ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. A MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO IVANG ROUDAH MUBAYYINAH 1311010062 SUBJECT: Asuhan kebidananan, ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana DESCRIPTION: Berdasarkan hasil SDKI pada tahun 2012, AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu AKI sebesar 208/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 32/1000 kelahiran hidup. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya dengan melakukan asuhan kebidanan secara Contunuity Of Care yang dapat memantau secara dini adanya masalah pada ibu maupun anak. Asuhan secara berkesinambungan ini dilakukan sebanyak 12 kali yakni 3 kali masa kehamilan, 1 kali saat bersalin, 4 kali masa nifas ,3 kali kunjungan bayi baru lahir serta 1 kali saat ibu menentukan ber-KB. Pelaksanaan asuhan ini diterapkan sesuai alur pikir Varney pada pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP. Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny ‘’A’’ ditemukan masalah, yakni hasil pemeriksaan petugas ditemukan pembesaran TFU serta kenaikan berat badan ibu yang tidak sesuai dengan teori. Sehingga perlu dilakukan pemantauan saat setelah diberikan intervensi untuk memantau perkembangannya.Di persalinan ditemukan tidak dilakukannya IMD sesuai dengan APN 58 langkah dan pada nifas, bayi baru lahir hingga ibu memilih KB tidak terjadi masalah. Kefektifan asuhan kebidanan secara Contunuity Of Care ini sangat membantu dan disarakan untuk diterapkan secara sempurna dilapangan agar dapat memantau secara dini kemungkinan masalah terjadi yang memicu terjadinya kegagalan dalam melakukan target penurunan AKI dan AKB ABSTRACT: Based on the result of Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) in 2012, Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia are still very high, MMR at 208/ 100.000 live births and IMR at 32/ 1000 live births. Improving the quality of maternal and child health services is by doing midwifery care in Continuity of Care which can monitor the early programs for mother or child. The continuity of care were conducted 12 times, there were 3 times during pregnancy, once during parturition, postpartum for 4 times, 3 times for neonatal visit, and once when the mother determined the family planning program. The implementation of this care were applied in accordance with Varney thought of Midwifery Management Approach with SOAP Documentation. .
The result of comprehensive midwifery care of Mrs. “A” had some problems, from the examination officer found the enlargement of uterinefundal height and maternal weight gain that did not match with the theory. So, that it needed to do monitoring after giving intervention to monitor its development. During parturition, there was no IMD (early initiation of breast feeding) that corresponds with the 58 steps of Normal Maternal Care but in postpartum, neonatal, until the decision of choosing family planning program, there were no problem at all. The effectiveness of midwifery care in Continuity of Care is very helpful and it is suggested to be applied perfectly in the field in order to monitor an early stage of possible problem that trigger failure in doing target to reduce MMR and IMR. Keyword : Pregnancy, Parturition, Neonatal, Postpartum, Family Planning Program, Continuity of Care. Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: 1. Sri Wardini, M.Kes. 2. Ferilia Adiesti, S.ST, M.M. : 25 Mei 2016 : Laporan Penelitian :: Open Document :
LATAR BELAKANG Kesehatan Ibu merupakan komponen yang sangat penting di dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) (Departemen Kesehatan, 2010) Menurut data world health organization (WHO) pada periode 2008-2013 Penyebab Kematian di Indonesia dan negara berkembang adalah (35%), Hipetensi (18%), Penyebab tidak langsung (18%), selain penyebab langsung (11%), aborsi dan keguguran (9%), Sepsis(8%), emboli 1(%). Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu AKI sebesar 208/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 32/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012). Target MDGs 2015 diharapkan AKI menurun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB 23/1000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan, 2010) Berdasarkan target MDGS, angka kematian ibu di Jawa Timur sudah melampaui target, dimana AKI Jatim tahun 2013 adalah 97,39/100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2014 93,52 / 100.000 kelahiran hidup. Namun bila dilihat jumlah absolut kematian ibu di Jawa Timur pada tahun 2012, masih tinggi yakni terdapat 449 kasus ibu meninggal. Angka ini kemudian meningkat pada tahun 2013. Tercatat 474 kasus kematian ibu pada tahun 2013 di Jawa Timur (97,39/100.000 KH)(Dinas Kesehatan, 2015). Sedangkan AKB di Jawa Timur cenderung
menurun yaitu 31,58 % di tahun 2008 menurun hingga 28,31 % pada tahun 2012. Secara umum di wilayah Jatim mengalami penurunan AKB, namun masih ada beberapa daerah dengan AKB yang cukup tinggi sehingga memerlukan perhatian lebih dari pemerintah (Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2013) Faktor Penyebab Angka Kematian Bayi yaitu asfiksia, trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan sebab-sebab lain. Jika tidak meninggal, keadaan ini akan meninggalkan masalah kecacatan pada bayi. Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang lambat disebabkan juga dengan kemiskinan, status perempuan yang rendah, gizi buruk, deteksi dan pengobatan kurang cukup, kehamilan dini, akses dan kualitas asuhan antenatal, persalinan, dan nifas yang buruk. (Prawirohardjo, 2009) Meningkatkan mutu pelayanan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kematian ibu dan bayi. Melaksanakan pemeriksaan rutin sesuai dengan yang telah ditetapkan Pemerintah yakni minimal 4 kali, 1 kali trimester awal, 1 kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester tiga(Romauli, 2011). Rutin memeriksakan keadaan bayi baru lahir dengan ketentuan Kunjungan Neonatal ke-1 pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir, dan Kunjungan Neonatal ke-3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah kelahirannya(Wibowo, 2012). Diharapkan pada ibu nifas hendaknya memeriksakan masa nifas sesuai dengan Kebijakan Program Nasional yakni, 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, dan yang terakhir 6 minggu setelah persalinan (Nurjanah, 2013). Memantapkan memilih metode KB,calon Akseptor hendaknya memastikan dulu tujuan mengapa penggunaan Alat Kontrasepsi,untuk Fase menunda kehamilan,Fase menjarangkan kehamilan, Fase ingin tidak hamil lagi (saifuddin, 2011). METODOLOGI Asuhan kebidanan dilakukanmulai tanggal 8 Februari – 29 April 2016 di Puskesmas Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Proses magemen kebidanan diselesaikan melalui 4 asuhan kebidanan, yaitu pengumpulan data subjektif, objektif, analisa data dan penatalaksanaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengkajian didapatkan bahwa keadaan ibu selama 3 kali kunjungan secara umum dalam keadaan baik. Pada kunjungan pertama ibu yang saat ini hamil pada usia kehamilan 34 minggu mengeluhkan punggung sakit dan sering kencing. Menurut (Hani, 2014) keluhan umum yang dirasakan pada ibu hamil trimester III adalah keadaan ibu sering kencing itu wajar dalam kehamilan tua karena posisi janin menekan pada kandung kemih. Data objektif didapatkan data tekanan darah ibu pada kunjungan pertama 110/80 mmHg, kunjungan kedua 110/90 mmHg dan pada kunjungan ketiga 120/80.Menurut teori (Romauli, 2011) hal ini merupakan hal yang fisiologis dan masih dalam batas normal karena tekanan darah ibu tidak lebih dari 140/90 mmHg dan tidak mengalami peningkatan > 15 mmHg.
Pemeriksaan TFU pada ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu pada saat kunjungan pertama yaitu 26 cm tepatnya 2 jari diatas pusat. Menurut teori (Sastrawinata, 1983) dengan usia kehamilan 34 minggu seharusnya TFU 33 cm dan berada pada pertengahan procesus xhipoideus. Jadi terjadi kesenjangan antara teoridengan kejadian nyata karena ibu yang sedikit berkurang asupan makanannya yang mempengaruhi perkembangan TFU. Ibu datang di puskesmas kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dalam hasil dari pemeriksaan dalam yaitu VT Ø 6 cm, eff 50 %, ketuban utuh, presentasi kepala denominator UUK, hodge II, tidak ada penyusupan. His ibu semakin adekuat dan pembukaan serviks bertambah menjadi lengkap pada jam 05.15, effacement 100% , ketuban pecah jernih, presentasi kepala, denominator UUK, hodge IV. Hasil dari pengamatan kenceng-kenceng pasien sejak pukul 23.30 sampai pembukaan lengkap 05.00 dalam kurun waktu 6-7 jam.Hal ini karena his pada ibu yang teratur dan semakin kuat sesuai dengan teori (Mochtar, 2005) bahwa kehamilan multi pada kala I berlangsung 6-7 jam. Kondisi ibu tidak terjadi perbedaan terhadap teori.Hasil kala 2 bayi baru lahir spontan pada jam 05.10 berjenis kelamin laki-laki, bayi menangis kuat, bernafas tanpa kesulitan dan bayi bergerak aktif. Penilaian apgar skor bayi baru lahir yaitu 7-8 yang berarti bayi mengalami asfiksia ringan atau bayi dalam keadaan normal. Ibu meneran sejak pukul 05.00 sampai bayi lahir 05.10 dengan selang waktu 10 menit, sesuai dengan yang tertulis dalam buku (JNPK-KR, 2010) bahwa batas maksimal ibu meneran dalam kala 2 yakni 30 menit untuk multi setelah pembukaan lengkap, dan dari hasil pengamatan tidak terjadi masalah atau perbedaan dengan kondisi ibu. Hasil dari kala III menurut ( Lailiyana,2014 ), penatalaksanaan placenta fisiologis yakni dalam 15 menit dan di persalinan ini, kala III berlangsung secara normal dengan plasenta lahir lengkap pada jam 05.20 yakni selisih 10 menit dari lahirnya bayi. Proses melahirkan placenta dengan cepat dipengaruhi dengan kontraksi ibu yang bagus dan petugas kesehatan melakukan manajemen aktif kala III dengan benar dan tepat waktu. Sehingga tidak ada kesenjangan dari penulis selama memantau kala III. Hasil dari kala III dan IV yaitu memberikan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 paha bagian luar (aspektus lateralis) satu menit setelah persalinan,seperti yang tertulis dalam (JNPK-KR, 2010)dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin, cara tersebut dilaksanakan sesuai dengan teori sehingga tidak terjadi masalah. Kunjungan nifas dilakukan 4 kali kunjungan yaitu dapat dibuktikan bahwa pada setiap kali kunjungan keadaan ibu baik dan dapat ditandai dengan tanda vital dalam batas normal serta tidak ditemukan tanda bahaya nifas. Kunjungan nifas yang pertama ibu mengeluhkan tentang nyeri pada jalan lahir dan ASI belum lancar,kunjungan kedua ibu mengeluhkan perut terasa kenceng serta pada kunjungan ketiga dan keempat ibu tidak ada keluhan. Involusi uterus pada Ny. A sesuai dengan perubahan normal pada uterus selama masa nifas, seperti yang dipaparkan oleh (Saleha 2009) yaitu saat bayi baru lahir dan placenta lahir 2 jari dibawah pusat, 6 hari postpartum TFUnya adalah pertengahan pusat simpisis serta tidak teraba di atas simpisis setelah 14 hari post partum.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. A tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kondisi ibu yang sebenarnya, Berdasarkan hasil pengkajian bayi Ny. A selama 3 kali kunjungan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kondisi ibu.Ini ditandai dengan kondisi bayi setiap kali kunjungan selalu dalam keadaan stabil.Berat badan bayi baru lahir 3200 gram. Menurut teori (Sondakh 2013) bayi baru lahir normal dengan usia kehamilan yang cukup berat badan normal yaitu berkisar 2500-4000 gram.penambahan berat badan pada 1-3 bulan 700 gr/bulan jadi tidak terjadi kesenjangan antara teori ( Saleha 2009 ) dengan kenyataan yang ada. Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 2 kali. Pertemuan pertama dilakukan KIE tentang semua jenis KB yang bisa digunakan tanpa mempengaruhi ASI, ibu setuju menggunakan KB suntik 3 bulan sesuai dengan kesepakatan suami. Pada tanggal 25 April 2016 ibu resmi menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.Menurut Saifudin (2006) bahwa kontrasepsi suntik 3 bulan mengandung progestin yang berisi Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera) mengandung 150 mg DMPA yang memiliki salah satu keuntungan tidak mempengaruhi produksi ASI. SIMPULAN 1. Asuhan kehamilan yang diberikan pada Ny. A yang dimulai pada trimester III yaitu mulai usia kehamilan 34 minggu sampai dengan 38 minggu dengan frekuensi kunjungan 3 kali secara umum dapat disimpulkan bahwa keadaan ibu dan janin baik serta kehamilan berjalan dengan fisiologis. 2. Asuhan persalinan pada tanggal 07 Maret 2016 jam 04.00 WIB dengan pembukaan 6 cm. Ibu mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir kecoklatan. sejak jam 23.30 WIB tanggal 06 Maret 2016. Proses persalinan yang dimulai dari kala I sampai dengan kala IV terdapat masalah yaitu tidak dilakukannya IMD karena factor tenaga kesehatan kurang begitu melaksanakan APN sesuai standart 58 langkah. Hasil dari kala 3 dan 4 tidak mengalami masalah sehingga berjalan secara fisiologis. 3. Asuhan nifas dilakukan 4 kali kunjungan dan selama masa nifas secara umum keadaan ibu baik yaitu ditandai dengan TTV dalam batas normal, proses involusi dan laktasi berjalan normal, pengeluaran lochea normal dan tidak ditemukannya tanda bahaya nifas atau penyulit lainnya sehingga nifas berjalan dengan fisiologis. 4. Bayi Ny. A lahir dengan persalinan normal pada tanggal 07 Maret 2016 dengan berat badan lahir 3200 gram dan panjang 49 cm dengan usia kehamilan 38 minggu. Bayi hanya minum ASI saja sesuai dengan kebutuhan. Berat badan bayi bertambah pada saat kunjungan terahir yaitu 100 gram. Bayi sudah mendapatkan imunisasi Vit K saat baru lahir, Hb 0 uniject saat 1 jam setelah lahir dan Imunisasi Polio saat PIN. 5. Asuhan keluarga berencana pada Ny. A, Ibu sepakat berencana untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Pada tanggal 25 April ibu telah menjadi akseptok KB suntik 3 bulan.
REKOMENDASI 1. Bagi Institusi Sebagai perbaikan untuk selanjutnya, diharapkan dapat memfasilitasi sebagai referensi baru untuk penelitian selanjutnya. Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Sistem continuity of care yang dilaksanakan mahasiswa dapat menjadikan inovasi terhadap tenaga kesehatan dalam kehidupan pasien, terutama ibu dan anak yang sangat erat kaitannya dengan melahirkan generasi yang baru, sehingga pemantauan yang baik sejak hamil hingga ibu ber-Kb dapat menentukan kesejahteraan masyarakat. 3. Lahan Praktik (Puskesmas) Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif. Dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang dimiliki serta mau membimbing kepada mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas. 4. Bagi Responden Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan dapat melaksanakan saran yang telah diberikan oleh petugas agar kesehatan ibu dan bayinya tetap optimal. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Jawa Timur. (2013). Departemen Kesehatan. (2010). Jannah, N. (2014). ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC. Hani, U. (2014). Asuhan kebidanan Pada kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka. Romauli, S. (2011). Buku Ajar asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan . Yogyakarta: Nuha Medika. saifuddin, a. b. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Wibowo, T. (2012). Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Bakti Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga. Lailiyana. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC. ALAMAT CORRESPONDENSI - Email :
[email protected] - No. HP : 083849460908 - Alamat : Dsn. Krajan RT/RW 03/05 Ds. Wringinanom Kec. Wringinanom Kab. Gresik 61176