ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO NUR INDAH APRILIA NIM. 1311010076 Subject : Asuhan kebidanan, ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB DESCRIPTION Angka kematian bayi dan angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong cukup tinggi dan merupakan salah satu masalah utama dibidang kesehatan. Berbagai pelayanan dan program telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi tersebut. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu mulai dari kehamilan persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB sesuai dengan standart asuhan kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. Studi kasus dilakukan di BPM Nur Afidah, S.ST Wilayah Kerja Puskesmas Sooko Mojokerto, subyek studi kasus ini adalah Ny “M” usia 25 tahun. Manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah menurut Kepmenkes RI No. 369/tahun 2007, yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun rencana asuhan secara menyeluruh, implementasi dan mengevaluasi. Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “M” dari hasil pemeriksaan ditemukan kesenjangan pemeriksaan berat badan ibu yang mengalami kenaikan dari batas normal, keluhan yang dialami ibu selama kehamilan trimester III termasuk dalam keluhan fisiologis. Asuhan persalinan Ny “M” pada kala I berlangsung lama dikarnakan kontraksi yang tidak teratur dan sering setelah fase laten atau selama persalinan fase aktif. Asuhan pada masa nifas menunjukkan hasil pemeriksaan normal dan proses involusi uteri berjalan normal. Asuhan neonatus menunjukkan hasil pemeriksaan bayi mengalami ikterus pada hari ketiga, keadaan umum bayi baik dan normal, Ikterus pada bayi dapat disebabkan karena kurangnya pemberian ASI ibu. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB Pil Progestin atau Pil mini. Upaya peningkatan Asuhan Kebidanan secara komprehensif dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas petugas dan pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan. ABSTRACT The infant mortality rate and maternal mortality rate in Indonesia is still quite high and is one of the main problems in the health sector. Various services and programs have been undertaken by the government to enhance and improve the condition. The purpose of this case study was to comprehensively implement midwifery care to the mother from pregnancy parturition, postpartum, neonatal, and family planning in accordance with the standards of midwifery care using SOAP documentation.
The case studie conducted in BPM Nur Afidah, S.ST Puskesmas Sooko Mojokerto, the subject of this case study was Mrs. " M " age of 25 years. Midwifery management resolved through 5 steps according Kepmenkes No. 369 / 2007, namely assessment, formulate a diagnosis, plan of comprehensive care, implementation and evaluation. Mrs. " M" on the results of the examination the gaps found that maternal weight increased from the normal range, the complaints of the mothers during the third trimester of pregnancy included in physiologieal complaint. Intranatal care on Mrs. " M " in the first stage was going longer because contractions was irregular and often after the latent phase or during the active phase of parturition . Postpartum care indicated the results of normal and uterine involution process was running normally. Neonatal care indicated the results of infant jaundice on the third day, the general state of the baby was nice and normal. Jaundice in infants can be caused due to lack of breastfeeding mothers. On family planning visit the mother using Progestin pills or mini pill. The efforts to increase the Midwifery Care in a comprehensive manner can be done through improved quality and fulfill the health service’s facilities. Keywords : Midwifery care, pregnant mothers, parturition, post-partum, neonatal, family planning. Contributor
: 1. Sulis Diana M.Kes 2. Dian Irawati M.Kes Date : 25 Mei 2016 Type Material : Laporan Penelitian Identifier :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sangat melonjak setiap tahunnya. Angka kematian ini merupakan indikator peka untuk menerangkan keadaan dari derajat kesehatan suatu masyarakat. AKI dan AKB dapat mencerminkan masalah kesehatan, diantaranya pelayanan ibu dan bayi, keadaan social ekonomi dan lain-lain (Unicef IND, 2012). Kondisi-kondisi seperti rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan biaya persalinan yang relatife mahal bagi sebagian besar masyarakat kita juga memberi kontribusi yang sangat signifikan bagi tingginya AKI. Tidak hanya itu partisipasi aktif dan positif masyarakat dalam konteks pembangunan kesehatan juga sangat penting. Hal ini dikarnakan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sehingga dalam program menekan AKI dan AKB memang sulit (Yustina, 2007). Mengutip data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup angka tersebut jauh dari target MDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1.000 yang di targetkan oleh MDGs pada yahun 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012).
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola penyebab langsung di mana-mana sama, yaitu perdarahan (25%, biasanya perdarahan pasca-persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab lain-lain (8%) (Prawirohardjo, 2009). Periode persalinan merupakan salah satu periode yang beresiko bagi ibu hamil apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan kematian bayi. Persalinan dapat berlangsung normal dan spontan, tetapi dapat juga terjadi persalinan lama (lebih dari 24 jam) dan persalinan terlantar. Persalinan terlantar dan terlambat mengakibatkan trias komplikasi pada ibu, sperti perdarahan, infeksi, dan trauma pertolongan persalinan. Resiko pada janin, trias komplikasinya adalah infeksi, trauma pertolongan persalinan dan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2012). Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi. Dengan melihat adanya resiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali) dalam minggu pertama (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan focus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari resiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Dalam implementasinya, P4K di desa-desa tersebut perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap-siagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan kasus kematian ibu dan bayi baru lahir sejak level masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan kesehatan. Kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan ibu pada saat terjadi kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir akan dapat menghasilkan suatu rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi di masa mendatang (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). METODE PENELITIAN Studi kasus dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dengan penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan Lima Langkah dan catatan perkembangan dalam bentuk SOAP.. Responden studi kasus adalah NY “M” usia 25 tahun. Lokasi studi kasus dilakukan di BPM Nur Afidah S.ST Desa Modongan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Dimulai tanggal 8 Februari sampai 29 April 2016. Asuhan kebidanan pada ibu hamil dilakukan sebanyak 2 kali, asuhan kebidanan pada ibu bersalin dilakukan mulai dari
persalinan kala I sampai kala IV, asuhan kebidanan pada ibu nifas dilakukanm sebanyak 4 kali, asuhan kebidanan pada bayi baru ,lahir dilakukan sebanyak 3 kali dan asuhan kebidanan pada keluarga berencana dilakukan sebanyak 1 kali. HASIL PENELITIAN Pada kehamilan trimester III kunjungan I ibu mengeluh mengeluarkan flour albus atau keputihan berwarna putih kental, tidak gatal dan bau sudah 1 minggu. Menurut Prawirohardjo (2011) secara fisiologis keluarnya getah yang berlebihan dari vulva (biasanya lendir) dapat dijumpai waktu ovulasi, waktu menjelang dan setelah haid, rangsangan seksual, dan dalam kehamilan. Keluarnya keputihan, apabila disertai rasa nyeri, gatal, bau, merasa terganggu hingga ingin mengganti celana beberapa kali sehari maka dapat dipastikan itu merupakan keadaan patologis. Keluarnya keputihan pada Ny. M merupakan hal fisiologis dalam kehamilan, karena keputihan pada Ny. M tidak disertai dengan nyeri, gatal, bau, ataupun hingga merasa ingin mengganti celana dalam. Penatalaksanaan yang diberikan pada ibu yang mengalami keluhan keputihan adalah menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan terutama vulva hygine dan memakai pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap. Pada Kunjungan II, ibu mengeluh nyeri punggung. Nyeri punggung adalah hal yang lazim dirasakan oleh ibu yang memasuki kehamilan akhir, menurut Asrinah dkk (2010) Terjadi relaksasi yang memberikan efek maksimal pada relaksasi otot dan ligament pelvic pada kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvic untuk meningkatkan kemampuannya dalam menguatkan posisi janin di akhir kehamilan dan saat kelahiran. Keluhan pada Ny. M dengan rasa nyeri punggung masih dalam batas normal. Karena akibat meningkatnya pergerakan pelvic ini menyebabkan pergerakan pada vagina. Ini menyebabkan timbulnya nyeri punggung dan ligamen saat hamil tua. Penatalaksanaan yang diberikan dengan keluhan nyeri punggung adalah Ny. M dianjurkan untuk memposisikan tubuh dengan baik seperti saat tidur dengan posisi miring meletakkan bantal diatas lutut, membiasakan duduk dengan posisi punggung tegak dan hindari mengangkat barang-barang berat yang dapat membuat nyeri pada punggung. Pada hasil pengkajian data objektif Ny. “M” pemeriksaan kehamilan BB ibu sebelum hamil adalah 52 kg, dan BB saat ini adalah 72 kg, sehingga kenaikan berat badan ibu selama hamil sebanyak 22 kg. Menurut Romauli (2011) , pertambahan berat badan normalnya pada setiap minggu adalah 0,5 kg dan penambahan berat badan normal dari awal kehamilan sampai akhir kehamilam adalah 6,5 sampai 16,5 kg. Menurut Mandriwati (2012) kenaikan berat badan pada ibu hamil yang berlebih dapat mengalami komplikasi, antara lain bayi besar, preeklampsia, dan penyakit diabetes. Ibu yang mengalami kenaikan ataupun kekurangan berat badan dari normal harus dipantau dan diberikan konseling tentang asupan nutrisi. Pada hasil pemeriksaan Ny. M dapat disimpulkan terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan. Karena kenaikan berat badan ibu tidak dalam batas normal dan perlu adanya pemantauan dan konseling tentang pemberian nutrisi agar tidak berdampak timbulnya indikasi bayi besar, preeklamsia, dan penyakit diabetes Pada kasus Ny. M lama kala I berlangsung 26 jam. Menurut teori Manuaba, dkk (2012) lamanya kala I pada ibu Primigravida adalah 12 jam, kala II pada primigravida berlangsung 50 menit, kala III 5-10 menit, kala IV dimulai dari
saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Pada kasus Ny M terjadi kala I memanjang sehingga terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan karena lama kala I pada Ny M berlansung selama 26 jam. Menurut Sondakh (2013), kemajuan persalinan yang kurang baik pada kala I dapat dipengaruhi oleh kontraksi yang tidak teratur dan dan tidak sering setelah fase laten, atau selama persalinan fase aktif, kecepatan pembukaan sereviks lebih lambat dari 1 cm per jam (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kanan garis waspada), atau serviks tidak dipenuhi oleh bagian terbawah janin. Hal ini dapat menyebabkan persalinan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sehingga dapat dikatakan lama kala I pada Ny. M berlangsung memanjang dikarnakan kontraksi yang tidak teratur dan sering setelah fase laten atau selama persalinan fase aktif. Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. M yaitu memberikan posisi ibu senyaman mungkin, memberi makan dan minum, menganjurkan ibu jalan-jalan dan miring kiri untuk membantu penurunan bagian terbawah janin. Pada persalinan kala II lama persalinan Ny. M berlangsung 55 menit. Menurut Sumarah, dkk (2009) lama kala II berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kasus Ny. M lama kala II berlangsung normal sehingga tidak ada kesenjangn antara teori dengan praktik dilapangan. Pada kala II Ibu mengalami robekan perineum derajat III. Menurut Rosmawar (2013) robekan jalan lahir sering terjadi pada primipara karena pada saat proses persalinan tidak mendapat tegangan yang kuat sehingga menimbulkan robekan pada perineum. Sehingga kasus pada kala II Ny. M tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan. Karena robekan perineum pada Ny. M sesuai dengan teori diatas. Kala III pada persalinan Ny. M berlangsung 10 menit, plasenta lahir lengkap dan tidak terjadi komplikasi pada kala III. Menurut Manuaba (2012), lama kala III pada ibu primigravida yaitu 10 menit. Pada Ny. M lama kala III selama 10 menit dikarnakan pada saat itu sudah muncul tanda-tanda kala III, yaitu uterus berbentuk bulat, adanya semburan darah secara tiba-tiba, tali pusat memajang dan dengan adanya tanda-tanda tersebut maka plasenta segera dilahirkan. Kala IV pada persalinan Ny. M dilakukan observasi 2 jam postpartum dengan hasil, keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 37,5 0C, pernapasan 22 x/menit. Kontraksi uterus keras, perdarahan ±20 cc. Menurut Sumarah (2009), pada kala IV dilakukan observasi 2 jam postpartum. Observasi yang harus dilakukan adalah keadaan umum, tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Dari hasil observasi 2 jam postpartum dalam keadaan normal dan tidak terjadi komplikasi pada saat 2 jam post partum. Hasil pengkajian kunjungan I (6 jam postpartum), keluhan yang dirasakan ibu yaitu nyeri luka jahitan perineum. Menurut Saleha, S (2009), keluhan utama yang dirasa ibu dengan adanya ruptur menimbulkan rasa nyeri karena terputusnya kontinuitas jaringan, sehingga tubuh mengeluarkan zat kimia (bradikinin) yang merangsang reseptor nyeri untuk memberikan respon ke medulla spinalis, dilanjutkan ke hipotalamus dan akhirnya ke korteks serebri yang kemudian mempersepsikan nyeri yang dirasakan dengan ekspresi wajah yang meringis. Hasil pengkajian pada keluhan Ny. M masih dalam batas normal (fisologis),
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik karena keluhan yang dirasa pada Ny M sesuai dengan teori diatas. Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. M yaitu menganjurkan ibu untuk mobilisasi, dan menjaga kebersihan vulva (genetalia). Pada data objektif masa nifas Ny. “M”, kunjungan 1 pada 6 jam postpartum terdapat lokea rubra dengan TFU 2 jari dibawah pusat, kunjungan 2 (hari ke-6 postpartum) lokea sanguilenta dan TFU pertengahan pusat dengan simpisis, kunjungan 3 (2 minggu postpartum) lokea serosa, TFU sudah tidak teraba, kunjungan 4 (6 minggu postpartum) lokea sudah tidak ada dan TFU tidak teraba. Menurut Saleha, S (2009), beberapa jenis lokea, antara lain Lokea rubra : berwarna merah berisi darah segar dan berlangsung selama 2 hari pasca persalinan. Lokea sanguilenta: berwarna kuning berisi darah dan lender, berlangsung pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan. Lokea serosa: berwarna merah jambu kemudian kuning dan berlangsung pada hari ke-7 sampai ke-14 pasca persalinan. Lokea alba : cairan putih yang berlangsung pada hari ke 14 pasca persalinan. Involusi uterus Ny M berlangsung fisiologis karena tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan karena lokea yang keluar Ny. M berjalan normal. Hal ini dikarnakna pola nutrisi ibu yang baik dan mobilisasi dini. Pengkajian bayi baru lahir dilakukan pada tanggal 14 Maret 2016. Bayi Ny. M lahir spontan pada tanggal 14 Maret 2016 jam 17.30 WIB dengan berat badan lahir 3500 gram dan panjang 51 cm. Menurut Wahyuni, S (2011) berat badan bayi baru lahir yang normal yaitu berkisar 2500-4000 gram, panjang badan berkisar antara 45-53 cm. Bayi Ny. M adalah bayi aterm dengan berat badan normal dikatakatan normal karena berat badan Bayi Ny. M tidak ada kesenjangan antara berat badan normal bayi baru lahir pada teori dan hasil pemeriksaan. Pada kunjungan ke II , pemeriksaan pada Bayi Ny. M yaitu sklera mata dan kulit tubuh bayi pada daerah kepala tampak kuning. Menurut Manuaba, dkk (2012) Ikterus atau warna kuning sering dijumpai pada bayi baru lahir, ikterus dengan keadaan batas normal adalah pada hari kedua sampai hari ketiga dan menghilang pada hari kesepuluh. Pada kasus Bayi Ny. M ikterus yang terjadi berlangsung fisiologis karena ikterus terjadi pada hari ke-3 dan menghilang pada hari ke-5, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan. Penatalaksanaan yang diberikan pada Bayi Ny. M yaitu menganjurkan ibu utuk menyusui sesering mungkin dan menjemur bayinya setiap pagi pada pukul 07.00-08.00 WIB selama 15-20 menit. Penatalaksanaan imunisasi Hb 0 pada bayi Ny. M diberikan 1 jam setelah lahir. Imunisasi BCG dan Polio diberikan 3 hari setelah lahir. Sedangkan, menurut Sudarti (2010) Imunisasi Hb 0 diberikan segera setelah lahir atau kurang dari 24 jam. Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur ≤ 2 bulan. Namun pada jadwal PPI diberikan umur 0-12 bulan. Imunisasi polio diberikan segera setelah lahir atau pada kunjungan pertama sesuai dengan prosedur PPI. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan dalam pemberian imunisasi pada Bayi Ny . M. Dari data pengkajian Ny. M memilih metode KB Pil Progestin setelah dilakukan konseling dan kunjungan.Hal ini sesuai dengan teori Proverawati, dkk (2010) bahwa Pil KB Progestin cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengandung derivate estrogen sehingga tidak mempengaruhi produksi ASI. PIL
KB Progestin tidak mengganggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa ini karena terjadi amenorea dalam pemakaian PIL KB Progestin PIL KB Progestin sangat cocok untuk Ny. M karena Ny. M menyusui sehingga tidak mengganggu produksi ASI. Pemeriksaan fisik pada Ny. M normal dan dapat menggunakan kontrasepsi PIL KB Progestin. Hal ini sesuai dengan teori menurut Saifudin, dkk (2011) pemeriksaan untuk akseptor KB PIL ialah tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak ada tanda-tanda kehamilan, tidak ada perdarahan pervaginam,kanker payudara, dan tidak ada gangguan pada haid. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan. Hal ini dikarnakan pemeriksaan fisik pada Ny. M normal dan Ny. M dapat menggunakan PIL KB Progestin. SIMPULAN 1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Pada kehamilan Ny. M dilakukan kunjungan mulai usia 38-39 minggu dan dilakukan kunjungan sebanyak 2x. pada masa hamil tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan pernyataan praktik. Pada kunjungan I ibu mengeluh mengeluarkan cairan keputihan keluhan tersebut merupakan keluhan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil. Sedangkan pada kunjungan ke II ibu mengeluh nyeri pada punggung, keluhan tersebut merupakan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil trimester III dan tidak ada kesenjangan antar teori dengan praktik dilapangan. 2. Asuhan Kebidanan pada Bersalin Proses persalinan pada kala I berlangsung tidak normal . Hal ini dikarnakan kontraksi yang tidak teratur dan sering setelah fase laten atau selama persalinan fase aktif. Pada kala II Ny. M terdapat laserasi derajat 3. Persalinan kala III, dan IV pada Ny. M berlangsung normal. 3. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas Pada masa nifas dilakukan 4x kunjungan. Kunjungan nifas pertama dimulai dari 6 jam post partum. Proses involusi berjalan dengan normal. Proses laktasi ASI keluar dengan lancar, luka jahitan kering pada masa nifas 2 minggu. 4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Baru Lahir dilakukan 3x kunjungan. Pada kunjungan ke-2 bayi mengalami ikterus fisiologis dan disarankan pada ibu untuk menjemur bayinya dipagi hari dan memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin. Dan pada kunjungan ke-3 , bayi sudah tidak kuning. Bayi Ny. M di imunisasi BCG dan Polio 1 pada kunjungan ke-3. 5. Asuhan Kebidanan pada KB Pada kunjungan KB dilakukan 1x kunjungan, pada kunjungan KB ibu diberikan penjelasan tentang macam-macam alat kontrasepsi, keuntungan serta kerugian setiap alat kontrasepsi yang sesuai untuk ibu nifas yang menyusui, dan Ibu memilih untuk menggunakan PIL KB. Ny. M mulai menggunakan PIL KB pada tanggal 25 April 2016.
REKOMENDASI 1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Pada Penyusunan Laporan Tugas Akhir agar tidak bersamaan dengan praktik klinik, sehingga waktu yang tersedia tidak digunakan penuh untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir secara maksimal dan memecah belah yang harus diselesaikan. Dan untuk semester III, IV, dan V mahasiswa sudah dilatih untuk pendampingan ibu hamil secara contiunity of care, sehingga mahasiswa sudah terampil dan terlatih untuk mengerjakan Laporan Tugas Akhir. 2. Bagi Pasien dan Keluarga Diharapkan responden dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB. 3. Bagi Petugas Kesehatan Pada penatalaksanaan masa kehamilan seharusnya : a. Mengadakan senam ibu hamil rutin setiap 2 minggu sekali b. Melakukan pemantauan/homecare kepada seluruh ibu hamil, tidak hanya memantu kahamilan resti tetapi memantau seluruh ibu hamil karena tidak semua ibu hamil mengerti tanda-tanda bahaya kehamilan pada trimester I,II,III. c. Menjelaskan semua isi tentang buku KIA secara bertahap sesuai dengan usia kehamilan dan pada saat kunjungan. 4. Bagi Peneliti selanjutnya a. Unutk peneliti selanjutnya, disaranan untuk meningkatkan ketelitian dengan baik dalam kelengkapan data penelitian. b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, tnpa melakukan nilai keaslian, dalam penelitian di bidang kesehatan terutama dibidang kebidanan. ALAMAT CORRESPONDENSI Email : nurindahaprilia8gmail.com No. HP : 085745974753 Alamat : Dsn.Pandokan RT 1 RW 1 Lajuk, Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. DAFTAR PUSTAKA Asrinah, Putri, S.S., Sulistyorini, D., Muflihah, I.S., Sari, D.N. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Mandriawati, G.A. (2012). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. Manuaba, I. A. C., Manuaba I. B. G., &Manuaba I. B. G. F. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, S. (2011).Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka. Proverawati, A., Islaely, A.D,.Aspuah, A. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: KDT. Romauli, S. (2011). Buku Ajar ASKEB I : Konsep Dasar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rosmawar, C. (2013). “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Di Puskesmas Tanah Jumbo Aye Panton Labu”. Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah. Volume 2, Nomer 1. http://www.ejournal.uui.ac.id/jurnal/Cut_Rosmawar-6k0-3-jurnal_laserasi. Saifudin, A.B., Affandi. B., Baharudin. M., Soekis.S., (2011).Buku Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sondakh, J. J.S. (2013).Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:Erlangga. Sumarah, Widyastuti, Y., Wiyati, N. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. Wahyuni, S. (2011). Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.