4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh adari berbagai sumber, antara lain: 1. Literatur : buku, artikel elektronik maupun non elektronik, laporan penelitian, dan laporan seminar 2. Wawancara
dengan narasumber dari pihak terkait : Dinas Pariwisata Kota
Semarang, Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata, budayawan, pelaku budaya terkait. 3. Pengamatan langsung terhadap budaya Semarang.
2.2 Data & Literatur 2.2.1 Terminologi Judul Judul yang diambil untuk Tugas akhir ini adalah : “Perancangan Komunikasi Visual untuk menunjang Festival Budaya Kota Semarang.” Beberapa definisi yang didapat untuk judul ini adalah :
Festival : bahasa Latin berasal dari kata dasar "festa" atau pesta dalam bahasa Indonesia. Festival biasanya berarti "pesta besar" atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.
5 Kebudayaan
: suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu bangsa
dalam bidang estetis, moral dan ideasional yang terjadi melalui proses integrasi ,baik integrasi historis maupun pengaruh jangka panjangnya. Produk dari kebudayaan dapat berwujud barang buatan (artifact), kelembagaan sosial (socifact), dan buah pikiran (mentifact).
Kota Semarang : Ibukota Propinsi Jawa Tengah terletak di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa dengan posisi 110 derajat 23’57’79” BT dan 110 derajat 27’7-“ BT, Lintang 6 derajat 55’6” LS dan derajat 58’18” LS.
2.2.2 Gambaran Umum Kota Semarang 1. Sejarah Kota Semarang Kota Semarang didirikan pada tahun 1547 oleh Sultan Pandanaran yang menjadikan Semarang sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam dan menjadi bagian dari kerajaan Demak. Dengan adanya pusat penyiaran Agama Islam berdampak pada makin ramainya kota Semarang.
Semarang berasal dari kata asem dan arang sebagai refleksi apa yang dilihat Ki Ageng Pandanaran saat menapakkan kaki di Semarang yaitu pohon – pohon asem yang tumbuh secara acak pada jarak tertentu.
Sultan Pandanaran II adalah Bupati Semarang I yang melakukan dasar-dasar Pemerintahan Kota dan dinobatkan pada tanggal 12 Rabiulawal 954 H atau 2
6 Mei 1547 M, yang kemudian pada tanggal Sultan Pandanaran II dinobatkan tersebut dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Semarang.
Beliau meneruskan mengislamkan masyarakat Semarang yang masih beragama Hindu dan Budha.Selain itu Kyai Pandanaran II juga memajukan perekonomian yang saat itu sudah mempunyai pelabuhan di Bergota dan pemukiman orangorang Cina di sekitar Simongan, Gedung Batu.
2. Masa Penjajahan Kota Semarang mengalami kemajuan pesat di bawah kolonialisme Belanda. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana perkotaan seperti jalan, transportasi kereta api, pasar-pasar dsb. Tanggal 16 Juni 1864 dibangun rel kereta api pertama di Indonesia mulai dari semarang menuju Kota Solo dan Kedung Jati, Surabaya, dan ke Magelang serta Yogyakarta, kemudian dibangun 2 stasiun yaitu stasiun Poncol dan Stasiun Tawang.
Kapal-kapal dagang mulai berlabuh di kota Semarang dikarenakan letaknya yang strategis antara Batavia dan Surabaya. Pedagang-pedagang Cina, Arab, Belanda, Melayu mulai berdatangan. Transaksi antar pedagang dan orang-orang setempat memungkinkan terjadi pula percampuran budaya.Bangunan-bangunan ibadah mulai bermunculan sebagai manifestasi agama dan budaya yang dibawa oleh pendatang ke Semarang dan membaur bersama warga pribumi.
7 Gerakan-gerakan politik mulai bermunculan sebagai akibat penjajahan Belanda terhadap bumi Nusantara. Percikan – percikan politik yang berlawanan dengan pemerintahan kolonial Belanda mulai bermunculan berakibat pembatasan – pembatasan di segala bidang. Tahun 1942 kota Semarang dikagetkan dengan hadirnya militer Jepang. Ternyata Jepang menduduki kota-kota di Indonesia karena kemenangannya dalam Perang Dunia II.Pendudukan Jepang ternyata lebih menyengsarakan rakyat . Sehingga dengan semangat tinggi para pemuda bangkit melawan penjajahan Jepang. Pada tanggal 14 hingga 19 Oktober 1945 para pemuda Semarang yang terdiri dari berbagai unsur bersatu melawan Jepang dikenal dengan ‘Pertempuran 5 Hari di Semarang’.Lokasi perinagtan Pertempuran 5 Hari di Semarang berada di sekitar Tugu Muda yang sekaligus simbol peristiwa heroik.
3. Pasca Kemerdekaan Pada tahun 1950 kota Semarang menjadi kota Praja di propinsi Jawa Tengah. Sambil berbenah untuk mulai mengatur kota sendiri Kota Semarang menggeliat untuk menghadapi tantangan dan ujian selama 20 tahun antara lain Gerakan G30 S PKI .
Tahun 1976 wilayah Semarang mengalami pemekaran sampai ke Mijen, Gunungpati dan Tembalang di wilayah Selatan, Genuk di wilayah Timur, dan Tugu di wilayah Barat. Pusat-pusat industri mulai berkembang seiring dengan tumbuhnya perdagangan , pendidikan, dan perumahan.
8 Pusat-pusat aktivitas mulai merata ke semua kawasan sehingga masing-masing kawasan mengalami pertumbuhan yang sama.
4. Masa Kini Tahun 1992 Kota Semarang mengalami penataan dengan dasar Peraturan Pemerintah RI (PP) Nomor 50 tahun 1990 tentang Pembentukan Kecamatan – Kecamatan, dimana Semarang terbagi menjadi 16 kecamatan. Pemerataan pembangunan
diupayakan
dengan
membangun
infrastruktur
untuk
menghubungkan tempat-tempat terisolir. Problem – problem kota mulai muncul seperti kerusakan lingkungan, pertumbuhan penduduk yang pesat, kurang terkendalinya eksploitasi lahan, banjir tahunan,dan rob.
Era reformasi sejak tahun 1998 menandai lahirnya penataan-penataan baru berupa Otonomi Daerah pada tahun 2000.Meski kota-kota lain bergejolak kota Semarang tetap relatif aman dan terkendali.Dengan otonomi Daerah diharapkan semua aset kota Semarang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan seluruh warga kota.
2.2.3 Visi Kota Semarang Visi Kota Semarang adalah sebagai Kota Metropolitan yang religius Berbasis Perdagangan dan Jasa. Visi tersebut memiliki makna sebagai berikut : Kota Metropolitan berarti bahwa Kota Semarang mempunyai sarana dan prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan hinterland.
9 Religius berarti bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini akan kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntutan dalam menjalankan kehidupannya dalam wujud keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perdagangan dan Jasa merupakan basis aktivitas ekonomi masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2.2.4 Misi Kota Semarang Untuk mewujudkan visi Kota Semarang 2005-2010 dijabarkan 6 misi yang menjadi pedoman Kota Semarang: 1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia religius melalui peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat dengan memperbesar akses bagi masyarakat miskin, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah menuju tata pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, kemandirian keuangan daerah, pengembangan profesionalisme aparatur serta didukung oleh infrastruktur kepemerintahan yang berbasis teknologi. 3. Memantapkan perwujudan tatanan kehidupan politik, sosial dan budaya yang demokratis serta memperkokoh kekertiban dan keamanan yang kondusif, melalui upaya penegakan hukum dan peraturan, pengembangan budaya tertib dan disiplin serta menjunjung tinggi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) 4. Meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi kota secara terpadu dan sinergi diantara para pelaku ekonomi kotas secara terpadu dan sinergi diantara para
10 pelaku ekonomi yang berbasis perdagangan dan jasa, mendorong kemudahan berinvestasi, penguatan, dan perluasan jaringan kerjasama ekonomi lokal, regional, dan internasional. 5. Mewujudkan perlindungan sosial melalui penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, anak jalanan, gelandangan dan pengemis, yatim piatu, korban bencana, perlindungan anak dan keluarga, pemberdayaan perempuan, dan penigkatan peran pemuda. 6. Mewujudkan terselenggaranya kegiatan penatan ruang yang konsisten bagi terwujudnya struktur dan pola tata ruang yang serasi, lestari, dan optimal didukung pengembangan infrastruktur yang efektif dan efisien serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
2.2.5 Potensi Wisata Budaya Semarang (disadur dari Selayang Pandang Kota Semarang, Semarang Sepanjang Jalan Kenangan, Profil Kota Semarang, berdasarkan interview dan pengamatan langsung)
Budaya kota pesisir seperti kota Semarang sangat kaya dikarenakan budaya lokal berakulturasi dengan budaya-budaya pendatang. Kota Semarang sebagai kota di Jawa memiliki budaya Jawa yang dipengaruhi oleh bangsa Cina, Belanda, Arab, dan Melayu. Bukti nyatanya adalah pengaruh Cina dan Arab dalam aplikasi baju penganten Semarangan.
11
1. KAWASAN BUDAYA a. Pecinan Masyarakat Cina pendatang menciptakan kebudayaan Pecinan di daerah China Town.Budaya Cina yang dibawa oleh para pendatang menjadi budaya Pecinan yang eksotis seperti Wayang Potehi, tradisi Imlek,dll.Di daerah Pecinan terdapat banyak klenteng untuk sembahyang seprti klenteng Tay Kak Sie, Gang Tang Kee dan yang terbesar Klenteng Sam Po Kong.
Klenteng Sampo Kong Klenteng yang merupakan bekas mesjid ini terletak di daerah Simongan, Semarang. Tempat ibadah ini konon dibangun oleh laksamana Cina beragama islam Cheng Ho sewaktu mendarat di Semarang tahun 1406. Di tempat ini juga terdapat makam jurumudi salah satu awak kapal Cheng Ho yang disebut Kyai Jangkar. Klenteng ini mencapai kemeriahannya pada hari Cia Gwee dimana diadakan arakarakan patung Sam Po dengan pawai liong dari Klenteng Tay Kak Sie Gang Lombok menuju Klenteng Sam Po.
b. Kampung Koja Masyarakat Koja yang dulunya tinggal di daerah Pekojan memberikan pengaruh islami yang kental terhadap masyarakat Semarang.Terbukti dengan banyaknya masjid – masjid di pusat kota antara lain Masjid Besar Kauman di alun-alun barat, Masjid Jamik Pekojan, Masjid Kulitan, Masjid Layur, Masjid Menyanan dan
12 Masjid Sekayu.Sepintas orang Koja mirip penduduk keturunan Arab namun sesungguhnya mereka adalah keturunan Arab, namun sesungguhnya mereka adalah masyarakat muslim yang dulunya tinggal di Gujarat. Daerah Pekojan sekarang sudah tidak ditinggali lagi oleh masyarakat Koja. Mereka beralih ke daerah yang lebih dalam yaitu sekitar jalan Mataram dan Dr. Cipto.Satu-satunya yang masih menjadi pusat kegiatan masyarakat keturunan Koja adalah sebuah masjid di JL. Petolongan.
c. Kawasan Kota Tua Semarang disebut-sebut sebagai kota yang memiliki kawasan Kota Lama terindah dengan gedung-gedung berarsitektur kolonial Belanda. Sebagian besar merupakan buah karya arsitektur Belanda kenamaan Thomas Karsten. Beberapa diantaranya masih digunakan seperti Gereja Blenduk, Het Groote Huis, Kantor Pos Besar Semarang, Hotel Du Pavilion, Stasiun Kereta Api Tawang. Sebagian lagi terancam rusak karena pemanfaatannya kurang maksimal seperti Pasar Johar, Gedung Lawang Sewu. Kawasan Little Netherland ini sedang diproses untuk direvitalisasi dan dijadikan salah satu tujuan wisata Kota Semarang.
d. Kampung Melayu Kampung ini berada di kawasan jalan Layur, disebut demikian karena pada masa silam banyak orang Melayu yang tinggal di kawasan tersebut.
13 e. Kampung Kulitan Nama Kulitan lahir dari kegiatan yang mendominasi kawasan ini di masa lalu.Bermula
dari
kegiatan
penjagalan
yang
kemudian
disebut
daerah
Jagalan,membawa pengaruh berkembangnya kegiatan pengolahan kulit di kawasan ini.
2. KESENIAN a. Tarian Tari klasik Jawa dibagi menjadi dua yaitu tari putra dan putri. Tari putra dibagi lagi menjadi dua karakter yaitu gagah dan halus, sedangkan karakter lain ditarikan oleh wanita. Tari topeng bercerita tentang legenda romantis Raden Panji yang ceritanya lahir dari Jawa dan bukan cerita adaptasi. Tari Srimpi dan Bedhaya termasuk tarian yang penting dan sakral sehingga hanya ditarikan dalam lingkaran kerabat keraton Jawa Tengah. Ditarikan pada momen-momen tertentu dan menggambarkan kebudayaan Jawa yang adi luhung. Sendratari Ramayana merupakan salah satu tarian khas Jawa Tengah. Tujuh pemain membawakan kisah klasik Hindu tentang penculikan Putri Shinta oleh Rahwana,dan upaya penolongan oleh Rama. Tari Semarangan ini merupakan tari khas dari Semarangan yang ditarikan oleh dua orang putrid berpasangan. Tari yang sering ditampilkan dalam event-event seperti dugderan dan festival jajan tradisional ini sekarang dikembangkan oleh Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.
14 b. Wayang Kulit Wayang kulit adalah wayang yang menggunakan wayang-wayang dari kulit dimainkan oleh seorang dalang dengan cerita yang sudah pakem sebagai mana dimainkan oleh wayang orang. Wayang kulit dimainkan setiap malam Jumat Kliwon di Taman Budaya Raden Saleh.
c. Gambang Semarang Kesenian ini merupakan perpaduan antara tari dengan diiringi alat musik dari bilah-bilah kayu dan gamelan Jawa yang biasa disebut “gambang”. Gambang Semarang merupakan turunan Gambang Kromong Betawi. Gambang Semarang ini merupakan perpaduan budaya lokal dan budaya Cina dimainkan dengan alat-alat musik Cina dan Jawa. Meskipun demikian Gambang Semarang memiliki perbedaan pada seni vokal,gerak tari, dan lirik lagu yang lebih halus dari Gambang Kromong. Salah satu lagu yang mempopulerkan Gambang Semarang yaitu Empat Penari yang sangat sesuai dengan karakter orang Semarang yang spontan kocak, dan sederhana. Muncul pada event-event tertentu : Festival Dugderan, Festival Jajan Pasar. Gambang Semarang telah ada sejak tahun 1930 dengan bentuk paguyuban yang anggotanya terdiri dari pribumi dan peranakan Cina dengan mengambil tempat pertunjukan di Gedung Pertemuan Bian Hian Tiong di Gang Pinggir.
15 d.Wayang Orang
Wayang
orang
biasanya
memainkan
cerita-cerita
legenda
seperti
Mahabaratha,Ramayana, dll. Atribut kostum wayang orang lebih kompleks dari pada atribut kostum kethoprak.Semarang memiliki kelompok wayang orang yang terkenal sejak tahun 70-an. Pada waktu itu setiap malam kelompok ini menggung di Gedung Ngesti Pandowo yang berada satu komplek dengan GRIS. Setelah Gedung Ngesti Pandowo diambil oleh Pemerintah, kelompok wayang orang yang biasa manggung disana diberi tempat lain yaitu gedung kesenian di komplek Taman Budaya Raden Saleh dan manggung setiap malam minggu dari pukul 20.00 WIB.
e. Kethoprak
Kethoprak merupakan kesenian tradisional yang mengangkat cerita tentang babad Tanah Jawa, sejarah yang pernah terjadi. Sejarah yang dijadikan landasan cerita sering dibumbui dengan berbagai pemanis sehingga menjadi cerita yang enak dinikmati. Saat ini ketoprak sering ditampilkan di Taman Budaya Raden Saleh setiap malam Selasa Kliwon.
f. Kasidah Modern
Lagu berupa irama musik padang pasir diiringi gambus yang etnikal berkembang ditengah komunitas masyarakat Islam yang Indisch.Salah satunya dipopulerkan oleh grup Nasida Ria yang berciri sebagai musik berda’wah dengan lagu dan lirik
16 religius, berbusana muslimah, dan menyuarakan pesan-pesan moral dari ajaran agama Islam.
g. Wayang Potehi
Wayang Potehi merupakan salah satu pengaruh kebudayaan Cina yang sampai di kota Semarang. Potehi bverasal dari kata Poo berarti kain,Tay berarti kantung dan Hie berarti pertunjukkan.Lelakon yang biasa dimainkan seperti Jenderal Sie Djien Kwi yang menaklukkan kerajaan Tze Liang Kok, dan lelakon yang lain. Pewayangan ini biasa dimainkan saat hari-hari besar masyarakat Pecinan seperti Imlek,dll.Wayang potehi di Semarang sudah diambang kepunahan karena kurangnya generasi muda yang mau mendalami pewayangan ini. Saat ini hanya tinggal Thio Thiong Gie satu-satunya pendalang wayang Potehi Semarang yang masih aktif mendalang meski di usianya yang senja.
3. UPACARA BUDAYA a. Penganten Semarangan Penganten Semarangan disebut juga Nganten Kaji karena pengantin pria menggunakan sorban yang biasa dikenakan haji , dengan celana komprang dan payet di bagian bawah.Sedangkan bajunya berupa baju berlengan panjang tertutup sampai leher. Adapun kelengkapan pengantin wanita adalah, memakai alas kaki selop tertutup hitam bludru bersulam mote dengan mengenakan kaos kaki, kaki songket, kebaya bludru hitam bersulam mote model Kraag Shanghai memakai sarung tangan.
17 Dalam prosesnya tidak ada acara injak telur atau lempar sirih, tetapi iring-iringan rebana yang menyertai kedatangan pengantin pria. Setelah acara temu kedua mempelai duduk di pelaminan dan setelah 10 menit mempelai pria boleh meninggalkan pelaminan , sementara mempelai wanta terus duduk sampai acara berakhir.
b. Dugderan Merupakan upacara Tradisional masyarakat Semarang bernuansa religius yang diadakan 1 hari menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan. Kata Dugder diambil dari perpaduan bunyi bedug yang ditabuh Bupati sebagai bunyi ‘dug’ dengan disertai bunyi meriam yang diasumsikan sebagai bunyi ‘der’. Upacara Dugder telah dilakukan sejak tahun 1881 dan merupakan penanda dimulainya ibadah Puasa keesokan harinya. Ciri khas acara ini adalah warak ngendog yaitu sejenis binatang rekaan bertubuh kambing dan berkepala naga dengan kulit bersisik dibuat dari kertas warna warni. Selain itu terdapat juga Festival Warak yang diadakan di Taman Budaya Raden Saleh.
c. Ba’do Gablok Upacara ini dilaksanakan di daerah Sodong, Mijen dan merupakan tradisi bulan Syawal. Pada hari jatuhnya Ba’do Kupat tanggal 6 Syawal. Upacara ini dilakukan untuk memohon berkah dan keselamatan Yang Maha Kuasa dengan membawa berbagai sesaji khususnya Gablok, yaitu ketupat nasi yang besar. Setelah terkumpul dan diadakan doa bersama, maka sesaji tersebut dapat dimakan.
18
d. SeSaji Rewanda Merupakan upacara yang berhubungan dengan objek wisata Gua Kreo. Tradisi ini dikembangkan sejak tahun 1996 berdasarkan petunjuk sesepuh yang dilakukan pada tanggal 3 bulan Syawal. Upacara dilakukan dengan memberikan sesaji beberapa kacang tanah , jagung, ketimun, dengan kacang hijau, dan jenang merah putih. Sesaji ini dipikul 4 orang berpakaian kejawen diiringin Cucuk Lampah, Satriyo sakembarnan , Pengapit Domas dan Musik Rebana.
e. Apitan (Sedekah Bumi) Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas keselamatan, berkah, dan rezeki berlimpah. Apitan atau sedekah bumi mengakar pada masyarakat warga Sampangan.Diselenggarakan setip bulan Dulkaidah atau diantara dua bulan besar,Idul Fitri, dan Idul Adha.
f. Sedekah Laut (Bersih Laut) Tradisi Sedekah Laut berkembang pada masyarakat nelayan Tambak Lorok, Semarang Utara. Sedekah Laut ini diselenggarakan untuk meminta keselamatan Tuhan agar terhindar dari musibah terutama saat nelayan sedang melaut.
g. Batik Semarangan
Pada abad ke 18 sampai pertengahan abad ke 19 , batik semarangan pernah mencapai kejayaannya karena dipakai oleh senmua kalangan,bangsawan, maupun rakyat jelata.Namun konon kejayaan itu berakhir menyusul meletusnya gunung
19 Ungaran akhir abad 19. Setelah itu batik semarangan tak banyak dipakai sebagai busana khas.
Motif batik semarangan mulai disibak lagi tahun 1980-an. Salah satu motifnya adalah
sarung kepala pasung. Motif ini didominasi warna cokelat dan hitam
dengan ornamen lebih mengarah bentuk tumbuhan. Dominasi warna cokelat dan gelap menampilkan kesan agung.
4. KEKAYAAN KULINER Sebagai kota pesisir makanan merupakan salah satu bukti otentik percampuran budaya yang terjadi di Semarang. Pengaruh budaya yang bercampur menghasilkan ragam makanan yang khas dan disesuaikan dengan lidah lokal. Ragam makanan di kota Semarrang dapat ditemukan di tempat-tempat seperti :
a. Pusat oleh-oleh Pusat oleh-oleh khas Semarang terletak di Jalan Pandanaran yang padat pengunjung dari luar kota. Di jalan Pandanaran inilah pengunjung dapat membeli oleh-oleh makanan-makanan khas Semarang seperti wingko babat, lunpia, dan bandeng presto.
b. Kawasan Wisata Kuliner Sejumlah kawasan wisata kuliner teletak di jalan Ahmad Dahlan, Jalan Gajahmada, Jalan Thamrin dan Tanah Mas merupakan kawasan wisata kuliner yang hidup setiap malam.
20 Berbagai macam makanan yang dijual mulai dari jajan pasar (ganjel rel, wingko babat, kue moci, kuping gajah,lunpia,bolang baling,dll),makanan khas (bandeng presto, mie kopyok, tahu pong, soto ayam,dll), sampai bermacam-macam wedang ( wedang ronde, wedang tahu).
c. Warung Semawis Warung Semawis yang terletak di daerah Pecinan di Gang Warung buka setiap Jumat sampai Minggu. Kawasan ini diciptakan untuk menjadi alternatif tempat kongkow-kongkow dengan keluarga sambil menikmati makanan dan minuman dengan bermacam-macam pilihan. Jenis makanan yang disajikan kebanyakan dibuat oleh penjaja makanan khas Semarang yang sudah terkenal enak.Uniknya warung Semawis sering mengadakan beraneka macam pertunjukan budaya di panggung utamanya sebagai hiburan saat bersantap. Warung Semawis mencapai puncak kemeriahannya pada Perayaan Imlek dan Cap Go meh (15 Hari setelah Imlek).
d. Toko Oen Toko Oen yang terletak di Jalan Pemuda merupakan toko es krim dan kue kering terseohor di Semarang pada jaman kolonial Belanda. Penampilan bergaya tempo doeloe dengan perabotan, stoples, kostum pelayan yang masih model Jaman Belanda terus dipertahankan sebagai ciri khas toko Oen.Uniknya makanan yang disajikanpun merupakan resep makanan yang persis sama dengan resep makanan gaya Belanda pada jaman itu.
21 2.2.6 Data Statistik Pariwisata Kota Semarang tahun 2004 Data usaha Pariwisata di kota Semarang meliputi : A. Usaha Jasa Pariwisata B. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata C. Usaha Sarana Pariwisata.
A. Usaha Jasa Pariwisata 1. Jasa Biro perjalanan wisata adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perjalanan wisata dan perantara jasa pelayanan, di kota Saemarang berjumlah 66 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 545 orang. 2. Jasa informasi Pariwisata adalah Pusat Penerangan Pariwisata, di kota Semarang berjumlah: 1 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10 orang. 3. Usaha Jasa Boga di Semarang sejumlah 164 buah. 4. Usaha Laundry sebanyak 6 buah. 5. Usaha Jasa Salon Kecantikan sebanyak 251 buah.
B. Pengusahaan objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Semarang berjumlah 26 buah terdiri dari wisata alam (1), budaya (3), Wisata Pantai (2),Wisata Sejarah (2) , Wisata Spiritual (3), Wisata rekreasi (14) menyerap tenaga kerja (410).
C. Usaha Sarana Pariwisata adalah Penyediaan akomodasi meliputi : 1. Usaha Hotel Bintang Jumlah Hotel Bintang dibandingkan tahun sebelumnya tidak ada kenaikan yaitu tercatat sebanyak : 28 hotel, terdiri dari bintang 1 (12 buah ), bintang 2 (7 buah), bintang 3 (3 buah), Bintang 4 (3 buah),Bintang 5 ( 3 buah).
22 Tetapi tahun-tahun berikutnya mulai banyak bermunculan hotel-hotel baru seperti Novotel, Gumaya, dll. 2. Usaha Hotel Melati Jumlah hotel melati sebanyak 56 (hotel), terdiri dari melati satu (26 buah), melati dua (16 buah), melati 3 (14 buah). 3. Usaha bumi perkemahan Jumlah usaha bumi perkemahan yang tercatat yaitu 3 buah(Kec. Gunung Pati dua buah , Kec.Mijen saatu buah). 4. Usaha Penginapan Remaja terdapat 2 buah. 5. Usaha Tempat Penukaran Uang terdapat 6 buah dan menyerap tenaga kerja sebanyak 41 orang. 6. Usaha Gedung Pertemuan berjumlah 33 buah dan menyerap tenaga kerja sebanyak 404 orang. 7. Fasilitas olahraga terdapat 18 buah. 8. Usaha Restoran 25 buah,rumah makan 113 buah ,dan Cafe 15 buah. 9. Usaha Hiburan dan Rekreasi > Usaha permainan anak 39 buah. > Usaha Kolam Pemancingan 7 buah. > Usaha Karaoke 11 buah. > Usaha Kelab Malam/Diskotik 2 buah. >
Usaha Bioskop 1 buah.
>
Usaha Steambath /Sauna 7 buah.
>
Usaha Panti Pijat 18 buah.
> Usaha Billiard 20 buah.
23 > Usaha Group Kesenian 17 buah. 10.Pusat Perbelanjaan Modern > Usaha Pusat Perbejanjjan Modern 24 buah. 11. Pusat Perbelanjaan Tradisional > Usaha Perbelanjaan Tradisional 14 buah. 12. Fasilitas Kota > Fasilitas Kota 4 buah. 13., Toko Cinderamata > Toko Cinderta mata 15 buah. 14. Organisasi Penghayatan Kepercayaan terhada Tuhan yang Maha Esa sebanyak 20 buah dengan anggota 19.465 buah.
2.2.7 Sumber Daya Manusia Tahun 2004 Dilihat dari aspek mata pencaharian yang terbanyak adalah di bidang jasa dan lainlain sebesar 26,35% disusul oleh PNS dan TNI –POLRI 10,73% dan pedagang sebesar 8,77 % seperti dalam tabel berikut: Tabel Mata Pencaharian Penduduk Kota Semarang tahun 2004 No Pekerjaan
Banyaknya ( orang )
Persentase (%)
1
Petani
24.315
2,7
2
Buruh Tani
21.699
3,02
3
Nelayan
2.301
0,26
4
Pengusaha
18.819
1,81
5
Buruh Industri
191.818
22,87
24 6
Buruh Bangunan
139.157
16,29
7
Pedangan
77.603
8,77
8
Angkutan
28.197
2,82
9
PNS dan TNI-POLRI
92.059
10,73
10
Pensiunan
35.728
4,38
11
Jasa dan Lain-lain
236.925
26,35
Jumlah
868.621
100
2.2.8 Arus Wisatawan Mancanegara dan Nusantara di Objek Wisata atau Taman Rekreasi (lihat tabel pada daftar Tabel Arus Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara) Berdasarkan data arus wisatawan mancanegara dan Nusantara di Semarang tahun 2003-2004 terjadi penurunan arus wisatawan ke kota Semarang. Meski wisatawan nusantara masih berdatangan tetapi secara garis besar tahun 2004 menurun dari tahun 2003.Bahkan beberapa tempat-tempat wisata sangat sedikit pengunjung. Tetapi beberapa tempat masih ramai dikunjungi seperti Taman Lele, Gelanggang Renang. Untuk tempat wisata budaya seperti Taman Budaya Raden Saleh, Museum Ronggowarsito, Goa Kreo tahun 2004 mengalami penurunan dari tahun 2003. Wisatawan mancanegara nampaknya masih enggan untuk datang ke kota Semarang.Terbukti dengan angka kedatangan wisatawan yang kurang signifikan baik tahun 2003 maupun tahun 2004.
25 2.2.9 Program Promosi Kota Semarang (Berdasarkan interview dengan Pak Hari Komite Semarang Pesona Asia Pemerintah Kota Semarang) SPA 2007 (Semarang Pesona Asia) merupakan kegiatan
akbar
yang
diselenggarakan Pemerintah bersama dengan warga kota Semarang.
Hari/Tanggal : 10-15 Agustus 2007 Tempat
: Simpang Lima, PRPP, Kawasdsan Tugu/ Lawang Sewu, Gedung Batu,
dan sebagainya.
Kegiatan ini diikuti oleh 18 negara Asia dan dihadiri perwakilan negara sahabat. Duta besar, investor, pengusaha, turis, seerta ribuan pengunjung lain.
Maksud dan tujuan untuk
memperkenalkan dan memasarkan kota Semarang
kepada masyarakat luar, bahwa kota Semarang adalah kota yang menarik untuk dikunjungi dengan keamanan kota yang kondusif, tertib, indah , serta penduduk yang ramah dan menyenangkan.
Kedatangan pengunjung baik pengusaha,investor, turis domestik maupun mancanegara dinilai sangat penting karena akan memacu pertumbuhan ekonomi kota Semarang sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
26
Bentuk kegiatannya antara lain: 1. Pagelaran Seni dan Budaya tingkat Asia. 2. Pameran home industri 3. Seminar ekonomi pariwisata 4. Kegiatan pendukung yang lain seperti Festival wayang, Festival Masakan, Festival Warak, Festival Cheng Ho dll. Untuk Tugas Akhir saya hanya akan membahas promosi festival budaya saja (no 1 dan 4).
Jadwal acaranya adalah sebagai berikut : 1. Opening Ceremony Hari / Tanggal : Jumat, 10 Agustus 2007 Waktu
: pk. 09.00-pk. 13.00
Tempat
: Balaikota Semarang
Tiket
: hanya khusus undangan
Pakaian
: Resmi
Kegiatan
:Acara ini diadakan untuk menyambut tamu –tamu dari kedutaan
besar 18 negara undangan beserta rombongan. Mereka akan diantar dari hotel Novotel Semarang ke Balaikota menggunakan becak secara beriringan. Acara opening ceremony ini berupa sambutan-sambutan panitia, menteri pariwisata, gubernur, dan walikota.Setelah sambutan akan ditarikan beberapa tarian khas selamat datang warga semarang . Acara
27 dilanjutkan jamuan makan dengan menu-menu khas Semarang dipisahkan menurut asal pengaruh etnis campuran Semarang yaitu Cina, Belanda, Jawa, Arab.
2. Pagelaran Seni Budaya Hari/Tanggal : Rabu, 15 Agustus 2007 Waktu
: pk. 17.00-pk. 21.00
Tempat
: Simpanglima
Tiket
: Gratis untuk undangan dan Rp. 5.000,00 untuk umum
Pakaian
: Resmi
Kegiatan
: Tim kesenian dari kota Semarang ditambah dengan 10 negara
ASEAN, dengan China,Jepang, Korea, India, beberapa negara Arab yang akan berkolaborasi dalam sebuah seni pertunjukan spektakuler. Didukung oleh lighting dan musik yang memikat serta gemulai ratusan penari, warna warni kekayaan budaya Asia yang akan disajikan menjadi satu tema ” Melebur Batas Budaya”.
3. Festival Kota Lama a. Tur Kota Lama Hari/Tanggal : Jumat-Sabtu
(10-11 Agustus 2007)
Minggu-Senin
(12-13 Agustus 2007)
Selasa – Rabu
(14-15 Agustus 2007)
Waktu
: pk.08.00-pk.17.00
Tempat
: Kota Tua Semarang
28 Tiket
: Rp. 200.000,00
Kegiatan
: Old Town City Tour sebanyak 3 kali (@ 2hari). Tur ini
membahas budaya Hindis Semarang dan manifestasinya.
b. Pameran Foto Semarang Hari/Tanggal : Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007 Waktu
: pk. 09.00-pk.19.00
Tempat
: Hotel Metro
Tiket
: Gratis untuk umum
Pakaian
: Semi-Formal
Kegiatan : Pameran Foto Kota Semarang Tempoe Doeloe. Foto-foto kota Semarang dengan beberapa dokumen ilustrasi kota Semarang Tempo Doeloe pinjaman dari Perpustakaan Nasional Indonesia dan beberapa dokumen dari Belanda untuk pertama kalinya akan dipamerkan .
c. Lomba Foto Kota Semarang Hari / Tanggal : Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007 Waktu
: sepanjang hari
Tempat
: Kota Semarang
Tiket
: Rp. 30.000,00 untuk fotografer profesional Rp. 10.000,00 untuk amatir
Pakaian
: informal
Kegiatan
: Lomba foto tentang Semarang dibagi 2: profesional & amatir.
29 d. Nonton Layar Tancap Hari /Tanggal : Sabtu-Selasa, 11-14 Agustus 2007 Waktu
: pk. 17.00-pk. 21.00
Tempat
: Taman Sri Gunting
Pakaian Kegiatan
: informal : Nonton film gratis.Festival ini diperuntukkan bagi pecinta film
yang ingin menonton film dengan suasana tempoe doeloe. Film –film yang diputar adalah film – film era 1920-1945 pemenang Oscar.
4. Festival Cheng Ho a. Tur Pecinan Hari/Tanggal : Jumat-Sabtu (10-11 Agustus 2007) Minggu-Senin (12-13 Agustus 2007) Selasa – Rabu (14-15 Agustus 2007) Waktu
: pk. 08.00-pk.17.00
Tempat
: Pecinan Semarang
Tiket
: Rp.200.000,00
Pakaian
: in-formal
Kegiatan
: Tur Pecinan sebanyak 3 kali (@ 2hari). Tur ini membahas
budaya Pecinan Semarang dan manifestasinya.
b. Arak-arakan Cheng Ho Hari/Tanggal : Minggu,12 Agustus 2007 Waktu
: pk.09.00-pk.12.00
30 Tempat
: Klenteng Tay Kak Sie menuju Klenteng Sam Poo Kong
Kegiatan
: Memperingati 601 tahun pelayaran Laksamana Cheng Ho ke
Semarang biasanya keturunan China di Semarang melakukan kegiatan seperti mengarak Patung Sam Poo Tay Djien dari Kuil Sam Poo Kong ke Kuil Tay Kak Sie.
c.Lomba Barongsai Hari/Tanggal : Senin,13 Agustus 2007 Waktu
: pk. 09.00-pk.12.00
Tempat
: Klenteng Sam Poo Kong
Kegiatan
: Festival Cheng Ho ini dimeriahkan dengan lomba Barongsai
yang diikuti oleh negara tetangga China, Korea, Singapore, Indonesia dll.
5.
Festival Warak Ngendog
a.
Arak-arakan Nganten Kaji Hari/Tanggal : Jumat, 10 Agustus 2007 Waktu
: pk. 13.00 - pk. 15.00
Tempat
: Alun-alun Mesjid Besar Kauman
Tiket
: Gratis untuk Umum
Pakaian
: in-formal
Kegiatan
: Pengantin khas Semarang ini akan melakukan prosesi
pernikahan yang unik diarak menuju Mesjid Besar Kauman.
b. Lomba Warak Ngendog
31 Hari/Tanggal : Jumat, 10 Agustus 2007 Waktu
: pk. 15.00 - pk. 17.00
Tempat
: Alun-alun Mesjid Besar Kauman
Tiket
: Gratis untuk Umum
Pakaian
: in-formal
Kegiatan
: Lomba atraksi Warak dikuti oleh warga kota Semarang.
6. Festival Jajan Pasar Asia a.Tur Kuliner Makanan Semarang Hari/Tanggal : Jumat-Sabtu (10-11 Agustus 2007) Minggu-Senin (12-13 Agustus 2007) Selasa – Rabu (14-15 Agustus 2007) Waktu
: pk. 08.00 - pk. 20.00
Tempat
: Semarang
Tiket
: Rp. 200.000,00
Pakaian
: in-formal
Kegiatan : Tur Kuliner sebanyak 3 kali (@ 2hari) .Peserta akan diajak mencicip dan mempelajari car amembuat makanan-makanan khas Semarang.
b. Workshop dan Lomba Membuat Jajan Pasar Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Agustus 2007 Waktu
: pk. 15.00 - pk. 18.00
Tempat
: Warung Semawis
32 Pendaftaran
: Rp. 20.000,00
Pakaian
: in-formal
Kegiatan
: Peserta akan diajak mencicip dan mempelajari car amembuat jajan pasar khas Semarang.
c.Bazaar Jajan Pasar Asia Hari/Tanggal : Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007 Waktu
: pk. 18.00 - pk.24.00
Tempat
: Warung Semawis
Tiket
: Gratis untuk Umum
Pakaian
: in-formal
Kegiatan
: Pedagang menjual berbagai macam makanan Asia dan makanan khas Semarang.
7. Festival Wayang Hari/Tanggal
: Jumat-Rabu, 10 Agustus – 15 Agustus 2007
Tempat
: Taman Budaya Raden Saleh
Waktu
: pk. 19.00 - pk.21.00 , pk.21.00-pk.23.00
Kegiatan
: Festival wayang ini akan menampilkan berbagai jenis wayang
baik dari Indonesia maupun mancanegara. Dari Indonesia akan tampil wayang orang, wayang kulit, wayang golek, wayang beber, dan wayang suket. Dari mancanegara akan tampil wayang potehi (China), wayang air (Vietnam), dll.
8. Festival Gambang Semarang
33 a. Pelatihan Gambang Semarang Hari/Tanggal : Sabtu-Senin, 11-13 Agustus 2007 Waktu
: pk. 10.00 - pk. 17.00
Tempat
: Taman Budaya Raden Saleh
Tiket
: Rp. 20.000,00
Pakaian
: in-formal
Kegiatan
: Peserta diajak mempelajari Gambang Semarang oleh pengajar yang telah ahli.
b. Joget Gambang Semarang Hari/Tanggal : Sabtu dan Rabu (10, 15 Agustus 2007) Waktu: pk. 15.00-pk.17.00 Tempat
: Taman Budaya Raden Saleh
Tiket
: Gratis dan untuk umum
Pakaian
: in-formal
Kegiatan
: Berjoget bersama diiringi lagu Gambang Semarang.
9. Peragaan Busana Tradisional Kontemporer Hari/Tanggal : Selasa (14 Agustus 2007) Waktu
: pk. 19.00-pk.21.00
Tempat
: Lawang Sewu
Tiket
: Rp.100.000,00
Pakaian
: formal
34 Kegiatan : Peluncuran Motif Batik Semarangan dan Peragaan Busanan Tradisional Kontemporer.Konser perdamaian ”Semarang Pesona Asia” akan menghadirkan penyanyi dan grup band Indonesia disertai dengan peragaan busana rancangan desainer terbaik Asia dan Indonesia.
Jadwal Kegiatan No
Nama Kegiatan
Waktu/Tanggal 10 11 12
13
1.
Opening Ceremony
2.
Pagelaran Seni Budaya
3.
Festival Kota Lama
v
v
v
v
4.
Festival Cheng Ho dan
v
v
v
v
14
Tempat 15
v
Balaikota v
Simpang Lima
v
v
Kota Lama
v
v
Tay Kak Sie
lomba Barongsai 5.
Festival Warak Ngendog
Sam Poo Kong v
Alun alun Mesjid besar Kauman
6.
Festival Jajan Pasar
v
v
v
v
v
v
Warung Semawis
7.
Festival Wayang
v
v
v
v
v
v
TBRS
8.
Festival Gambang Semarang
v
v
v
v
v
TBRS
9.
Fashion Show
2.3 Data Pendukung
v
Lawang Sewu
35 Kesimpulan Wawancara Pelaku Budaya (versi lengkap dapat di lihat di lampiran) Thio Thiong Gie (Dalang Wayang Potehi Semarang), Padmo Sardjono ( Komite Tari Tradisional DeKase)
Kecintaan pelaku seni terhadap kesenian tidak akan pupus selama tubuh masih bisa berkarya dan perjuangan mereka akan terus berlangsung walaupun banyak rintangan yang menghalangi.
Kebudayaan sebagai identitas mulai dilupakan dan sebentar lagi akan punah.
Diharapkan lahir generasi muda yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan budaya.
2.4 Data Penyelenggara Penyelenggaraan Festival ini merupakan kolaborasi seluruh komunitas kesenian, budaya kota Semarang seperti DeKaSe, Kopi Semawis, Denok Kenang Community di bawahi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Semarang.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang
(Gedung Pandanaran Lt. 8 Jalan Pemuda no. 175) Dinas Paariwisata dan Kebudayaan dibagi kedalam 2 bidang : pariwisata dan kebudayaan. Sub bidang Pariwisata mempunyai fungsi mempromosikan kekayaan wisata kota Semarang. Sub bidang Kebudayaan mempunyai fungsi melakukan kegiatankegiatan untuk melestarikan budaya kota Semarang.
Kopi Semawis
36 (berdasarkan wawancara Ir. Widia Wijayanti dan Suplemen Pasar Imlek Semawis 2006) Kopi Semawis merupakan kependekan dari Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata yang merupakan organisasi berbasis masyarakat yang memfokuskan kegiatan pada revitalisasi kawasan Pecinan menjadi salah satu tujuan wisata di kota Semarang, Didirikan Juli tahun 2003 atas fasilitas Dinas Pariwisata sebagai upaya untuk menghidupkan kembali kawasan Pecinan dan budaya di dalamnya denagn melibaatkan masyarakat Pecinan dan Tionghoa. Kegiatan Pasar Imlek Semawis merupakan salah satu kegiatannya.Pasar Imlek Semawis telah mendapat sambutan yang luar biasa baik dari pemerintah, masyarakat, maupun wisatawan nusantara, maupun luar negeri.
Dewan Kesenian Semarang (DeKaSe) (Berdasarkan interview dengan Padmo Sardjono Pengurus Komite Tari Tradisional DeKaSe Jl. Surtikanti III/ 36 Semarang.) DeKaSe merupakan suatu badan yang dibentuk oleh sekelompok seniman dan pecinta budaya Semarang yang tugasnya membantu kerja pemerintah untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesenian di Kota Semarang. Tujuan didirikannya DeKaSe adalah untuk memfasilitasi dan mengembangkan kesenian kota Semarang. DeKaSe merupakan lembaga eksekutor yang dibawahi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang sub Bidang Kebudayaan. Namun cara kerja DeKaSe tidak seperti organisasi resmi lainnya dan tidak mempunyai kantor
37 karena anggota DeKaSe berkumpul hanya pada waktu-waktu tertentu terutama sebelum event. DeKaSe memiliki 12 komite yang terdiri dari : - komite tari tradisional - komite tari modern - komite musik tradisional - komite musik modern - komite teater - komite seni rupa - komite wayang kulit - komite wayang orang - komite kethoprak - komite piwara (pembelajaran bahasa Jawa) - komite sinema - komite puisi
Denok Kenang Community (berdasarkan interview dengan Ludhang salah satu pengurus Denok Kenang Community) Komunitas ini didirikan oleh alumni-alumni Denok Kenang Semarang sekitar 6 bulan yang lalu. Berkantor di Jl. Gergaji Pelem Raya 84 Semarang Denok Kenang Community ini bertujuan memberikan dukungan terhadap program program pemerintah kota Semarang di bidang pariwisata, edukasi, sosial ,
38 budaya. Target sasaran Denok Kenang lebih kepada kalangan muda yaitu usia 19-25 tahun.
2.5 Data Kompetitor
Brand Kota Surabaya yaitu Sparkling Surabaya. Surabaya Berdasarkan interview dengan berbagai sumber dari Dinas Pariwisata maupun pemerintah kota Semarang, Surabaya dianggap merupakan kompetitor terdekat Semarang dikarenakan karakternya yang hampir sama dengan kota Semarang. Kota ini merupakan kota multi etnis ( Cina, Arab, India, Eropa ) dengan jaringan perdagangan kosmopolitan yang lebih luas dari pada kota Semarang.
Visi Kota Surabaya tahun 2006-2010 adalah menjadi Surabaya Cerdas, dan Peduli. Basis kota Surabaya hampir sama dengan kota Semarang yaitu berbasis perdagangan dan Jasa diarahkan untuk cerdas melihat peluang dan kepedulian yang tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang demokratis. Peringatan ulang tahun Surabaya pada bulan Mei lebih ditekankan pada aktivitas bermasyarakat dalam kota.
39 Kegiatannya antara lain:
- Upacara, Ziarah, Keamanan dan Kesehatan - Tasyakuran - Hiasan Kota - Penghargaan - Bakti Sosial
Ketentuan Umum: - Pelayanan Masyarakat - Peresmian Proyek - Festifal, Big Sale & Hiburan - Olahraga dan Lomba - Publikasi
2.6 Target Komunikasi Profil Target Primer
: Wisatawan Nusantara
Geografi
: domisili Semarang dan kota-kota lainnya
Demografi
: Keluarga usia 9-45 tahun Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah (B+,B)
Psikografi
: Aktif, penuh keingintahuan, senang mencari alternatif hiburan selain mall, mempunyai kepedulian terhadap budaya dan pendidikan budaya.
40
Profil Target Sekunder
: Wisatawan Asing
Geografi
: domisili 18 negara undangan
Demografi
: Keluarga usia 9-45 tahun Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah (B+,B)
Psikografi
: Aktif, penuh keingintahuan, senang mencari hal baru, mempunyai kepedulian terhadap budaya dan pendidikan budaya.
2.7 Analisa SWOT Strength 1. Keberhasilan festival ini mampu menaikkan pamor kota Semarang sebagai salah kota tujuan wisata budaya. 2. Masyarakat kota Semarang jenuh dengan budaya mall dan kekurangan ruang publik. 3. Keterlibatan masyarakat dalam Festival ini mampu meningkatkan perekonomian daerah. 4. Keragaman budaya Semarang akan perlahan membantu pembentukan identitas kota Semarang.
Weakness 1. Apresiasi masyarakat Semarang terhadap budaya kota Semarang masih kurang. 2. Persepsi budaya metropolis yang berakibat mengesampingkan budaya etnik. 3. Membutuhkan biaya promosi yang cukup besar.
41
Opportunity 1. Kecenderungan meningkatnya apresiasi masyarakat secara keseluruhan terhadap budaya lokal. 2. Dukungan pemerintah pusat terhadap kemajuan pariwisata daerah dengan adanya program untuk wisatawan domestik.
Treat 1. Kompetisi yang tajam antar daerah dengan maraknya branding daerah akibat otonomi daerah.