BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu: 1.Literatur Pencarian bahan melalui buku – buku yang terkait dengan tema yang diangkat 2.Website Pencarian bahan melalui internet mengenai hal – hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat 3.Wawancara Melalui wawancara dengan nara sumber yang berkompeten di bidang yang terkait pada tema yang diangkat
2.2 Data Umum Sejarah Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa. Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar dan Sagu. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring. Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya.Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan akhirnya Eropa.Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia.Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia.Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia. Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli nusantara. Unsur
budaya masakan China dapat dicermati pada beberapa masakan Indonesia.Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan Indonesia. Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara Asia.Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat. Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatra Barat) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda Pecel Lele dan Ayam Goreng khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar. Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang.Menggunakan sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan China yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmie atau mie ayam dengan pangsit, mie goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, mirip char kway teow). Sejarah masakan Indonesia lebih banyak dimulai pada masa dimulainya perdagangan dunia oleh karena lokasi dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Memang Indonesia yang memiliki ribuan pulau memiliki berbagai macam suku dimana setiap suku memiliki ciri khas masakan regional, namun dengan datangnya para pedagang seperti India, China, Arab bahkan dari Eropa telah mengalami perkembangan dan terpengaruh oleh kedatangan asing tersebut. Kota Manado adalah ibu kota dari provinsiSulawesi Utara. Kota Manado seringkali disebut sebagai Menado. Motto Sulawesi Utara adalah Si Tou Timou Tumou Tou, sebuah filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan oleh Sam
Ratulangi, yang berarti: "Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain" atau "Orang hidup untuk menghidupkan orang lain". Dalam ungkapan Bahasa Manado, sering kali dikatakan: "Baku beking pande" yang secara harafiah berarti "Saling menambah pintar dengan orang lain". Kota ini berada di tepi pantai Laut Sulawesi persisnya di Teluk Manado.Taman Nasional Bunaken terletak tidak jauh dari pantai Kota Manado.
Manado memiliki beragam macam makanan yang sebagian masih asing bagi orang luar Kota Manado.Beberapa makanan yang sering disajikan apabila anda berkunjung ke restoran-restoran makanan Manado atau apabila Anda berkunjung ke Manado. Suku bangsa Minahasa berasal dari kata Esa yag berarti satu; kata Mah-esa berarti menyatukan, yakni menyatukan berbagai kelompok sub-etnik Minahasa yang terdiri dari Tontemboan, Tombulu, Tonsea, Tondano, Ponosakan, Pasan, Ratahan,dan Bantik.
Bentuk masyarakat Minahasa pada zaman dahulu adalah bentuk Tribe. Bentuk masyarakat demikian dirinci oleh George Foster dkk dalam “Peasant Society” (1967) sebagai “Tribal System” atau kelompok masyarakat pedalaman yang pokok kehidupan adalah ladang pertanian. Unit politiknya yang tertinggi adalah Walak.Pada zaman dahulu dapat saja seorang walak kepala sub-etnik menjadi seorang Walian (pendeta religi pribumi) dan dalam fungsi seperti itu, kekuasaanya menjadi lebih mutlak.
Ia akan merupakan seorang yang dekat dengan alam, karena dia harus dapat dengan cepat menangkap gejala-gejala alam untuk mengatasi persoalan yang mugkin terdapat di wilayahnya. Jadi dia harus seorang yang dapat membaca gejala-gejala alam yang diberikan alam sekitarnya, dan seorang yang mengerti akan batas-batas wewenang yang diberikan kepadanya. Seorang pimpinan dianggap seoseorang yang memiliki “kete” atau kekuatan. Karena memiliki kekuatan ini, maka ia dapat diangakat menjadi pemimpin. Ia dapat dianggap yang terbaik diantara warga sederajatnya yang terdapat
dalam wilayahnya. Oleh sebab itu ia menjadi unsur “primus interpares” desanya. Dalam peran ini dia juga tidak boleh sewenang-wenang menggunakan kekuasaanya, terutama dalam soal pembagian tanah, karena dia juga bisa dikenakan sanksi dari “Opo” atau semacam sanksi Ilahi.Ia dapat menjadi “wales” maka akibatnya berat. Ia akan mendapat nama jelek dan dikucilkan dari masyarakat, sebagai hukuman bagi si pemimpin (J.A.T. Schwrz, Tontemboancher Teksten : 1907:133,381). Dalam istilah moderen
disebut
“character
assassination”.
J.G.F Riedel sebagai seorang ahli pemerintahan pada tahun 1870 menilai pengangkatan kepala walak sebagai suatu yang khas di Minahasa. Riedel menulis sebagai berikut,”walaupun siapa saja di dalam wilayah itu, dapat dipanggil untuk memimpin pemerintahan yang dipilih oleh wakil-wakil/”ngaran” untuk menjadi kepala (abakai oem banoea), tetapi dalam cara memilih mereka tidak sembarangan”.
2.2.1 Profil Target 2.2.1.1 Target Primer
A.
Demografi
Umur
B.
:
30-35 tahun
Jenis kelamin :
Pria dan Wanita
Status sosial
:
A-B
:
Membaca, Mendengarkan musik, Nonton TV, Jalan –
Psikografi
Hobi
Jalan,browsing internet.
Sikap
:
Terbuka, Petualang, Aktif, memiliki rasa
ingin tahu Yang tinggi
Minat
:
Hangout, Bersosilisasi, Pengetahuan, Kuliner,
Budaya.
C.
2.3
Geografi
Tempat
:
Perkotaan
Wilyah
:
Jakarta
Analisa Produk
Sebagai buku dengan target audience orang dewasa, maka produk buku ini akan menerapkan penyampaian materi yang sesuai dengan hasil kuesioner terhadap target audience. Buku tersebut tidak hanya menggunakan body copy yang monoton tapi juga dengan ilustrasi menarik. Warna yang akan digunakan adalah warna-warna yang member kesan menarik dan warm, namun juga natural dan suave untuk menggambarkan kepribadian yang memiliki orang Manado.
2.4
Judul Buku
Makanan Manado Halal
2.5
Stuktur Buku Appertizer • Manado • halal • Menu
Main Course • Makanan Halal • Hal baru • hoby makan sehat
2.6
Analisa SWOT
2.6.1 Strength
o Tingginya minat masyarakat Indonesia pada makanan halal. o Makanan daerah dibuat melalui proses yang masih alami sehingga aman untuk di konsumsi. o Masyarakat Indonesia sangat antusias terhadap hal-hal baru dikenal.
2.6.2 weakness
o Paradigma masyarakat tentang makanan Manado tidak halal. o Kurangnya informasi dan pubilkasi tentang menu makanan daerah Manado. o Kebanyakan orang ingin mencoba makanan daerah tetapi tidak tahu jenis apa yang harus mereka coba dan dimana mereka bisa mendapatkannya. o Banyak orang lebih mengenal makanan yang berasal dari daerah lain bahkan Negara lain dibandingkan oleh Negara sndiri.
2.6.3 Oppoturnities
o Konsumen sangat antusias terhadap makanan khas daerah karena aman untuk dikonsumsi. o Makanan khas daerah Manado merupakan suatu hal yang masih jarang dikenal sehingga menjadi hal yang menarik untuk diangkat.
2.6.4 Threat
o Kurangnya pengetahuan tentang makanan Manado membuat makanan khas daerah ini menjadi sesuatu yang asing di mata masyarakat umum, khususnya masyarakat Kota Jakarta. o Kebanyakan buku – buku tentang kebudayaan hanya mengangkat tentang masakan daerah lain. o Beberapa buku hanya menyajikan tentang resep/komposisi untuk masakan Manado.