ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “P” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO KUNTUM MAULIDIYATUL M 1311010065 Subject : Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus, Keluarga Berencana DESCRIPTION Kematian ibu dan bayi menjadi perhatian utama dalam penanganan kesehatan di suatu negara karena pravelensi dari mortalitas menjadi salah satu parameter untuk menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Kesejahteraan ibu dan bayi yang dipengaruhi oleh komponen mortalitas terkait erat dengan proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, dan keluarga berencana. Kelima periode tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan datang dan juga menurunkan AKI dan AKB. Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan secara continuity of care. Lokasi pengambilan studi kasus dilaksanakan di BPM Ny.“Y” Desa Randugenengan Dlanggu Kabupaten Mojokerto, subyek studi kasus adalah Ny ”P” usia 27 tahun. Hasil yang diperoleh pada saat pemeriksaan kehamilan Ny“P” mengalami keluhan yang fisiologis yaitu sering buang air kecil dan nyeri pingggang. Hal ini tidak perlu penatalaksanaan yang serius, hanya menekankan pada pengetahuan ibu untuk cara mengatasinya. Pada saat persalinan Ny “P” berjalan dengan normal, disertai laserasi perineum derajat II tanpa ada komplikasi. Pada bayi Ny “P” selama 3 kali kunjungan dalam keadaan sehat, tidak ikterus. Ibu mengeluhkan nyeri pada bekas luka jahitan sampai masa nifas hari ke 6, oleh karena itu mengajari ibu untuk cara merawat perineum. Setelah masa nifas berakhir ibu memilih kontrasepsi KB pil menyusui. Asuhan kebidanan pada Ny “P” terdapat kesenjangan berupa tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dikarenakan putting susu yang tenggelam dan produksi ASI yang sedikit sehingga peran bidan dibutuhkan untuk memotivasi ibu memberikan ASI eklusif. ABSTRACT The maternal of infant mortality rate is major concern in handling health which mortality determined the health of nation is good or not. Prosperity of them are affected by mortality components that is closely related to pregnancy process, parturition, neonatal, and family planning. They decide quality of human resource in future and decrease MMR and IMR. This case study used midwifery care with continuity of care. The location of case study was BPM Mrs.“Y” Radugenengan Dlanggu, Mojokerto. The subject was Mrs. “P” 27 years old. The result obtained, during pregnancy examination experienced physiological complaints, frequent urination and low back pain. This did not
need serious treatment, just the emphasis on mother’s knowledge to overcame. Mrs. “P” parturition went normally, accompanied by II degree of perineum laceration without any complications. In infants Mrs.“P” for 3 visits was in a healthy state, no jaundice. Mother complained pain in trace of stitching wound until pos partum day 6 th. Therefore needed to teach her how to take care of perineum. After post partum period ended, mother has chosen contraception was breastfeeding pill. Midwifery care to Mrs.“P” found a problem that there was did not give exclusive breastfeeding to the baby because of the nipple sinks and milk production was slightly, so the midwife’s role needed to motivate mothers to exclusive breastfeeding. Keywords :pregnant, parturition, postpartum, neonatal and family planning. Contributor Date Type Material Summary
: 1. Sri Wardini P.L, M.Kes 2. Ferilia Adiesti, S.ST, MM : : Laporan Tugas Akhir :
LATAR BELAKANG Kematian ibu dan bayi menjadi perhatian utama dalam penanganan kesehatan di suatu negara karena pravelensi dari mortalitas menjadi salah satu parameter untuk menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Kesejahteraan ibu dan bayi yang dipengaruhi oleh komponen mortalitas terkait erat dengan proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, dan keluarga berencana. Kelima periode tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan datang dan juga menurunkan AKI dan AKB (Indriyani & Asmuji, 2014). Penyebab utama dari kematian ibu selama tahun 2010-2013 adalah perdarahan (30,3%), hipertensi (27,1 %), infeksi (7,3%) partus lama (1,8%) dan lain-lain (40,8%) (Kemenkes, 2014). Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI,2012). Di Kabupaten Mojokerto AKB pada tahun 2012 mencapai 178 per 1000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan tahun 2013 tercatat 129 per 1000 kelahiran hidup, maka telah terjadi penurunan angka kematian bayi. Dan AKI tahun 2012 mencapai 19 per 100.00 kelahiran hidup, terdapat peningkatan angka kematian ibu pada tahun 2013 yaitu 22 per 100.000 kelahiran hidup yang terdiri dari 6 kasus pada kematian ibu hamil, 2 kasus pada kematian ibu bersalin dan 14 kasus pada kematian ibu nifas (Profil kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014). Perdarahan menjadi penyebab paling dominan dalam kematian ibu karena sering terjadi tiba-tiba dan tidak dapat diperkirakan, sebagian besar perdarahan terjadi pascapersalinan baik karena atonia uteri maupun sisa plasenta. Sedangkan partus lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah, sementara itu penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam kematian ibu diantaranya penyebab tidak langsung (penyakit jantung, tuberkulosis atau
penyakit lain yang diderita ibu) (Kemenkes, 2014). Penyebab lain kematian ibu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan, faktor 4 terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda,terlalu dekat jarak kehamilan) dan 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat dirujuk, dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan) (Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014). Penyebab dari kematian bayi diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah) tecatatat (4,26%), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain (Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto,2014). Penurunan angka kematian bayi yang lambat disebabkan pula oleh kemiskinan, status perempuan yang rendah, gizi buruk, deteksi dan pengobatan kurang cukup, kehamilan dini, akses dan kualitas asuhan antenatal, persalinan, dan nifas yang buruk (Prawirohardjo, 2010). Dari berbagai perbaikan dilakukan semaksimal mungkin dalam menurunkan AKI dan AKB dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan kebidanan secara continuity of care yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan bayi yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Peran bidan dalam hal ini antara lain peningkatan deteksi dini (K1 murni), Gerakan Bersama Amankan Kehamilan (GEBRAK), mengadakan Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) dengan kader Posyandu yang telah dilatih. Ibu hamil secara teratur memeriksakan diri di Posyandu, membawa anak balitanya untuk pemeriksaan kesehatan (penimbangan anak dan imunisasi), penyuluhan kesehatan tentang gzi dan keluarga berencana diadakan di Posyandu, serta pemberian makanan tambahan dan demonstrasi tentang makan bergizi (Kemenkes, 2014). Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) serta memberi penyuluhan tentang suami siaga sehingga dapat meningkatkan dukungan suami dan keluarga pada ibu mulai kehamilan sampai dengan nifas (Indriyani & Asmuji, 2014). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah SOAP yang terdiri dari S (subjektive) data yang diperoleh dari hasil anamnesa sesuai keadaan klien, O (objektive) data dari hasil pemeriksaan oleh petugas, A (Assesment)mencatat diagnosa berdasarkan data fokus klien dan P (Planning)mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan.Lokasi pengambilan studi kasus ini dilaksanakan di BPM Ny”Y” Desa Randugenengan dengan subyek Ny”P” usia 27 tahun. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III Hasil yang diperoleh pada saat pemeriksaan kehamilan Ny “P” mengalami keluhan yang fisiologis yaitu sering buang air kecil.Menurut (Kamariyah, Anggsari, & Muflihah, 2014)miksi sering terjadi karena tekanan uterus pada kandung kemih. Dalam kehamilan, ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh hormon progesterone. Dan Sakit punggung dapat disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus dan bentuk tubuh
selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena tidak adanya otot abdomen (Sulistyawati, 2009). Keluhan yang dialami Ny “P” masih dalam batas wajar dan termasuk dalam kehamilan fisiologis, keluhan sering buang air kecil pada usia kehamilan 37 minggu dikarenakan penekanan kandung kemih oleh kepala, sehingga menganjurkan ibu untuk tidak minum terlalu banyak pada malam hari dan tidak menahan kencing. Nyeri pinggang pada Ny”P” terjadi karena pembesaran uterus seiring dengan usia kehamilan disertai dengan beban kerja sebagai ibu rumah tangga. Pada pemeriksaan penambahan berat badan Ny“P” dari sebelum hamil sampai pada akhir trimester sebesar 10 kg. Kehamilan dianggap normal karena sesuai dengan teori yang menjelaskan secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan antara 9-13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,3-0,5 kg per minggu atau 2 kg dalam satu bulan (Hani.dkk,2014). Hasil pemeriksaan yang didapat menunjukkan bahwa kehamilan berat badan Ny ”P” mengalami penambahan berat badan dalam batas normal. Hal ini dikarenakan ibu rutin mengkonsumsi makanan bergizi ketika hamil. Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, karena kenaikan berat badan terlalu banyak menandakan restensi air yang berlebihan atau praeodema. Perhitungan TBJ (Tafsiran Berat Janin) pada Ny “P” pada usia kehamilan 37 minggu sebesar 2653 gram, dan usia kehamilan 38 minggu sebesar 2790 cm. Hal ini sesuai dengan teori berat badan bayi baru lahir normalnya 25004000 gram (Wahyuni, 2011). Tafsiran berat janin pada Ny “P” dalam batas normal, tetapi juga perlu waspadai bayi lahir dengan berat rendah sehingga menyarankanibu untuk memakan es krim pada kunjungan petama supaya penambahan berat badan pada bayi. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Asuhan kebidanan pada Ny “P” saat persalinan terdapat kesenjangan antara teori dan fakta Ny “P” datang ke BPM Hj.Yayuk pukul 21.30 WIB dengan keluhan kenceng-kenceng yang ditandai dengan pinggang terasa nyeri yang menjalar ke perut bagian depan, tidak mengeluarkan lendir darah dan air ketuban. Dilakukan VT, ibu berada dalam fase laten dengan hasil Ø 1cm, effacement 20%, presentasi kepala, Hodge II, ketuban belum pecah. Pada pukul 04.00 WIB hasil VT Ø4cm, effacement 50%, presentasi kepala, denuminator UUK, Hodge II, ketuban pecah (amniotomi) dengan warna jernih, tidak ada bagian yang menumbung. Pada pukul 08.30 WIB Ny “P” mengatakan mules seperti mau BAB dan kemudian dilakukan VT ulang dengan hasil Ø 10cm, efficement 100%, presentasi kepala, denuminator UUK, Hodge IV, ketuban jernih, penurunan kepala 0/5 bagian, tidak ada bagian yang menumbung. Pada kasus Ny “P” Kala I mengalami percepatan persalinan dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap dalam waktu 4 jam disebabkan karena amniotomi. Saat pembukaan lengkap Ny”P” mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan ingin meneran seperti mauBAB, intesitas his semakin kuat dan durasi his >40 detik. Kala II berlangsung selama 33 menit mulai pukul 08.30 – 09.03 WIB. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Sulistyawati & Nugraheny, 2013) gejala pada kala II meliputi his yang semakin kuat, pecahnya ketuban
dan keinginan untuk mengejan. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit. Bayi yang lahir tidak langsung di letatkkan di dada ibu untuk di lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), bayi dilakukan IMD setelah di lakukan penjahitan pada perineum ibu. Hal ini tidak sesuai dengan teori dalam 58 langkah persalinan normal di mana bayi yang baru lahir langsung dilakukan IMD. Keuntungan dari IMD menstimulasi kontraksi uterus dan menutup pembuluh darah sehingga menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan. Kala III pada Ny “P” berlangsung selama ± 5 menit mulai jam (09.0309.08 WIB) menit hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Sondakh, 2013). Menejemen aktif kala III dilakukan dengan pemberian oksitosin. Pada Ny”P” juga tidak terjadi prolaps uteri karena pada saat mengeluarkan plasenta dengan teknik Perenggangan Tali Pusat Terkendali (PTT). Kemudian dilakukan masase fundus uteri karena dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan. Setelah persalinan dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum dengan hasil terdapat laserasi perineum derajat II, menurut teori (Nuraisiah.dkk,2012) derajat II meliputi mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum. Robekan perineum Ny ”P’ dengan derajat II segera dilakukan penjahitan agar tidak terjadi perdarahan. Selain itu, untuk mencegah terjadinya infeksi perlukaan jalan lahir. Pada akhir kala IV pada Ny “P” kontraksi uterus baik, laserasi perineum derajat II, tinggi fundus uteri yaitu 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong dan TTV dalam batas normal, perdarahan ±250cc. Selama pemantauan kala IV 2 jam postpartum keadaan ibu dalam batas normal Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dari pengkajian yang diperoleh dari Ny “P” pada 6 jam post partum, keluhan yang dirasakan ibu adalah nyeri luka pada jahitan. Kunjungan nifas kedua (6 hari post partum) ibu mengatakan sedikit terasa nyeri pada luka jahitan, pada kunjungan nifas ke tiga (2 minggu post partum) dan ke empat (6 minggu post partum) ibu tidak ada keluhan. Menurut teori nyeri perineum dapat disebakan oleh episiotomi, laserasi atau jahitan (Nugroho.dkk, 2014). Adanya rupture menimbulkan rasa nyeri karena terputusnya kontinuitas jaringan, sehingga mengeluarkan zat kimia (bradikin) yang merangsang reseptor nyeri untuk memberi respon ke medula spinalis, dilanjutkan ke hipotalamus dan akhirnya ke korteks serebri yang kemudian mempersepsikan nyeri yang dirasakan dengan ekspresi wajah yang menyeringai atau meringis. Keluhan yang dialami Ny”P” tentang nyeri pada luka jahitan masih dalam batas normal tidak membutuhkan penanganan khusus, hanya perlu diberikan asuhan kebidanan untuk mengurangi nyeri pada luka jahitan yaitu menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia, pada saat membersihkan genetalia usahakan tidak menyentuh daerah luka jahitan. Pemeriksaan fisik pada payudara Ny “P” terlihat putting sebelah kanan tenggelam dan sebelah kiri menonjol. Menurut (Kemenkes,2013) retraksi putting susu merupakan suatu kondisi dimana putting tertarik kedalam payudara. Pada beberapa kasus, putting dapat muncul keluar bila di stimulasi, namun pada kasus retraksi ini menetap. Hal ini sesuai antara teori dan fakta
karena putting susu Ny “P” yang tenggelam telah dilakukan asuhan kebidanan dengan menganjurkan Ny ”P” memompa putting susu dan hasilnya putting tidak muncul tetapi mengeluarkan ASI, sehingga menyusui bayinya dengan botol. Pada kunjungan IV 6 minggu postpartum, ibu sudah tidak menyusui bayinya lagi, karena ASI keluar sedikit. Menurut (WHO) ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain, mengingat ASI kaya akan zat-zat gizi seimbang, lengkap dan juga mengandung zat untuk kekebalan atau imunitas tubuh bayi. Hal ini tidak sesuai antara fakta dengan teori, dikarenakan ASI Ny ”P” semakin lama keluar sedikit, ibu merasa lelah setiap hari memompa ASI yang keluar sedikit dan kemauan dari ibu sendiri untuk menyusui bayinya secara eksklusif kurang sehingga ibu memberikan bayinya PASI. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Hasil pemeriksaan pada bayi Ny “P” pemeriksaan umum yang dilakukan masih dalam keadaan normal, yakni denyut jantung 140x/menit, Pernapasan 42x/menit, Suhu 36,70C. Menurut (Marni & Rahardjo, 2012) Suhu tubuh normal pada neonatus adalah 36,5°C sampai 37,5°C melalui pengukuran suhu pada aksila dan rectum. Tanda-tanda vita bayi Ny “P” selama kunjungan dalam batas normal, tidak mengalami hipotermi, hipertermi maupun ikterus. Pada usia 6 jam bayi Ny”P” sudah BAB 2 kali warnanya hitam dan sudah BAK 3 kali, warna jernih. Proses pengeluaran urine defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir (Sondakh, 2013). Hasil pemeriksaan eliminasi bayi Ny “P” selama 3 kali kunjungan tidak mengalami gangguan sesuai dengan batas normal. Bayi Ny “P” mempunyai berat badan lahir 3100 gram dan panjang badan 47 cm. Menurut (Wahyuni, 2011), berat badan bayi cukup bulan normalnya adalah 2500-4000 gram. Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayi cukup bulan normalnya adalah 45-53 cm. Berat badan bayi Ny “P” mengalami penambahan berat badan sesuai usianya. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana Asuhan kebidanan pada Ny”P” umur 27 tahun dengan akseptor KB pil, ibu mengatakan ingin menunda kehamilan dengan mengikuti program KB dan ibu sudah menggunakan KB pil pada tanggal 04 April 2016. Dari data pengkajian Ny “P” memilih metode KB pil (mini pil) karena takut dengan jarum suntik. Menurut (Affandi, 2011) kontrasepsi pil progestin cocok untuk menyusui yang ingin memakai pil, tidak menurunkan produksi ASI, jenis pil progestin yang mengandung levonorgestrel dan desogestrel. Hal ini sesuai antara teori dan fakta, karena ibu menggunakan pil yang sesuai dengan ibu menyusui walaupun bayinya menyusu ASI dan PASI. SIMPULAN Hasil penelitian dapat simpulkan bahwa kesenjangan yang terjadi pada Ny”P” selama masa kehamilan sampai keluarga berencana masih dalam batas normal, hanya menekankan pada pemberian ASI sehingga diperlukan peran bidan untuk memotivasi ibu dalam perawatan payudara, pentingnya pemberian ASI eksklusif.
REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Asuhan kebidanan continuity of care bukan hanya untuk pemenuhan tugas akhir, tetapi dapat terus dilakukan dilingkungan sekitar. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan refrensi dan perbandingan untuk laporan tugas akhir selanjutnya. 3. Bagi Pelayanan Kesehatan Tenaga kesehatan (Bidan) dapat meningkatkan kualitas pelayanan KIA, khususnya asuhan kebidanan secara continuity of care. 4. Bagi Klien dan Keluarga Klien diharapkan dapat memahami pentingnya asuhan kebidanan secara berkelanjutan atau continuity of care. DAFTAR PUSTAKA Affandi, B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Asrinah, Putri, S. S., Muflihah, I. S., & Sari, D. N. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Dewi, V. N., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidana Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Hani, U., Kusbandiyah, J., Marjati, & Yulifah, R. (2014). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika. Indriyani, D., & Asmuji. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Jannah, N. (2014). ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC. Jitowiyono, S., & Kristiyana, S. (2011). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. Kamariyah, N., Anggsari, Y., & Muflihah, S. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Kemenkes. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO. Kemenkes. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Kusmiyati, Y., & Wahyuningsih, H. P. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Lailiyana, Ester, M., & Wahyuningsih, E. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC. Mandriawati, G. (2011). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. Manuaba, I. B. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Marmi, & Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Muslihatun, W. N. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Nugroho, T., Nurrezki, Warnaliza, D., & Wilis. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nugroho, T., Nurrezki, Warnaliza, D., & Wilis. (2014). Buku Ajar Auhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika. Nuraisiah, A., Rukmawati, A., & Badriah, D. L. (2014). Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: Refika Aditama. Nurjanah, S. N. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Kuningan: Rafika Aditama. Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan .Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto. (2014). Mojokerto: Dinkes Kabupaten Mojokerto. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. (2015). Surabaya: DinasKesehatan Provinsi Jawa Timur. Putra, S. R. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: D-Medika (Anggota IKAPI). Romauli, S. (2011). Buku Ajar asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan . Yogyakarta: Nuha Medika. Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Setiadi. (2010). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sofian, A. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakatra: Salemba Medika. Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika. Sumarah, Widyastuti, Y., & Wiyati, N. (2008). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan . Jakarta: EGC. Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. Wahyuni, S. (2011). Asuhan Neonatus, Bayi,& Balita : Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta: EGC. Wibowo, T. (2012). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Wiknjosastro, G. H. (2008). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: Bhakti Husada. ALAMAT CORESPONDEN Email :
[email protected] Alamat : Jl. Mt. Haryono Gg 12 No.27 Mandaranrejo Pasuruan No.Hp : 085731769275