4 BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber : 1. Literatur : buku, artikel elektonik, laporan penelitian. 2. Wawancara dengan narasumber dari pihak – pihak yang terkait, yaitu: Penjual jamu gendong keliling, konsumen jamu tradisional, kepala manajemen Djamoe Gendong 3. Pengamatan langsung di lapangan
2.2
Gambaran Umum Jamu Sejarah jamu Tradisi meracik dan meminum jamu telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun, dan sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik jamu' yang disebut “Acaraki”. Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo. Sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja.
5 Jamu Berasal dari bahasa Jawa merupakan obat tradisional Indonesia berupa racikan unik akar-akaran atau tumbuhan, asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif dan telah terbukti khasiatnya selama berabad-abad. Jamu diartikan sebagai racikan tumbuhan yang digunakan dalam penyembuhan tradisional dan alami, pemeliharaan kesehatan dan kecantikan alami, serta racikan tumbuhan untuk makanan dan minuman tradisional. Diperkirakan 80% penduduk Indonesia pernah menggunakan Jamu.
Jamu pertama kali berkembang di daerah Jawa Tengah, termasuk Yogyakarta dan Jawa Timur. Dua daerah itu merupakan cikal bakal perkembangan obat tradisional di Indonesia. Di daerah-daerah lain di Indonesia, pengobatan menggunakan obat tradisional juga sudah banyak dimanfaatkan dengan nama atau istilah yang berbeda, namun perkembangannya sebagai industri tidak secepat dan sebaik yang ada di pulau Jawa.
Secara umum, dapat dilihat bahwa minum jamu sudah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan peranan jamu yang sangat beragam bagi kehidupan, mulai dari proses kelahiran, masa remaja, dewasa, bahkan sampai masa tua. Mereka minum jamu dengan maksud menjaga kesehatan, kekuatan, maupun kecantikan, karena jamu adalah suatu sistem yang bersatu antara kesehatan dalam & luar tubuh serta kecantikan. Sebagai unsur budaya, dapat dikatakan bahwa jamu telah berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, seiring dengan berkembangnya peradaban masyarakat Jawa. Hal ini dapat dilihat dari
6 gambar-gambar relief di candi-candi seperti Candi Borobudur, Prambanan, Penataran, dan Tegalwangi berupa gambar-gambar pohon kamboja, maja, maja keling, buni, dan lain-lain (tahun 772 setelah Masehi). Resep jamu diturunkan kepada generasi berikutnya dengan dituangkan dalam sekar-sekar atau tembangtembang yang dapat kita baca dalam buku "Serat Centini". Buku yang berisi tentang resep racikan jamu pertama kali muncul pada 1831, yaitu "Serat Kawruh Bab Jampi-jampi Jawi".
Aturan dan Tatacara Meracik Jamu Seni meracik jamu sudah menjadi ilmu yang turun temurun sejak jaman nenek moyang kita. Pekerjaan meracik dapat mempengaruhi manfaat dan kenikmatan rasa jamu. Untuk mendapatkan manfaat yang baik, perlu diperhatikan tentang higiene dan sanitasi pada proses pembuatan jamu tersebut. Higiene dan sanitasi ialah upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Perbedaan antara higiene dan sanitasi ialah higiene lebih mengarah pada aktivitas manusia sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor-faktor lingkungan. Agar diperoleh jamu yang memenuhi persyaratan kesehatan, perlu diperhatikan hal-hal seperti air yang digunakan, kondisi pembuat jamu, bahan baku, peralatan, serta wadah yang akan digunakan harus bersih, selain itu kebenaran bahan, ketepatan takaran, dan kualitas bahan menjadi sangat penting.
7 Proses meracik jamu Pemilihan Bahan Baku Diperoleh dari hasil panen sendiri atau dengan cara membeli. Dalam pemilihan bahan baku kita mengetahui tinggi tidaknya kandungan bahan berkhasiat yang bisa dirasakan dari bau, warna , besar/kecilnya, ataupun bentuk/wujudnya. Membersihkan Kebersihan bahan, peralatan yang digunakan dan si pembuat haruslah dijaga, baik demi kesehatan maupun kepuasan penyajian jamu yang bersih. Melumatkan/Menghaluskan Melumatkan bahan baku berarti kita memperkecil ukuran bahan baku, sehingga kandungan yang ada dalam bahan baku dapat bekerja lebih maksimal dan jamu akan lebih bermanfaat. Pelumatan bahan dasar tersebut menggunakan lumping. Menggodok atau merebus Bahan dasar yang telah dilumatkan di rebus ke dalam panci besar, dengan suhu tidak terlalu tinggi. Menakar Untuk memperoleh khasiat yang sama dalam pembuatan jamu, diperlukan takaran dari masing-masing bahan baku. Perasaan tentang ketepatan takaran maupun jenis bahan kadang-kadang tidak dapat disamakan untuk peracik jamu antara satu dengan lainnya.
8 Menempatkan Jamu Menempatkan jamu dan memberi label / etiket pada jamu merupakan suatu seni tersendiri. Wadah yang bersih serta bentuk yang "menarik" akan memberi kesan tersendiri. Jika dipasang dengan proporsi yang benar akan mempunyai nilai estetika yang tinggi.
Bentuk Jamu Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk cair dan serbuk merupakan bentuk yang paling umum. Namun seiiring perkembangan jaman jamu dibuat dalam bentuk kapsul, permen, dsb. Perlu diketahui bahwa obat dari bahan tumbuh-tumbuhan alami, mempunyai keunggulan dibandingkan dengan obat kimia murni. Keunggulannya seperti khasiat yang lebih baik serta efek samping yang lebih kecil. Hal tersebut karena tumbuhan mengandung sekelompok zat aktif, yang secara kimia berbeda-beda rumus molekulnya. Oleh karena itu jika salah satu bagian tumbuhan obat itu digunakan, maka zat-zat aktif tersebut saling berinteraksi, sehingga khasiat yang ditunjukkan adalah merupakan hasil akhir antar aksi zat-zat aktif tersebut.
Meracik Jamu dari Beberapa Etnis di Indonesia Adanya upaya untuk membuat atau meracik jamu terdorong oleh kebutuhan masyarakat setempat yang diimbangi dengan ketersediaan bahan baku. Oleh karena itu, dalam meracik jamu selalu terkait dengan budaya setempat yang
9 mempengaruhi peracik atau pembuat jamu yang merupakan penduduk lokal suatu daerah, dan memberi warna tersendiri bagi tiap suku dalam menyiapkan obat tradisional yang digunakan. 1.
Etnis Tonsea Minahasa (Sulawesi) Diracik dengan cara yang sangat sederhana, yaitu berupa ramuan segar daun, tanaman obat yang dikeringkan, bentuk rebusan, dan obat tradisional untuk mandi. Tetapi, yang menarik dari etnis Tonsea Minahasa adanya peralatan yang unik, yaitu "preparat asap" dan "preparat uap".
2.
Etnis Bali Pada umumnya, masyarakat di Bali percaya bahwa penyakit disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor sekala (penyakit yang tampak) serta faktor niskala (penyakit yang tidak tampak). Upaya pengobatan tradisional dan ramuan obat seperti tertulis dalam berbagai rontal. Ramuan tradisional di Bali diracik dengan cara yang sederhana, baik tanaman obat diiris-iris tipis, kemudian ditempelkan di tempat yang sakit atau digiling halus, kemudian ditempel di tempat yang sakit atau diaduk dalam air mendidih, direbus, diperas, bahkan ada beberapa tanaman obat yang dikonsumsi sebagai lalapan.
3.
Etnis Jawa Meramu jamu sampai pada pengolahan jamu umumnya dilakukan oleh "dukun". Kebiasaan minum jamu bagi masyarakat Jawa berlaku bagi semua golongan usia. Cara meraciknya yaitu dengan cara dipipis, diperas, ataupun direbus/digodok.
10 4.
Etnis Madura Orang Madura lebih menyukai minum jamu berupa seduhan yang diminum bersama-sama dengan seluruh serbuknya karena lebih terasa, baik rasa maupun baunya. Pada waktu minum jamu, sebaiknya dilakukan dengan cara berdiri. Campuran jamu yang spesifik di Madura adalah cuka yang merupakan hasil olahan dari legen yang diperoleh dari pohon enau.
5.
Etnis Maluku Cara pengobatan yang dilakukan oleh etnis Maluku ada bermacam-macam, baik tunggal maupun gabungan tindakan pengobatan. Misalnya, gabungan akupresur; pijat refleksi telapak kaki dan urut. Ramuan tradisional etnis Maluku disajikan dengan cara dimakan segar / digosok ke seluruh tubuh, dikukus setengah matang kemudian dimakan, direbus kemudian airnya diminum, daun diremas kemudian ditempel di luka, serta dikonsumsi dengan cara ditumbuk, kemudian ditambah air hangat, diperas, kemudian airnya diminum.
Beberapa bahan dasar jamu: 1. Asam ( Tarmarindus indica Linn.) Asem, asem, kiu, tjempa atau Tamarind ini hidup didaerah pantai dan ditepi jalan sebagai pohon perindang. Daunnya bersirip genap, dan setiap tahun antara bulan September – Oktober, daun-daun itu luruh berganti daun baru. Bunganya berwarna kuning, buahnya polong dan mengandung vitamin A, zat gula, selulosa dan asam-asam yang terikat oleh kalium yang dimasukkan dalam
11 ramuan. Mengobati Encok, borok, bisul, demam, seriawan, jerawat, cacar, dan melangsingkan tubuh.
2. Butrawali (Tinospora rumphii Boerl, t-terculata Beumee, Menispermun, crispem Linn; m-tuberculatum Lamk) Bratawali, brutowali, andawali, antawali, putrawali, daun gadel atau cocculus crispis D.C
adalah tumbuh liar yang hidup dihutan dan diladang-ladang.
Batangnya kira-kira sebesar jari manis dan berbentil – bentil, daunnya berbentuk jantung, bunganya berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga, buahnya dalam tandan yang berwarna merah muda. Tumbuhan ini mengandung zat pikrorethia, alkoloida, berberina dan kolumbina, yang dapat menyembuhkan nyeri perut (daunnya), demam, nyeri pinggang, cacing kremi, mencret, kencing manis, dan memperlancar pencernaan, serta dapat menambah nafsu makan
3. Cengkih (Eugenia aromatica O.K) Cengkih / Clove merupakan suku Myrtaceae yang banyak ditanam di kebun dekat pantai dan pegunungan. Tingginya sampai 18 meter atau lebih dan mencapai umur ratusan tahun. Daunnya berbentuk lonjong, tebal, berujung lancip dan agak mengkilat, panjangnya kira-kira 10 cm dan lebarnya 3 cm. Bunganya berkelopak daun empat, bergerombol di ujung-ujung ranting dan berwarna coklat tua. Kuncup bunganya biasanya diambil dan dijemur sampai coklat kehitaman. Baunya harum pedas. Selain untuk obat juga banyak digunakan untuk bumbu masakan dan ramuan rokok kretek. Selain kuntum
12 bunganya, daunnya juga dipakai dalam pengobatan. Daun dan kuncupbunganya mengandung minyak terbang (eugenol, asetileugenol, kariofilen, furfurol, metil-amilketon, vanilin), kariofilin, gom, serat dan zat semak dan berkhasiat menghangatkan, menghilangkan rasa sakit setempat, membantu mengeluarkan angin, mengharumkan, anti bakteri, menghilangkan kejang perut, mengobati sakit gigi, bau mulut, mual, nyeri haid, batuk rejan, demam akibat malaria, menghitamkan alis, masuk angin.
4. Delima putih. (Punica granatum Linn.) Gangsalan; dlima putih; dalima atau malum granatum Rumph merupakan tumbuh liar dihutan, dan ditanam orang dihalaman sebagai tanaman hiasan atau buah-buahan. Daunnya berbentuk taji, batangnya bulat panjang seperti pipa, bunganya berwarna putih. Dalam kulit buah delima mengandung zat samak dan zat lendir. Abunya mengandung boorzuur (acidum boricum), sedang kulit akarnya mengandung berbagai macam alkaloida yang berkhasiat mengobati radang gusi (bunganya), disentri (buahnya), mencret, masalah kewanitaan, seperti keputihan dan gejala-gejalanya, serta menghilangkan bau yang kurang sedap.
5. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Tumbuhan dari suku Zingiberaceae ini berasal dari Asia Selatan (India) dan RRC, kini ditemukan di wilayah tropis dan subtropis. Ditanam di daerah beriklim panas, di tanah gembur, kering dan subur. Batangnya tegak, berakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. Tumbuhan semak berbatang
13 semu ini tingginya bisa mencapai 30 cm - 1 m. Rimpang jehe berkulit agak tebal membungkus daging umbi yang berserat dan berwarna coklat beraroma khas. Bentuk daun bulat panjang dan tidak lebar. Berdaun tunggal, berbentuk lanset dengan panjang antara 15 - 28 mm. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren, kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol, zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, C dan protein. yang dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya, dapat merangsang kelenjar pencernaan, membangkitkan nafsu makan, sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala, menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat, menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri, batuk, masuk angin, rematik, nyeri pinggang, nyeri punggung, eksem, mengeluarkan gas dari perut, panu, terkilir, bengkakbengkak, borok, mual, mabuk di perjalanan, digigit ular, dsb.
6. Kapulaga (Elettaria cardamomum / Amomumcardomomum cardamomum Wild.) Gardamungu / Pelaga / Puwar pelaga / Kapol / Kapalogo atau Cardamom berasal suku Zingiberaceae dan hidup di hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Di Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan ditanam di wilayah perbukitan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tumbuh-tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 – 3 m. Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Bunganya simetris dua sisi, berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi 3 bagian). Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga
14 bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Digunakan sebagai obat obat gosok untuk encok, obat demam, mengobati kesulitan bernapas, mulut berbau, batuk, gatal ditenggorokan, mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan, radang amandel, perut kembung, mual, bau mulut, perut mulas karena kedinginan, keringat berbau.
7. Kedaung (Parkia biglobosa Benth = Parkia roxburghii G. Don) Tanaman ini (Kedaung / kedahung / petir / alai) hidup liar dihutan dan di ladang pada ketinggian 600 m dari permukaan laut. Tinggi tanaman ini sekitar 45 m. Berbatang besar dan tingginya sekitar 45 m. Bunga, daun dan buahnya menyerupai pohon petai. Biji tumbuhan rasanya agak pahit dan berbentuk telur sedikit pipih. Kulit buah pada tanaman kedaung mengandung zat lendir yang dapat dibuat seperti agar-agar tetapi tidak bisa dimakan. Bijinya mengandung zat-zat damar, tanin, glukosida dan garam-garam alkali yang dapat mengobati nyeri perut / mulas (daunnya), Demam nifas, nyeri waktu datang haid / akan bersalin, jantung mengipas, rambut kusam, cholera, radang usus (bijinya), kudis (bijinya).
8. Kencur (Kaemferia galanga L.) Kencur (Cikur; cekuh; kencur; kencor atau Greater galingale / a root crop resembling ginger) dari suku Zingiberaceae banyak ditanam orang dipekarangan sebagai tanaman hias. Daunnya berbentuk lonjong dan berukuran 8x 25 cm, bunganya berwarna putih keungu-unguan, batang dan akarnya
15 pendek-pendek, bergetah dan mudah dipatahkan. Biasanya yang ditanam adalah rimpang yang sudah tua, sedangkan rimpang yang masih muda berwarna putih dan dipakai untuk lalapan. rimpang yang sudah tua ditutupi kuIit berwarna coklat dan baunya harum. Rimpang kencur mengandung borneol, methyl-pcumaric acid, cinnamicacid ethyl-ester pentadecane, cinnamic aldehyde, camphene yang dapat menghangatkan, menyingsetkan, menghilangkan rasa sakit, memudahkan pengeluaran air dan angin dari tubuh, mengencerkan dahak, mengobati batuk, muntah - muntah, panas dalam, mengandung anti bakteri, mengobati batuk, asmatis, bengkak, jerawat, nyeri haid, pegal – linu, sakit perut saat diare, masuk angin, migraine, pilek.
9.
Kunyit (Curcuma Ionga / C. domestika) Kunir / Temu kuning / Koneng
atau Turmeric plant / saffron dari suku
Zingiberaceae. Di negara-negara di Timur digunakan sebagai pengganti saffran dan warna kuning dan sebagai obat. Kunyit banyak sekali dipakai dalam jamu. Termasuk jenis rumput-rumputan, tingginya sekitar 1 m dan bunganya muncul dari pucuk batang semu dengan panjang sekitar 10- 15 cm dan berwarna putih. Daunnya lebar-berlanset, licin dan berbatang panjang, warnanya kuning-muda sampai putih, berangkai kemerah-merahan. Batang pohonnya semu dan basah. Daunnya mirip dengan tumbuh-tumbuhan jenis pisang -pisangan. Rimpangnya memiliki banyak cabang dengan kulit luarnya berwarna jingga kecoklatan. Buah daging rimpang kunyit berwarna merah jingga kekuning-kuningan. Mengandung minyak atsiri yang memberi aroma harum dan rasa khas pada umbinya dan kurkumirioid. Rimpang kunyit mengandung pati atau amilum,
16 gom dan getah. Kunyit mengandung curcumin (Zat berwarna kuning), turmeron, zingiberen; minyak terbang, turmerol (minyak turmerin, yang menyebabkan rasa aromatis dan wangi kunyit), fellandren, kamfer, curcumon, lemak, pati, damar-damaran. Dipakai sebagai anti koagulasi, mendinginkan, membersihkan, mempengaruhi bagian perut, merangsang, melepas kelebihan gas di usus, sebagai bumbu masak, anti gatal dan anti-kejang, sebagai obat gingivitis (pembengkakan selaput lendir mulut), sebagai salep untuk mengobati borok, absis, bengkak dan encok, melegakan hidung tersumbat, obat sakit dada dan perut, lengan sakit, sakit pada saat haid, melancarkan aliran darah, melarutkan gumpalan darah.
10. Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria/ C. mangga) Anti tumor, antihepatotoksik (lever), antiinflamasi (anti radang), obat ambeien, anti radang tenggorokan, sariawan, analgetika (menghilangkan rasa sakit), melancarkan dan menghilangkan
menormalkan haid, melancarkan peredaran darah, kembung,
menghilangkan
gumpalan,
menghilangkan
keputihan, melancarkan pencernaan.
11. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Tanaman liar khas lndonesia (Mengkudu / Pace) yang berasal dari suku Rubiaceae ini tumbuh di hutan dan di halaman. Tingginya pohonnya bisa mencapai 3 - 8 m. Daunnya tebal dan lebar, berbentuk lonjong, mengkilat dan letaknya berhadapan. Bunganya kecil berwarna putih berbentuk piala. Buahnya berwarna hijau kekuning-kuningan, bertutul-tutul dan banyak bijinya tetapi
17 setengah bagian lainnya ada juga yang tidak berbiji. Kalau sudah tua menjadi kekuningan dan berbau. Mengandung zat-zat metil, asetilester dari kapron dan asam - kapril, morindadiol dan soranyidiol yang dapat mematikan kuman. Senyawa moridon-nya berkhasiat sebagai obat pencahar sedangkan senyawa soranyidiol berguna untuk melancarkan keluarnya air seni, obat cacing, mengobati radang lambung, perut kotor, hipertensi, diabetes, radang usustenggorokan, diare, kulit bersisik, eksem, penyakit sehabis bersalin, encok, pegal linu, masuk angin, panas dalam.
12. Pinang (Areca catechu) Pinang atau jambe adalah salah satu kelengkapan dalam menyirih di kalangan orang-orang tua. Dalam kehidupan sehari-hari, selain buat menyirih. Sifat anthelminticanya berguna meluruhkan cacing dan adstringensia untuk menciutkan selaput lender, meningkatkan gairah, menghentikan pendarahan, antisifilis, menguatkan gigi dan gusi, mengobati sakit pinggang, mengobati kudis, mengobati difteri, dan mengatasi masalah kewanitaan.
13. Sambiloto (Andrigraphis paniculata Ness.) Tanaman semak (Paitan) dari suku Myrtaceae ini memiliki bunga berwarna putih. Daunnya kecil-kecil berwarna hijau tua dan mengandung minyak atsiri yang bermanfaat sebagai anti radang, zat andrographolid yang pahit rasanya, alkaloid, dan kalium. Daun sambiloto bersifat anti-platelet aggregasi sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah hingga tidak terjadi radang. Kadar kaliumnya yang tinggi membantu tubuh mengeluarkan air dan garam sehingga
18 menurunkan tekanan darah. Kegunaan lainnya adalah mengobati hipertensi, hepatitis, diabetes, radang usus buntu, tifus, keracunan, luka akibat gigitan serangga, demam akibat gigitan serangga, batuk, prostate.
14. Sirih (Piper betle L.) Tanaman dari suku Piperaceae ini dapat merambat mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk, buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabuabuan. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur, menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan, mengobati batuk, sariawan, bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang (daunnya), demam berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan (daun dan minyaknya), gusi bengkak.
19 15. Temu hitam (Curcuma acrugmosa Roxb.) Temu ireng atau temu hitam (koneng hideung; temo ereng atau Black Tumeric) ini adalah tumbuh liar yang hidup diladang dan dihutan-hutan jati. Daunnya berbentuk lonjong, bunganya berwarna putih atau putih agak kemerahmerahan. Akar tinggalnya kalau dipotong kelihatan lingkaran yang berwarna biru atau kelabu. Manfaat dari temu hitam ini antara lain mengobati penyakit cacing gelang dan kremi, kudis, koreng, menambah nafsu makan, kurang segar sehabis haid (umbinya) d1l.
16. Temu Kunci (Kaemphera pandurata Ridl.) temmo konce atau k-rotunda Linn ini tumbuh liar di hutan jati dan di ladang. Tumbuhan ini tidak berbatang dan daunnya berbentuk bulat telur dan luruh pada waktu tumbuhan itu berbunga. Bunganya berwarna putih atau merah muda. Tumbuhan ini umbinya mengandung minyak-basilikum yang dapat mengobati sariawan, masuk-angin, demam-nifas, gatal, cacing kremi, batukkering, perut kembung, kencing kurang lancar, kurap, nyeri anus (umbi-nya) dan juga sebagai obat sari rapet.
17. Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb., Foeniculum Vulgare Mill.) Tumbuhan liar (Adas atau Fennel dari suku
Apiaceae) berumpun dan
bergetah ini, tumbuh di hutan dan di kebun dengan tinggi sekitar 0,5 sampai 3 m. Daunnya halus berbentuk jarum. Buahnya yang harum panjangnya sekitar 0,5 cm digunakan sebagai obat yang dipadukan dengan kulit kayu pulasari (alyxia reinwardtii Bl.). Bunganya majemuk berbentuk payung
20 berwarna kuning. Mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan,
sedangkan
kandungan
flavonoida-nya
berkhasiat
menyembuhkan radang. Buahnya mengandung minyak terbang dan minyak lemak. Kandungan adas hitam juga membantu mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air seni. Kegunaan lainnya adalah mengobati batuk, diare, mual, kembung, ambeien, haid tidak teratur, asma, bau mulut, biduran, demam.
2.3
Data Produk “Djamoe Gendong” Jamu yang diproduksi oleh PT. Puri Intirasa, Jakarta ini diberi nama Djamoe Gendong. Pemilihan nama ini berdasarkan produk apa yang dijual, yaitu jamu – jamu yang biasanya dijual oleh pedagang jamu gendong keliling.
Djamoe Gendong ini sudah berdiri sejak awal tahun 2003. Pada mulanya hanya dijual di restoran Warung Podjok saja, tetapi dikarenakan produk ini menjadi cukup dikenal masyarakat, maka sejak pertengahan tahun tersebut, produk jamu ini juga dijual dengan sistem layan antar, dan dititipkan pada Grand Mario Café di Ratu Plaza untuk mendistribusikannya. Kini Djamoe Gendong akan membuat sebuah stand khusus yang terletak di Plaza Senayan dan beberapa mall besar di Jakarta.
Beberapa promosi yang telah dilakukan: promosi melalui iklan – iklan di majalah Nimala ( tahun 2003 ) selama 6 bulan, serta majalah Femina selama 2 bulan ( tahun 2003 )
21 Mengikuti pameran makanan tradisional di Gedung BEJ, Plasa Indonesia, serta di gedung WTC. Promosi pada media elektronik di Female radio tahun 2005 Sejak diadakannya promosi – promosi tersebut, jamu Djamoe Gendong ini cukup mendapat simpati dari masyarakat, tetapi peningkatannya tidak terlalu tajam, salah satu faktor penyebabnya adalah penampilan fisik yaitu lebel-nya yang kurang memiliki nilai jual dan kurang terpercaya sebagai jamu yang berkhasiat dan berkelas, sehingga jamu ini akan kalah bersaing dengan jamu – jamu kompetitornya.
Pada awalnya Djamoe Gendong menyediakan beragam jenis jamu baik untuk pria ataupun wanita, tetapi seiring perkembangan waktu, pembelinya kebanyakan adalah wanita. Maka sejak tahun 2004, Djamoe Gendong hanya dikhususkan untuk wanita saja. Djamoe Gendong merupakan jamu taditisional yang terbuat dari bahan – bahan asli dan alami, diracik dengan proses alami, tanpa bahan pengawet, berkualitas, praktis dan higienis untuk dikonsumsi dan mempunyai khasiat yang beragam seperti menjaga kesehatan tubuh, mengatasi masalah – masalah kewanitaan, serta meningkatkan kecantikan wanita. Yang membedakan Djamoe Gendong dengan kompetitornya seperti jamu Cap Iboe, jamu Sido Muncul, dll adalah bahwa jamu Djamoe Gendong ini merupakan jamu home made yang dibuat dengan bahan baku dan proses yang alami dan tanpa bahan pengawet, bersih, sehingga dapat dipastikan dan dijamin jamu ini benar – benar alami, berkhasiat tinggi, dan aman untuk di konsumsi masyarakat. Selain itu jamu ini sangat praktis dan higienis untuk dikonsumsi bagi mereka yang sibuk.
22
Sedangkan untuk harganya relatif lebih mahal dari pada umumnya, yaitu: Harga di Warung Podjok Jamu Cair Rp. 6000,-* / 250 ml Jamu bubuk Rp.17.500,-* / box packaging 35 gr ( isi 5 sachet) Rp.87.500,-* / box packaging 175 gr( isi 25 sachet) Jamu godok Rp. 10.000,-*/ pack Harga Layanan antar Jamu Cair Rp. 10.000,- / botol kecil (250 ml) Jamu bubuk Rp.20.000,- / / box packaging 35 gr ( isi 5 sachet) Rp.100.000,- / box packaging 175 gr( isi 25 sachet) Jamu godok Rp. 15.000,-/ pack
(Lebel asli Djamoe Gendong)
23 Variant dari Djamoe Gendong ini (tersedia dalam tiga bentuk, yaitu cair, bubuk, godok) antara lain: 1. Djamoe Rapet Ayu Jamu untuk mengatasi masalah – masalah kewanitaan bagi yang sudah menikah, bahan bakunya terdiri dari: sirih, temu kunci, pinang, kunyit, temulawak, delima putih, asem, gula jawa. 2. Djamoe Singset Ayu Jamu untuk wanita yang aktif dan dinamis, guna membentuk tubuh menjadi langsing, singset dan menarik, membuat muka lebih berseri, bercahaya, tetap segar, ceria dan awet ayu, mengatasi masalah – masalah kewanitaan lainnya. Bahan bakunya terdiri dari: kunyit, delima putih, asem, gula jawa, beras kencur, temuhitam. 3. Djamoe Seger Ayu Jamu untuk menjaga kesehatan, kebugaran serta kecantikan wanita seharihari. Bahan bakunya terdiri dari: mengkudu, temulawak, temuhitam, jahe, kencur, sambiloto, kapulaga, cengkih, kunyit putih, kedaung.
Pendistribusian jamu ini dikhususkan di Jakarta saja, dan konsumen yang memesan melalui sistem layan antar biasanya adalah pegawai – pegawai kantor yang bekerja di pusat perkantoran di Jakarta, seperti daerah Thamrin, Gatot Subroto, Senayan, Kuningan, dan sebagainya. Sedangkan konsumen yang membeli jamu secara langsung biasanya mendatangi restoran Warung Podjok dan Grand Mario Café atau stand – stand yang tersedia. Kebanyakan dari mereka yang membeli jamu baik adalah kaum wanita pencinta jamu. Secara garis besar dapat
24 dikatakan bahwa konsumen Djamoe Gendong ini berasal dari kalangan ekonomi menengah keatas. Selain dikarenakan harganya yang cukup mahal untuk sebuah jamu, konsumennya juga mayoritas adalah pegawai - pegawai kantor yang terletak di daerah perkantoran yang bonafit di Jakarta, serta penjualannya yang dilakukan di mall besar seperti Plaza Senayan dan Ratu Plaza.
Target Audience Faktor Demografi
:
Masyarakat dari segmen ekonomi sosial menengah ke atas. Wanita modern dengan usia 20 – 35 tahun. Pendidikan minimum S1 dan sederajad Faktor Geografi
:
masyarakat modern yang berdomisili di DKI. Jakarta Faktor Psikografi
:
Wanita modern yang pintar, Berkepribadian mantap, terencana, Peduli terhadap kesehatan, Menyukai sesuatu yang alami dan memiliki gaya hidup sehat alami, menjaga keseimbangan tubuh dengan lingkungan di sekitarnya, Rentan terhadap stress, dan penyakit masyarakat modern yang menyukai minuman kesehatan, berkhasiat dan alami yaitu jamu dalam bentuk aslinya Memiliki aktivitas yang cukup banyak, Pandai membagi waktu antara kerja dengan beristirahat dan relaksasi,
25 Senang meluangkan waktunya untuk melakukan yoga, spa, menggunakan aromatheraphy, Cara pikir: Diperlukannya kesehatan yang baik untuk menjalani kesibukan sehari – hari. Dan kesehatan yang baik adalah kesehatan didapat melalui jalur yang alami, yaitu bahan – bahan dan proses pembuatan yang alami, bersih, asli, higienis, baik dari bahan baku sehingga mendapatkan hasil yang baik dan nyata, aman dan baik untuk keseimbangan tubuh, khasiat yang berkualitas tinggi, dan tanpa efek samping.
Analisa SWOT •
Strength (kekuatan) 1. Dikemas secara praktis, higienis dan mudah dikonsumsi 2. Tanpa bahan pengawet, tanpa efek samping, alami, asli serta baik dan berkhasiat untuk kesehatan. 3. Proses pembuatannya yang alami, bersih, dan merupakan industri rumah tangga 4. Berkhasiat dalam mengobati penyakit, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, meningkatkan kecantikan 5. Dapat dikonsumsi kapan saja, dan dimana saja.
•
Weakness (kelemahan) 1. lable-nya kurang memperhatikan faktor estetik, 2. warna yang digunakan kurang mencerminkan sebagai produk jamu yang sesuai dengan target audience-nya, citra yang diinginkan
26 3. tidak adanya satu kesatuan antara elemen – elemen desain pada lebel, seperti pemakaian jenis font, 4. Tidak efektifnya pembacaan dan penempatan teks – teks pada lebel 5. Tidak diperhatikannya kesesuaian lebel dengan packaging botolnya 6. desain packaging yang kurang kreatif dan variatif, sehingga kurang menarik minat konsumen dan kalah bersaing dengan competitor
•
Opportunities (peluang) Makin banyaknya masyarakat modern yang memilih jalur pengobatan alami melalui jamu – jamuan dalam bentuk aslinya yang diracik secara alami dan tanpa bahan pengawet yang membahayakan tubuh.
•
Threat (ancaman) 1. banyak pesaing yang sudah terlebih dahulu muncul walau melalui jenis yang berbeda dan modern. 2. Masyarakat modern sudah mulai mengenal dan mengerti desain yang baik, dan dijadikan acuan sebagai suatu yang dapat dipercaya atau tidak.
2.4
Data Kompetitor PT Jamu IBOE Jaya PT Jamu IBOE Jaya sebagai direct & indirect kompetitor adalah manufaktur jamu pertama di Indonesia yang mengkombinasikan filosofi ramuan jamu
27 tradisonal Indonesia dengan perkembangan teknologi. Terus berinovasi menciptakan produk-produk baru dan inovatif yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kualitas hidup manusia. Ia melestarikan serta mengembangkan tradisi leluhur bangsa dalam meracik jamu dan terus memodernkan pembuatan jamu, melalui serangkaian riset untuk meningkatkan kualitas jamu serta kuantitasnya sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat dunia secara keseluruhan. Sejak tahun 1910 jamu ini semakin berkembang dari penggunaan mesin Gerabah dan mesin Giling sampai mesin - mesin moderen berteknologi dengan menggunakan aluminium foil untuk mengemas produksi. Produk-produk berkualitas PT Jamu Iboe Jaya berasal dari alam yang diproses dengan teknologi modern, semuanya natural, dan dikemas dalam kemasan yang praktis, moderen serta baik secra estetik. Variant – variant jamu ini ditujukan kepada beberapa kalangan target audience, yaitu ada yang ditujukan bagi kelas menengah ke atas ( kelas A & B) dan ada bagi kalangan bawah (kelas C). Variant – variant jamu ini adalah: 1. Jamu Serbuk •
Untuk Wanita kelas A & B
: Sari Asih, Bersalin Lengkap Kecil dan Besar
kelas C
: Sawan, Galian singset, Nifas, Galian param, Patmosari, Dilep, Haid teratur, Piktay, Anton - anton muda dan Tua, Sawan Angin, Sari Murni, Galian Putri, Param, Hentikan Haid, Galian Putri Montok, Delima Putih, Galian Rapet, Wanito Ayu, Sehat
28 Wanita, Mangir, Bedak Dingin Mayangsari. •
•
Untuk Pria kelas A & B
: Prio Anom, Sari Jamu Sehat Pria
kelas C
: Sehat Pria, Majun, Ginseng Prakoso
Untuk Pria dan Wanita ( kelas C ): Susut Perut, Paitan, Bersih Darah, Wasir, Sehat Ginjal, Sariawan Usus, Nafsu Makan, Encok, Tujuh Angin, Panas Dalam, Gatal, Buinflu, Karang Sekalor, Batuk, Batuk, Kencing Sakit, Seninjong, Pegel Linu, Linu, Buang-buang Air, Sakit Perut, Mejen, Jampi Usus, Kemanden, Batuk Sesak, Silokarang, Sekalor.
2. Jamu Kapsul (untuk kelas A & B) Acnelia, Bersih Darah, Curmino, Diabetin, Galian Rapet, Galian Singset, Body Slim, Silokarang, Garlicia, Gingerin, Cold Free, For Skin. 3. Drink / Refreshment kelas C
: Lariza
kelas A & B
: Madu Tawon , Madu Iboe, Tamarin, Sari Jamu Sehat, Sari Jamu Sehat Pria, Sari Jamu Galian Singset, Rhiza.
Jamu Sido Muncul Sido Muncul sebagai direct & indirect kompetitor menjadikan potensi tanaman Indonesia yang alami dan berlimpah menjadi asset dalam memproduksi obatobatan alam, serta bertransformasi menjadi industri farmasi. Seluruh proses
29 produksi dijalankan berdasarkan Standard Operation Procedure (SOP) berdasarkan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Benar) – setara farmasi sehingga menjadikannya sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Tidak hanya dengan menghadirkan produk-produk berkelas yang aman dan berkhasiat, tetapi juga membaur dengan masyarakat.
PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta. Karena permintaan semakin meningkat maka pabriknya mulai dilengkapi dengan mesin-mesin moderen, demikian pula jumlah karyawannya ditambah. Pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya dan diproses di extraction center dan diproduksi di pabrik yang modern dengan standar farmasi, melalui uji toksisitas (keamanan), mikrobiologi, aflatoksin dan didukung berbagai referensi ilmiah, dianalisa di laboratorium yang terakreditasi akan menghasilkan jamu yang baik. Selain itu ia pun mengadakan pelayanan di bidang herbal tradisional, mengembangkan research / penelitian pengobatan dengan bahan-bahan alami.
Jamu - jamu produksi Sido Muncul ini pun berinovasi dan memoderenisasi bentuk jamu dalam berbagai wujud, seperti bubuk, kapsul, cair, dan yang terbaru ada yang berbentuk permen. Kemasannya pun di desain dalam bentuk yang praktis, efisien serta cukup menarik, sehingga memudahkan para konsumen mengkonsumsikannya. Jamu ini pun ditujukan kepada beberapa sasaran atau target audience yaitu ada yang bagi kelas menengah ke bawah seperti ESTE-
30 EMJE, anak sehat, dll. juga ada yang ditujukan bagi kalangan menengah ke atas seperti Jamu Tolak Angin, dll.
Produk - produknya: 1. Jamu moderen : Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima TL plus Tribulus, Tolak angin ekstra hangat, Tolak angin permen 2. Jamu Tradisonal: Bancar Darah, Batuk, Bersalin, Bersih darah, Cape Puyang, Cuci perut, Demam Malaria, Encok, Galian Delima Putih, Galian Montok, Galian Param, Galian putri, dll. 3. Jamu Instant: Galian Putri, Pegel linu, Pelangsing perut, Sehat Pria, Sehat Wanita, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL New Formula 4. Jamu Komplit Bersih Darah komplit, Kuku Bima komplit, Pegel Linu Komplit, Sehat Wanita komplit, Sakit Pinggang Komplit, TolakAngin Komplit. 5. Jamu Komplit Instant: J.K.I. Kuku Bima Ginseng, J.K.I. Kuku Bima Tribulus J.K.I. Sehat Pria, Pegel Linu Komplit. 6. Minuman Kesehatan Alang Sari, Alang Sari Plus Fiber, Alang Tea, Anak Sehat, ESTE-EMJE Ginseng, Filantra Tea, Ginger Milk, Ginger Tea, Jahe Wangi, Kuku Bima
31 Ener-G, Kunyit Asam, Kunyit Asam Fiber, Kunyit Asam Sirih plus madu, Red Ginger Tea, Tumeric Plus, V-talytea. 7. Dan beberapa Food Suplemen 8. Produk lainnya seperti madu kembang, mangir Adeline, Minyak kayu putih. 9. Permen: Permen tolak angin, Permen Kunyit Asem, Permen Jahe wangi.