ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”M” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO FURIENA IKA NOVIASARI NIM. 1311010017 Subject : Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus, dan Keluarga Berencana DESCRIPTION Angka kematian maternal (ibu) dan angka kematian perinatal (bayi) di dunia masih cukup tinggi. Secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang menderita komplikasi atau penyakit menyertai yang dapat mengancam jiwa ibu dan juga mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkan. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif (Continuity Of Care) pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan pendekatan managemen kebidanan. Studi kasus di lakukan di wilayah puskesmas Bangsal, Desa Kedung Uneng, kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, subyek studi kasus adalah Ny. “M” usia 29 tahun. Proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah SOAP, yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun rencana asuhan secara menyeluruh, implementasi dan mengevaluasi. Pemberian asuhan kehamilan pada Ny. “M” dari hasil pemeriksaan di temukan kesenjangan yaitu ibu mempunyai ukuran LILA kurang dari batas normal (KEK). Asuhan persalinan berlangsung fisiologis tetapi terjadi kala II memanjang. Asuhan pada masa nifas menunjukkan pada hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah. Asuhan neonatus menunjukan hasil pemeriksaan bayi tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB suntik 3 bulan. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.
ABSTRACT The maternal mortality rate (the mother) and the perinatal mortality rate (infant) in the world is still quite high. Generally pregnancy lasts normally and safely, but most of them there are mothers who suffer complications or accompanying diseases that can be life-threatening maternal and also affects the well-being of babies born. The purpose of this case study was comprehensively implement midwifery care (Continuity Of Care) in the mother from pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning in accordance with the standard of care by using SOAP documentation with midwifery management approach. The case study conducted in the area of Puskesmas Bangsal. Kedung Uneng, Mojokerto, the subject of the case study was Mrs.”M” 29 years of age. Midwifery management process completed through the five steps of SOAP, namely the assessment, formulate a diagnosis, plan of comprehensive care, implementation and evaluation. The implementation of antenatal care from the examination result found a gap that was mother had upper arm circumference less than normal (KEK). Intranatal care took place physiologically, but it happened that the second stage prolonged. Postpartum care in the examination results showed there was no problem. Neonatal care indicated the results of infant not experienced jaundice. The baby's condition was good and normal. On family planning visit mothers using 3 monthly contraceptive injection. Based on the results of midwifery care that was done, pregnant mother should do routine checkups at health personnel so that if there are complications in pregnancy can be immediately overcome and do consultation about pregnancy, parturition, neonatal, postpartum and family planning. Keywords : Midwifery care in pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning.
Contributor
: 1. Ika Yuni Susanti, MPH 2. Dyah Permata Sari, MM Date : 13 Juni 2016 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary :
LATAR BELAKANG Kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang meninggal penyebab dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas. Kematian ibu dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perdarahan, preeklampsia, dan infeksi. Selain itu, penyebab kematian ibu secara tidak langsung antara lain gangguan pada kehamilan seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Energi Kronis (KEK), dan anemia (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian bayi dari jumlah penduduk yang meninggal mencapai usia sebelum 1 tahun. Penyebab kematian bayi antara lain diphteri dan campak. Kepesertaan KB menurut penggunaan metode kontrasepsi menunjukkan bahwa sebagian besar peserta KB memilih untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek melalui suntikan (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tahun 2012 estimasi AKB telah mencapai 28,31 per 1.000 kh. Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun ke depan, diharapkan mencapai target MDGs yaitu 23 per 1.000 kh pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Cakupan K1 di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 94,99% sedangkan cakupan K4 mencapai 86,70%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 88,68%, cakupan kunjungan nifas di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 86,41% (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Cakupan K1 di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 mencapai 95,07% sedangkan capaian cakupan K4 mencapai 87,36%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Jawa Timur tahun 2013 mencapai 97,53% (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting bagi ibu hamil, diantaranya agar dapat dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul pada saat persalinan. Apabila seorang ibu hamil datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan antenatal sebelumnya, maka faktor risiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan lebih sulit diantisipasi. Penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan dan hipertensi (penyebab lain-lain). Apabila jumlah cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tidak sama dengan cakupan nifas, kemungkinan terjadi komplikasi persalinan di masa nifas atau masa nifas tidak terkontrol oleh penolong persalinan. Semakin lebar jarak persalinan dengan kunjungan nifas, maka risiko terjadinya kematian ibu semakin besar. Salah satu cara untuk mencegah kehamilan dengan ber-KB (Kemenkes, 2014). Pemecahan masalah kesehatan ibu perlu menggunakan pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan atau continuity of care mulai dari hulu sampai ke hilir yaitu sejak sebelum masa hamil, masa kehamilan, persalinan dan nifas (Kemenkes, 2014). Dengan melakukan asuhan pelayanan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan KB, maka kesehatan ibu dan bayi bisa dipantau sejak dini, sehingga jika terjadi komplikasi dapat segera ditangani oleh nakes.Peran bidan sangat penting dalam melakukan pelayanan mulai dari saat ibu
hamil, pertolongan persalinan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, dan pelayanan keluarga berencana (Kemenkes RI, 2012).
METODE PENELITIAN Metode penelitian menggunakan SOAP yaitu S (Subjektif) menggambarkan hasil pendokumentasian anamnesis, O (Objektif) menggambarkan pendokukmentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney, A (Analisa) menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari interpretasi data objektif dalam identifikasi yang meliput Diagnosa atau masalah, Antisipasi diagnosa atau masalah potensial, Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi atau rujukan sebagai langkah II, III, IV varney, P (Penatalaksanaan) menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi berdasarkan asuhan yang diberikan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada kunjungan pertama melalui anamnesa Ny.”M” mengeluh nyeri pada bagian pinggang, susah tidur dan sering terbangun pada malam hari. Hasil dari pengukuran LILA ibu 21 cm, dan berat badan ibu 49 kg. Menurut Kamariyah (2014), Sakit pinggang dapat disebabkan oleh relaksasi sendi sakroiliaka yang teregang diperburuk dengan perubahan postur. Otot abdomen menjadi semakin teregang selama hamil sehingga otot rektus abdominalis terpisah pada trimester ketiga. Hal ini dapat memperburuk sakit punggung. Wanita hamil bagaimanapun memiliki tambahan alasan fisik sebagai penyebab insomnia. Hal ini meliputi ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif (Varney, 2007). Menurut Kamariyah (2014), Lingkar lengan atas di ukur pada setengah panjang lengan nondominan, nilainya harus lebih dari 23,5 cm. Pengukuran LILA bertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi klien. Pada ibu hamil pengukuran LILA merupakan deteksi dini Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil yang KEK berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). LILA < 23,5 menunjukkan status nutrisi ibu hamil kurang dan harus mendapatkan penanganan agar tidak berkomplikasi pada janin. Menurut Sukarni & Margareth (2013), Seorang ibu yang edang hamil mengalami kenaikan berata badan sebanyak 10-12 kg. Kenaikan berat badan ibu hamil pada trimester III sebanyak 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan terjadinya keguguran, lahir premature, BBLR, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran (kontraksi) dan pendarahan setelah persalinan. Kebutuhan energi ibu hamil meningkat, energi dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, jaringan payudara dan cadangan
lemak. Setiap harinya, ibu hamil memerlukan tambahan energi. Pada trimester III sebesar 500 kkal. Sumber energi bisa didapat dengan mengonsumsi beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi kayu dan sagu (Kamariyah, 2014). Ny.”M” mengeluh perutnya mules-mules dan mengeluarkan cairan lendir bercampur darah tanggal : 17-03-2016 sejak jam 20.00 WIB dan semakin lama semakin sering. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam di BPS pada jam 21.30 WIB Ø 4 cm, effacement 50%, presentasi kepala, deniminator UUK, hodge II, tidak ada molase, ketuban (+), tidak ada bagian yang menumbung, memeriksa tekanan darah dan VT setiap 4 jam, tekanan 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, suhu 36,80C, pernafasan 20 kali/menit, jam 24.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam kembali karena adanya tanda-tanda persalinan ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran, ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka. Hasil dari pemeriksaan dalam yaitu pembukaan sudah lengkap, keadaan janin baik, dan ibu dipimpin meneran. Setelah satu jam dipimpin meneran kepala janin tidak ada kemajuan dan ibu tidak kuat untuk meneran, kemudian pasien dirujuk ke Rumah Sakit Arofah. Pada jam 02.45 WIB ibu melahirkan bayi dengan jenis kelamin laki-laki panjang 50 cm lahir normal berat 3.000 gram. Menurut Retno (2013), persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Hasil dari pemeriksaan Ny.”M” yang telah melahirkan di Rumah Sakit Arofah pada kunjungan pertama (6 jam post partum) ibu mengeluh nyeri pada luka perineum, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uerus keras, lochea rubra, pada kunjungan kedua (6 hari post partum) TFU pertengahan pusat dan simfisis, kontraksi uterus keras, lochea serosa, pada kunjungan ketiga (2 minggu post partum) ibu mengeluh putting susunya lecet TFU tidak teraba di atas simfisis, lochea alba, dan pada kunjungan (6 minggu post partum) keempat TFU normal seperti sebelum hamil, lochea alba. Menurut Dewi (2014), involusi uterus yaitu pada saat bayi lahir TFU setinggi pusat, berat uterus 1.000 gram, Uri lahir TFU 2 jari dibawah pusat berat uterus 750 gram, 1 minggu TFU pertengahan pusat-simfisis berat uterus 500 gram, dua minggu TFU tak teraba di atas simfisis berat uterus 350 gram, enam minggu TFU bertambah kecil berat uterus 50-60 gram dan delapan minggu TFU sebesar normal berat uterus 30 gram. Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia rubra/merah: muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum. Warnanya merah becampur darah. Lokia sanguinolenta: muncul pada hari ke 3–5 hari postpartum. Warna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah. Lokia serosa: muncul pada hari ke 6–9 postpartum. Warnanya biasanya kenuningan atau kecoklatan. Lokia alba: muncul lebih dari hari ke 10. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput lender serviks, dan serabut jaringan yang mati (Dewi, 2014).
Hasil pemeriksaaan By.Ny.”M” lahir secara normal, pukul 02.45 WIB di rumah sakit Arofah dengan berat badan 3.000 gram, panjang 52 cm, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan, anus (+), tidak ada kelainan kongenital. Bayi lahir saat usia kehamilan 38 minggu 5 hari. Pada kunjungan pertama bayi sudah mendapatkan vitamin K dan imunisasi HB0 dari rumah sakit Arofah. Pemeriksaan tanda-tanda vital, pada kunjungan pertama pernafasan 40 kali/menit, suhu 36,70C, denyut jantung 136 kali/menit, pada kunjungan kedua pernafasan, suhu, denyut jantung, pada kunjungan ketiga pernafasan, suhu, denyut jantung. Menurut Sari,wahyuni (2011), Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram. Frekuensi napas normal 30-60 kali/menit, suhu normal 36,50C-370C, frekuensi denyut jantung normal 120-160 kali/menit. (Saleha s. , 2009) Ny.”M” ingin menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan kondisi fisik ibu normal, tekanan darah 110/70 mmHg. Menurut Wiknjosastro (2008), mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg.keadaan normal antara 120/80 mmHg sampai 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg. Dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHgdari keadaan pasien normal. SIMPULAN 1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada Ny.”M” usia kehamilan 35 minggu 5 hari telah dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali. Didapatkan hasil anamnesa dari kunjungan pertama terdapat kesenjangan karena ibu mengalami KEK dan akan berpengaruh pada gizi dan berat janin. Tetapi pada kunjungan kedua dan kunjungan ketiga tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak ada keluhan. 2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Pada proses persalinan Ny.”M” berjalan dengan normal sesuai dengan teori dan bayi lahir dengan normal di Rumah sakit Arofah, tetapi dipertengahan persalinan ibu mengalami kala II memanjang karena ibu tidak kuat meneran. 3. Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas Asuhan kebidanan pada masa nifas Ny.”M” dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali. Tidak di temukan kesenjangan antara fakta dan teori. Proses involusi berjalan dengan normal. 4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Asuhan kebidanan neonatus dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali, dari anamnesa bayi Ny.”M” mendapatkan imunisasi HB0 di Rumah Sakit Arofah, selama kunjungan bayi dalam keadaan sehat dan bayi mendapatkan ASI eksklusif.
5. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Ber-KB Pada kunjungan KB, ibu dan suami telah mendapatkan penjelasan tentang macam-macam metode kontrasepsi, yang sesuai untuk ibu menyusui. Ibu dan suami telah sepakat untuk menggunakan KB suntik 3 bulan setelah masa nifas selesai. Sehingga Ny.”M” telah melewati masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan KB dengan keadaan baik dan fisiologis.
SARAN 1. Bagi Lahan Praktek Diharapkan tenaga kesehatan di puskesmas dapat meningkatkan mutu terhadap pelayanan kesehatan masyarakat terutama pada pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana secara continuity of care. 2. Bagi Klien Diharapkan klien selalu memeriksakan kehamilannya secara teratura pada tenaga keehatan, apabila terjadi komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan dapat melakukan konseling tentang kehamilan, bersalin, nifas, neonatus dan KB. 3. Bagi Institusi Asuhan kebidanan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan, wawasan dan juga meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa sebelum terjun ke lapangan sehingga mahasiswa bisa menerapkan asuhan kebidanan secara continuity of care terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. Dan institusi diharapkan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang dapat mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menjadikan bidan yang berkualitas. 4. Bagi Profesi Bidan Diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.
DAFTAR PUTAKA Profil Kesehatan Indonesia. (2012). Jakarta. Profil Kesehatan Indonesia. (2013). Kementrian Kesehatan RI, 72. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2013). Dinas Kesehatan . Infodatin Ibu. (2014). Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes RI. (2014). Jadilah Kartini Indonesia yang tidak mati Muda. Profil Kesehatan Indonesia . (2014). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dewi, V. N., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Salemba Medika. Kamariyah, N. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Retno, H. (2013). Belajar Tentang Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sukarni, I., & Margareth. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. ALAMAT CORRESPONDENSI Email :
[email protected] Alamat : Dusun Polai RT 002 RW 004, Desa Watestani, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan No Hp : 087846043400