Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepulauan Riau tumbuh 8,54% (year-on-year), sedangkan di triwulan I-2010 sebesar 9,34% (angka revisi BPS). Kondisi ini dipengaruhi oleh berkurangnya pengeluaran masyarakat untuk barang-barang non-makanan, khususnya semen dan alas kaki. Sebaliknya, permintaan terhadap pakaian relatif meningkat memasuki musim liburan dan tahun ajaran baru sekolah.
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Penggunaan
2009 TW‐II
year on year 2010 TW‐I* TW‐II**
Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau dan 5 Negara Mitra Dagang Utama (y-o-y)
year over year 2008 2009*
KOMPONEN PENGGUNAAN ‐ Konsumsi Rumah Tangga ‐ Konsumsi Lembaga Swasta ‐ Konsumsi Pemerintah ‐ Pembentukan Modal Tetap Bruto ‐ Ekspor Barang dan Jasa ‐ Impor Barang dan Jasa
14.82% 17.75% 11.69% 11.07% ‐1.84% 3.57%
29.66% 4.62% 19.66% 21.93% 3.44% 14.60%
25.25% 16.35% 15.40% 21.92% 7.72% 20.47%
19.03% 13.41% 13.26% 29.38% 6.18% 2.94%
17.37% 23.56% 13.95% 15.14% ‐2.11% 7.59%
SEKTOR EKONOMI ‐ Pertanian ‐ Pertambangan & Penggalian ‐ Industri Pengolahan ‐ Listrik, Gas & Air Bersih ‐ Bangunan ‐ Perdagangan, Hotel & Restoran ‐ Pengangkutan & Komunikasi ‐ Keuangan, Persewaan & Jasa P'an ‐ Jasa‐Jasa PDRB (termasuk migas)
0.11% ‐0.12% 1.28% 1.16% 13.65% 1.53% 5.82% 5.46% 9.12% 2.26%
4.57% 1.80% 9.98% 6.93% 12.12% 11.80% 7.04% 5.25% 5.39% 9.29%
4.76% 3.10% 8.54% 9.11% 12.47% 11.14% 7.28% 5.01% 5.73% 8.54%
3.80% ‐2.71% 4.56% 7.94% 34.26% 7.77% 14.44% 9.71% 15.59% 6.65%
1.50% 1.10% 2.38% 2.08% 13.36% 3.84% 6.67% 5.50% 8.44% 3.51%
Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Sumber : BPS Kepulauan Riau; MTI Singapore & BEA US Dept. of Commerce, HSBC Global Research (diolah) *) angka sementara
Menurunnya tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2010 cukup terindikasi dari perkembangan beberapa indikator penuntun. Konsumsi semen selama triwulan berjalan kembali mengalami pertumbuhan negatif jumlah realisasi sebanyak 165.013 ton, atau turun 0,73% dibanding periode yang sama tahun 2009. Sementara pada triwulan I-2010 total realisasi pengadaan semen di Kepulauan Riau mencapai 194.755 ton, tumbuh 7,3% dibanding triwulan I-2009. Indikasi perlambatan juga terlihat dari turunnya pertumbuhan impor barang-barang konsumsi memasuki bulan April dan Mei 2010. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar kebutuhan masyarakat masih dipasok dari luar daerah dan luar negeri. Kegiatan investasi diproyeksi akan semakin tumbuh sebagaimana terkonfirmasi dari tren pertumbuhan impor barang-barang modal. Pangsa utama aktivitas investasi pada
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010
1
triwulan I-2010 masih didominasi oleh investasi industri manufaktur. Berdasarkan jenis industrinya, investasi di sektor manufaktur sebagian besar dilakukan oleh industri galangan kapal (shipyard) baik untuk jasa pembuatan maupun perbaikan kapal, serta industri elektronik berupa peralatan radio, tv dan alat komunikasi lainnya. Sementara itu, investasi oleh industri mesin-mesin dan perlengkapannya juga mulai memperlihatkan peningkatan meskipun belum pulih sepenuhnya dibanding kondisi sebelum krisis. Indikator dini kredit investasi perbankan yang tumbuh posisitf selama triwulan II-2010 semakin memberi keyakinan adanya optimisme masyarakat untuk mulai berinvestasi. Jumlah kredit investasi yang telah disalurkan perbankan hingga bulan Juni 2010 tercatat sebesar Rp 2,57 triliun, meningkat 2,7% dibanding posisi bulan Juni 2009. Sebelumnya kredit investasi perbankan masih berada pada area pertumbuhan negatif.
Asesmen Inflasi Secara umum, perkembangan inflasi di Kota Batam dan Tanjungpinang mulai menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Inflasi pada akhir triwulan II-2010 baik di Batam maupun di Tanjungpinang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,14% dan 4,84% (yoy) dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya. Kenaikan sejumlah komoditas volatile food dan penyesuaian tarif listrik dan air pada triwulan laporan menyebabkan angka inflasi tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan periode akhir triwulan lalu. Kebijakan pemerintah menaikkan tarif air PT. Adhya Tirta Batam rata-rata sebesar 17% ikut serta meningkatkan IHK pada bulan Juni 2010. Kelompok pengeluaran yang membantu menahan laju inflasi yakni transpor, komunikasi dan jasa keuangan khususnya komunikasi karena operator telepon seluler menurunkan tarifnya. Perkembangan Inflasi Tanjungpinang
Perkembangan Inflasi Batam 2,5%
yoy
2,0%
12%
8%
1,0% 0,5% 4%
0,0%
‐1,0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2008
2009 mtm
Sumber : BPS Prov. Kepri, diolah
2010
2% 0%
16% 14%
2,0%
12%
1,5%
10%
1,0%
6%
‐0,5%
yoy
2,5%
10%
1,5%
3,0%
8%
0,5%
6%
0,0% ‐0,5% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
4%
‐1,0%
2%
2008
2009 mtm
yoy
2010
0%
‐1,5% yoy
Sumber : BPS Prov. Kepri, diolah
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010
2
Secara tahunan, perkembangan inflasi di Kota Batam pada triwulan laporan menunjukkan arah peningkatan yakni dari 0,15% (yoy) pada akhir tahun 2009 menjadi 1,42% pada triwulan I-2010. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada 44 komoditi diantaranya cabe merah, tarif air minum, kangkung, cabe rawit, bayam dan tarif listrik. Sedangkan inflasi di Kota Tanjungpinang juga menunjukkan tren meningkat. Laju inflasi pada triwulan II-2010 sebesar 4,85% (yoy), jauh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,92%. Tekanan inflasi disumbang oleh kelompok bahan makanan terutama berasal dari komoditas bumbu-bumbuan, beras dan ikan. Faktor penyebab masih didominasi oleh gangguan cuaca yang berdampak pada distribusi barang kebutuhan pokok dari daerah pemasok. Kenaikan IHK pada kelompok bahan makanan mencapai 11,3% (yoy) pada triwulan laporan dan 6,43% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Asesmen Perbankan Secara
umum,
kondisi
perbankan
Kepulauan
Riau
pada
triwulan
II-2010
menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil dan risiko kredit masih terkendali. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi 11,57% (yoy), sedangkan pertumbuhan kredit kredit mengalami sedikit penurunan dibanding triwulan lalu menjadi 15,64% (yoy). Peran intermediasi perbankan dinilai moderat meskipun mengalami sedikit penurunan rasio LDR menjadi 68,16%. Sementara itu, tingkat pertumbuhan kredit UMKM semakin ekspansif mencapai pertumbuhan sebesar 49,14% (yoy) dengan tingkat risiko kredit masih di bawah target indikatif 5%.
Tabel 3.1. Indikator Perbankan di Kepulauan Riau
DPK Pertumbuhan (yoy) Kredit Pertumbuhan (yoy) Kredit UMKM Pertumbuhan (yoy) LDR NPL Sumber: Bank Indonesia
2009 2010 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II 17.402.784 17.320.909 17.834.925 18.167.418 18.524.828 19.325.486 24,83% 18,83% 18,88% 6,91% 6,45% 11,57% 11.122.352 11.391.028 12.228.079 12.864.765 12.982.643 13.172.883 23,88% 16,80% 16,71% 14,69% 16,73% 15,64% 5.644.278 5.809.333 6.041.581 6.223.222 8.381.416 8.664.177 17,04% 9,83% 8,19% 9,05% 48,49% 49,14% 63,91% 65,76% 68,56% 70,81% 70,08% 68,16% 2,91% 2,72% 2,96% 2,62% 3,06% 2,89%
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010
3
Penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan di Kepulauan Riau hingga triwulan II-2010 mengalami peningkatan. Secara tahunan, penghimpunan DPK hingga Juni 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi triwulan I-2010 yaitu dari 6,45% menjadi sebesar 11,57% (yoy). Berdasarkan komponen, sumber peningkatan DPK adalah giro dengan porsi 26,4%, yang naik ke 10,65% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (0,73%; yoy). Sementara menurut kepemilikan, perkembangan DPK baik pemerintah daerah, perusahaan swasta maupun perorangan mengalami peningkatan. Peningkatan DPK ini diperkirakan lebih dominan disebabkan oleh peningkatan giro pemerintah daerah di bank BUMN atas transaksi kurang bayar bagi hasil minyak dan gas di Kepulauan Riau.
Asesmen Sistem Pembayaran Perkembangan aliran uang kartal di wilayah kerja KBI Batam pada triwulan II-2010 mengalami penurunan baik inflow sedangkan outflow mengalami kenaikan. Inflow di wilayah kerja KBI Batam turun sebesar 44,98% (qtq) menjadi Rp 57,59 milyar, sementara outflow di wilayah kerja KBI Batam mengalami kenaikan signifikan sebesar 98,56% (qtq) menjadi Rp 1.015,63 milyar. Kenaikan outflow diperkirakan akan terus terjadi menjelang hari raya Ramadhan. KBI Batam memiliki karateristik net ouflow di mana outflow lebih besar daripada inflow. Bank Indonesia senantiasa menjaga kualitas uang kartal yang layak edar dengan menerapkan clean money policy yaitu dengan melakukan pemusnahan atau pemberian tanda tidak berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang sudah tidak layak edar. Selama triwulan II-2010, KBI Batam telah melakukan pemusnahan uang kertas sebanyak 4,2 juta lembar atau Rp 44,7 Milyar. Berdasarkan denominasi yang paling banyak dimusnahkan adalah pecahan Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 20.000, dan Rp 10.000, masing-masing sebesar 39%, 20%, 18%, dan 15%. Perkembangan Pemusnahan Uang Kantor Bank Indonesia Batam
Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Di Kepulauan Riau 80
1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 ‐
70
Rp Miliar
60 50 40 30 20 10 Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I 2008 Inflow (Rp milyar)
Sumber : Bank Indonesia
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I 2009
Outflow (Rp milyar)
Tw. II
2010 Net
‐ Tw. I
Tw. II
Tw. III Tw. IV
Tw. I
2008
Tw. II
Tw. III Tw. IV
2009
Tw. I
Tw. II
2010
Sumber : Bank Indonesia
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010
4
Asesmen Keuangan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) seluruh kabupaten dan kota di provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 ditargetkan sebesar Rp 6,86 triliun, turun 1,5% dibanding total APBD Kepulauan Riau tahun sebelumnya. Di sisi penerimaan, penurunan terbesar terjadi pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang turun 1,9% menjadi sekitar Rp 1,03 triliun, serta pengurangan alokasi Dana Perimbangan sebesar 0,4% menjadi sekitar Rp 4,07 triliun. Tabel Perkembangan Total APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 s.d. 2010 (dalam jutaan Rupiah) 2007 4,815,445 598,897 3,969,281 DANA PERIMBANGAN 247,267 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 6,220,533 BELANJA 1,687,938 BELANJA TIDAK LANGSUNG 35,044 - Belanja subsidi 87,153 - Belanja hibah 240,368 - Belanja bantuan sosial 4,532,595 BELANJA LANGSUNG 616,802 - Belanja pegawai 1,477,486 - Belanja barang dan jasa 2,438,307 - Belanja modal (1,405,088) SURPLUS/(DEFISIT) PENDAPATAN
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
2008 4,178,569 952,217 2,903,001 323,351 5,155,325 1,959,360 79,218 61,420 194,997 3,195,965 400,679 1,330,753 1,464,533 (976,756)
%∆ 2007-2008 -13.2% 59.0% -26.9% 30.8% -17.1% 16.1% 126.1% -29.5% -18.9% -29.5% -35.0% -9.9% -39.9% -30.5%
2009 5,336,421 1,050,396 4,089,414 196,611 6,973,402 2,574,573 123,996 157,308 240,188 4,398,829 607,547 1,617,929 2,173,353 (1,636,981)
%∆ 2008-2009 27.7% 10.3% 40.9% -39.2% 35.3% 31.4% 56.5% 156.1% 23.2% 37.6% 51.6% 21.6% 48.4% 67.6%
2010 5,399,234 1,030,742 4,073,660 294,831 6,865,662 2,740,179 73,490 242,361 233,971 4,125,483 644,627 1,597,660 1,883,195 (1,466,428)
%∆ 2009-2010 1.2% -1.9% -0.4% 50.0% -1.5% 6.4% -40.7% 54.1% -2.6% -6.2% 6.1% -1.3% -13.4% -10.4%
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), diolah
Penurunan APBD 2010 terjadi pada seluruh anggaran pemerintah baik provinsi, kota, maupun kabupaten di Kepulauan Riau. APBD provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 diperkirakan turun Rp 16 miliar (0,87%), dari sebelumnya Rp 1,846 triliun menjadi Rp 1.830 triliun. Terjadinya penurunan tersebut disebabkan karena berkurangnya dana perimbangan dan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk provinsi Kepri pada tahun 2010 mendatang. Realisasi penerimaan pemerintah provinsi (pemprov) Kepulauan Riau sampai dengan posisi akhir triwulan II-2010 diestimasi sebesar Rp 884,7 miliar atau mencapai 59% dari target penerimaan tahun 2010 sebesar Rp 1,489 triliun. Pencapaian ini lebih baik jika dibandingkan persentase penerimaan selama semester I-2009 yang terealisasi sebesar 44,3%. Penerimaan pajak daerah sebagai sumber pendapatan utama tercatat sebesar Rp 252,9 miliar, dengan tingkat realisasi 66,4% dari target penerimaan pajak tahun 2010. Penerimaan pajak daerah tersebut bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB).
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010
5
Sedangkan penyerapan belanja modal mengalami kenaikan yang sangat tajam seiring dengan dimulainya pelaksanaan pekerjaan yang telah dicanangkan sebelumnya pada APBD 2010. Selain dari aktivitas investasi rutin, anggaran modal banyak terserap pada proyek multiyears pembangunan ibukota provinsi di pulau Dompak. Efek positifnya, belanja barang dan jasa juga meningkat drastis untuk mendukung pelaksanaan proyek investasi tersebut. Pencapaian ini perlu diapresiasi yang mengindikasikan keseriusan pemerintah daerah dalam mempercepat pembangunan ekonomi di wilayahnya.
Prospek Ekonomi dan Inflasi Perkembangan ekonomi yang terjadi di beberapa negara selama semester I-2010 masih menunjukkan tren positif. International Monetary Fund (IMF) semakin yakin bahwa arah recovery global berjalan sesuai perkiraan, meski disertai kenaikan resiko di sektor keuangan. Pada bulan Juli 2010, perekonomian dunia diproyeksi tumbuh 4,6%, lebih tinggi dari angka proyeksi di bulan April sebesar 4,2%. Di dalam negeri, pemerintah Indonesia masih memiliki keyakinan yang kuat terhadap asumsi makroekonomi yang ditetapkan, dengan tidak melakukan revisi terhadap target pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun 2010. Hal ini sejalan dengan proyeksi IMF yang menilai perekonomian Indonesia bergerak stabil sepanjang semester I-2010. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan masih berada pada kisaran 6%. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara di Dunia
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kepri dan Beberapa Negara pada Triwulan III-2010
Year over Year Earlier Projections April‐2010 2010 2011 World Output 4.2 4.3 United States 3.1 2.6 Euro Area 1.0 1.5 Japan 1.9 2.0 United Kingdom 1.3 2.5 China 10.0 9.9 India 8.8 8.4 Singapore 8.9 6.8 Hongkong 5.0 4.4 Middle East 4.5 4.8 Indonesia 6.0 6.2
Latest Projections July‐2010 2010 2011 4.6 4.3 3.3 2.9 1.0 1.3 2.4 1.8 1.2 2.1 10.5 9.6 9.4 8.4 9.9 4.9 6.0 4.4 4.5 4.9 6.0 6.2
Difference from April‐2010 Projections 2010 2011 0.4 0.0 0.2 0.3 0.0 ‐0.2 0.5 ‐0.2 ‐0.1 ‐0.4 0.5 ‐0.3 0.6 0.0 1.0 ‐1.9 1.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0
Sumber : IMF Wprld Economic Outlook, July 2010 (Update)
Sumber : IMF Wprld Economic Outlook, July 2010 (Update)
Seluruh negara telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonominya di tahun 2010 menjadi jauh lebih atraktif. Termasuk pemerintah Indonesia yang merevisi angka proyeksi
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010
6
pertumbuhan ekonomi tahun 2010 dari 5,5% menjadi 5,8%. Keyakinan pemerintah dalam menghadapi kondisi perekonomian ke depan tergambar secara jelas dari asumsi makroekonomi yang ditetapkan. Laju pertumbuhan di triwulan III-2010 diproyeksi masih atraktif pada kisaran 8,3±1%, relatif melambat dibanding triwulan II yang diestimasi tumbuh 8,54% (year-on-year). Asesmen perlambatan berasal dari melemahnya kinerja ekspor menyusul permintaan global yang cenderung turun. Ekspor Kepulauan Riau diperkirakan tumbuh 6,1%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencatat kenaikan sebesar 7,72%. Pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang akan lebih ditopang oleh perbaikan konsumsi sehubungan dengan datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010
7