ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”S” MASA HAMIL,BERSALIN,NIFAS,NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO FERA OKTAVIA 1311010058 SUBJECT: Asuhan Kebidanan,ibu hamil,bersalin,nifas,neonatus dan Keluarga Berencana DESCRIPTION: Angka kematian maternal dan angka kematian perinatal di dunia masih cukup tinggi. Secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang menderita komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan juga mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkannya. Studi kasus dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pungging Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Subyek studi kasus adalah Ny “S” G2P1001. Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standart asuhan kebidanan yaitu didokumentasikan dengan SOAP. Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “S” dari hasil pemeriksaan ditemukan beberapa kesenjangan antara teori dan fakta yang terjadi di lapangan, akan tetapi hal tersebut tidak berpengaruh terhadap ibu dan bayinya.Asuhan pada kehamilan tidak ditemukan kesenjangan. Asuhan persalinan berlangsung lebih cepat, namun keadaan ibu dan bayi normal. Asuhan pada masa nifas menunjukkan hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah /kesenjangan. Asuhan pada bayi baru lahir menunjukkan hasil pemeriksaan tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana,ibu menggunakan KB IUD. Ny.”S” mengeluh sering kencing dan nyeri punggung disebabkan karena pembesaran janin sehingga uterus menekan kandung kemih dan perubahan bentuk tubuh yang menyebabkan nyeri punggung. Persalinan Ny.”S” berlangsung cepat/presipitatus disebabkan kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat. Pengeluaran air susu tidak terlalu lancar pada ibu nifas disebabkan karena asupan nutrisi dan cairan ibu kurang sehingga diberikan konseling tentang nutrisi. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, setiap ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan untuk mendeteksi adanya komplikasi. Apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB.
ABSTRACT : Maternal mortality and perinatal mortality rate in the world is still quite high. Generally pregnancy lasts normally and safely, but most of them there are mothers who suffer from life-threatening complications that can also affect the well-being of mothers and babies born. The subject of the case study was Mrs. "S" G2P1001. Midwifery management process was in accordance with the standards of midwifery care is documented with SOAP. Pregnancy care provision at Mrs "S" on the results of the examination found some gaps between the theory and the facts that occurred in the field, but it did not affect the mother and baby.in antenatal care did not find the gap. Antenatal care was faster, but state of the mother and baby were normal.Post partum care showed the results of examination that there was no issues / gaps. Neonatal care showed examination results there was no jaundice, the baby's condition was good and normal. On family planning visit mothers using IUD Mrs. "S" complained of frequent urination and back pain caused by enlargement of the fetus so that the uterus pressed the bladder and changed in body shape that caused back pain. The parturition of Mrs “S” was precipitated that causedby contraction of uterus that was too strong. Breast milk production was not too smooth on post partum mother due to the lack of nutrition and fluid intake of mother so was given counseling about nutrition.Based on the results of midwifery care that is done, every pregnant mothers should do routine checkups at health workers to that complications. If there are complications in pregnancy it can be immediately overcome and do consultation about pregnancy, parturition, postpartum, neonatal, and family planning. Keywords: Pregnancy, parturition, Postpartum, Neonatal and Family Planning Contributor Date Type Maternal Identifier Right Summary
: 1.Farida Yuliani,M.Kes 2. Elyana Mafticha, MPH :11 Agustus 2016 :Laporan Penelitian ::open dokumen :
LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 5 (lima) tahun terakhir. Capaian AKI dapat digambarkan sebagai berikut : pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup (kh); Tahun 2009, jumlah AKI 108/100.000 kh, tahun 2010 108/100.000 kh dan tahun 2011 104,4/100.000 kh, tahun 2012 sebesar 90,7 per 100.000 kh; tahun 2013 sebesar 101,4 per 100.000 kh; tahun 2014 sebesar 104,3 per 100.000 kh; dan di tahun 2015 mencapai 97,43 per 100.000 kh. Keadaan ini memacu untuk terus menelaah penyebab kematian ibu agar target MDGs dapat tercapai (Dinkes Jatim, 2015). Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas. Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka kematian ibu jika dibandingkan dari tahun 2012 yang mana jumlah kasus kematian sebanyak 19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus (Dinkes, Kab. Mojokerto, 2014). Keadaan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh dari laporan rutin relatif sangat kecil, sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa Timur) diharapkan mendekati kondisi di lapangan. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKB tahun 2013 sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup (kh) (Dinkes Jatim, 2015). Kematian balita yang dimaksud adalah Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita). Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian balita tahun 2013 sebanyak 145 anak, dengan jumlah laki-laki 84 anak dan perempuan 61 anak. Jumlah kematian anak balita tahun 2013 sebanyak 16 anak (Dinkes Mojokerto, 2013). Penyebab kematian ibu tahun 2013-2015, terjadi peningkatan pada faktor Pre Eklamsia/Eklamsia (PE/E) dan faktor lain-lain, sedangkan faktor pendarahan dan infeksi mengalami penurunan tiap tahun. Faktor jantung mengalami kenaikan pada tahun 2012, tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan. Dari proporsi tahun 2014, faktor PE/E masih menjadi faktor dominan (34,88%). Kematian bayi yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain. Beberapa penyebab terjadinya kematian pada ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, keracunan kehamilan (Pre eklamsi), infeksi dan penyebab yang lainnya bila dilihat dari hasil laporan tersebut. Perlu dicermati bahwa masyarakat masih belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, masyarakat masih menganggap perdarahan yang dialami bumil merupakan suatu hal yang biasa, keadaan ini berdampak pada keterlambatan merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat serta persiapan rujukan yang dilakukan oleh keluarga serta penanganan perdarahan di fasilitas kesehatan perlu dilakukan secara adekuat sehingga kesiapan peralatan yang memadai serta ketrampilan petugas merupakan sesuatu yang wajib ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5%, infeksi
22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia 2,0%. Penyebab kematian obstetrik langsung yaitu Perdarahan 24%, Retensio Plasenta 22%, Sepsis 20,8%, Eklampsia 16%. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%, prematuritas/BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba, 2008). Berdasarkan kondisi ini pemerintah berupaya menurunkan AKI & AKB bekerja sama dengan departemen kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya. Pelayanan kesehatan primer diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu sampai 20% namun dengan sistem rujukan yang efektif, angka kematian dapat ditekan sampai 80%, pemerintah juga mengadakan penyediaan biaya operasional, posyandu, pemberian makanan tambahan, imunisasi, dan penyelenggaraan pendidikan tentang gizi dan kesehatan kaum perempuan (Manuaba,2008). Untuk mempercepat pencapaian sasaran-sasaran pembangunan kesehatan di indonesia, Kementrian Kesehatan telah melakukan trobosan melalui berbagai upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan satu diantaranya adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). BOK diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat (Menkes RI, 2011). Upaya bidan adalah meningkatkan kualitas keselamatan ibu dan bayi terutama dengan melaksanakan pelayanan antenatal care yang baik yaitu asuhan yang diberikan pada ibu hamil yang bertujuan untuk memonitor, mendeteksi kesehatan ibu dan janin selama kehamilan sesuai dengan Manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney. Dalam hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan yang sudah diperoleh dari perkuliahan dalam memberikan pendampingan asuhan kepada klien sejak dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas dan BBL atau bisa memberikan KIE terkait kontrasepsi. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit atau komplikasi (Kemenkes, 2010). METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode continuity of care, yaitu mengawasi ibu dari masa hamil trimester III, persalinan,nifas,neonates dan keluarga berencana secara berkesinambungan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin serta memastikan bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik, tidak mengalami komplikasi dan tidak adanya penyulit pada masa hamil,persalinan,nifas,neonatus dan keluarga berencana HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny “S” hamil 8 bulan sering buang air kecil dan nyeri punggung. Keluhan yang dirasakan oleh ibu sebagaimana yang ada dalam teori bahwa keluhan yang sering dirasakan pada trimester III adalah : Sering buang air kecil, pada kehamilan trimester III posisi kepala janin mulai turun kepintu atas panggul sehingga mengakibatkan kandung kemih tertekan oleh penurunan kepala janin, konstipasi dan perut kembung, biasanya terjadi kostipasi yang dipengaruhi oleh hormone progresteron yang meningkat (Saleha, 2008). Keluhan Ny S pada trimester III merupakan keluhan yang wajar yang sering dialami oleh semua ibu hamil, hal ini sesuai dengan teori sehingga antara fakta
dan teori tidak terjadi kesenjangan.ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,mengepel dan mengantarkan anak pertamanya berangkat ke sekolah.Aktivitas yang di lakukan oleh ibu saat hamil menandakan bahwa kehamilan ibu merupakan kehamilan normal. Pada hasil pemeriksaan di ketahui bahwa Ny”S” pada kunjungan I sampai III masih belum masuk PAP hal ini biasanya di pengaruhi oleh faktor fisik ibu yang lemah sehingga minim gerak ,dan kurang beraktifitas, dan nyeri punggungnya berkurang dengan cara mandi air hangat untuk merelaksasikan otot,hindari membungkuk berlebihan mengangkat beban terlalu lama,dan gunakan bantal di bawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan. Kala I persalinan pada Ny. S berlangsung 3 jam, dihitung dari ibu merasakan mules sampai pembukaan lengkap. Menurut teori yang ada, fase laten berlangsung hampir 8 jam dan fase aktif berlangsung selama 7 jam. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan prektek, hal ini normal karena dipantau melalui partograf dan tidak melewati garis waspada. ( Saifuddin, 2006 ). Pada Kala II Tanggal: 30 Maret 2016 Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan sudah tidak mampu lagi menahan keinginan untuk meneran. Bayi Lahir spontan jam 09.00 wib, jenis kelamin laki-laki, menangis lemah, kulit kemerahan. Ketuban jernih Plasenta belum lahir, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi pusat. Kala I persalinan dimulai jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Lamanya kala I pada primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan. Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan akan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vukva dengan diameter 5-6 cm. Kala III adalah waktu pelepasan dan pengeluaran plasenta. Kala IV pada Ny. S perutnya masih merasa mulesTampak robekan perineum derajat 2. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea rubra, kandung kemih kosong. Pengawasan post partum dilakukan selama 2 jam post partum yaitu untuk memantau perdarahan, TTV, kontraksi, TFU, dan kandung kemih, pada 1 jam pertama pemantauan dilakukan setiap 15 menit sekali, pada 1 jam berikutnya dilakukan setiap 30 menit sekali. Dari hasil observasi kala IV tidak terdapat komplikasi dan tidak ada kesenjangan teori dengan praktek. (APN, 2008). Berdasarkan anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu masih merasakan mules. Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat ini uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil (Varney,
2008). Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat ini uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehinnga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.Kondisi Ny S cukup baik dan tidak terjadi komplikasi masa nifas. Selama persalinan, adanya kontraksi dan saat ibu meneran maka kerja jantung akan menjadi semakin berat. Karena itulah denyut nadi akanmeningkat. Nadi ≥ 100 deteksi adanya gangguan jantung. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke falisitas pelayanan kesehatan. Keluhan utama yang dirasa Ibu nifas menurut Vivian Nanny Lia D (2014). Hal ini disebabkan karena kontraksi dan relaksasi yang terus menerus pada uterus banyak yang trejadi pada multipara.Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut dan bila perlu di beri obat analgesic (Nugroho, 2014). Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi pada 6-8 jam postpartum, 6 hari postpartum, 2 minggu postpartum dan 6 minggu postpartum. (Sitti Saleha,2010) Kunjungan nifas pada Ny. S dilakukan kunjungan 6 jam, 6 hari dan 2 minggu dan kunjungan 6 minggu. Hasil dari kujungan 6 hari sampai 6 minggu postpartum tidak ditemukan masalah atau komplikasi apapun, tidak ada kesenjangan dengan teori. Kunjungan I, 6 jam post partum pada Ny.S tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi uterus baik, kandung kemih kosong, pengeluaran lochea rubra, semua hasil pemantauan tidak ada kelainan tidak terjadi pendarahan, Menurut teori bahwa tinggi fundus uteri pada 6 jam postpartum adalah 2 jari dibawah pusat dan terjadi pengeluaran lochea rubra selama 2 hari pasca persalinan.( Sitti Saleha,2010). Hal ini tidak ada kesenjangan dengan teori. Kunjungan II, 6 hari postpartum adalah menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik. (Sitti Saleha, 2010) Hasil pemeriksaan pada Ny. S adalah Tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat dan sympisis,kontraksi uterus baik, konsistensi uterus baik, pengeluaran lochea sanguinolenta yang berwarna merah kuning, bau khas,konsistensi cair, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan, dan ibu istirahat yang cukup,pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi. Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori. Kunjungan III, 2 Minggu postpartum adalah menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik .( Sitti Saleha,2010). Hasil pemeriksaan pada Ny. S adalah Tinggi fundus uteri pada 2 minggu postpartum sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea serosa, berwarna kekuningan atau kecoklatan, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan selama masa nifas, dan ibu istirahat yang cukup,pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi. Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan dengan teori. Kunjungan IV, 6 Minggu postpartum adalah Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami. Memberikan konseling untuk KB
secara dini (Saleha, 2010) Hasil pemeriksaan pada Ny. S adalah Tinggi fundus uteri sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea Alba yang berwarna keputihan. Menganjurkan ibu berKB dan ibu telah melakukan pemasangan KB IUD. Bayi Ny S lahir cukup bulan , pengkajian dilakukan pada tanggal 30 Maret 2016, jam 09.00, Jenis Kelamin: Laki-Laki. Usia kehamilan 38 minggu, berat 2500 gram. Spontan, menangis lemah, tonus otot positif (+) warna kulit kemerahan jenis kelamin laki-laki, anus (+) dan tidak ada cacat bawaan. pada bayi lahir yaitu jaga kehangatan, bersihkan jalan nafas, keringkan dan tetap jaga kehangatan, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, lakukan Inisiasi Menyusu Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan ibu, beri salep mata eritromisin 0,5% pada kedua mata, suntikan vitamin Neo K 1Mg/0,5 cc intramuscular di 1/3 paha bagian luar sebelah kiri anterolateral setelah inisiasi menyusui dini, (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Kunjungan I, 1 jam neonatus adalah Menjaga kehangatan, membersihkan jalan nafas, mengeringkan dengan tetap menjaga kehangatan, menjepit dan memotong tali pusat, memberikan salep mata, menyuntikkan Vit Neo K 1Mg/0,5cc serta melakukan IMD selama 1 Jam. Terdapat kesenjangan karena IMD berlangsung 30 menit karena keadaan ibu lelah habis melahirkan. Saat neonatus 6 Jam tetap menjaga kehangatan dan bayi belum dimandikan. Terjadi kesenjangan dengan teori bayi belum dimandikan karena keadaan cuaca hujan dan dingin takut terjadi hipotermi bayi dimandikan saat usia 27 jam. Kunjungan II, 6 hari hasil pemantauan keadaan bayi dalam batas normal tidak ditemukan masalah atau komplikasi keadaan bayi baik, mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya, memberikan imunisasi HB0 0,5 cc, Imunisasi sudah diberikan. Tidak ditemukan tanda-tanda bahaya pada bayinya dan tidak ada,talipusat telah lepas dihari ke 4 pada tanggal 01 Januari 2014, terjadi kesenjangan dengan teori yang seharusnya bayi di imunisasi HB0 Segera 1jam setelah pemberian Imunisasi Vit K. ( Asuhan Persalinan Normal,2008). Kunjungan III, 2 minggu hasil pemantauan keadaan bayi dalam keadaan normal, tidak ada terjadi ikterus, bayi menyusu ASI sesuai dengan kebutuhan, tidak terjadi kesenjangan dengan teori. Pada hasil pengkajian diketahui bahwa keluhan ibu saat datang ke BPS melakukan pemasangan KB IUD. Sedangkan Riwayat Menstruasi, Siklus normal: Khas, Warna: Merah. Pengkajian tentang riwayat menstruasi dilakukan sesuai dengan teori sebagai berikut untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya menstruasi, teratur atau tidak, sifat darah dan keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi. (Nursalam, 2009). Pada pemeriksaan umum diketahui bahwa Keadaan Umum Ny “S” usia 26 tahun merupakan akseptor KB IUD Tekanan Darah: 100/80 mmHg Nadi : 80x/menit S: 36,2 oC RR : 22x/menit. Dalam tinjauan kasus ini peneliti berusaha memberikan penjelasan tentang macam-macam metode KB, keuntungan, kerugian dan efek samping dari masing-masing metode KB seperti Kondom, KB pil, KB suntik 1 bulan dan 3 bulan, KB implant, KB IUD karena dengan informasi/penjelasan yang diberikan ibu akan mengerti tentang macam metode KB yang sesuai. Hal ini dilakukan pada saat kunjungan kedua pada usia kehamilan 36 minggu, dengan tujuan
untuk membantu ibu memutuskan pilihannya dalam penentuan alat kontrasepsi, ibu dapat menentukan alat kontrasepsi apa yang akan digunakan dengan syarat yaitu aman dan disetujui oleh suami, dapat diandalkan, sederhana,terjangkau, dapat diterima dan pemakaian dalam waktu jangka panjang. Hal ini dilakukan dalam pengkajian dan pemberian intervensi sesuai dengan pendapat bahwa dalam melakukan asuhan keluarga berencana memberi penjelasan tentang macam-macam metode KB sangat diperlukan.
SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan tentang asuhan kebidanan secara contiuitas of care pada NY “S” G2P1001 UK 38 minggu yang dilakukan mulai tanggal 15 Februari 2016 sampai tanggal 08 April 2016 di BPS dapat disimpulkan bahwa : 1. Ny “S” hamil 8 bulan sering buang air kecil dan nyeri punggung. Pada pemeriksaan kunjungan antenatal diketahui bahwa Ny S melakukan kunjungan ANC 3 kali pada trimester I dan 3 kali pada trimester II sedangkan pada trimester III dilakukan hanya 2 kali 2. Ny “S” merasakan kenceng-kenceng, dan mengeluarkan cairan / mgerembes di kemaluan pukul 19.04 kala 1 berlangsung 2 jam kala dan kala II berlangsung 30 menit 3. Asuhan masa nifas ibu telah melakukan kunjungan masa nifas selama 4 kali kunjungan yaitu kunjungan Nifas I (2 jam post partum ), kunjungan Nifas II (6 hari post partum), kunjungan Nifas III (2 minggu post partum), kunjungan Nifas IV (6 minggu post partum),dan asi keluar dengan baik lochea keluar dengan normal sesuai dengan hari. 4. Asuhan Neonatus diperoleh hasil bahwa bayi Ny “S” bayi lahir dengan persalinan normal dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 2500 gram dan panjang badan 50 cm. Usia kehamilan 38 minggu. 5. Asuhan Keluarga Berencana diketahui bahwa Ny “S” telah melakukan pemasangan IUD.
REKOMENDASI 1. Secara Teoritis a. Secara Pendidikan Sebagai tambahan pengetahuan dan referensi khususnya mengenai asuhan kebidanan secara berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. b. Secara Penelitian Sebagai masukan bagi institusi kebidanan Poltekkes majapahit Mojokerto untuk penelitian selanjutnya terutama bidang kebidanan dalam pelayanan secara continuity care serta menambah informasi baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Secara Praktis a. Bagi Penulis Menambah wawasan tentang ilmu kebidanan khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dan juga untuk
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AMd. Keb). b. Bagi tenaga kesehatan Memberikan informasi mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB sehingga diharapkan bisa memberikan pelayanan sebagaimana yang dibutuhkan oleh ibu hamil. c. Bagi responden / masyarakat Sebagai layanan dasar dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas secara continuity care agar pasien merasakan kenyamanan dan keamanan pelayanan kebidanan. DAFTAR PUSTAKA Kusmiyati, Yuni, dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. (2010). Ilmu Kebudanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC. Nurmufidah. (2013). Konsep Bayi Baru Lahir. http://www.wordpress.com. Diakses tanggal 23 September 2015. Sarwono, Prawirohardjo. (2009). Pelayanan Kesehatan Maternal da Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Suherni, dkk. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya. Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Sumarah, dkk. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya. Suririnah. (2009). Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Varney, Hellen., dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta : EGC. Wahyuningrum, Yeni. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ny. S di Puskesmas Tirto Kota Pekalongan. Pekalongan : Program Studi D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pekajangan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Yuliatun, Laily. (2008). Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode Nonfarmakologi. Malang : Bayu Media. ALAMAT CORESPONDENSI : - Email :
[email protected] - No. HP : 082317402791 - Alamat : Buyuk RT 009 RW 003 Desa Mlaten Kec Nguling Kab Pasuruan.