lumal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, lrlo 1, Juni 2009
ANALISIS PROSES PERAWATAN MESIN DENGAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM KAITANNYA DENGAN TINGKAT DEFECT DAN BREAKDOWN YANG TINGGI PADA PT. FMI JAKARTA Haryadi Sarjono, Edi Santoso Endy Setiawan Universitas Bina Nusantara, lakarta
Arko Pujadi Universitas I ay abay a, Jakarta
ABSTRACT
Quality in produced product become the important factor in manufacture industry
competition this time. FMI company as the biggest producer whole wheat in world always tried in order to product quality that produced may satisfied consumer desire. Problem that faced by FMI company was the high defect that exceeding standard which have determined at May-June 2009'h production. After research has doni, founded that the root caused of mctchines which doesn't work optimally. Therefore, researcher feel important discussing system of machine treatment exist in FMI company. As for method which used in this research is Stotistical Process Control (SPC) method for process quality operation, and Total Productive Maintenance (TPilrI) method for treatment machine system. By using the method, researcher will look for value of process capability (cp and cpk) by using map
conduct x - R, then look for value from overall Equipment Effectiveness (oEE) in production process Mill MNO. Researcher also will lookfor potential cause that caused the height defect and breakdown in Mill MNO by Failure Mode method, Effect and Criticality Analysis (FMECA).In the end a repair suggestion will be proposed by researcher in effort to lessen level of defect may reduce breakdown time that become problem of Mill MNO. Estimate writing of this skripsi may become a positive input for continuous improvement effort that do by PT. FMI Jakarta. Keywords
:
quality, defect, map conduct
i- n, Ong, breakdown,
FMECA, continuous
improvement ly'ole .' Nama perusahaan dan produknya sesuai saran perusahaan disamarkan
PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, persaingan dalam industri manufaktur menjadi sangat ketat dimana tiap perusahaan bersaing untuk dapat menjual produk mereka pada konsumen. Salah satu upaya yang ditempuh untuk mencapai hal tersebut adalah dengan meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan sehingga produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Konsumen juga menjadi sangat peka terhadap masalah kualitas produk yang
28
ANALISIS PROSES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sarjono, Edi Santoso, Endy Setiawan, Arko Pujadi
dihasilkan oleh perusahaan, sehingga pengendalian kualitas menjadi faktor yang sangat penting dalam industri manufaktur saat ini. Mengikuti perkembangan teknologi yang ada, perusahaan saat ini banyak yang beralih dari sistem padat karya kepada sistem yang bersifat otomatisasi, dimana proses produksi yang dilakukan sebagian besar dikerjakan oleh mesin secara otomatis, sehingga masalah kualitas produk sangat bergantung juga kepada kinerja mesin yang dipakai perusahaan. Tak dapat dipungkiri, tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan usaha atau laba. Hal ini diupayakan dengan cara meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari proses produksi juga dengan menekan biaya dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu, perusahaan harus berjuang untuk dapat mencapai suatu tahap produksi yang efisien, efektif, produktif sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. PT. FMI Jakarta adalah perusahaan penggilingan tepung terbesar di dunia, dimana tepung hasil produksi dapat menyediakan supply sebesar 60% kebutuhan pasar dalam negeri. Dalam menjalankan produksinya, PT. FMI sangat mementingkan pengendalian kualitas dari produk yang mereka hasilkan. Hal ini dicerminkan dari tingkat defect yang diperbolehkan dalam produksi yaitu hanya sebesar 2,5Yo dari total produksi. Perawatan mesin juga menjadi salah satu aspek penting yang diutamakan oleh PT. FMl, karena mesin-mesin merupakan asset terbesar dari perusahaan, sehingga proses perawatannya harus dilakukan dengan baik agar dapat mempertahankan asset perusahaan dalam menjalankan produksi. Tingkat breakdown mesin harus dijaga serendah mungkin agar kerusakan mesin tidak terjadi dan mengganggu produksi yang ada. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan difokuskan pada proses pengendalian kualitas yang ada pada PT. FMI, terutama pada zll/ MNO yang memproduksi tepung cap "Piring Terbang". Proses perawatan mesin pada zil/ MNO juga akan dibahas dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui tingkat kapabilitas proses dari mill MNO. (2) Untuk mengetahui tingkat Overall Equipment Effectiveness dari mill MNO. (3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari mill MNO.
TELAAH LITERATUR Pengertian Kualitas Menurut Douglas C. Montgomery (2001,p4), kualitas adalah kesesuaian dengan kegunaannya dan berbanding terbalik dengan banyaknya variasi yang ada. Barang yang berkualitas adalah barang yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan pembuatannya, dan tidak mempunyai variasi dalam produknya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Juran (1962) mengenai kualitas yaitu kesesuaian (conformance) dengan tujuan dan manfaat. Tedapat delapan dimensi dalam membahas kualitas yaitu: (l) Performance. (2) Reability. (3) Durability. (4) Serviceability. (5) Aesthetlcs. (6) Features. (7) Percieved Quality. (8) Conformance to Standards. Dalam mempertimbangkan barang berkualitas, harus dipertimbangkan kedelapan dimensi tersebut. Makin banyak dimensi yang dimiliki suatu produk, makin baik kualitas produk tersebut.
29
Jumal Riset Manajemen & Br'snis. Volume 4, No 1, Juni
2009
Pengertian Pengendalian Kualitas Secara umum, pengendalian kualitas dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang
efektif untuk memadukan pengembangan, pemeliharaan, dan upaya perbaikan kualitas dalam produksi, pemasaran, dan organisasi berada dalam tingkat yang paling ekonomis sehingga konsumen mendapat kepuasan penuh. Terdapat dua pendekatan dalam pengendalian kualitas, yaitu On-line Quality Control dan Off-line Quality Control. On-line Quality Control mengacu pada pengendalian kualitas saat proses produksi sedang berjalan, sedangkan Off-line Quality Control mengacu pada pengendalian kualitas sebelum suatu proses produksi berjalan.
Tujuan Pengendalian Kualitas Tujuan utama dari pengendalian kualitas adalah untuk meminimalisir variasi dan
defect dalam suatu proses produksi. Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada output yang dihasilkan.. Terdapat dua macam variasi, yaitu variasi penyebab umum (berasal dari dalam sistem) dan variasi penyebab khusus (berasal dari luar sistem). Variasi penyebab khusus yang ada dalam suatu sistem harus dieliminasi agar sistem tersebut dapat dikatakan stabil.
Defect adalah produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Defect dapat menyebabkan konsumen tidak mendapatkan manfaat dari produk yang seharusnya didapatkan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
Dengan meminimalisir variasi dan defect, produk yang dihasilkan dari proses produksi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sehingga produk yang dihasilkan dapat memuaskan keinginan pelanggan. Pengertian Statistical QualW Control Menurut Douglas C. Montgomery (2001, pl54), Statistical Quality Control (SQC) adalah kumpulan dari tools (seven tools) yang digunakan untuk pemecahan masalah sehingga tercapai kestabilan proses dan peningkatan kapabilitas dengan pengurangan variasi.
Tujuan utama dari SQC menurut Gerald Smith (1996, p4), antara lain: (l) minimasi biaya produksi. (2) Memperoleh kekonsistenan terhadap produk dan servis yang memenuhi spesifikasi produksi dan keinginan konsumen. (3) Menciptakan peluang-peluang untuk semua anggota dari organisasi untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas. (4) membantu karyawan managemen dan produksi untuk membuat keputusan yang ekonomis mengenai tindakan yang akan diambil yang dapat mempengaruhi proses. Seven tools dalam SQC antara lain adalah: (l) lembar periksa (checl<sheet). (2) diagram pareto. (3) diagram sebab akibat (fishbone). (4) diagram batang (histogram). (5) diagram tebar (scatter). (6) diagram alir (flowchart). (1) peta kendali (control chart). Seven tools tni digunakan dalam proses pengendalian kualitas agar proses yang ada dapat mencapai tingkat kualitas yang diinginkan.
30
ANALISIS PRoSES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sarjono, Edi Santoso, Endy Setiawan, Ad
Pengertian Kapabilitas Proses Kapabilitas proses adalah rasio dari rentang toleransi dengan variasi proses natural
(Montgomery, 2001, p358). Kemampuan suatu proses dalam memenuhi batas-batas spesifikasi hanya boleh dihitung apablla proses tersebut berada dalam batas-batas pengendalian statistikal. Artinya, proses tersebut tidak boleh memiliki variasi penyebab khusus, sehingga variasi yang ada hanya variasi umum, yang berarti variasi tersebut merupakan refleksi dari apa yang mampu dicapai proses tersebut.
Indeks Kapabilitas Proses dapat dimengerti sebagai sebuah pengukuran dari seberapa baik performa dari proses tersebut. Kemampuan suatu proses dalam memenuhi spesifikasi merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur seberapa baik suahr proses. lndeks Kapabilitas yang digunakan tidak memiliki dimensi sehingga dapat digunakan pada segala bidang dan tidak tergantung pada parameter produk tersebut.
Pengertian Maintenanc Maintenance atau perawatan mesin dapat didefrnisikan sebagai usaha untuk menjaga atau mempertahankan dalam kondisi yang awet (Levitt, 2003,p200). Menurut Blanchard et al. (1995, pl5), maintenance adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan suatu sistem atau produk, atau memperbaiki sehingga dapat berada dalam suatu kondisi operasi yang diharapkan. Dalam perusahaan dimana proses produksi yang dijalankan sudah bersifat otomatisasi, perawatan mesin menjadi sangat signifikan karena bila terjadi breakdown pada mesin, kerugian akibat produksi yang terhambat sangat besar. Oleh karena itu, perusahaan yang memakai sistem otomatiasi harus mengutamakan proses perawatan mesinnya agar dapat berjalan dengan efektif dan efi sien. Dalam perawatan mesin terdapat kerugian yang harus dihindari yang biasanya disebut sebagai Six Big los.iess, yaitu: (l) Breakdown due to equipmentfailure. (2) Setup and adjustment. (3) Idling and minor stoppages. (4) Reduced Speed. (5) Defects in process and rework. (6) Reduced Yield. Hal-hal inilah yang harus dihindari dengan cara melakukan perawatan mesin dengan baik.
Pengertian Totql Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah sistem Preventive Maintenance yang dilakukan oleh semua karyawan melalui aktifitas grup-grup kecil. Seperti halnya TQC, TPM adalah sistem maintenance yang dilakukan pada level companywide (seluruh aspek perusahaan) (Nakajima, 1988). Menurut Blanchard et a1.(1995, pl7), TPM adalah konsep perawatan mesin yang terintegrasi, dimana pendekatan yang dipakai adalah top-down, berorientasi pada sistem, dan memperhitungkan faktor life-cycle, dengan tujuan utama untuk memaksimalkan produktifitas.
Tujuan dari TPM antara lain: (1) maksimasi efektifitas peralatan. (2) perkembangan sistem Productive Maintenance untuk masa hidup suatu peralatan. (3) melibatkan semua departemen yang merencanakan, mendesain, menggunakan, atau memelihara peralatan dalam implementasi TPM. Departemen yang terlibat antara lain Engineering, Desain, Produksi, dan Maintenance. (4) dengan aktif melibatkan semua karyawan dari manajemen tingkat atas sampai pada pekerja lantai produksi. (5)
31
Jumal Riset Manajemen & Br?nrb. Volume 4, No 1, Juni
Mempromosikan
TPM melalui
2009
manajemen motivasi dengan cara Autonomous
Maintenance.
l.
Pengertian Overall Equipment Effectiveness Overall Equipment Effectiveness adalah suatu metode pengukuran tingkat
efektifitas pemakaian suatu peralatan atau sistem dengan mengikutsertakan beberapa sudut pandang dalam proses perhitungan tersebut. Sudut pandang yang diikutsertakan dalam perhitungan antara lain adalah tingkat availability, tingkat performance, dan tingkat quality dari suatu mesin atau sistem. Dalam perhitungan OEE, kesemua faktor dalam srx big losses dihitung, sehingga tingkat efektifitas mesin yang dihitung dalam OEE merupakan tingkat efektifitas nett (bercih). Tetapi, terkadang keterbatasan pencatatan data menjadi suatu penghalang yang sangat besar dalam perhitungan OEE. Seringkali suatu perusahaan tidak mau mengeluarkan biaya yang besar unfuk mencatat setiap data yang ada, sehingga terkadang antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya terdapat perbedaan dalam proses perhitungan OEE terutama dalam data yang dipakai. Masih menurut Nakajima (1988,p28), kondisi ideal suatu perusahaan adalah dimana nilai oEE yang dicapai adalah sebagai berikut: Availability : greater than 90 o/o,
Performance greater than 95yo, Quality
greater than g9yo,
sehingga
Overall Equipment Effectiveness: greater than 85oh.
2. Pengertian Fsilure Mode, Effect
and Criticality Anatysis Menurut Blanchard et al.(1995, p235), FMECA adalah suatu teknik desain yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menginvestigasi secara sistematis kelemahan potensial sebuah sistem (produk atau proses). FMECA meliputi metodologi untuk memeriksa semua cara dimana suatu kegagalan sistem dapat terjadi, efek potensiat dari kegagalan pada performa sistem dan keamanan, dan tingkat keseriusan dari efek tersebut. Dalam pembuatan FMECA, setiap kemungkinan penyebab potensial yang te{adi
harus dicari, ditentukan tingkat kritikalitas efeknya terhadap sistem, dan dicari solusi pemecahan masalahnya. Tingkat kritikalitas suatu penyebab dapat ditetukan dengan menggunakan Risk Priority Number yang dicari dengan menentukan nilai-nilai dari tingkat Severity, Occurance, dan Detectability. Setelah efek suatu penyebab diketahui, penyebab
dengan
nilai RPN tertinggi harus
diprioritaskan untuk diselesaikan agar tidak
mempengaruhi sistem.
METODA PENELITIAN Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Dimana menurut consule (Husein, 2001, p56),jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian terinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalu. Dalam penelitian ini, obyek penelitiamya adalah PT. FMI Jakarta yang berada didaerah Tanjung priok, pada mill MNO. Metode yang dipakai dalam pengendalian kualitas adalah metode SQC dan pada
32
ANALISIS PROSES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sarjono, Edi Santoso, Endy Setiawan, Arko Pujadi
perawatan mesin adalah TPM. Time Horison yang digunakan bersifat Time Series yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dalam mengumpulkan informasi adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Dilakukan untuk memperoleh data primer, dilakukan dengan mendatangi perusahaan sehingga kebutuhan akan data pokok dapat terpenuhi. Teknik pengumpulan datanya dengan cara: (l) wawancara dengan pihak perusahaan. (2) observasi lapangan.
2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang dapat menunjang penelitian yang diperoleh dari buku literatur, artikel, jurnal-jurnal, dan melalui intemet. Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penentuan Produk dan Kategori yang diteliti
Produk yang diteliti dalam penelitian ini adalah produk tepung terigu hasil produksi PT. FMI dengan merek dagang "Piring Terbang" sebagai produk premium tepung
terigu untuk pasar domestik. Pada saat penelitian yaitu dari bulan April-Juni 2009, ditemukan bahwa tingkat defect pada bulan Mei dan Juni 2009 sangat tinggi melebihi batas yang ditentukan oleh PT. FMI yaitu bulan Mei 4.425oh dan bulan J:urrri 5.495%o. Dalam produksi tepung "Piring Terbang", kategori kualitas yang harus dipenuhi antara lain adalah: (l) kadar protein. (2) kadar kelembaban (moisture). (3) kadar kekotoran (ash). Kategori kualitas yang akan diteliti akan dicari dengan cara membuat diagram pareto terhadap ketiga kategori tersebut.
aa -) -)
Jumal Riset Manajemen & Bisnt's. Volume 4, Irlo 1, luni
Gambar
1.
2009
Gambar Diagram Pareto
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
Dari pembuatan diagram pareto, ditemukan bahwa kategori moisture merupakan kategori yang paling banyak menyebabkan defect pada produksi, sehingga dalam penelitian ini data yang akan diateliti adalah dari kategori moishtre. Pembuatan Peta Kendali
i
-R
Setelah data-data test moisture dikumpulkan, akan dibuat peta kendali i - n, karena datayang dikumpulkan bersifat data variabel dan besarnya sampel berkisar antara 2
34
ANALISIS PR0SES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sadono, Edi Santoso, Endy Setiawan,
Gambar
2.
Gambar Peta Kendali
x
Afto Pujadi
- R Revisi
.i-flfl ,l.q:#
::.::.:.1:::=l;xilii
I
.8,*rit-irri+i:,,
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
Setelah semua data berada di dalam batas kendali, yang berarti tidak terdapat variasi penyebab khusus pada sistem, maka selanjubrya akan dicari nilai dari kemampuan proses tersebut dengan menghitung kapabilitas proses. Perhitungan Kapabilitas Proses
s:
R
0.2853
-dz 2.534
cp =
USL_ LSL ----------:-
CPL:
6s
:0.1126
: 14.5466 - 13.99s0 6*0.tt26
O.ssl6
X_LSL
14.2708- 13.99s0
0.2758
3s
3*0.1L26
0.3378
USL_X : 145466-t4.2708
CPU: -:
3s
3*0.1126
:0.8165
0.67s6 :0.8165
0.2758 :0.8165 0.3378
35
Jumal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, No 1, Juni
2009
Cpk: Min (CPL;CPU) Cpk: Min (0.8165; 0.816s) Cpk:0.816s Nilai Cp
sebesar 0.8 165
<
I,
berarti kapabilitas proses penggilingan tepung "Cakta
Kembar" berada dalam tahap yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena nilai Cp yang dihitung adalah bersifat jangka pendek (short term) dimana periode yang dihitung hanya dua bulan produksi. Oleh karena itu, nilai Cp ini tidak mencerminkan stabilitas proses jangka panjang.
Nilai Cpk sebesar 0.8165 dapat dikatakan sama dengan nilai Cp yang berarti proses cenderung berada mendekati batas tengah (centered). Nilai Cpk <1, berarti kemampuan sesungguhnya dari proses tersebut kurang baik dan harus dilakukan perbaikan yang besar untuk memenuhi batas
6o
(six sigma).
Pembuatan FMECA defect tinggi
Tabel 1. Tabel Dokumentasi FMECA a::.:i7/./.(,4n1
S41-.::.4..::1::::1,,:;l
ffil
lr
\));;;ffi W,?/+ 'iwffi,#,i W.#:= Proses
Produksi tepung
"Cakra Kembar"
Kffi
kapabilitas proses yang
li\
ulx::.
llllW::,:.-,i Tingkat Defect yang tinggi dan
t':ia;;;7////tli
lR?,14i
Pemahaman terhadap Pengendalian
ii):ii
Operator diberikan 5
2
5
50
Kualitas Kurang
orientasi terhadap
rendah Pemahaman terhadap Mesin dan Proses Kurang
penekanan
5
1
4
60
kualitas Operator diberikan training tentang mesin dan Droses
Bahan Baku
kurang baik
Tidak ada Standar dalam setting Mesin tidak beroperasi optimal
36
8
4
4
128
5
2
3
30
Pemilihan jenis gandum yang baik dan penyimpanan yang baik Dibuat standar setting mesin yang baku
-1
6
6
252
Downtime harus dikurangi
ANALISIS PROSES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sarjono, Edi Santoso, Endy Setiawan, Arko Pujadi
Produktifitas Mesin Berkurang
210
Perawatan mesin harus direncanakan dengan baik
Hasil Pengolahan Data PT. FMI (2009)
Tabel 2. Tabel Peringkat RPN
Mesin Tidak Beroperasi Ootimal Produktifitas Mesin Pemahaman terhadap Mesin dan Proses Kuran Pemahaman terhadap Pengendalian Kualitas Tidak ada standar dalam setti Sumber : Hasil Pengolahan Data PT. FMI (2009)
Analisa Perawatan Mesin pada PT. Bogasari
Dari hasil pembuatan FMECA, ditemukan bahwa penyebab utama tingkat defect yang tinggi pada mill MNO adalah karena faktor mesin. Mesin pada Mrl/ MNO tidak dapat beroperasi optimal karena sering te{adi breakdown dan produktifitas mesin berkurang
karena umur mesin sudah tua, sehingga dalam penelitian ini dirasa penting untuk membahas dan menganalisa proses perawatan mesin pada Mrl/ MNo. Mrl/ MNo sebenarnya sudah memakai sistem perawatan mesin dengan metode TpM, tetapi pelaksanaan dari metode ini masih belum maksimal. Perencanaan jadwal maintenance terlihat seadanya, tidak detail, dan tidak ada pengecekan apakah pekerjaan sudah dilakukan sehingga perawatan mesin belum optimal.
Dari hasil penelitian lebih lanjut, ditemukan bahwa tingkat breakdown yang terjadi pada mill MNO pada bulan Mei dan Juni 2009 sangat tinggi yaitu pada bulan Mei sebesar 28,17 jam dan pada bulan Juni sebesar 21,58 jam. Setelah dilakukan wawancara, ternyata terdapat suatu tren musiman dimana tingkat breakdown Mill M,NO meningkat tajam karena pada bulan-bulan tertentu permintaan tepung terigu menin gkat tajam karena dipengaruhi hari raya Lebaran dan Natal, sehingga pada saat-saat ini mesin harus berkerja kontinyu dan kurang waktu istirahat, sehingga breakdown mesin menjadi tinggi. Dalam menganalisa kemampuan mesin, penelitian akan difokuskan dengan mencari nilai Overall Equipment Effectiveness dari Mll/ MNO.
Perhitungan Overall Equipment Effectiveness Availabiity (operating rate)
: loadingtime -
downtime
loadingtime
37
Jumal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, No 1, luni
2009
844.38Availability(operatingrate): Availability
(operating rate) :
P erJbrmanc e
Rate CK
-
Performance Rate
CK-
Performance Rate
CK:
- ---Rate:
-
input
-
Quality
49.75
g443S
0.941 I
actu al c ap aci ty C K
idealcapacitycK 40'379'14 4T,667 0.9691
defects
.
lnput _ 22,766,447 -1,112,704 Oualin Ratu: 22,766,447 2l'653'7 43
'
euatity Rate
:
22,766,447
Quality Rate -- 0.951 I OEE
:
Avail ab il ity * P erformance * Quality, dimana
Availability: 0.941I Performance: 0.9691
Quality: 0.9511, sehingga oEE
:
:
0.94t1 * 0.9691 * 0.951I
oEE:0.8674 OEE:86.74Yo. Meskipun nilai OEE yang dicapai sudah ideal, tetapi tingkat breakdown yang terjadi masih sangat tinggi, sehingga kemungkinan untuk melakukan improvement sangat tinggi.
Pembuatan FMECA breakdown tinggi
38
ANALISIS PRoSES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sarjono, Edi Santoso, Endy Setiawan, Arko Pujadi
Tabel 3. Tatrel Dokumentasi FMECA ::l.
NiiinE
i4p.i# Dibuat team untuk melakukan
Kurangnya autonomous
7
4
5
r40
maintenance
outonomous
maintenance
rutin Pemahaman Operator terhadap Mesin dan Proses Kurang
Operator diberikan 5
J
4
training
60
tentang mesin dan nl"oses
Proses
Tingkat
Umur mesin sudah
Perawatan
Breakdown
tua
Mesin PT. FMI
yang tinggi
6
5
4
Penyesuaian desain mesin dan
120
settins Setting mesin belum sesuai dengan QG yang baru
Sistem Perawatan mesin belum optimal
Dibuat 6
4
4
standar
96
setting yang baru Sistem perawatan
7
7
6
yangada
294
harus
diperbaiki Perawatan
Kurangnya waktu istirahat mesin
Sumber : Pengolahan data Maintenance
6
6
5
preventif
180
mesin secara berkala
Mill MNO PT. FMI (2009) Tabel 4.
Tabel Peringkat RPN
ilrffi
ilVi,ifibilWll/,4
I 2
J
4
Sistem Perawatan Mesin tidak optimal Kuransnva waktu istirahat mesin K rrransnva autonomous maintenance Umur mesin sudah tua
294
t80 140
t20
39
Jumal Riset Manajemen & Bisnis. Volume 4, lVo 1, Juni 2009
mesin belum sesuai Sumber : Pengolahan data Maintenance
Mill MNO PT. FMI (2009)
Dari hasil pembuatan FMECA, ditemukan bahwa penyebab utama tingkat breakdown yang tinggi adalah karena sistem perawatan mesin pada Mill MNO belum optimal karena sistem perawatan mesin yang sudah diterapkan tidak dapat mengantisipasi tingkat breakdown pada waktu-waktu puncak, sehingga suatu sistem perawatan mesin yang menyeluruh dan detail harus dibuat dan dijalankan dengan konsisten. Usulan Penerapan Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, didapat nilai OEE pada PT. FMI sebesar 86,740/0, meski nilai tersebut cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan lebih baik lagi, salah satunya adalah dengan cara mengatasi tingkat breakdown yang tinggi yang sering menjadi tren setiap tahunnya. Oleh karena itu perlu diusulkan beberapa alternatif perbaikan yang efektif pada perusahaan agar didapat hasil yang lebih optimal, adapun usulan perbaikan tersebut adalah sebagai
berikut:
l.
Dalam menunjang TPM agar bagian produksi mempunyai tim-tim kecil yang dapat melakukan Autonomous Maintenance (AM) secara konsisten dan berkala. Meskipun tindakan perawatan yang dilakukan hanya tightening (mengencangkar), lubricating (melumasi), dan cleaning (membersihkan), tetapi dengan perawatan dasar yang berkala, hasil yang didapatkan dapat memperpanjang waktu hidup (life span) mesin yang ada. Terdapat 7 langkah (seven steps) dalam membuat program AM, perlunya melakukan hal-hal tersebut dibawah ini, antara lain : . Initial Clearning (pembersihan awal) Dalam langkah ini dilakukan pembersihan awal terhadap lingkungan kerja dan
. o o . o
40
mesin yang ada. Countermeasures of Dirt (langkah untuk mengatasi sebab dan efek kotoran). Penetapan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi penyebab dan efek yanmg dihasilkan oleh kotoran. Standard ofLubricating and Cleaning (standar dalam lubrikasi dan kebersihan). Penerapan standar dalam melumasi mesin, lama pemakaian, jadwal dan proses pembersihan. General Inspection (inspeksi secara umum) Penetapan jadwal inspeksi umum terhadap semua mesin secara menyeluruh, dapat dilakukan dengan kerjasama dengan departemen maintenance. Autonomous Inspectioz (inspeksi oleh tim-tim kecil) lnspeksi oleh tim-tim kecil yang dilakukan secara rutin untuk mencari kerusakan kecil atau kerusakan yang tidak terdeteksi (hidden causes). Organization and Tidiness (keteraturan dan kerapihan)
ANALISIS PR0SES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sarjono, Edi Santoso, Endy Setiawan,
Afio Puiadi
Seiri (Organization) dan Seiton (Tidiness) diusahakan dalam perusahan, dimana tercipta suatu keadaan yang teratur dan rapi dimana semua dijalankan dengan
o
sistematis. Full Autonomous Maintenance
Setiap karyawan dapat menjaga dan memelihara peralatan yang ada, dimana tercipta suatu keadaan yang harmonis antara departemen maintenance dengan 2.
-r-
4.
5.
6.
7.
departemen produksi, bekerjasama untuk menghilangkan downtime dan defects. Jadwal dan program dalam Autonomous Maintenance juga harus dibuat dengan detail dan berkala. Dengan adanya jadwal dan program AM, perawatan dasar dapat dilakukan dengan rutin, dan dengan cara yang jelas, contohnya melakukan lubrikasi tiap 10 menit sebelum dan sesudah shift produksi, 30 menit pada akhir minggu dan I jam pada akhir bulan. Manajemen juga harus mengusahakan agar work environment (lingkungan kerja) yang ada mendukung program yang akan dilakukan. Lingkungan kerja yang dimaksudkan bukan hanya lingkungan fisik semata, tetapi juga harus diperhatikan aspek psikologis
dari para pekerja. Dengan lingkungan ke{a yang bersih dan menyenangkan, para pekerja akan lebih termotivasi untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan. Salah satu aspek terpenting dalam TPM adalah pelaksanaan Preventive Maintenance (PM). PM harus dilakukan secara rutin, dengan serius dan konsisten. PM terutama sangat penting saat PT. FMI mencapai "High Season" dimana permintaan tepung meningkat, biasanya menjelang hari raya Lebaran dan Natal. Dengan program PM yang baik, dimana perawatan berkala dilakukan secara rutin, berdasarkan desain mesin, tingkat breakdown yang terjadi pada saat tersebut seharusnya dapat diatasi. Dalam hal ini, diperlukan juga suatu metode Predicitive Maintenance (PdM) dimana dengan metode ini, perusahaan dapat melakukan suatu prediksi berdasarkan tren-tren yang ada pada masa lalu sehingga breakdown yang te{adi dapat diperkirakan dan diantisipasi lebih awal. Dengan Pdm, dapat dibuat suatu jadwal preventive maintenance yang baik dengan memperkirakan kapan breakdown selanjutnya akan terjadi. Dengan jadwal preventif yang baik, life cycle dari mesin yarg ada akan menjadi lebih panjang sebelum mencapai tahap w ear-out. Dalam implementasinya, memang preventive maintenance tidak dapat mengeliminasi downtime secara menyeluruh. Dalam hal ini, perusahan harus dapat membuat suatu metode perbaikan (corrective maintenance) yang inovatif dan original, dimana metode tersebut dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan efisien dan efektif (oncondition maintenance atau condition based- maintenance). Kerusakan yang ada tidak dapat disama-ratakan karena tiap kerusakan selalu berubah-ubah berdasarkan kondisi yang ada. Dengan on-condition maintenance, perawatan mesin diharapkan menjadi kreatif dengan improvisasi untuk menyelesaikan masalah dengan cepat. Program TPM yang sudah dijalankan oleh perusahaan juga harus terus dipantau dan dianalisa perkembangan dan hasilnya. Masalah-masalah yang timbul harus dianalisa dan dicari solusinya sehingga tujuan dari TPM yakni zero defect dan zero breakdown dapat tercapai. Bila memungkinkan, program TPM yang ada diikutsertakan dalam kompetisi produktifitas seperti PM Prize di Jepang.
41
& Bisnis. Volume 4, No 1, luni
8.
2009
Setelah program TPM yang ada dipantau dan dianalisa dan hasilnya diketahui, tujuantujuan baru harus dibuat (set new goals). Tujuan yang dibuat tentu saja harus mefibihi
apa yang sudah dicapai pada periode sebelumnya. Tujuan tersebut bisa saja memperbaiki kekurangan yang terjadi atau meningkatkan standar pencapaian yang harus diraih.
9.
Continous Improvement harus terus digalakkan dan harus menjadi motto perusahaan sehingga perusahaan harus mencapai suatu tingkatan dimana perbaikan menjadi suatu hal yang diutamakan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa simpulan, antara
lain:
o
. o
.
Jumlah defect tepung "Piring Terbang" pada bulan Mei dan Juni 2009 pada mill MNO adalah sebesar 7,112,704 kilogram tepung Nilai kapabilitas proses dari zil/ MNO didapatkan sebesar Cp:0.g165, dimana nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan proses produksi pada mill MNo kurang baik, dan perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan proses. Dari hasil perhitungan OEE mill MNO didapat nilai-nilai sebagai berikut : a). Nilai avaibility = 0,9411, b). Nilai performance:0,9691, c). Nilai quality:0,9511, sehingga nilai OEE adalah 86,J4oh, tetapi tingkat breakdown bulan Mei dan Juni 2009 sangat tinggi yaitu 28,17 jam dan 21 .58 jam. Dari hasil pembuatan FMECA, penyebab potensial yang menyebabkan tingginya tingkat breakdown pada bulan Mei-Juni 2009, adalah karena mesin-mesin yang ada tidak dapat beroperasi secara optimal, karena beberapa mesin memiliki umur yang tua dan kurangnya waktu istirahat mesin.
Saran Sebagai implikasi dari hasil penelitian sebagai berikut
o o
ini maka dapat disarikan beberapa saran adalah
:
Manajemen tingkat atas pada PT. FMI harus memberi prioritas dan perhatian yang penuh dalam usaha perawatan mesin (maintenance) secara berkesinambungan.
Training dan edukasi harus diberikan bagi karyawan agar mereka dapat mengoperasikan, memelihara dan melakukan perbaikan terhadap mesin-mesin secara benar dan baik.
.
Suatu program autonomous maintenance harus dibuat untuk menentukan standar pekerjaan, jadwal pengeq'akan dan sebagai tindakan kontrol atas apa yang sudah
o
Metode corrective maintenance yang dipakai harus selalu berinovasi, kreatif dan original untuk mengatasi setiap perubahan yang ada dilapangan, sehingga perbaikan
dikerj akan sebelumnya.
mesin dapat dilakukan dengan cepat.
42
ANALISIS PRoSES PERAWATAN MESIN ..., Haryadi Sarjono, Edi Santoso, Endy Setiawan,
Afio Pujadi
DAFTAR PUSTAKA Aminudin, (2005), Prinsip-prinsip Riset Operasi, Erlangga, Jakarta Blanchard, Benyamin S., (1976), Engineering Organization and Management, Printice Hall., lnc, Englewood Cliffs, NJ. Blachard, Benyamin S., Verma, Dinesh, Peterson, Elmer L., (1995), Maintainability, a key to effective serviceability and Maintenance Management. Jokn Willey & Sons Canada
Crosby, Philip B., (1979), Quality is Free. The New American Library, Inc., New York Figenbaum, A. V., (1983), Total Quality Contol,3rd ed. McGraw-Hill Book Co, New
York.
Heizer, Jay
&
Render, Barry., (2005), Prinsip-prinsip Manajemen Operasional,
(terjemahan) Edisi ke tujuh, jilid I dan2, Salemba Empat, Jakarta. Herjantor, Eddy, (2005), Manajemen Produksi dan Operasi, Grasindo, Jakarta
Gaspersz, Vincent, (1998), Statisticql Process Control : Penerapan Telcnik-teknik Statistikal dalam manajemen Bisnis Total. Yayasan Indonesia Emas, lnstitut VINCENT, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Juran, Joseph M., (1988), Quality Control Handbook,4th ed. McGraw-Hill Book Co, New York. Levitt, Joel (2003), Complete Guide to Preventive and Predictive Maintenance, InLdustrral Press, USA. Lungan, fuchard, (2006), Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang, Graha llmu, Jakarta Montgomery, Douglas C., (2001), Introduction to Statistical Quality Control.4th Edition
John Wiley & Sons, Canada. Mulyono, Sri., (2004), Riset Operasi,Lembaga Penerbit FEUI., Jakarta
Nakajima, Seiichi, (1988), Introduction Productivity Press, Cambridge, MA.
to TPM :
Total Productive Maintenance.
Nasution, Arman H., (2006), Manajemen Industri, Penerbit Andi, Surabaya. Newbrough, 8.T., (1960), Effictive Maintenance Management, McGraw-Hill Book, Co, New York. Pyzdek, Thomas, (2002),The Six Sigma Handbook, Salemba Empat, lakarta. Patton, Joseph D., (1995), Preventive Maintenance, lnstrument Society of America, USA. Shim, Jae K. & Siegel, Joel G., (2002), Operations Management, Barron's Educational series., Inc. New York. Taylor, Bernard W. lll, (2001), Sains Manaiemen, Pendekatan Matematika dan Bisnis, (terjemahan) , jilid 2, Salemba Empat, Jakarta
43