BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data-data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek TA ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : 1. Literatur : buku dan artikel dari media elektronik maupun non elektronik 2. Wawancara / interview dengan pihak-pihak terkait 3. Pengamatan langsung di lapangan
2.2 Pulau Bangka dan Belinyu 2.2.1 Profil pulau Bangka Pulau Bangka adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Sumatra, Indonesia dan termasuk dalam wilayah propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Populasinya pada 2004 berjumlah 789.809 jiwa. Luas pulau Bangka ialah 11.693.54 km².
Bangka menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka mengandung arti "sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat diartikan sebagai "pulau yang sudah tua". Berdasarkan kandungan bahan galian yang didapat di daerah ini, pulau Bangka banyak mengandung bahan bahan galian mineral yang tentunya terjadi dari prosess alam yang berlaku berjuta juta tahun. Misalkan timah yang ada di Bangka, sehingga masyarakat menyebutnya dengan sebutan pulau Bangka. 4
Kata Bangka dapat juga berasal dari kata wangka yang artinya timah. Karena di daerah ini ditemukan bahan galian timah maka disebut Pulau Timah. Karena pergeseran atau bunyi bahasa yang berubah maka masyarakat lebih banyak memanggil pulau ini dengan pulau Bangka atau pulau bertimah. Menurut cerita rakyat pulau Bangka tidak ada penduduk asli semua adalah pendatang dari suku yang diberi nama suku Sekak. Saat itu masyarakatnya masih menganut animisme. Kemudian masuk bangsa Melayu dari daratan Malaka dengan membawa agama Islam yang kemudian berkembang sampai sekarang.
Letak Geografis Pulau Bangka terletak di sebelah pesisir Timur Sumatra Selatan, berbatasan dengan Laut China Selatan di sebelah utara, Pulau Belitung di timur dan Laut Jawa di sebelah selatan yaitu 1°20’-3°7 Lintang Selatan dan 105° - 107° Bujur Timur memanjang dari Barat Laut ke Tenggara sepanjang ± 180 km. Pulau ini terdiri dari rawa-rawa, daratan rendah, bukit-bukit dan puncak bukit terdapat hutan lebat, sedangkan pada daerah rawa terdapat hutan bakau. Rawa daratan pulau Bangka tidak begitu berbeda dengan rawa di pulau Sumatera, sedangkan keistimewaan pantainya dibandingkan dengan daerah lain adalah pantainya yang landai berpasir putih dengan dihiasi hamparan batu granit.
Kabupaten Bangka mempunyai luas wilayah ± 2.950,68 km², dengan jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 217.545 jiwa. Batas wilayah Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut : 5
•
Sebelah Utara : Laut Natuna
•
Sebelah Timur : Laut Natuna
•
Sebelah Selatan : Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka Tengah
•
Sebelah Barat : Kab. Bangka Barat, Selat Bangka dan Teluk Kelabat
Kependudukan Hingga tahun 2003 jumlah penduduk di Kabupaten Bangka berjumlah 217.545 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 107.213 (49,28%) dan perempuan 110.337 jiwa (50,72%) dengan kepadatan rata-rata 74 jiwa/km2. Konsentrasi penduduk terpadat berada di wilayah kecamatan Sungailiat (379,13 jiwa/km2) yang juga merupakan ibukota Kabupaten Bangka sedangkan yang terendah di Kecamatan Bakam (30,81 jiwa/km2).
Ekonomi Sejak 1710, Bangka merupakan salah satu wilayah penghasil timah di dunia. Proses produksi timah dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia. Lada, merica, karet, dan kelapa sawit juga dihasilkan di pulau Bangka.
2.2.2 Profil Belinyu Belinyu adalah sebuah kecamatan di kabupaten Bangka, kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Mungkin orang jarang yang pernah mendengar namanya namun Belinyu merupakan bagian dari sisa-sisa kejayaan pertambangan timah di propinsi Bangka Belitung pada masa lalu. 6
Kondisi geografis Batas wilayah •
Bagian utara : laut Natuna
•
Bagian selatan : kec. Riau Silip
•
Bagian timur : kec. Riau Silip
•
Bagian barat : teluk Kelabat
Luas wilayah : 546,50 km2
Jumlah desa/kelurahan •
Kelurahan : 3 kelurahan
•
Desa definitif : 5 desa
•
Dusun/lingkungan : 31 dusun/lingkungan
Demografis Jumlah penduduk : 38,681 jiwa •
Laki-laki : 19,678 jiwa
•
Perempuan : 19,003 jiwa
Kepadatan penduduk : 70,78 jiwa/km2
Asal-usul nama Belinyu Agak sulit menentukan asal kata dari nama Belinyu. Selain karena kurang lengkapnya sumber tertulis, banyak beredar versi cerita yang berbeda dari masyarakat di sana. 7
Ada cerita yang mengatakan "Belinyu" berasal dari kata "beli" dan "nya", artinya membeli sesuatu dari seorang nyonya (China). Cerita lain mengatakan "Belinyu" berasal dari adanya sebuah pohon melinjo yang ada di daerah itu, melinjo ini dalam bahasa Belinyu disebut Belinjo yang akhirnya menjadi Belinyu. Ada dugaan lain, yaitu berdasarkan bahasa China Bangka (bahasa China Khek) yang menyebut orang Belinyu adalah "belijongin" (belinjo=Belinyu & ngin=orang), bisa saja Belinyu itu berasal dari bahasa China. Atau mungkin bahasa Sansekerta, atau juga bahasa Belanda. Namun kenyataan lain yang harus kita ketahui, bahwa ada jalan di kota Palembang yang bernama jalan Belinyu. Melihat fakta ini, jangan-jangan kata Belinyu ini sudah digunakan sejak jaman kerajaan Sriwijaya dulu. Apakah nama seorang Panglima, atau keluarga Raja, atau Belinyu itu merupakan suatu jabatan, atau bermakna lain tidak ada yang tahu. Apapun itu, Belinyu tetaplah menyimpan pesona tersendiri bagi penduduk aslinya.
Sekilas tentang Belinyu Belinyu adalah salah satu kawasan pertambangan timah pada zaman Belanda yang dikerjakan oleh ribuan kuli kontrak dari negeri China. Itu sebabnya hampir semua aspek kehidupan di Belinyu merupakan perpaduan antara China dan Melayu Bangka. Kesan kota tua akan sangat terasa jika kita menyusuri jalanan kota Belinyu. Bangunan-bangunan khas tahun 1960-an, dan bahkan peninggalan zaman Belanda, masih tegak berdiri menghiasi sisi kanan-kiri jalan kota itu. Bangunan-bangunan berarsitektur China juga banyak terdapat di Belinyu. Kelenteng, vihara, sampai rumah penduduk yang mempertahankan corak China masih berdiri 8
sentosa. Beberapa bangunan bersejarah yang pernah dimiliki kota Belinyu, seperti Benteng Kuto Panji yang dibangun Raja Bong Kap Jun terkesan kurang terawat, bahkan pembangkit tenaga listrik PLTU Mantung yang dibangun pemerintah kolonial Belanda yang konon katanya terbesar di Asia Tenggara sekarang hanya tinggal cerita dan puing-puing saja. Semua itu terjadi mungkin akibat kurang pedulinya generasi penerus memelihara benda-benda peninggalan sejarah dari para leluhurnya.
2.3 Buku Definisi buku buku adalah kumpulan dari kertas atau material lainnya yang dicetak atau ditulis; dan digabung bersama disatu sisi sehingga dapat dibuka dari sisi lainnya. Kebanyakan buku memiliki sampul penutup. Manusia telah menggunakan buku sejak sekitar 5,000 tahun lalu. Di jaman peradaban lampau, manusia menulis di lempengan lempung, potongan kayu tipis atau material-material lainnya. Kata book itu sendiri berasal dari bahasa inggris boc, yang berarti tablet atau written sheets. Buku dicetak pertama kali di Eropa pada pertengahan 1400-an.
Jenis buku adalah sebagai berikut: •
Buku fiksi
•
Buku nonfiksi
•
Buku anak-anak
•
Buku panduan 9
•
Buku masak
•
Novel
•
Buku cerita
•
Buku musik
•
Buku referensi
•
Buku doa
•
Katalog
•
Album
•
Dll
Anatomi buku Sebuah buku pada umumnya mempunyai empat bagian yaitu : •
Bagian kulit buku
•
Bagian awalan
•
Bagian teks (kandungan/isi)
•
Bagian akhiran
Binding Ini merupakan sisi pinggir dari buku, yang membuat kumpulan kertas menjadi satu. Prosesnya menggunakan lem yang keras lalu dilapisi kertas tebal yang sering disebut sebagai hardcover. Binding juga memiliki beberapa gaya untuk menambah sisi keunikan pada sebuah buku tersebut.
10
Ukuran buku Buku memiliki beberapa ukuran kertas ideal dalam segi kenyamanan, antara lain: •
Folio Kertas akan dibagi menjadi dua bagian menjadi 24’’x36’’.
•
quarto Kertas akan dibagi lagi menjadi empat bagian.
•
Octavo Kertas dibagi lagi menjadi delapan bagian.
Tetapi seiring berkembangnya waktu, ukuran buku menjadi sangat beragam. Ada juga dengan format ukuran yang tidak biasa atau unik untuk menambah daya tarik pembaca. Tetapi tetap pada ukuran-ukuran ideal tangan dan tata baca manusia.
Cover Ada dua jenis cover buku, hardcover dan softcover. Cover merupakan salah satu bagian pendukung buku yang terbilang penting. Karena cover merupakan sisi luar dari sebuah buku, sisi dimana awal yang berbicara tentang isi dari buku tersebut. Cover yang menarik juga dapat menarik para pembaca untuk membaca atau membeli buku tersebut.
11
1. Cover buku 2. Penyambung buku 3. Tulang buku yang biasa juga ditulis judul selain di covernya. 4. Tail merupakan bagian bawah dari buku.
12
1. Endsheet : selembar kertas yang biasanya menyambung pada bagian dalam cover. 2. Hinge : bagian sudut buku, agar buku dapat dibuka dengan mudah. 3. Fore edge : ujung buku 4. Headband : untuk menjaga kekuatan dari buku.
Ada juga yang menggunakan jaket buku seperti ini. Jaket ini berfungsi untuk menjaga cover agar tidak mudah rusak.
2.4 Gambaran umum buku “Belinyu di Mata Penduduk Aslinya” Buku ini merupakan pembahasan tentang gambaran Belinyu di mata penulis sebagai orang yang lahir disana dan sempat merasakan masa kecil di Belinyu. Pendapat para narasumber sebagai penduduk asli dilengkapi dengan gambar-gambar yang menunjukkan keadaan Belinyu pada masa sekarang juga memperkaya buku ini. 13
2.4.1 Spesifikasi Buku a. Ukuran : 40 cm X 25 cm (spread) b. Tebal : 134 halaman (tidak termasuk cover) c. Jenis kertas : tintoretto gesso 200 gram (content) dan wibalin terracotta (cover) d. Finishing cover : blind foly (deboss) + dust jacket
2.4.2 Struktur Buku a. Halaman judul dalam b. Daftar isi c. Intro / Abstraksi d. Isi Buku : 1. Profil Belinyu 2. Pelabuhan Mantung 3. Gua Maria 4. Benteng Kuto Panji 5. Pha Kak Liang 6. Jembatan Perimping 7. Tanjung Kutat
2.5 Target audience •
Demografi Sex
: laki-laki dan perempuan 14
•
Usia
: 21-35 tahun
Pendidikan
: SMU dan Perguruan Tinggi
Kelas sosial
: B dan B+
Geografi Tempat tinggal : kota-kota besar (ibukota propinsi)
•
Psikografi Berpikiran positif, terbuka, tertarik dan selalu ingin mencoba hal-hal baru, mandiri, sederhana, berpenampilan kasual, hidup dalam rutinitas dan tekanan deadline, menyukai alam dan suasana yang jauh dari perkotaan, menggemari keramaian namun selalu menyisakan waktu pribadi.
2.6 Kompetitor 2.6.2 Kompetitor langsung Buku-buku jurnal perjalanan (travel journal) yang membahas tentang perjalanan penulisnya ke suatu tempat tertentu.
2.6.3 Kompetitor tak langsung Buku-buku menngenai pariwisata yang mengulas hal-hal seperti keindahan pantai, macam-macam rumah makan atau pedoman tempat-tempat yang harus dikunjungi.
15
2.7 Positioning Buku dalam bentuk jurnal perjalanan ke daerah Belinyu yang menggambarkan Belinyu pada masa sekarang dari sudut pandang penduduk aslinya.
2.8 Analisa SWOT •
Strength (kekuatan) Buku ini khusus membahas tentang Belinyu karena itu isinya sangat specific dan mampu membawa pembacanya untuk lebih mengenal lagi tentang Belinyu itu sendiri. Buku ini akan menarik minat masyarakat Indonesia pada umumnya yang menggemari pembelajaran tentang hal-hal baru dan para warga Belinyu pada khususnya yang mungkin sudah tidak lagi berada di Belinyu namun tetap merasakan rasa rindu akan kampung halaman.
•
Weakness (kendala) -
Nama Belinyu yang kurang familiar sehingga kurang mampu menarik peminat untuk membaca
-
Calon pembaca yang mengetahui tentang Belinyu masih sedikit di kotakota besar Indonesia
•
Opportunities (peluang) Dengan mengangkat tema tentang daerah yang jarang terdengar bagi peminat, akan mendatangkan keingintahuan peminat untuk memiliki dan
16
membaca buku ini. Desain buku yang unik dan berkarakter juga dapat menjadi salah satu nilai jual penting untuk menarik hati pasar.
•
Threat (ancaman) -
Peminat yang belum pernah mendengar nama Belinyu akan memilih untuk memiliki buku tentang daerah lain yang lebih familiar dan yang lebih akrab di telinganya
-
Masyarakat Indonesia masih terjebak dalam pola pikir yang berpendapat bahwa hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan masih kurang layak untuk dicoba. Karena itu buku yang membahas tentang sebuah daerah yang belum pernah mereka dengar sebelumnya menjadi kurang menarik untuk dimiliki
-
Peminat tentang Belinyu masih sedikit dikarenakan kurangnya literatur dan data yang membahas tentang Belinyu
17