ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”T” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PACETKABUPATEN MOJOKERTO LINA YULIANTI NIM.1311010066 Subject: Ibu Hamil, Ketuban Pecah Prematur, ASI DESCRIPTION Perkembangan Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Padahal ini sudah menjadi konsesus nasional dan global. Pemerintah belum optimal merancang program penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Balita dalam 5 tahun belakangan ini. Asuhan Kebidanan pada Ny”T” secara berkesinambungan dilakukan di desa sajen kecamatan pacet kabupaten mojokerto mulai tanggal 09 Februari sampai 29 April 2016. Adapun sasaran Asuhan Kebidanan secara komprehensif atau pelayanan Continuity Of Care yaitu pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana Di Wilayah kerja Puskesmas Pacet Kabupaten Mojokerto Asuhan Kebidanan dari kunjungan pertama sampai ketiga pada ibu hamil tidak ada penyulit, namun terjadi pada persalinan Kala I fase laten yaitu berlangsung lama sehingga pasien dirujuk di Rs Arofah Mojosari-Mojokerto dengan indikasi Ketuban Pecah Prematur. Selama proses persalinan di Rs Arofah terdapat penyulit yaitu selama kala I kontraksi tidak teratur dan lemah sehingga dilakukan Oksitosin Drip dan pada saat proses persalinan dilakukan tindakan episiotomi, Selama masa nifas terdapat penyulit pada kunjungan nifas kedua yaitu ibu tidak mengeluarkan susu dengan lancar dan pada kunjungan ketiga kaki bengkak. Pada Bayi Baru Lahir ada kesulitan pada menyusu, bayi sedikit rewel karena Air Susu Ibu tidak lancar. Kunjungan KB tidak ada penyulit, ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Penatalaksanaan Asuhan pada pasien dilakukan sesuai dengan data subjektif, data objektif serta analisa data yang telah didapat. Berdasarkan fakta dan opini ada kesenjangan dan adapula kesesuaian dari teori yang ada. Solusi dalam bentuk pelayanan kebidanan secara Continuity Of Care termasuk dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan secara berkesinambungan mulai masa kehamilan sampai keluarga berencana.
ABSTRACT The increase of Maternal Mortality Rate in Indonesia is still high when compared with the previous year. Yet this has become a national and global consensus. The government has yet designed on optimal progam to reduce maternal, infant and toddlers Mortality Rate in the past 5 years. Midwifery Care in Mrs "T" continuously conducted in Sajen, Pacet, Mojokerto began on 09 February to 29 April 2016. The targets of comprehensively Midwifery Care with Continuity Of Care services that are pregnant mothers and inparturity mothers, postpartum mothers, neonatal and family planning in Puskesmas Pacet Mojokerto working area. Midwifery Care of the first three visits to pregnant women there was no complications, but it occured at first stage latent phase was prolonged so that the patient was admitted to Rs Arofah Mojosari-Mojokerto with an indication of Premature Rupture of membrane. During parturition at Rs Arofah there was no complications that during the first stage the contractions was irregular and weak, so that did Oxytocin Drip and at the time of parturation did episiotomy, during postpartum found complications in the postpartum visits that the production of breast milk was not smoothly and on the third visit there was swollen feet. On the neonatal difficulty in feeding, baby was a little iritabble because breast milk was not smooth. Family planning visit complications, mothers used 3-mounthly contraceptive injection. Management of care in patients conducted in accordance with the subjective data, objective data and data analysis has been obtained. Based on the facts and opinions there are no gaps as well are suitability of the existing theories. The solution in the form of midwifery services in Continuity Of Care is efforts to improve maternal and child health on an ongoing basis start from pregnancy until family planning. Keywords: Pregnant, Premature Rupture of Membranes, Breast Milk Contributor
: 1. Sari Priyanti S,SiT.,SKM.,Mkes 2. ZulfaRufaida, S.Keb.Bd.,M.Sc Date : 27 Juli 2016 Type Material : Laporan Penelitian Studi Kasus Identifier :Right :Open Document Summary : LATAR BELAKANG Perkembangan AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain AKI, Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) juga mengalami perlambatan dalam satu dekade terakhir. Hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan ada persoalan dalam pencapaian target penurunan AKI, AKB, dan AKABA di Indonesia (Nurrizka & Saputra, 2013). Apabila dibandingkan dengan negara berkembang kawasan Asia lainnya, Indonesia merupakan negara yang mengalami kegagalan dalam mencapai target peningkatan kesehatan ibu dan anak
(BKKBN, 2013). Padahal ini sudah menjadi konsesus nasional dan global. Pemerintah belum optimal merancang program penurunan AKI, AKB, dan AKABA dalam 5 tahun belakangan ini (Nurrizka & Saputra, 2013) Hasil SDKI tahun 2012 angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jika melihat target MDGs (Millenium Development Goals) pada tahun 2015, yaitu menurunkan AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup akan menjadi tantangan bagi Indonesia (Bappenas, 2012). Menurut SDKI 2012 AKB di Indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup dan AKABA 40 per 1000 kelahiran hidup. Terjadinya peningkatan AKI di Indonesia sebenarnya tidak seimbang dengan indikator. Kabupaten Mojokerto sendiri, Menurut data Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 jumlah kematian ibu mencapai 54,79 per 100.000 kh dan estimasi AKB di Kabupaten Mojokerto telah mencapai 26,54 per 1.000 kh (Dinkes Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015). Tingginya TFR (Total Fertility Rate) berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu yang mendorong peningkatan jumlah persalinan di Indonesia. Angka kelahiran total perempuan usia produktif sebesar 2,6 berdasarkan SDKI 2012. Fertilitas pada remaja ( Usia 15-19 tahun) juga masih tinggi yaitu sebesar 48 kelahiran per 1.000 remaja (BKKBN, 2013). Angka kesertaan ber-KB (CPR) peningkatannya sangat kecil, yaitu hanya 0,5% dalam 5 tahun terakhir. Target RPJM 2014 dan MDGs 2015 untuk cara modern adalah sebesar 65%, namun capaian saat ini baru 57, 9% (SDKI, 2012). Kegagalan dalam keluarga berencana juga akan menjadi ancaman terjadinya ledakan penduduk (Baby Boom) di Indonesia. Koordinasi dalam program Keluarga Berencana baik lintas sektor atau antara pemerintah pusat dan daerah tidak berjalan dengan baik (BKKBN). Apabila dilihat dari penyebab terjadinya kematian yang terjadi pada ibu dan bayi, kasus perdarahan pada masa nifas dan pre eklamsia masih menjadi penyebab tertinggi sedangkan partus lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah. Sementara penyebab yang lain secara tidak langsung seperti pada kasus kehamilan disertai dengan penyakit lain (kanker, ginjal, jantung, tuberculosis atau penyakit yang diderita ibu) (Direktorat Kesehatan Ibu, 2013). Solusi pemerintah dalam menurunkan AKI, AKB dan AKABA di Indonesia dilakukan dengan gerakan asuhan sayang ibu atau Safe Motherhood(Prawirohardjo, 2009). Bentuk pelayanan kebidanan secara Continuity Of Care termasuk dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan secara berkesinambungan mulai masa kehamilan sampai keluarga berencana. Pealayanan Continuity Of Care melalui upaya promotif sebagai pendekatan awal pada masyarakat dalam kesehatan ibu dan anak, Upaya promotif diantaranya yaitu memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang kesehatan, misalnya tentang resiko seks pranikah, kesehatan reproduksi, kehamilan usia dini, status gizi dan lain-lain. Selain upaya promotif, upaya preventif atau pencegahan primer dapat dilakukan melalui pendekatan pada masyarakat,memperbaiki pelayanan kesehatan dan menghindarkan dari kemungkinan terjadi penyakit atau komplikasi. Upaya pencegahan sekunder (Kuratif) dengan melakukan pengobatan atau tindakan apabila ada tanda dan gejala suatu penyakit. Yang terakhir pendekatan tersier (Rehabilitatif) merupakan bentuk upaya pemulihan mencakup aspek fisik, sosial dan psikologis dengan memaksimalkan kemampuan fungsi organ, memulihkan kembali individu agar dapat bersosialisai kembali dengan
masyarakat, dan pemulihan kepercayaan diri setelah sembuh dari masalah kesehatan (Indriyani & Asmuji, 2014). METODE PENELITIAN Teknik dan cara dalam penelitian yang di gunakan yaitu dengan Case Study atau Studi Kasus dengan melakukan pendekatan melalui wawancara, observasi serta pendekatan dan pemeriksaan. Dimana pada penelitian ini responden yang di gunakan yaitu pasien Ny”T” mulai masa hamil sampai keluarga berencana. Tanggal dan tempat penelitian yang di lakukan yaitu mulai tanggal 08 Februari sampai 29 April 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Pacet tepatnya di dusun Sajen desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Studi Kasus di lakukan dengan cara atau melalui suatu permasalahan dalam suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang di maksud dapat berarti satu orang. Pendekatan ini dilakukan dengan Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan keluarga berencana. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan merupakan analisis dari penulis mengenai kesenjangankesenjangan yang terjadi antara fakta dan teori. Asuhan kebidanan pada Ny”T”secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB yang akan di bahas dalam bab 4dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan SOAP yaitu: data subjektif, data objektif, analisa data, penatalaksanaan. AsuhanKehamilan pada Ny”T” GIIP00I0usia 25 tahun pada kunjungan pertama keluhan utama ibu mengatakan punggungnya sakit, sering buang air kecil dan susah buang air besar.Pada kunjungan kedua keluhan utama ibu mengatakan kadang perutnya terasa kenceng-kenceng dan susah buang air besar sedangkan pada kunjungan ketiga ibu mengatakan perutnya mules-mules. Keluhan yang di rasakan ibu merupakan keadaan yang fisiologis terjadi pada ibu selama hamil. Pada Asuhan kebidanan yang di lakukan pada Ny”T” G2P0010 selama kunjungan pertama, kedua dan ketiga berjalan normal, tidak ada penyulit, pasien sangat kooperatif terhadap anjuran petugas kesehatan. Pada pemeriksaan umum pasien dalam batas normal didapatkan hasil tensi 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 370C, RR 20x menit. Persalinan pada Ny”T” pada kala I berlangsung lama yaitu satu minggu, keluhan utama ibu mengatakan mengeluarkan lendir di dapatkan hasil pemeriksaan sebagai berikut, Yaitu pembukaan 1cm effacement 25% hodge II letkep sehingga pasien di rujuk ke Rs Arofah Mojosari. Selama proses persalinan di Rs Arofah terdapat penyulit yaitu pada kala I kontraksi tidak teratur dan lemah sehingga dilakukan Oksitosin Drip dan pada saat proses persalinan dilakukan tindakan episiotomi. Pada kala II persalinan tidak ada penyulit, bayi lahir spontan menangis kuat dan gerak aktif. Persalinan dengan episiotomi. Selama kala III tidak ada penyulit, Plasenta lahir lengkap, perdarahan ± 200 ml. Pada kala IV masa post partum 2 jam juga tidak ada penyulit hasil pemeriksaan dalam batas normal tekanan darah 100/70 MmHg nadi 80x/menit pernapasan 20x/menit suhu 37⁰C, plasenta lahir lengkap tidak ada kotiledon yang tersisa, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan berkurang ±50 ml.
Selama kunjungan nifas terdapat beberapa penyulit yaitu ibu susah buang air besar pada kunjungan kedua karena terdapat haemoroid dan jahitan perineum serta kesulitan ibu untuk menyusui bayinya karena air susu ibu tidak lancar. pada kunjungan ketiga terjadi edema pada kaki sehingga sirkulasi darah dari kaki terganggu karena faktor predisposisi tromboflebitis pada ekstremitas bawah selama kehamilan dan masa pasca partum awal karena penurunan aliran darah balik ke vena dari tungkai dan mneingkatnya kecenderungan pembekuan.Kunjungan keempat tidak ada penyulit seperti TFU, kontraksi, lochea serta involusi uterus berjalan normal sesuai dengan hari masa nifas. Bayi lahir dengan keadaan sehat , tidak ikhterus, keadaan umum baik, denyut jantung 142/menit, Suhu dalam batas normal (36,7⁰), pernafasan 48x/m, pemeriksaan antopometri, lingkar kepala 33cm, berat badan mengalami kenaikan disetiap bulannya, tidak ada tanda-tanda infeksi dan bayi sudah mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yakni Hb0 dan Vit K setelah lahir, dan pada usia 9 hari mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1, bayi menyusu dengan lancar. Hanya saja sedikit sulit menyusu pada awal kunjungan, sulit menyusu terjadi karena ibu tidak sering menyusui bayinya. Pada kunjungan berikutnya bayi sudah mulai menyusu lancar dengan di bantu PASI. Asuhan keluarga berencana pada Ny”T” dengan akseptor KB suntik 3 bulan. Ibu telah melakukan KB suntik 3 bulan di bidan desa sajen kecamatan pacet. dari data objektif dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil Tekanan darah: 120/80 MmHg, Nadi: 80x/menit, Berat Badan saat hamil: 75 kg, Berat Badan sekarang: 69 kg, pola laktasi ibu menyusui bayinya on demand dan tidak ada penyulit. SIMPULAN Penatalaksanaan dilakukan sesuai intervensi sesuai antara protap di bidan Ita Irmawati dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehendif terhadap Ny”T”. Dan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan asuhan kebidanan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil. Asuhan Kebidanan dari kunjungan pertama sampai ketiga pada ibu hamil tidak ada penyulit, namun terjadi pada persalinan Kala I fase laten yaitu berlangsung lama sehingga pasien dirujuk di Rs Arofah Mojosari-Mojokerto dengan indikasi Ketuban Pecah Prematur. Selama proses persalinan di Rs Arofah terdapat penyulit yaitu selama kala I kontraksi tidak teratur dan lemah sehingga dilakukan Oksitosin Drip dan pada saat proses persalinan dilakukan tindakan episiotomi, Selama masa nifas terdapat penyulit pada kunjungan nifas kedua yaitu susah buang air besar dan ibu tidak mengeluarkan susu dengan lancar serta pada kunjungan ketiga kaki bengkak. Pada Bayi Baru Lahir ada kesulitan pada menyusu, bayi sedikit rewel karena Air Susu Ibu tidak lancar. Kunjungan KB tidak ada penyulit, ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan. REKOMENDASI 1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Asuhan kebidanan diharapkan bisa menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan untuk penerapan asuhan kebidanan secara berkesinambungan mulai dari ibu hami, bersalin, nifas, neonatus dan KB.
2.
3.
Bagi Tenaga Kesehatan Lebih meningkatkan kualitas pelayanan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB. Bagi Pelayanan Kesehatan Lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan sesuai dengan standart 10 T.
DAFTAR PUSTAKA Anon., 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Ibu, D. K., 2013. Mother's day situasi kesehatan IBU. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI. Indriyani, D. & Asmuji, 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas upaya promotif dan preventif dalam menurunkan Anka kematian Ibu dan Bayi. Rose KR ed. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nurrizka, R. H. & Saputra, W., 2013. Arah dan strategi kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia. jakarta: Prakarsa. Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. ALAMAT CORRESPONDENSI Email :
[email protected] Alamat : Jl.Raya Sumurwaru Kecamatan Nguling Dusun Gentengan RT01/RW04 No.39 Kabupaten Pasuruan No. Hp : 085706632122