ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “L” MULAI HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANADI UPT PUSKESMAS DLANGGUKABUPATEN MOJOKERTO NEVI HARIYADI NIM 1311010029 Subject: Kehamilan, Bersalin, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana DESCRIPTION Asuhan kebidanan secara continuity of care sangat penting dilakukan, yaitu dengan mengikuti dan memantau perkembangan ibu mulai dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas, neonatus sampai keluarga berencana, dengan tujuan untuk terus memantau dan membantu ibu dalam melewati masa-masa tersebut hingga ibu dapat melahirkan dengan aman dan bayi baru lahir normal serta tumbuh dengan sehat dan tidak ada masalah apapun. Metode penelitian ini menggunakan teknik continuity of care dalam bentuk SOAP. Lokasi pengambilan di BPM Ny.“L” di Desa Jrambe Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto dilaksanakan pada tanggal 8 februari - 29 april 2016. Pada trimester III Ny. “L” sering mengeluh nyeri punggung, sering buang air kecil dan kenceng-kenceng dibagian perut bawah. Ibu mengalami anemia ringan dengan hasil pemeriksaan Hb 9,0 g/dl hal ini terjadi pada trimester III. Persalinan pada Ny.“L” berlangsung sangat cepat dari pembukaan 7 sampai pembukaaan lengkap hanya butuh waktu 1 jam setengah. Bayi Ny. ” L” usia 2 hari mengalami ikterus fisiologis pada bagian muka karena produksi ASI ibu kurang sehingga bayi kekurangan nutrisi. Ny “L” memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara continuity of care tidak ditemukan komplikasi dan bayi dalam keadaan normal dan sehat. Asuhan dengan Continuity of care ini sangat membantu, sehingga klien dapat melewati proses kehamilan sampai KB tanpa masalah. Dan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak jika diberikan secara aktif dan terjalin kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien. ABSTRACT Midwifery care with continuity of care is very important to do, namely to follow and monitor the progress of the mother from pregnancy of third trimester, parturition, post-partum, neonatal until family planning, with the aim to continue monitor and assist the mother in passing these periods until the mother can give birth safely and normal as well as baby grow healthy without any problem. This research method using the technique of continuity of care in the form of SOAP. Conducted in the BPM Mrs. "L" in the Jrambe Dlanggu of Mojokerto on 8th february - 29 April 2016. In the third trimester Mrs. "L" often complained of back pain, frequent urination and contraction of lower abdomen. Mother experienced mild anemia with examination results of Hb 9.0 g / dl this happened in the third trimester pregnant mother experienced hemodilution. The parturition was going very fast from the 7 cm of servix dilation until the complete of the servix dilation took an hour and a half. Baby of Mrs "L" age two days experienced physiological jaundice in the face because breast milk supply was less so the baby experienced nutritional deficiencies. Mrs. "L" chose to use 3 monthly contraceptive injection.
After midwifery care with continuity of care complications were not found, baby was normal and healthy. Midwifery care with Continuity of care is very helpful, so the client can go through the process of pregnancy until family planning without any problems. And to improve the health of mothers and children if given actively and established good cooperation between health care workers with patients. Keywords: Midwifery Care in Pregnancy, childbirth, postpartum, birth and Newborn. Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: 1. Sri Wardini, M.Kes 2. Ferilia Adiesti, SST. M.M : 23 Juni 2016 : Laporan Tugas Akhir :: Open Document :
LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut WHO (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi AKI suatu negara maka status kesehataan dianggap semakin rendah, dimana negara maju AKI pada tahun 2013 hanya 16 per 100.000 KH sedangkan di negara berkembang 14 kali lebih tinggi dibanding negara maju yaitu 230 per 100.000 KH.(Ramadhani, 2014). Pada kematian ibu terbesar disebabkan perdarahan, hipertensi dalam kehamilan(HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus, sedangkan kematian ibu di Indonesia masih didominasioleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), daninfeksi.(Profil Kesehatan Indonesia, 2014) Saat ini status kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari harapan, di tandai dengan masih tingginya AKI dan AKB. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, di dapatkan data Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan data Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014) Pada tahun 2012 AKI di Jawa Timur mencapai 97, 43 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB di estimasi telah mencapai 28, 31 per 1.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012). Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 AKI sebesar 22 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 129 per 100.000 kelahiran hidup. Presentase cakupan pelayanan K4 sebesar 81, 44%. Jumlah cakupan di tolong tenaga kesehatan sebesar 87, 99%. Distribusi pelayanan kesehatan pada ibu nifas sebesar 85, 50% dari total 18.629. Cakupan kunjungan neonatus sebesar 95, 47% di antara bayi laki-laki 8.541 dan bayi perempuan 8.036 dari seluruh neonatus sejumlah 17.346. Kunjugan bayi minimal 4 kali sebesar 94, 37 diantaranya bayi laki-laki 8.254 perempuan 8.032. Keadaan ini dapat memicau penyebab angka kematian ibu dan bayi agar target MDG’s bisa tercapai. Penyebab angka kematian ibu terkait dengan banyak faktor, di antaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan Antenatal Care (ANC) pada pelayanan kesehatan, sehingga kehamilannya berisiko tinggi.Adapun faktor yang mempengaruhi kematian ibu adalah gangguan persalinan dan nifas misalnya perdarahan, infeksi, eklampsia, dan partus macet (lama). (Erlina 2013).Penyebab kematian ibu di sarana pelayanan kesehatan, pada umumnya disebabkan karena 3 T (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan transportasi dan terlambat penanganan di sarana pelayanan kesehatan) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda, terlalu dekat jarak kehamilannya).(Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2013) sedangkan aktor penyebab angka kematian bayi disebabkan ibu jarang memeriksakan kandungannya kebidan, hamil diusia muda, jarak kehamilan yang dekat, hamil diusia tua,
kurangnya asupan gizi bagi ibu dan bayinya, makanan yang dikonsumsi ibu tidak bersih,fasilitas sanitasi dan kebersihan yang tidak memadai(wandira and indawati, 2012) Pemecahan masalah dapat meningkatkan cakupan pelayanan antenatal juga makin diperkuat dengan adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010.(Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Upaya dalam pemecahan masalah kesehatan ibu perlu dilakukan pendekatan pengetahuan kesehatan dengan berkelanjutan continuity of care yang di mulai sejak kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi perlu pemantauan jika terjadi komplikasi dapat segera diberikan penanganan dan pengobatan. METODE PENELITIAN Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan secara continuity of care yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan meliputi masa hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana. Lokasi pengambilan studi kasus dilaksanakan di BPM Listi Astuti, SST. Desa Jrambe Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto , subjek studi kasus adalah Ny “L” usia 20 tahun di laksankan pada tanggal 8 februari - 29 April 2016. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kunjungan pertama pada trimester III Ny”L” tanggal 16 Februari 2016 yaitu: Ibu mengeluh hamil 8 bulan dan nyeri punggung. Menurut Fraser and Cooper,(2009) Gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester, tetapi dapat dialami sepanjang masa kehamilan hingga periode kehamilan. Nyeri punggung pada kehamilan dapat terjadi akibat pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh sehingga punggung tertekan oleh uterus yang semakin lama semakin besar.Cara mengatasi dengan mengompres air hangat di bagian punggung dan memijat secara perlahan serta tidak mengangkat beban terlalu berat.Hasil pengukuran tinggi badan pada Ny. “L” didapat 146 cm dan menurut teori (Mandriwati, 2012) tinggi badan dapat mendeteksi factor resiko, yaitu tentang keadaan rongga panggul. dan menurut norma (2013) tinggi badan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya CPD bila < 145. Dari hasil pemeriksaan tinggi badan Ny. “L” tidak terjadinya CPD karena nilai batas normal tinggi badan < 145 sedangkan tinggi badan ibu 146 cm namun pada kenyatannya ibu bisa melahirkan normal karena dilihat dari berat badan janin sudah tidak terlalu besar, nutrisi ibu cukup terpenuhi, ibu sangat kooperatif sehingga dapat mengejan dengan baik dan benar. Kunjungan kedua tanggal 24 Febuari 2016 ibu mengeluh sering buang air kecil dan terkadang merasa kenceng-kenceng pada perut bagian bawah. Menurut (Hutahaean, 2013)Keluhan yang sering muncul pada trimester ketiga adalah seringbuang air kecil (BAK). Janin yang semakin besarakan menekan kandung kemihi bu, sehingga kapasitas kandung kemih ibu terbatas dan sering buang air kecil (BAK). Dan menurut (Fraser and Cooper, 2009)Dari teori dan pengkajian yang didapat sering buang air kecil di karenakan janin yang semakin besar dan nyeri punggung diakibat pertumbuhan uterus dan pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen sehingga keluhan pada Ny. “L” termasuk keluhan yang umumnya dirasakan pada ibu hamil lainnya.Hasil pemeriksaan TFU pada Ny. “L” dikunjugan I dan kunjugan II tinggi TFU pada usia kehamilan 38 minggu adalah 29 cm. Menurut Kamariyah (2014) TFU
pada ibu hamil di usia kehamilan 38 minggu yaitu 33 cm. Pada Ny. “L” TFU pada usia kehamilan 38 minggu dengan ukuran 29 cmkarena pada kondisi ibu tinggi badan 146 cm sehingga kepala janin yang sudah masuk PAP akan mempengarungi tinggi fundus yang berkurang sehingga tinggi fundus ibu menurun dan dalam tafsiran berat badan janin normal.Berdasarkan pemeriksaan TBJ pada Ny. “L” pada kunjugan pertama dan kunjugan kedua hasil yang diperoleh dengan hitungan TBJ = (29-11)cm x 155 gram = 2790 gram.Menurut Romauli (2011) Tafsiran janin untuk presentasi kepala. Bila kepala di atas atau pada spina iskiadika maka 12 cm . Bila kepala dibawah spina iskiadika maka 11 cm. Pada Ny. “L” kepala janin sudah dibawah dan TBJ sudah nomal untuk dilahirkan karenaibu memproleh bergizi yang seimbang sehingga asupan nutrsi yang dimakan oleh ibu dapat diserap oleh bayinya sehingga perkembangan berat badan janin bertumbuh normal.Dari hasil pemeriksaan HB pada Ny “L” ditemukan hasil 9,0 gr/100 ml sedangkan menurut teori (Aprilia, 2012)bila kadar Hb ibu kurang dari 10 g% berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb tersebut kurang dari 8 g% berarti ibu anemia berat. Dalam kasus ini menurut teori yang ditemukan pada Ny. “L” ibu termasuk dalam keadaan anemia. Tanda-tanda anemia seperti pusing dan lemah maka yang dapat diberikan pada ibu yaitu makanmakan yang mengandung sayuran, buah-buahan, susu, daging, kacang hijau n jangan lupa vitamin yang diberikan oleh bidan dapat di minum secara rutin. Pada pembahasan yang kedua, dapat dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada proses persalinan. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan proses persalinan maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini. Hasil pemeriksaan pada Ny. “ L” yang dirasakan kenceng-kenceng, nyeri perut bagian bawah hingga tembus ke punggung serta mengeluarkan lendir putih dan darah sejak jam 24.00 WIB. Menurut Sari dan Rimandini (2014), keluhan utama yang muncul adalah ibu terasa kenceng-kenceng, mengeluarkan lendir dan darah dan jalan lahir dan ketuban pecah. Pada kala I aktif keluhan ibu terjadi karena adanya kontraksi pada rahim yang terjadi karena adanya peningkatan hormon estrogen, sehingga muncul keinginan ibu untuk meneran dan akhirnya ketuban pecah spotan. Kontraksi uterus Ny “L” berlangsung selama 4x40x10”. Menurut teori Sari dan Rimandani ( 2014). Normalnya kontraksi uterus dalam kurun waktu 10 menit lamanya 40 detik atau lebih kontraksi uterus. Pada kenyatanyan kontraksi ibu sangat kuat dan bagus maka persalinan berlangsung sangat cepat dalam persalinnya karena kondisi ibu sangat mencukupi sehingga ibu dapat mengejan dengan benar dan nurisinya ibu mencukupi untuk mengejan. Pada kala I Ny. “L” di dapatkan hasil pemeriksaan dalam pembukaan 7-10 cm, eff 75 % cm, ketuban jernih, presentasi kepala, UUK depan, Hodge III, tidak ada bagian yang menumbun dapat berlangsung selama 1 jam pembukaan ibu sudah mencapai 4 cm.Menurut Sondakh (2013), persalinan pada kala I primigravida berlangsung ± 12 jam sedangkan pada multigravida ± 8 jam. Pada kenyatanya Ny. “L” dalam persalinan yang sangat cepat berlangsung selama 1 jam dengan pembukaan 4 cmkarena kontrasi uterus sangat kuat, ibu dapat mobilisasi dini, fisik ibu kuat sehingga keingin ibu untuk meneran. Proses persalian kala II pada Ny. “L” berlangsung selama 10 menit dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir pukul 08.40 WIB .Menurut Sondakh (2013) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida 1,5-1 jam. Proses berlangsungnya persalinan pada Ny. “L” berlangsung cepat selama 10 menit setelah pembukaan lengkap samapai bayi lahir karena asupan nutrinya ibu tercukupi, tidak ada kecacatan pada ibu sehingga cara meneran ibu baik dan benar. Proses lahirnya plasenta Kala III pada Ny. “L” di mulai proses lahirnya plasenta lengkap pada pukul 08.50 WIB berlangsung selama 5 menit setelah bayi lahir. Menurut Sondakh (2013) yang mengatakan setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala III terjadi pada Ny L
berlangsung selama 5 menit karena kontraksi ibu semakin kuat sehingga lahirnyan plasentya lebih cepat dan dalam pengecekan fundus ibu teraba keras kemudian dilakukan masase sebanyak 20 kali untuk mempertahankan agar kontrasi uterus ibu keras. Proses kala 1V pada Ny. “L” berlangsung 2 jam dengan hasil pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg. Suhu 36,5 ºC, nadi 80 x/menit, pernapasan 20x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, perdarahan ± 200 cc. Menurut teori WHO kala IV berlangsung hingga 2 jam post partum. Jumlah perdarahn normal jikaa kurang dari ± 500 cc. . Dari hasil tersebut terdapat ketidak kesenjangan antara fakta dan teori. Proses kala IV pada Ny. “L” berjalan dengan baik, kontraksi uterus ibu keras dan tidak terjadi perdarahan dan ibu sudah bisa mobilisasi miring kanan dan miring kiri. Berdasarkan hasil kunjugan pertama6-8 post partumpada Ny. “L” , keluhan ibu adalah nyeri pada luka jahitan perenium. Menurut Bahiyatun (2009) keluhan yang sering dirasakan pada ibu adalah konstipasi pembengkakan pada payudara, nyeri perenium dan kram perut. Keluhan yang dirasakan pada ibu masa nifas dalam batas normal asalkan tidak ada tanda-tanda infeksi, karena ibu merasakan nyeri pada luka jahitan masih pada hari pertama.Pada TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik. Pada pemeriksaan lochea rubra yang berwarna merah,. Pada kunjugan kedua 6 hari post partum Ny “L” hasil pemeriksaan dan amnamesa, ibu mengatakan ASI sudah mulai keluar sedikit, setiap hari ibu meneteki bayinya sesering mungkin atau pada saat bayi menagis, tidak ada benjolan pada payudara ibu. Menurut Bahiyatun (2009), pada payudara terjadi proses laktasi. Pada keadaan fisiologi, tidak terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses. ASI dikeluarkan mulai hari ke 14 post partum, keluarnya ASI dengan lancar dapat di pengaruhi refleks hisap bayi, semakin kuat hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar. Dari hasil pemeriksaan ibu ingin memberi ASI esklusif pda bayinya tetapi ASI tidak keluar lancar karena pola nutrisinya ibu belum mencukupi sehingga penghambatan asi tidak lancar. Hasil TFUpertengahan pusat-syimphisis, kontraksi uterus baik,. Hasil pemeriksaan lochea sanguinolenta, Pada kunjugan tiga2 minggu post partum Ny “L” TFU tidak teraba di atas symphisis, kontraksi uterus baik, konsistenkeras dan kandung kemih kosong. Lochea albaadalah berwarna cairan putih yang terjadi 2 minggu. Pada kunjugan kempat 6 minggu Ny “L” TFU tidak teraba dan hasil lochea alba berwarna putih. Dalam hal tersebut Ny “L” mendapatkan pelayanan tentang metode alat kontrasepsi yang dingunakan pasca persalinan. Dalam pemeriksaan kunjugan pertama 6 jam yang dilakukan suhu bayi Ny. L masih dalam keadaan normal. dilakukan normal karena tidak ditemukan hipotermi ataupun hipertemi. Menurut Sondakh J.S Jenny (2013). Suhu normal bayi baru lahir adalah 36,5-37,5 (suhu ketiak). Apabila suhu dibawah 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32-36 0C) sedangkan hipotermi berat jika suhu tubuh < 320C.Dari hasil pemeriksaan terdapat kesesuaian antra teori dan fakta. Bahwa daya tahan suhu bayi dapat terlindungi oleh kulit sehingga suhu bayi hangat. Secara umum bayi Ny. “L” dalam kondisi normal meliputi Nadi dan RR bayi Ny. L dalam batas normal. Dari kunjugan 1 sampai dengann kunjugan 3 neonatus denyut nadi bayi Ny. “L” yaitu 138 x/menit,140 x/menit, 138 x/menit, Menurut WHO Denyut nadi normalnya pada baru lahir adalah 120-160 kali permenit. Jika kondisi bayi stabil dari 120-160 kali per menit. Nadi dapat menjadi tidak teratur karena stimulus fisik atau emosional tertentu, seperti karena menagis atau mengalami perubahan suhu secara tiba-tiba. Berdasarkan pernapasan pada bayi Ny. “L” Hasil yang didapat dari kunjugan pertama sampai kunjugan ketiga yaitu 45 x/menit, 48x/menit, 44 x/menit. Menurut teori Wafi (2010) pernapasan bayi baru lahir normal
30-60x/menit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti bernafas secara periodic selama beberapa detik masih dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan bayi Ny. “L” masih batas normal sehingga tidak terjadi kesenjagan antara fakta dan teori. Pada 6 jam bayi Ny.”L” sudah BAB 2 kali warnanya hitam dan BAK 3 kali warna jernih. Menurut Wafi Nur Muslihatu (2010) bayi yang BAB dalam 24 jam post partum menandakan bahwa anusnya sudah berfungsi dengan baik. Pemeriksaan masih batas normal sehingga tidak terjadi kesenjagan antar fakta dan teori. Bahwa setelah lahir bayi mendapatkan IMD sehingga bayi dapat ASI di dalam tubuh dan mendapatkan asupan nutrisi yang dapat dicerna oleh usus sehingga bayi mengeluarkan BAB. Pada pemeriksaanbayi Ny “L” lahir dengan berat badan 2700 gram dan panjang badan 46 cm. Menurut Sondakh (2013) berat badan bayi cukup bulan dengan normal 2500-4000 gram. Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai tumit cukup bulan dengan normal 45-52. Bila panjang badan kurang dari 45 cm dan lebih 52 cm adanya penyimpangan kromoso. Pemeriksaan bayi Ny. “L” dalam setiap harinya mendapatkan asupan ASI dan dibantu susu formula sehingga ibu mendapatkan pola nutri makan yang seimbang untuk memberikan ASI dan susu formula sehinga Pada kunjugan ke dua 2800 gram,pertumbuhan dan perkembangan berat badan janin meningkat. Pada kunjugan kedua 3 hari proses adaptasi bayi Ny. “L” pemeriksaan fisik didapatakn kulit ikterus pada wajah dan mata. Menurut Sari Wahyuni (2011) ikterus akibat penumpukan bilirubin . Ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama, berupa suatu gejala fisiologis. Ikterus fisiologis terjadi dibagian kulit dan mata berwarna kuning sehingga peningkatan bilirubin darah yang terjadi setelah usia 24 jam kelahiran. Ikterus pada bayi baru lahir bersifat fisilogis yang timbul pada hari kedua dan ketiga. Hasil pemeriksaan bayi Ny. “L” kurangnya asupan nutrisi ASInya sehingga asupan nutrisi ibu nya sedikt maka pengeluaran produksi ASI tidak lancar dan bayinyasetiap pagi di jemur antara jam 07.00-09.00 WIB selama 30 menit- 1 jam dengan hanya memakaikan popok dan mata tidak boleh menghadap ke arah matahari.Pada pemeriksaanbayi Ny. “L” lahir dengan berat badan 2800 gram. Pada kunjugan ketiga 17 hari bayi Ny “L”tidak ada keluhan, tanda-tamda vital normal, berat badan 3100 gram, warna kulit kemerahan dan tidak ada ikterus, tali pusat sudah lepas, Pada pemeriksaan Ny “L” ingin memakai kontrasepsi yang dipilih KB suntik 3 bulan pada tanggal 10 mei 2016 dan sekarang sedang menyusui, Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Baik, Kesadaran : composmentis tanda– tanda vital : TD: 110/80 mmHg, R : 20x/menit, N : 80x/menit, S: 36,7 oC, BB: 51 kg,Menurut teori Saifuddin mengatakan bahwa KB suntik 3 bulan sangat cocok untuk ibu pada masa laktasi Maka ibu masih memberikan ASI pada bayi sehingga tidak menekan atau mempengaruhi produksi ASI, dan KB suntik 3 bulan tidak mengandung progesteron. Alasan pada Ny “ L” tidak memakai KB MAL karena asupan nutri ASI nya keluar sedikt dan bayi dibantu dengan susu formula sehingga dapat menghambat produksi ASI karena setiap malm bayinya tidak tidur bersma ibunya melainkan malam tidur bersama neneknya SIMPULAN Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Ny “L” dari pada masa kehamilan, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana tidak ada masalah sehingga berjalan dengan normal meskipun ada beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman. REKOMENDASI 1. Bagi penelitian
Dapat mengembangkan hasil penelitian diatas pelayanan asuhan kebidanan secara komperhensif mulai dari kehamilan Trimester III, persalinan, ibu nifas, dan penggunaan KB. 2. Bagi institusi Sebagai bahan terhadap materi pelayanan asuhan kebidan dan alam memahami pelaksanaan pelayanan asuhan kebidanan secara komperhensif dari kehamilan trimester III, persalinan, ibu nifas, dan penggunaan KB. Dan dapat mengaplikasikan yang di dapat dari perkuliahan. 3. Bagi Responden Diharapkan pada Ny.”L” memperhatikan pola nutrisi sehari-hari, makanmakanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu serta dapat memperlancarkan produksi ASI agar ibu dapat memantau tumbuh kembang bayi dengan cara membawa bayinya ke posyandu setiap bulannya. ALAMAT CORRESPONDENSI Email :
[email protected] No. Hp : 082230982570 Alamat : Jln. Serma Abd Rahman No 3 B Kota-Probolinggo
DAFTAR PUSTAKA Aprilia, B. N. (2012). kehamilan & persalinan panduan praktik pemeriksaan yogyakarta: graha ilmu. Bahiyatun, 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Buku Kedokteran EGC. Erlina, rahma, larasati, ta, kurniawan, betta, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di
Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung. Med. J. Lampung Univ. 2 no. 4. Fraser, D., Cooper, M., 2009. Buku Ajar Bidan, 14th ed. Buku Kedokteran EGC. Hutahaean, S., 2013. Perawatan Antenatal. Salemba Medika, Jln. Raya Lenteng Agung No 101, Jogakarsa, Jakarta. Kamariyah, N., 2014. Buku Ajar Kehamilan. Salemba Medika, Jln. Raya Lenteng Agung No 101, Jogakarsa, Jakarta. Mandriwati, 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal, 2nd ed. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Norma, N., Dwi, M., 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Nuha Medika, JL. Sadewa No. 1 Sorowajan Baru, Yogyakarta. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2013. Profil Kesehatan Indonesia, 2014. . Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012. . Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Jl. A. Yani 118 Surabaya. Ramadhani, F., Ansariadi, Rismayanti, 2014. Determinan Pemanfaaat Pelayanan Pasca Persalinan (Post-Natal Care) 2. Romauli, S., 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan. Nuha Medika, Jl. Sorowajan Baru 408A, Yogyakarta. Sondakh, J.J.S., 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Erlangga Medical Series, Jl. H. Baping Raya No.100 Ciraca, Jakarta. wandira, arinta, indawati, rachmah, 2012. Faktor Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Sidoarjo. J. Biom. Dan Kependud.