, Guru Besar Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB. •
Susu adalah sumber protein (kasein), lemak (asam lemak miristat, palmitat, stearat, oleat, lenoleat, dan linolenat), karbohidrat (laktosa),
17
vitamin (A,D,E), serta mineral (kalium, kalsium, klor, fluor, natrium, magnesium) •
Laktosa adalah sejenis gula yang hanya terdapat pada susu hewani dan dibentuk dalam kelenjar susu. Laktosa terdiri dari glukosa dan galaktosa yang membentuk asimilasi kalsium dan fosfor, sehingga membentuk tulang dan gigi yang lebih baik. Karena itu bisa menurunkan kebutuhan vitamin D.
•
Syarat makanan yang baik, selain mengandung semua komponen gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air), juga harus mudah dicerna. Dengan begitu, lebih banyak bagian yang dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Susu merupakan makanan yang daya cernanya sangat tinggi. Hampir 100 persen protein, karbohidrat, dan lemak susu, dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Kandungan protein dalam 100 gram susu tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan daging, ikan, telur dan beberapa jenis kacang-kacangan. Namun protein susu mengandung semua asam amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Itu sebabnya susu digolongkan sebagai protein bermutu tinggi. Sayangnya terkadang ada orang yang tidak memiliki toleransi terhadap laktosa ( intolerance lactase), tidak dapat mencerna laktosa (gula dalam susu) sehingga mereka tidak dapat minum susu atau memakan produk-produk yang berhubungan dengan susu tanpa menderita beberapa gejala di bawah ini: -
gas dalam usus bawah
-
diare
18
-
kram dan nyeri perut
-
kembung
-
muntah – muntah
Gangguan usus bisa terjadi setelah memakan suatu makanan yang mengandung laktosa dan dapat berlangsung selama berjam-jam. Timbulnya masalah itu disebabkan defisiensi lactase, enzim yang bertanggung jawab mencerna laktosa, dan kurangnya aktivitas enzim laktase di dalam tubuh. Satusatunya cara untuk menyembuhkan ketidaktoleranan laktosa tersebut adalah diet bebas susu. Tapi karena susu dan produk-produk dari susu adalah sumber penting kalsium, menghindari makanan itu bisa menyebabkan kekurangan mineral yang esensial itu. Menurut Prof. DR. Ir. Made Astawan, dosen jurusan teknologi pangan dan gizi IPB kebiasaan minum susu sejak dini dapat mencegah kekurangan enzim laktase secara drastis. Kebiasaan minum susu harus dipertahankan, sejak bayi hingga dewasa agar kelak di usia lansia aktivitas enzim laktase tetap dapat dipertahankan, dan tidak mengalami intolerance lactose. Supaya perut bisa menerima dan juga mencerna susu, berikut ini usahausaha yang dapat dilakukan: -
Perhatikan makanan yang sulit dicerna oleh perut. Sebagian orang yang tidak tahan akan laktosa perutnya masih bisa menerima produk-produk tertentu yang berhubungan dengan susu jika mereka memakannya sedikit demi sedikit.
-
Hindari produk yang mengandung susu, susu kental atau susu yang sudah diambil sarinya.
19
-
Belilah susu dengan enzim lactase, yang di pasaran tersedia dalam bentuk bubuk atau kapsul sebagai Lactaid. Bila ditambahkan ke dalam susu 24 jam sebelum anda meminumnya, lactase akan mencernanya lagi. Juga tersedia tablet-tablet lactase sebagai alat bantu pencernaan.
-
Belilah susu yang merknya : actaid, es krim dan produk keju yang telah diberi lactase, dan bisa dibeli di pasar swalayan. Selain usaha di atas ada alternatif susu yang dianjurkan bagi penderita
lactose intolerance, dan juga orang di atas usia 40 tahun karena tidak mengandung kolesterol, yaitu susu kedelai. Susu kedelai juga sangat bagus untuk mencegah osteoporosis karena pada susu kedelai terdapat senyawa alami mirip estrogen. Berikut ini adalah daftar kandungan kalsium dari berbagai jenis susu : Susu ( 150 ml) Susu berlemak penuh
180 mg (98 kalori)
Susu skim, termasuk susu bubuk
195 mg (50 kalori)
Susu lansia
180 mg (98 kalori)
Susu evaporasi
420 mg (237 kalori)
Susu skim yang dipadatkan
570 mg (400 kalori)
Susu kambing
100 mg (100 kalori)
2.4 Membudayakan Minum Susu untuk Mencegah Osteoporosis Pada usia muda pembentukan tulang berlangsung lebih intensif dibandingkan resorpsinya. Sementara pada usia tua, resorpsi berlangsung lebih
20
cepat dibandingkan formasinya. Itulah sebabnya pada usia tua terjadi proses kehilangan massa tulang, yang nantinya dapat berlanjut ke keadaan keropos tulang (osteoporosis). Karena pembentukan tulang yang terus menerus tersebut maka hal pertama yang diperlukan adalah asupan kalsium yang cukup. Walaupun faktor lain juga akan berpengaruh pada terjadinya proses pembentukan tulang tapi jika tidak ada suplai kalsium maka pembentukan tulang itu sendiri tidak akan terjadi. Demi mencegah keropos tulang, mengingat susu adalah salah satu sumber kalsium tertinggi dengan resiko kecil terhadap penyakit lain, dibutuhkan keteraturan minum susu sejak dini hingga usia lanjut (lansia). Konsumsi itu juga mesti sesuai dengan kebutuhan tubuh, di mana mengingat susu masih jadi barang mahal, ada saja orang yang bisa teratur mengkonsumsi, tapi dalam jumlah yang kurang, misalnya minum susu yang encer. Lalu kenapa susu harus dikonsumsi sepanjang hayat ? Pada bayi dan anak-anak susu berfungsi sebagai bahan baku pembangunan dasar tulang yang kokoh sehingga mencapai puncaknya pada usia sebelum pubertas (sekitar 10 tahun). Pada usia sampai dengan 30 tahun, formasi tulang masih berlangsung (remodeling). Proses pembentukan tulang lebih cepat dibandingkan perusakan tulang. Oleh sebab itu susu pada masa ini juga sangat dibutuhkan untuk membentuk kepadatan massa tulang, sehingga ketika di atas usia 30 tahun, massa tulang sudah mencapai kepadatan yang tertinggi dengan stabil. Massa tulang puncak inilah yang bisa dikatakan sebagai jaminan melindungi terhadap osteoporosis di kemudian hari. Pada usia di atas 30 tahun, di mana proses
21
perusakan lebih cepat dari pada pembentukan, susu tetap harus dikonsumsi. Walaupun berjalan dengan lambat kalsium masih berfungsi untuk pembentukkan massa tulang. Selain itu kalsium juga dibutuhkan untuk berbagai hal lain di dalam tubuh, dan bila tidak ada suplai kalsium, tubuh akan mengambilnya dari tulang. Hal ini akan memperparah tingkat kehilangan massa tulang alami. Jadi susu sebagai sumber kalsium yang tinggi adalah perawatan pertama yang dapa digunakan untuk mencegah osteoporosis, dan bagi penderita osteoporosis itu sendiri.
2.5 Rangkuman Hasil Quesioner Berikut ini adalah hasil angket yang disebarkan sebanyak 100 lembar kepada remaja usia 14-18. 73% remaja tidak teratur mengkonsumsi susu, mulai dari dua kali seminggu sampai dengan sebulan sekali, bahkan 2% mengaku sudah tidak pernah minum susu sama sekali, dan hanya 34% yang masih menyatakan rutin minum susu dengan mayoritas minum susu sekali sehari. Dari 75% remaja yang tidak teratur minum susu mereka mengaku mulai tidak teratur minum susu pada usia 0-12 tahun sebanyak 24,66%, 14-18 tahun sebanyak 42,47% dan sisanya 32,87% tidak ingat. Alasan mereka tidak teratur mengkonsumsi susu adalah tidak merasa penting untuk mengkonsumsi susu sebanyak 38,36%, kurang nge-trend dibandingkan minuman lain sebanyak 10,96%, tidak suka sebanyak 10,96%, takut gemuk sebanyak 9,22%, alergi 4,1% dan sisanya sebanyak 26,4 % tidak menjawab.
22
Sedangkan dari 34% yang menyatakan masih rutin mengkonsumsi susu alasan mereka adalah baik untuk kesehatan sebanyak 79,44%, disuruh oleh orang tua sebanyak 11,76%, karena suka rasanya sebanyak 8,8%. Dari
keseluruhan
responden
sebanyak
80%
menjawab
mereka
mengetahui bahwa susu bermanfaat bagi kesehatan tulang, dan sisanya 20% tidak menjawab. Dari responden yang menyatakan tidak mengkonsumsi susu secara teratur didapatkan data bahwa 73% menyatakan tahu mengenai osteoporosis, dan 13% menyatakan tidak tahu. Dari 73% yang menyatakan tahu mengenai osteoporosis, 76,7% berpendapat bahwa osteoporosis harus dicegah sedari dini salah satunya dengan cara minum susu, 12,33% menyatakan osteoporosis perlu diperhatikan ketika sudah tua nanti, 6,85% menyatakan tidak tahu cara mencegahnya, 4,12% tidak menjawab.
2.6 Permasalahan Umum 1. Kurangnya perhatian masyarakat terutama kaum muda mengenai bahaya osteoporosis yang akan mengancam mereka di usia tua kelak sehingga kurang kesadaran untuk mencegah osteoporosis semenjak dini. 2. Rendahnya tingkat konsumsi susu sebagai sumber kalsium utama untuk perawatan pertama dan salah satu pencegahan utama osteoporosis, terutama di kalangan kaum muda.
23
2.7 Kampanye Minum Susu untuk Mecegah Osteoporosis Sejak Dini Kampanye ini diadakan untuk mengajak para muda minum susu dan membudayakan kebiasaan minum susu, sehingga diharapkan tulang menjadi lebih kuat dan mencegah atau meminimalisir resiko osteoporosis ketika tua nanti.
2.8 Target Audience Kampanye minum susu untuk mencegah osteoporosis sejak dini ini ditujukan kepada remaja dan kaum muda sekitar usia 14-18 tahun, yang berdomisili di kota besar, khususnya Jakarta, dengan golongan ekonomi A,B,C+. Mengapa kampanye ini ditujukan kepada kaum muda golongan A,B,C+? Kampanye ini ditujukan kepada kaum muda karena pencegahan osteoporosis harus dilakukan sedini mungkin, dan seharusnya kaum muda dari golongan A,B,C+ tidak memiliki kesulitan secara ekonomi untuk mengkonsumsi susu, tetapi pada realitasnya kaum muda golongan A,B,C+ pada umumnya tidak minum susu secara teratur. Hal ini disinyalir terjadi karena
masih adanya
persepsi bahwa susu hanya ditujukan untuk bayi, anak, dan orang lanjut usia, di samping adanya ketakutan kaum muda bahwa susu mengakibatkan kegemukan, dan kalah pamornya susu dibandingkan dengan berbagai jenis minuman lain yang sangat beraneka ragam dengan beraneka rasa.
24
2.9 Data Penyelenggara 1. PT Australian Indonesian Milk Industries (Indomilk) Jln. Jakarta – Bogor Raya Km 26,6 Jakarta 13740 Sejarah Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967 sebagai penanam modal asing pertama serta pelopor dalam pembuatan Susu Kental Manis secara modern di Indonesia . PT Indomilk memperoleh status PMDN di tahun 1986 setelah terjadinya alih teknologi dan permodalan. Berawal dengan 200 karyawan, kini bersama lebih dari 1000 orang, kapasitas produksi jauh meningkat, serta ragam produk berkembang lebih banyak dan lengkap. Selama lebih dari 30 tahun, Indomilk dikenal sebagai produsen susu bermutu international dan pelopor susu kental manis di Indonesia. Ragam produknya kini mencangkup Susu Kental Manis, Susu Pasteurisasi, Susu Cair, Susu Bubuk, Susu Steril, Yoghurt hingga Mentega. Pada tahun 1994 Indomilk adalah perusahaan susu pertama di Indonesia yang memperoleh rekomendasi untuk mencatumkan label 'HALAL' pada semua produknya setelah memenuhi persyaratan ketat yang diterapkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Agama RI dalam hal bahan baku, formulasi, pengolahan, peralatan, ujicoba kontaminasi dan radiasi, kebersihan sarana kerja, control mutu dan kemasan serta penanganan limbah.
25
Pada tahun 2001 Indomilk mendapat sertifikat ISO 9002 dibidang industri pengolah susu dari lembaga Setifikat International SGS dan UKAS Quality Management dengan No Certificate :Q53616 Berkat reputasi dan kualitas standar internasional, sejak 1988 Susu Kental Manis Indomilk telah di ekspor ke berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Taiwan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Latin. Produk Produk-produk Indomilk antara lain: Indomilk
Bio Kids
UHT Indomilk
Cap Enaak
Omega 3
UHT Kids Indomilk
Kremer
Calci skim
UHT Calci skim
Tiga Sapi
Fresh Milk Indomilk
Nice Yogurt Drink
Crima
Sterilized Milk Indomilk
Orchid Butter
Salah satu produk terbaru dari Indomilk adalah Calci skim. Calci skim dapat ditemukan dalam bentuk susu bubuk dan susu cair. Setiap 100 gram Indomilk Calci skim mengandung: •
Kalsium 1600 mg
•
Vitamin D3 350 I.U
•
Vitamin C 40 mg
•
Vitamin B1 0,75 mg
•
Vitamin A1 500 I.I
•
Makro nutrient seperti kabohidrat 53,2 gram
26
•
Protein 34,5 gram
•
Lemak susu yang hanya 1 mg
2. PERWATUSI (Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia) Jalan BDNII no.77 Cilandak, Jakarta Selatan Telepon : 7695983 Email :
[email protected] Ketua : Ibu Soeharti Soesilo Hardjoprakoso Pengurus
: 7 orang
Sejarah
27
Osteoporosis baru dikenal sejak kira-kira 10 tahun yang lalu. Dengan meningkatnya usia hidup manusia Indonesia, osteoporosis yang merupakan salah satu penyakit degeneratif, jumlah penderitanya meningkat, namun kesadaran masyarakat akan bahaya osteoporosis masih sangat rendah. Atas dasar pemikiran tersebut, beberapa orang Ibu merasa terpanggil untuk membentuk Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia yang disingkat PERWATUSI, dengan visi dan misinya sebagai berikut: Visi: Sadar Dini Cegah Osteoporosis menuju Masyarakat Indonesia bertulang sehat dan kuat. Misi: 1. Menggalakkan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi dengan berbagai cara dan melalui berbagai kesempatan. 2. Merekrut tenaga relawan sebagai kader yang terdidik. Kegiatan PERWATUSI berkonsentrasi dalam bidang penyebaran dan pengubahan kesadaran masyarakat mengenai pencegahan osteoporosis sejak dini. Banyak event yang diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai bahaya osteoporosis dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan osteoporosis sejak dini. Dalam penyelenggaraan kegiatan, Perwatusi biasa bekerja sama dengan PEROSI ( Persatuan Osteoporosis Indonesia), dan sponsor-sponsor lain. Beberapa kegiatan nyata PERWATUSI antara lain:
28
-
PERWATUSI bekerja sama dengan Perosi mengembangkan dokumen informatif mengenai tiga tahun program untuk mencari sponsor dalam rangka berperang melawan osteoporosis di Indonesia.
-
Mengadakan PERWATUSI’s Outreach Education pada tahun 2005 yang terdiri dari tiga sesi training, untuk memberikan edukasi pengajar mengenai osteoporosis.
-
Menyelenggarakan berbagai event informatif seperti seminar setiap bulan Osteoporosis, di bulan September.
2.10 Faktor Pendukung dan Penghambat 2.10.1 Faktor Pendukung 1. Susu terbukti sebagai konsumsi yang mengandung kalsium tinggi dan berbagai gizi lain yang bagus untuk pencegahan dan penanganan awal osteoporosis dan berbagai penyakit lainnya. 2. Susu dibuktikan berbagai penelitian tidak mengakibatkan kegemukan, di samping sudah tersedianya berbagai produk susu low fat.
2.10.2 Faktor Penghambat 1. Kaum muda tidak suka minum susu. 2. Kaum muda sangat mengikuti trend pergaulan, sayangnya minum susu bukan sesuatu yang disebut “gaul” oleh mereka, jika dibandingkan dengan berbagai jenis minuman lain.
29
3. Sulitnya mengubah persepsi yang sudah lama tertanam bahwa peminum susu hanya bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia. 4. Kaum muda pada umumnya melakukan tindakan tanpa memikirkan hal-hal yang jauh ke depan seperti kesehatan masa tua nanti, sehingga sulit meyakinkan mereka minum susu demi pencegahan osteoporosis yang mungkin mereka alami di usia tua.
30