ASUHAN KEBIDANANPADA NY. K MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO KABUPATEN MOJOKERTO CANDRA MEGAWATI NIM. 1311010050 Subjek: Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, KB DESCRIPTION Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia merupakan masalah yang serius.Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Tujuan dari laporan tugas akhir (LTA) memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari usia kehamilan trimester III, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB. Melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan dengan tehnik menejemen kebidanan dalam bentuk SOAP (mengumpulkan suatu data, metode, dan perencanaan). Pelaksanaan di puskesmas Manduro Desa Wonosari Dusun Sidorejo Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto mulai tanggal 16 Februari – 20 April 2016 di BPM Hj. Luluk Tarwiyah, SST, M. Kes dengan subjek Ny. K usia 22 tahun. Pemeriksaan antenatal pada Ny. K dilakukan selama tiga kali, mengalami keluhan yang fisiologis sering buang air kecil, batuk pilek, dan kenceng-kenceng. Merupakan hal yang fisiologis dan tidak memerlukan penanganan yang serius hanya menekankan pada pengetahuan ibu bagaimana cara mengatasinya. Proses persalinan berjalan dengan lancar terdapat laserasi perineum derajat II dan tidak ditemukan adanya penyulit, bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 2800 gram, panjang 48 cm. Nifas ibu mengeluh nyeri luka jahitan perineum, ASI tidak lancar, dan putting susu lecet merupakan hal yang fisiologis dan tidak memerlukan penangan yang serius. Kontrasepsi yang dipilih Ny. K yitu KB suntik 3 bulan karena tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI) sebelumnya ibu menggunakan postinor. Melakukan asuhan kebidanan komprehensif mulai dari masa hamil sampai KB tidak ditemukan adanya penyulit, diharapkan tenaga medis bisa menerapkan asuhan kebidanan secara continuity of care (COC) pada setiap pasien untuk mengetahui perkembangannya.
ABSTRACT The high of maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR) in Indonesia is a serious problem. Target of Millennium Development Goals (MDGs) in 2015, which is to reduce maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR). The goal of this final report (LTA) was to provides a comprehensive midwifery care from the third trimester of pregnancy, parturition, postpartum, neonatal, and family planning. Implement comprehensive midwifery with midwifery management techniques in the form of SOAP (collecting the data, methods, and planning). conducted in the Puskesmas Manduro Sidorejo, Wonosari, Ngoro, Mojokerto starting on 16 February to 20 April 2016 in BPM Hj. Luluk Tarwiyah, SST, M. Kes with Mrs. K age of 22 years old. Antenatal examination results in Mrs. K carried out for three times, experiencing physiological complaint that were frequent urination, cough, runny nose, and Braxton Hiks. These ware the physiological and did not require a serious treatment merely focused on the mother's knowledge of how to handle it. The parturition process went physiologically there was Second degree of perineal laceration and there was no complications, baby was born with female sex, weight of 2800 grams, length of 48 cm. At postnatal mother complained of pain in perineal stitches, breast milk production was not smooth and there was nipple abrasions that physiological and did not require serious treatment. After puerperal finished Mrs. K chose to use 3 monthly contraceptive injection witracipion because it did not affect the production of breast milk (ASI) before mother used postinor After midwifery care started from pregnancy until family planning, there was no complications, it is expected medical personnel to be able implement midwifery care in continuity of care (COC) on each patient to determine its development. Keywords
: Pregnancy, Childbirth, Postpartum, Neonatus, Family Planning
Contributor
: 1. Dyah Siwi Hety, M.Kes 2. Farida Yuliani, M.Kes : 9 Agustus 2016 : Laporan Tugas Akhir :
Date Type Material Summary
LATAR BELAKANG Kematian ibu 90 persen terjadi pada saat persalinan dan setelah persalinan. Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi di Indonesia. Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup,
dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus dicapai. (Kemenkes RI, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 97,39 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 di Jawa Timur 25,95 per 100.000 kelahiran hidup. Kurun waktu 2 (dua) tahun ke depan, diharapkan mencapai target MDGs yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. (Profil Kesehatan Provensi Jawa Timur, 2013). Capaian cakupan K1pada tahun 2013 mencapai 95,07%. Capaian cakupan K4 mencapai 87,36%. Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 97,53%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 78,98%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mencapai 89,08%. Cakupan pelayanan nifas mencapai 94,66%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Data Angka kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 kematian Ibu sebanyak 19 kasus, pada tahun 2013 dilaporkan terjadi 16.491 kelahiran. Jumlah seluruh kelahiran tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129. Jumlah kematian tertinggi ada pada kecamatan Puri dan jumlah kematian bayi terendah dikecamatan Bangsal dan Ngoro. Tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178 bayi, maka telah terjadinya penurunan angka kematian bayi. Jumlah kematian balita tahun 2013 sebanyak 145 anak. (Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto, 2014). Jumlah seluruh ibu hamil sebanyak 19.516orang, persentase cakupan pelayanan K4 Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebesar 15.839 (81,44 %). Jumlah ibu bersalin sebesar 18.629 orang, yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebesar 16.349 (87,99 %). Kunjungan bayi di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 minimal 4 kali sebesar 16.386 (94,37 %). Jumlah Peserta KB Aktif 184.782 (75,46 %). (Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2010-2012 di Jawa Timur yaitu perdarahan, eklamsia, komplikasi aborsi, partus macet, dan sepsis terjadi peningkatan pada faktor pre eklamsia (PE) dan faktor lain-lain, sedangkan faktor pendarahan dan infeksi mengalami penurunan tiap tahun. Faktor jantung mengalami kenaikan pada tahun 2011, tahun 2012 mengalami penurunan dan PE masih menjadi faktor dominan (34,88%) penyebab kematian ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) yang sering terjadi yaitu infeksi, asfiksia neonatorium, trauma kelahiran, cacat bawaan, dan prematur. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Faktor penyebab tidak langsungnya Angka Kematian Ibu (AKI) di sarana pelayanan kesehatan, pada umumnya disebabkan karena 3 T (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan transportasi dan terlambat penanganan di sarana pelayanan kesehatan) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda, terlalu sering). (Profil Dinas Kesehatan Mojokerto, 2014). Peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatansebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kematian ibu dan bayi yaitu membuat 10 program pokok PKK diintegrasikan dengan pencapaian target MDGs, terutama untuk menurunkan AKI dan AKB. PKK adalah mitra pemerintah yang memiliki komitmen terhadap pelaksanaan program-program pembangunan
melalui pendekatan, pemberdayaan, dan sekaligus menjadi pendamping bagi masyarakat. Program Kesehatan yang termasuk dalam 10 program pokok PKK mempunyai peranan penting dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi, karena ada perhatian khusus yang ditujukan pada kesehatan ibu dan bayi (PENAKIB), gerakan bersama amankan kehamilan (GEBRAK) pendampingan ibu hamil resiko tinggi, pasangan usia subur, dan ibu menyusui. Untuk mendekatkan sistem pelayanan kesehatan kepada golongan ini, dibentuk Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU), dengan kader Posyandu terlatih. 5 Pelayanan Dasar di Posyandu, yaitu Imunisasi, Gizi, Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ibu hamil secara teratur memeriksakan diri di Posyandu, dan membawa anak balitanya untuk pemeriksaan kesehatan (penimbangan anak dan imunisasi). Penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan keluarga berencana diadakan di Posyandu, bahkan diadakan pula pemberian makanan tambahan serta demonstrasi tentang makanan bergizi. (Kemenkes RI, 2013). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode SOAP yang terdiri dari data subjektif mencatat hasil anamnesa sesuai dengan keadaan klien, data obyektif mencatat hasil pemeriksaan fisik sesuai dengan kondisi pada saat pengkajian, hasil analisa mencatat diagnosa dan masalah kebidanan, dan pelaksanaan mencatat seluruh perencanaan yang sudah dilakukan. Pelaksanaan di puskesmas Manduro Desa Wonosari Dusun Sidorejo Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto mulai tanggal 16 Februari – 20 April 2016 di BPM Hj. Luluk Tarwiyah, SST, M. Kes dengan subjek Ny. K usia 22 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN Melakukan pengkajian pada Ny. K usia 22 tahun GI P0000 UK 37 minggu dengan keluhan sering kencing, hal ini sesuai dengan pendapatKamariyah (2014) sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang. Ibu mengeluh sering kencing hal wajar karena semakin tua usia kehamilan kandung kemih semakin tertekan oleh uterus sehingga ibu menjadi sering kencing cara mengatasinya membatasi minum kopi, teh terutama pada malam hari sebelum ibu tidur, tidak berdiri terlalu lama sebelum tidur, senam kegel, jika sering buang air kecil (BAK) terasa sakit segera ketenaga medis yang terdekat. Kunjungan kedua usia kehamilan 38 minggu Ibu mengeluh batuk pilek, mendapat terapi Obat batuk (GG 3x 250 gram), Anti piretik (pamol 3x500 gram), Tablet FE (1x1) menurut Kusmiyati (2009) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan sesuai dengan pendapat Kusmiyati batuk pilek merupakan hal wajar pada ibu hamil berpengaruh terhadap kehamilan karena menganggu aktifitas ibu sehari-hari, ibu bisa membuat perasan jeruk nipis
dicampur dengan kecap untuk meredakan batuk dan tidak perlu mengkonsumsi obat yang menganggu kesehatan janin. Kunjungan ketiga usia kehamilan 39 minggu Ny. K mengeluh perutnya mulas-mulas kadang hilang, Kenceng-kenceng yang dirasakan pada usia kehamilan 36 minggu merupakan Braxton His atau his palsu. (Romauli, 2011).Mengeluh mulas-mulas kadang hilang sesuai dengan pendapat Romauli merupakan hal wajar karena menandakan bahwa usia kehamilan ibu yang semakin tua cara mengatasi nyeri saat kontraksi yaitu ibu bisa istirahat sejenak sambil mengelus-elus punggung, dibuat berjalan-jalan di depan rumah sambil menarik nafas dari hidung kemudian mengeluarkan dari mulut dan mengulanginya hingga rasa sakit ibu berkurang. Pada pemeriksaan berat badan Ny. K selama tiga kali kunjungan berat badan ibu tidak ada tanda-tanda yang menyatakan adanya komplikasi dalam kehamilan, pada usia kehamilan 37 minggu didapatkan di 62 kg, tekanan darah 120/80 mmHg. Usia kehamilan 38 minggu berat badan ibu 62,5 kg, tekanan darah 120/80 mmHg dan kunjungan usia kehamilan 39 minggu didapatkan berat badan ibu 63 kg, dan tekanan darah ibu 110/70 mmHg masih dalam batas normal menurut Romauli (2011) ibu hamil normalnya tiap minggu 0,50kg dan penambahan berat badan dari awal sampai akhir kehamilan 6,50 kg- 16,50kg. Kenaikan berat badan ibu dalam setiap kunjungan sesuai dengan pendapat Romauli tidak lebih dari 0.50kg tiap minggu dan penambahan berat badan ibu tidak mengalami masalah yang berarti dan tidak ada adanya tanda yang mengarah pada terjadinya komplikasi dalam kehamilan ibu, dan tekanan darah dikatakan tinggi bila melebihi dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan diastolik 15 mmHg. Tekanan darah ibu sesuai dengan pendapat Romauli untuk ibu hamil masih dalam batas normal menandakan bahwa tidak adanya tanda komplikasi dalam kehamilan dan kondisi ibu dalam keadaan baik. Tinggi fundus ibu selama tiga kali kunjungan pada usia 37 minggu 1 jari diatas pusat (25 cm), usia kehamilan 38 minggu TFU 1 jari diatas pusat (25 cm), dan di usia kehamilan ibu 39 minggu 2 jari diatas pusat (26 cm), TFU menurut Kahamariyah (2011) pada usia kehamilan 37 minggu TFU (32cm), 38 minggu TFU (33), usia kehamilan 39 minggu (34cm). Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan usia kehamilan Ny. K dengan usia kehamilan 37 minggu normal TFUnya adalah 32 cm (teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus), usia kehamilan 38 minggu normalnya TFU 33 cm (teraba 2 jari dibawah prosesus xifoideus), dan usia kehamilan 39 minggu normalnya TFU 34 cm (teraba 1 jari dibawah prosesus xifoideus), kehamilan Ny. K mengalami keterlambatan pertumbuhan janin, TFU dan kehamilan ibu mengarah pada kehamilan IUGR(intra uterin growth) menurut pendapat Wolstenholme (2000) kehamilam dikatakan IUGR adalah janin yang berat badannya sama atau kurang dari 10 persentil yang tidak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal karena terhambat oleh factor maternal, fetal atau plasenta. Sesuai dengan pendapat Wolstenholme dalam kandungan penyebab kehamilan IUGRyaitu, lingkungan Sosioekonomi rendah, riwayat pertumbuhan janin terhambat (PJT) dalam keluarga, riwayat Obstetri yang buruk, berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan rendah, komplikasi obstetrik dalam kehamilan, dan komplikasi medik dalam kehamilan. Agar TFU ibu sesuai dengan
usia kehamilan normal yaitu dengan mengkonsumsi makanan tinggi lemak (ice cream dan telur). Kala I Ny. K bersama keluarga datang ke Bidan tanggal 2 Maret 2016, pukul 04.00 WIB, ibu mengeluh mules-mules dan belum mengeluarkan lendir darah mulai tanggal 1 Maret 2016 pukul 15.00 WIB. Pemeriksaan oleh Bidan pada Ny. K hasil VT Ø 3 cm, eff 75%, ketuban (+), presentasi kepala UUK, belakang kepala, tidak ada bagian yang menumbung Hodge III, lendir darah (-). His dalam 10 menit 3 kali lamanya 30 detik, menyiapkan peralatan untuk menolong persalinan, mengoservasi his, DJJ, dan nadi ibu setiap 30 menit sekali, pukul 04.30 WIB his dalam 10 menit 3 kali lamanya 32 detik, DJJ 142x/menit, nadi 82x/menit. Pukul 05.00 WIB his dalam 10 menit 3 kali 32 detik, DJJ 146x/menit, nadi 80x/menit. Pukul 05.30 WIB his dalam 10 menit 4 kali 32 detik, DJJ 144x/menit, nadi 82x/menit. Pukul 06.00 WIB his dalam 10 menit 4 kali 35 detik, DJJ 142x/menit, nadi 80x/menit. Pukul 06.30 WIB ketuban pecah jernih his dalam 10 menit 4 kali 42 detik DJJ 146x/menit, nadi 84x/menit. Dilakukan pemeriksaan dalam karena ada indikasi hasil VT Ø 10 cm, eff 100%, ketuban (-) presentasi kepala Hodge IV his dalam 10 menit 4 kali lamanya 42 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 (nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten (8 jam): pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, fase aktif (7 jam): pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Fase aktif di bagi menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi: pembukaan 3 cm menjadi 4 cm berlangsung 2 jam, fase dilatasi maksimal: pembukaan berlangsung sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, berlangsung 2 jam, fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat 9 cm menjadi 10 cm, berlangsung 2 jam (Sumarah, 2009). Kala I pada Ny.K berlangsung sangat cepat dari pembukaan 3cm menjadi 10cm dalam waktu 2 jam (fase dilatasi maksimal), pada primi dari fase laten ke fase aktif membutuhkan waktu 18 jam kontraksi menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif Osteum uteri internum (mulut rahim) akan membuka terlebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis berlangsung 13 – 14 jam. Kala II Tanggal 2 Maret 2016 pukul 06.30 WIB VT Ø 10 cm, eff 100%, ketuban (-), presentasi kepala UUK, belakang kepala, tidak ada bagian yang menumbung, presentasi kepala Hodge IV, lendir darah (+). His dalam 10 menit 4 kali lamanya 42 detik. Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk minum di sela-sela his, pukul 07.00 WIB ibu mengatakan ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perinium menonjol, dan vulva membuka. Pukul 07.18 WIB bayi lahir spontan tanggal 2 Maret 2016 jam 07.18 WIB menangis kuat, gerak aktif, setelah melakukan penilaian sepintas bayi dalam keadaan sehat, kemudian menaruh bayi pada perut ibu, memotong tali pusat bayi ± 3cm. Kala II tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin. Durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara. Kala dua persalinan pada nulipara dibatasi 2 jam dan multipara 1 jam. (Cunningham, 2005). Proses kelahiran Ny. K sesuai dengan pendapat
cunningcham bahwa proses kelahiran pada primi membutuhkan waktu lama dari mulai pembukaan lengkap hingga kelahiran membutuhkan waktu berkisar 50 menit untuk memimpin kelahiran pada primi dibatasi selama 2 jam bayi lahir. Kala III Bayi lahir pukul 07.20 WIB mengecek tinggi fundus ibu untuk memastikan tidak ada bayi kembar, menyutikkan oksitosin 1 ampul pada paha kanan secara intramuskuler (IM), cek fundus secara doroscranial menunggu adanya tandatanda pelepasan plasenta seperti semburan darah, tali pusat bertambah panjang, kontraksi uterus. Pukul 07.23 WIB, mengecek plasenta dengan kasa bagian maternal: jumlah kotiledon lengkap, kutuhan pinggir kotiledon, bagian fetal: utuh, tali pusat: insersi tali pusat, sentral, panjang tali pusat 45 cm. Melakukan laserasi pada vagina dan perineum terdapat laserasi perineum derajat dua. Menjahit laserasi perineumdengan melakukan anastesi terlebih dahulu sebelum menjahit menjahit. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam, jumlah perdarahan ± 150 cc. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin, 2008). Pada kala III Ny. K berlangsung sesuai dengan pendapat Saifuddin yang mengatakan pengeluaran plasenta tidak lebih dalam 30 menit, pengeluaran plasenta Ny. K membutuhkan waktu 5 menit mulai dari penyuntikan oksitosin hingga pengeluaran plasenta. Kala IV Setelah proses persalinan dan pelepasan plasenta, buang bahan yang terkontaminasi, bersihkan ibu dan kenakan pakaian, dekontaminasi tempat persalianan, merendam alat bekas pakai dengan larutan clorin 0,5%. Pukul 07.30 WIB dilakukan pemantauan kondisi Ny. K selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri pada satu jam pertama 15 menit dan satu jam kedua 30 menit. Pada 07.30 TD 100/60mmHg, nadi 82x/ menit, suhu 37⁰C, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, jumlah perdarahan ± 10 cc. 07.45 TD 100/60, nadi 80x/ menit, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, jumblah perdarahan ± 15 cc. 08.00 TD 100/60mmHg, nadi 82x/ menit, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, jumlah perdarahan ± 15 cc. 08.15 TD 100/60mmHg, nadi 80x/ menit, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, jumblah perdarahan ± 20 cc. 08.45 TD 110/70 mmHg, nadi 80x/ menit, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, jumblah perdarahan ± 25 cc. 09.15 TD 100/70mmHg, nadi 80x/ menit, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, jumlah perdarahan ± 30 cc. Kala IV Pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Masa postpartum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. (Saifuddin, 2009). Kala IV Ny. K berjalan sesuai dengan pendapat Saifuddin setelah postpartum keadaan ibu harus diamati hingga tanda-tanda vital, jumlah perdarahan, kontraksi uterus berjalan dengan baik untuk mencegah komplikasi serta mencegah angka kematian ibu postpartum.
Kunjungan nifas dilakukan 4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. Kunjungan ke I 6 jam postpartum ibu mengeluh luka jahitan perenium, Menurut (Nugroho, 2014). Nyeri perinium dapat disebakan oleh episiotomi, laserasi atau jahitan. Nyeri pada luka jahitan Ny. K sesuai dengan pendapat Nugroho yaitu nyeri perenium disebabkan luka jahitan, pada saat proses kelahiran terdapat ruptur sehingga dilakukan penjahitan untuk mencegah terjadinya perdarahan, untuk mengurangi rasa sakit ibu bisa mobilisasi dini miring kanan kiri dan berjalan-jalan. Kunjungan ke II 6 hari postpartum ibu mengeluh ASInya tidak lancar, menurut (Bopak, 2005) Penurunan produksi dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI tidak lancar ssesuai dengan pendapat Bopak yang mengatakan penurunan produksi ASI karena kurang rangsangan, posisi, sugesti dan cara menyusui ibu juga berpengaruh dalam pengeluaran ASI. Kunjungan ke III 2 minggu postpartum ibu mengeluh putting susunya terasa nyeri, sakit panas setelah menyusui, Menurut Suhermi, dkk (2008) putting susu adalah masalah menyusui dimana putting susu mengalami cedera karena lecet, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah (sehingga ASI menjadi warna pink). Penyebab biasanya adalah karena hisapan bayi tidak benar sehingga mencederai putting. Biasanya karena bayi sudah kenal dengan putting botol sebelum mengenal putting ibunya, sehingga bayi tidak menghisap putting ibunya dengan benar. Sesuai dengan pendapat yang dikatakan Ambarawati karena ibu memberi PASI pada bayi saat memberikan ASI membutuhkan hisapan yang kuat berbeda dengan PASI dengan satu hisapan sudah keluar banyak sehingga pada saat ibu memberikan ASI bayi tidak menghisap putting susu dengan benar mengurangi rasa nyeri olesi dengan salep biarkan selama 6 jam sebelum menusui olesi putting dengan ASI secara melingkar sebagai pelumas. Kunjungan ke 6 minggu postpartum ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan. Tanda-tanda vital ibu selama empat kali kunjugan dalam batas normal dan tidak menujukkan adanya komplikasi pasca bersalin, keadaan ibu baik, kontrasksi uterus keras, lochea ibu normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Bayi lahir pada tanggal 2 Maret 2016 jam 07.15 dengan BB : 2800 gram PB : 48 cm dilakukan selama 3 kali yaitu pada usia 6 jam, 3 hari dan 14 hari. Selama 3 kali kunjungan pada bayi baru lahir bayi dalam keadaan sehat dan tidak ditemukan adanya komplikasi hasil pemeriksaan pada bayi Ny. K pemeriksaan umum yang dilakukan masih dalam keadaan normal, yakni suhu 36,7oC, nadi 128 x/menit dan pernafasan 44x/menit pada setiap kunjungan bayi dalam keadaan sehat dan tidak ada tanda-tanda terjadi infeksi dan ikterus. Bayi dikatakan normal karena tidak ditemukan adanya hipotermi ataupun hipertermi dan ikterus bayi dalam keadaan sehat dan berat badan bertambah. Selama 3 kali kunjungan tidak ditemukan masalah dalam pola eliminasi. Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 3 kali selama masa nifas pada saat kunjungan ibu dalam keadaan baik tidak ada tanda bahaya nifas. Ibu diberikan HE sesuai dengan keadaan ibu pada saat kunjungan serta memberikan konseling KB yang akan digunakan ibu nanti, setelah dilakukan konseling dan
diskusi dengan klien dan meminta persetujuan suami maka ibu memutuskan untuk memilih menggunakan KB suntik 3 bulan sebelumnya ibu menggunakan postinor. Pada tanggal 20 April 2016 jam 07.00 WIB ibu datang ke BPM mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan dan saat ini ibu sedang menyusui anak pertamanya yang lahir pada tanggal 2 Maret 2016. Lakukan penimbangan BB 52kg, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 84x/menit, suhu 370C. Menurut saifuddin (2006), bahwa kontrasepsi suntikan 3 bulan mengandung progestin yang berisi Depo Medroksiprogestin Asetat (Depoprovera) mengandung 150 mg DMPA yang memilik salah satu keuntungan tidak mempengaruhi produksi ASI. Memberikaninformconsent dan menjelaskan manfaat KB yang dipilih kepada ibu yaitu ibu tetap bisa menyusui bayinya karena KB suntik 3 bulan yang telah di pilih ibu tidak menghambat produksi meskipun ibu menggunakan KB ibu tetap bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. KESIMPULAN Melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada Ny. KGI P0000 sejak usia kehamilan 37 minggu (masa hamil), bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana.dilakukan secara continuity of care dimulai dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas, neonatus, dan keluarga berencana dengan mendampingi ibu selama melakukan pemeriksaan untuk memantau kondisi ibu dan janin. REKOMENDASI 1. Bagi Institusi Pendidikan Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal banyak kasus di lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan, khususnya ibu hamil adalah tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini kemungkinan kegawat daruratan. 3. Bagi Klien Diharapkan dapat memahami pentingnya asuhan kebidanan yang diberikan secara berkelanjutan (continuity of care) dan dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk kehamilan-kehamilan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA Ambarawati, R. &. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendika. Bahiyatun, S. S. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: ECG. Bari, S. A. (2009). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kehamilan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Bopak. (2005). Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas. Jakarta : ECG. Cunningham. (2005). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba. Dewi, V. N. (2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Helen Varney, J. M. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG. Hidayat, A. A. (2008). Asuhan neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: ECG. Kemenkes. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: World Health Organization. Kemenkes. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Khamariyah, N. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Salemba. Lailiyana, S. d. (2008). buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: ECG. Mandriawati. (2012). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: ECG. Muslihatun, W. N. (2010). Asuhan Neonatus dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto . (2014). Mojokerto: Dinkes Kabupaten Mojokerto. Profil Kesehatan Provinsi Jawa timur. (2013). Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. (2015). Surabaya: Dinas Kesehatan Provensi Jawa Timur. Raharjdo, M. &. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Romauli, S. (2011). Buku Ajar Auhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sari Wahyuni, S. (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta: ECG. Sari, R. N. (2012). Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sofian, A. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri Fisiologi Jilid 1. Jakarta: ECG. Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga. Suhermi, d. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: ECG. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: ECG. Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Sumarah. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Jakarta: ECG.
Sunarsih, V. N. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG. Wibowo, T. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Kementrian Kesehatan. Winknjosastro, H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wolstenholme. (2000). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba. Yuni Kusmiati, H. P. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Jakarta: Salemba Medika. Alamat correspondensi Email Hp
: krapyak rejo RT 01/06, kecamatan gading rejo, Kota pasuruan :
[email protected] : 085746711113