ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”S” MASA HAMIL, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS DAN KB DI WILAYAH PUSKESMAS MANDURO NGORO MOJOKERTO ASROFUL AINIAH NIM 1311010048 SUBJECT : Asuhan kebidanan ibu hamil, persalinan, Nifas, Neonatus, dan kontrasepsi DESCRIPTION Angka kematian maternal dan angka kematian perinatal di dunia masih cukup tinggi. Secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang mengalami komplikasi yang dapat mengancam jiwanya dan juga mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkan. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, KB dan bayi baru lahir sesuai standar asuhan kebidanan menggunakan pendokumentasian SOAP. Studi kasus di lakukan diwilayah puskesmas Manduro, Desa Wonosari, kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Subyek studi kasus adalah Ny”S” usia 35 tahun. Hasil pemeriksaan dari pemberian asuhan kehamilan pada Ny”S” di temukan beberapa kesenjangan seperti odem kaki, albumin dan reduksi (+1). Asuhan persalinan berlangsung fisiologis dengan PER, tetapi pada kala III terjadi kesenjangan yaitu pengeluaran plasenta di lakukan secara manual karena pelekatan placenta yang terlalu dalam (placenta acreta). Pada masa nifas setelah dua jam post partum akan dilakukan kuretase, karena masih terdapat placenta yang masih tertinggal. Kunjungan nifas II dan III terdapat kesenjangan yaitu pengeluaran lochea rubra dan HB 7 gram, dilakukan rujukan oleh bidan setempat dan hasilnya pasien diminta untuk melakukan kuretase ulang karena terdapat sisa placenta 300 gram. Asuhan neonatus menunjukkan hasil pemeriksaan bayi tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB suntik 3 bulan. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.
SUMMARY Maternal mortality and perinatal mortality rate are still quite high in the world. Pregnancy generally progresses with normal and safe, but mostly there are mothers who experienced complications that can threaten her soul and also affect the condition of the baby. The purpose of this case study was implemented midwifery care comprehensively on the mother from pregnancy, parturition, postpartum, KB (family planing), neonatal according to standard of midwifery care which was using documentation of SOAP. Case study has been done at the puskesmas of Manduro, Ngoro, Mojokerto. The subject of case studywas Mrs "S" whom age of 35 years. The results of the antenatal care examination on Mrs "S" was found some gaps like oedem feet, albumin and sodium reduction (+ 1). The intranatal care went phyciologically with Mild Preeclampsia, but on the third stage there was a gap in the expulsion of the placenta that was done manually because the placenta was too deep attached (placenta acreta). After two hours of postpartum curettage would be done, because there was still retained placenta. Postpartumvisits of II and III there was a gap in the discharged of lochea rubra and HB was 7 grams, the local midwife did admission and the result was mother asked to do repeated curretage. Because there was a retained placenta (residual placenta) about 300 grams. Neonatal visit results showed a baby did not has problem and baby condition was normal.On the family planning visit mother use 3 mounthly contraceptive injection . Based on midwifery care, pregnant mother should do routinely check her pregnancy on health worker so that when there were any complications in the pregnancy it can be overcome soon and do consultation about pregnancy, parturition, neonatal, Post partum and family planing. Keywords: midwifery care of pregnant mother, parturition, post partum, neonatal, KB (family planing). Contributor Date Type Material Identifer Right Summary
:1. Dyah Siwi Hety, M.Kes 2. Farida Yuliani, M.Kes : 25 Mei 2016 : Laporan penelitian :: Open Documen :
LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator yang masih tinggi terutama di wilayah ASIA. Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah angka kematian ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2010) Meningkatnya AKI dan rendahnya penurunan AKB menunjukkan adanya kesalahan dalam strategi pemerintah dalam bidang kesehatan terutama bagi
kesehatan ibu dan anak. Keadaan ini dapat diantisipasi dengan memberikan asuhan secara komperhensif dari mulai hamil, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir dan KB. Pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur pada tahun 2015 yakni 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. AKI tertinggi di Kabupaten Blitar yakni 339,31 per 100.000 kelahiran hidup, terendah di Kabupaten Pasuruan yakni 00,0 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Kabupaten Mojokerto yakni 116,39per 100.000 kelahiran hidup yang berada di urutan ke 9 dari 39 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Pencapaian Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 yakni 28,31 per 1000 kelahiran hidup. AKB tertinggi di Kabupaten Probolinggo 63,51 per 1000 kelahiran hidup, terendah pada Kota Blitar 19,50 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di Kabupaten Mojokerto yakni 26,54 per 1000 kelahiran hidup yang berada di urutan ke 25 dari 39Kabupaten/Kota di Jawa. Peningkatan AKI dan AKB di sebabkan oleh sosial budaya serta ekonomi, tidak semata-mata karena rasio petugas kesehatan dengan penduduk yang cukup besar dan juga karena sarana/prasarana yang kurang berkualitas (Din Kes Jawa Timur, 2015). Jumlah AKI di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 yakni 22 kasus per 100.000 kelahiran hidup yang terdiri dari 6 kasus pada kematian ibu hamil, 2 kasus pada kematian ibu bersalin dan 14 kasus pada kematian ibu nifas. Pada tahun 2012 jumlah AKB mencapai 178 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2013 mencapai 129 per 1.000 kelahiran hidup, di antaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan perempuan sebanyak 52 bayi (Din Kes Kab Mojokerto, 2013). Cakupan K1 di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 92,14% dari target pencapaian 99%. Cakupan K1 di Kabupaten Mojokerto mencapai 89,23%. Cakupan K4 di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 84,38% dari target pencapaian 92%. Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto mencapai 78,89%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 89,14% dari target pencapaian 94%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) di Kabupaten Mojokerto Cakupan pelayanan nifas di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 87,49% dari target diatas 95%. Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Mojokerto Cakupan KN lengkap di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 94,66% dari target di atas 95%. Cakupan KN lengkap di Kabupaten Mojokerto mencapai 91,09%. mencapai 84,18%. mencapai86,56%. Cakupan Keluarga Berencana (KB) aktif di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 71,02% dari target pencapaian sebanyak 69%. Cakupan Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Mojokerto mencapai 73,79%. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tahun 2012 estimasi AKB telah mencapai 28,31 per 1.000 kh. Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun ke depan, diharapkan mencapai target MDGs yaitu 23 per 1.000 kh pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Capaian cakupan K1 di provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 mencapai 96,19%. Capaian cakupan K4 mencapai 88,66%. Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 92,45%. Cakupan KNI mencapai 103,44%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mencapai 101,29%. Cakupan peserta
keluarga berencana (KB) aktif mencapai 75,82% (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai 81,44%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 87,99%. Cakupan Neonatus Pertama (KN1) mencapai 95,47%. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) mencapai 94,37%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktifmencapai 75,46% (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014). Penyebab tingginya AKI di Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling banyak terjadi karena perdarahan, infeksi, partus lama, dan abortus (Din Kes, 2013). Dampak dari beberapa faktor komplikasi di atas yang sering terjadi adalah karena perdarahan pascapersalinan yang di sebabkan anemia. Kehamilan yang terjadi pada ibu yang menderita anemia akan terjadi perdarahan paska persalinan dan memperberat keadaan anemia yang di deritanya serta berakibat fatal (Prawirohardjo, 2010). Faktor lainnya seperti 4 Terlalu (Terlalu tua, Terlalu muda, Terlalu banyak, Terlalu dekat jarak kehamilan) dan 3 Terlambat (Terlambat mengambil keputusan, Terlambat mendapatkan transportasi, Terlambat Penanganan disarana pelayanan kesehatan). (Profil Kesehatan Kab. Mojokerto, 2013) Angka Kematian Bayi yang juga semakin meninggi paling banyak terjadi pada usia kurang dari satu tahun di sebabkan karena BBLR (Berat Badan Lahir Renda), asfiksia, kongenital, dan infeksi (Din Kes Kab Mojokerto, 2014). Upaya terobosan dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya melalui program perencanaan persalinan dan pecegahan komplikasi (P4K) yang menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal komperhensif di Rumah Sakit (PONEK). (Din Kes Kab Mojokerto, 2014) METODELOGI PENELITIAN Studi kasus ini dilakukan di wilayah Puskesmas Manduro Ngoro, subyek studi kasus ni adalah Ny”S” usia 35 tahun. Manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah menurut kepmenkes RI No. 369/tahun 2007, yaitu dalam bentuk SOAP, mengumpulkan data Subjektif, Objektif, Analisa data dan terakhir Planing. HASIL DAN PEMBAHASAN Asuhan kebidanan pada Ny”S” G2P1001 mulai dari kehamilan sampai dengan keluarga berencana. Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 16 februari 2016 jam 10.00 WIB, Ny”S” usia 35 tahun datang kebidan dengan keluhan sering buang air kecil. Menurut teori (Hutahean, 2013) keluhan yang dirasakan klien pada trimester III ini di karenakan janin yang semakin besar akan menekan kandung kemih ibu, sehingga kapasitas kandung kemih ibu terbatas dan sering buang air kecil. Penjelasan diatas antara fakta dan teori
tidak terdapat kesenjangan karena sering buang air kecil pada ibu hamil trimester III merupakan keadaan yang fisiologis. Desakan kepala dan pertumbuhan janin yang semakin membesar akan menekan kandung kemih. Pada trimester ini klien akan merasa ingin buang air kecil terus-menerus, Jelaskan pada klien bahwa keadaan seperti ini merupakan keadaan yang fisiologis pada ibu hamil trimester III. Pada pemeriksaan ini keadaan klien baik, berat badan yang meningkat merupakan keadaan yang fisiologis bagi ibu hamil.Menurut (Baety, 2012) pertambahan berat badan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester III harus di waspadai kemungkinan mengalami preeklamsi hingga akhir kehamilan. Pertambahan berat badan ibu hamil yang normal sekitar 9-13,5 kg. jika berat badan ibu hamil lebih dari batas normal kemungkinan janin besar dan kehamilan ganda. Kenaikan berat badan klien sebelum hamil yang hanya 47 kg selama hamil menjadi 56 kg, kenaikan 9 kg ini merupakan kenaikan yang fisiologis, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. Kenaikan berat badan ini merupakan keadaan yang umum bagi ibu hamil, pentingnya asupan makanan yang bergizi dan sehat sangat di butuhkan janin dalam masa pertumbuhannya. Pemeriksaan tanda-tanda vital klien dalam batasan normal TD 130/80 MmHg merupakan tekanan darah yang normal. Menurut teori (Romauli, 2014) tekanan sistole pada orang dewasa adalah 100 sampai 140 MmHg, sedangkan rata-rata diastole adalah 60 sampai 90 MmHg. Antara fakta dan teori tidak ada kesenjangan. Karena tekanan darah pada klien masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik klien dalam keadaan normal tetapi pada pemeriksaan bagian kaki terdapat oedema pada daerah metatarsal. Menurut (Fadlun & Feryanto, 2011) oedema tidak lagi masukkan dalam kriteria diagnostik preeklamsi, karena oedema juga dijumpai pada kehamilan normal. Antara fakta dan teori terdapat kesenjangan. Oedema yang terjadi pada klien belum bisa dikatakan preeklamsi, karena pada kehamilan normal juga terdapat oedema yang menyertai. Pada pemeriksaan data penunjang klien HB : 11 gram dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan albumin dan reduksi di temukan (+1). Menurut (Fadlun & Feryanto, 2011) jika di jumpai protein dalam urine melebihi 0,3 gr/24 jam atau dengan pemeriksaan kualitatif minimal positif 1 disebut preeklamsi ringan. penyakit ini biasanya terjadi pada ibu hamil primigravida dan jika timbul pada seseorang multigravida biasanya ada beberapa faktor predisposisi seperti hipertensi, diabetes, atau kehamilan ganda. etiologi dari preeklamsi ini belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Berbagai teori yang dikemukakan mengenai faktor yang berperan dalam penyakit ini antara lain yaitu berpengaruh dari system imun, Genetik, Nutrisi, dan Endokrin. Pada reduksi (+1) Reduksi yang positif pada wanita hamil di sebabkan oleh laktosuri (adanya laktosa: ialah kandungan gula pada air susu yang terdapat pada air kencing) atau glukosuri renal, sehingga glukosa dalam ginjal turun pada glukosuri, walaupun kadar glukosa dalam darah normal. pemeriksaan reduksi yang positif ini bisa saja terjadi komplikasi pada kehamilan klien seperti : 1. kemungkinan gestosis 4x lebih besar 2. mudah terserang infeksi
3. bayi besar 4. kelainan kongenital lebih sering terjadi 5. perdarahan pascapersalinan lebih besar kemungkinannya. Jadi antara fakta dan teori terdapat kesenjangan. Pada pemeriksan albumin urine terdapat endapan halus yakni positif 1, protein dalam urine di karenakan terjadinya retensi air dan garam dalam tubuh. Pemeriksaan reduksi positif 1 berwarna biru kehijauan untuk mengetahui peningkatan glukosa dalam tubuh. Kesimpulan dari data penunjang dan terdapat oedema pada kaki klien dikatakan terindikasi preeklamsia ringan. Langkah yang tepat pada kasus ini klien akan di rujuk ke RS swasta terdekat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Pada tanggal 26 februari 2016 jam 18.30 WIB Ny”S” datang ke BPM dengan keluhan mengeluarkan cairan merembes dari kemaluannya. Sebelum di rujuk klien di lakukan pemeriksaan dalam dengan hasil 1 cm, eff 25%, letak kepala, hodge 1, DJJ 150x/menit, TD: 150/100 MmHg, S: 36,50C. menurut teori (Manuaba, 2009) pada pembukaan kehamilan primigravida setiap 1 cm per 2 jam dan multigravida 2 cm per 1 jam. Antara fakta dan teori tidak terdapat kesenjangan, pembukaan yang dialami klien termasuk kala 1 fase laten karena pembukaan yang dilakukan pada saat observasi sebelum dirujuk. Pada kala I fase laten dengan indikasi PER dan tekanan darah yang naik menjadi 150/100 MmHg selama persalinan. menurut (KemenKes, 2013) tekanan darah 140/90 MmHg pada usia 20 minggu dan tes urine menunjukan +1. Antara kesenjangan dan teori terdapat kesenjangan.Karena kenaikan tekanan darah yang terjadi selama persalinan ini kemungkinan bisa terjadi preeklamsi berat dan terjadi kejang pada klien. Kala II Ny”S” ingin meneran dan terdapat tekanan pada anus, pada tanggal 27 februari 2016 jam 09.30 WIB klien melahirkan bayi dengan berat badan 3200 gram, PB 50 cm. menurut (KemenKes RI, 2012) normalnya berat badan bayi baru lahir 2500-4000 gram. Panjang badan : 48-52 cm. dalam pemeriksaan ini antara fakta dan teori tidak ada kesenjangan. Berat badan dan panjang badan Ny”S” dalam batas normal. Bayi tidak kekurangan gizi maupun melebihi gizi atau obesitas. Kecukupan gizi selama bayi dalam kandungan membuat bayi tidak kekurangan gizi dan lahir dengn berat badan normal. Kala III Ny”S” pada pengeluaran plasenta ini mengalami kesulitan karena placenta yang melekat secara abnormal pada uterus di sebut juga placenta acreta, dilakukan pengeluaran secara manual tetapi masih terdapat sisa placenta dan akan dilakukan kuret 2 jam lagi. Pada Kala IV pasca curet keadaan pasien baik, TD : 100/70 MmHg S: 36,90C, nadi 80x/menit, TFU 2 jari atas pusat. Pada kala IV pemantauan obsrvasi perdarahan di lakukan stiap 30 menit sekali pada jam 12.30 wib TD 100/80 MmHg, N 80x/menit, S 36,70C, tinggi fundus 2 jari atas pusat, kontraksi uterus lemah, kandung kemih kosong, darah yang keluar 550 cc Pada masa nifas Ny”S” kunjungan pertama 6 jam post partum pada tanggal 27 februari jam 16.30 wib. Hasil pemeriksaan ibu melahirkan anak yang ke dua dengan BB 3200 gram, PB: 50 cm, menurut (Kemen Kes RI, 2012) normalnya berat badan bayi baru lahir 2500-4000 gram dan Panjang
badan : 48-52 cm. pemeriksaan antara fakta dan opini sejalan. Keadaan bayi dan panjang badan ini merupakan keadaan yang fisiologis dan tidak terjadi kesenjangan antara fakta dan teori. Berat badan bayi yang dilahirkan oleh Ny”S” dalam batasan normal tidak kekurangan gizi atau kelebihan gizi. Kunjungan ke II , hari ke 3 paska persalinan dilakukan pada tanggal 29 februari 2016.Tekanan darah 120/70 MmHg, N 86x/menit, S: 36,90C, RR: 24x/menit, TFU : 1 jari atas pusat lochea rubra. Menurut (Vivian nanny lia, 2014) normalnya lochea rubra pada hari pertama sampai hari ke tiga. Tinggi fundus menurut teori (Vivian nanny lia, 2014) pada hari ke 3 berada pada pertengahan pusat simfisis. Pemeriksaan kunjungan ke 2 ini terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. Pada kesenjangan ini uterus yang lama menurun bisa di sebabkan karena faktor lain. Menganjurkan ibu untuk tidak tarak makan, dan tetap memberikan ASI eksklusif. Lochea dalam batasan normal dan terdapat kesenjngan pada tinggi fundus. Pada kunjungan ke III tanggal 20 maret 2016 jam 20.00 WIB hasil pemeriksaan TD: 110/80 MmHg, N: 86x/menit, S: 36,90C, TFU setinggi pusat, lochea rubra , HB: 7 gram, pada kunjungan kali ini pasien di berikan konseling untuk melakukan curetase ulang pada tanggal 23 maret 2016. Menurut teori (Vivan Nany D, 2014) dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba, dan lochea sudah hilang. Antara fakta dan teori terdapat kesenjangan, pada pemeriksaan tinggi fundus yang masih setinggi pusat dan pengeluaran darah yang masih banyak membuat keadaan klien semakin hari terlihat pucat. Keputusan untuk melakukan kuretase bertujuan untuk mengeluarkan sisa plasenta yang masih tersisa. Kunjungan IV pasca kuret ke dua pada tanggal 6 april 2016 jam 16.30 wib. Keluhan klien masih menngeluarkan darah.Menurut teori (Vivan Nanny Lia D, 2014) eskresi cairan rahim pada masa nifas. Antara fakta dan teori tidak terdapat kesenjangan. Keluarnya darah pasca kuretase ini adalah hasil ekskresi dari pengeluaran siasa plasenta yang tertinggal, jelaskan pada klien bahwa keadaannya fisiologis. Pemeriksaan pada bayi Ny”S” kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 27 februari 2016 hasil pemeriksaan BB 3200 gram, PB 50 cm, N: 125x/menit, S: 36,70C, pemeriksaan lingkar kepala, diameter melintang, diameter muka belakang dalam batasan normal. Menurut kemenkes (2012) berat badan bayi lahir normalnya 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala bayi 33-38 cm, lingkar lengan 10-11 cm, diameter sub oksipito bregmatikai = 9,5, sub oksipito frontalis = 11 cm, fronto oksipito = 12cm, mento oksipito =13 cm sub mento bregmatika = 9,5, bitemporalis =8 cm, biparietaslis = 9 cm (Sondakh, 2013). Detaka jantung bayi baru lahir normalnya 100-120x/menit, pernafasan 40-60x/menit, suhu 36,50C -37,5C 0 (Dewi, 2013) Bayi baru lahir dikatakan normal jika berat badan di antara 2500-4000 gram, dan ukuran lingkar kepala masih dalam batasan normal. Kunjungan II dilakukan pada tanggal 02 februari 2014 jam 10.00 wib hasil pemeriksaan BB 3400 gram, PB: 52cm, N: 120x/menit, S: 36,5oC. Kunjungan ke III pada tanggal 9 maret 2016, BB: 3900 gram, N 100x/menit, S: 36,4oC. Kunjungan ke III pastikan bayi di beri ASI, mengetahui perkembangan bayi (Dewi, 2013).
Kunjungan ketiga pada bayi baru lahir dikatakan normal jika bayi tidak memiliki suatu komplikasi atau keluhan. Peningkatan berat badan bayi masih dalam batasan normal. Kesimpulan diatas kunjungan pertama sampai kunjungan ke tiga tidak terdapat kesenjangan. Kunjungan KB dilakukan pada tanggal 26 april 2016 pasien sudah menentukan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan sebagai alat kontrasepsinya konseling yang diberikanpada Ny”S” P2002 usia 35 tahun. Pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 110/70 MmHg, S: 36,70C , N: 80x/menit, RR 22x/menit BB 51kg. Menurut (Sulistyawsti, 2011 ) KB suntik sangat efektif dan aman, cocok untuk masa laktasi karena menekan produksi ASI. Jenis KB 3 bulan depo mendroksi progesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA yang di berikansetiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuskular (di daerah bokong). Cara kerja mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga mampu menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Keefktifan dari KB ini 30% kehamilan terjadi per 100 perempuan per tahun. Keuntungan sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius pada penyakit jantung dan pembekuan darah. Efek dalam produksi ASI tidak ada. Keterbatasan dalam memakai KB ini seringnya di temukan gangguan menstruasi seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, Perdarahan yang banyak, perdarahan tidak teratur, tidak haid sama sekali. Usia di atas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun sebaiknya mengkhiri kesuburan setelah memiliki 2 orang anak, KB suntik kurang di anjurkan untuk ibu berusia di atas 35 tahun. Data diatas terdapat kesenjangan antara teori dan fakta karena ibu yang berusia diatas 30 tahun tidak dianjurkan menggunakan KB suntik sebaiknya pada usia diatas 30 tahun pasien menggunakan KB MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) seperti MOW (metode opratif wanita). Resiko tinggi pada ibu dan bayi akan meningkat serta kelainan dan komplikasi. SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Asuhan kebidanan pada Ny” S ” G2P1001 dari Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir sampai dengan Masa KB , pendokumentasian dilakukan dengan metode Asuhan Kebidanan Manajeman menggunakan SOAP. Pada pengkajian antara asuhan kebidanan pada Ny”S” G2P1001 dengan masalah pre eklamsi ringan sesuai dengan teori konsep dasar asuhan kebidanan pada Ny”S” G2P1001 dengan masalah pre eklamsia ringan: 1. Diagnosa kebidanan yang di dapat sesuai dengan data pada pengkajian
2.
3. 4.
Intervensi dilakukan sesuai antara protap. Dalam penanganan masalah PER meliputi posisi istirahat, konseling diet makanan yang telah di tentukan dan asuhan kebidanan yang dilakukan. Penatalaksanaan dilakukan sesuai intervensi dan sesuai antara protap di dalam penaganan masalah PER dengan asuhan yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan asuhan kebidanan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil.
REKOMENDASI 1. Bagi Lahan Praktik Bagi bidan BPM diharapkan lebih kooperatif, dapat bertindak cepat dalam menghadapi segala hal yang bersifat darurat dan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB. 2. Bagi Institusi Memberikan pemahaman bagi mahasiswa D-III kebidanan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dengan cara melakukan Asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care) 3. Bagi Klien Meningkatkan pengetahuan kesehatan secara berkala yang di mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB. Agar keadaan pasien dapat di kontrol dan mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan.Asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care) dilakukan selama penanganan diharapkan klien dapat memahami faktor risiko pada kehamilan dan komplikasi persalinan. 4. Bagi Penulis selanjutnya Penulis selanjutnya dapat mengembangkan konsep asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care) secara nyata dengan melakukan pendampingan langsung pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan KB.
DAFTAR PUSTAKA Dinas kesehatan provinsi jawa timur. (2012). surabaya. indriyani, d. (2014). Buku ajar keperawatan maternitas. Yogyakarta: ar-ruzz media. mojokerto, D. k. (2013). profil kesehatan dinas kesehatan mojokerto. mojokerto: Dinkes. Manuaba prawirohardjo, s. (2010). Ilmu kebidanan . jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. RI, K. (2013). profil keshatan indonesia. kemenkes RI. timur, p. k. (2012). profil kesehatan jawa timur. jawa timur: Dinas kesehatan. Dewi, Vivian N., & Sunarsih, T. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Hani, U. (2014). Asuhan kebidanan Pada kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika. Kusmiyati, Y., & Wahyuningsih, H. P. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: FitraMaya. Marmi, & Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Maulana, M. (2010). Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA GROUP. Padila. (2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Putra, S. R. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jogjakarta: D-MEDIKA. Sofian, A. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri jilid I. Jakarta: EGC. Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga. Sulistyawati, A. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Baety, A. N. (2012). Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktis Pemeriksaan. Yogyakarta: Graha ilmu. Kemenkes. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: WHO. Norma. (2013). Asuhan kebidanan patologi teori . Jakarta. Nurul Kamariyah. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Sarwono, P. H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: 2008. Serri Hutahaean. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. jakarta: salemba medika. Sunarti. (2013). asuhan kehamilan. jakarta. Ari Sulistyawati. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. kusmiyati. (2009). perawatan ibu hamil. jakarta: fitra maya. Romauli. (2011). asuhan kebidanan 1 konsep dasar asuhan kehamilan. yogyakarta: nuha medika. saifuddin. (2006). buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. jakarta: bina pustaka prawiro hardjo. fadlun, & feryanto, a. (2011). Asuhan kebidanan patologis. Jakarta
Setyaningrum, e. (2013). Asuhan kegawatdaruratan maternitas. In media Alamat Correspondensi Gmail :
[email protected] No.Hp : 081235766796 Alamat : Jl. KH Achmad Dahlan RT : 04 RW: 03 pohjentrek pasuruan Gg 18