perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS HASIL OBSERVASI PADA SISWA KELAS VII-C DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DI SMP NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA
ARTIKEL ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Disusun oleh Wela Dwi Marwati S841308024
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS HASIL OBSERVASI PADA SISWA KELAS VII-C DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DI SMP NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA Wela Dwi Marwati1, Sarwiji Suwandi2, Retno Winarni3
[email protected] Wela Dwi Marwati. NIM S841308024. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi pada Siswa Kelas VII-C dengan Menerapkan Model Pembelajaran Group Investigation di SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. Pembimbing II: Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2014. ABSTRAK Penelitian tindakan ini sangat penting dilakukan, untuk meningkatkan kemampuan siswa. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis teks hasil observasi dengan menerapkan model Group Investigation pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Penelitian dilaksanakan bulan September hingga Oktober 2014. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia dan siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Data berupa foto, hasil tes, catatan lapangan, daftar nilai, dan catatan hasil wawancara. Sumber data meliputi: informan, peristiwa pembelajaran, dan dokumen. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumen. Uji validitas data menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data dengan teknik analisis kritis dan teknik deskriptif komparatif. Indikator ketercapaian sebesar 75%. Prosedur penelitian meliputi persiapan, survei awal, pelaksanaan siklus, pengamatan, dan pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan, penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ditandai dengan peningkatan nilai kinerja siswa dan kinerja guru. Nilai rata-rata kinerja siswa pada siklus I mencapai 78,81 dengan kriteria baik, siklus II mencapai 92,18 dengan kriteria sangat baik. Nilai ratarata kriteria kinerja guru pada siklus I mencapai 83,75 dengan kriteria baik dan siklus II mencapai 96,25 dengan kriteria sangat baik. Adapun peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan menulis teks hasil observasi siswa mencapai 74,44 dengan persentase ketuntasan 33,33%, dan pada siklus II mencapai 83,07 dengan persentase ketuntasan 97,22%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation efektif digunakan pada pembelajaran menulis teks hasil observasi karena dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Kata kunci: kemampuan menulis, teks hasil observasi, model pembelajaran Group Investigation, penilaian proses, penilaian kemampuan menulis 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs, UNS, Surakarta Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs, UNS (Pembimbing I) commit to user 3 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs, UNS (Pembimbing II) 2
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil observasi. Guru juga mengalami
PENDAHULUAN Kemampuan siswa menulis teks
kesulitan dalam menumbuhkan minat dan
hasil observasi merupakan salah satu
motivasi siswa untuk menulis. Hal ini
kompetensi dasar yang harus dimiliki
menyebabkan
siswa kelas VII SMP tertuang di dalam
menulis siswa sehingga mereka sulit
kurikulum
ini
menuangkan ide dalam bentuk tulisan.
diajarkan dengan tujuan agar siswa
Kurangnya praktik menulis itulah yang
mampu menuliskan dengan baik teks
menjadi
hasil observasi suatu objek. Penerapan
terampilnya siswa dalam menulis.
2013.
Kemampuan
kurangnya
salah
satu
Guru
kurikulum 2013 menuntut siswa untuk
kebiasaan
fakta
dapat
kurang
menggunakan
aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
berbagai model pembelajaran, sebagai
pemecahan masalah yang dihadapi dalam
implementasi
pembelajaran. Pada pelaksanaanya, di
menulis teks hasil observasi. Kaitannya
dalam pembelajaran menulis ini masih
dengan hal tersebut, model pembelajaran
terlihat siswa yang merasa jenuh dan
yang digunakan dalam pembelajaran juga
tidak memperhatikan pelajaran.
sangat mempengaruhi pencapaian tujuan
dalam
pembelajaran
guru
pengajaran menulis teks hasil observasi.
mengenai
Model pembelajaran mempunyai peranan
proses pembelajaran yang diterapkan
yang sangat penting dalam proses belajar
masih
dan
Masalah sebelum
adanya
yang
dihadapi
tindakan,
menggunakan
metode
mengajar.
Pemilihan
pembelajaran yang konvensional, yaitu
pembelajaran
dengan ceramah dan penugasan. Dampak
menciptakan situasi pembelajaran yang
negatif dari model pembelajaran itu
berkualitas dan sikap siswa yang positif
adalah kurangnya motivasi siswa untuk
untuk mempelajari penulisan teks hasil
menulis sehingga keterampilan menulis
observasi. Oleh sebab itu, perlu upaya
siswapun rendah. Kemampuan siswa
perubahan
dalam menulis teks hasil observasi di
menerapkan model pembelajaran tertentu. Model
sekolah tersebut juga masih kurang
Investigation
optimal. Hal itu terjadi karena terbatasnya
yang
tepat
model
pengajaran
pembelajaran menurut
Killen
dapat
dengan
Group (dalam
user (2010: 152) berpandangan waktu untuk pembelajaran menulis tekscommit toAunurrahman 3
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa
model
digilib.uns.ac.id
investigasi
psikolinguistik, bermula dari formulasi
kelompok
merupakan cara yang langsung dan
gagasan
efisien untuk mengajarkan pengetahuan
kemudian ditata dengan aturan sintaksis,
akademik sebagai suatu proses sosial.
selanjutnya
Model
mampu
sistem tulisan. Menurut Nurgiyantoro
hubungan
(2010: 425) dilihat dari kompetensi
antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat
berbahasa, menulis adalah aktifitas aktif
pada aturan dan kebijakan, kemandirian
produktif, aktifitas menghasilkan bahasa.
dalam belajar, serta hormat pada harkat
Lebih
dan martabat orang lain.
mengemukakan dilihat dari pengertian
ini
juga
menumbuhkan
akan
kehangatan
Mengacu
pada
melalui
aturan
disajikan
semantik,
dalam
lanjut,
tatanan
Nurgiyantoro
Berdasarkan
secara umum, menulis adalah aktifitas
masalah di atas, maka perlu segera dicari
mengemukakan gagasan melalui media
solusinya. Salah satu cara yang dapat
bahasa. Menurut Tarigan (2008 : 3)
dilaksanakan adalah dengan menerapkan
menulis merupakan suatu keterampilan
model pembelajaran Group Investigation.
berbahasa
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1)
berkomunikasi secara tidak langsung,
Meningkatkan
proses
tidak secara tatap muka dengan orang
pembelajaran kemampuan menulis teks
lain. Menulis merupakan suatu kegiatan
hasil observasi siswa kelas VII-C dengan
yang produktif dan ekspresif.
kualitas
penerapan model pembelajaran Group Investigation
dapat
di
SMP
N
yang
Menurut
1
laporan
adalah
dipergunakan
Kosasih cara
untuk
(2012:
61)
penyampaian
Rembang, Purbalingga. (2) Meningkatkan
informasi kepada seseorang atau suatu
kemampuan menulis teks hasil observasi
instansi yang disusun atas dasar tanggung
siswa kelas VII-C dengan penerapan
jawab yang diembannya. Laporan juga
model pembelajaran Group Investigation
dapat didefinisikan sebagai dokumen
di SMP Negeri 1 Rembang, Purbalingga.
yang menyampaikan informasi mengenai
Menulis
merupakan
kegiatan
suatu
masalah
atau
fakta.
Laporan
aktif-produktif-kreatif dalam berbahasa.
merupakan suatu jenis dokumen yang
Kusmana (2014: 16) berpendapat bahwa
sangat bervariasi bentuknya, dan sebab
menulis
adalah
suatu
prossescommit toituuser sukar diberi batasan pengertian yang 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jelas (Keraf, 2002: 323). Lebih lanjut,
mengarah pada suatu yang baik (Glaser
Keraf
(dalam Uno, 2012: 153).
(2002:
bahwa
324)
laporan
komunikasi
mengungkapkan
adalah
penulis
suatu
Peningkatan kualitas pendidikan
cara di
menyampaikan
sekolah
dapat
ditempuh
melalui
informasi kepada seseorang atau suatu
berbagai cara, antara lain peningkatan
badan karena tanggung jawab yang
bekal awal siswa baru, peningkatan
dibebankan kepadanya. Laporan yang
kompetensi
dimaksud
kurikulum,
sering
mengambil
bentuk
guru,
peningkatan
peningkatan
isi
kualitas
tertulis, maka dapat pula dikatakan bahwa
pembelajaran dan penilaian nilai belajar
laporan
siswa,
merupakan
suatu
macam
penyediaan
bahan
ajar
yang
dokumen mengenai sebuah masalah yang
memadai, dan penyediaan sarana belajar
telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk
(Taniredja, dkk, 2012: 1). Selain itu,
fakta-fakta
kepada
menurut Hidayatullah (2009: 160-166)
akan
pembelajaran yang berkualitas setidaknya
pemikiran
yang dan
diarahkan
tindakan
yang
memiliki
diambil.
beberapa
indikator,
yaitu
berpendapat
sebagai berikut: Pertama, pembelajaran
bahwa kualitas adalah kesesuaian antara
yang menantang. Kedua, pembelajaran
hasil yang diraih dengan tujuan atau
yang
manfaatnya. Apabila hasil yang dicapai
pembelajaran
telah memenuhi kriteria sesuai dengan
eksplorasi. Keempat, pembelajaran yang
tujuan
memberi pengalaman sukses. Kelima,
Ariani
(2004:
3)
yang ditetapkan, maka hasil
menyenangkan. yang
tersebut memiliki kualitas yang baik.
pembelajaran
Sementara itu, Elliot (dalam Ariani, 2004:
kecakapan berpikir.
3) mengemukakan bahwa kualitas adalah
Kualitas
yang
Ketiga, mendorong
mengembangkan
kinerja
guru
dapat
sesuatu yang berbeda untuk orang yang
memberikan pengaruh terhadap hasil
berbeda dan tergantung pada waktu dan
belajar peserta didik. Semakin bermutu/
tempat atau dikatakan sesuai dengan
berkualitas kinerja guru maka semakin
tujuan.
kualitas,
tinggi hasil belajar yang dicapai oleh
pemikiran tertuju pada suatu benda atau
peserta didik. Persiapan mengajar pada
keadaan
Mendengar
yang
baik.
istilah
Kualitas
user lebihcommit todasarnya merupakan perencanaan jangka 5
perpustakaan.uns.ac.id
pendek
untuk
digilib.uns.ac.id
memperkirakan
atau
(2) kualitas dan kuantitas penguasaan
yang
tujuan instruksional oleh para siswa, (3)
Perencanaan
pembelajaran
jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan
dilakukan
untuk
instruksional minimal 75 dari jumlah
komponen
instruksional yang harus dicapai, dan (4)
pembelajaran, yakni: kompetensi dasar,
hasil belajar tahan lama diingat dan dapat
materi, indikator, dan penilaian.
digunakan
memproyeksikan dilakukan. perlu
tentang
apa
mengkoordinasikan
Moon
(dalam
Uno,
2012:22)
tatap
muka
dasar
dalam
mempelajari bahan berikutnya. Aunurrahman
terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran
sebagai
mengungkapkan
yang
(2010: bahwa,
151) model
dikemukakan, yaitu sebagai berikut: (1)
pembelajaran Group Investigation secara
guru sebagai perancang pembelajaran
filosofis
(Designer
of
guru
konstruktivis, di mana terdapat suatu
sebagai
pengelola
pembelajaran
situasi yang di dalamnya siswa-siswa
(Manager
of
Instruction),
(2)
beranjak
dari
paradigma
guru
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama
sebagai pengarah pembelajaran, (4) guru
lain dengan berbagai informasi dan
sebagai evaluator (Evaluator of Student
melakukan pekerjaan secara kolaboratif
Learning), (5) guru sebagai konselor, (6)
untuk menginvestigasi suatu masalah,
guru sebagai pelaksana kurikulum, dan
merencanakan, mempresentasikan, serta
(7)
mengevaluasi kegiatan mereka. Model
guru
Instruction),
dalam
menerapkan
(3)
pembelajaran
kurikulum
yang
pembelajaran Group Investigation
berbasis
ini
sangat sesuai untuk merespon kebutuhan-
lingkungan. 62)
kebutuhan
satu
pengembangan kemampuan colaborative
keberhasilan proses belajar mengajar
learning melalui kerja kelompok beranjak
dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh
dari
siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat
masing
antara lain: (1) perubahan pengetahuan,
interaksi, kemampuan menginterpretasi
sikap
serta mampu menumbuhkan motivasi
Menurut berpendapat
dan
Sudjana bahwa
perilaku
(2013: salah
siswa
setelah
siswa
akan
pentingnya
pengalaman-pengalaman siswa
guna
masing-
mewujudkan
user (instrinsic motivation). Hal menyelesaikan pengalaman belajarnya,commit toinstrinsik 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut sejalan dengan pendapat dari
democratic
Mitzi G. Mitchell:
classroom setting. This approach
“Group
and
is
a
that
specialization
and Aristotle espoused the notion
involves (Slavin,
of an “ideal” society involving a
task
democratic educational system.
1995).
Since that time, educators such as
Working in small cooperative
Augustine, Sir Thomas More, and
groups, students investigate a
John
specific topic. They decide how to
among
themselves.
a
whole
have models
produced with
a
democratic theme; however, it has
The
been
informa- tion collected is then into
Locke
educational
study the topic and divide the
compiled
a
Greece. In their writings, Plato
extensively
researched cooperative learning
work
in
can be traced back to Ancient investigation
successful
strategy
approach
difficult
until
now
to
implement democratic methods in
and
school settings (Joyce & Weil,
presented to the entire class
1996)” (Mitzi G. Mitchell, 2008:
(Sharan & Sharan, 1990). To
388-389).
comprehend fully the complexities of group inves- tigation, “it is
Pendapat
tersebut
jika
imperative
to
examine
the
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
intellectual,
pedagogical,
and
artinya: Investigasi kelompok adalah
psycho- logical foundations upon
strategi pembelajaran kooperatif sukses
which this method is based”
dan ekstensif diteliti yang melibatkan
(Sharan & Sharan, 1992, p. 1).
tugas spesialisasi (Slavin, 1995). Bekerja
This learning method has many
dalam
advantages that are made clear
kooperatif,
below. Group investigation allows
tertentu. Mereka memutuskan bagaimana
students to be directly involved in
untuk mempelajari topik dan membagi
how they obtain knowledge; they
pekerjaan di antara mereka sendiri. The
are not mere recipients. It is a
Informasi yang didapatkan kemudian
commit to user 7
kelompok-kelompok siswa
menyelidiki
kecil topik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikompilasi ke dalam keseluruhan dan
Implementasi model pembelajaan
disajikan untuk seluruh kelas (Sharan &
Group Investigation secara umum dibagi
Sharan,
memahami
menjadi enam langkah menurut Rusman
kelompok
(2012: 221), yaitu: (1) mengidentifikasi
inves-tigation, "sangat penting untuk
topik dan mengorganisasikan siswa ke
menguji
dalam
1990).
sepenuhnya
Untuk
kompleksitas
intelektual,
pedagogis,
dan
kelompok,
(2)
merencanakan
yayasan psiko-logis atas mana metode ini
tugas-tugas belajar, (3) melaksanakan
berbasis" (Sharan & Sharan, 1992, hal. 1).
investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir,
Majid (2013: 189) menjelaskan
(5) mempresentasikan laporan akhir, dan
model pembelajaran Group Investigation
(6) evaluasi lebih lanjut Hamdani (2011:
merupakan model pembelajaan kooperatif
91) menyebutkan langkah-langkah model
yang paling kompleks dan paling sulit
pembelajaran
untuk diterapkan. Model pembelajaran
adalah sebagai berikut: Seleksi topik,
Group
Investigation
merencanakan kerja sama, implementasi,
pertama
kali
oleh
dikembangkan Thelan.
Model
Group
Investigastion
analisis dan sintesis, penyajian hasil
pembelajaran Group Investigation ini
akhir, dan evaluasi.
siswa terlibat dalam perencanaan baik
METODE PENELITIAN
topik yang dipelajari maupun bagaimana
Penelitian
jalannya
penyelidikan.
Model
desain
penelitian
ini
menggunakan
tindakan
kelas.
pembelajaran Group Investigation ini
Penelitian dilakukan di SMP N 1
memerlukan norma dan struktur kelas
Rembang, Purbalingga. Subjek penelitian
yang
model
adalah siswa kelas VII SMP N 1
pembelajaran yang lebih terpusat pada
Rembang, Purbalingga khususnya kelas
guru.
Group
VII-C. Data digali dari tiga sumber yaitu:
satu
informasi atau nara sumber, tempat dan
metode kompleks dalam pembelajaran
peristiwa, dan dokumen dan arsip. Data
kelompok yang mengharuskan siswa
diperoleh
untuk menggunkaan skill berpikir level
monitoring kelas, wawancara, catatan
tinggi (Huda, 2014: 292).
lapangan,
lebih
Model
Investigation
rumit
daripada
pembelajaran merupakan
salah
melalui
dan
observasi
analisis
atau
dokumen.
commit to user Instrumen penelitian adalah observasi 8
perpustakaan.uns.ac.id
atau
monitoring
digilib.uns.ac.id
pedoman
rata-rata 66,32. Penilaian kinerja siswa
wawancara, catatan lapangan, dan analisis
mencakup empat indikator yaitu: (1)
dokumen.
keberanian
Uji
kelas,
validasi
data
adalah
siswa
selama
triangulasi dan review informasi kunci.
pembelajaran
Teknik analisis data dalam penelitian ini
keaktifan siswa bertanya dan menjawab
adalah
selama proses pembelajaran mencapai
analisis
komparatif. penelitian
kritis
dan
Indikator ini
keberhasilan
64,58%,
65,27%,
(2)
(3) perhatian siswa selama
(1)
Indikator
proses pembelajaran mencapai 68,75%,
(2)
Indikator
dan (4) antusian siswa mengerjakan tugas
keberhasilan produk Prosedur penelitian
menulis teks hasil observasi mencapai
mencakup penyusunan rencana (plan),
66,67%. Nilai-nilai siswa tersebut ada
tindakan (act), observasi (observe), dan
yang berada pada kategori kurang, cukup,
refleksi (reflect).
dan baik.
keberhasilan
yaitu
analisis
mencapai
proses
proses
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pelaksanaan Prasiklus Terdapat dua aspek yang menjadi fokus
penilaian
dalam
pembelajaran
menulis teks hasil observasi, yaitu: proses pembelajaran
menullis
teks
hasil
observasi dan hasil pembelajaran menulis teks hasil observasi. Penilaian proses
guru dan siswa. Penilaian
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Prasiklus Nilai siswa tidak ada yang
kinerja guru dalam kegiatan belajar
mencapai standar dari nilai KKM (75).
mengajar, guru juga mendapatkan nilai
Nilai tertinggi di kelas VII-C ialah nilai
yang berada pada kategori cukup yakni
71,42. Sedangkan rata-rata nilai siswa
66,25 dengan jumlah skor 53. Penilaian
kelas belum memenuhi KKM yang
kinerja siswa pratindakan mencapai nilai
ditentukan, yakni 65,95. Ketuntasan yang
didapatkan dari pengalaman dan penilaian terhadap
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dicapai pada prasiklus siswa belum
berada
mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil
sebanyak 5 siswa, kategori baik sebanyak
pratindakan tersebut, dapat dikatakan
28 siswa, dan kategori sangat baik
bahwa kemampuan menulis teks hasil
sebanyak 3 siswa.
observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri
b) Kualitas Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Hasil siklus I, kemampuan menulis
1 Rembang Purbalingga belum sesuai dengan yang diharapkan, yakni tuntas
teks
minimal 75 dan ketuntasan klasikal
dibandingkan
2. Siklus I a) Kualitas Proses Pembelajaran (1) Penilaian Kinerja Guru Penilaian kinerja guru dalam
12 siswa (33,33%) dari 36 siswa kelas VII-C
ini
Proses
menggunakan Group
Investigation, dapat diuraikan berikut ini. (1) Keberanian siswa mencapai 76,38%, (2) Keaktifan siswa sebesar 80,55%, (3) Perhatian
sebesar
Antusias
mencapai
SMP
Purbalingga.
pembelajaran
84,02% sebesar
dan
saat
sama atau di atas nilai KKM (75) menjadi
(2) Penilaian Kinerja Siswa
metode
keadaan
jumlah siswa yang memperoleh nilai
berada pada kategori sangat baik.
dengan
dengan
apabila
peningkatan. Siklus I ini ada peningkatan
yang dapat dicapai guru 83,75, nilai ini
aspek.
kenaikan
sudah
siswa yang telah tuntas pun mengalami
jumlah skor yang diperoleh guru 67. Nilai
empat
siswa
nilai rata-rata yang meningkat, jumlah
penilaian kinerja guru siklus I, diketahui
siswa
observasi
cukup
pada siklus I mencapai 74,44. Selain dari
indikator kegiatan. Berdasarkan lembar
kinerja
kategori
sebesar 65,95 sedangkan nilai rata-rata
Penilaian kegiatan ini terdiri dari 16
Penilaian
siswa,
pratindkaan. Nilai rata-rata pada prasiklus
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
pembelajaran
hasil
mengalami
minimal 75%.
meliputi
pada
(4)
74,30%.
Diketahui bahwa jumlah siswa yangcommit to user 10
Negeri
1
Rembang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa sebesar 91,67%, (3) Perhatian peserta didik sebesar 93,75% dan (4) Antusias mencapai sebesar 90,27%. b) Kualitas Hasil Pembelajaran Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 74,44 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 83,07. Nilai rata-rata siklus II ini sudah naik 8,63 angka dari nilai KKM yang ditentukan (70). Nilai terendahnya 74,28 dan nilai Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus I 3. Siklus II a) Kualitas Proses Pembelajaran (1) Penilaian Kinerja Guru Penilaian kinerja guru meliputi 16
tertingginya 94,28. Nilai akhir siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Ada 35 siswa yang telah memenuhi KKM.
indikator. Berdasarkan beberapa aspek penilaian tersebut, diketahui jumlah skor yang diperoleh guru 77. Nilai yang dapat dicapai guru 96,25, nilai ini berada pada kategori
sangat
baik.
Pada
proses
pembelajaran menulis teks hasil observasi siklus
II
guru
kembali
melaksanakan
kegiatan
menulis
hasil
teks
berusaha
pembelajaran
observasi
sesuai
dengan RPP yang telah dibuat.
Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi Siklus II
(2) Penilaian Kinerja Siswa Dapat
diketahui
bahwa
jumlah
B. PEMBAHASAN 1. Peningkatan Kualitas Proses Penelitian terdahulu berkaitan
siswa yang berada pada kategori baik sebanyak 12 siswa, dan kategori sangat
dengan usaha meningkatkan kemampuan
baik sebanyak 24 siswa. (1) Keberanian
menulis siswa yaitu penelitian yang siswa mencapai 93,75%, (2) Keaktifancommit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilakukan oleh Arlina Distia Mahargyani
di mana unit gaya dan gerak diajarkan
dengan judul “Peningkatan Kemampuan
dalam
Menulis Deskripsi dengan Menggunakan
Penelitian ini dilakukan dalam tiga
Metode Field Trip Pada Siswa Sekolah
kelompok yang berbeda. Salah satu
Dasar” (2012). Penelitian ini bertujuan
kelompok ini adalah Group Investigation
untuk meningkatkan kualitas proses dan
Group (GIG), kelompok kedua adalah
hasil penulisan deskripsi siswa kelas V
Belajar Bersama Group (LTG) dan yang
SD N II Genang, Kecamatan Tirtimoyo,
lainnya adalah Grup Control (CG), di
Kabupaten Wonogiri dengan menerapkan
mana
metode pembelajaran Field Trip. Hasil
diterapkan.
penelitian menunjukan bahwa penerapan
menunjukkan tidak ada perbedaan yang
metode Field Trip dalam pembelajaran
signifikan antara GIG dan LTG, tetapi
menulis deskripsi dapat meningkatkan
perbedaan yang signifikan antara LTG
minat belajar siswa dari 53% pada siklus I
dan CG. Hal ini ditentukan bahwa banyak
menjadi 75% pada siklus II. Selain itu,
siswa mengalami kesulitan tertentu dalam
keaktifan siswa selama pembelajaran juga
menafsirkan grafik selama penelitian.
mata
kuliah
instruksi
fisika
berpusat
Hasil
umum.
pada
guru
penelitian
ini
Penelitian dilakukan oleh Ufuk
meningkat menjadi 53% pada siklus I
Şimşek yang berjudul “The Effects of
menjadi 87% pada siklus II.
Reading-Writing-Presentation and Group
Penelitian yang dilakukan oleh Nilüfer Okur Akçay yang berjudul “The
Investigation
Effects
and
Academic Achievements in Citizenship
Techniques
Lessons” (2012). Hasil penelitian ini
Applied in Teaching Force and Motion
mengkonfirmasi penelitian sebelumnya
Subjects
dengan
of
Group
Cooperative
Investigation
Learning on
Students’
Students’
bahwa
metode
RWP dan metode GI membantu siswa
penelitian ini adalah untuk mengetahui
memahami topik dan mempertahankan
pengaruh
pengetahuan
investigasi
teknik
pembelajaran
prestasi
akademik
Tujuan
menunjukkan
on
dari
Achievements”
(2012).
Academic
Methods
kelompok kooperatif mahasiswa
dan
secara
aktif
melibatkan
pada
siswa. Siswa sangat termotivasi yang
tahun
mengarah kepada siswa menggambarkan
user pertama di universitas menghadiri kelascommit totopik 12
keras
lebih
mudah
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memahami, memungkinkan mereka untuk
siswa
meningkatkan
lapangan kemerdekaan, penggunaan jenis
pengetahuan
dan
yang
memiliki
pembelajaran
percobaan mereka dengan keterampilan.
gaya
kooperatif
kognitif
model
Penelitian lain terdapat jurnal
investigasi kelompok lebih baik daripada
Journal of Education and Practice yang
jenis Accelerated Learning Team atau
dilakukan oleh Andri Pitoyo dengan judul
jenis
The
Investigation
Accelerated Learning Team memberikan
Learning Model, Accelerated Learning
sama hasil sebagai jenis Role Playing.
Team and Role Playing on Elementary
Pada kelompok siswa yang memiliki gaya
School Students’ Writing Skills Viewed
kognitif
from Cognitive Style. Dari penelitian ini
pembelajaran kooperatif adalah hanya
menunjukkan bahwa kemampuan menulis
semua baik.
Effect
siswa
of
Group
yang
mengikuti
Role
Playing,
ketergantungan,
Penelitian
model
yang
tiga
oleh
Ashok
Sapkota
jenis kelompok investigasi lebih baik
Students’ Writing Skill through Peer and
daripada kelompok siswa yang belajar di
Teacher
Accelerated Learning Team dan Role
Research” (2012). Pada awalnya banyak
Playing, sedangkan kemampuan menulis
siswa yang menganggap bahwa kegiatan
siswa yang ikuti kelompok kooperatif tipe
menulis
model pembelajaran dan Accelerated
termasuk sulit. Kegiatan menulis di kelas
Learning Team dan bermain peran yang
dikerjakan sebagai
sama. Kemampuan menulis siswa yang
karena
memiliki
lapangan
mencukupi bagi siswa dalam belajar
kemerdekaan yang lebih baik daripada
menulis di kelas. Siswa lebih menyukai
kelompok siswa yang memiliki gaya
kegiatan berbicara dari pada kegiatan
kognitif lapangan ketergantungan. Ada
menulis. Setelah dilakukan tindakan,
interaksi
siswa dapat melakukan kegiatan menulis
kognitif
antara
jenis
pembelajaran
keterampilan
Correction:
merupakan
dengan
“Developing
An
Action
kegiatan
pekerjaan
waktu
yang
rumah,
yang
tidak
dengan baik di kelas tanpa kesulitan.
kooperatif dan gaya kognitif dalam mempengaruhi
judul
jenis
pembelajaran kooperatif kelompok dalam
gaya
dengan
sedangkan
Penerapan metode pembelajaran
menulis.
user Investigation dalam pembelajaran Interaksi ditunjukkan kepada sekelompokcommit toGroup 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode baru yang digunakan oleh
menulis teks hasil observasi siswa kelas Rembang
guru, membuat siswa lebih aktif dalam
Purbalingga dapat membuat siswa lebih
proses pembelajaran. Siswa diajak untuk
tertarik dan termotivasi untuk aktif. Siswa
mengumpulkan
lebih bersemangat dalam mendengarkan
kegiatan
penjelasan guru, mendiskusikan data
mendiskusikannya
informasi
dan
sekelompoknya. Salah satu kunci sukses
bersemangat menulis teks hasil observasi.
dari yakni membuat siswa saling bekerja
Menurut Hamdani (2011: 91) langkah-
sama memecahkan masalah. Adanya
langkah
timbal balik yang baik antar siswa akan
VII-C
SMP
Negeri
hasil
model
1
observasi,
pembelajaran
Group
data
informasi
observasi,
kemudian
dengan
membuat
Seleksi topik, (2) Merencanakan kerja
pembelajaran.
sama, (3) Implementasi, (5) Analisis dan
penelitian, timbal balik antar siswa belum
sintesis, (6) Penyajian hasil akhir, dan (7)
maksimal. Timbal balik yang maksimal
Evaluasi.
terlihat
model
di
lebih
teman
Investigastion adalah sebagai berikut: (1)
Implementasi
siswa
dari
Namun,
siklus
dalam
pada
awal
Tindakan
ini
pembelajaan Group Investigation secara
dilakukan
umum dibagi menjadi enam langkah
kemampuan
menurut Rusman (2012: 221), yaitu: (1)
mengalami
mengidentifikasi
dan
Setelah dilakukan tindakan, kemampuan
dalam
siswa dalam menulis teks hasil observasi
kelompok, (2) merencanakan tugas-tugas
terbukti mengalami peningkatan dengan
belajar, (3) melaksanakan investigasi, (4)
baik sesuai dengan yang diharapkan yaitu
menyiapkan
siswa mencapai standar ketuntasan nilai
topik
mengorganisasikan
siswa
laporan
ke
akhir,
(5)
75.
mempresentasikan laporan akhir, dan (6) evaluasi. Berdasarkan pendapat teori tersebut, dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan menggunakan metode
Group
menerapkan pembelajarannya.
Investigation, beberapa
juga
langkah commit to user 14
secara
II.
aktif
siswa
berulang
sampai
dalam
menulis
peningkatan
yang
baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut kinerja
siswa
uraiannya
peningkatan
dalam
pembelajaran
menulis teks hasil observasi. (1) Keberanian
siswa
selama
proses
pembelajaran Pada
prasiklus
keberhasilannya
persentase
65,27%.
Hal
ini
disebabkan karena siswa kurang memiliki keberanian dalam
Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi a. Peningkatan Kinerja Guru
Berdasarkan
pembelajaran.
pembelajaran
pendapat Siklus
mulai
I
berubah,
pembelajaran tidak lagi berpusat pada
pengamatan
guru dengan tingkat keberhasilannya
peneliti, dapat diketahui bahwa kinerja
76,38%. Nilai keberanian siswa dalam
guru
kegiatan
pembelajaran menulis teks hasil observasi
selalu
mengalami
yang paling baik ada pada siklus II. Siswa
mulai
pratindakan
sudah semakin banyak yang berani
sampai kepada siklus II. Jumlah skor guru
mengemukakan pendapat kepada guru
pada pratindakan 53 dengan nilai 66,25
dan semakin kritis dengan persentase
dan berada pada kategori cukup. Pada
keberhasilan sebesar 93,75%.
siklus I, kinerja guru sudah dikategori
(2) Keaktifan siswa bertanya/ menjawab
dalam
belajar
baik
melaksanakan
mengajar
peningkatan
dari
dengan
hasil
mengemukakan
skor
sebesar
67
dan
selama proses pembelajaran
mencapai nilai 83,75. Nilai guru yang
Pada
pengamatan
awal
atau
paling tinggi didapatkan pada siklus II,
prasiklus
guru mendapatkan kategori sangat baik
pembelajaran sangat rendah. Hal ini juga
dengan skor 77 dan nilainya 96,25. Untuk
terlihat
lebih jelasnya, berikut disajikan diagram
64,58%. Nilai rata-rata siswa siklus I
perolehan
sudah
nilai
kinerja
guru
dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. b. Peningkatan Kinerja Siswa
keaktifan
dengan
tingkat
mengalami
persentase
siswa
terhadap
keberhasilan
peningkatan
keberhasilannya
dari
sebesar
commit to user 80,55%. Keaktifan siswa yang sangat 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baik terlihat pada siklus II dengan
hasil observasi pada semua aspek dari
persentase
pratindakan sampai siklus II mengalami
keberhasilannya
sebesar
91,67%.
peningkatan. Nilai rata-rata pratindakan
(3) Perhatian peserta didik terhadap
66,32. Pada siklus I, nilai rata-ratanya
proses pembelajaran
meningkat 12,49 mencapai 78,81. Siklus
Pada prasiklus
pengamatan
perhatian
atau
II nilai rata-ratanya juga meningkat
terhadap
menjadi 92,18. Pada kualitas proses
awal
siswa
pembelajaran masih terlihat rendah. Hal
pembelajaran
ini
bahwa
juga
didukung
dengan
tingkat
siklus
proses
I,
menunjukkan
pembelajaran
telah
keberhasilan 68,75%. Pada siklus I
melebihi capaian batas ketuntasan proses
mencapai
sebesar
pembelajaran yang telah ditentukan yaitu
84,02%. Pada siklus II perhatian siswa
75%. Namun pembelajaran tidak hanya
terlihat sangat baik dengan persentase
sampai pada siklus I, karena nilai KKM
keberhasilannya sebesar 93,75%.
pada
(4) Antusias mengerjakan tugas penulisan
terpenuhi.
keberhasilannya
dalam mengerjakan tugas masih rendah. terlihat
dari
untuk
kepada
I
belum
itu
perlu
pembelajaran
siklus II.
Pada prasiklus antusias siswa
tersebut
siklus
Maka
ditindaklanjuti
teks hasil observasi
Hal
pembelajaran
2. Peningkatan Kemampuan Menulis
tingkat
Teks Hasil Observasi
keberhasilannya 66,67%. Pada siklus I,
Pelaksanaan
tindakan
prasiklus,
tingkat keberhasilan 74,30%. Pada siklus
siswa
I ini, siswa semakin semangat dalam
Rembang
menyelesaikan tugas dari guru. Pada
kemampuan menulis teks hasil observasi
siklus II, nilai antusias siswa dalam
yang masih rendah. Hasil akhir siswa
mengerjakan tugas menulis teks hasil
tidak mencapai KKM yang ditentukan,
observasi mengalami peningkatan dengan
yakni 75 dan ketuntasan klasikal kelas
sangat baik. Hal ini terlihat dari perolehan
yakni 75%. Hal ini dapat diketahui dari
akhir dari siklus II yaitu 90,27%.
hasil pratindakan. Nilai rata-rata kelas
Secara
umum,
nilai
rata-rata
kelas
VII-C
SMP
Purbalingga
Negeri
1
memiliki
adalah 65,95, angka ini masih jauh dari
user yang ditentukan. Siklus I, jumlah kualitas proses pembelajaran menulis tekscommit toKKM 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
tuntas mencapai 97,22% dengan jumlah
Rembang Purbalingga yang mencapai
35 siswa atau dengan kata lain dapat
KKM masih belum mencapai 75%.
dikatakan terjadi peningkatan sekitar
Terdapat 12 siswa atau 33,33% yang
63,89% dari siklus I ke siklus II. Pada
tuntas. Nilai rata-rata kelas juga masih
siklus II, guru dan siswa telah terbiasa
74,44. Hal ini dapat dimaklumi karena
dengan metode Group Investigation,
siswa dan guru kelas VII-C SMP Negeri
sehingga hasil akhir pembelajaran telah
1 Rembang Purbalingga belum terbiasa
mencapai KKM yang ditentukan. Namun
menggunakan
ada satu siswa yang masih berada di
siswa
kelas
VII-C
Negeri
metode
Investigation terutama
SMP
dalam
dalam
Group
bawah nilai KKM.
pembelajaran
menulis
teks
hasil
observasi. Namun, hal tersebut sudah mengalami peningkatan dari segi kualitas proses
dan hasil dibandingkan dengan
pembelajaran pratindakan. Melihat hasil siklus I yang belum sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran menulis
teks
hasil
observasi,
maka
tindakan dilanjutkan ke siklus II. Pada tindakan siklus II dilakukan perbaikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada tindakan sebelumnya siklus I. Hasil dari
ternyata sangat memuaskan. Rata-rata
Peningkatan Nilai Kemampuan Pembelajaran Menulis Hasil Observasi Gambaran penjelasan di atas adalah
kelas mengalami peningkatan dari 74,44
gambaran
menjadi 83,07. Hasil pada tindakan siklus
selama
II ini menunjukan nilai rata-rata telah
prasiklus
memenuhi nilai KKM yang ditentukan.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada
Peningkatan yang signifikan terlihat pada
pada bab I, gambaran penjelesan ini ialah
tindakan yang dilakukan pada siklus II
user hasil ketuntasan klasikal. Siswa yangcommit tojawaban 17
peningkatan pembelajaran sampai
dari
yang dari
kepada
dialami kegiatan
siklus
permasalahan
II.
tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa
penerapan
digilib.uns.ac.id
metode
Group
SARAN
Investigation dapat meningkatkan kualitas
Berdasarkan
simpulan
peneliti
proses pembelajaran dan Kemampuan
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
Menulis teks hasil observasi siswa kelas
1. Bagi siswa hendaknya dapat menulis
VII-C
SMP
Negeri
1
Rembang
teks
hasil
observasi
dengan
Purbalingga.
menggunakan
metode
Group
SIMPULAN
Investigation yang mampu membuat siswa
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil dua simpulan
lebih
bersemangat
dalam
mengikuti pembelajaran. 2. Bagi
besar sebagai berikut. Penerapan metode
guru
diharapkan
dapat
Group Investigation dapat meningkatkan
meningkatkan kompetensinya dengan
kualitas proses pembelajaran menulis teks
mengikuti penelitian dan forum-forum
hasil observasi siswa kelas VII-C SMP
ilmiah.
Negeri 1 Rembang Purbalingga. Kualitas
mengajar
proses dapat dilihat dari peningkatan
menjadi pembelajaran yang menarik
proses pembelajaran yang dilakukan guru
dan
dan
Investigation,
siswa.
metode
Selanjutnya,
Group
penerapan
Investigation
dapat
Selain
inovatif
tentang
meningkatkan kinerja guru mata pelajaran
yang
mengubah kurang
metode pengetahuan
pembelajaran
cara
menarik
Group guru semakin
bertambah.
kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang
3. Bagi pihak sekolah sebaiknya harus
Purbalingga dalam pembelajaran menulis
memotivasi guru untuk melakukan
teks hasil observasi. Penerapan metode
inovasi dalam pembelajaran misalnya
Group Investigation dapat meningkatkan
dengan melakukan penelitian tindakan
kemampuan menulis teks hasil observasi
kelas disertai pemilihan metode yang
siswa
1
tepat. Selain itu, Pihak sekolah juga
Rembang Purbalingga. Jumlah siswa
sebaiknya dapat mengupayakan dan
yang tuntas dalam pembelajaran menulis
melengkapi sarana dan prasana yang
teks
mendukung terselenggaranya proses
kelas
hasil
VII-C
SMP
observasi
Negeri
mengalami
peningkatan.
belajar-mengajar. commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Akçay, Nilüfer Okur. (2012). “The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Students’ Academic Achievements”. Journal of Educaion Sciences Researcs. Volume 2 (No. 1). Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Alfabeta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hidayatullah, Forqon. 2009. Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka. Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keraf, Gorys. 2002. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya. Kusmana, Suherti. 2014. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Madya, Suwarsih. 2009. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan, Action Research. Yogyakarta: Alfabeta. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Pitoyo, Andri. (2014). “The Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team and Role Playing on Elementary School Students’ Writing Skills Viewed from Cognitive Style”. Journal of Education and Practice. Vol.5, (No.1). Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sapkota, Ashok. (2012). “Developing Students’ Writing Skill through Peer and Teacher Correction: An Action Research”. Journal of NELTA, Vol. 17. (No. 1). Şimşek, Ufuk. (2012). “The Effects of Reading-Writing-Presentation and Group Investigation Methods on Students’ Academic Achievements in Citizenship Lessons”. Journal of Educaion Sciences Researcs. Volume 2 (No. 2). Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Taniredja, Tukiran. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henri Guntur. 2008. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Uno, B. Hamzah. 2012. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
commit to user